Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PELAYANAN KESLING TENTANG PENYUSUNAN

LAPORAN PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN SANITASI KAPAL DAN


PESAWAT SESUAI IHR DI BANDARA, PELABUHAN, DAN LINTAS
BATAS DARAT NEGARA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1:
A.Syauqi 211110001
Adistya Yora 211110002
Aviqi Elsa Azzahra 211110004
Putri 211110019
Raditsyah 211110021
Rahmania Agrella 211110022
Randi Fadrian 211110024
Sarah Edisti 211110032
Saria Pebriani 211110033
Zacky Fajar Maulana 211110040

DOSEN PEMBIMBING:
Sari Arlinda, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI D3 SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
yang “penyusunan laporan pemeriskaan dan tindakan sanitasi kapal dan
pesawat sesuai ihr di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara”
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya,tapi kami berhasil menyelesaian makalah ini tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. kami berharap
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Penyusunan laporan pemeriksaan kapal ......................................................... 3
B. Penyusunan Laporan Pemeriksaan Pesawat ................................................... 4
C. Lintas Batas Darat ........................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:


SKEP/124/Vl/2009, bandara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang dan tempat perpindahan
intra dan antar moda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
Sedangkan, bandara berwawasan lingkungan (eco-airport) adalah bandara yang
telah dilakukan pengukuran yang terukur terhadap beberapa komponen yang
berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan untuk menciptakan
lingkungan yang sehat di bandar udara dan sekitarnya. Maka dari itu, dalam setiap
kegiatan pelaksanaan dan pengembangan pembangunan bandara harus
memperhatikan eco-airport sehingga bandara dapat berfungsi secara efektif dan
efisien tidak hanya di tinjau dari aspek teknis tapi juga dari aspek lingkungan.
Disinseksi adalah pembasmian serangga yang menjadi vector penularan
penyakit dengan menggunkan bahan kimia/pestisida/insektisida. Dibidang
kesehatan serangga atau vector yang sudah dikenal antara lain berbagai spesies
nyamuk, lalat, kecoa, pinjal, kutu. Serangga atau vector harus di waspadai terutama
pada alat transportasi yang bergerak antar Negara ataupun antar wilayah karena
dapat terbawa dan menyebar di wilayah lain.
Wilayah perbatasan suatu negara merupakan modal utama kedaulatan suatu
negara. Wilayah perbatasan sering kali menimbulkan berbagai permasalahan terkait
dengan pengeloalaan wilayah. Terdapat tiga permasalahan utama dalam
pengelolaan kawasan perbatasan antar negara, yaitu: (1) Penetapan garis batas baik
di darat maupun laut, (2) Pengamanan kawasan perbatasan dan(3) Pengembangan
kawasan perbatasan. Wilayah perbatasan, baik di darat maupun di laut memiliki
peran sangat penting dan strategis di suatu negara. Hal ini diakibatkan wilayah

1
perbatasan selain merupakan batas kedaulatan, juga merupakan wilayah yang
mencerminkan halaman depan suatu negara.
Secara letak geografis, posisi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
terletak diantara dua benua, mempunyai batas wilayah internasional dengan 10
negara tetangga. Dikawasan perbatasan darat Republik Indonesia (RI) berbatasan
dengan 3 negara yaitu Malaysia, Papua New Guinea,Republik Demokratik Timor
Leste. Sebagai negara kepulauan (Archipelagic state), RepublikIndonesia
mempunyai batas maritim berupa batas laut wilayah (teritorial), batas landas
kontinen dan batas Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan 10 negara yaitu India,
Thailand, Malaysia,Singapura, Vietnam, Filiphina, Palau, Papua New Guinea,
Republik Demokratik Timor Leste danAustralia. Pada kawasan perbatasan laut
(maritim) pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yangjumlahnya 92 pulau dan
termasuk pulau-pulau kecil

B. Rumusan Masalah

1. Penyusunan Laporan Pemeriksaan Dan Tindakan Sanitasi Kapal Di


Pelabuhan
2. Penyusunan Laporan Pemeriksaan Dan Tindakan Sanitasi Pesawat Di
Bandara
3. Penyusunan Laporan Pemeriksaan Dan Tindakan Sanitasi Lintas Batas Darat
Negara

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui penyusunan laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi


kapal di pelauhan
2. Untuk mengetahui penyusunan laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi
pesawat di bandara
3. Untuk mengetahui penyusunan laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi
lintas batas darat negara

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyusunan laporan pemeriksaan kapal

Penyusunan laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi kapal di pelabuhan


sesuai dengan International Health Regulations (IHR) 2005 adalah langkah
penting dalam menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran penyakit
internasional. Berikut adalah langkah-langkah yang harus diikuti untuk menyusun
laporan tersebut:

1. Identifikasi Kapal yang Akan Diperiksa:


Tentukan kapal-kapal mana yang akan diperiksa berdasarkan prioritas risiko dan
peraturan pelabuhan.
2. Tim Pemeriksa:
Bentuk tim pemeriksa yang terdiri dari personel yang terlatih dalam inspeksi dan
tindakan sanitasi kapal.
3. Pengumpulan Informasi:
Kumpulkan informasi tentang kapal yang akan diperiksa, termasuk riwayat
perjalanan, kesehatan awak kapal, dan informasi kesehatan terkait.
4. Pemeriksaan Kapal:
• Lakukan pemeriksaan fisik dan sanitasi pada kapal sesuai dengan pedoman
IHR 2005.
• Pastikan kapal memenuhi standar sanitasi yang ditentukan.
5. Evaluasi Kesehatan Awak Kapal:
Periksa kesehatan awak kapal dan tindakan yang telah diambil untuk mencegah
penyebaran penyakit.
6. Tindakan Sanitasi:
• Tentukan tindakan sanitasi yang diperlukan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ditemukan.
• Pastikan tindakan sanitasi sesuai dengan pedoman IHR 2005.

3
7. Dokumentasi:
• Buat laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi dengan detail yang mencakup
hasil pemeriksaan, tindakan yang diambil, dan rekomendasi.
• Pastikan laporan mencantumkan tanggal pemeriksaan dan tanda tangan
anggota tim pemeriksa.
8. Komunikasi:
Laporkan hasil pemeriksaan dan tindakan sanitasi kepada otoritas pelabuhan dan
otoritas kesehatan masyarakat setempat.
9. Tindak Lanjut:
Lakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa tindakan sanitasi yang
direkomendasikan telah dilaksanakan dengan benar.
10. Pelaporan kepada Otoritas Kesehatan Internasional:
Jika ada penyakit yang mencurigakan atau wabah yang terjadi di kapal, lakukan
pelaporan kepada otoritas kesehatan internasional sesuai dengan ketentuan IHR
2005.
11. Pelatihan dan Pembaruan:
Pastikan anggota tim pemeriksa mendapatkan pelatihan dan pembaruan secara
berkala mengenai pedoman IHR 2005 dan tindakan sanitasi kapal.
12. Penyimpanan Arsip:
Simpan laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi kapal secara aman dan dapat
diakses untuk keperluan audit dan pelacakan.

B. Penyusunan Laporan Pemeriksaan Pesawat

Penyusunan laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi pesawat di bandara


sesuai dengan International Health Regulations (IHR) 2005 adalah langkah
penting dalam menjaga kesehatan masyarakat global dan mengendalikan
penyebaran penyakit lintas batas. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam
menyusun laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi pesawat di bandara sesuai
dengan IHR 2005:

4
1. Identifikasi Petugas Sanitasi:
Pastikan bahwa ada petugas sanitasi yang terlatih dan bertanggung jawab untuk
melakukan pemeriksaan dan tindakan sanitasi pada pesawat yang tiba di bandara.
Persiapan Peralatan:
Pastikan peralatan sanitasi seperti alat pelindung diri (APD), disinfektan, sarung
tangan, masker, dan peralatan pembersih lainnya tersedia dan dalam kondisi baik.
2. Pemeriksaan Awal Pesawat:
Tim sanitasi harus melakukan pemeriksaan awal pesawat segera setelah mendarat.
Ini melibatkan pengecekan kebersihan umum pesawat dan identifikasi potensi
risiko penularan penyakit.
3. Identifikasi Penumpang atau Kru yang Sakit:
Petugas sanitasi harus memperhatikan tanda-tanda penyakit pada penumpang atau
kru yang tiba. Mereka harus siap untuk mengisolasi dan memberikan perawatan
medis segera jika diperlukan.
4. Pemeriksaan Kargo dan Bagasi:
Selain pemeriksaan penumpang, tindakan sanitasi juga harus mencakup
pemeriksaan kargo dan bagasi untuk mengidentifikasi potensi risiko penyebaran
penyakit melalui barang bawaan.
5. Pemeriksaan Kondisi Sanitasi Pesawat:
Tim sanitasi harus memeriksa kondisi sanitasi pesawat, termasuk toilet, area
umum, dan tempat-tempat lain di pesawat yang dapat menjadi sumber penularan
penyakit.
6. Pelaporan Hasil Pemeriksaan:
Hasil pemeriksaan dan tindakan sanitasi harus dilaporkan kepada otoritas
kesehatan setempat sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam IHR 2005.
7. Tindakan Sanitasi:
Jika ditemukan masalah atau potensi risiko penularan penyakit, petugas sanitasi
harus mengambil tindakan yang sesuai, termasuk desinfeksi pesawat, isolasi
individu yang sakit, dan tindakan lain sesuai dengan pedoman IHR 2005.
8. Pelaporan Kepada Otoritas Nasional:

5
Otoritas kesehatan nasional harus segera diberitahu tentang tindakan yang diambil
dan hasil pemeriksaan.
9. Kerja Sama Internasional:
Bandara dan otoritas kesehatan setempat harus siap untuk bekerja sama dengan
otoritas kesehatan internasional jika terjadi wabah yang dapat mengancam
kesehatan masyarakat global.
C. Lintas Batas Darat

Penyusunan laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi kapal dan pesawat


sesuai dengan International Health Regulations (IHR) 2005 di lintas batas darat
wilayah adalah proses penting untuk memastikan kesehatan masyarakat dan
mengendalikan penyebaran penyakit lintas batas. Berikut adalah langkah-langkah
umum dalam penyusunan laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi:
1. Persiapan Awal:
Pastikan bahwa personel yang akan melakukan pemeriksaan dan sanitasi telah
menerima pelatihan yang sesuai dan memiliki pemahaman yang baik tentang IHR
2005.
Persiapkan peralatan dan instrumen yang diperlukan untuk melakukan
pemeriksaan dan pengujian kesehatan.
2. Pemeriksaan Kapal dan Pesawat:
Lakukan pemeriksaan fisik terhadap kapal dan pesawat, termasuk pengecekan
kondisi sanitasi, kebersihan, dan keamanan.
Periksa juga dokumen perjalanan, sertifikat kesehatan, dan catatan penumpang
untuk memastikan kepatuhan terhadap persyaratan IHR 2005.
3. Pengumpulan Data:
Catat semua hasil pemeriksaan dan temuan dalam format yang sesuai. Data ini
akan digunakan dalam laporan pemeriksaan.
4. Penilaian Risiko Kesehatan:
Evaluasi risiko kesehatan yang terkait dengan kapal atau pesawat tersebut,
termasuk potensi penularan penyakit.
Tentukan tindakan sanitasi yang diperlukan untuk mengurangi risiko tersebut.

6
5. Tindakan Sanitasi:
Implementasikan tindakan sanitasi sesuai dengan hasil penilaian risiko. Ini dapat
mencakup isolasi penumpang yang sakit, disinfeksi, atau tindakan lainnya yang
diperlukan.
Pastikan bahwa tindakan sanitasi dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
pedoman IHR 2005.
6. Laporan Pemeriksaan:
Buat laporan pemeriksaan yang mencakup semua hasil pemeriksaan, temuan, dan
tindakan sanitasi yang telah diambil.
Laporan harus mencakup informasi lengkap tentang kapal atau pesawat, kondisi
kesehatan penumpang, dan tindakan yang diambil.
7. Pemberitahuan Otoritas Kesehatan Terkait:
Segera berikan pemberitahuan kepada otoritas kesehatan setempat atau nasional
tentang temuan dan tindakan sanitasi yang telah diambil.
8. Koordinasi dan Pelaporan Lintas Batas:
Jika ada pergerakan lintas batas, koordinasikan dengan otoritas kesehatan di
negara tujuan untuk memastikan tindakan yang tepat diambil.
Laporkan hasil pemeriksaan kepada otoritas lintas batas sesuai dengan persyaratan
IHR 2005.
9. Penyimpanan Arsip:
Simpan laporan dan catatan terkait pemeriksaan dan tindakan sanitasi selama
jangka waktu yang ditentukan oleh regulasi yang berlaku.
10. Evaluasi dan Perbaikan:
Setelah tindakan sanitasi dilakukan, lakukan evaluasi untuk memastikan bahwa
risiko kesehatan telah diatasi dengan efektif, dan identifikasi area-area di mana
perbaikan dapat dilakukan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyusunan laporan pemeriksaan dan tindakan sanitasi kapal dan pesawat
di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat adalah langkah penting dalam
menerapkan Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) untuk mencegah
penyebaran penyakit internasional. Petugas kesehatan yang memantau dan
melaporkan pemeriksaan yang akurat sangat penting dalam menjaga kesehatan
masyarakat global. Negara-negara memastikan anggota WHO harus bekerja sama
untuk penerapan IHR yang efektif di semua titik masuk internasional. Hal ini
merupakan upaya bersama dalam menjaga kesehatan dunia dan mencegah
penyebaran penyakit yang berpotensi merugikan masyarakat global

B. Saran
Setiap kapal dan pesawat hendaknya selalu memperhatikan kondisi
sanitasinya, karena apabila kondisi sanitasi yang buruk dan berisiko tinggi bisa
mengakibatkan sumber penularan penyakit. Agar menyediakan SOP sanitasi kapal
dan pesawat sebagai pedoman kepada dalam menjaga kebersihan serta
mengawasinya dalam penerapannya.

Dilaksanakan pelatihan kepada petugas penanggung jawab higiene sanitasi


kapal dan pesawat agar mengerti dan memahami konsep dasar sanitasi. Agar sikap
dan tindakan selalu diperhatikan dalam menjaga sanitasi. Perlunya sosialisasi
tentang standart sanitasi kapal dan pesawat yang dalam hal ini diselenggarakan oleh
Kantor Kesehatan Pelabuhan. Diperlukan sanksi yang tegas kepada karyawan
apabila tidak ikut menjaga sanitasi kapal dan pesawat.

8
DAFTAR PUSTAKA

International Health Regulation 2005

Peratura Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Lintas Batas Negara

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : /SK/Menkes/2008, tentang


Perubahan

Surat Keputusan Dirjen PP dan PL Depkes RI. Nomor: HK.03.05/D/1.4/2659/2007


tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kapal Laut dan Pesawat Udara Depekes,
Jakarta https://www.slideshare.net/SitiAisyah67/sanitasi-bandara

https://www.academia.edu/44895574/LAPORAN_INSPEKSI_SANITASI_BAN
DARA_S ANITASI_TRANSPORTASI_DAN_MATRA

http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2044%20ttg%2
0Pelabuh an%20dan%20Bandar%20Udara%20Sehat.pdf

Anda mungkin juga menyukai