FH UI 2019
Hukum Kesehatan
~ Pertemuan I ~
Selasa, 15 September 2020
Awal dari Hukum Kesehatan di Indonesia diawali dengan Kasus dr. Setyaningrum.
Di Tempat Praktek
- Membuka tempat praktek dengan obat-obatan tidak sesuai izin.
Hukum Kesehatan
~ Pertemuan II ~
Selasa, 22 September 2020
◑ Gesundheitsrecht (Jerman)
Gesundheit → lekas sembuh / penyembuhan / proses dari sakit menjadi sembuh
Recht → hukum
▶ Bermula dari adanya hukum pelayanan kesehatan / sanitation recht.
▶ Bukan hanya hubungan antara pasien dan dokter, tetapi juga peran negara memberikan
akses pelayanan kesehatan. Lebih luas dari Medical Law.
◑ Gezondheidsrecht (Belanda)
! Perlu Diingat !
Lingkup Etika lebih luas daripada Disiplin.
Lingkup Etika dan Disiplin lebih luas daripada hukum.
Disiplin
▶ Melanggar disiplin sudah pasti melanggar etika.
☎ Dokter orthopedi mengusulkan memakai ilmu hitam untuk mengembalikan tulang yang
patah karena lebih cepat daripada sekedar dipasang gips.
Perdata
- Pasal 1233 BW → lahirnya perikatan
- Pasal 1320 BW → syarat sah perjanjian
- Pasal 1365 BW → perbuatan melawan hukum
- Pasal 1243 BW → wanprestasi
- Pasal 1367 BW → tanggung jawab majikan terhadap bawahan
Administratif
- Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan
- Surat Tanda Registrasi
Hukum Kesehatan
~ Pertemuan III ~
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
Selasa, 29 September 2020
Ilustrasi
Pasien X pergi ke RS Z untuk berobat.
a. Pasien X melakukan registrasi kepada Administrasi RS
b. RS mencari / meminta rekam medis Pasien X
c. RS merujuk Pasien ke Poli Umum
d. Pasien ditangani oleh dokter umum
e. Dokter umum memberikan resep obat kepada Pasien X
f. Pasien memberikan resep kepada Apoteker
g. Pasien menerima obat
h. Pasien membayar biaya admin
Hubungan Perdata Pasien dan Tenaga Kesehatan (Perawat, Apoteker, Tenaga Teknis Medis):
- Pelayanan Kesehatan
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
- Duty of Care
- Imbalan jasa
Masalah: setelah 3 hari mengonsumsi obat yang diberikan oleh Apotek RS Z atas resep dokter
Y, kemudian pasien meninggal dunia.
MKDKI / MKEK jarang masuk ke alur penyelesaian sengketa medis, padahal kalau di luar negeri
harus.
Hukum Kesehatan
~ Pertemuan IV ~
Selasa, 6 Oktober 2020
Fokus Perkuliahan:
Bagaimana seorang ahli hukum memandang Hukum Kesehatan?
Hukum Kesehatan
~ Pertemuan V ~
Selasa, 13 Oktober 2020
Pelimpahan wewenang ini menjadi masalah di satu rumpun Hukum Kesehatan karena terdapat
dua UU sekaligus yang mengatur tentang hal tersebut:
▶ UU No. 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan, dijelaskan mengenai pelimpahan kewenangan
dari tenaga medis ke tenaga kesehatan
▶ UU No. 30/2014 tentang Administrasi Negara
Pasal 14 → atribusi, delegasi, mandat
Mana yang berlaku? Keduanya.
▶ Contoh Kasus: seorang dokter kecantikan tertangkap praktek suntik botox di mall.
Pertanyaan: apakah perlu tenaga medis yang menyuntikannya?
→ cukup tenaga kesehatan saja. Coba bandingkan dengan tenaga kesehatan di Korea Selatan,
Prancis, dll, kalau mau suntik botox, facial, atau apapun perawatan kecantikan itu yang
melakukan hanya tenaga kesehatan saja.
Pertanyaan:
1. Kapan tenaga medis dibutuhkan?
2. Kapan tenaga kesehatan dibutuhkan?
IDI & BPOM → harus dokter yang menyuntikan botox / penyuntikan ke kulit, padahal kalau di
Korea Selatan boleh.
Kemendikbud juga membolehkan lulusan STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) yang
exchange ke luar negeri langsung praktik, tetapi IDI & BPOM tidak membolehkan (sertifikasi
yang mereka dapat di luar negeri tidak bisa diaplikasikan di RS di Indonesia)
▶ Contoh Kasus (Bang Djarot jadi saksi di pengadilan): dokter ahli stemsel lulusan Jerman, buka
praktik di Kemang, tetapi keahliannya tidak dianggap oleh IDI dan dianggap ilegal. Pas mau
diurus untuk sertifikasinya, malah IDI nya tutup mata.
“Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui Pendidikan bidang
kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga”
Asisten Tenaga Kesehatan di bawah supervisi dari Tenaga Kesehatan → Pasal 10 ayat 2
ATS tidak bisa bertindak tanpa supervisi.
Perbuatan Melawan Hukum → engga cuma melanggar aturan, tetapi juga norma kesopanan
dan norma kesusilaan.
Organisasi Profesi adalah wadah untuk menghimpun tenaga kesehatan pada satu rumpun
profesi, Organisasi Profesi berfungsi sebagai wadah untuk meningkatkan dan atau
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat, dan etika profesi Tenaga
Kesehatan (Pasal 50).
→ seperti BEM, kerjanya eksekutif.
Pelimpahan Tindakan
UU No. 36/2014
Dalam menjalankan tugasnya Tenaga Medis dapat melimpahkan wewenangnya kepada
Tenaga Kesehatan. Pelimpahan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan dengan ketentuan:
- tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan yang telah
dimiliki oleh penerima pelimpahan;
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
→ misal, ada dokter menyuruh “eh kamu tolong dong nanti suntik dia, abis itu dikasih
obat ini itu ya” tapi yang disuruh itu orang dari administrasi, sudah jelas salah.
- pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan pemberi
pelimpahan;
→ tidak harus diawasi selalu tatap muka. Ada upaya timbal balik antara pemberi dan
penerima alias crosscheck. “Nanti setelah kamu suntik, lapor balik ke saya ya interval 1
jam”.
- pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas tindakan yang dilimpahkan
sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan;
Ibaratnya, seorang perawat memang memiliki keahlian dan keterampilan untuk menyuntik
pasien, namun ia tidak pernah memiliki keahlian, keterampilan atau wewenang tentang obat
apa yang akan disuntikan kepada pasien karena wewenang itu ada pada tenaga medis.
Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan tenaga medis cukup lama, oleh sebab itu ada
tenaga kesehatan.
Ada 2 metode pelimpahan wewenang oleh Tenaga Medis ke Tenaga Kesehatan, nah ini yang
membuat runyam.
1. Delegasi
2. Mandat
Yang menjadi rancu adalah ketika terjadi pelimpahan kewenangan antara dokter kepada
perawat dan perawat melakukan kesalahan dan menjadikan si perawat scapegoat. Kalau udah
gini, hakim biasanya menganggap UU No. 36/2014 nya tidak berlaku atau bahkan tidak
mengerti padahal UU No. 36/2014 itu adalah lex spesialis. Walaupun lawyer nya udah
menjelaskan berbusa-busa tentang UU No. 36/2014 tapi hakim nya tidak paham, nah makanya
ini jadi masalah.
Pada bagian pertimbangan Putusan MK 82/2015, dokter dan dokter gigi merupakan profesi
yang mempunyai kedudukan khusus terkait dengan tubuh dan nyawa manusia, sehingga
secara mandiri dokter dan dokter gigi dapat melakukan intervensi medis teknis dan intervensi
bedah tubuh manusia yang tidak dimiliki jenis tenaga kesehatan lainnya yang dilakukan secara
mandiri. Tenaga medis adalah tenaga profesional yang berbeda dengan tenaga vokasi yang
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
sifat pekerjaannya adalah pendelegasian wewenang dari tenaga medis (hal. 217 dan 218
putusan).
Lebih lanjut, karena sifat dan hakikat yang berbeda antara tenaga medis dengan tenaga profesi
dan vokasi kesehatan lainnya maka pengaturan substansi profesi kedokteran tidak dapat
digabungkan atau disamaratakan dengan profesi lain. Kepastian hukum bagi tenaga medis
harus dapat memajukan dan menjamin pelayanan medik yang berbeda dengan tenaga
kesehatan lainnya (hal. 219).
Sehingga pada bagian amar Putusan MK 82/2015 dinyatakan Pasal 11 ayat (1) huruf a UU
36/2014 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (hal. 221).
Namun tetap mengikuti definisi UU 36 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (2) bahwa Tenaga Medis
adalah Dokter, Dokter gigi, dan Dokter gigi Spesialis.
→ Intinya, IDI protes tidak mau disamakan dengan Tenaga Kesehatan sehingga mengajukan
Judicial Review karena mereka special gitu.
→ Yang dicabut hanya satu pasal, jadi kalau misalnya ditanya “definisi Tenaga Medis ada
dimana?” masih bisa refer ke Pasal 1 ayat (2) UU No. 36/2014
Pertanyaan: selain yang disebutkan di atas, ada lagi tidak perbedaan antara Tenaga Medis dan
Tenaga Kesehatan seperti dari sisi gaji, pensiun, dll?
Jawaban:
- Kalau misalnya tanya ke dokter “apa posisi Anda?” “saya atasannya suster” atau “saya
atasannya perawat” padahal antara Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan itu sederajat.
Kalau gaji mungkin ada karena perbedaan jobdesc, tapi hak dan kewajiban tetap sama.
- Itu sih emang “mental terjajah” nya orang Indonesia saja kalau dokter tuh lebih wow
daripada perawat.
▶ Nilai / petujuk pemberi arah pengambilan keputusan (baik, mulia) dalam praktek kedokteran
(Dorlan, 1960)
▶ MKEK etika kedokteran → sekumpulan nilai & moralitas profesi kedokteran yang tercantum
dalam (KODEKI), Fatwa Etik, pedoman dan kesepakatan etik lainnya
▶ Etika Kedokteran / Tenaga Kesehatan → dirumuskan oleh komunitas organisasi / konsil
profesi
Secara internasional, Etika diatur di dalam Deklarasi Lisbon kemudian diadopsi oleh World
Medical Association (WMA) beranggotakan organisasi profesi kedokteran dan tenaga
kesehatan seluruh dunia.
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
Etika di setiap negara berbeda. Misal, di Indonesia mengacu pada sila pertama Pancasila yaitu
Ketuhanan yang Maha Esa, tetapi kalau di Amerika mengacu pada Bill of Rights (Kebebasan).
Oleh sebab itu, contohnya di Indonesia aborsi dilarang, tetapi di Amerika diperbolehkan.
Hukum Kesehatan
~ Pertemuan VI ~
Selasa, 20 Oktober 2020
◑ Informed Consent ◑
→ susah buat jelasin ke pasien dari sisi dokter, makanya pas ngisi data suka ada “pendidikan
terakhir” itu tuh buat acuan bagaimana dokter menjelaskan ke pasien terkait informed consent.
Hukum Kesehatan
~ Pertemuan VII ~
Rabu, 28 Oktober 2020
*kelas makeup
Hukum Kesehatan
~ Pertemuan VIII ~
Selasa, 3 November 2020
Hukum Kesehatan
~ Pertemuan IX ~
Zahwa Namora Siregar
FH UI 2019
Selasa, 10 November 2020
UTS