Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari penyakit.
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah radang akut saluran pernafasan atas
maupun bawah yang disebabkan infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia,
tanpa atau disertai radang parenkim paru. ISPA adalah suatu kelompok penyakit sebagai
penyebab angka absensi tertinggi bila dibandingkan kelompok penyakit lain (Alsagaff,
2000).Berdasarkan uraian di atas, penyakit ISPA merupakan salah satu penyakit dengan
angka kesakitan dan angka kematian yang cukup tinggi, sehingga dalam penanganannya
diperlukan kesadaran yang tinggi baik dari masyarakat maupun petugas, terutama tentang
beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan. Menurut Hendrik Blum dalam
Notoatmodjo, 1996, faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan antara lain faktor
lingkungan seperti asap dapur, faktor prilaku seperti kebiasaan merokok keluarga dalam
rumah, faktor pelayanan kesehatan seperti status imunisasi, ASI Ekslusif dan BBLR dan
faktor keturunan.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang
apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya
hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang
baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang
dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin banyaknya penderita penyakit tidak
menular (degeneratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress dan penyakit
tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk
menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya
yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS,
singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat
mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari
Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak.

1
BAB II
MASALAH DAN SOLUSI PERMASALAHAN

2.1 Masalah Dan Solusi Permasalahan

 Masalah
Beberapa masalah kesehatan yang ada di wilayah Lombok barat adalah ispa
,penyakit kulit infeksi, gastritis, penyakit pada otot, penyakit lain pada saluran
penafasan. Dimana ispa menempati urutan pertama dengan 75.115 kasus. Ditambah
dengan jarangnya pemakaian alat pelindung diri misalnya masker, sehingga membuat
kasus ispa menjadi dominan didaerah tersebut. Factor lainnya yang dapat
menimbulkan penyakit ispa adalah jarangnya penerapan Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat(PHBS) dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan ini sebenarnya dapat
dicegah atau diantisipasi dengan penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari dan
memakai masker saat akan bekerja atau di tempat yang banyak debunya.

 Solusi Permasalahan
Usaha untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pencegahan ISPA mulai saat ini. Dengan menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-
hari dan menggunakan masker saat bekerja terutama jika sering terkena debu dalam
aktifitas sehari-hari.

2.2 Diagnosa Keperawatan


Menurut Nanda NIC NOC:
2.1 Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) b/d proses infeksi
2.2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
2.3 Nyeri akut b/d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
2.4 Kebersihan jalan napas inefektif b/d peningkatan produksi sekret
2.5 Pola napas inefektif b/d penurunan fungsi paru.
2.6 Gangguan pertukaran gas b/d efek inflamasi
2.7 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik.

2
2.3 Perawatan ISPA Di Rumah

Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anak dan mempunyai peranan
besar dalam merawat anaknya. Perawatan dirumah sangat penting untuk mendukung
kesembuhan anak yang sedang menderita ISPA dan mencegah terjadinya kekambuhan.
Berikut ini adalah petunjuk perawatan dirumah pada anak ISPA menurut Depkes RI
(2005)
1. Pemberian Nutrisi
a) Pemberian nutrisi selama sakit Untuk anak yang berumur 4-6 bulan atau lebih,
berilah makanan gizi seimbang. Anak harus mendapatkan semua sumber zat
gizi yaitu karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan serat dalam jumlah yang
cukup. Ketika anak sedang sakit atau dalam masa penyembuhan, kebutuhan
gizi anak meningkat, tetapi nafsu makan anak menurun. Oleh karena itu
berilah makanan dalam jumlah sedikit demi sedikit dalam waktu yang sering.
Hal ini penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan mencegah
malnutrisi. Pada bayi dengan usia kurang dari 4 bulan, berikanlah ASI lebih
sering ketika anak sakit.
b) Pemberian nutrisi setelah sakit Pada umumnya anak yang sedang sakit hanya
bisa makan sedikit, karena nafsu makan anak sedang turun akibat aktivitas
enzim kahektin yang merupakan respon lanjut dari reaksi peradangan. Oleh
karena itu setelelah sembuh usahakan memberikan makanan ekstra setiap hari
selama seminggu atau sampai berat badan anak mencapai normal, untuk
mengejar ketertinggalan anak danmencegah terjadinya malnutrisi, karena
malnutrisi akan mempermudah dan memperberat infeksi sekunder lainnya.
2. Pemberian Cairan Anak dengan infeksi saluran pernafasan dapat kehilangan cairan
lebih banyak dari biasanya terutama bila demam. Pemberian cairan harus lebih banyak
dari biasanya. Bila anak belum menerima makanan tambahan maka anak harus diberi
ASI sesering mungkin.
3. Melegakan tenggorokan dan meredakan batuk dengan ramuan yangaman dan
sederhana (tradisional)
4. Perawatan selama demam Demam sangat umum terjadi pada anak dengan infeksi
pernafasan. Perawatan demam yang bisa dilakukan dirumah sesuai dengan panduan
Depkes RI meliputi memberi cairan yang lebih banyak, dan anak diberi pakaian yang
3
tipis untuk meningkatkan transfer panas ke lingkungan. Selain itu anak juga tidak perlu
dibungkus selimut tebal atau pakaian yang berlapis karena justru akan menyebabkan
anak menjadi tidak nyaman dan menghalangi transfer panas ke lingkungan. Jika anak
demam berilah minum yang banyak. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1 ° C akan
meningkatkan kebutuhan cairan sebanyak 10-12 %. Selain itu upaya penurunan panas
menggunakan kompres juga penting dan pemberian antipiretik akan membantu
menurunkan suhu tubuh. Perawatan demam merupakan hal yang sangat penting utnuk
mencegah komplikasi lanjut yaitu terjadinya kejang dan bila suhu tubuh terlalu tinggi
lebih dari 41° C akan berbahaya bagi tubuh karena akan menyebabkan kerusakan otak
permanen (Ganong, 1995).
5. Observasi terhadap tanda-tanda pneumonia
Pengetahuan keluarga tentang tanda-tanda bahaya pneumonia merupakan hal yang
sangat penting. Hal ini dikarenakan pneumonia merupakan salah satu komplikasi
ISPA yang paling membahayakan. Oleh karena itu keluarga harus mengetahui tentang
tanda bahaya pneumonia dan segera membawa anak ke pusat kesehatan terdekat.
Berikut ini merupakan tanda pneumonia yaitu :
- Nafas menjadi sesak
- Nafas menjadi cepat
- Anak tidak mau minum
- Sakit anak bertambah parah

2.3.1 Pencegahan ISPA


1) Menggunakan masker
2) Meningkatkan pengetahuan
3) Berprilaku hidup bersih dan sehat
4) Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan flu. Segera
cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer setelah kontak dengan
penderita ISPA.
5) Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah, pengobatan penyakit
ispa

4
2.3.2 Pengobatan ISPA

1) Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) dan asetaminofen, untuk meredakan


demam dan nyeri di tubuh.
2) Obat antihistamin, dekongestan, dan ipratropium, untuk mengatasi hidung
berair dan tersumbat.
3) Obat batuk antitusif, untuk mengurangi batuk-batuk.
4) Obat steroid, seperti deksametason dan prednison, untuk mengurangi
peradangan dan pembengkakan saluran pernapasan bagian atas.
5) Obat antibiotik, untuk membasmi bakteri penyebab infeksi jika disebabkan
oleh bakteri.

5
BAB III

METODELOGI PELAKSANAAN

3.1 Analisa Situasi


Analisis situasi pengendalian ISPA di Indonesia menurut Kementerian
Kesehatan yang tertera dalam panduan pedoman pengendalian ISPA tahun 2011
menyebutkan pengendalian ISPA yang utama adalah pada pengendalian pneumonia
balita. Kondisi pencemaran udara dalam ruangan menjadi salah satu faktor risiko yang
berkontribusi terhadap insiden pneumonia balita. Selain pneumonia, penyakit
influenza dan penyakit ISPA lainnya yang berpotensi wabah seperti flu burung, juga
menjadi perhatian dalam pedoman pengendalian ISPA. Faktor kondisi lingkungan
dalam rumah seperti asap dari bahan bakar masak akibat penggunaan kayu bakar,
batubara atau arang, dan ditambah buruknya sirkulasi udara didalam rumah,
menyebabkan risiko terjadinya ISPA. Kejadian alam khusus seperti kebakaran hutan,
dapat menimbulkan peningkatan kejadian ISPA(Kemenkes, 2011).

3.2 Langkah- Langkah Penyelesaian Masalah

 Cucilah tangan secara teratur, apalagi setelah beraktivitas di tempat umum.


 Menghindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata dengan
tangan agar terhindar dari penyebaran virus dan bakteri.
 Menghindari merokok.
 Mengonsumsi makanan kaya serat dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
 Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau tangan ketika bersin untuk mencegah
penyebaran penyakit kepada orang lain.
 Berolahraga secara teratur untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

6
BAB IV

LUARAN DAN TARGET YANG DICAPAI

4.1 Luaran Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan yang berjalan dengan baik akan menghasilkan kualitas
pencatatan dan pelaporan inilah yang dibutuhkan dalam perencanaan yang baik. Kualitas
pencatatan dan pelaporan inilah yang dibutuhkan dalam perencanaan program manajemen
keperawatan. Oleh karena itu, pencatatan dan pelaporan adalah komponen terpenting dalam
penyelenggaraan manajemen keperawatan,

4.2 Target Capaian Kegiatan


a) Masyarakat dapat mengetahui pengertian dan penyebab dari ispa
b) Masyarakat dapat mengetahui tanda dan gejala penyakit ispa
c) Masyarakat dapat menggunakan pengobatan yang tepat saat mempunyai
penyakit ispa
d) Masyarakat dapat mencegah cara penularan ispa dengan menggunakan masker

7
BAB V
BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN

5.1 Biaya Kegiatan

No RencanaPembiayaan Jumlah (Rp)

1
Bahan Habis PakaidanPeralatanpenunjang

ATK( alattulis, kusioner dan kertas HVS) 300.000


Sewa LCD 100.000
Sewa sound system 150.000

SUBTOTAL 550.000
2 Pelaksanaankegiatan
PenggandaanMateri
150.000
( 30rangkap)
Konsumsi (35 X Rp 10.000) 350.000
Masker (20 x Rp 30.000) 600.000
SUBTOTAL 900.000
3 Laporan dan Lain-lain
Perbanyakan Proposal dan Laporan penelitian
1. STIKES Mataram 300.000
2. puskemas banyumulek
3. kantor desa rumak
Dokumentasi 100.000
SUBTOTAL 400.000
TOTAL 1.850.000

8
5.2 Jadwal Kegiatan

Persiapan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam waktu 3 minggu dengan
perincian sebagai berikut :
NO KEGIATAN MINGGU KE
1 2 3
1 Persiapan dan Perijinan
2 Sosialisasi Penyakit
ISPA
3 Pembuatan Laporan

9
BAB VI
PETA LOKASI

Kelurahan / Desa : Sei Mencirim


Kecamatan : Kutalimbaru
Kabupaten / Kota : Kab. Deli Serdang
Provinsi : Sumatera Utara
Kode Pos :20354

10
DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff H, Mukty A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit paru. Cetakan Ketiga.


Surabaya: Airlangga University Press. Armbruster

Duta Hafsari, M Ricky Ramadhian, Fitria Saftarina(2015). Debu Batu Bara dan
Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Pekerja Pertambangan Batu Bara.
Universitas Lampung.volume 4 nomer 9

I Dewa Agung Ngurah Mahendra, Ronald I. Ottay, Margareth R. Sapulete(2014).


GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DI DESA PURWOREJO
KECAMATAN MODAYAG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR
TERHADAP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA). Jurnal
Kedokteran Komunitas dan Tropik.volume 2 nomer 2

Prabudi Bagus (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA


DENGAN PERAWATANNYA PADA BALITA DI LINGKUNGAN
PERUMAHAN KOREMKEC. BINJAI TIMUR KOTA BINJAI TAHUN 2016.vol 1,
no 1(2017)

11

Anda mungkin juga menyukai