Anda di halaman 1dari 23

Asma Bronkiale Berdasarkan Pedoman GINA 2016

ISWANTO

DEFINISI ASMA

 Asma merupakan penyakit heterogen, umumnya


dengan karakteristik inflamasi saluran napas kronik.
Asma ditandai dengan riwayat gejala pernapasan
seperti mengi, sesak napas, rasa tertekan di dada dan
batuk yang waktu dan intensitasnya dapat berubah-
ubah, bersamaan dengan variasi hambatan aliran
ekspirasi.

 ASMA EKSASERBASI adalah kejadian akut atau sub-


akut yand ditandai dengan memburuknya gejala dan
fungsi paru pasien jika dibandingkan dengan keadaan
biasa pasien

PENDAHULUAN

• Beban kesehatan

• Kehilangan hari sekolah:

Asia (16%)

Eropa (34%)

Amerika (40%)
Dampak Asma yang disadari

 Gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari

 Terbangun malam hari karena sesak

 Mengantuk & lemas

 Tidak bisa bekerja / belajar secara optimal

 Bolos kerja / sekolah

 Dampak  Tenaga kerja

 Dampak  Ekonomi
SIAPA SAJA YANG BISA KENA ASMA?

 SEGALA USIA
 BUKAN PENYAKIT MENULAR
 FAKTOR KETURUNAN +
 ANAK:
 PRIA>WANITA
 DEWASA:
 PRIA=WANITA

ASMA DIPENGARUHI:

 DEBU RUMAH --TUNGAU


 ASAP ROKOK.
 ASAP KENDARAAN

FAKTOR PENCETUS
- Tunggal
- Jamak (umumnya jamak)

PRECIPITING FACTOR
PENYEBAB YANG SERING

 Debu rumah

 Tepung sari bunga

 Bulu binatang (kucing, anjing)

 Makanan: susu, telur, ikan, tomat, dll

 Infeksi: pilek, faringitis

 Polusi udara, rokok

 Spray: wangi-wangian, obat nyamuk

 Ketegangan emosi dan kelelahan

 Perubahan cuaca

 dll
PATOGENESIS ASMA BRONKIAL

Penyempitan lumen sal. Napas yg disebabkan :

 Spasme otot polos bronkus

 Edema mukosa bronkus

 Sekresi kelenjar bronkus meningkat


REAKSI ASMA ADA 2 MACAM:

 CEPAT : PENYEMPITAN TERJADI 10- 15 MENIT


 LAMBAT:
TERJADI 3-4 JAM.
BERTAHAN 16-24 JAM

DIAGNOSIS ASMA BRONKIALE

 ANAMNESIS
 PEMERIKSAAN FISIK
 PEMERIKSAAN LAIN

1. Anamnesis :

Seseorang diduga asma apabila

a. Mengi/napas bunyi

b. Sesak napas

c. Batuk berulang & menetap, berat pada


malam hari

d. Timbul dan berulang akibat aktivitas,


paparan zat tertentu
2. Pemeriksaan Fisik

- Asma tanpa gejala/serangan dapat normal

- Asma ringan terdengar mengi wkt ekspirasi

- Asma berat, px gelisah, napas dgn bibir, sulit

bicara, banyak keringat

- Penggunaan otot-otot bantu napas

- Frekuensi napas , sianosis, nadi cepat, tensi ,

penurunan kesadaran sampai tidak sadar

3.PEMERIKSAAN FAAL PARU

 Penunjang diagnosis

 Arus puncak ekspirasi

PEMERIKSAAN FAAL PARU

 Pemeriksaan spirometri

~ VEP1 < 80%

~ VEP1/KVP 

UJI BRONKODILATOR

VEP1 post BD - VEP1 pre BD


100% = >15%

VEP1 pre BD

VARIABILITI HARIAN

Variabiliti harian = APE malam – APE pagi ½ (APE malam +


APE pagi)

4. Laboratorium

 Peningkatan Eosinofil 5 -15%


 Peningkatan Eosinofil total > 250/mm3
 Peningkatan IgE total

5. FOTO TORAK

 Hiperinflasi paru

 Umumnya normal

 Penyakit Lain

 Komplikasi
KLASIFIKASI ASMA

Berdasarkan penyebabnya

I. Asma bronkial Intrinsik / non atopi

Tidak ada hub. Dengan alergen

a. Timbul setelah dewasa

b. Tidak ada keluarga asma

c. Ada hubungan dengan infeksi

d. Psikis/kejiwaan punya peran

e. Peka terhadap perubahan cuaca

2. Asma Bronkial Ekstrinsik/Atopi

Ada hubungan dengan alergen

a. Timbul sejak anak

b. Keluarga asma

c. Eksim saat bayi

d. Sering rinitis

e. Penyakit sering tungau, debu, tepung sari

3. Asma Bronkial Campuran


KlASIFIKASI BERAT EKSASERBASI

II. Berdasarkan Berat Penyakit :


1. Intermitten

2. Persisten ringan

3. Persisten sedang

4. Persisten berat

GINA 2014 & 2015


DIAGNOSIS BANDING ASMA ?

 ASMA KARDIALE
 PNEUMOTORAKS
 TBC PARU YANG LUAS
 EMPHISEMAPARU
 BRONKITIS KRONIS

Penatalaksanaan asma

1. Mencari faktor pencetus/alergen

2. Menghindari faktor pencetus/alergen

3. Penggunaan obat asma

4. Terapi pencegahan

5. Lain-lain seperti :

a. Rehabilitasi asma

b. Kontrol emosi/psikoterapi

c. Pengobatan infeksi fokal


TUJUAN PENATALAKSANAAN ASMA

 Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma

 Mencegah eksaserbasi penyakit

 Meningkatkan faal paru  normal

 Mempertahankan faal paru

TUJUAN PENATALAKSANAAN ASMA ( Lanjutan )

 Menghindari efek samping obat

 Mencegah penyempitan saluran nafas menetap (


Kecacatan paru).

 Mencegah kematian karena asma (MEMBUAT


ASMA MENJADI TERKONTROL)

Penatalaksanaan Asma  Mengontrol penyakit

 Asma Terkontrol bila :


a. Gejala minimal / tidak ada.
b. Tak ada keterbatasan aktivitas
c. Tidak memerlukan obat bronkodilator / minimal.
d. Varaiasi harian APE < 20 %
e. Nilai APE normal/ mendekati normal
f. Efek samping obat minimal / tak ada
Tak pernah ke unit gawat darurat
Obat Asma

 1. Controller : Anti inflamasi untuk mengontrol


penyakit & mencegah seranga

 2. Reliever : Bronkodilator untuk pengobatan saat


serangan / mengatasi eksaserbasi

Controller Medications

 Glucocorticosteroids ( inhaled / systemic )

 Leukotriene modifiers

 Long-acting β2-agonists ( inhaled / oral )

 Theophylline SR

 Cromones

 Anti-IgE

Reliever Medications

 Rapid-acting inhaled β2-agonists

 Systemic glucocorticosteroids

 Anticholinergics

 Theophylline

 Short-acting oral β2-agonists


Cara Pemberian Bronkodilator

 Oral : lebih lama , efek samping lebih banyak


 Inhalasi : cepat target organ , efek samping sedikit
 Parenteral : cepat , perlu bantuan tenaga medis
Manajemen asma di layanan primer
Manajemen eksaserbasidi rumah sakit
PENILAIAN KEMAJUAN KONDISI KLINIS PENGUKURAN
FUNGSI PARU Setelah 1 jam pengobatan awal

 VEP1 atau APE 60-80% nilai prediksi/terbaik atau


perbaikan gejala SEDANG Pertimbangkan untuk
pulang
 VEP1 atau APE < 60% nilai prediksi/terbaik atau
respons klinis memburukBERAT Terapi diteruskan
dan evaluasi

Pengobatan Utama untuk Eksaserbasi Asma (asma akut)

• Pemberian oksigen

• Penggunaan berulang dari SABA (β2 -agonis kerja


singkat)

• Penggunaan kortikosteroid
Kapan digunakan kombinasi salbutamol + anti-kolinergik
digunakan pada serangan akut?

Kombinasi inhalasi 2 agonis dan antikolinergik (SABA +


SAMA)

 Penambahan dosis multipel antikolinergik terhadap


inhalasi 2 agonis bermanfaat pada penatalaksanaan
awal asma eksaserbasi yang berat pada anak dan
remaja (VEP1 <55% nilai prediksi)

 Bagi kelompok anak & remaja yang menderita asma


eksaserbasi ringan – sedang, tidak ada manfaat
penambahan antikolinergik terhadap 2 agonis

 hat tingkat keparahan pasien

Apa peranan steroid?


Perbandingan APE pada steroid dan non-steroid grup

Bagaimana dengan steroid inhalasi ? Apa kelebihan steroid


inhalasi?

Bioavailabilitas oral steroid (steroid inhalasi vs non-inhalasi)

bioavailabilitas, semakin aman obat tersebut


Apa yang harus diperhatikan saat tindak lanjut (follow up)?

Tindak Lanjut Setelah Eksaserbasi

Pantau pasien secara teratur:

v Edukasi pasien

v Hindari faktor risiko seperti merokok

v Cek cara pemakaian obat

v Buat rencana pengobatan (Asthma Action Plan)


tertulis

Pasien yang Berisiko Tinggi

Berisiko tinggi terhadap kematian:

v Pasien dengan riwayat intubasi dan pemakaian


ventilasi eknis

v Pasien dengan riwayat inapatau kunjungan ke IGD


dalam 12 bulan terakhir

v Tidak patuh dengan rencana penobatan

v Penggunaan SABA berlebihan

v Punya gangguan psikiatri atau psikososial


Rencana Pengobatan Tertulis

Pasien hendaklah punya rencana pengobatan tertulis


(Asthma ActionPlan):

v Berdasarkan kondisi pasien, derajat kontrol, gejala


dan nilai APE

v Kapan pasien harus pakai ICS, kapan datang ke


dokter dan kapan harus dirawat

KOMPLIKASI ASMA ?

 Status asmatikus
 Emfisema paru
 Gagal nafas
 Korpulmonale
 Infeksi / pneumonia
 pneumothorax

Anda mungkin juga menyukai