Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trematoda disebut sebagai cacing hisap karena cacing ini memiliki alat pengisap.
Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel
pada tubuh inangnya maka disebut pula cacing hisap.
Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau
cairan tubuh inangnya. Ciri khas cacing ini adalah terdapat dua batil isap yaitu batil isap
mulut dan batil isap perut ada juga spesies yang memiliki batil isap genital. Trematoda
memiliki saluran pencernaan berbentuk huruf Y terbalik dan pada umumnya tidak memiliki
alat pernapasan khusus karena hidup secara anaerob. Saluran ekskresi terdapat simetris
bilateral dan berakhir di bagian posterior. Susunan saraf dimulai dengan ganglion di bagian
dorsal esofagus, kemudian terdapat saraf yang memanjang di bagian dorsal, ventral dan
lateral badan. Dengan demikian maka Trematoda merupakan hewan parasit karena merugikan
dengan hidup di tubuh organisme hidup dan mendapatkan makanan di tubuh inangnya.
Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus,paru-paru, ginjal, dan pembuluh
darah vertebrata .Ternak , Ikan , Manusia
Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan
tubuhnya dengan kutikulaPermukaan tubuhnya tidak memiliki silia.
Contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica).

1.2 Tujuan
1. Apakah yang dimaksud dengan trematoda ?
2. Dimana habitat trematoda ?
3. Apa saja ciri khas cacing trematoda ?
4. Ada berapa sub kelas trematoda ?

1.3 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan pengertian trematoda
2. Menjelaskan habitat trematoda
3. Menjelakan ciri-ciri trematoda
4. Menjelaskan sub kelas trematoda
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Trematoda berasal dari bahasa yunani Trematodaes yang berarti punya lobang, bentuk tubuh
pipih dorso ventral sperti daun.Umumnya semua organ tubuh tak punya rongga tubuh dan
mempunyai Sucker atau kait untuk menempel pada parasit ini di luar atau di organ dalam
induk semang. Saluran pencernaaan mempunyai mulut, pharink, usus bercabang cabang. tapi
tak punya anus. Sistem eksretori bercabang- cabang, mempunyai flame cell yaitu kantong
eksretori yang punya lubang lubang di posterior. Hermaprodit, kecuali famili
Schistosomatidae. Siklus hidup ada secara langsung (Monogenea) dan tak langsung
(Digenea).
Trematoda atau cacing daun yang berparasit pada hewan dapat dibagi menjadi tiga sub klas
yaitu Monogenea, Aspidogastrea, dan Digenea. Pada hewan jumlah jenis dan macam cacing
daun ini jauh lebih besar dari pada yang terdapat pada manusia, karena pada hewan sub-klas
ini dapat dijumpai. Ciri khas cacing ini adalah terdapat dua batil isap yaitu batil isap mulut
dan batil isap perut ada juga spesies yang memiliki batil isap genital. Trematoda memiliki
saluran pencernaan berbentuk huruf Y terbalik dan pada umumnya tidak memiliki alat
pernapasan khusus karena hidup secara anaerob.
Trematoda disebut sebagai cacing hisap karena cacing ini memiliki alat pengisap. Alat
penghisap terdapat pada mulut di bagian anterior. Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel
pada tubuh inangnya yang disebut cacing hisap.
Pada saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau
cairan tubuh inangnya. Dengan demikian maka Trematoda merupakan hewan parasit karena
merugikan dengan hidup di tubuh organisme hidup
dan mendapatkan makanan di tubuh inangnya. Trematoda dewasa pada umumnya hidup di
dalam hati,usus,paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata, ternak, ikan, manusia
Trematoda. Trematoda berlindung di dalam inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya
dengan kutikula permukaaan tubuhnya tidak memiliki sila.

2.2 Sifat Umum


1. Badan cacing dewasa terdiri dari :
Skolek (kepala) alat untuk melekat , dilengkapi dengan batil isap/lekuk isap)
Leher (Tempat pertumbuhan badan)
Strobila (badan yang terdiri dari segmen-segmen (Proglotid)
2. Sistem Reproduksi :
Hermaprodit
3. Telurdilepaskan melalui proglotid /tersendiri melalui lubang uterus.
4. Embrio di dalam telur (onkosfer)

2.3 Morfologi
Mulut terdapat diujung depan, terletak pada cakram otot yang disebut alat pelekat
depan. Agak ke belakang dipermukaan ventral terdapat alat pelekat ventral. Antara mulut dan
alat pelekat ventral terdapat pori genital. Pori ekskresi terdapat pada ujung posterior badan.
Alat pencernaan makanan terdiri dari mulut, faring, esophagus, usus yang terdiri dari
2 cabang. Banyak cabang-cabang yang keluar dari usus.
Alat sekresi terdiri dari sebuah pori ekskresi
System saraf mirip planaria.
Alat perekat dilengkapi otot, sehingga mampu untuk melekat
Dinding tubuh diseliputi kutikula yang terdiri dari 3 lapis otot di bawah epidermis
ialah :
1. Lapis luar adalah otot sirkuler
2. Tengah adalah lapisan longitudinal
3. Bagian dalam adalah otot diagonal
Hewan ini tripoblastik, epidermis diseliputi kutikula, mengandung kelenjar
uniseluler, mesoderm membentuk otot, endoderm membentuk usus.

2.4 Infeksi yang disebabkan oleh trematoda


a) Trematoda Hati
Infeksi terjadi dengan makan ikan yang mengandung metaserkaria yang dimasak kurang
matang. ekskistasi terjadi di duodenum. kemudian larva masuk di duktus koledokus, lalu
menuju ke saluran empedu yang lebih kecil dan menjadi dewasa dalam waktu sebulan.
seluruh daur hidup berlangsung selama 3 bulan.
Patologi dan Gejala Klinis
sejak larva masuk di saluran empedu sampai menjadi dewasa. parasit ini dapat menyebabkan
iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding saluran. selain itu dapat terjadi perubahan
jaringan hati yang berupa radang sel hati. pada keadaaan lebih lanjut dapat timbul sirosis, hati
di sertai asites dan edema.
luasnya organ yang mengalami kerusakan bergantung pada jumlah cacing yang terdapat di
saluran empedu dan lamanya infeksi.
gejala dapat dibagi menjadi 3 stadium. pada stadium ringan tidak di temukan gejala. stadium
progresif di tandai dengan menurunnya nafsu makan, perut rasa penuh, diare, edema, dan
pembesaran hati. pada stadium lanjut di dapatkan sindrom hipertensi fortal yang terdiri dari
pembesaran hati, ikterus,asites,edema, sirosis hepatis. kadang-kadang dapat menimbulkan
keganasan dalam hati.
b) Trematoda Paru
Infeksi terjadi dengan makan ketam atau udang batu yang tidak dimasak sampai matang.
Dalam Hospes definitif, meta serkaria menjadi cacing dewasa muda di duodenum. cacing
dewasa muda berimigrasi menembus dinding usus, masuk ke rongga perut, menembus
diafragma dan menuju keparu. jaringan hospes mengadakan reaksi jaringan sehingga cacing
dewasa terbungkus dalam kista, biasanya ditemukan 2 ekor didalamnya.
Patologi dan Gejala Klinis
Karena cacing dewasa berada dalam kista di paru, maka gejala dimulai dengan adanya batuk
kering yang lama kelamaan menjadi batuk darah. keadaan ini disebut endemic hemoptysis.
cacing dewasa dapat pula berimigrasi kealat-alat laindan menimbulkan abses pada alat
tersebut ( antara lain hati, limpa, otak, otot, dinding usus ).

c) Trematoda Usus
manusia mendapatkan penyakit cacing daun karena memakan berupa ikan jenis air tawar atau
tumbuhan air yang tidak dimasak sampai matang.
Patologi dan Gejala Klinis
Biasanya cacing Echinostema menyebabkan kerusakan ringan pada mukosa usus dan tidak
menimbulakan timbulnya radang kataral pada dinding usus, atau ulserari. pada anak dapat
menimbulkan gejala diare , sakit perut, anemia, dan sembab (edema).

d) Trematoda Darah
Infeksi dapat terjadi pada tubuh manusia melalui makanan dan minuman atau menembus
kulit dan dapat menimbulkan penyakit schistomiasis ( banyak terdapat di afrika dan Asia).
penyakit ini menyebabkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung limpa , kantong
urine dan ginjal.
Gejala Klinis
Terasa gatal-gatal yang nyata, terjadi pembengkakan, serangan ashma dan hati terasa sakit
bila disentuh (bila terjadi peradangan), demam berkeringat dan disentry, dan berat badan
bekurang dan hilang nafsu makan.

2.5 Macam-Macam Trematoda


1. Trematoda Hati (Clonorchis sinensis)
Cacing ini pertama kali ditemukan oleh Mc Connell tahun 1874 disaluran empedu pada
seorang cina di kalkuta.hospes dari parasit ini adalah manusia, kucing, anjing, beruang kutub
dan babi. Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini adalah klonorkiasis. Trematoda hati
banyak di temukan di Cina, Jepang, Korea dan Vietnam. Penyakit yang ditemukan di
Indonesia bukan infeksi autokton.

2. Trematoda Paru
Manusia dan binatang yang memakan ketam/udang batu, seperti kucing, luak, anjing,
harimau, srigala dan lain-lain merupakan hospes cacing ini. Pada manusia parasit ini
menyebabkan paragonimiasis. Cacing ini banyak ditemukan di RRC, Taiwan, Korea, Jepang,
Filipina, Vietnam, Thailand, India, Malaysia, Afrika dan Amerika Latin. Di Indonesia
ditemukan autokton pada binatang, sedangkan pada manusi hanya sebagai kasus inpor saja.

3. Trematoda Usus
Macam-macam spesies Trematoda usus adalah: Fasiliopsis buski, H. heterophyes, M.
yokagawai, Echinostoma, Hypoderaeum dan Gastrodiscus. F. buski adalah suatu trematoda
yang didapat pada manusia atau hewan yang mempunyai ukuran terbesar diantara trematoda
lainnya. Cacing Hypoderaeum adalah cacing trematoda kecil hanya kurang lebih beberapa
millimeter. Manusia menjadi hospes definitifnya dan hewan-hewan lain seperti mamalia
(anjing, kucing) dan burung dapat menjadi hospes reservoir.

5. Trematoda Darah
Pada manusia ditemukan 3 spesies penting: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansomi
dan Schistosoma haematobium. Selain spesies yang ditemukan pada manusia, masih banyak
spesies yang hidup pada binatang dan kadang-kadang dapat menghinggapi manusia. Hospes
definitifnya adalah manusia. Berbagai macam binatang dapat berperan sebagai hospes
reservoir. Pada manusia, cacing ini menyebabkan penyakit skitosomiasis atau bilharziasis.

2.6 Siklus Hidup Trematoda


Telur yang keluar dari tubuh cacing mungkin telah matang terdapat pada
Schistosoma,Chlonorchis, Metagonimus dan Opisthorchis.Pada Schistosoma telur langsung
menetas di air,sedangkan pada Chlonorchis dan Metagonimus, baru akan menetas jika
masuk kedalam tubuh keong air. Keluarnya telur dari hospes definitive dapat bersama tinja
misalnya Fasciolopsis, Fasciola, Clonorchis, Heterophyes, Schistosoma mansoni, S.
japonicum atau bersamaurin misalnya S. haematobium atau dapat juga
bersama sputum misalnya Paragonimuswestermani. Telur yang menetas di air, mengeluarkan
larva stadium I yang disebut miracidium. Larva ini permukaan tubuhnya ditumbuhi silia yang
berguna untuk berenang mencari hospes perantara I (keong air tawar). Larva ini harus sudah
berada didalam tubuh hospes perantara I dalam 24 jam, jika belum mendapatkannya, larva
akan mati. Di dalam tuan rumah perantara I, larva segera melepaskan silianya dan berubah
menjadi semacam kantung memanjang yang disebut sporokista, kemudian akan berubah
menjadi redia. Redia memperbanyak diri dan berubah menjadi larva stadium IV yang berekor
dan disebut cercaria.Cercaria berenang meninggalkan hospes perantara I menuju hospes
perantara II dari jenis keong air tawar lain,ikan,udang,kepiting atau tumbuhan air tergantung
spesies cacing. Didalam tubuh hospes perantara II cercaria akan berubah menjadi
metacercaria,berupa kista dengan dinding cukup kuat.Manusia terinfeksi jika memakan
hospes perantara II yang mengandung metacercaria.Pada Schistosoma, cercaria tidak menjadi
metacercaria,tetapi akan menembus kulit hospes definitive.
Stadium cercaria (berekor) adalah stadium ketika parasit tidak makan sehingga jika tidak
mendapatkan hospes akan mati. Manusia terinfeksi dengan cara metacercaria termakan
bersama tubuhan air pada Fasciola hepatica, Fasciolopsis buski, Watsonius watsoni, bersama
ikan pada Clonorchis sinensis, Heterophyes heterophyes, Metagonimus yokogawai atau
bersama udang pada Paragonimus westermani. Pada genus Schistosoma, manusia terinfeksi
dengan cara cercaria menembus kulit.
Menurut habitatnya, Trematoda di bagi ke dalam 4 kelompok yaitu :
1. Trematoda usus terdiri atas Fascilopsis buski, Metagonimus yokogawai, Echinostoma
ilocanum, Watsonius watsoni, Heterophyes heterophyes, Gastrodiscoides hominis.
2. Trematoda hati terdiri atas Fasciola hepatica, Opisthoschis felineus, Dicrocoelium
dendriticum, Opisthorchis viverini, Clonorchis sinensis.
3. Trematoda paru-paru yaitu Paragoniumus westermani
4. Trematoda darah yang terdiri atas Schistosoma haematobium, S. mansoni, S.
japonicum dan S. mekongi.
BAB III
KESIMPULAN
Trematoda atau disebut juga Cacing Hisap adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Platyhelminthes. Jenis cacing Trematoda hidup sebagai
parasit pada hewan dan manusia. Tubuhnya dilapisi dengan kutikula untuk menjaga agar
tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya dan mempunyai alat pengisap dan alat kait untuk
melekatkan diri pada inangnya. Contoh anggota Trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing
hati). Cacing ini hidup di hati ternak kambing, biri-biri, sapi, dan kerbau.
Pada umumnya Trematoda atau cacing daun merupakan parasit dengan sifat hermafrodit
yang memiliki siklus hidup yang kompleks. Mulai dari telur, mirasidium. Serkaria. Redia,
kemudian menjadi cacing dewasa muda dan akhirnya menjadi cacing dewasa.berdasarkan
tempat hidupnya pun jenis cacing ini lebih bervariasi. Ada trematoda yang hidup di hati,
Paru, usus bahkan dalam darah. Proses penyebarannya pun sangatlah mudah dan sangat
sederhana

Anda mungkin juga menyukai