LANDASAN TEORI
A. DEFINISI INFEKSI
Resiko terhadap infeksi adalah suatu keadaan dimana seorang individu beresiko
terserang oleh agen patogenik dan oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau
parasit lainnya) dari sumber eksternal, sumber endogen, dan sumber eksogen.
(Herdman, 2012). Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme
yang mampu menyebabkan sakit. (Potter & Perry, 2008). Infeksi merupakan
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien dari rumah sakit pada saat
terjadi pada pasien yang dirawat di ruang, seperti : ruang perawatan anak, ruang
perawatan penyakit dalam, ruang perawatan intensif, ruang perawatan isolasi, dan
lain sebagainya. (Darmadi, 2008). Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat
dari rumah sakit yang terjadi pada pasien yang dirawat selama 72 jam, dan tidak
menunjukkan tanda gejala infeksi pada saat masuk rumah sakit. ( Brooker, 2008).
Infeksi luka operasi adalah infeksi pada tempat di daerah luka setelah tindakan
bedah. (Anaya & dellinger, 2008). Infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi
dalam kurun waktu 30 hari setalh tindakan operasi jika tidak ada tindakan
implantasi, atau dalam kurun waktu 1 tahun setelah tindakan operasi jika ada
tindakan implantasi, dan infeksi yang nampak ada hubungan nya setelah dilakukan
B. ETIOLOGI
1. Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri
tubuhnya. Bakteri bisa masuk antara lain : melalui udara, tanah, air,
2. Virus
3. Parasit
4. Fungi
Faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi pada pasien adalah
jumlah tenaga kesehatan yang sering kontak langsung dengan pasien, jenis, jumlah
prosedur invasif, lamanyppppa perawatan, dan terapi yang diterima pasien di rumah
sakit. Sedangkan, faktor resiko penyebab infeksi luka operasi dibagi menjadi 3,
yaitu :
1. Faktor mikroorganisme
intrasel. Selain itu derajat kelas luka, teknik aseptik, dan antiseptik yang
digunakan, rawat inap pra operasi yang lama, dan lama tindakan bedah
pembedahan.
3. Faktro usia
Usia muda dan usia tua berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh
et al, 2011 ).
dilahirkan, wanita yang menyusui, orang dengan kondisi kronis, seperti : diabetes,
kanker, penyakit vaskular, dan penyakit paru. Mereka yang dengan luka atau
penyakit kulit, kateter intravena, sayatan operasi, dan mereka yang mempunyai
( Iwan, 2008 ).
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Secara Umum
Tanda utama infeksi adalah demam, suhu antara 96,8-100 0F atau 37-38 0C
2. Tanda dan gejala yang lazim terjadi pada infeksi, sebagai berikut :
a. Rubor
b. Kalor
normal.
c. Dolor
meradang.
d. Tumor
F. RANTAI INFEKSI
Proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antara berbagai faktor
yang slaing mempengaruhi, yaitu agen infeksi, reservoir, portal de exit, portal de
RESERVOIR HOST
CARA PENYEBARAN
1. Agen Infeksi
Mikroorganisme yang termasuk agen infeksi antara lain : bakteri, virus, jamur,
organisme ini bisa hidup dan berbiak di kulit. Organisme transient melekat pada
kulit saat seseorang kontak langsung dnegan objek atau ornaglain dalam aktivitas
normal. Organisme ini siap ditularkan kecuali dengan cuci tangan. Organisme
resident tidak mudah dihilangkan melalui cuci tangan dengan sabun dan detergen
hidup dalam host serta kerentanan dalam host. Seseorang terkena infeksi
Sumber yang umum adalah mikroorganisme dalam tubuh klien, tanaman, hewan,
atau lingkungan umum. Individu paling sering menjadi sumber infeksi bagi
individu lain dan bagi mereka sendiri. Sebagai contoh : individu yang memiliki
patogen bisa menyebabkan oranglain menjadi sakit. Kuman dapat hidup dan
kuman. Karakteristik tersebut adalah air, suhu, Ph, udara dan, pencahayaan.
individu tersebut. Kulit adalah bagian rentang terhadap infeksi, namun adanya
mereka harus menemukan jalan ke luar jika mereka Pmasuk ke tubuh lain dan
5. Cara penyebaran
misalnya : darah atau cairan tubuh, dan hubungan kelamin. Secara tidak
6. Host
Host biasanya manusia atau hewan yang sesuai dnegan kebutuhan agent untuk
bisa bertahan hidup dan berkembangbiak. Jadi apabila ada agent tetapi tidak ada
Infeksi luka operasi paling sering terjadi 5 – 6 hari setelah operasi tetapi
mungkin saja berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari pada itu. Sekitar 80% -
90% dari semua infeksi post-operasi yang terjadi dalam 30 hari setelah dilakukan
operasi. Dengan bertambahnya pasien operasi rawat jalan, dan mengurangi
lamanya rawat inap, 30% sampai 40% menunjukan berkurangnya luka infeksi
Infeksi luka operasi insisi superfisial, dan insisi dalam ditandai oleh eritema,
tenderness, edema, dan terkadang ada pengeringan (drains). Luka sering halus dan
tidak rata pada sisi yang terinfeksi. Pasien juga dapat mengalami leukositosis dan
Kriteria untuk mendiagnosa infeksi luka operasi menurut CDC dibagi menjadi
tiga yaitu :
8