Dosen Pengampu :
Edi Suriaman, S.Si., M.Si
Nama Mahasiswa :
Yogi Agung Hermawan (10190008)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Saya
panjatkan puji syukur kehdirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan nakalah tentang “SOIL TRANSMITTED
Akan tetapi saya sadar sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karenanya saya dengan lapang dada menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun
Penyusun
PENDAHULUAN
Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan kelompok parasit usus yang dapat
dasar perairan yang secara teoritis mengandung telur atau larva cacing yang mampu
yang menginfeksi manusia yang menelan telurnya melalui rute fekal oral. Cacing ini
terdiri dari beberapa jenis yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator
diare kronik serta penurunan produktifitas pekerjaan sebanyak 40%. Saat ini penyakit
kecacingan telah menginfeksi lebih dari 24% penduduk dunia dan tersebar di Negara
Indonesia pun masih tinggi yaitu mencapai 20-86% bervariasi di masing-masing daerah
dengan rata-rata 30%.4 Penyakit kecacingan masih menjadi beban di Kota Padang,
terlihat dari data DKK Padang bahwa selalu terjadi peningkatan jumlah kasus dari
tahun 2012 hingga tahun 2014. Puskesmas Andalas dengan salah satu wilayah kerjanya
adalah Kelurahan Jati selalu menjadi lima besar wilayah dengan angka kecacingan
tertinggi serta terjadi peningkatan posisi, pada tahun 2013 posisi ke 5, tahun 2014 posisi
terinfeksi oleh cacing usus yang ditularkan melalui tanah taupun perairan yang kotor .
Hal ini disebabkan karena anak SD paling sering kontak dengan tanah sebagai sumber
infeksi (Pasaribu, 2003). Anak yang mempunyai kebiasaan tidak memakai alas kaki
beresiko terinfeksi cacing tambang 3,29 kali lebih besar dibanding anak yang
War17 \l 1033 ]
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Trichuris trichiura, dan cacing tambang yaitu : Necator Americanus dan Ancylostoma
Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah Soil Transmitted Helminths
melalui tanah yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar yaitu Ascaris
americanus). nfeksi oleh Soil Transmitted Helminths (STH) semakin diakui sebagai
Kejadian penyakit kecacingan di dunia masih tinggi yaitu lebih dari 1 miliar orang
terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing Trichuris
trichiura dan 740 juta orang terinfeksi cacing Hookworm [1]. Di Indonesia angka
maupun di perkotaan. Angka infeksi tinggi, tetapi intensitas infeksi (jumlah cacing
dalam usus) berbeda. Hasil survey Subdit diare pada tahun 2002 dan 2003 pada 40 SD
di 10 provinsi menunjukkan kisaran antara 2,2%-96,3% [2]. Sedangkan survey yang
dilakukan dari beberapa Kabupaten di Provinsi Aceh tahun 2006, didapatkan persentase
kecacingan pada anak SD yang tertinggi adalahKabupaten Aceh Barat (56,60%), Aceh
Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau STH yang sering dijumpai
pada anak usia sekolah dasar yaitu dari jenis Ascarislumbricoides (cacing gelang),
negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, diantaranya adalah penyakit infeksi
cacing usus. Infeksi cacing ini ditularkan melalui tanah atau dikenal dengan Soil
Tropical Diseases (NTD), yaitu kelompok penyakit yang masih banyak terjadi di
masyarakat namun kurang mendapatkan perhatian. Jenis cacing STH yang sering
menimbulkan infeksi antara lain Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing
antara 807 juta1,221 miliar jiwa, Trichuris trichiura berkisar antara 604-795 juta jiwa,
dan cacing tambang berkisar antara 576-740 juta jiwa . Tingginya angka kejadian
tersebut juga terjadi di Indonesia. Di Indonesia, berdasarkan data yang diperoleh dari
Departemen Kesehatan (2009) mengenai rata-rata prevalensi infeksi STH pada tahun
2006 yang tersebar di 27 provinsi adalah 42,8% dengan infeksi terbanyak disebabkan
oleh Trichuris trichiura (24,2%), Ascaris lumbricoides (17,6%), dan cacing tambang
(1%). Lebih dari 270 juta anak usia prasekolah dan 600 juta anak usia sekolah di dunia
tinggal di daerah yang memiliki angka penyebaran infeksi STH yang tinggi. Di
Sumatera Selatan, penelitian yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di Desa
Sukarami Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir ditemukan sebanyak 10% siswa
yang terinfeksi cacing, dengan 7% pada anak laki-laki dan 3% pada anak perempuan.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Nadya
(2016) di SDN 129 Kecamatan Sematang Borang Kota Palembang, yaitu sebesar 25,5%
yang terinfeksi cacing dengan 15,5% pada anak laki-laki dan 10% pada anak
Ascaris lumbricoides
terbanyak yang ditemukan di dunia dengan prevalensi sebesar 807 juta jiwa dan
populasi yang beresiko sekitar 4,2 milyar jiwa. Jumlah kasus infeksi Askariasis pada
SubSahara Afrika sebesar 173 juta kasus dengan prevalensi tertinggi di Ethiopia,
Nigeria, Kongo dan Afrika Selatan. Di negara Amerika Latin sebesar 84 juta kasus,
tertinggi jumlah kasus Askariasis sebesar 313 juta kasus terdapat di Asia, prevalensi
mempengaruhi infeksi Askariasis adalah iklim tropis, kesadaran akan kebersihan yang
masih rendah, sanitasi yang buruk, kondisi sosial ekonomi yang rendah, serta kepadatan
penduduk. Infeksi Askariasis biasanya sering menyerang kelompok yang rentan seperti
anak usia Sekolah Dasar (SD). Penyebabnya antara lain masih kurangnya pengetahuan
tentang kebersihan pribadi, sanitasi lingkungan yang buruk, keadaan sosial ekonomi
serta tidak terbiasa berprilaku hidup bersih dan sehat. [ CITATION Roh17 \l 1033 ]
Selain itu pembuangan kotoranmanusia pun dapat menyebabkan
tersebut ditunjukkan dengan jawaban dari hasil pengisian angket masih adanya
menyiram atau membersihkan tinjanya (faeces) setelah buang air besar bahkan
ada yang sering membuang tinjanya disembarang tempat. Dalam hal ini sesuai bahwa
jamban merupakan salah satu sarana pembuangan tinja yang sangat penting,
karena banyak sekali penyakit yang dapat disebabkan oleh tinja manusia. Orang
dapat hidup dalam waktu yang lama. Manusia merupakan satu-satunya hospes
menginfeksi orang dewasa dan anak- anak, tetapi biasanya lebih sering pada
cacing ini, kurangnya menjaga kesehatan pribadi misalnya kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan, memakan makanan dan minuman yang bersih serta kebiasaan
defekasi yang tidak pada tempatnya. Jika lalat hinggap ditinja yang mengandung
telur cacing, hal ini dapat menyebabkan sumber infeksi jika menghinggapi
pupuk tananam dapat menimbulkan sumber infeksi terutaman jika memakan sayuran
yang tidak bersih dicuci atau mentah terkontaminasi dengan telur dari tanah.
Trichuris trichiura
Trichuris trichiura lebih dikenal dengan nama cacing cambuk karcna secara
lebih sering terjadi di daerah panas, lembab dan sering bersama-sama dengan infeksi
Ascaris. Sampai saat ini dikenal lebih dari 20 spesies Trichuris spp, namun yang
menginfeksi man usia hanya Trichuris trichiura dan Trichuris vu/pis. Cacing ini dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pad a man usia bila menginfeksi dalam jumlah yang
banyak. Apabila jumlahnya sedikit, pasien biasanya tidak akan terpengaruh dengan
adanya cacing ini. Penyakit yang disebabkan cacing ini dinamakan trichuriasis atau
trichocephaliasis. Pcnyakit ini terutama terjadi di daerah subtropis dan tropis , dimana
kebersihan lingkungannya buruk serta iklim yang hangat dan lembab memungkinkan
telur dari parasit ini mengeram di dalam tanah. [ CITATION Set08 \l 1033 ]
Cacing dewasa trichuris trichiura mempunyai bentuk tubuh mirip seperti cambuk,
sehingga dalam keseharian cacing ini lebih dikenal sebagai cacing cambuk. Bagian
arterior yang merupakan 3/5 bagian dari tubuh cacing cambuk berbentuk langsing mirip
seperti benang, sedangkan 2/5 bagian tubuh yang lain merupakan bagian posterior,
tampak lebih gemuk. Sehingga apabila dikaitkan dengan bentuk cambuk, maka bagian
posterior merupakan bagian pegangan dari cambuk, dan bagian anterior merupakan
bagian cambuknya.Cacing jantan trichuris trichiura lebih kecil dan lebih pendek
dibanding cacing trichuris trichiura betina, panjang cacing jantan sekitar 3-4 cm,
sedangkan panjang cacing betina 4-5 cm. Telur Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)
atau guci, terdapat operkulum dikedua kutub, mengandung ovum yang fertile. Trichuris
dunia, tetapi didaerah yang berprevalensi tinggi adalah daerah tropis dan subtropics. Di
daerah yang beriklim sedang mereka yang paling sering diinfeksi adalah yang tinggal di
yang dapat menganggu kesehatan anak. Infeksi cacing usus dapat ditemukan pada
Berdasarkan data epidemiologi,anak dengan tempat tinggal dan sanitasi yang buruk
serta higienitas yang rendah memunyai risiko terinfeksi yang lebih tinggi.Pendidikan
higienitas yang rendah juga mendukung tingginya infeksi tersebut. Tumpukan sampah
dengan tinja yang mengandung telur cacing.Telur cacing berkembang baik pada tanah
liat,lembab,dan teduh. Oleh karena itu, risiko anak terkena infeksi cacing Trichuris
trichiura lebih meningkat terutama anak yang memiliki kebiasaan bermain di tanah dan
Hookworm
semacam tombak yang berada dirongga mulut yang dapat digunakan unutk
mempunyai hook ini lebih dikenal dengan cacing tambang karenauntuk pertamakalinya
infeksi cacing ini ditemukan pada pekerja tambang. Terdapat 2 (dua) spesies
karenakurangya sarana air bersih, kebiasaan makan dengantangan yang tidak dicuci
dan penyakit parasit terpenting kedua setelah malaria. Infeksi Hookworm terjadi bila
larva filariform menembus kulit. Personal hygiene seperti penggunaan alas kaki
yang buruk serta intensitas kontak langsung dengan tanah yang tinggi
Ambon menyatakan bahwa 76,3% petani sayur mengalami infeksi cacing Hookworm
khususnya pada Ibu hamil dan usia anak sekolah yang dapat disebabkan oleh
ketidak cukupan asupan zat besi, banyak kehilangan darah misal saat menstruasi
pula data penderita anemia khususnya akibat infeksi cacing. Oleh karena
infeksi yang nantinya data dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
Kerang kijing adalah kerang yang hidup disungai, mengendap di dasar sungai
yang berpasir dan bersuhu dingin. Daging kerang kijing dimanfaatkan sebagai bahan
pangan oleh masyarakat, sedangkan cangkang kerang kijing hanya merupakan limbah
yang belum termanfaatkan. Cangkang kerang kijing ini tersusun atas kalsium karbonat
yang merupakan salah satu komponen campuran dalam pembuatan beberapa produk
kosmetik. Melihat jumlah limbah cangkang kerang yang cukup banyak tersedia, maka
cangkang kerang ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber bahan baku untuk
Kijing atau (Pilsbryoconcha exilis) tergolong dalam moluska yang hidup di dasar
perairan dan makan dengan cara menyaring makanan yang ada di dalam air atau filter
feeder, juga terdapat di dalam organ-organ seperti insang, ginjal dan hatinya, sehingga
polutan yang ada di dalam air dapat dilihat kandungannya di dalam organ tersebut.
Hewan ini berbentuk simetri bilateral yang terdiri dari dua cangkang. Bila dilihat dari
putih. Alat pencernaannya berturut-turut terdiri dari mulut yang tidak berahang atau
bergigi, sepasang labial palps yang bercilia, oesofagus, lambung, usus, rektum, dan
anus. Selain alat pencernaan, di dalam tubuh kerang terdapat pula hati yang
menyelubungi dinding lambung, ginjal, pembuluh darah, dan pembuluh urat saraf.
Umumnya kijing dapat mengatur tingkat metabolisme oksigen dengan baik sehingga
masih dapat hidup pada keadaan di mana kadar oksigen dalam air sangat sedikit.
perairan yang secara teoritis mengandung telur atau larva cacing yang mampu
kecacingan. Kedudukan hewan penular sangat penting dalam rantai penularan karena
dari dalam tubuh kerang ini terdapat cercaria yang dapat menginfeksi baik manusia
maupun hewan. Infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah adalah salah satu infeksi
yang paling umum di seluruh dunia dan mempengaruhi komunitas termiskin dan paling
miskin. Mereka ditransmisikan oleh telur yang terdapat dalam kotoran manusia yang
pada gilirannya mencemari tanah di daerah daerah di mana sanitasi buruk. [ CITATION
Dew19 \l 1033 ]
B. Metode penelitian
Mikrobiologi Program Studi D-III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur pada
bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2019. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
Jombang. Instrumen penelitian yaitu alat-alat dan bahan laboratorium. Pengolahan data
melalui tahapan Editing, Coding, Entrying dan Tabulating. Dan analisa deskriptif
persentase.
Hasil
Tabel 1 Hasil identifikasi Soil Transmitted Helminths (STH) pada kerang air tawar
Trichuris trichiura - - - - - - 0 0%
Hookworm 2 - 2 1 2 1 8 32%
Strongyloides stercoralis - - - - - - 0 0%
Keterangan :
kerang air tawar (Pilsbryoconcha exilis) dengan metode sedimentasi yang ditunjukkan
pada tabel 5.1 diatas diperoleh hasil pada kerang air tawar (Pilsbryoconcha exilis)
stercoralis ditemukan 0%, sehingga identifikasi pada kerang air tawar (Pilsbryoconcha
Jombang ditemukan hampir semua sampel terdapat Soil Transmitted Helminths (STH)
Pembahasan
kerang air tawar (Pilsbryoconcha exilis) dengan metode sedimentasi yang ditunjukkan
pada tabel 5.1 diatas didapatkan hasil yaitu ditemukan positif telur cacing Ascaris
lumbricoides ditemukan lebih besar daripada telur lainnya dikarenakan telur cacing
didukung oleh faktor internal yaitu morfologi telur yang memiliki 3 lapisan. Bagian
terluar telur adalah lapisan albuminoid yang berbenjolbenjol kasar yang berfungsi
sebagai pelindung. Struktur albuminoid yang kasar akan melindungi telur dari keadaan
lingkungan sehingga kondisi telur dapat bertahan dan tidak mudah rusak. Telur Ascaris
lumbricoides mempunyai kulit hialin yang tebal sedangkan pada lapisan ketiga terdapat
vetilin yang tipis dan berfungsi untuk melindungi isi telur. Telur Ascaris lumbricoides
akan berkembang baik pada suhu optimum 25-30oC dan akan mati pada suhu lebih dari
40oC selama 15 jam sedangkan pada suhu 50oC selama 1 jam. Pada suhu dingin, telur
Ascaris lumbricoides dapat bertahan hingga suhu kurang dari 8oC. Telur cacing
suasana yang lembab, basah, kaya akan oksigen dengan suhu optimum 23-33oC.
Menurut Ariwati, 2018 larva cacing Hookworm mampu hidup pada tanah yang gembur
dengan kondisi tanah sedikit berpasir, karena cacing Hookworm membutuhkan banyak
oksigen. Hookworm mampu dengan mudah menginfeksi inangnya karena selain telur,
bentuk larva infektif dapat memasuki tubuh inang secara aktif. Aktifitas manusia yang
tidak menjaga kebersihan diri serta masuknya Hookworm melalui makanan semakin
meningkatkan resiko penularan cacing tersebut. Pada Necator americanus infeksi lebih
disebabkan oleh masuknya larva melalui kulit, sedangkan Ancylostoma duodenale
dengan cara tertelannya larva. Namun pada penelitian ini tidak diketahui spesies dari
Hookworm apakah termasuk Necator americanus atau Ancylostoma duodenale, hal ini
dikarenakan peneliti hanya menemukan telur saja tanpa menemukan cacing. Sedangkan
memiliki morfologi ujung bulat tumpul, selapis kulit hialin tipis dan transparan. Kedua
spesies hanya bisa dibedakan jika peneliti menemukan cacing dengan membedakan
bentuk, rongga mulut, ujung ekor cacing jantan ataupun betina. Pada kerang air tawar
(Pilsbryoconcha exilis) tidak ditemukan telur dan cacing Trichuris trichiura dan
Strongyloides stercoralis. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis
tanah dan suhu. Suhu merupakan faktor mempengaruhi pertumbuhan telur cacing
cacing Strongyloides stercoralis yaitu 25- 30oC, namun suhu pada sungai relatif lebih
dingin berkisar antara 16-30oC sehingga tidak baik untuk pertumbuhan telur cacing
angka lebih rendah dari infeksi cacing Hookworm, hal ini menyebabkan jarang
Penyakit cacingan atau kecacingan masih menjadi masalah yang cukup serius di
Indonesia. Penyakit cacingan sering dianggap sebagai penyakit yang sepele oleh
sebagian besar kalangan masyarakat. Pada hal penyakit ini dapat menurunkan tingkat
kesehatan anak mis., anemia, gangguan tumbuh kembang, gangguan perkembangan
kognitif, malas beraktivitas serta berat badan rendah. [ CITATION Sig19 \l 1033 ]
Perilaku hidup yang bersih dan sehat merupakan faktor kedua terbesar setelah
Perilaku ini menyangkut pengetahuan akan pentingnya higiene perorangan, sikap dalam
menanggapi penyakit serta tindakan yang dilakukan dalam menghadapi suatu penyakit
PENUTUP
Kesimpulan
Pada kerang air tawar (Pilsbryoconcha exilis) ditemukan adanya telur cacing Soil
Transmitted Helminths (STH).Spesies telur cacing STH yang ditemukan yaitu Ascaris
lumbricoides sebagian besar sampel, spesies telur cacing Hookworm hampir setengah
sampel, sedangkan telur cacing Trichuris trichiura dan Strongyloides stercoralis tidak ada
satupun sampel. Maka dari itu Cara pengolahan kerang air tawar (Pilsbryoconcha exilis) yang
higienis sehingga mampu meminimalisir terjadinya suatu penyakit kecacingan yaitu dengan
merendam kerang air tawar (Pilsbryoconcha exilis) dengan air bersih selama semalam dan
mengganti 2 - 3 kali air rendaman tersebut, menggosok-gosok cangkang supaya lumut yang
menempel di cangkang bersih, cuci beberapa kali sampai bersih, memisahkan bagian daging
dengan alat pencernaan untuk membuang kotoran kerang, mencuci lagi beberapa kali sampai
bersih. Dengan cara mengolah seperti itu kita bisa terhindar dari penyakit yang disebabkan
Annisa S dkk. (2018). Hubungan Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminths (STH) dengan
Indriyat L dkk. (2018). Pengaruh infeksi hookworm terhadap kadar hemoglobin penambang
Alsakina N dkk. (2018). Identifikasi Telur Cacing Soil Transmitted Helminths pada. Jurnal
Bedah S dkk. (2018). INFEKSI KECACINGAN PADA ANAK USIA 8-14 TAHUN DI RW
Ridho R dkk. (2016). Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Kijing (Pilsbryoconcha exilis).
Rohani dkk. (2017). Hubungan Infeksis Askariasis dengan Status Sosial Ekonomi. Jurnal