Anda di halaman 1dari 7

A.

JUDUL PRAKTIKUM

“Jamur yang di jumpai pada bahan makanan”

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Mengenal/mengamati bentuk jamur pada bahan makanan

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

 Alat Praktikum
 Pipet
 Kaca objek
 Kaca penutup
 Mikroskop
 Jarum pentul
 Bahan Praktikum
- Jamur Roti
- Jamur Tempe
- Jamur Bonggol Jagung
-
D. LANDASAN TEORI

Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan proses
fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat
makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain. Di alam,
zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah tersedia dari proses pelapukan oleh aktivitas
mikroorganisme (Parjimo, 2007 dan Nunung, 2001). Menurut Pasaribu (2002), jamur dapat
tumbuh diantara jasad hidup (biotik) atau mati (abiotik), dengan sifat hidup heterotrof
(organisme yang hidupnya tergantung dari organisme lain) dan saprofit (organisme yang hidup
pada zat organik yang tidak diperlukan lagi atau sampah). Begitupun dengan pendapat Agrios
(1996), jamur adalah organisme kecil, umunya mikroskopis, eukariotik, berupa filament
(bening), bercabang, menghasilkan spora, tidak mempunyai klorofil, dan mempunyai dinding sel
yang mengandung kitin, selulosa atau keduannya. Sebagian besar dari 100.000 spesies jamur
yang telah diketahui sangat saprofit, hidup pada bahan organic mati, yaitu membantu pelapukan.
Beberapa diantaranya lebih kurang 50 spesies, menyebabkan penyakit pada manusia, dan lebih
kurang sebanyak itu menyebabkan penyakit pada hewan, sebagian besar dari pada itu berupa
penyakit yang tidak berarti pada kulit atau anggota tubuh. Akan tetapi, lebih dari 8.000 spesies
jamur dapat menyebabkan penyakit pada tanaman. Semua tumbuhan diserang oleh beberapa
jenis jamur, dan setiap jenis parasit dapat menyerang satu atau banyak jenis tumbuhan.Zedan
(1992), jumlah spesies jamur yang sudah diketahui hingga kini adalah kurang lebih 69.000 dari
perkiraan 1.500.000 spesies yang ada didunia. Serta pendapat Rifai (1995) di Indonesia terdapat
kurang lebih 200.000 spesies. Indonesia memiliki kekayaan akan diversitas tumbuhan dan hewan
juga memiliki diversitas fungi yang sangat tinggi mengingat lingkungannya yang lembab dan
suhu tropis yang mendukung pertumbuhan fungi (Gandjar, 2006) dan Achmad (2012), jamur
merupakan salah satu organisme tingkat rendah yang tidak berklorofil yang memiliki tubuh buah
berukuran besar sehingga dapat diamati dengan mata secara langsung. Bentuk tubuh buah yang
tampak umumnya seperti payung. Tubuhnya terdiri atas bagian yang tegak yang berfungsi
sebagai penyangga dan tudung. Tudung berbentuk mendatar atau membulat. Bagian tubuh yang
lainnya adalah jaring-jaring dibawah permukaan media tumbuh berupa miselia yang tersusun
dari berkas hifa. Morfologi jamur bervariasi didasarkan pada bentuk tudungnya.
Tubuh jamur dapat berupa sel-sel yang lepas satu sama lain atau berupa beberapa sel yang
bergandengan dan dapat berupa benang. Helai benang itu disebut hifa, hifa jamur ada yang
bersekat-sekat dan ada pula yang tidak memiliki sekat. Pada umumnya hifa ini menghasilkan
alat-alat perkembangbiakan yang disebut spora (Heddy, 1987). Menurut morfologinya, jamur
dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu akar (rhizoid), batang (stalk), dan tudung
(pileus). Namun, bagian-bagian tersebut bukanlah bagian yang sebenarnya melainkan hanya
bagian semu.

E. CARA KERJA

Langkah-langkah praktikum sebagai berikut:

1. Ambil secukupnya jamur pada roti, tempe dan bonggol jagung dengan menggunakan jarum
pentol
2. Letakkan pada kaca objek yang telah di tetesi dengan air, tutup dengan kaca penutup
3. Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah
4. Catat dan gambarkan jamur yang di lihat dan beri nama bagian-bagian yang dilihat pada
lembar pengamatan yang telah disediakan
F. HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Sebutkan warna jamur yang anda amati

2. Mengapa makanan kita dapat berjamur

3. Bagaimana caranya (minimal 2 cara) mengatasi agar makanan tidak berjamur

Jawab:

1. warna jamur yang diamati

- Jamur roti berwarna hijau abu-abu


- Jamur Tempe berwarna abu-abu

- Jamur bonggol jagung berwarna kuning

2. karena, biasanya jamur pada makanan muncul karena kondisi ruang penyimpanan yang tidak
sesuai, seperti misalnya suhu yang lembab

3. cara mengatasi agar makanan tidak berjamur

- Hindari penyimpanan makana terlalu lama

- Tutup makanan dengan wadah plastic

- Hindari penyimpanan makanan dengan kaleng terbuka

- Menjaga kebersihan tempat menyimpan makanan misalnya kulkas, dll

H. PEMBAHASAN

Jenis jamur yang banyak ditemukan pada pembusukan roti adalah Rhizopus stolonifer,
Penicilium sp, Mucor sp, Geotrichum sp, dan Aspergilus sp. Jenis jamur pada roti yang diteliti
adalah jamur Aspergilus sp. Jamur ini memiliki hifa yang bercabang seperti pohon atau kipas dan
miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil,
koloninya berkelompok, konidiofora berseptat, pada ujung hifa muncul sebuah gelembung, pada
sterigma muncul konidum-konidium berwarna hijau tua, adapula yang hitam. Menurut
Edyansyah (2013), jamur Aspergilus sp merupakan salah satu jamur yang menghasilka
aflatoksin, yaitu toksin yang dapat mematikan manusia karena dapat menyebabkan kanker hati
bila masuk ke dalam tubuh melalui makanan.

Jamur tempe adalah mikroorganisme semi anaerob dan orgenisme saprofit. Kelompok jamur
yang paling berperan dalam pembuatan tempe adalah genus Rhizopus. Jamur Rhizopus sp
telah diketahui sejak lama sebagai jamur yang memegang peranan utama pada proses
fermentasi kedelai menjadi tempe. Jamur Rhizopus sp akan membentuk padatan kompak
berwarna putih yang disebut sebagai benang halus/biomasa. Benang halus/biomasa disebabkan
adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai dan menghubungkan biji-biji
kedelai tersebut.
Pengamatan secara mikroskopis Jamur Rhizopus terlihat mempunyai tiga tipe hifa yakni stolon
(hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat), rhizoid (hifa yang menembus substrat
dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan) sporangiofor (hifa yang tumbuh tegak
pada permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler di ujungnya), dan miseliumnya tidak
bersekat. Jamur ini memiliki spora yang berwarna coklat. Menurut Fardiaz (1989) jamur
Rhizopus memiliki ciri-ciri sebagai berikut; hifa nonseptat, mempunyai stolon dan rhizoid yang
warnanya gelap jika sudah tua, sporangiofora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid,
sporangia biasanya besar dan berwarna hitam, kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk
seperti cangkir, membentuk hifa negatif yang melakukan penetrasi pada subtrat dan hifa fertil
yang memproduksi sporangia pada ujung sporangiofora, pertumbuhannya cepat, dan membentuk
miselium seperti kapas.

Pada tongkol jagung terdapat jamur mikroskopis yaitu Aspergillus Flavus yang memiliki
hifa bersekat (senosit). Aspergillus Flavus merupakan kapang safrofit di tanah yang umumnya
memainkan peranan penting sebagai pendaur ulang nutrisi yang terdapat pada sisa-sisa tumbuhan
maupun binatang

I. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat di simpulkan bahwa :
- pada roti terdapat jamur Aspergilus sp.
- Pada tempe terdapat jamur Rhizopus sp
- Pada bonggol jagung terdapat jamur Aspergillus Flavus

B. SARAN

            Sebaiknya pada praktikum berikutnya dilakukan percobaan pada berbagai jenis
minuman.
J. DAFTAR PUSTAKA

 Agrios, G. N. 1996. Plant Pathology 3rd Edition. Florida: Department of Plant


Pathology.
 Heddy.1987. Biologi Pertanian. CV Rajawali: Jakarta.
 Nunung dan Abbas. 2001. Budidaya Jamur Kuping. Yogyakarta: Kanisius.
 Parjimo & Andoko. 2007. Budidaya Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram, dan Jamur
Merang). Jakarta: Agromedia.
 Pasaribu, Tahir dkk. 2002. Aneka Jamur Unggulan. Jakarta: PT Grasindo.
 .Zedan, H. 1992. The Economic Value of Microbial Diversity. IInd International
Conference on Culture Collections. October, 12-16, Beijing. China.

Anda mungkin juga menyukai