Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rickettsia adalah spesies yang dibawa oleh banyak kutu dan menyebabkan penyakit
pada manusia seperti tipus, rickettsialpox, demam Boutonneuse, demam gigitan kutu Afrika,
melihat demam Rocky Mountain, Australia Tick Tifus, Pulau Flinders Spotted Demam tifus
dan Queensland tick.  Mereka juga telah dikaitkan dengan berbagai penyakit tanaman. Seperti
virus, mereka hanya tumbuh di dalam sel-sel hidup. Nama tersebut rickettsia sering
digunakan untuk setiap anggota Rickettsiales. Mereka dianggap sebagai kerabat yang tinggal
terdekat dengan bakteri yang asal dari organel mitokondria yang ada di dalam sebagian besar
sel eukariotik.

Rickettsia merupakan bakteri yang patogen kepada manusia. Bakteri yang sangat
kecil selalu terdapat dalam sel endotel pembuluh darah kecil. Rickettsia merupakan parsit
obligat intra celuler. Mengandung asam-nukleat (RNA,DNA). Berkembang biak dengan
membelah biner.

Penyakit rickettsia atau tifus adalah berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri
familia Rickettsiae. Penyakit ini disebarkan oleh arthropoda, khususnya kutu, tungau, dan
caplak. Tiga jenis tifus utama adalah tifus epidemik, tifus endemik, dan tifus belukar. Jenis
lain tifus yang juga sering ditemukan adalah penyakit Brill-Zinsser, yang merupakan tifus
epidemik dan penyakit Brill-Zinsser disebabkan oleh Bakteri Rickettsia prowazekii. Tifus
epidemik disebarkan oleh kutu badan. Tifus endemik disebabkan oleh bakteri Rickettsia
typhi, yang disebarkan oleh kutu. Tifus belukar disebabkan oleh bakteri Rickettsia
tsutsugamushi, dan disebarkan oleh tungau dan caplak. Jenis tifus lainnya antara lain demam
berbintik gunung Rocky, Rickettsialpox, demam Boutonneuse, tifus caplak siberia, tifus
caplak Australia, dan demam berbintik Oriental.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur riketsia?
2. Bagaimana siklus hidup riketsia?
3. Apa faktor yang mempengaruhi transmisi riketsia?
4. Bagaimana faktor infeksi riketsia?
5. Bagaimana proses transmisi riketsia?
6. Bagaimana pencegahan transmisi riketsia?

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Struktur Riketsia

Rickettsia berasal dari

 Phylum : Proteobacteria
 ,Kelas : Alpha Proteobacteria
 Ordo : Rickekettsiales
 Famili : Rickettsiaceae
 Genus : Rickettsia,

Gram-negatif, non-sporeforming, bentuknya pleomorfik yang pada umumnya


berukuran 1 – 0,3 mikron dapat hadir sebagai cocci (0,1 pM diameter), batang (1-4 pM
panjang) atau benang seperti (10 pM panjang). Meskipun sangat kecil dan selalu terdapat
didalam sel, Rickettsia bukanlah termasuk virus melainkan golongan bakteri. Rickettsia
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat bakteri yaitu mengandung asam nukleat
yang terdiri dari RNA dan DNA , berkembang biak dengan pembelahan biner, dinding sel
mengandung mukopeptida, mempunyai ribosom, mempunyai enzim yang aktif pada
metabolisme, dihambat oleh obat-obat anti bakteri dan dapat membentuk ATP sebagai
sumber energi .Rickettsia dapat berbentuk batang pendek, kokoid atau pleomorf (kokobasilus
pleomorfik). Rickettsia mempunyai struktur dinding sel gram negative sehingga
mempermudah untuk hidup didalam kuning telur embrio yang terdiri dari peptidoglikan yang
mengandung asam muramat dan asam diaminopimelat. Pada rickettsia, bagian yang tumbuh
berbeda-beda.

B. Siklus Hidup Rickettsia

Rickettsia prowazekii mempunyai siklus hidup yang terbatas pada manusia dan kutu
manusia ( peduculus humanis corporis dan pediculus humanis capitis). Kutu ini memperoleh
rickettsia pada waktu menggigit manusia yang terinfeksi. Karena darah yang dihisap sudah
terinfeksi,maka sel-sel usus akan terkena infeksi dan rickettsia berkembangbiak
didalamnya,suatu menghisap darah,kutu akan mengeluarkan tinja. Gigitan kutu ini akan
menimbulkan rasa gatal,sewaktu hospes menggaruk tinja infestikus secara tidak sengaja
masuk dalam luka gigitan dan menimbulkan infeksi pada hospes. Bila cuma menggigit pada
saat yang sama dia akan terinfeksi. Pada saat hewan menggaruk pada gigitan kutu,hal
tersebut memungkinkan rickettsia yang diekskresi dalam tinja menembus kulit orang

2
tersebut. Akibat infeksi tersebut,kutu akan mati tetapi organisme tetap hidup selama beberapa
waktu dalam tinja kering kutu tersebut

C. Faktor yang mempengaruhi transmisi Rickettsia

Tifus disebabkan oleh salah satu bakteri Rickettsia yaitu Salmonella typhii yang
masuk ke dalam usus manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri
tersebut, hingga berkembang biak di saluran pencernaan.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi penularannya yaitu :


1. Sanitasi buruk. Di negara seperti Indonesia, penyebaran bakteri Salmonella typhii
biasanya terjadi melalui konsumsi air yang terkontaminasi tinja yang yang
mengandung bakteri Salmonella typhii, juga dari makanan yang dicuci dengan
menggunakan air yang terkontaminasi. Kondisi ini terutama disebabkan oleh
buruknya sanitasi dan akses air bersih.
2. Bakteri juga dapat menyebar jika orang yang telah terinfeksi tidak mencuci tangan
sebelum menyentuh atau mengolah makanan. Penyebaran bakteri terjadi ketika ada
orang lain yang menyantap makanan yang tersentuh tangan penderita.
3. Mengonsumsi sayur-sayuran yang menggunakan pupuk dari kotoran manusia yang
terinfeksi.
4. Mengonsumsi produk susu yang telah terkontaminasi.
5. Menggunakan toilet yang terkontaminasi bakteri. Anda akan terinfeksi jika
menyentuh mulut sebelum mencuci tangan setelah buang air.
6. Melakukan seks oral dengan pembawa bakteri Salmonella typhii.
D. Proses infeksi Rickettsia

Menularnya kepada manusia melalui gigitan arthropoda atau melalui inhalasi udara
yang mengandung debu-debu feces arthropoda yang berasal dari pakaian atau tempat
tidur.Ricketsia memiliki kecenderungan untuk menyerang sel endothelial kapiler, sehingga
infeksi karena ricketsia selalu ditandai dengan adanya ruam di kulit (bintik kemerahan di
kulit) karena pecahnya pembuluh kapiler.

 Ini beberapa cara bakteri Salmonella typhi yang merupakan salah satu genus bakteri
Rickettsia yang dapat menginfeksi manusia :

1. Melalui transmisi tinja-oral

3
Bakteri yang menyebabkan demam tifoid menyebar melalui makanan atau air
yang terkontaminasi dan kadang-kadang melalui kontak langsung dengan seseorang
yang terinfeksi. Di negara berkembang, di mana demam tifoid terbentuk (endemik),
sebagian besar kasus terjadi akibat air minum yang terkontaminasi dan sanitasi yang
buruk. Di sisi lain, orang-orang di negara berindustri maju yang terkena demam tipes
kemungkinan besar terinfeksi bakteri ini saat bepergian dan menyebarkannya ke orang
lain melalui rute fecal-oral. Artinya, bakteri Salmonella dikeluarkan dalam tinja dan
terkadang ada dalam urine orang yang terinfeksi. Orang lain dapat tertular infeksi jika
memakan makanan yang ditangani orang yang menderita demam tifoid yang tidak
mencuci tangannya dengan bersih setelah menggunakan toilet. Tentu saja, seseorang
dapat terinfeksi setelah meminum air yang terkontaminasi bakteri.

2. Menjadi pembawa (carrier) demam tipes

Meskipun sudah sembuh dari demam tipes dan sudah menjalani pengobatan
antibiotik, beberapa orang terus memendam bakteri Salmonella dalam saluran usus atau
kantong empedu selama bertahun-tahun. Orang-orang ini, yang disebut pembawa kronis,
mengeluarkan bakteri dalam kotoran mereka dan dapat menginfeksi orang lain,
walaupun mereka tidak lagi memiliki tanda atau gejala penyakit itu sendiri.

E. Proses transmisi Rickettasia

Penularan penyakit rickettsia terjadi pada waktu arthropoda menghisap darah mamalia
yang telah terkena infeksi. Selain itu dapat juga terjadi penularan dari arthropoda ke
arthropoda lain lewat jalur yang telah terinfeksi (transovarium).

F. Pencegahan transmisi Rickettsia


1. Pemutusan rantai infeksi
Rantai infeksi dapat diputus dengan membasmi kutu dengan menggunakan
insektisida.
2. Menjaga Kebersihan

Menjaga kebersihan baik dari lingkungan maupun diri sendiri, misalnya jangan
membiarkan banyak pakaian kotor yang tergantung di kamar karena dapat ijadikan sarang
kutu, lalu menggunakan obat gosok untuk mencegah gigitan arthopoda

3. Imunisasi

4
Imunisasi aktif dilakukan dengan menyuntikkan antigen yang dibuat darikantong
kuning telur embrio ayam yang terinfeksi/ dari biakan sel yang diolah dengan formalin.

4. Pengobatan

Pengobatan yang diberikan pada penyakit thypus epidemik adalah dengan


pemberian tetrasiklin dan kloramfenikol, kedua obat tersebut merupakan obat yang efektif
bila diberikan secara dini. Obat ini diberikan melalui mulut setiap hari, diteruskan selama
3-4 hari setelah suhu normal. Pada penderita berat, dosis permulaan dapat diberikan
secara intra vena. Pemberian antibiotik dapat menekan pertumbuhan bakteri tersebut.

5. Hindari meminum air yang tidak jelas sumbernya

Apabila tidak yakin sumber air yang hendak diminum, lebih baik minum air
kemasan. Dengan demikian, tolak minum apabila es untuk minuman air dingin tidak jelas
sumbernya. Gunakan air kemasan untuk berkumur dan jangan meminum air di bak
mandi/shower.

6. Hindari mengonsumsi sayuran dan buah mentah karena bisa jadi telah terkontaminasi
air yang tidak sehat.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rickettsia merupakan bakteri yang patogen kepada manusia. Bakteri yang sangat
kecil selalu terdapat dalam sel endotel pembuluh darah kecil. Rickettsia merupakan parsit
obligat intra celuler. Mengandung asam-nukleat (RNA,DNA). Berkembang biak dengan
membelah biner.

Rickettsia prowazekii mempunyai siklus hidup yang terbatas pada manusia dan kutu
manusia ( peduculus humanis corporis dan pediculus humanis capitis). Kutu ini memperoleh
rickettsia pada waktu menggigit manusia yang terinfeksi. Karena darah yang dihisap sudah
terinfeksi,maka sel-sel usus akan terkena infeksi dan rickettsia berkembangbiak
didalamnya,suatu menghisap darah,kutu akan mengeluarkan tinja.

Menularnya kepada manusia melalui gigitan arthropoda atau melalui inhalasi udara
yang mengandung debu-debu feces arthropoda yang berasal dari pakaian atau tempat
tidur.Ricketsia memiliki kecenderungan untuk menyerang sel endothelial kapiler, sehingga
infeksi karena ricketsia selalu ditandai dengan adanya ruam di kulit (bintik kemerahan di
kulit) karena pecahnya pembuluh kapiler

B. Saran

  Diharapkan mahasiswa bisa memahami dan mengerti tentang Ricckettsia,. Serta


diharapkan mahasiswa bisa mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dari makalah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

www.academia.edu/9743865/MAKALAH_SALMONELLA

https://id.scribd.com/doc/71651473/morfologi-riketsia-mycoplasma-cendawan-virus-algae-
dan-protozoa

www.academia.edu/23758083/Ricketsia_Prowazekki

www.alodokter.com/tifus/penyebab

https://nophienov.wordpress.com/2013/03/02/ricketsia/

Anda mungkin juga menyukai