PENGENDALIAN RISIKO
“Teknik Pemeriksaan Sanitasi di Lintas Batas Darat Negara
Sesuai Dengan Peraturan Kesehatan Internasional”
Disusun Oleh
Kelompok 5
Dosen Pembimbing
Dr.Wijayantono, SKM, M.Kes
Puji dan syukur Kami ucapkan atas kehadiran Allah yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Kami bisa menyelesaikan makalah
“Pelayanan Kesling dan Pengendalian Risiko”
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan
Kesling dan Pengendalian Risiko dengan judul “Teknik Pemeriksaan Sanitasi di Lintas Batas
Darat Negara Sesuai Dengan Peraturan Kesehatan Internasional” Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Padang, 2023
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah perbatasan suatu negara merupakan modal utama kedaulatan suatu negara.
Wilayah perbatasan sering kali menimbulkan berbagai permasalahan terkait dengan
pengeloalaan wilayah. Terdapat tiga permasalahan utama dalam pengelolaan kawasan
perbatasan antar negara, yaitu: (1) Penetapan garis batas baik di darat maupun laut, (2)
Pengamanan kawasan perbatasan dan(3) Pengembangan kawasan perbatasan. Wilayah
perbatasan, baik di darat maupun di laut memiliki peran sangat penting dan strategis di suatu
negara. Hal ini diakibatkan wilayah perbatasan selain merupakan batas kedaulatan, juga
merupakan wilayah yang mencerminkan halaman depan suatu negara.
Secara letak geografis, posisi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terletak
diantara dua benua, mempunyai batas wilayah internasional dengan 10 negara tetangga.
Dikawasan perbatasan darat Republik Indonesia (RI) berbatasan dengan 3 negara yaitu
Malaysia, Papua New Guinea,Republik Demokratik Timor Leste. Sebagai negara kepulauan
(Archipelagic state), RepublikIndonesia mempunyai batas maritim berupa batas laut wilayah
(teritorial), batas landas kontinen dan batas Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan 10 negara
yaitu India, Thailand, Malaysia,Singapura, Vietnam, Filiphina, Palau, Papua New Guinea,
Republik Demokratik Timor Leste danAustralia. Pada kawasan perbatasan laut (maritim) pada
umumnya berupa pulau-pulau terluar yangjumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lintas Batas Negara Darat Negara ?
2. Bagaimana Standardisasi Sarana, Prasarana dan Pelayanan Lintas Batas ?
3. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Lintas Batas Darat Negara ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Lintas Batas Negara Darat Negara ?
2. Mengetahui bagaimana Standardisasi Sarana, Prasarana dan Pelayanan Lintas Batas ?
3. Mengetahui bagaimana Teknik Pemeriksaan Lintas Batas Darat Negara ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Pos Lintas Batas Tradisional
Pos Lintas Batas Tradisional merupakan bangunan yang dapat menyelenggarakan
fungsi-fungsi yang terdiri atas :
a. Keimigrasian
b. Kepabeanan
c. Karantina
d. Keamanan
e. Fungsi-fungsi lain yang diperlukan.
Untuk mendukung operasionalisasi pelayanan lintas batas pada Pos Lintas Batas
Tradisional, masing-masing instansi terkait menyediakan peralatan teknis operasional yang
diperlukan. Luas bangunan Pos Lintas Batas Tradisional minimal 100 m2, berdiri di atas
tanah minimal seluas 1.000 m2, dan pembangunannya disesuaikan dengan rencana tata
ruang wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Setiap Pos Lintas Batas Tradisional dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang
yang terdiri atas :
a. Jalan
b. Listrik
c. Sanitasi
d. Air bersih
e. Saluran drainase
f. Telekomunikasi
g. Perumahan pegawai
h. Sarana lain sesuai kebutuhan
Jarak antara bangunan Pos Lintas Batas Tradisional darat dengan garis batas antar negara
ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dengan negara tetangga yang berbatasan
dengan perkiraan minimal berjarak 100 m dari garis batas. Arsitektur bangunan Pos Lintas
Batas disesuaikan dengan kondisi budaya setempat.
3
3. Pos Lintas Batas Internasional
Pos Lintas Batas Internasional merupakan bangunan yang dapat menyelenggarakan
fungsi-fungsi yang terdiri atas :
a. Keimigrasian
b. Kepabeanan
c. Karantina
d. Keamanan
e. Fungsi-fungsi lain yang diperlukan
Untuk mendukung operasionalisasi pelayanan lintas batas pada Pos Lintas Batas
Internasional masing-masing instansi terkait menyediakan peralatan teknis operasional yang
diperlukan. Luas bangunan Pos Lintas Batas Internasional minimal 600 M2 berdiri di atas
tanah minimal seluas 5.000 m2, dan pembangunannya disesuaikan dengan rencana tata
ruang wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Jarak antara bangunan Pos Lintas Batas
Internasional darat dengan garis batas ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dengan
negara tetangga yang berbatasan sesuai kondisi setempat.
Arsitektur bangunan Pos Lintas Batas disesuaikan dengan kondisi budaya setempat.
Setiap Pos Pemeriksaan Lintas Batas Internasional dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penunjang yang terdiri atas :
a. Jalan
b. Listrik
c. Sanitasi
d. Air bersih
e. Saluran drainase
f. Telekomunikasi
g. Balai kesehatan
h. Perumahan pegawai
i. Tempat penukaran uang
j. Pasar/pertokoan
k. Terminal
l. Sarana lain sesuai kebutuhan
4
C. Teknik Pemeriksaan Lintas Batas Darat Negara
Rekomendasi yang berkaitan dengan orang, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut,
barang dan paket pos
1. Berbagai rekomendasi yang mungkin dikeluarkan oleh WHO menyangkut orang
adalah :
- Periksa riwayat perjalanan di wilayah yang terjangkit
- Periksa dokumen kesehatan termasuk hasil pemeriksaan laboratorium
- Diperlukan pemeriksaan Kesehatan
- Periksa bukti vaksinasi atau profilaksis lain
- Diperlukan vaksinasi atau profilaksis lain
- Observasi orang yang kemungkinan menderita penyakit
- Karantina atau tindakan lain bagi orang yang kemungkinan menderita penyakit
- Isolasi dan bila diperlukan pengobatan bagi mereka yang sakit
- Pelacakan kontak dari tersangka penderita atau penderita
- Tolak masuknya tersangka penderita atau terjangkit
- Tolak masuknya mereka yang sehat ke daerah terjangkit
- Laksanakan penjaringan bagi mereka yang akan pergi ke luar negeri (exit-
screening)
- Lakukan pembatasan masuknya orang dari daerah terjangkit;
5
- Sita dan hancurkan barang yang terinfeksi atau terkontaminasi atau bagasi,
kargo, petikemas, alat angkut, barang dan paket pos yang dicurigai, di bawah
pengawasan, sebagai upaya terakhir
- Tolak keluar atau masuknya alat angkut.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik pemeriksaan sanitasi di lintas batas darat negara bertujuan untuk memastikan
keamanan dan kesehatan masyarakat dari potensi penyebaran penyakit atau risiko kesehatan
terkait. Pemeriksaan ini melibatkan penilaian terhadap barang, kendaraan, dan individu yang
masuk atau keluar dari suatu negara. Langkah-langkah ini penting untuk mencegah penyebaran
penyakit menular lintas negara dan menjaga standar sanitasi yang diperlukan.
B. Saran
Untuk melaksanakan Teknik pemeriksaan sanitasi yang baik harus ada Kerjasama
Internasional, Standar Protokol, Teknologi Canggih,Pendidikan dan Pelatihan, Fleksibilitas,
Penilaian Risiko, Komunikasi Publik, Kecepatan dan Efisiensi, Evaluasi Rutin, dan Kesiapan
Darurat,
7
DAFTAR PUSTAKA