Anda di halaman 1dari 2

Bronkitis akut : disebabkan karena inflamasi akut pada saluran pernafasan besar

 Penyebab : bisa karena adenovirus , rhinovirus , influenza A,B


kalo bakteri disebabkan karena Salmonella pneumonia , staph aureus
 Anamnesis : biasanya dengan keluhan batuk kering , demam ringan , sesak nafas , batuk
kering
 Pf : ditemukan wheezing dan corak bronkovaskular meningkat , ronki basah , ronki kering
 Pp : leukositosis ( karena ada infeksi ) , sputum , pengecatan gram menilai adanya bakteri
salmonella atau staph aureus
 Penyulit : bronkospasme ( karena kejang otot polos pada dinding bronkus ) , batuk darah ,
pneumonia
 Terappi : mukolitik , antitusif ( obat utk mengurangi batuk karena virus / bakteri , tidak
dianjurkan pada penyakit kronik) , bronkodilator

PPOK biasanya pada pasien berumur 40 tahun keatas

 Ppok : disebabkan karena penyempitan saluran nafas yang persisten berhubungan dengan
respon inflamasi kronik pada paru paru
 Gejala : nafas pendek , batuk , biasanya tidak bisa melakukan aktivitas dengan baik
 Patofisiologi : inhalasi yang berbahaya mengenai saluran nafas tepatnya bronkus , kemudian
bronkus tertutup dengan sekret yang berlebihan sehingga menyebabkan dinding bronkus
menebal , menebalnya dinding bronkus ini menyebabkan bronkus dan bronkiolus
berkontraksi terus menerus dan pada akhirnya akan menebal dan hipertrofi kelenjar mukus
menyebabkan bronkus menjadi edema dan inflamasi
 Perbedaan patogenesis ashma dengan ppok :
ashtma : cd4+ , t limfosit , neutrofil , eosinofil ( biasanya karena terpapar agen sensitizing )
ppoke : cd8+ , t limfosit , makrofag , neurtrofil
 Alfa 1 anti tripsin ( AAT) : menghambat enzim protease
 Pada saat inflamasi juga melepaskan elektase dimana membuat alveoulus ndak elastis lagi
dia dilatasi terus jadi pas alveoulus ngembang ndak bisa kembali lagi ( emfisema ) , kalo
nyerang di mukus menyebabkan hiperplasia kelenjar ( bronkitis kronis )
 Bronkitis kronis : batuk 3 bulan terus menerus
emfisema : kerusakan alveoulus , pelebaran distal bronkiolus terminal
 Gambaran klinis emfisema dan bronkitis kronis :
Emfisema : gambaran foto thorax hiperaerated , pink puffer , barrelchest
bronkitis kronis : jantung membesar ditambah dengan corak bronkus yang banyak ,
ditemukan adanya sianosis (blue bloater)
 Pf : mulut mencucu , sela iga membesar , ditemukan fremitus meningkat
 Pp : spirometri , darah rutin , tes khusus ( uji provokasi bronkus , uji kardiopulmonal)
 Key indicator of copd : dyspnea , umur diatas 40 tahun , ada riwayat copd pada keluarga <
perokok , batuk berdahak dengan sputum berlebih
 Diagnosis of copd : menggunakan spirometri pada post bronkodilator ditemukan FEV1
<0,70% , VEP1 <40%
 Combined of copd
 Manage stable of COPD :
A : SABA + LAMA ( theophylin)
B : LABA + LAMA ( SABA + THEOPHYLIN )
C: ICS +LABA ( SABA + THEOPHYLIN )
D : ICS + LABA ( SABA + CARBOCYSTEIN)

 Obat lain untuk COPD : mucolitic , antioxidant , antileucotrient

 Tatalaksana non farmako : istirahat , fisioterapi

 Bronkodilator utk copd : beta 2 agonist , inhaler anticolinergic , theophylin


fx dari bronkodilator sendiri adalah relaksasi otot nafas , mengurangi penimbunan plasma ,
mengurangi mediator inflamasi

ASHMA BRONCHIALE

Anda mungkin juga menyukai