PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa krisis
perkembangan seseorang. Dikatakan masa krisis karena pada masa ini bayi
sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena
masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat di ulang kembali.
Masa bayi dibagi menjadi dua periode yaitu masa neonatal dan masa post
neonatal. Masa neonatal dimulai dari umur 0-28 hari, sedangkan masa post
neonatal dimulai dari umur 29 hari sampai 11 bulan.
Masyarakat lebih mengenal pertolongan pertama hanya terkait
dengan masalah kecelakaan semata, pemahaman ini mungkin dikarenakan
kecelakaan merupakan salah satu yang banyak terjadi di masyarakat,
sehingga masyarakat lebih mengenal bahwa pertolongan pertama
merupakan pencegahan angka kematian akibat tidak mendapatkan
penanganan yang seharusnya ketika terjadi kecelakaan. Pertolongan
Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang
mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum
mendapatkan pertolongan dari tenaga medis (Haryanto, 2013).
Proses pertolongan pertama merupakan tindakan awal, untuk
mencegah terjadinya dampak yang lebih fatal pada sebuah peristiwa.
Diharapkan dengan adanya pertolongan pertama, dapat menyelamatkan
kondisi seseorang dari hal yang tidak diinginkan. Bayi dan balita sangat
rentan terhadap kecelakaan dan penyakit.Hal ini disebabkan oleh karena
imunitas mereka yang masih rendah. Bayi dan anak prasekolah rentan
mengalami kecelakaan karena perkembangan kemampuan motorik, rasa
ingin tahu yang besar khususnya pada balita, seringkali membawa mereka
pada bahaya yang tidak mereka sadari (Short dan Gray, 2009).
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Penyakit yang sering pada balita
2. Perlakuan salah dan kecelakaan pada balita
3. Askeb pada balita yang bermasalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
protozoa, entamoeba histolytica, giardia lamblia, balantidium coli,
trichuris trichiura, cryptosporidium, strongyloides stercoralis
4. Non infeksi
malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas,
imunodefisiensi, kesulitan makan, dll.
Penatalaksanaan
Adapun program LINTAS DIARE yaitu:
1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
4. Antibiotic selektif
5. Nasihat kepada orang tua/pengasuh
c. TBC
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Cara penularan:
1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak
3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak
berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah
percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh
kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan
yang gelap dan lembab
4. Daya penularan pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut
4
5. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB
ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut.
5
2.3 Askeb Pada Balita Yang Bermasalah
Asuhan kebidanan yang digunakan sama dengan balita yang normal.
Contohnya pada anak ny. Sari umur 3 tahun dengan demam, rewel dan tidak
nafsu makan. Pada suhunya didapatkan 38,5 C. Pada interpretasi data hasil
yang didapatkan pada diagnosa adalah anak ny. Sari umur 3 tahun dengan
demam. Masalahnya anak rewel dan tidak nafsu makan. Kebutuhannya adalah
anak diberikan cairan oral untuk pemenuhan nutrisi.
6
Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari
payudara ibunya.
Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya
sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan:
Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa
jam pertama.
Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umum yang timbul.
Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Memberikan kolustrum dan ASI saja.
Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
7
Bersihkan area pusar dengan bola kapas lembut yang telah dicelupkan air
matang. Lakukan dengan lembut, tidak perlu menggosok atau mendorong
pusar. Kemudian keringkan dengan handuk lembut.
Ganti pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak perlu panik
melihat tetesan darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu
pertamanya. Pada saat ini, pusar bayi yang baru lahir biasanya masih
tampak seperti luka.
Kenakan popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi pusar
untuk menghindari rembesan urin mengenai pusar.