Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN DI

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II CILACAP


MATA KULIAH : PENGENDALIAN VEKTOR DAN
BINATANG PENGGANGGU-B
Dosen Pengampu : Arif Widyanto, S.Pd.,M.Si

Disusun Oleh :
1. Ade Setiawan Putra (P1337433217040)
2. Chrisna Yustika Dewi (P1337433217041)
3. Sabrina Nur Hanivah (P1337433217042)
4. Feby Fajar Prasetyo (P1337433217043)
5. Mayselasih Candra Purwokanthi (P1337433217044)
6. Metri Agustina Pangesti (P1337433217045)
7. Aris Krisbiyanto (P1337433217046)
8. Salsabilla Lutfiana (P1337433217047)
9. Cantika Diah Berliana (P1337433217048)
10. Berliana Novasera (P1337433217049)
11. Raventi Dyah Pramilena (P1337433217050)
12. Amara Ma’rufa Jannati (P1337433217051)
13. Argya Anri Syandana (P1337433217052)
14. Safira Relya Restuningtias (P1337433217054)
15. Riza Auliya Imbawaningrum (P1337433217055)
PRODI D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga laporan kunjungan lapangan Kantor Kesehatan Pelabuhan mata kuliah
Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu B bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bpk. Arif Widyanto, S.Pd., M.Si yang
telah membagi ilmunya kepada kami semua dan terima kasih juga kepada teman-
teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah
ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca.Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Purwokerto, 10 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 4
PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------------------------4
A. Latar Belakang------------------------------------------------------------------------------------4
B. Tujuan------------------------------------------------------------------------------------------------5
BAB II---------------------------------------------------------------------------------------------------------- 6
TINJAUAN PUSTAKA------------------------------------------------------------------------------------6
A. KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)-------------------------------------------------------6
B. Penyakit Karantina--------------------------------------------------------------------------------7
C. Vektor Penyakit Karantina----------------------------------------------------------------------9
D. Inspeksi Kapal---------------------------------------------------------------------------------------9
E. Prosedur Pemeriksaan-------------------------------------------------------------------------10
F. Trapping Tikus-------------------------------------------------------------------------------------11
G. Identifikasi Tikus----------------------------------------------------------------------------------13
BAB III--------------------------------------------------------------------------------------------------------16
METODE PRAKTIKUM--------------------------------------------------------------------------------16
A. Boarding Kapal----------------------------------------------------------------------------------16
B. Trapping Tikus Dan Perhitungan Index Pinjal---------------------------------------17
BAB IV------------------------------------------------------------------------------------------------------- 19
HASIL DAN PEMBAHASAN-------------------------------------------------------------------------19
A. Boarding Kapal----------------------------------------------------------------------------------19
B. Trapping Tikus Dan Perhitungan Index Pinjal---------------------------------------28
BAB V---------------------------------------------------------------------------------------------------------31
PENUTUP----------------------------------------------------------------------------------------------------31
A. KESIMPULAN----------------------------------------------------------------------------------31
B. SARAN---------------------------------------------------------------------------------------------32
DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------------------------------33
LAMPIRAN-------------------------------------------------------------------------------------------------34
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembuatan laporan praktek lapangan di Kantor Kesehatan
Pelabuhan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian
Vektor dan Binatang Pengganggu-B. Selain itu juga laporan ini digunakan
untuk menambah pengetahuan masyarakat dan khususnya mahasiswa
mengenai tugas-tugas, fingsi serta peran dari kantor kesehatan pelabuhan.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Cilacap atau yang lebih dikenal dengan KKP
Cilacap, merupakan Unit Pelaksana Teknis Departemen Kesehatan yang
bernanung pada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, dengan Tugas pokok mencegah masuk dan
keluarnya penyakit karantina yang menjadi perhatian internasional melalui
pelabuhan Tanjung Intan Cilacap.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), di mana KKP merupakan
sebuah institusi yang mengawasi dan mengendalikan masuknya penyakit-
penyakit maupun vektor penyakit yang terbawa dari luar wilayah
Indonesia melalui transportasi laut maupun udara. Pada beberapa tahun
belakangan ini terbukti bahwa KKP memegang peranan amat penting
dalam mencegah masuknya penyakit-penyakit berbahaya dari wilayah
Indonesia, seperti SARS, Avian disease, Penyakit Kuku dan Mulut, dan
beberapa penyakit lainnya. Dengan semakin ramainya transportasi melalui
gerbang-gerbang pelabuhan di berbagai wilayah Indonesia, maka semakin
besar pula kebutuhan akan tenaga kesehatan lingkungan yang profesional
untuk ditempatkan di KKP.
Faktor risiko yang mengarah pada potensi bahaya menimbulkan
penyakit pada Anak Buah Kapal (ABK) dapat ditimbulkan pada semua
ruangan kapal, namun dengan tingkat risiko yang berbeda.Risiko tinggi
biasanya terjadi pada area engineroom, stores, galley, dan cargo. Di dalam
Permenkes RI Nomor: 356/ MENKES/PER/IV/2008 dan SK Menkes
Nomor : 431/ MENKES/IV/2007, bahwa KKP dalam hal ini Seksi
Pengendalian.
Risiko Lingkungan (PRL) mempunyai tanggung jawab besar untuk
melaksanakan fungsi pengendalian risiko lingkungan di wilayah
pelabuhan dan sekitarnya.

B. Tujuan
a. Mahasiwa mampu memahami tugas dan fungsi Kantor Kesehatan
Pelabuhan
b. Mahasiswa mampu mengikuti dan melaksanakan kegiatan investigasi
kapal
c. Mahasiswa mampu mengetahui cara penangkapan dan identifikasi
tikus.
d. Mahasiswa memperoleh pengalaman nyata tentang pekerjaan di KKP
kelas II Cilacap.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)


Kantor Kesehatan Pelabuhan Cilacap adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) di lingkungan Departemen Desehatan yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Pembrantasan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dengan tugas pokok mencegah
masuk dan keluarnya penyakit karantina yangg menjadi perhatian
internasional melalui pelabuhan Tanjung Intan Cilacap.
KKP Cilacap termasuk dalam KKP Kelas II diantara sekitar 45
kantor serupa di seluruh pelabuhandan bandar udara se indonesia
(update..2009), truktur organisasi KKP Cilacap menurut Permenkes
No.1575/MenKes/Per/XI/2005 adalah Kepala Kantor, memiliki 3
bagian, yaitu Bagian tata Usaha, Seksi Pengendalian Karantina dan
Surveilans Epidemiologi, Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan
Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah.
Letak Geografis KKP Kelas II Cilacap

Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah,


dengan batas wilayah sebelah selatan Samudra Indonesia, sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes dan
Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Kebumen dan sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Propinsi Jawa Barat. Terletak
diantara 108040-300 – 1090300300 garis Bujur Timur dan 70300150-
70450200garis Lintang Selatan, mempunyai luas wilayah 225.360,840
Ha, yang terbagi menjadi 24 Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Cilacap beralamat di jalan Selat


Madura No.7 Cilacap ,Jawa Tengah. Hubungan kerja kantor pelabuhan
Cilacap yaitu Bandara Tunggul Wulung, Pelabuhan laut Pemalang,
Pelabuhan laut khusus (duks) Pertamina, Pelabuhan Perikanan
Samudra Cilacap, Pelabuhan laut khusus (duks) Semen Holcim,
Pelabuhan laut khusus (duks) PLTU Karangkandri, Pelabuhan laut
ASDP Lomanis, Pelabuhan laut Pangandaran.

B. Penyakit Karantina
Karantina adalah pembatasan aktivitas orang sehat/binatang
yng talah terexpose kasus penyakit menular salama masa menular
(misal melalui kontak). Karantina berasal dan kata ‘QUADRAGINTA
(latin)” yang artinya : 40, Dulu semua penderita diisolasi selama 40
hariPada tahun 1348 lebih dari 60 juta orang penduduk dunia
meninggal karena penyakit “Pes” (Black Death). Pada tahun 1348
Pelabuhan Venesia sebagai salah satu pelabuhan yang terbesar di
Eropa melakukan upaya karantina dengan cara menolak masuknya
kapal yang datang dan daerah terjangkit Pes serta terhadap kapal yang
dicurigai terjangkit penyakit PES (PLAGUE). Pada tahun 1377 di
Roguasa dibuat suatu peraturan bahwa penumpang dari dareah
terjangkit penyakit pes harus tinggal di suatu tempat diluar pelabuhan
dan tinggal di sana selama 2 bulan supaya bebas dari penyakit. Itulah
sejarah tindakan karantina dalam bentuk isolasi pertama kali
dilakukan.terhadap manusia.Pada tahun 1383 di Marseille, Perancis,
ditetapkan UU Karantina yang pertama dan didirikan Station Karantina
yang pertama. Akan tetapi, peran dari tikus dan pinjal belum diketahui
dalam penularan penyakit Pes pada waktu itu.Pada Kurun waktu 1830
– 1847,WABAH KOLERA melanda EROPA. Atas Inisiatif Ahli
Kesehatan telah terlaksana diplomasi penyakit infeksi secara intensif
dan kerja sama multilateral kesehatan masyarakat menghasilkan:
Internasional Sanitary Conference, paris 1851 dikenal sebagai ISR
1851.1951 World Health Organization. Mengadopsi regulasi yang di
hasilkan oleh internasional Sanitary conference pada tahun 1969 WHO
mengubah Internasional Sanitary Regulatoions (ISR)yang di hasilkan
oleh Internasional Sanitary Conference menjadi: International Health
Regulations (IHR) dan dikenal sebagai IHR 1969 Tujuan IHR adalah
untuk menjamin keamanan maksimum terhadap penyebaran penyakit
infeksi dengan melakukan tindakan yang sekecil mungkin
mempengaruhi lalu lintas dunia. Sehubungan perkembangan Situasi
dan Kondisi serta adanya Revisi INTERNATIONAL SANITARY
REGULATIONS (ISR) antara lain Third Annotated edition (1966) of
the INTERNATIONAL SANITARY REGULATIONS 1951.
WHO juga melakukan revisi seperlunya terhadap IHR 1969 antara lain
:Pada tahun 1973 WHO melakukan Revisi terhadap
INTERNATIONAL HEALTH REGULATIONS (1969) dan dikenal
sebagai Additional Regulation 1973. Pada tahun 1981 WHO
melakukan Revisi terhadap INTERNATIONAL HEALTH
REGULATIONS (1969) dan dikenal sebagai Additional Regulation
1981. Pada tahun 1983 WHO melakukan Revisi terhadap
INTERNATIONAL HEALTH REGULATIONS (1969) dan dikenal
sebagai IHR 1969 third annotated edition 1983 (sejak saat ini Penyakit
Karantina yang dulunya 6 (enam) Penyakit berobah menjadi 3 (tiga)
Penyakit yaitu :
a. Pes (Plague);
b. Kolera (Cholera);
c. Demam kuning (Yellow fever)
Periode HAVEN ARTS (Dokter Pelabuhan) Pada tahun 1911 DI
INDONESIA, Pes masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,
kemudian 1916 Pes masuk melalui Pelabuhan Semarang dan
selanjutnya tahun 1923 Pes masuk melalui Pelabuhan Cirebon. Pada
saat itu Indonesia masih hidup dalam zaman kolonial Belanda.Regulasi
yang diberlakukan adalah Quarantine Ordonanti (Staatsblad Nomor
277 tahun 1911).Dalam perjalanan sejarahnya Quarantine Ordonanti
(Staatsblad Nomor 277 tahun 1911) telah berulang kali
dirubah.Penanganan kesehatan di pelabuhan di laksanakan oleh
HAVEN ARTS (Dokter Pelabuhan) dibawah HAVEN MASTER
(Syahbandar). Saat itu di Indonesia hanya ada 2 Haven Arts yaitu di
Pulau Rubiah di Sabang & Pulau Onrust di Teluk JakartaPeriode
Pelabuhan Karantina.Pada masa Kemerdekaan, sekitar tahun
1949/1950 Pemerintah RI membentuk 5 Pelabuhan Karantina, yaitu :
Pelabuhan Karantina Kelas I : Tg. Priok dan Sabang, Pelabuhan
Karantina Kelas II : Surabaya dan Semarang serta Pelabuhan Karantina
Kelas II : Cilacap.

C. Vektor Penyakit Karantina


Vektor Transmisi penyakit karantina : nyamuk, lalat, pinjal,dan
binatang penular hanya dapat merupakan ancaman kesehatan bagi
negara lain.

D. Inspeksi Kapal
1. Dasar Pedoman
 UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
 SK Menkes Nomor: 356/MENKES/SK/IV/2008 ttg Tusi KKP
 Kep Men Kes No. 431/Menkes/SK/IV/2007 ttg. Pedoman
Teknis PRL
 Permenkes No. 40 Tahun 2015 ttg Sertifikat Sanitasi Kapal
 IHR 2005
a. Tujuan :
 Umum
Mencegah masuk keluarnya penyakit yg bisa menyebabkan
Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/
kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia. Penyakit
yang dimaksud adalah:
 Penyakit menular yang sudah ada: Pes (Plague), Demam
kuning (Yellow Fever), Kholera
 Penyakit menular yang baru dan yang akan muncul
kembali, seperti: SARS (Syndrome Accut Respiratory
System), Flu Burung (Avian Influenza)
 Penyakit tidak menular seperti akibat adanya
pencemaran radio nuklir dan bahan kimia
 Khusus
 Meningkatkan dan memelihara sanitasi kapal
 Melindungi kesehatan orang-orang di atas kapal (kru
kapal dan penumpang)
b. Waktu Pelaksanaan
 Pada saat boarding Kapal
 Pada saat perpanjangan Sertifikat SSCC/SSCEC diantaranya
memeriksa tanda-tanda kehidupan tikus
 Dropping/kotoran
 Runways/bekas jalan
 Track/bekas tapak kaki
 Gnawing/bekas gigitan
 Burrows/lubang tikus
E. Prosedur Pemeriksaan
1. Pada saat pemeriksaan, petugas KKP harus didampingi nakhoda
atau perwira kapal yg bertugas.
2. Pemeriksaan dimulai dari main deck ke bawah main deck secara
lengkap sesuai formulir.
3. Semua food handler diperiksa secara visual.
4. Bila pada saat pemeriksaan menjumpai hal-hal yg tdk memenuhi
standar, diberikan saran untuk perbaikan sesuai dengan “standar
sanitasi kapal”
5. Penilaian sanitasi Kapal:
=Total “Yes” x 100 %
Jumlah Variabel
 Risiko Tinggi < 59 % (Terdapat Variabel yg tdk memenuhi
syarat)
 Risiko Rendah 60 % (Variabel memenuhi syarat)
 Apabila terdapat tanda-tanda kehidupan vectormaupun zat
pencemar/NUBIKA pada penilaian risikorendah maka
hasilnya menjadi Risiko Tinggi
6. Formulir pemeriksaan diisi lengkap, ditandatangani petugas KKP
dan nakhoda/master

F. Trapping Tikus
Trapping tikus merupakan salah satu kegiatan pengendalian tikus
yang dilakukan dengan memasang perangkap yang diberi umpan
berupa daging kelapa yang dibakar. Pemberian uimpan berupa kelapa
bakar merupakan salah satu cara agar menarik perhatian tikus sehingga
tikus masuk ke dalam perangkap. Perangkap yang telah diberi umpan
kemudian diletakkan pada tempat-tempat yang dilalui oleh tikus.
Terdapat dua tempat yang dipasangi trap yaitu di dalam dan di luar
ruangan. Keberadaan tikus biasanya ditandai dengan :
a. Bekas gigitan (Gnawing)
Bekas gigitan yang ditinggalkan tikus pada benda yang terbuat dari
kayu atau kain.Biasanya dapat dilihat pada pintu, jendela, bekas-
bekas kain.
b. Alur jalan (Run ways)
Salah satu kebiasaan tikus adalah selalu senang memakai jalan
yang sama (jalan antara sarang dan tempat mencari makan) dan
biasanya berjalan searah dengan dinding (baik vertical maupun
horizontal) Jarang tikus menyebrang ruangan.
c. Bekas gesekan (Rub marks)
Segala benda-benda yang tersentuh tikus selalu kotor dan
berminyak.Kemudian terdapat bekas cakaran karena kebiasaan
yang sering dilakukan oleh tikus tersebut.
d. Lubang Terowongan (Burrows)
Tikus kadang-kadang membuat lubang di tanah.Lubang-lubang
tersebut merupakan jalan masuk ke dalam system terowong di
dalam tanah, baik di dalam tanah yang terbuka ,dekat timbunan
sampah,ditepi landasan , dekat gudang-gudang yang langsung
didirikan diatas tanah maupun disepanjang tepi selokan.Salah satu
contoh tikus yaitu Norway rat(Rattus norvegicus) senang membuat
terowongan atau membuat lubang diberbagai tempat terutama di
bawah pondasi bangunan.
e. Kotoran (Droppings)
Biasanya kotoran tikus dapat dikenal karena mempunyai tanda-
tanda sebagai berikut :
 Untuk kotoran yang baru bentuknya lembek,mengkilap dan
pada umumnya berwarna gelap.
 Untuk kotoran yang sudah lama,bersifat keras,kering, dan
pada umumnya berwarna abu-abu.
f. Bekas telapak (Tracks/Paths)
Bekas kaki tikus dapat dilihat dengan jelas.Jejak kaki yang lama
selalu tertutup debu.Kaki belakang tikus mempunyai 5 jari kaki,
sedangkan kaki muka 4 jari kaki.Jejak kaki belakang lebih Nampak
dari pada kaki depan sedangkan ibu jari tidak nampak.
g. Suara(Voice)
Jika terdapat banyak tikus mereka sering terdengar berlari-lari dan
mencicit diatas rumah ,setelah hari menjadi gelap atau dikala
mereka sedang mencari makan di dalam rumah.
h. Tikus hidup dan tikus mati ( Life and death rats).
Di dalam rumah kadang kala ditemukan tikus yang telah
mati ,disamping tikus yang sedang berlari-lari di dalam
rumah.Dengan ditemukannya tikus yang telah mati atau yang
masih hidup menunjukkan bahwa di dalam rumah di daerah
tersebut terdapat tikus.
i. Sarangtikus (Nests)
Sarang tikus terletak di dalam lubang ,pad dinding,pada pohon-
pohonan,dan tanam-tanaman yang lain.

G. Identifikasi Tikus
Tikus adalah satwa liar yang seringkali berasosiasi dengan
kehidupan manusia. Asosiasi tikus dengan manusia seringkali bersifat
parasitisme, tikus mendapatkan keuntungan sedangkan manusia
sebaliknya. Tikus sering menimbulkan gangguan bagi manusia
dibidang : kesehatan; pertanian; peternakan; rumah tangga.
Identifikasi tikus dapat dilakukan dengan menyisir rambut tikus
tikus terlebih dahulu agar dapat diperoleh pinjalnya setelah itu
dimulailah pengukuran anggota badan tikus, antara lain : panjang
kepala sampai badan, panjang kaki bagian belakang, panjang ekor,
lebar telinga, besar testikus. Kemudian, pengamatan terhadap warna
bulu, tekstur bulu, dan juga bentuk tubuh.
a. Taksonomi Tikus
No. Tingkatan Takson Golongan
1. Dunia Animalia
2. Phyllum (Filum) Chordata
3. Subfilum Vertebrata (Craniata)
4. Kelas Mammalia
5. Subkelas Theria
6. Infrakelas Eutheria
7. Ordo Rodentia
8. Subordo Myomortha
9. Family Muridae
10. Subfamily Murinae
11. Genus Bandicota

b. Morfologi Tikus

Tikus Tikus Mencit Tikus


No. Morfologi
roil atap rumah ladang

Kasar dan Lembut Lembut


Tekstur Agak
1. agak dan dan
rambut kasar
panjang halus halus

Bentuk Kerucut
2. Kerucut Kerucut Kerucut
hidung terpotong

Silindris,
Bentuk membesar
3. Silindris Silindris Silindris
badan kebelakan
g

Warna
Coklat Coklat Coklat
badan Coklat
4. hitam hitam hitam
bagian kelabu
kelabu kelabu kelabu
punggung

5. Warna Coklat Coklat Coklat Putih


badan kelabu hitam hitam kelabu
bagian (pucat) kelabu kelabu
perut

Warna ekor Cokelat Cokelat Cokelat Cokelat


6.
bagian atas hitam hitam hitam hitam

Gudang,
Rumah, Rumah Sawah,
7. Habitat selokan,
gudang gudang ladang
rumah

Bobot
8. 150-600 60-300 8-30 30-85
tubuh (gr)

Pjg kepala
9. + badan 150-250 100-210 55-100 80-150
(mm)

Panjang
10. 160-210 120-250 70-110 110-180
ekor (mm)

Lebar daun 18-24


11. telinga (berambut 19-23 9-12 16-20
(mm) )

Pjg tlpk
12. kaki blkg 40-47 30-37 12-18 22-28
(mm)

Lebar gigi
13. pengerat 3.5 3 1.5 2
(mm)

Jumlah
6 (3+3) 5 (2+3) 5 (3+2)
14. puting susu 4 (2+2)=8
=12 =10 =10
(pasang)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Boarding Kapal
1. Alat dan Bahan
a) APD yg digunakan utk boarding:
 APD utk Kapal sehat: Masker, sarung tangan, life jaket, Safety Shoes.
 APD utk Kapal tersangka/dr negara terjangkit: sda + Apron & sarung
tangan
b.) Alat pemeriksa kesehatan awak kapal, seperti stetoskop, tensi meter, dan
thermometer.
c.) Alat pemeriksaan factor risiko (Sanitasi Kit), yang meliputi : sound level
meter, PH meter, alat pengukur radiasi, thermometer, chlorine meter,
senter, lux meter.
d.) Formulir pemeriksaan saniasi kapal.
2. Cara Kerja
a.) Pakai APD dan siapkan alat untuk pengukuran yang akan dibawa
b.) Pada saat pemeriksaan, petugas KKP harus didampingi nakhoda atau
perwira kapal yg bertugas.
c.) Pemeriksaan dimulai dari main deck ke bawah main deck secara
lengkap sesuai formulir.
d.) Semua food handler diperiksa secara visual.
e.) Bila pada saat pemeriksaan menjumpai hal-hal yg tdk memenuhi
standar, diberikan saran untuk perbaikan sesuai dengan “standar
sanitasi kapal”
f.) Penilaian sanitasi Kapal:
= Total “Yes” x 100 %
Jumlah Variabel
− Risiko Tinggi < 59 % (Terdapat Variabel yg tdk memenuhi
syarat)
− Risiko Rendah 60 % (Variabel memenuhi syarat)
− Apabila terdapat tanda-tanda kehidupan vector maupun zat
pencemar/NUBIKA pada penilaian risikorendah maka hasilnya
menjadi Risiko Tinggi
g.) Formulir pemeriksaan diisi lengkap, ditandatangani petugas KKP
dan nakhoda/master
h.)
B. Trapping Tikus Dan Perhitungan Index Pinjal
1. Alat
a. Live trap tikus
b. Penggaris
c. Timbangan
d. Sikat
e. Baskom
f. Pipet
g. Karung kecil
h. Masker
i. Sarung tangan
2. Bahan
a. Chloroform
b. Kelapa di sangrai ( umpan tikus)
3. Cara kerja
a. Pemasangan perangkap
1.) Siapkan perangkap tikus (live trap)
2.) Masukan umpan berupa potongan kecil kelapa yang sudah di sangrai
pada perangkap
3.) Data rumah yang akan di pasang perangkap
4.) Tempatkan perangkap pada tempat yang sekiranya sering di lalui tikus
5.) Buka penutup perangkapnya
6.) Beri label pada rumah yang sudah di pasang perangkap sebagai penanda
7.) Tunggu 1 hari dan besoknya di lakukan pengambilan perangkap.
b. Pengambilan perangkap
1.) Ambil perangkap yang sudah di pasang di rumah-rumah warga.
2.) Amati apakah ada tikus yang masuk perangkap atau tidak
3.) Berilah label sebagai penanda pada perangkap yang terdapat tikus
c. Identifikasi jenis tikus
1.) Masukan tikus dari perangkap ke dalam karung kecil lalu ikat rapat-
rapat karung tersebut dan beri chloroform untuk mematikan tikus
2.) Setelah tikus sudah mati, ambil tikus lalu lakukan penyisiran pada bulu-
bulu tikus menggunakan sikat dengan arah berlawanan dari arah bulu,
untuk mengetahui ada atau tidaknya pinjal pada tikus.
3.) Timbang berat tikus dengan menggunakan timbangan
4.) Selanjutnya ukur panjang total badan tikus, panjang ekor tikus, panjang
kaki belakang, panjang telinga, jumlah mamae, dan amati warna dan
bentuk bulu pengawal.
5.) Setelah melakukan pengukuran di atas, cocokan dengan kunci
identifikasi termasuk jenis tikus apa yang di temukan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Boarding Kapal

Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di Kantor Kesehatan


Pelabuhan Kelas II Cilacap kami melakukan kegiatan Pemeriksaan
Sanitasi Kapal / Ship Sanitation Inspectionyang dilakukan pada tanggal 04
November 2019 didapatkan hasil sebagai berikut :
Nama Kapal : DK 02
Jenis Kapal : Cargo
Bendera : Indonesia

No Registrasi IMO : 9154555


Tonase / Tonnage : 16.061 MT
AGEN / Owner : SUFI BAHARI LINE
Pelabuhan Terakhir : Bunati, Kalimantan
Tanggal, waktu / Hour, Date : 04 November 2019
Labuh –sandar /Anchorage–Berthing : JT 1 Tanjung Intan
Jumlah ABK : 24 orang
Hasil Pemeriksaan Sanitasi Kapal / Ship Sanitation Inspection yaitu
sebagai berikut:

No Ruangan Variabel Ya Tidak


Compartment

A DAPUR 1. Bebas vektor & reservoir 


penyakit
Gallery
(free of vector and
reservoir)

2. Kebersihan terjaga/ 
cleanness maintained
RUANG SAJI 3. Sirkulasi udara lancar/ 
smooth air circulation
Pantry

4. Pencahayaan cukup/ 
sufficient illumination
5. Cara pencucian baik/ 
properly of good wash
6. Tempat sampah tertutup/ 
closed bins
7. Peralatan makan bersih/ 
clean dishes
8. Bahan makanan segar/ food 
supplies fresh
9. Penyimpanan bahan 
makanan tepat (proper food
storage)
10.Penyiapan makanan 
hygienis (food preparation
hygiene)
11. Pelayanan bersertifikat/ 
steward certified

B GUDANG 12. Bebas vektor & 


reservoir penyakit
Stores
(free of vector and
reservoir)

13. Kebersihan terjaga/ 


cleanness maintained
14. Sirkulasi udara lancar/ 
smooth air circulation
15.Pencahayaan cukup/ 
sufficient illumination
16.Ruangan daging/ meat 
room
- Suhu/ temperature 20
s/d -50 C
17.Ruangan produk olahan 
susu/ diary room
- Suhu/ temperature 5 s/d
70C
18.Gudang sayur dan buah/ 
vegetables room
- Suhu/ temperature -7
s/d 100C
19.Gudang bahan – bahan 
kering/ dry stores
- Suhu/ temperature 250C

C KAMAR/ Cabin 20.Bebas vektor & reservoir 


penyakit (free of vector and
reservoir)
GELADAK/ 21.Kebersihan terjaga/ 
Deck cleanness maintained

22.Sirkulasi udara lancar/ 


smooth air circulation
R.KONTROL 23.Pencahayaan cukup/ 
sufficient illumination
Control room

24.Kebisingan/ noise level ≤ 


85 dB
D PENYEDIAAN 25.Tidak berbau/ odorless 
AIR

Water suppy

26.Tidak berasa/ tasteless 

27.Tidak berwarna/ colorless 

28.pH = 6,5 – 8,5 

29.Sisa Klor/ chlorine 0,2 – 


0,4 ppm
30.Penyimpanan tidak 
terkontaminasi/ storage is
not contaminated
31.Penyaluran tidak 
terkontaminasi/ distribution
is not contaminated

E LIMBAH CAIR 32.Bebas vektor & reservoir 


penyakit
Wastewater
(free of vector and
reservoir)

33.Pembuangan limbah 
memenuhi syarat
(waste disposal qualified)

34.Limbah cair diolah 


(wastewater treated)
F TANGKI 35.Secara fisik terlihat jernih / 
BALLAST clear looks

Ballast tanks

36.pH = 7,0 – 8,5 

37.Air ballast diolah/ ballast 


water treated

G SAMPAH 38.Tempat sampah tertutup/ 


PADAT closed bins

Solid waste

39.Pemilahan sampah/ sorting 

40.Pembuangannya tepat/ 
properly disposal

H SAMPAH 41.Tempat sampah tertutup/ 


MEDIS closed bins

Medical waste

42.Pemilahan sampah/ sorting 

43.Pembuangannya tepat/ 
properly disposal

I R. MESIN 44.Bebas vektor & reservoir 


penyakit
Engine room
(free of vector and
reservoir)

45.Kebersihan terjaga/ 
cleanness maintained

46.Sirkulasi udara lancar/ 


smooth air circulation

47.Pencahayaan cukup/ 
sufficient illuminatin

48.Kebisingan/ noise level ≤ 


85 dB

J FASILITAS 49.Bebas vektor & reservoir 


MEDIS penyakit
(free of vector and reservoir)
Medical facilities

50.Kebersihan terjaga/ 
cleanness maintained

51.Sirkulasi udara lancar/ 


smooth air circulation

52.Pencahayaan cukup/ 
sufficient illuminatin
53.Obat – obatan lengkap/ 
medicine full

Hasil /Result :
∑ YA /YES
Risk= ×100 %
∑ VARIABLE

47
¿ ×100 %=88 , 6 %
53

Berdasarkan hasil perhitungan Risk diatas persentase jawaban Ya


sebesar 88,6%. Dari hasil tersebut tingkat risiko gangguan kesehatan di
Kapal DK 02 Aman masuk dalam kategori rendah/low. Di kapal tersebut
ditemukan tanda kehidupan vector yaitu lalat di wilayah dapur. Sehingga
dapat disimpulkan, sanitasi di Kapal DK 02 Belum memenuhi syarat
(poor).

Bagian-bagian kapal yang kami periksa meliputi :

a. Dapur / Galley
 Kebersihan ruangan dapur terjaga
 Pertukaran udara di dalam ruangan bagus
 Pencahayaan cukup memadai
 Proses pencucian alat, bahan, dilakukan dengan menggunakan air
mengalir serta dilakukan proses penirisan
 Bebas serangga& reservoir penyakit
 Tempat sampah di dapur tidak tertutup
b. Ruang Saji / Pantry
 Sirkulasi udara menggunakan AC
 Pencahayaan 103 lux, terdapat jendela di ruang saji
 Cara pencucian piring baik, pada pantry untuk nahkoda sangat
rapi dan bersih sedangkan pantry untuk ABK tempat cuci
bergabung dengan dapur.
 Tempat sampah tertutup
 Peralatan yang digunakan untuk makan bersih
 Bahan makanan yang digunakan dalam kondisi yang segar,
pramusaji menyetok bahan makanan hanya cukup unuk satu kali
berlayar, ketika kapal berlabuh akan menyetok kembali.
 Penyimpanan bahan makanan tepat
 Penyiapan makanan higienis, namun tidak di tutup dengan tudung
saji
 Pelayanan bersertifikat.
c. Gudang / Storage
 Bebas vektor dan reservoir penyakit
 Kebersihan terjaga
 Sirkulasi udara lancar
 Pencahayaan 80,5 lux
 Ruangan daging dengan suhu -2,5°C
 Ruangan produk olahan susu dengan suhu 5 s/d 7 °C
 Gudang sayur dan buah menggunakan suhu 14 °C
 Suhu untuk gudang bahan-bahan kering 25 °C
d. Kamar / Geladak / R. Kontrol
 Bebas vektor dan reservoir penyakit
 Ruangan dalam kondisi yang bersih
 Pertukaran udara menggunakan AC
 Pencahayaan 137 lux
 Tidak terdapat kebisingan, karena kapal sedang bersandar
e. Penyediaan Air / Water Supply
 Air yang digunakan tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna
 Tersedia sumber air (air dapat diminum setelah melalui proses
pengolahan)
 Tangki penyimpanan air kokoh, kedap air dan tidak
terkontaminasi
 Penyaluran menggunakan pipa yang kedap air dan tidak
terkontaminasi
f. Limbah Cair / Waste Water
 Sarana penampungan berupa saluran tertutup dan tidak bocor
 Limbah cair dibuang kelingkungan melalui pengolahan
 Tidak ditemukan vektor dan reservoir di sekitar tempat
penampungan limbah
g. Tangki Ballast / Ballast Tanks
 Kualitas air dalam tangki balas secara fisik terlihat jernih
 Air Ballast tidak diolah
h. Sampah Padat / Solid Waste
 Tidak tampak adanya limbah padat yang berserakan didalam
kapal
 Tersedianya tempat sampah yang tertutup
 Dilakukannya proses pemisahan sampah
 Tersedianya tempat pembuangan akhir sampah yang tidak
mencemari lingkungan
 Sampah organik akan dibuang ke laut sebagai makan ikan laut
i. Sampah medis /Medical Waste
 Sarana pengumpulan sampah / tempat sampah tertutup
 Terdapat proses pemilahan sampah
 Pembuangannya tepat
j. Ruang Mesin / Engine Room
 Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada
tempatnya
 Pertukaran udara menggunakan AC dan sudah bagus
 Pencahayaan 85 lux
 kondisi tempat mesin sangat bising dan mengganggu alat
pendengaran. Namun ruang kontrol mesin kedap suara sehingga
tidak terlalu mengganggu pendengaran pekerja maupun
pengunjung
 Bebas vektor dan reservoir penyakit
k. Fasilitas Medik / Medical Facilities
 Tersedia perlengkapan dan peralatan medis dan P3K
 Tersedia peralatan operasional
 Bebas vektor dan reservoir penyakit
 Sirkulasi udara lancar, adanya AC di dalam ruangan
 Pencahayaan 137 lux
 Ruangan selalu dibersihkan secara teratur

B. Trapping Tikus Dan Perhitungan Index Pinjal


a. Form pemasangan perangkap tikus
 Hasil

Kecamatan : Cilacap Selatan Kelurahan : Tambak Reja RT : 03 RW : 08

Bulan : November 2019

No. Pemilik Rumah Jumlah Hasil Pemasangan Perangkap


(Nama KK) Perangkap Perangkap

Periode Hari
Pemasangan

1 2 3

Jumlah Kembali Hilang Pinjam

1. Manijo 2 1 2

2. Ekas 2 0 2

3. Purwanto 2 1 2

4. Bu Tuti 2 1 2

5. Jumadi 2 1 2
6. Sayuti 2 0 2

7. Suniati 2 1 2

8. Martinah 2 1 2

9. Encang 2 2 2

10. Tasdik 2 2 2

11. Nur Kholis 2 0 2

12. Kusno 2 0 2

13. Warsono 2 0 2

14. Suyatno 2 0 2

15. Supriyadi 4 0 4

16. Suwarsono 2 0 2

17. Aris 2 0 2

18. Jumali 2 0 2

19. Surip 2 1 2

20. Dwi Priatno 2 0 2

21. Kubi Astuti 2 1 1

22. Ina 2 0 2

23. Sulastri 2 0 2

24. Retnosari 2 0 2
 Hasil

MORFOLOGI TIKUS Pinjal

Bentuk
Asal
NO Tanggal Rambut Panjang (cm)
Tikus Bobot
Mamae Testis Pengawal Spesies Ʃ
(gram)
Tid
Duri BK E T KB
ak

Martin  Rattus
1 6/11/19 348 3+3 - 21,5 21,5 2,5 5 0
ah Norvegicus

Encang Rattus

2 6/11/19 43 -  - 12 12 1,6 3,5 rattus 4
diardii

Suniar 3+3 Rattus



3 ti 6/11/19 297 - 24 21 2,5 4 rattus 11
diardii

Tuti 3+3  Rattus


4 6/11/19 344 - 24,5 21 2 5 3
Norvegicus

Jumadi  Rattus
5 6/11/19 205 -  - 21 17,5 2 4,3 0
Norvegicus

Kubi 6/11/19  Rattus


6 135 2+3 18 19,5 2 3,5 Tanezumi 6

Encang 6/11/19  Rattus


7 237  23 18,5 2 4,5 Norvegicus 1

Surip 6/11/19  Rattus


8 45  24 20 2 4 Norvegicus 1

Tasdik 6/11/19  Rattus


9 55  13 13 2 3,7 Norvegicus 0

Supria 6/11/19  Rattus


10 147  23 17 2 4 Norvegicus 2
di

Purwa 6/11/19  Rattus


11 258  23,2 19,3 2 5 Norvegicus 0
nto

Tikus lepas saat akan dimasukkan karung untuk di bius


12
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Boarding Kapal
Pengamatan dan pemeriksaan hygiene sanitasi Kapal DK 02
belum memenuhi syarat yang dilakukan oleh 15 mahasiswa.
Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode
pengisian check list untuk tiap-tiap mahasiswa. Variable yang kami
periksa meliputi : dapur, gudang, kamar/geladak/ ruang kontrol,
peyediaan air, limbah cair, tangki ballast, sampah padat, sampah
medis, ruang mesin, fasilitas medis. Kami melakukan pemeriksaan
hygiene sanitasi kapal bertujuan sebagai panduan untuk melakukan
fumigasi di kapal. Yang bertujuan untuk membasmi kehidupan tikus
dan serangga sebagai vektor penyebab penyakit dikapal.
Dari hasil pemeriksaan sanitasi kapal yang kami lakukan,
didapatkan hasil bahwa tingkat resiko gangguan kesehatan RENDAH
karena jumlah rata-rata jawaban tidak pada lembar chek list yang
kami gunakan, kurang dari 6 dan namun ditemukan vector berupa
lalat di dalam kapal tersebut.

2. Trapping Tikus Dan Perhitungan Index Pinjal


Melakukan trapping/ penangkapan tikus yang dilaksanakan di rumah warga
sekitar pelabuhan tepatnya di Kecamatan Cilacap Selatan Kelurahan Tambak
Reja RT 03 RW 08. Tujuanya, untuk mengetahui jumlah kepadatan tikus
yang terdapat dilingkungan perumahan sekitar pelabuhan. Dengan membawa
50 perangkap tikus pada 25 rumah, namun pada kelompok kami hanya
memasang 48 perangkap tikus yang dipasang pada 24 rumah, karena 2
perangkap yang mengalami kerusakan dimana setiap rumah di beri 2
perangkap yang di letakan di dalam dan luar rumah. Proses trapping
dilakukan selama sehari / dibiarkan selama 1x24 jam. Setelah 1x24 Jam
kemudian di ambil dan kami mengidentifikasi hasil tikus yang telah
didapatkan.
B. SARAN
1. Sebaiknya untuk kapal DK 02 di lakukan sosialisasi kepada ABK khususnya
di bagian dapur untuk bisa menjaga sanitasi wilayah sekitar dapur, seperti
menyediakan tempat sampah tertutup, membersihkan sisa makanan yang
tertinggal di area dapur, karena hal ini jika dibiarkan akan mengundang
banyak lalat ke dapur, sehingga dapat mengakibatkan lalat sebagai vector
sebagai pembawa sumber penyakit dapat menempel pada makanan-makanan
yang ada di dapur yang nantinya akan dikonsumsi dapat menimbulkan
penyakit di dalam tubuh.
2. Sebaiknya perangkap tikus di periksa kembali sebelum di gunakan, sehingga
trapping tikus terlaksana secara maksimal. Juga saat memindahkan tikus ke
karung sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti dan hati-hati sehingga tidak
terjadi lagi kejadian tikus yang lepas.
DAFTAR PUSTAKA

http://widiarnianugrah-widiarninajmlyby.blogspot.com/2011/06/laporan-kkp-
cilacap-kesling-20092010.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai