Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PELAYANAN KESLING DAN

PENGENDALIAN RISIKO
“Teknik Pemeriksaan Sanitasi di Lintas Batas Darat Negara
Sesuai Dengan Peraturan Kesehatan Internasional”

Disusun Oleh
Kelompok 5

Aviqi Elsa Azzahra 211110004


Bebi Afrizal 211110005
Julia Zahra Awaliyah 211110011
Octaviani 211110018
Zacky Fajar Maulana 211110040

Dosen Pembimbing
Dr.Wijayantono, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI D3 SANITASI


JURUSAN JESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami ucapkan atas kehadiran Allah yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Kami bisa menyelesaikan makalah
“Pelayanan Kesling dan Pengendalian Risiko”
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan
Kesling dan Pengendalian Risiko dengan judul “Teknik Pemeriksaan Sanitasi di Lintas Batas
Darat Negara Sesuai Dengan Peraturan Kesehatan Internasional” Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Padang, 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Lintas Batas Negara Darat Negara .................................................................................. 2
B. Standardisasi Sarana, Prasarana dan Pelayanan Lintas Batas ......................................... 2
C. Teknik Pemeriksaan Lintas Batas Darat Negara ............................................................. 5
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah perbatasan suatu negara merupakan modal utama kedaulatan suatu negara.
Wilayah perbatasan sering kali menimbulkan berbagai permasalahan terkait dengan
pengeloalaan wilayah. Terdapat tiga permasalahan utama dalam pengelolaan kawasan
perbatasan antar negara, yaitu: (1) Penetapan garis batas baik di darat maupun laut, (2)
Pengamanan kawasan perbatasan dan(3) Pengembangan kawasan perbatasan. Wilayah
perbatasan, baik di darat maupun di laut memiliki peran sangat penting dan strategis di suatu
negara. Hal ini diakibatkan wilayah perbatasan selain merupakan batas kedaulatan, juga
merupakan wilayah yang mencerminkan halaman depan suatu negara.
Secara letak geografis, posisi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terletak
diantara dua benua, mempunyai batas wilayah internasional dengan 10 negara tetangga.
Dikawasan perbatasan darat Republik Indonesia (RI) berbatasan dengan 3 negara yaitu
Malaysia, Papua New Guinea,Republik Demokratik Timor Leste. Sebagai negara kepulauan
(Archipelagic state), RepublikIndonesia mempunyai batas maritim berupa batas laut wilayah
(teritorial), batas landas kontinen dan batas Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan 10 negara
yaitu India, Thailand, Malaysia,Singapura, Vietnam, Filiphina, Palau, Papua New Guinea,
Republik Demokratik Timor Leste danAustralia. Pada kawasan perbatasan laut (maritim) pada
umumnya berupa pulau-pulau terluar yangjumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lintas Batas Negara Darat Negara ?
2. Bagaimana Standardisasi Sarana, Prasarana dan Pelayanan Lintas Batas ?
3. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Lintas Batas Darat Negara ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Lintas Batas Negara Darat Negara ?
2. Mengetahui bagaimana Standardisasi Sarana, Prasarana dan Pelayanan Lintas Batas ?
3. Mengetahui bagaimana Teknik Pemeriksaan Lintas Batas Darat Negara ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lintas Batas Darat Negara


Menurut International Health Regulation (IHR 2005) Batas antar negara adalah batas
antara Negara Kesatuan Republik lndonesia dengan negara tetangga yang langsung berbatasan.
Sedangkan Lintas batas darat adalah batas darat di suatu negara yang digunakan untuk melintas
ke negara lain, termasuk yang dilalui oleh kendaraan bermotor dan kereta api.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 18 Tahun 2007 tentang Standarisasi
Sarana, Prasarana dan Pelayanan Lintas Batas Antar Negara bahwa Pos Lintas Batas
Tradisional dan Pos Lintas Batas Internasional Merupakan pintu gerbang pemeriksaan yang
strategis dalam rangka mendukung pemberian pelayanan kepada para pelintas batas antar
negara.
Pos Lintas Batas Tradisional dan Pos Lintas Batas Internasional perlu dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang memadai serta di lengkapi dengan pelayanan lintas batas
antar negara yang jelas, murah, mudah, efektif, efesien agar mampu mendukung kelancaran,
kenyamanan dan keamanan para pelintas batas. Bahwa dalam rangka pemberian pelayanan
terhadap pelintas batas, barang/jasa yang mempergunakan pelintasan antar negara perlu
ditetapkan standarisasi sarana, prasarana dan mekanisme pelayanan Pos Lintas Batas
Tradisional dan Pos Lintas Batas Internasional.

B. Standardisasi Sarana, Prasarana dan Pelayanan Lintas Batas


1. Pos Lintas Batas
Di setiap tempat keluar/masuk wilayah negara dibangun Pos Lintas Batas Tradisional
dan atau Pos Lintas Batas Internasional. Pos Lintas Batas Tradisional keberadaannya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Republik lndonesia dengan negara tetangga. Pos
Lintas Batas Internasional keberadaannya ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pos Lintas Batas Tradisional dan Pos Lintas Batas Internasional paling sedikit terdapat unsur
Bea dan Cukai, Imigrasi, Karantina, dan Keamanan.

2
2. Pos Lintas Batas Tradisional
Pos Lintas Batas Tradisional merupakan bangunan yang dapat menyelenggarakan
fungsi-fungsi yang terdiri atas :
a. Keimigrasian
b. Kepabeanan
c. Karantina
d. Keamanan
e. Fungsi-fungsi lain yang diperlukan.

Untuk mendukung operasionalisasi pelayanan lintas batas pada Pos Lintas Batas
Tradisional, masing-masing instansi terkait menyediakan peralatan teknis operasional yang
diperlukan. Luas bangunan Pos Lintas Batas Tradisional minimal 100 m2, berdiri di atas
tanah minimal seluas 1.000 m2, dan pembangunannya disesuaikan dengan rencana tata
ruang wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Setiap Pos Lintas Batas Tradisional dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang
yang terdiri atas :
a. Jalan
b. Listrik
c. Sanitasi
d. Air bersih
e. Saluran drainase
f. Telekomunikasi
g. Perumahan pegawai
h. Sarana lain sesuai kebutuhan

Jarak antara bangunan Pos Lintas Batas Tradisional darat dengan garis batas antar negara
ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dengan negara tetangga yang berbatasan
dengan perkiraan minimal berjarak 100 m dari garis batas. Arsitektur bangunan Pos Lintas
Batas disesuaikan dengan kondisi budaya setempat.

3
3. Pos Lintas Batas Internasional
Pos Lintas Batas Internasional merupakan bangunan yang dapat menyelenggarakan
fungsi-fungsi yang terdiri atas :
a. Keimigrasian
b. Kepabeanan
c. Karantina
d. Keamanan
e. Fungsi-fungsi lain yang diperlukan

Untuk mendukung operasionalisasi pelayanan lintas batas pada Pos Lintas Batas
Internasional masing-masing instansi terkait menyediakan peralatan teknis operasional yang
diperlukan. Luas bangunan Pos Lintas Batas Internasional minimal 600 M2 berdiri di atas
tanah minimal seluas 5.000 m2, dan pembangunannya disesuaikan dengan rencana tata
ruang wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Jarak antara bangunan Pos Lintas Batas
Internasional darat dengan garis batas ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dengan
negara tetangga yang berbatasan sesuai kondisi setempat.

Arsitektur bangunan Pos Lintas Batas disesuaikan dengan kondisi budaya setempat.
Setiap Pos Pemeriksaan Lintas Batas Internasional dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penunjang yang terdiri atas :
a. Jalan
b. Listrik
c. Sanitasi
d. Air bersih
e. Saluran drainase
f. Telekomunikasi
g. Balai kesehatan
h. Perumahan pegawai
i. Tempat penukaran uang
j. Pasar/pertokoan
k. Terminal
l. Sarana lain sesuai kebutuhan

4
C. Teknik Pemeriksaan Lintas Batas Darat Negara
Rekomendasi yang berkaitan dengan orang, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut,
barang dan paket pos
1. Berbagai rekomendasi yang mungkin dikeluarkan oleh WHO menyangkut orang
adalah :
- Periksa riwayat perjalanan di wilayah yang terjangkit
- Periksa dokumen kesehatan termasuk hasil pemeriksaan laboratorium
- Diperlukan pemeriksaan Kesehatan
- Periksa bukti vaksinasi atau profilaksis lain
- Diperlukan vaksinasi atau profilaksis lain
- Observasi orang yang kemungkinan menderita penyakit
- Karantina atau tindakan lain bagi orang yang kemungkinan menderita penyakit
- Isolasi dan bila diperlukan pengobatan bagi mereka yang sakit
- Pelacakan kontak dari tersangka penderita atau penderita
- Tolak masuknya tersangka penderita atau terjangkit
- Tolak masuknya mereka yang sehat ke daerah terjangkit
- Laksanakan penjaringan bagi mereka yang akan pergi ke luar negeri (exit-
screening)
- Lakukan pembatasan masuknya orang dari daerah terjangkit;

2. Rekomendasi yang ditetapkan WHO yang berhubungan dengan bagasi, kargo,


petikemas, alat angkut, barang dan paket pos;
- Periksa daftar muatan dan rutenya
- Laksanakan pemeriksaan
- Periksa bukti tindakan yang dilakukan pada saat keberangkatan atau transit untuk
menghilangkan infeksi atau kontaminasi
- Lakukan tindakan terhadap bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang, paket
pos atau jenazah manusia untuk menghilangkan infeksi atau kontaminasi
termasuk vektor dan reservoir
- Lakukan tindakan khusus untuk memastikan keamanan penanganan dan
transportasi jenazah manusia
- Laksanakan isolasi atau karantina

5
- Sita dan hancurkan barang yang terinfeksi atau terkontaminasi atau bagasi,
kargo, petikemas, alat angkut, barang dan paket pos yang dicurigai, di bawah
pengawasan, sebagai upaya terakhir
- Tolak keluar atau masuknya alat angkut.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknik pemeriksaan sanitasi di lintas batas darat negara bertujuan untuk memastikan
keamanan dan kesehatan masyarakat dari potensi penyebaran penyakit atau risiko kesehatan
terkait. Pemeriksaan ini melibatkan penilaian terhadap barang, kendaraan, dan individu yang
masuk atau keluar dari suatu negara. Langkah-langkah ini penting untuk mencegah penyebaran
penyakit menular lintas negara dan menjaga standar sanitasi yang diperlukan.

B. Saran
Untuk melaksanakan Teknik pemeriksaan sanitasi yang baik harus ada Kerjasama
Internasional, Standar Protokol, Teknologi Canggih,Pendidikan dan Pelatihan, Fleksibilitas,
Penilaian Risiko, Komunikasi Publik, Kecepatan dan Efisiensi, Evaluasi Rutin, dan Kesiapan
Darurat,

7
DAFTAR PUSTAKA

International Health Regulation 2005


Peratura Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Lintas Batas Negara

Anda mungkin juga menyukai