Anda di halaman 1dari 25

Undang-Undang Kesehatan dan Undang-Undang Praktik Kedokteran

Dr.Leonardo Cahyo Nugroho


4 Juni 2018

Noters: Stany Chay, Tiffany SNSD Editor:hancocs Korektor: rinumangsa

Etika
• Etika adalah pengetahuan tentang moralitas, menilai baik buruknya
sesuatu ditinjau dari sisi moral
• Etika dapat mengandung norma kesusilaan (yaitu sikap dan perilaku),
maupun norma kesopanan (yaitu perilaku antar manusia), dan dapat
dipengaruhi oleh norma agama dan norma hukum
• Etika Kedokteran adalah penerapan penalaran moral pada masalah yang
dihadapi dokter dalam berprofesi sbg dokter

HUKUM
• Hukum adh peraturan perundang-undangan yg dibuat oleh suatu
kekuasaan, dalam mengatur pergaulan hidup masyarakat
• Hukum Perdata mengatur subyek dan antar subyek dalam hubungan dan
kedudukannya yang sederajat
• Hukum pidana adh peraturan mengenai hukuman (penguasa dan
pemerintah mempunyai kedudukan yang tertinggi)
Etik
• Berlaku untuk profesi
• Disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi
• Etik bisa tertulis dan tidak tertulis
• Sanksi etik berupa tuntunan
Pelanggaran etik diselesaikan oleh Profesi
• Penyelesaikan pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik

Hukum
• Berlaku untuk umum
• Disusun oleh badan pemerintah yang berkuasa
• Hukum tersusun rinci dalam UU dan lembaran negara
• Sanksi hukum berupa tuntutan
• Pelanggaran hukum diselesaikan oleh aparat hukum / pengadilan
• Penyelesaian pelanggaran hukum harus dengan bukti fisik

Jadi hukum itu sifatnya MEMAKSA guys, beda sama etika yang sifatnya menuntun
(tidak begitu dipaksa dan dituntut) . Kesulitan kita dokter saat ini adalah banyak
sekali pihak berwenang maupun para pengacara yang suka mencari kesalahan
dokter even mereka nggak tahu kesalahan tersebut tidak disengaja.
Kesulitan saat ini di Indonesia
• Etika mempunyai sanksi moral, profesi mempunyai sanksi disiplin profesi.
• Dan sekarang para ahli hukum menganggap bahwa standar prosedur dan
pelayanan kesehatan dianggap sebagai ranah hukum.
• Dan ini menurut profesi kesehatan dianggap bahwa memenuhi standar
profesi adalah bagian dari sikap etis dan profesional
• Sehingga penafsiran ahli hukum: pelanggaran standar profesi dapat
diartikan juga melanggar hukum
• Ini perlu diinformasikan kepada profesi kesehatan dan profesi hukum, hal
ini harus berbeda

HUBUNGAN HUKUM PASIEN DAN DOKTER


Bentuk Perjanjian:
1. Resultaatverbintenis: objek perjanjian adalah hasil dari suatu tindakan/
perbuatan hukum tertentu
Dari bentuk ini, intinya bisa dituntut kalau menjanjikan suatu hasil
1. Inspaningverbintenis : objek perjanjian adalah berdasarkan suatuan upaya
yang maksimal

Harusnya dari pengetian diatas kita tahu bahwa dokter itu hubungannya dengan
pasien yang inspaningverbitenis, jadi kita memaksimalkan sesuatu sehingga kalau
terjadi kesalahan atau ketidakpuasan karena bukan kesalahan dokter maka dokter
tidak dapat dituntut.

Hanya banyak pasien zaman now ini suka banget beranggapan bahwa hubungannya
dengan dokter bersifat resultaan atau hasilnya harus sesuai keinginan, sempurna
lah pokoknya. Memang kita dewa ? Sabar...sabarr...✌Kita dapat dituntut kecuali
menjanjikan sesuatu ke pasien contoh : Jojo mau naikin hidungnya biar perfect
terus dokter adneks janjiin ke jojo dijamin abis operasi hidungnya naik 5 cm dokter
adneks bahkan janji kalau pasti naik, eh setelah operasi hidung jojo cuman naik 3
cm nah disini dr adneks bisa dituntut karena uda janji dan sifat hubungannya
resultaan bukan mengusahakan atau inspaning.

Seorang Dokter bertanggung jawab secara

1)Moral: terhadap Sang Pencipta (melalui Sumpah Dokter)

2)Etik: terhadap organisasi profesi & masyarakat kedokteran

3)Disiplin: terhadap Konsil Kedokteran Indonesia & MKDKI

4)Hukum: Kedokteran , pidana , perdata , administrasi


TERMINOLOGI HUKUM KESEHATAN
• Medical Law (Inggris,USA) = Hukum Kedokteran
• Gesuntheitsrecht (Jerman) = Hukum Kesehatan
• Droit Medical (Perancis, Belgia) = Hukum Kedokteran
• Gezondheidsrecht (Belanda) = Hukum Kesehatan
• Health Law (WHO) = Hukum Kesehatan
• Hukum Pelayanan Medis = Prof Hermien Hendarmin
• Hukum Pelayanan Kesehatan = Prof Padmo Wahyono

Perbedaan Hukum Kesehatan dan Hukum Kedokteran


• Hukum Kesehatan = bagian dari ilmu hukum yang membahas atau
mengatur mengenai pelayanan kesehatan
• Hukum Kedokteran = bagian dari ilmu hukum kesehatan yang
membahas atau mengatur mengenai pelayanan medis
• Pelayanan kesehatan = tenaga kesehatan
• Pelayanan medis = tenaga medis

Hukum Kesehatan

Hukum kesehatan meliputi :


Semua ketentuan hukum yang langsung berhubungan dengan pemeliharaan
kesehatan dan penerapan dari hukum perdata, hukum pidana, dan hukum
administratif dalam hubungan tersebut.

Pula pedoman internasional, hukum kebiasaan dan jurisprudensi yang berkaitan


dengan pemeliharaan kesehatan, hukum otonom, ilmu dan literatur, menjadi
sumber hukum kesehatan

Ilmu tentang hubungan hukum di mana dokter merupakan salah satu pihak (subjek
hukum), dalam menjalankan profesinya untuk memberikan pelayanan medis.
Jelas banget di gambar tadi bahwa sebenarnya hukum kedokteran ini ada dalam
lingkup hukum kesehatan, jadi hukum kesehatanlah yang terluas.

Ingat guys kita sebagai dokter itu disebut tenaga medis, hukum kita ya UUPK tadi,
kalau para medis itu baru mencakup bidan, perawat, analis laborsn, dll. Nah kalo ini
kita semua pakemya hukum kesehatan.

Instrumen Hukum Kedokteran

Internasional

1. The Hippocratic Oath

2. Declaration of Geneva

3. International Code of Medical Ethics

4. Nurenberg Code

5. Constitution of the World Health Organization

6. American Hospital Association = A Patient’s Bill of Rights

7. The World Medical Association = Declaration of Helsinki

Nasional

1. UU No. 29 Thn 2004 tentang Praktik Kedokteran

2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

3. UU No. 41 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

4. PP no. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

5. KepMenkes RI No. 434/Menkes/SK/X/1983 tentang Kode Etik Kedokteran


Indonesia

6. Permenkes RI No. 585/Menkes/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan


Medik

7. dll.
Apa sih bedaNYA hUkum perdata dan pidana?

• HUKUM PERDATA bersifat privat yang menitikberatkan dalam mengatur


mengenai hubungan antara orang perorangan (perseorangan).

• Oleh karena itu, ketentuan-ketentuan dalam hukum perdata hanya


berdampak langsung bagi para pihak yang terlibat.

• HUKUM PIDANA bertujuan untuk melindungi kepentingan umum yang


memiliki implikasi secara langsung pada masyarakat secara luas (umum),
dimana apabila suatu tindak pidana dilakukan, berdampak buruk terhadap
keamanan, ketenteraman, kesejahteraan dan ketertiban umum di
masyarakat.

Penerapan Hukum Perdata

• Pasal 1233 BW: Lahirnya perikatan

• Pasal 1320 BW: Syarat sahnya perjanjian

• Pasal 1365 BW: Perbuatan Melawan Hukum

• Pasal 1243 BW: Wanprestasi

• Pasal 1367 BW: Tanggung jawab majikan terhadap bawahan

Kita bahas hukum perdata dulu ya atau KUHP (perdata) jangan lupa hafalkan 5 UU
diatas tadi ya....

Jadi guys hukum perdata ini sudah digunakan dari zaman dahulu ya tepatnya zaman
belanda makaya sekarang sedang dirancang untuk perubahan soalnya banyak yang
nggak sinkron lagi sama zaman now. Contoh : seseorang yang melakukan
pelanggaran secara perdata dikenai hukuman 5 tahun penjara dan denda 500
rupiah, bukan 500K ya, ini memang 500 perak. Yakali mau didenda sekecil itu yang
ada pelakunya malah minta naikin dikit dong, murah banget dendanya. Wkwkwk

Oh iya aku mau jelasin juga tentang wanprestasi ini, wanprestasi itu adalah
ketidakmampuan kita mencapai prestasi / tujuan yang diharapkan . Misalnya kita
sebagai dokter, prestasinya adalah hasil yang dinilai pasien Nah prestasi kita dinilai
dari mana ? Ternyata dari kesembuhan / tujuan tindakan dokter ke pasien tersebut
itu apa, jadi kalo kita nggak sesuai tujuan / istilahnya tidak berprestasi di depan
pasien bisa saja kita kena perdata. (1243)

Contoh untuk penerapan UU 1367 itu seperti kalo dokter sebagai klinisi / bawahan
dalam hirarki RS bermasalah / malpraktik, maka RS tempat ia kerja juga akan
terlibat kasus, (misalnya ya ikut kena denda) karena dalam hal ini RS sebagai
MAJIKAN ya...wkwkw

Penerapan Hukum Pidana

• Euthanasia dan aborsi diatur di dalam KUHP

• Pasal 359 KUHP: Kelalaian yang menyebabkan kematian

• Pasal 360 KUHP: Kelalaian yang menyebabkan luka berat

• Pasal 351 KUHP: Penganiayaan

• Pasal 531 KUHP: Penelantaran

• Pasal 322 KUHP: Wajib simpan rahasia kedokteran

Nah masuk pidana ini, ngeri banget ini guys soalnya hukumanyya nggak soal denda
lagi tapi penjara cuy...

Tambahan lagi buat bedanya pidana dan perdata. Kalo perdata itu sifatnya
individual contoh hanya antar dokter dan pasien yang merasa dirugikan ataupun
keluarga tanpa melibatkan pihak berwenang seperti polisi, jaksa, dll

Kalau pidana kita langgar UU dan ditangani lansung oleh pihak berwenang guys.
Contoh :

• Pasal 359 : dokter lupa bilang perawat buat suntikin insulin ke pasien DM
akhirnya pasien terjadi komplikasi hingga meninggal

• Pasal 531 : ada pasien kurang mampu yang mengalami henti jantung dan
butuh resusitasi jantung paru segera, tapi karena dokternya tahu pasien
ngga sanggup bayar, akhirnya pasien dibiarkan aja tergeletak di lorong
rumah sakit sampe meninggal (ini artinya adalah penelataran)
• Pasal 322 : misalnya sesama koass lagi makan bareng dokter lain di kafet RS,
terus ada 1 dokter yang tiba2 cerita “eh tahu ngga, itu ternyata pasien yang
pendarahan itu hamil diluar nikah dan hiv positif lho.. Itu lho pasien yang
dikamar 403” lah ternyata ada tetangga / keluarga pasien yang lagi makan
juga di kafet RS itu dan denger.. Jadilah yang harusnya rahasia malah
tersebar luas (dokternya otomatis bisa dituntut)

kalau wujud tuntutan pasien cuma protes ya at least pasien nanti dpindahkan
perawatannya ke fasilitas VIP dan dapat permintaan maaf full board dari direksi
sampe dokter yang bersangkutan, nah kalau tuntutannya via jalur hukum, repotttt
semuanya 

Penerapan Hukum Administratif

• Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan

• Surat Tanda Registrasi

• Ketentuan pemasangan papan nama, rekam medis administrative

• Dll

Undang-UndangKesehatan (Udang-Undang No. 36 tahun 2009)

• Disahkan 13 Oktober 2009

• Terdiri dari 22 bab dan 205 pasal

Ada istilah Leg Generalis yang artinya UU utama yang mengatur UU dibawahnya.
Contoh UU 36 tahun 2009 ttg STD/STR kurang dijelaskan secara rinci sehingga
dibikin lagi anakan dari UU tersebut buat merincikan. Jadi kaya hirarki begitu deh
ada undang” kepala dan undang” percabangannya.

Undang-Undang Kesehatan (Udang-Undang No. 36 tahun 2009)

1. KETENTUAN UMUM

2. ASAS DAN TUJUAN

3. HAK DAN KEWAJIBAN

4. TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH


5. SUMBER DAYA DI BIDANG KESEHATAN

6. UPAYA KESEHATAN

7. KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK, REMAJA, LANJUT USIA, DAN PENYANDANG


CACAT

8. GIZI

9. KESEHATAN JIWA

10. PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

Undang-Undang Kesehatan (Udang-Undang No. 36 tahun 2009)

11. KESEHATAN LINGKUNGAN

12. KESEHATAN KERJA

13. PENGELOLAAN KESEHATAN

14. INFORMASI KESEHATAN

15. PEMBIAYAAN KESEHATAN

16. PERAN SERTA MASYARAKAT

17. BADAN PERTIMBANGAN KESEHATAN

18. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

19. PENYIDIKAN

20. KETENTUAN PIDANA

21. KETENTUAN PERALIHAN

22. KETENTUAN PENUTUP

Undang-Undang Praktik Kedokteran (Undang-Undang No. 29 tahun 2004)

• Disahkan 6 Oktober 2004

• Terdiri dari 12 bab dan 88 pasal


Undang-Undang Praktik Kedokteran (Undang-Undang No. 29 tahun 2004)

1. KETENTUAN UMUM

2. ASAS DAN TUJUAN

3. KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

4. STANDAR PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI

5. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI

6. REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI

7. PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

8. DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI

9. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

10. KETENTUAN PIDANA

11. KETENTUAN PERALIHAN

12. KETENTUAN PENUTUP

Tenaga Kesehatan

• Dokter, dokter gigi, bidan, perawat, apoteker, tenaga penunjang lain


(fisioterapis, dll)

• Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam


melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

• Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk


mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

• Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, wajib melakukan


pemeriksaan kesehatan atas permintaan penegak hukum dengan biaya
ditanggung oleh negara sesuai kompetensi dan kewenangannya.
Hak Dokter

• mendapat perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai


dengan standar profesi dan standar prosedur operasional,

• memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar praktek


operasional,

• memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien/keluarga pasien,

• menerima imbalan jasa,

• menolak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan etika,


hukum, agama, dan nurani,

• mengakhiri hubungan dengan seorang pasien, jika menurut penilaiannya


kerjasama dengan pasien sudah tidak ada gunanya lagi (pasien tidak
kooperatif), kecuali dalam keadaan gawat darurat,

• menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, kecuali dalam keadaan


darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya,

• hak atas privacy, ketentraman bekerja,

• mengeluarkan surat keterangan dokter,

• menjadi anggota perhimpunan profesi.

Terkait isu tentang hukum kebiri ini guys, kikter punya hsk juga untuk menentang.
Sampai sekarang masih menjadi pertentangan antara IDI dan pihak yang
merumuskan UU hukuman kebiri tersebut.

IDI menentang bukan karena tidak sayang pada anak dsn wanita yang dilecehkan
secara sexual tapi dokter punya sumpah untuk tidak menyakiti pasien, lah prosedur
kebiri saja dilakukan oleh dokter dan masalahnya para petinggi negara tidak tahu
kalau kebiri itu bukan hanya menekan nafsu sex seseorang tetapi berkomplikasi ke
seluruh tu uh khususnya jantung, otot, dll lama” si pasiennya sakit dan itu karena si
dokternya. Giliran pasien uda sakit, kini malah diminta buat rawat pasiennya yang
dia sakiti sendiri. Kan anehhh....main main sama moral dokter. Wkwkwk

Merdeka IDI...
Kewajiban Dokter

Kewajiban dokter tertuang dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan
disusun dalam empat kelompok, yaitu:

• kewajiban umum,

• kewajiban dokter terhadap pasien,

• kewajiban dokter terhadap teman sejawat

• kewajiban dokter terhadap diri sendiri.

Kewajiban Dokter

• mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR),

• mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP),

• memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar praktek


operasional,

• menghormati hak pasien,

• memberikan penjelasan secara lengkap tentang kondisi pasien, tindakan


medis dan terapi yang akan dijalani pasien serta biayanya,

• meminta persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan medis,

• merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai keahlian/kemampuan yang


lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemerikasaan/pengobatan,

• membuat dan memelihara rekam medis,

• merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien, bahkan setelah


pasien meninggal,

• melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan kecuali bila ia


yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya,
• menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan ilmu kedokteran.

FYI guys. Kalo dokter praktek tanpa SIP/SID bisa kena denda dan penjara loh.
Dendanya bisa sampai 100 juta. Tapi tenang guys sekrang sudah ada aturan untuk
kena denda saja tidak perlu msuk penjara. Syukurlah STR kita jangan lupa
diperpanjang ya, jangan malas ikut seminar, coba lihat kuliah dr silvy ttg STR ini biar
lebih paham

Hak Pasien

• Setiap manusia mempunyai hak-hak asasi yang tidak boleh dilanggar oleh
pihak lain. Hak pasien berasal dari hak atas dirinya sendiri.

• Hak-hak dasar pasien terbagi atas:

• hak menentukan keputusan sendiri (the right to self determinaton),

• hak memperoleh pelayanan kesehatan (the right to health care),

• hak untuk memperoleh informasi dan perlindungan (the right to


information and protection of informacy),

• hak untuk alternatif kedua (the right to second opinion)

• Hak-hak pasien telah diatur dalam beberapa ketentuan, yaitu:

• Deklarasi Lisabon (1991),

• Undang-Undang Kesehatan

• Surat Edaran (SE) Ditjen Yanmed Depkes RI No. YM.02.04.3.5.2504


tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah
Sakit,

• Deklarasi Mukhtamar IDI 2000 tentang Hak dan Kewajiban Pasien


dan Dokter,

• Undang-Undang Praktek Kedokteran

• hak untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang


tindakan medis yang akan dijalani,
• meminta pendapat dari dokter lain,

• mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis,

• memberikan persetujuan tindakan medis,

• menolak tindakan medis,

• melihat dan mendapatkan data rekam medis,

• hak untuk terjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadinya,

• hak untuk menuntut ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan oleh dokter .

Kewajiban Pasien

• memberikan informasi yang benar dan jujur tentang masalah penyakitnya,

• mematuhi nasihat dan petunjuk dokter,

• mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan,

• memberikan imbalan jasa atas pelayanan medis yang diterima

Registrasi

• Pra yudisium

• Uji Kompetensi  UU Pendidikan Kedokteran

• Yudisium  Lulus Dokter  Sertifikat Profesi dan Sertifikat Kompetensi

• Surat Tanda Registrasi Internship

• Internship

• Surat Tanda Registrasi

• Surat Ijin Praktik

• Tinjau ulang tiap 5 tahun


Rahasia Medis

• Milik pasien

• Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran


wajib menyimpan rahasia kedokteran.

• Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan


pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan
perundangundangan.

• Wajib dibuat oleh dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran

• Dibahas dalam kuliah tentang rekam medis

Informed Consent

• Wajib dilakukan pada setiap tindakan medis

• Dibahas dalam kuliah Informed Consent

Sengketa Medis

• Pasien berhak menuntut ganti rugi

• Lex spesialis

• Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

• Adakah pelanggaran disiplin?

• Sanksi disiplin

• Contoh kelalaian sehabis laparatomy eh uda dijahit tutup perutnya


ketinggalan guntingdi dalam.

• Penyidikan Polisi dan Pengadilan

• Adakah pelanggaran hukum?

• Sanksi hukum
Yang sangat disayangkan harusnya apapun pelanggaran hukum yang kita lakukan
harusnya lewat mediasi dulu, jangan main langsung publikasi saja ke media, contoh
kasus dokter ayu dulu yang di manado.

Undang undang praktik kedokteran sifatnya lex specialis – artinya membahas


peraturan terkait yang lebih detail / rinci

Latar belakang penyusunan uupk

Lemahnya aturan kedokteran dalam hal:

a)Perlindungan pasien

b)Belum ada lembaga yang berwenang terhadap Disiplin Kedokteran

c)Evaluasi kemampuan dokter dalam periodik tertentu

d)Kepastian Hukum

e)Perlindungan terhadap dokter

Tujuan

a) Memberikan perlindungan terhadap px

b) Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan


oleh dokter dan dokter gigi

c) Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi

Pokok Bahasan

• Hubungan Dokter---Pasien dan RS/ Sarana YanKes

• Pengaturan bidang Profesi/ Etik Kedokteran dan Kedokteran Gigi

• Pengaturan bidang Disiplin Keilmuan Kedokteran dan Kedokteran Gigi

• Pengaturan mengenai Hukum Kedokteran dan Kedokteran Gigi

• Berbagai Isu: Malpraktek, Negligence/Culpa, Lack of Skill, Medical Error,


Kecelakaan Medis, Medical blunder, Resiko Medis
• Pengaduan dokter oleh pasien

• Pembelaan/ perlawanan dokter

Hubungan Dokter-Pasien & RS

-)Hubungan ini melibatkan tiga pihak dengan konsekuensi yang berbeda

-)Hubungan Dokter-Pasien merupakan hubungan tingkat satu, sedangkan RS


sebagai hub tingkat dua (terkait Hukum Kedokteran dan Peradilan Umum)

-)Hubungan tersebut dapat meliputi pelayanan medis(prioritas:Kuratif dan Rehab)


&/pelayanan kesehatan(Promotif,Preventif,Kuratif & Rehabilitatif

-)Umumnya hubungan dokter-pasien merupakan UPAYA MENCAPAI KESEMBUHAN

UPAYA MENCAPAI KESEMBUHAN ini, meliputi: Input—Proses—Output

Pada fase INPUT merupakan bag terpenting bagi dokter sebab sering terjadi
kesalahpahaman, kecerobohan pengisian MR, kelupaan Inform Consent

Fase PROSES terkait berbagai faktor, yaitu:

1)Faktor Pasien:

a)Internal: -Status Imunitas

-Status Pendidikan

-Status Gizi

-Status Kesehatan & Gaya hidup

-Status Usia

b)Eksternal: -Status Ekonomi-Sosial

-Status Pekerjaan

-Status Lingkungan Hidup


2)Faktor Dokter & Sarana-Prasarana Medis, berjenjang sesuai tingkat keahlian
dokter dan taraf RS

3)Faktor Penyakit:

-Jenis agent patologis (Jamur, Bakteria,Virus, Parasit)

-Derajat morbiditas & mortalitas agent patologis

(HIV lebih fatal drpd Salmonella thy posa)

-Derajat Patologis/ Tingkat Keparahan suatu penyakit

-Adanya komplikasi atau anak sebar ke organ yg lain

-Adanya penyulit lain, mis: penyakit bawaan atau peny degeneratif

Jadi banyak faktor yang mempengaruhi OUTPUT, sedangkan kedua pihak berharap
OUTPUT yang baik dalam wujud pasien sembuh atau tertolong

Tidak ada seorang Dokter yang dari sejak awal bertujuan mencelakakan pasien,
sehingga dokter TIDAK SAMA dengan tindakan KRIMINAL

Berdasarkan hal diatas maka pengajuan Judicial Review pada Mahkamah Konstitusi
dikabulkan, sehingga ancaman pidana 3 th ditiadakan(ps 75 & 76 UU Praktik
Kedokteran)

Hubungan Dokter-Pasien bukan merupakan Transaksi murni (terpisah kedua belah


pihak dg hak & kewajiban masing-masing), melainkan berjalan beriringan guna
mencapai hasil pengobatan yang maksimal

Pengaturan Profesi / Etik Kedokteran & Kedokteran Gigi

-Pasal 1 (angka 11)

Profesi Kedokteran atau Kedokteran Gigi adalah suatu pekerjaan kedokteran atau
kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani
masyarakat
-Pasal 8f

KKI melakukan pembinaan bersama thd dr/drg mengenai pelaksanaan etika


profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi

-Pasal 68

Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika, MKDKI meneruskan


pengaduan pada organisasi profesi

Pengaturan Disiplin Keilmuan Kedokteran & Kedokteran Gigi

Bab VIII : Disiplin Kedokteran & Kedokteran Gigi

Pasal 55-70 : MKDKI & prop (berkaitan dg tata cara penegakan disiplin ilmu
kedokteran bagi dr & drg)

Pasal 44 : Standar pelayanan dr/ drg

Pasal 45 : Persetujuan Tindakan Medis/ Informed Concent

Pasal 46-47 : Medical Record/ Rekam Medis

Pasal 48 : Rahasia Kedokteran

Pasal 49 : Kendali mutu & biaya

Pengaturan Hukum Kedokteran

Bab VI : tentang regristrasi dr/ drg

Bab VII : Penyelenggaraan Praktik Kedokteran

Bab IX : Pembinaan & Pengawasan

Bab X : Ketentuan Pidana

Berbagai Isu

1)Malpraktek/ Mal Practice/ Bad Practice:

pada peraturan Hukum RI tidak dijelaskan definisinya.Tetapi ada kriteria 4D yang


dapat dinilai, yaitu:
-Duty

-Damaged

-Direct causal relationship

-Dereliction of that duty

2)Negligence/ Culpa

-Bukan sengaja, meliputi:

a)Kelalaian Tidak Merujuk

b)Kelalaian Tidak Konsultasi Dg Dokter Ahli sebelumnya

c)Kelalaian mendeteksi komplikasi, mis: infeksi

d)Kelalaian memberi surat rujukan

e)Instruksi Medis pertelepon

f)Tidak dapat dihubungi

g)Lalai karena kurang pengalaman

3)Lack of Skill:

-melakukan tindakan medis dengan kompetensi yang kurang/ diluar


kompetensi

mis: Dokter Ahli Bedah melakukan Curetage

Contoh lain dokter Sp.OG lakuin appendictomy, nggak noleh karena bukan
ranannya

4)Medical Error:

-Ketidakberhasilan melakukan suatu prosedur tindakan medis


terencana akibat kekeliruan tertentu secara tidak sengaja
5)Medical Blunder:

-Suatu tindakan medis yang bersifat buruk, bodoh dan dilakukan


secara sembarangan dan menimbulkan akibat negatif output

-mis: melakukan Mastektomi tanpa FNA, kesalahan pengisian tab O2


tertukar N2

6)Kecelakaan Medis:

-Lebih kearah tidak disengaja

-mis: Saat Operasi terjadi kerusakan alat Respirator

7)Resiko Medis:

-Hampir semua tindakan medis beresiko, oleh karena itu perlu dijelaskan pada
pasien dan keluarganya tentang resiko tersebut, kemudian dicantumkan dalam
Informed Concent

-mis: Resiko Anafilaktik Syok walaupun telah dilakukan Skin Test/ Sensitivitas
Test

Pengaduan / keluhan

Pengaduan Dokter oleh Pasien:

-akibat tidak tercapainya output yang diinginkan oleh pasien/ keluarganya maka
timbul perselisihan.

-sebenarnya keadaan ini dapat dihindari/diminimalisir apabila terjalin hub


Dokter-pasien yang komunikatif dan berada dalam koridor Disiplin-Hukum
Kedokteran

Ingat ! Jangan memberi janji dan kepastian contoh pasien datang anak demsm
ortunya tanya sembuh kapsn ini dok kita langsung saja tembak 3 hari bu, entar pas 3
hari belum sembuh kita yang kena. Meski teori di buku bilang 3 hari tpi ttp jngan
kita beri kepastiam ysng belum pasti ya....
- Selain itu dalam berpraktek dokter dilarang berpromosi/propaganda, menjanjikan
kesembuhan, menjanjikan lamanya pengobatan, sebab Dokter bukan DEWA selain
itu masih banyak faktor yang terlibat dalam Proses Pengobatan

-Pengaduan pasien dapat melalui:

a)Organisasi Profesi

b)KKI-MKDKI

c)Aparat Penegak Hukum/ Polisi-Peradilan

Umum: -Pidana

-Perdata

-pengaduan minimal berisi:Identitas pengadu,

Nama dan alamat praktik dr/drg, waktu tindakan medis dilakukan, alasan
pengaduan,

alat bukti(bila ada),pernyataan tentang kebenaran pengaduan

• Bentuk Pelanggaran Disiplin Kedokteran yg dapat diadukan:

1)Tidak kompeten

2)Tidak merujuk

3)Pendelegasian pd Nakes yg tdk kompeten

4)dr/drg pengganti tidak memiliki SIP

5)Tidak layak praktek (Ggn Kesh Fisik/ Mental)

6)Kelalaian dalam penatalaksanaan pasien

7)Pemeriksaan dan pengobatan berlebihan

8)Tidak memberikan Informasi yg Jujur


9)Tidak ada Informed Concent

10)Tidak membuat/menyimpan MR

11)Penghentian kehamilan tanpa indikasi medis

12)Euthanasia

13)Penerapan pelayanan yg belum diakui medis

14)Penelitian Klinis tanpa persetujuan etis

15)Tidak memberi pertolongan darurat

16)Menolak/menghentikan pengobatan tanpa alasan yang sah

17)Membuka Rahasia medis tanpa izin

18)Membuat keterangan medis yang tidak benar

19)Ikut serta tindakan penyiksaan/pelecehan sex

20)Peresepan obat Psikotropik/narkotik tanpa Indikasi

21)Intimidasi, Kekerasan

22)Penggunaan gelar akademik/sebutan profesi palsu

23)Menerima komisi thd peresepan/rujukan

24)Pengiklanan diri yang menyesatkan

25)Ketergantungan Napza

26)STR, SIP, Sertifikat Kompetensi yang tidak sah

27)Imbal jasa tidak sesuai tindakan

28)Tidak memberikan data/ informasi atas permintaan MKDKI


Pembelaan/ perlawanan Dokter:

Seiring lahirnya UU Prakdok, pengaduan dokter meningkat

Pembelaan Dokter meliputi dua Faktor:

1)Faktor Internal:

a)Telah memiliki STR, SIP, Sertifikat Kompetensi

b)Menyusun MR dan Informed Concent yang benar

c)Memberikan penjelasan sejelas-jelasnya mengenai Dx, Rencana Tindakan


Medis, Tujuan Tindakan Medis, Resiko Tindakan Medis, Komplikasi yang dpt timbul;
disaksikan oleh pihak lain(paramedis)

d)Berpraktek sesuai dengan Sumpah Dokter, Etika Kedokteran, dan Hukum


Kedokteran yang berlaku

e)Berpegang teguh pada Asas: Praduga Tak Bersalah

f)Berintegritas diri yang tinggi, tidak mudah stress, siap menempuh jalur HUKUM

2)Faktor Eksternal, melalui:

-Organisasi Profesi, mis: IDI, PABI, MKEK

-Lawyer, untuk melakukan serangan balik melalui jalur Hukum, mis:pencemaran


nama baik, fitnah, perbuatan tidak menyenangkan

-Mediasi: Mediator

Kesimpulan:

1)Adanya UU Prakdok 2004 memberikan kepastian

hukum, melindungi pihak pasien & dokter

2)Dugaan malpraktek akan mengacu pada peraturan perundangan yang bersifat


kusus, yaitu: UU Prakdok, UU Kesehatan; baru kemudian memakai perundangan
yang bersifat umum, mis: KUHP

3)Asas Hukum: Presumption of Innocence


4)Hub dr-px merupakan hub transaksi kusus/ transaksi terapetikus/ transaksi jasa
medis, kedua pihak berjalan bersama TIDAK terpisah, dalam proses pengobatan

5)Hub dr-px melalui tahapan: Input-Proses-Output

6)Berbagai faktor sangat mempengaruhi Proses Penyembuhan(Faktor dr, px, agent)

7)Seorang dokter jika ingin berpraktek secara aman, harus mejalankan seluruh
ketentuan bidang kedokteran meliputi: Sumpah dokter, Etika Kedokteran, Disiplin
Kedokteran & Hukum Kedokteran, agar tidak terjerat perdata & pidana

8)Definisi Malpraktek tidak tercantum dalam UU Pradok ataupun dalam UU


Kesehatan

9)Tidak ada seorang dokter sehat jasmani & rohani yang berencana mencelakakan
pasien sejak awal/ Input

10)Dalam pengusutan dugaan malpraktek harus dilindungi HAM Dokter dan Pasien

11)Dokter dilarang menjanjikan KESEMBUHAN atau lamanya proses pengobatan,


karena dokter bukan DEWA

12)Hubungan dr-px tercatat dalam: (dapat dipakai sebagai alat bukti di peradilan
umum)

-Rekam Medis

-Berkas/ bundel hasil pemeriksaan penunjang

-Informed Concent

-Laporan Operasi

-Bentuk Komunikasi lainnya

13)Pengaduan Dugaan Malpraktek dapat melalui:

a)Pintu Etik Kedokteran: IDI-MKEK

b)Pintu Disiplin Kedokteran: KKI-MKDKI

c)Pintu Litigasi: Peradilan Umum

Anda mungkin juga menyukai