Anda di halaman 1dari 17

Zahwa Namora Siregar

FH UI 2019

Hukum Kesehatan
~ Pertemuan I ~
Selasa, 15 September 2020

Awal dari Hukum Kesehatan di Indonesia diawali dengan Kasus dr. Setyaningrum.

Akar-akar Hukum Kesehatan


▶ Hak asasi manusia untuk sehat, mendapat akses untuk pelayanan kesehatan dan fasilitas
kesehatan yang layak, demi tercapainya kesejahteraan lahir batin serta peningkatan kualitas
hidup (Deklarasi WHO)
▶ Kewajiban Dokter dan Tenaga Medis / Sumpah Hippokrates untuk memenuhi hak kesehatan
manusia.
▶ Peran, fungsi dan tujuan negara welfare state (menjamin kesejahteraan masyarakatnya) yang
diamanatkan kepada pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat yang dapat dicapai
melalui pelayanan kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan yang layak.
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
Menurut Van der Mijn
Van der Mijn di dalam makalahnya menyatakan bahwa, “…health law as the body of rules that
relates directly to the care of health as well as the applications of general civil, criminal, and
administrative law”.

Menurut Prof. H .J.J Leenen


Hukum Kesehatan meliputi semua ketentuan hukum yang langsung berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan dan penerapan dari hukum perdata, hukum pidana dan hukum
administratif dalam hubungan tersebut. Pula pedoman internasional, hukum kebiasaan dan
yurispudensi yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, hukum otonom, ilmu dan
literatur menjadi sumber hukum kesehatan.

Hukum Kesehatan di Indonesia


Di Rumah Sakit
- Bisa dikenakan Hukum Administrasi apabila dokter tidak punya surat praktik / no
credentials.
- Dapat dimintai pertanggungjawaban Perdata / Pidana kalau seorang ahli bedah
seharusnya membedah menggunakan pisau runcing, tetapi malah memakai pisau
bergerigi. Terkena Perdata untuk ganti rugi pasien, terkena Pidana karena pasien
meninggal.
- Membuka rahasia pasien terkena Pasal 322 KUHP.

Di Tempat Praktek
- Membuka tempat praktek dengan obat-obatan tidak sesuai izin.

Hukum Kesehatan
~ Pertemuan II ~
Selasa, 22 September 2020

Terminologi Hukum Kesehatan


Terminologi bisa diartikan 2 arah, bisa lewat KBBI dan kamus hukum.
▶ KBBI: peristilahan (tentang kata-kata); ilmu mengenai batasan atau definisi istilah.
▶ Legal Dictionary: an expression, word, or phrase has a fixed and known meaning in a
particular art, science, profession. A specified period of time. // selalu dinamis.
→ Ilmu hukum berdasar pada logika kata-kata.
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
◑ Medical Law (Inggris, USA → common law)
▶ Kejadiannya waktu abad ke 17 di kota Leeds. Ada wabah terkenal yaitu black death.
Kemudian, banyak dokter dan tabib bermunculan. Ada pasien mendatangi dokternya dan diberi
ramuan, dia bertanya “what powder is this? Does this have any effects on me?” tetapi tidak
dijawab oleh dokter. Pasien merasa dia punya hak untuk tahu itu obat apa lalu menggugat,
tetapi dia kalah karena dibilang “you don’t have to know because you don’t have what it takes
to know about medicine.” Pasien ini plead ke House of Lords dan dikabulkan.
▶ Nah, ini yang jadi latar belakang atau yurisprudensi kalau pasien harus tau tindakan medis
atau obat yang diberikan dokter juga hubungan pasien dan dokter berubah yang tadinya
paternalistik → partnership.
▶ Hukum antara pasien dan dokter, lingkupnya sempit.

◑ Gesundheitsrecht (Jerman)
Gesundheit → lekas sembuh / penyembuhan / proses dari sakit menjadi sembuh
Recht → hukum
▶ Bermula dari adanya hukum pelayanan kesehatan / sanitation recht.
▶ Bukan hanya hubungan antara pasien dan dokter, tetapi juga peran negara memberikan
akses pelayanan kesehatan. Lebih luas dari Medical Law.

◑ Droit Medical (Perancis, Belgia)


Droit → hukum / tata peraturan
Medical → medis

◑ Gezondheidsrecht (Belanda)

◑ Health Law (WHO)


Hukum Kesehatan.
Fred Amelin milih ini yang paling tepat karena paling mencakup semua.

◑ Hukum Pelayanan Medis → Prof. Hermien Hendarmin


Karena core nya adalah pelayanan medis, sedangkan bidan, perawat itu supporting.

◑ Hukum Pelayanan Kesehatan → Prof Padmo Wahyono


Penentangan terhadap pendapat Prof. Hermien Hendarmin.

Perbedaan Hukum Kesehatan dan Hukum Kedokteran


Hukum Kesehatan / Health Law
▶ Bagian dari ilmu hukum.
▶ Mencakup area regulasi luas, tidak hanya terkait aktivitas kedokteran/medis, namun juga
terkait prosedur pelayanan kesehatan yang di implementasikan, baik prosedur
kedokteran/tenaga medis, prosedur organisasi pelayanan kesehatan hingga kebijakan
kesehatan. Pelayanan Kesehatan (Health Care) merupakan suatu disiplin yang mencakup
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
secara luas segala perbuatan hukum terhadap kesehatan Mencakup mengenai prosedur,
pasien, dokter, informed consent dan fakta2 yang berhubungan dengan kesehatan manusia.

Hukum Kesehatan, meliputi:


1. Hukum Kedokteran
2. Hukum Keperawatan
3. Hukum Kebidanan
4. Hukum Farmasi
5. Hukum Rumah Sakit
6. Hukum Klinik
7. Hukum Pencegahan Wabah Menular
8. Hukum Karantina
9. Hukum Pelayanan Kesehatan
10. Hukum Jaminan Kesehatan

Hukum Kedokteran / Hukum Medis / Medical Law


▶ Bagian dari ilmu Hukum Kesehatan.
▶ Mencakup area regulasi berkenaan dengan operasional kedokteran atau tenaga medis,
termasuk di dalamnya pelaku industri kedokteran, prosedur kedokteran / medis, hingga
hubungan antara dokter/tenaga medis dan pasien. Medical Law menitikberatkan pada kondisi
fisik pasien yaitu kualitas hidup, intergritas fisik, kesehatan dan kehormatan Pasien.

Hukum Kedokteran, meliputi:


1. Informed Consent
2. Rahasia Kedokteran → data yang diketahui dokter karena profesinya.
- Rahasia Medis, tidak untuk dipublish.
*bentuk tubuh, kondisi gula darah, dll.
- Rahasia Pasien.
*alamat, nomor telepon, sidik jari, dll.
3. Disiplin Kedokteran
4. Etika Kedokteran

! Perlu Diingat !
Lingkup Etika lebih luas daripada Disiplin.
Lingkup Etika dan Disiplin lebih luas daripada hukum.

Etika → payung hukum


▶ Perilaku yang dibuat berdasarkan moral value.
☎ Pasien dibawa ke IGD, kalau tidak ada etika, langsung dibedah di situ juga.
☎ Pelanggaran etika belum tentu pelanggaran hukum, misal seorang dokter wajib
memperhatikan kesehatan dirinya lebih dulu. Pada kenyataannya, sekarang corona kan dokter
banyak yang kelelahan jadi ya pelanggaran etika aja.
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019

Disiplin
▶ Melanggar disiplin sudah pasti melanggar etika.
☎ Dokter orthopedi mengusulkan memakai ilmu hitam untuk mengembalikan tulang yang
patah karena lebih cepat daripada sekedar dipasang gips.

Subjek dan Objek Hukum Kesehatan


- Subjek → pasien dan tenaga kesehatan termasuk institusi kesehatan.
- Objek → perawatan kesehatan.

Subjek dan Objek Hukum Kedokteran


- Subjek → pasien dan tenaga kesehatan termasuk institusi kesehatan.
- Objek → pelayanan medis. pelayanan medis ialah pelayanan yang dilakukan oleh
tenaga medis kepada penerima layanan medis (pasien)

Lingkup Pidana, Perdata dan Administrasi Hukum Kesehatan


Pidana
- Euthanasia dan aborsi diatur di dalam KUHP
- Pasal 359 KUHP → kelalaian menyebabkan kematian
- Pasal 360 KUHP → kelalaian menyebabkan luka berat
- Pasal 351 KUHP → penganiayaan
- Pasal 531 KUHP → penelantaran
- Pasal 322 KUHP → wajib menyimpan rahasia kedokteran

Perdata
- Pasal 1233 BW → lahirnya perikatan
- Pasal 1320 BW → syarat sah perjanjian
- Pasal 1365 BW → perbuatan melawan hukum
- Pasal 1243 BW → wanprestasi
- Pasal 1367 BW → tanggung jawab majikan terhadap bawahan

Administratif
- Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan
- Surat Tanda Registrasi

Hukum Kesehatan
~ Pertemuan III ~
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
Selasa, 29 September 2020

Dokter Hewan bukan termasuk ke tenaga medis atau tenaga kesehatan.

Hukum Kesehatan di Indonesia sifatnya scattered, tersebar di berbagai perundang-undangan.

Ketentuan Hukum yang Langsung Berhubungan dengan Pemeliharaan


Kesehatan
▶ Suatu ketentuan yang memiliki hubungan dengan pelayanan kesehatan (oleh tenaga
kesehatan) / pelayanan medis (oleh tenaga medis).

Ada pengecualian untuk aborsi, yaitu korban pemerkosaan.

Ilustrasi
Pasien X pergi ke RS Z untuk berobat.
a. Pasien X melakukan registrasi kepada Administrasi RS
b. RS mencari / meminta rekam medis Pasien X
c. RS merujuk Pasien ke Poli Umum
d. Pasien ditangani oleh dokter umum
e. Dokter umum memberikan resep obat kepada Pasien X
f. Pasien memberikan resep kepada Apoteker
g. Pasien menerima obat
h. Pasien membayar biaya admin

Hubungan Perdata Pasien dan RS:


- Kontrak (perikatan) yang terbentuk
- Servis pelayanan kesehatan (RS melayani, Pasien membayar)
- RS memberikan jaminan akan pelayanan:
1. Kualitas
2. Pelayanan tenaga medis
3. Pelayanan tenaga kesehatan
4. Tanggap darurat
5. Fasilitas

Hubungan Perdata Pasien dan Dokter:


- Dokter memberi pelayanan medis kepada pasien
- Informed consent
- Pembuatan Rekam Medis
- Pasien membayar service charge Dokter

Hubungan Perdata Pasien dan Tenaga Kesehatan (Perawat, Apoteker, Tenaga Teknis Medis):
- Pelayanan Kesehatan
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
- Duty of Care
- Imbalan jasa

Masalah: setelah 3 hari mengonsumsi obat yang diberikan oleh Apotek RS Z atas resep dokter
Y, kemudian pasien meninggal dunia.

Pertanyaan: siapa yang salah?


→ harus diselidiki dulu.

Hubungan Perdata dibagi menjadi 2:


Innspanning verbintenis
☎ Ketika pasien datang kepada dokter, dokter dituntut untuk menyembuhkan dan pasien tidak
bisa menegosiasikan bagaimana cara dokter untuk menyembuhkan dia.
Resultaat verbintenis
☎ Harus dilakukan dulu pelayanan kesehatan terlepas dari pasiennya punya uang atau engga.

MKDKI / MKEK jarang masuk ke alur penyelesaian sengketa medis, padahal kalau di luar negeri
harus.

Hukum Kesehatan
~ Pertemuan IV ~
Selasa, 6 Oktober 2020

Fokus Perkuliahan:
Bagaimana seorang ahli hukum memandang Hukum Kesehatan?

Subjek dan Objek Hukum Kesehatan


Subjek
Pasien dan tenaga kesehatan termasuk institusi kesehatan.
Objek
Pemeliharaan / perawatan kesehatan atau health care, dibagi menjadi 2 aspek:
◑ Sifat Individual, yaitu aspek seputar hukum perdata yang mengatur kepentingan individu).
Sifat ini berlaku terhadap:
1. Pasien
2. Lingkungan
◑ Sifat Kolektivitas
☎ Misalnya ketika ingin mendistribusikan obat, ada variabel masyarakat karena bakal
terjamaah atau tidak ke mereka.
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019

Subjek dan Objek Hukum Kedokteran


Subjek
Pasien dan tenaga kesehatan termasuk institusi kesehatan.
Objek
Pelayanan medis. pelayanan medis ialah pelayanan yang dilakukan oleh tenaga medis kepada
penerima layanan medis (pasien)

Metode Pendekatan Hukum Kesehatan


Metode Sektoral
Metode Sektoral menyelidiki satu sektor khusus, misal sektor pelayanan kesehatan dari sana
diambil satu objek lagi, misal tanggung jawab antara dokter dan perawat, dari sana akan
dijumpai beberapa aspek yang mempengaruhi objek tersebut seperti hukum perdata, hukum
pidana dan hukum administratif.
Metode Dimensional
Metode dimensional melihat atau meneliti seluruh dimensi yang ada, lebih luas daripada
metode sectoral missal : dokter diteliti dari dimensi dokter spesialis, sub spesialis, dsb.

Hak Dasar Manusia


dibagi menjadi 2:
1. Bisa dikurangi / Derogable Right (kalau ada kepentingan yang lebih besar dari hak
orang itu) → hak atas privasi, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, hak untuk
mendapatkan informasi.
☎ Untuk hak atas privasi, misal ada pemerkosaan anak-anak dan yang diperkosa tidak
cuma satu, maka ketika di persidangan hakim bisa menanyakan ke terdakwa “apakah
ada penetrasi?” ini bisa lihat ketika visum juga. Itu kan ranah privasi (alat kelamin), tapi
demi mengungkap kasusnya maka boleh untuk seperti itu.
2. Tidak bisa dikurangi / Non Derogable Right → hak hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
untuk tidak didiskriminasikan.

Hukum Kesehatan
~ Pertemuan V ~
Selasa, 13 Oktober 2020

◑ Tenaga Kesehatan dan Tenaga Medis serta Pelimpahan Kewenangan ◑


Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
Di dalam Omnibus Law, memperbolehkan pekerja tidak tetap. Artinya, dokter dan perawat
selama hidupnya boleh disewa. Sedangkan kalau mereka melakukan kesalahan, maka rumah
sakit tidak bisa diminta pertanggung jawaban / sama aja rumah sakit seperti mencari aman.
→ Makanya Bang Djarot dan Pak Wahyu tidak setuju karena perlindungan hukum nya lemah
sekali.

Pelimpahan wewenang ini menjadi masalah di satu rumpun Hukum Kesehatan karena terdapat
dua UU sekaligus yang mengatur tentang hal tersebut:
▶ UU No. 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan, dijelaskan mengenai pelimpahan kewenangan
dari tenaga medis ke tenaga kesehatan
▶ UU No. 30/2014 tentang Administrasi Negara
Pasal 14 → atribusi, delegasi, mandat
Mana yang berlaku? Keduanya.

▶ Contoh Kasus: seorang dokter kecantikan tertangkap praktek suntik botox di mall.
Pertanyaan: apakah perlu tenaga medis yang menyuntikannya?
→ cukup tenaga kesehatan saja. Coba bandingkan dengan tenaga kesehatan di Korea Selatan,
Prancis, dll, kalau mau suntik botox, facial, atau apapun perawatan kecantikan itu yang
melakukan hanya tenaga kesehatan saja.
Pertanyaan:
1. Kapan tenaga medis dibutuhkan?
2. Kapan tenaga kesehatan dibutuhkan?
IDI & BPOM → harus dokter yang menyuntikan botox / penyuntikan ke kulit, padahal kalau di
Korea Selatan boleh.
Kemendikbud juga membolehkan lulusan STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) yang
exchange ke luar negeri langsung praktik, tetapi IDI & BPOM tidak membolehkan (sertifikasi
yang mereka dapat di luar negeri tidak bisa diaplikasikan di RS di Indonesia)

▶ Contoh Kasus (Bang Djarot jadi saksi di pengadilan): dokter ahli stemsel lulusan Jerman, buka
praktik di Kemang, tetapi keahliannya tidak dianggap oleh IDI dan dianggap ilegal. Pas mau
diurus untuk sertifikasinya, malah IDI nya tutup mata.

▶ Contoh Kasus: Ningsih Tinampi


Berkaitan dengan keseriusan pemerintah dalam menanggapi dan mengakui tenaga kesehatan
tradisional. Mungkin terlihat tidak masuk akal, tapi bisa saja benar. Seharusnya pemerintah cek
dulu si Ningsih terapinya menggunakan dasar ilmu atau terbukti khasiatnya, jangan langsung
ditahan.
Pasal 11 UU No 36 Tahun 2014 → membahas tentang tenaga kesehatan tradisional dan
tenaga kesehatan lain-lain.
Ini juga yang membuat orang yang kuliah kedokteran di luar negeri tidak mau kembali ke
Indonesia karena keahliannya tidak dianggap dan malah dituduh malpraktek.

▶ Pasal 1 angka 1 UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
“Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui Pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”
Bedah Unsur:
Setiap orang → harus orang. Bagaimana kalau AI, telemedicine? Misal, mesin hemodialysis
error dan terjadi salah diagnosis, apakah yang disalahkan mesinnya atau orangnya? Masa
mesinnya digugat? Mesin belum diakui.
Mengabdikan diri dalam bidang kesehatan → bisa diartikan melayani dalam bidang
kesehatan.
Memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui Pendidikan → karena kan ada dukun,
orang pintar, dll. Jadi pendidikan itu untuk pertanggung jawaban.
Memerlukan kewenangan ... → dari siapa? Dari UU, PP, permenkes, dll. Bisa juga waktu
sumpah profesi.
☎ Misal, ada orang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan / volunteer pakai rompi palang
merah waktu demo mengangkat korban dan kita tanya “punya pengetahuan di bidang
kesehatan atau tidak?” dan dijawab “oh engga, saya cuma bantu” berarti dia bukan tenaga
kesehatan.
☎ Misal, ditanya lagi pertanyaan yang sama lalu dijawab “oh saya pernah pelatihan CPR
karena saya anggota palang merah muda”. Apakah itu termasuk lewat pendidikan? Bisa jadi
kalau ada sertifikasi dari PMI. Kemudian ditanya lagi “dapet kewenangannya dari siapa?” “oh
saya ini darurat aja sih, relawan gitu” berarti dia belum bisa dikatakan sebagai tenaga
kesehatan.

Asisten Tenaga Kesehatan


Dasar hukum dan definisi hukum Tenaga Kesehatan diatur di dalam Pasal 1 angka 2
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

“Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui Pendidikan bidang
kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga”
Asisten Tenaga Kesehatan di bawah supervisi dari Tenaga Kesehatan → Pasal 10 ayat 2
ATS tidak bisa bertindak tanpa supervisi.

Pengelompokkan Tenaga Kesehatan


Tenaga Kesehatan kemudian dikelompokan dan diklasifikasikan berdasarkan keahlian dan
fungsi nya masing-masing berupa berikut (Pasal 11 Undang Undang 36 Tahun 2014) :
Kenapa perlu dikelompokkan? Ditujukan agar supaya jelas pembagian hak dan kewajibannya
serta fungsi masing-masing tenaga kesehatan.
1. Tenaga medis (dicabut)
2. Tenaga Psikologi klinis → limitasi. Psikologi anak, dll, tidak termasuk ke tenaga
kesehatan.
3. Tenaga Keperawatan (Perawat)
4. Tenaga Kebidanan (Bidan)
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
5. Tenaga Kefarmasian (Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian)
6. Tenaga Kesehatan Masyarakat (Epidemiolog, Promotor Kesehatan, administrasi dan
kebijakan kesehatan, biostatic, dll) → misal, ke mall terus ada orang yang “ayo pakai
masker” “jaga jarak ya” nah itu Promotor Kesehatan.
7. Tenaga Kesehatan Lingkungan (Entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan)
8. Tenaga Gizi (Nutrisionis dan Dietisien) → misal, di tempat gym ada trainer yang sok
rangkap dietisien tapi waktu ditanya “belajar darimana?” “oh itu baca dari google sama
nonton youtube” nah dia bukan tenaga kesehatan.
→ ada lagi diet Deddy Corbuzier, tips diet dia banyak korbannya. Apakah bisa
dipersalahkan? Bisa dipersalahkan, tapi tidak bisa dituntut / dimintai pertanggung
jawaban karena dia bukan tenaga kesehatan yang ahli.
9. Tenaga Keterapian Fisik (Okupasi Terapi, Terapi Wicara, Akupuntur)
10. Tenaga Keteknisan Medis (Teknik Kardiovaskuler, teknisi hemodialisa, refraksionis,
optisien, audiologis)
11. Tenaga Teknik Biomedika (Radiographer, elektromedis, fisikawan medis, radioterapis,
ortotik prostetik)
12. Tenaga Kesehatan Tradisional (tenaga kesehatan tradisional ramuan dan ketrampilan)
13. Tenaga Kesehatan Lain (dapat ditetapkan oleh Menteri sesuai kebutuhan (Pasal12)

Pertanyaan: Mantri termasuk ke tenaga kesehatan? Belum bisa dipastikan.


Pertanyaan: sertifikasi dari PMI? Itu buat ATS.
Pertanyaan: PMI masuk kemana? Organisasi paramedis / organisasi upaya kesehatan yang di
dalamnya lengkap, ada tenaga medis, bidan, dll. PMI tidak menunggu perintah dari atasan
karena mereka meyakini hak kesehatan itu universal dan dalam keadaan apapun melakukan
pelayanan kesehatan.

Perbuatan Melawan Hukum → engga cuma melanggar aturan, tetapi juga norma kesopanan
dan norma kesusilaan.

Syarat Perencanaan Pengadaan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


→ Perencanaan Pengadaan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan adalah wewenang Menteri
Kesehatan, Menteri Kesehatan berhak dan berkewajiban dalam menetapkan Kebijakan dan
menyusun perencanaan Tenaga Kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan Tenaga
Kesehatan Nasional.
→ Menteri dalam menyusun perencanaan Tenaga Kesehatan harus memperhatikan faktor:
(Pasal 15 UU No. 36 Tahun 2009)

a.Jenis, kualifikasi, pengadaan, dan distribusi Tenaga Kesehatan


b.Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
c.Kemampuan pembiayaan
d.Kondisi geografis dan sosial budaya
e.Kebutuhan Masyarakat
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
Di Indonesia belum ada perlindungan khusus terhadap orang sakit jiwa.

Syarat Tenaga Kesehatan


Sebenarnya syaratnya hanya 2, tapi embel-embelnya atau tambahannya banyak.

Kewajiban Registrasi Pasal 44 UU No. 36 Tahun 2014:


1. Wajib memiliki STR
2. Wajib memiliki SIP
3. Untuk mendapatkan SIP wajib memiliki STR
4. STR didapat dengan syarat:
- Memiliki ijazah Pendidikan di bidang kesehatan
- Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi → didapat setelah lulus
- Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental → harus di update terus
- Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi → didapat
saat mengambil sumpah
- Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanaan ketentuan etika profesi
Untuk SIP, kita harus ke Dinkes setempat dimana kita akan membuka praktek.
Jangan menganggap halodoc itu Telemedicine, karena itu masuknya ke Telehealth.

Organisasi dan Konsil Profesi


Konsul Tenaga Kesehatan Indonesia adalah Lembaga yang melaksanakan tugas secara
independent yang terdiri atas konsil asing masing tenaga kesehatan (Pasal 1 angka 15).
→ seperti DPM dan BPM.

Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia beranggotakan Konsil masing-masing Tenaga Kesehatan


yang berfungsi untuk meningkatkan mutu Praktik Tenaga Kesehatan dan memberikan
perlindungan dan kepastian hukum kepada Tenaga Kesehatan dan Masyarakat (Pasal 34 dan
36 UU 36 Tahun 2014).
→ menjadi penghubung antara masyarakat dan tenaga kesehatan / menjadi connector.

Organisasi Profesi adalah wadah untuk menghimpun tenaga kesehatan pada satu rumpun
profesi, Organisasi Profesi berfungsi sebagai wadah untuk meningkatkan dan atau
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat, dan etika profesi Tenaga
Kesehatan (Pasal 50).
→ seperti BEM, kerjanya eksekutif.

Pelimpahan Tindakan
UU No. 36/2014
Dalam menjalankan tugasnya Tenaga Medis dapat melimpahkan wewenangnya kepada
Tenaga Kesehatan. Pelimpahan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan dengan ketentuan:
- tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan yang telah
dimiliki oleh penerima pelimpahan;
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019

→ misal, ada dokter menyuruh “eh kamu tolong dong nanti suntik dia, abis itu dikasih
obat ini itu ya” tapi yang disuruh itu orang dari administrasi, sudah jelas salah.
- pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan pemberi
pelimpahan;
→ tidak harus diawasi selalu tatap muka. Ada upaya timbal balik antara pemberi dan
penerima alias crosscheck. “Nanti setelah kamu suntik, lapor balik ke saya ya interval 1
jam”.
- pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas tindakan yang dilimpahkan
sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan;

Ibaratnya, seorang perawat memang memiliki keahlian dan keterampilan untuk menyuntik
pasien, namun ia tidak pernah memiliki keahlian, keterampilan atau wewenang tentang obat
apa yang akan disuntikan kepada pasien karena wewenang itu ada pada tenaga medis.

Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan tenaga medis cukup lama, oleh sebab itu ada
tenaga kesehatan.

Pelimpahan Kewenangan UU No. 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan


Sama kayak HAN.

Ada 2 metode pelimpahan wewenang oleh Tenaga Medis ke Tenaga Kesehatan, nah ini yang
membuat runyam.
1. Delegasi
2. Mandat
Yang menjadi rancu adalah ketika terjadi pelimpahan kewenangan antara dokter kepada
perawat dan perawat melakukan kesalahan dan menjadikan si perawat scapegoat. Kalau udah
gini, hakim biasanya menganggap UU No. 36/2014 nya tidak berlaku atau bahkan tidak
mengerti padahal UU No. 36/2014 itu adalah lex spesialis. Walaupun lawyer nya udah
menjelaskan berbusa-busa tentang UU No. 36/2014 tapi hakim nya tidak paham, nah makanya
ini jadi masalah.

Tenaga Medis dibedakan dengan Tenaga Kesehatan


Sebelum dikeluarkannya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 82/PUU-XIII/2015 (“Putusan
MK 82/2015”), tenaga medis yang terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter
gigi spesialis digolongkan oleh UU 36/2014 sebagai tenaga kesehatan.

Pada bagian pertimbangan Putusan MK 82/2015, dokter dan dokter gigi merupakan profesi
yang mempunyai kedudukan khusus terkait dengan tubuh dan nyawa manusia, sehingga
secara mandiri dokter dan dokter gigi dapat melakukan intervensi medis teknis dan intervensi
bedah tubuh manusia yang tidak dimiliki jenis tenaga kesehatan lainnya yang dilakukan secara
mandiri. Tenaga medis adalah tenaga profesional yang berbeda dengan tenaga vokasi yang
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
sifat pekerjaannya adalah pendelegasian wewenang dari tenaga medis (hal. 217 dan 218
putusan).
Lebih lanjut, karena sifat dan hakikat yang berbeda antara tenaga medis dengan tenaga profesi
dan vokasi kesehatan lainnya maka pengaturan substansi profesi kedokteran tidak dapat
digabungkan atau disamaratakan dengan profesi lain. Kepastian hukum bagi tenaga medis
harus dapat memajukan dan menjamin pelayanan medik yang berbeda dengan tenaga
kesehatan lainnya (hal. 219).
Sehingga pada bagian amar Putusan MK 82/2015 dinyatakan Pasal 11 ayat (1) huruf a UU
36/2014 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (hal. 221).
Namun tetap mengikuti definisi UU 36 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (2) bahwa Tenaga Medis
adalah Dokter, Dokter gigi, dan Dokter gigi Spesialis.
→ Intinya, IDI protes tidak mau disamakan dengan Tenaga Kesehatan sehingga mengajukan
Judicial Review karena mereka special gitu.

→ Yang dicabut hanya satu pasal, jadi kalau misalnya ditanya “definisi Tenaga Medis ada
dimana?” masih bisa refer ke Pasal 1 ayat (2) UU No. 36/2014

Pertanyaan: selain yang disebutkan di atas, ada lagi tidak perbedaan antara Tenaga Medis dan
Tenaga Kesehatan seperti dari sisi gaji, pensiun, dll?
Jawaban:
- Kalau misalnya tanya ke dokter “apa posisi Anda?” “saya atasannya suster” atau “saya
atasannya perawat” padahal antara Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan itu sederajat.
Kalau gaji mungkin ada karena perbedaan jobdesc, tapi hak dan kewajiban tetap sama.
- Itu sih emang “mental terjajah” nya orang Indonesia saja kalau dokter tuh lebih wow
daripada perawat.

Etika dan Disiplin Kedokteran / Tenaga Kesehatan

▶ Nilai / petujuk pemberi arah pengambilan keputusan (baik, mulia) dalam praktek kedokteran
(Dorlan, 1960)
▶ MKEK etika kedokteran → sekumpulan nilai & moralitas profesi kedokteran yang tercantum
dalam (KODEKI), Fatwa Etik, pedoman dan kesepakatan etik lainnya
▶ Etika Kedokteran / Tenaga Kesehatan → dirumuskan oleh komunitas organisasi / konsil
profesi

Etika merupakan acuan moral untuk menjaga kehormatan profesi sendiri.

Secara internasional, Etika diatur di dalam Deklarasi Lisbon kemudian diadopsi oleh World
Medical Association (WMA) beranggotakan organisasi profesi kedokteran dan tenaga
kesehatan seluruh dunia.
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
Etika di setiap negara berbeda. Misal, di Indonesia mengacu pada sila pertama Pancasila yaitu
Ketuhanan yang Maha Esa, tetapi kalau di Amerika mengacu pada Bill of Rights (Kebebasan).
Oleh sebab itu, contohnya di Indonesia aborsi dilarang, tetapi di Amerika diperbolehkan.

Disiplin Kedokteran / Tenaga Kesehatan

▶ Disiplin Kedokteran : anturan-aturan dan atau ketentuan penerapan keilmuan dalam


pelaksanaan yang harus diikuti oleh dokter (KKI, 2007)
▶ Disiplin kedokteran / Tenaga Medis = dirumuskan oleh profesi = dilegitimasi oleh negara

Legitimasi Penerapan Disiplin dan Kode Etik


Undang Undang Kesehatan Pasal 49 ayat (2)
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus memperhatikan fungsi sosial, nilai, dan norma
agama, sosial budaya, moral, dan etika profesi.
Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 huruf b
memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
Bagi Tenaga Kesehatan : Pasal 57 huruf fUU 36 Tahun 2014
menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang bertentangan dengan
Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar Prosedur Operasional, atau ketentuan
Peraturan Perundang-undangan

Hukum Kesehatan
~ Pertemuan VI ~
Selasa, 20 Oktober 2020

◑ Informed Consent ◑

Kasus Slater vs Baker Stapleton 1767


Ada satu fraktura di kakinya, bertemu dengan dokter bedah Stapleton. Ditawarkan untuk
diberikan Pen, padahal dia tahu posisi retak tulangnya Slater tidak bisa dipasang Pen jadi
tulangnya diretakan lagi dan lebih banyak. Sembuh sih tapi dia ga dikasih informed consent
makanya Stapleton dituntut alasannya “saya berhak atas diri saya”
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019

→ susah buat jelasin ke pasien dari sisi dokter, makanya pas ngisi data suka ada “pendidikan
terakhir” itu tuh buat acuan bagaimana dokter menjelaskan ke pasien terkait informed consent.

Hal yg harus diinformasikan


HJJ Leenen → diagnosa, kadang dokter juga ada margin of error karena dokter bukan tuhan,
tapi kalo misdiagnosis itu udah pure salah dokter bukan faktor alami lagi.
Permenkes: perkiraan biaya agak susah karena dokter gatau soalnya itu bagian administrasi

Pasien tidak berhak atas informasi:


Terapi placebo → kayak anak fh yg lg stress prapid praper, ke klinik makara dia dikasih pil sm
vitamin. Trs bang djarot nanya setelah lulus gitu, sm dokternya dibuka “iya dia stress” nah tp
dia gaboleh dikasitau kalo dia stress nanti tambah parah.

Malpraktik → harus ada kerugian dulu


Informed consent → ga hrs ada kerugian dulu

Hukum Kesehatan
~ Pertemuan VII ~
Rabu, 28 Oktober 2020
*kelas makeup

◑ Hubungan Negara dan Hukum Kesehatan ◑

Hukum Kesehatan
~ Pertemuan VIII ~
Selasa, 3 November 2020

◑ International and Global Health Law ◑

Hukum Kesehatan
~ Pertemuan IX ~
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
Selasa, 10 November 2020

Akibat dari kasus dr. Setyaningrum:


Paternalistik → Partnership
Timbul hak pasien dan hak dokter

Selasa, 17 November 2020

UTS

Anda mungkin juga menyukai