Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH INDIVIDU

AGEN-AGEN MIKROORGANISME PENYEBAB INFEKSI


DAN PATOMEKANISME INFEKSI JAMUR DAN PARASIT

Disusun oleh
Nama : Willy Christian Putra
NIM : 41150042
Kelompok/Tutorial : 1/B

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi dan Identifikasi
terbagi dari beberapa jenis yaitu :
Agen-agen mikroorganisme mikrobiologi penyebab infeksi atau biasa disebut patogen
berasal dari bahasa Yunani yaitu yang berarti penyebab penderitaan. patogen
dalam arti sempit adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya.
Umumnya istilah ini diberikan untuk agen-agen yang mengacaukan fisiologi normal ,
manusia namun patogen dapat pula menginfeksi organisme uniselular dari kerjjan biologi.
Infeksi terjadi jika mikroorganisme bertumbuh dan mengalahkan mekanisme pertahanan
tubuh. Suatu patogen harus berkembang biak dalam tubuh untuk dapat menimbulkan infeksi
yang biasa disebut virulensi. Virulensi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
mikroorganisme yang diperlukan untuk mengakibatkan infeksi.
Infeksi merupakan proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme ke dalam
tubuh (seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit) yang dalam keadaan normal mikroorganisme
tersebut tidak terdapat di dalam tubuh. Cara penularannya dibagi menjadi kontak langsung
dan tidak langsung. Kontak langsung tediri atas penyebaran orang ke orang, sedangkan
kontak tidak langsung terdiri atas gigitan serangga yang hanya menjadi pembawa dari
mikroorganisme atau vektor dan kontaminasi air atau makanan. Parasit terdiri dari Uniseluler
dan Multiseluler :
1. Uniseluler.

Uniseluler adalah yang mempunyai satu sel seperti golongan filum


Sarcomastigophora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora dan Ciliophora. parasit yang
termasuk dalam filum Sarcomastigophora adalah Trypanosoma, Trichomonas,
Tritrichomonas, Histomonas, Giardia. Parasit yang termasuk filum Apicomplexa adalah
Hepatozoon, Eimeria, Isospora, Cryptospondia, Toxoplasma, Sarcocystis Besnoitia,
Hammondia, Plasmodiuin. Haemoproteus, Leucocytozoon, Baesia dan Theileria. Parasit
yang termasuk Microspora adalah Encephalotozoon (parasit pada otak dan ginjal
kelinci, tikus, marmut, anjing, hamster). Parasit yang termasuk kedalam filum
Ciliophora adalah Balantidium.
2. Multiseluler.

Multiseluler adalah lebih dari satu sel seperti intervebrata golongan filum
Nemathelininthes, Plathyhelminthes, Crustacea Arthropoda. Parasit yang termasuk filum
Nemathelininthes contohnya Ascaris, Ancylostoma, Haemonchus, Spirocerca. Parasit
yang termasuk filum Platyhelminthes contohnya Taema, Raillietina, Fasciola,
Eurythrema, Paramphistomum. Parasit yang termasuk Crustace contohnya anggota ordo
Isopoda, dan sebagian dari ordo Amphipoda dan Decapoda yang semua termasuk parasit
pada hewan akuatik.
Cacing parasit adalah organisme multisel dengan diferensiasi tinggi. Sebagian besar
siklus hidup terjadi bergantian antara reproduksi seksual pada penjamu tertentu dan
multiplikasi aseksual pada penjamu perantara vektor. Cacing terbagi atas tiga kelompok,
yaitu :
a. Cacing bulat (nematoda), berbentuk bulat pada potongan melintang dan tidak
bersegmen. Jenis cacing parasit yang termasuk nematoda adalah Ascaris
Lumbricoides, Strongyloides stercoralis, dan Tricinella spiralis.
b. Cacing Pita (cestoda), memiliki kepala (scolex) dan pita bersegmen gepeng
(proglotid) yang dilapisi oleh suatu kulit absorptif. Kelas ini mencakup cacing pita
babi, sapi, dan ikan serta larva cacing pita kistik.
c. Cacing pipih (trematoda), yaitu cacing primitif mirip daun dengan integelmen sensitir-
rm, mencakup cacing pita hati dan paru Asia serta skistosoma yang menetap dalam
darah.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Patomekanisme
Parasit memiliki berbagai cara untuk menyebabkan penyakit pada sel inangnya :
1. Cacing
Misalnya pada infeksi cacing tambang melalui kulit yang disebabkan oleh jenis
nematoda yaitu Ascaris lumbricoides, Necator Americanus, Ancylostoma duodenale dan
Trichuris trichiura. Selain dari tanah ke kulit, dapat juga terjadi autoinfeksi di saluran
gastrointestinal khususnya pada seseorang yang makan tanpa memperhatikan sanitasi
yang baik (mencuci tangan, dan sebagaiya). Cacing dewasa hidup melekat pada mukosa
jejunum dan bagian atas ileum. Cacing betina N. americanus dapat memproduksi 10.000
telur sehari dan A. duodenale memproduksi 20.000 telur sehari. Dalam kondisi yang
memungkinkan; tanah berpasir yang hangat dan lembab, telur di tanah tumbuh dan
berkembang menjadi embrio dalam 24-48 jam pada suhu 23 sampai 30 C. Setelah
masuk melalui kulit, cacing akan melalui 3 fase perjalanan, yaitu :
1. Fase cutaneus, yaitu cutaneus larva migrans, berupa efek larva yang menembus kulit
dan dapat menyebabkan dermatitis yang biasa disebut Ground itch, lalu akan timbul
rasa nyeri dan gatal pada tempat masuknya cacing.
2. Fase pulmonary, setelah masuk ke kulit cacing akan menembus pembuluh darah
melalui pembuluh darah vena sehingga sampai ke pulmo. Biasanya menyebabkan
batuk kering, asma yang disertai dengan wheezing dan demam.
3. Fase intestinal, setelah dari pulmo dan sirkulasi cacing sampai ke gstrointestinal dan
menempel pada mukosa usus halus lalu mengisap darah. Cacing ini dapat mengiritasi
usus halus menyebabkan mual, muntah, nyeri perut, diare, dan feses yang berdarah
dan berlendir. Anemia defisiensi besi dijumpai pada infeksi cacing tambang kronis
akibat kehilangan darah melalui usus akibat dihisap oleh cacing tersebut di mukosa
usus.
2. Jamur
Infeksi Jamur sendiri terbagi menjadi dua jenis , yaitu :
Infeksi jamur difus memiliki contoh :
Coccidiodomycosis

Coccidiodes immits merupakan jamur dimorfik yang sangat patogen yang secara normal
terdapat di tanah dengan pH setengah asam (semi-acid). Ditemukan di daerah tertentu seperti
dibagian barat daya Amerika Serikat, sebagian Meksiko dan Amerika Selatan, tetapi karena
mobilitas penduduk, jamur ini bisa ditemukan jauh ari tempat aslinya. Infeksi dimulai dari
inhalasi artroconidia yang menyebabkan infeksi paru primer. Sebagian besar pasien tetap
asimtomatik dan hanya 0.2% yang menyebar diluar saluran pernafasan. Sepertiga kasus
ekstrapulmoner berbentuk meningitis. Susunan saraf pusat merupakan satu-satunya organ
yang terkena gangguan saat/periode disiminasi, keadan ini terjadi dalam beberapa bulan
setelah infeksi primer. Status imunologi pasien berperan pada penyebaran ekstraparu,
keadaanimunosupresi seperti pada pemberian kortikosteroid, memudahkan penyebaran
ekstraparu.
Cryptococcosis

Cryptococcosis merupakan infeksi jamur yang paling sering ditemukan pada susunan saraf
pusat, tetapi akhir-akhir ini kedudukannya digeser oleh candidiasis. Cryptococcosis dapat
menyerang orang sehat maupun immunocompromised. Infeksi pertama pada paru-paru,
kemudian menyebar ke otak pada 10-50% kasus. Gejala awal biasanya nyeri kepala, muntah
dan afebris, tetapi gejala yang paling sering adalah febris yang berlangsung subakut-klinis,
kelemahan umum dan kejang. Pada funduskopi ditemukan pepil udem sampai 40% kasus dan
30% kasus dengan parese n.VI. Granuloma fokal atau abses menyebabkan defisit neurologis
fokal, hemiparese atau gejala TTIK.
Candidiasis

Jarang menginfeksi individu sehat,karena merupakan flora normal di daerah


mulut danmerupakan jamur pathogen opportunistic. Berbeda dengan jamur lain, candidi tidak
melalui jalur paru, tetapi lewat jalur saluran cerna, saluran kemih, saluran pernafasan dan
masuk ke aliran darah langsung lewat pemasangan kateter. Infeksi pada susunan saraf pusat
terjadi pada 50% dari infeksi candidiasis sistemik, dan mencapai 80% pada kasus candida
endocarditis dengan distribusi yang sama pada semua kelompok umur.

Infeksi jamur fokal :


Aspergillosis

Aspergillus fumigatus dan kelompok Mucor paling sering mencapai susunan saraf pusat
lewat paru 50%. Gambaran klinis aspergillosis pada otak biasanya berupa proses desak ruang,
jarang berbentuk meningitis. Manifestasi aspergillosis biasanya berbentuk abses tunggal
dengan kapsul yang tegas (single well-encapsulated abcess). Pada pasien yang
immunocompromised abses bisa tunggal bisa multiple dan nampak di daerah sirkulasi
anterior dan posterior, pada keadaan lain pada pasien yang immunocompromised bisa
ditemukan trombosis vaskuler dan infark.

Mucormycosis

Dalam kelompok ini terdapat tiga jenis yaitu Mucor, Rhizopus dan Absidia dan yang paling
sering menimbulkan infeksi adalah Rhizopus. Rhizopus merupakan flora normal di
nasofaring, dan menjadi patogen pada pasien yang mengalami ketoasidosis diabetikum serta
cepat menjadi bentuk rhinocerebral (80-90%). Abses otak karena penyebaran dari paru hanya
ditemukan pada pasien yang immunocompromised. Infark otak bisa disebabkan karena oklusi
vaskuler. Mucormycosis rhinocerebral dimulai dari sinus paranasal dan menyebar sampai
daerah orbita. Keluhan awal biasanya nyeri kepala, nyeri daerah mata dan periorbita dengan
pembengkakan, selain itu ditemukan optalmoplegi eksterna dan proptosis. Tajam penglihatan
menurun akibat sumbatan pada arteri sentralis retina. Penyebaran intrakranial lewat orbita
dapat menimbulkan ensefalitis dandiikuti pembentukan abses.

BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari Hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan, Parasit adalah organisme yang
eksistensinya tergantung adanya organisme lain yang dikenal sebagai induk semang atau
hospes. Parasit terdiri dari hewan bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler).
Cacing mempunyai berbagai cara untuk masuk kedalam tubuh dan menyebabkan penyakit
salah satu contohnya adalah caing tanah yang masuk melalui menembus kulit dan masuk
sirkulasi sehingga sampai ke gastrointestinal. Infeksi jamur terbagi menjadi dua kelompok
yaitu infeksi jamur difus dan infeksi jamur fokal.
DAFTAR PUSTAKA

Kumar, V , et al (Eds).(2014), Robins and Cotran Pathology Basis of Disease, EGC,


Jakarta,.
Guyton dan Hall. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (12th ed.). Indonesia :
Elsevier.
Wilson, Lorraine M, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, EGC,
Jakarta, 2015.

Price, S; Wilson, L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi
6. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai