Anda di halaman 1dari 36

56LAPORAN

MAGANG KESEHATAN LINGKUNGAN


PENYEDIAAN AIR BERSIH
DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA KENDARI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV :
RAMZAN K202202009
ARNIS SAMPE K202202013
CINDY YUNASHINTIA N K202102008
DESKANIA ANESYVELLA PUTRI K202001054
IGHA RAHAYU K202001033
LAELA FADILLAH K202001059
MIFTAHUL RAHMAH K202202012
NINDA SRI RAHMADANI K202202022
NOVI MAYA PUSPITA SARI K202202008

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KOTA KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan
magang ini tepat waktu sebagai persyaratan dan bukti pelaksanaan Mata Kuliah semester
VI Kesehatan Masyarakat pada Universitas Mandala Waluya Kendari. Laporan magang ini
ditulis berdasarkan informasi yang di kumpulkan dari berbagai pihak selama pelaksanaan
magang. Pada kesempatan ini Penulis menghatur8kan rasa terima kasih yang sebesar
besarnya kepada :

1. Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Mandala Waluya Kendari


2. Bapak Syahril Abd Raup, ST.,M.Si selaku Kepala PPS Kendari
3. Bapak Abdul Rahim Sya’ban, SKM, M.Sc selaku Pembimbing Magang dari Universitas
Mandala Waluya Kendari
4. Ibu Erna Soewarno,S.P Sub Koordinator Tata Kelola Sapras PPS Kendari selaku
Pembimbing Magang dari PPS Kendari
5. Bapak Mulud Subarkah, Amd.,S.T selaku pembimbing lapangan dari PPS Kendari
6. Bapak Silas Matiara selaku pembimbing pengelolaan Pengolah Air Bersih di PPS
Kendari
7. Seluruh staf dan karyawan PPS Kendari yang telah memberikan ilmu dan pengalaman.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan magang ini,masih banyak


terdapat kekurangan baik itu dari sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa. Untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun
demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi pembaca secara umum
dan penulis secara khusus. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Kendari , 16 Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….………………
2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..……..
3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………
4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….. 4
B. Tujuan Magang…………………………………………………………………… 5
C. Manfaat Magang…………………………………………………………………… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………… 7
Tinjauan Umum Tentang Air Bersih………………………………………………. 7
BAB III METODE KEGIATAN MAGANG…………………………………………..
12
A. Lokasi Magang…………………………………………………………………….
12
B. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan……………………………………………………
12
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..
12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………..
13
A. Gambaran Umum Instansi…………………………………………………………
13
B. Pengelolaan Air Bersih dan Pemantauan Kualitas Sanitasi Pesisir dan Laut……...
14
BAB V PENUTUP………………………………………………………………………..
21
A. Kesimpulan………………………….……………………………………………
21
B. Saran………………………………………………………………………………
21
DAFTAR PUSTAKA….…………………………………………………………………
23
LAMPIRAN………………………………………………………………………………
24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia kerja menuntut lembaga-lembaga pendidikan tinggi
untuk terus meningkatkan inovasi guna menghasilkan lulusan yang memiliki
kapabilitas. Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat mempunyai visi yakni
menjadi Program Studi Sarjana akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat
berbasis wilayah pertambangan dan wisata pesisir. Salah satu misi dalam upaya
mencapai visi tersebut yaitu menyelenggarakan Pendidikan akademik kesehatan
masyarakat yang unggul dan berkualitas melalui kegiatan magang.
Masalah magang telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 21–30. Dan lebih spesifiknya diatur
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.22/Men/IX/2009
tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri. Dalam Peraturan Menteri
tersebut, pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang
diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau
pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di
perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan dan keahlian tertentu. Magang
merupakan salah satu syarat wajib untuk mendapatkan gelar sarjana. Tuntutan dunia
kerja yang semakin tinggi mengakibatkan proses magang menjadi sangat penting
untuk ke depannya.
Kegiatan magang merupakan sarana latihan kerja bagi mahasiswa dalam
meningkatkan pemahaman, penghaytatan dan keterampilan di bidang keilmuan di
tempat kerja yang sesungguhnya. Dalam pelaksanaannya, magang berarti
melaksanakan apa yang menjadi fungsi, tugas, kewajiban dan pekerjaan pokok dari
institusi tempat magang yang relevan dengan keilmuan.
Pelaksanaan magang Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Peminatan Kesehatan Lingkungan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera
Kendari. Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari (PPS) merupakan pusat industri
perikanan terpadu di kawasan timur indonesia dan khususnya di Sulawesi Tenggara
yang terletak di Kel. Puday, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan posisi geografis 03º58´48´´LS, dan 122º34´17´´BT yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikan an No. KEP.
64/MEN/2010 Tentang Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan Perikanan
Samudera Kendari.
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari dalam kegiatan ekonomi, telah
memberikan manfaat yang cukup tinggi bagi masyarakat seperti fasilitas produksi,
pemasaran hasil perikanan, pengawasan pemanfaatan dan pelestaraian sumberdaya
ikan, pelayanan kesyahbandaran, mendukung kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya, serta
penyerapan tenaga kerja. PPS Kendari sebagai basis utama perikanan Laut pada
umumnya di kawasan Indonesia Timur khususnya Sulawesi Tenggara dengan
daerah penangkapan 8(fishing ground) meliputi WPP 714 dan WPP 715 yang kaya
akan sumberdaya ikan baik pelagis maupun dimersal yang telah menjadi salah satu
komoditas ekspor hasil perikanan andalan Sulawesi Tenggara.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan, menyebutkan salah satu fasilitas

fungsional pelabuhan terdiri atas fasilitas kebersihan dan pengolahan limbah

seperti Instalasi Pengolahan Air imbah (IPAL) dan Tempat Pembuangan

Sementara (TPS). Namun demikian berdasarkan data dan fakta Menteri Kelautan

dan Perikanan Republik Indonesia tahun 2018 yang ada, pelabuhan perikanan di

Indonesia umumnya belum dilengkapi dengan fasilitas dan standar operasi

pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Kondisi infrastruktur pelabuhan belum

sesuai dengan kententuan ketersediaan fasilitas pelabuhan yang ada. Umumnya

kondisi fisik pelabuhan kumuh serta tidak tertata dengan baik.

B. Tujuan Magang
Tujuan magang yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari,
antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui Struktur Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Visi Misi
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.
2. Mengetahui Kegiatan Pengelolaan Air Bersih, Penyaringan Air Bersih dan
Pengelolaan Limbah Cair dan Padat.
3. Mengetahui Kegiatan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Meliputi:
Pemantauan Kualitas Air, Pengukuran Kekeruhan Air ,Sendimentasi dan
Bak Utama Penampung Air.

C. Manfaat Magang
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan ilmu dan teori-teori yang
telah dipelajari selama magang, serta memberikan pengalaman dan gambaran
tentang dunia kerja secara nyata, sehingga memudahkan mahasiswa ketika
bekerja di instansi pemerintah maupun swasta.
2. Manfaat Bagi Universitas Mandala Waluya
Magang ini dapat digunakan sebagai sarana evaluasi kegiatan
penyelenggaraan program pendidikan ilmu kesehatan masyarakat, sehingga
menghasilkan mahasiswa yang unggul dan berkualitas dengan memberikan
mahasiswa kesempatan untuk memahami teori dan pengalaman dalam dunia
kerja.

3. Manfaat Bagi Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari


Hasil kegiatan magang ini dapat menjadi acuan bagi Pelabuhan Perikanan
Samudera Kendari dalam memperbaiki kekurangan yang mungkin ada dalam
perusahaan dan dapat membantu memudahkan aktivitasi pekerjaan di
perusahaan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Air Bersih


1. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda
dengan air minum (Permenkes RI No. 32 Tahun 2017).
Akhir-akhir ini sulit mendapatkan air bersih. Penyebab susah
mendapatkan air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan
oleh limbah industri, rumah tangga, limbah pertanian. Selain itu adanya
pembangunan dan penjarahan8 hutan merupakan penyebab berkurangnya
kualitas mata air dari pegunungan karena banyak tercampur dengan lumpur
yang terkikis terbawa aliran air sungai. Akibatnya, air bersih terkadang
menjadi barang langka (Asmadi, Khayan and Kasjono, 2011).
Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi,
mencuci, memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih
untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus memenuhi standar
kuantitas dan kualitas (Asmadi, Khayan and Kasjono, 2011).
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air
bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan air
bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume
rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter
atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada
keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat (Chandra,
2012).
a. Sumber Air Bersih
Menurut (Chandra, 2012) air yang diperuntukan bagi konsumsi
manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasa-batasan
sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara lain :
1) Bebas dari kontaminan atau bibit penyakit
2) Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun
3) Tidak berasa dan berbau
4) Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan
rumah tangga
5) Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau
Departemen Kesehatan RI.

Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit,


bahan-bahan kimia berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Air
yang berada dari permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai
sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air
angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah. (Chandra, 2012)
1) Air angkasa
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber air utama di
bumi. Walau pada saat pretisipasi merupakan air yang paling bersih,
11 air tersebut cenderung menlami pencemaran ketika berada di
atmosfer. Pencemaran yang berlangsung diatmosfer itu dapat
disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya,
karbon dioksida, nitrogen, dan amonia.
2) Air permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai,
danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian
besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air
hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh
tanah, sampah, maupun lainnya.
3) Air tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau
penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara
alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut,
didalam perjalannya ke bawah tanah, membuat tanah menjadi lebih
baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.
Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
sumber lain. Pertama, air tanah biasanya bebas dari kuman
penyakit dan tidak perlu proses purifikasi atau penjernihan.
Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat
musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga memiliki
beberapa kerugian atau kelemahan dibandingkan sumber lainnya.
Air tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi yang
tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral semacam
magnesium, kalium, dan logam berat seperti besi.
2. Persyaratan Kuantitas dan Kualitas Air
Sifat fisik air dapat dianalisa secara visual dengan pancaindra.
Misalnya, air keruh atau berwarna dapat dilihat, air berbau dapat dicium.
Penilaian tersebut tentunya bersifat kualitatif. Misalnya, bila tercium bau
berbeda, rasa air pun akan berbeda, rasa air pun berbeda atau bila air
berwarna merah, bau yang akan tercium pun pasti sudah dapat ditebak. Cara
ini dapat digunakan untuk menganalisis air secara sederhana karena sifat-
sifat air saling berkaitan (Kusnaedi, 2010).
Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem
penyediaan air bersih. Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut
(Kusnaedi, 2010):
a) Syarat Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau
dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk
yang akan dilayani. Selain itu, jumlah air yang dibutuhkan sangat
tergantung pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial ekonomi
masyarakat setempat. Berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negri
Nomor 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis 13 dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum, standar kebutuhan pokok air sebesar 60
liter/orang/hari.
Penyediaan air bersih harus memenuhi kebutuhan masyarakat karena
penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan untuk timbulnya
penyakit di masyarakat. Kebutuhan air bervariasi untuk setiap individu
dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan
masyarakat.
b) Syarat Kualitatif
Menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih.
Persyaratan ini meliputi syarat fisik, kimia, bioligis dan radiologis.
c) Syarat Fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa(tawar). Warna dipersyaratankan dalam air bersih untuk
masyarakat karena pertimbangan estetika. Rasa asin, manis, pahit, asam
dan sebagainya tidak boleh terdapat dalam air bersih untuk masyarakat.
Bau yang bisa terdapat pada air adalah bau busuk, amis, dan sebagainya.
Bau dan rasa biasanya terdapat bersama-sama dalam air. Suhu air
sebaiknya sama dengan suhu udaraatau kurang lebih 25°C. Sedangkan
untuk jernih atau tidaknya air dikarenakan adanya butiran-butiran koloid
daribahan tanah liat. Semakin banyak mengandung koloid maka air
semakin keruh.
d) Syarat Kimia
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam
jumlah yang melampaui batas. Secara kimia, air bersih tidak boleh
terdapat zat-zat yang beracun, tidak boleh ada zat-zat yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, tidak mengandung zatzat yang
melebihi kadar tertentu sehingga menimbulkan gangguan teknis, dan tidak
boleh mengandung zat kimia tertentu sehingga dapat menimbulkan
gangguan ekonomis.
Salah satu peralatan kimia air bersih adalah kesadahan. Menurut
(Chandra, 2006), air untuk keperluan air minum dan masak hanya
diperbolehkan dengan batasan kesadahan 50-150 mg/L. Kadar kesadahan
diatas 300 mg/L sudah termasuk air sangat keras.
e) Syarat Bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan
parasitik seperti kuman-kuman typus, kolera, dysentri dan gastroenteris.
Karena apabila bakteri patogen dijumpai pada air minum maka akan
menganggu kesehatan atau timbul penyakit. Untuk mengetahui adanya
bakteri patogen dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap ada
tidaknya bakteri E. Coli yang merupakan bakteri indikator pencemaran
air. Secara bakteriologis, total Coliform yang diperbolehkan pada air
bersih yaitu 0 koloni per 100 15 ml air bersih. Air bersih yang
mengandung golongan Coli lebih dari kadar tersebut dianggap
terkontaminasi oleh kotoran manusia.
f) Syarat Radioaktif
Air minum tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan
bahan-bahan yang mengandung radioaktif seperti sinar alfa, gamma,
dan beta.

3. Pengertian Limbah Pelabuhan Perikanan


Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat

tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi.

Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini

dikenal dengan limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)( Peraturan Pemerintah

No. 82 Tahun 2001 ). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif

sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan

dan sumber daya (Nurdijanto,dkk 2011). Berdasarkan karakteristiknya limbah

dapat digolongkan menjadi 4 macam,yaitu :

a. Limbah Cair : Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan

yang berwujud cair


b. Limbah Padat :Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.

c. Limbah gas dan partikel : Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh beberapa partikel zat (limbah)

yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida ,ozon (asap

kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah

d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) : Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila

mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya baik langsung maupun

tidak langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan

manusia

Peningkatan pelayanan pelabuhan perikanan kepada pengguna pelabuhan dalam upaya

meningkatkan mutu produktivitas ikan yang dapat berkompetisi secara internasional, maka perlu

dilakukan pengelolaan pelabuhan perikanan yang berwawasan Iingkungan (Sari, 2003). Hal yang dapat

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, maka upaya dan langkah-langkah yang bisa ditempuh, yaitu:

a. Menciptakan Pelabuhan Perikanan yang bersih dan sehat

b. Menyempurnakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu ikan, termasuk di dalamnya

penyediaan laboratorium untuk pemeriksaan mutu ikan dan kualitas air.

c. Menyediakan fasilitas pengolahan Iimbah

d. Menjaga kelestarian ekosistem perairan yang menjadi prioritas utama dalam mengambil langkah

kebijakan dalam rangka meningkatkan fungsi dan peranan pelabuhan perikanan.


e. Menyelaraskan pengelolaan pelabuhan perikanan dengan program pantai

lestari terpadu yang dicanangkan oleh pemerintah.

f. Penyiapan sumberdaya manusia pengelola pelabuhan perikanan yang

profesional sesuai dengan bidangnya.

Pelabuhan berwawasan lingkungan merupakan salah satu bentuk

komitmen Pemerintah Republik Indonesia mendukung kesepakatan internasional

pada Deklarasi Johannesburg Summit tentang pembangunan berkelanjutan.

Indonesia telah memiliki program dan strategi pembangunan berkelanjutan,

merupakan Agenda 21 Nasional. Dimana di dalamnya termasuk pengelolaan

terpadu wilayah pesisir dan lautan, salah satu kegiatannya adalah kegiatan

pembangunan, pengembangan, dan pengoperasian pelabuhan (Siahaan, 2012).

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (2004) dalam konsep

pengembangan pelabuhan berwawasan lingkungan harus dibenahi beberapa

standar dan kualitas pengelolaan lingkungan yaitu:

a. Menurunnya beban pencemaran yang masuk ke pelabuhan, terutama

limbah cair, sampah, sedimen, minyak dan limbah B3 (Bahan Berbahaya

beracun), sehingga dapat terwujud peningkatan kualitas kebersihan sisi

daratan dan perairan pelabuhan.


b. Meningkatnya kenyamanan dan keamanan pelabuhan

termasuk kebersihan,keteduhan, dan keasrian lingkungan dalam kawasan

pelabuhan.

c. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia

pengelola lingkungan di kawasan pelabuhan.

d. Meningkatnya kinerja pelayanan dan keselamatan kerja di pelabuhan.

e. Diimplementasikannya peraturan dan pedoman teknis mendukung

pengelolaan lingkungan pelabuhan.

f. Meningkatnya peran aktif stakeholders dalam mewujudkan pelabuhan yang

berwawasan lingkungan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 61 tahun 2009

tentang kepelabuhanan fasilitas pokok pelabuhan selain dermaga, gudang dan

fasilitas pokok lainnya diyatakan juga bahwa fasilitas pokok pelabuhan termasuk

fasilitas penampungan dan pengolahan limbah serta tempat penyimpanan bahan

berbahaya dan beracun (B3) atau dikenal dengan istilah reception facilities.

Selanjutnya disampaikan juga dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 05 tahun 2009 tentang Pengelolaan Limbah di Pelabuhan, bahwa

pengelola dapat menyediakan fasilitas pengelolaan limbah untuk seluruh atau

sebagian jenis limbah.

Penanganan limbah pada pelabuhan digunakan dengan system plumbing

Sewage Treatment Plant. Sewage Treatment Plant merupakan bangunan instalasi

system pengolah limbah rumah tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah

dari dapur, air bekas, air kotor, limbah maupun kotoran. Limbah yang

mengandung logam berat akan mendapat perlakuan khusus, bukan termasuk


dalam limbah domestik. Tujuan dari system pengolahan limbah cair domestik

adalah agar limbah tidak mengandung zat pencemar lingkungan, sehingga layak

buang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. (Ahmad Muqorrobin,

2017). Sewage treatment plant merupakan sebuah permesinan bantu yang

digunakan dalam pengolahan limbah kotoran manusia di atas kapal agar limbah

tersebut layak untuk dibuang ke laut dan tidak menimbulkan pencemaran

lingkungan dengan cara mempertahankan dan memperbanyak kehidupan bakteri

pada limbah dengan menjaga aliran udara untuk menguraikan limbah-limbah

tersebut menjadi lumpur. (Wasis Novebar Armanah,2019)

Proses Sewage Treatment Plant, terdiri dari Screen Chamber, Equalization

Tank, Aeration Tank, Sedimentation Tank, Chlorination Tank, Sludge Tank,

Blower Room dan Effluent Tank, adalah : (Tinton suprapto, 2017)

a. Screen Chamber adalah Suatu Bak yang dilengkapi dengan screen ( Tipe

Basket Screen) yang memiliki fungsi sebagai penyaring sampah-sampah /

padatan kasar seperti kertas tissue, plastik, pembalut, dll. yang ada dalam air

limbah awal,sebelum masuk pada Equalization Tank. Juga di

tambahkan Comunitor untuk membantu memperkecil sampah organic, dan

dilengkapi dengan diffuser untuk menghancurkan tinja (feces).

b. Equalization Tank adalah Suatu Bak yang digunakan untuk menyama-ratakan

(homogenisasi) aliran air dan kualitas air limbah. Di dalam bak ini juga di

suplai udara dari "air blower", yang berfungsi sebagai pengaduk yang

ditransfer menggunakan diffuser (tipe Air Seal Diffuser), sehingga proses

homogenisasi dapat tercapai. Kemudian akan di alirkan menggunakan


Equalizing pump yang bekerja secara automatic berdasarkan flow

switch(pelampung).

c. Aeration Tank adalah komponen utama dalam sistem ini,dimana pada bagian

ini terjadi penguraian zat-zat pencemar (Senyawa Organic). Di dalam

Aeration Tank ini, air limbah di hembus dengan udara,sehingga mikro

organisme "aerob" yang ada akan menguraikan zat organic dalam air limbah.

Energi yang diperoleh dari hasil penguraian tadi akan di pergunakan oleh

mikro organisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian biomassa

akan tumbuh dan berkembang dalam jumlah besar, yang akan menguraikan

senyawa polutan yang ada dalam air limbah. Penambahan udara dalam air

tersebut mempergunakan air blower yang berfungsi menyuplai udara,

sehingga tercipta kondisi aerobik. Selain itu, bak aerasi in dilengkapi dengan

diffuser (air seal diffuser), yang berfungsi menciptakan gelembung-

gelembung udara (bubble) agar proses penyerapan oksigen oleh mikro

organisme dapat lebih optimal.

d. Sedimentation Tank adalah Sistem untuk pengendapan partikel - partikel

floc( Activated Sludge / lumpur aktif ).sebagian lumpur aktif akan di

kembalikan kedalam bak aerasi dan sebagian lagi akan di buang kedalam bak

penampung lumpur(sludge tank). Airlift System yang dipasang pada tanki ini

bertujuan mengembalikan / recycle sebagian besar lumpur mengendap

untuk di olah kembali,sementara Scum Skimmer berfungsi menyedot

permukaan air dari sampah/padatan ringan. Airlift dan Scum Skimmer yang

digunakan menggunakan tenaga udara yang di hembuskan dari air


blower.Pengembalian
kembali Lumpur aktif dan buih harus kontinyu(terus menerus) agar proses berhasil.

Dalam Sedimentation Tank terjadi pengendapan lumpur aktif, sedangkan air limbah yang

sudah diolah (lebih jernih) mengalir secara gravitasi melalui gutter masuk ke dalam

chlorin tank dan sebagian masuk kedalam Buffer Tank yang selanjutnya masuk kedalam

proses Recycle.

e. Chlorination Tank adalah Air olahan yang berasal dari proses pengendapan, di

injeksikan "kaporit" / chlorine terlebih dulu untuk membunuh bakteri - bakteri

pathogen, kemudian akan mengalir secara gravitasi ke dalam bak effluent.(Effluent

Tank).

f. Effluent Tank adalah Bak proses akhir dengan bantuan pompa submersible, air hasil

pengolahan sebagian akan di alirkan kedalam saluran pembuangan.

g. Sludge Tank adalah merupakan bak penampung lumpur sementara sebelum di buang

oleh mobil tinja.untuk mencegah terjadinya kondisi septic,maka dipergunakan udara

untuk mengaduk , sehingga kondisi aerob tetap terjaga. Bak ini apabila sudah hampir

penuh, harus dibuang dengan menggunakan mobil tinja.

h. Blower Room adalah merupakan ruang kontrol sistem STP, dimana blower control panel

dan pompa dossing serta tanki kimia berada di sini. Setiap harinya operator STP harus

masuk ke dalam ruangan ini untuk pengecekan sistem dan pembuatan larutan

desinfektan.

BAB III
METODE KEGIATAN MAGANG
A. Lokasi Magang
Kegiatan magang dilakasanakan di Kantor Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.
B. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan
1. Pelakasanaan Magang :03 Juli s/d 14 Juli 2023
2. Pembuatan Laporan : 15 s/d 20 Juli 2023
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode dan Teknik Pengumpulan Data adalah dengan menggunakan data sekunder dan
pemantauan secara langsung.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Instansi


1. Profil Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari (PPS) merupakan pusat industri perikanan
terpadu di kawasan timur indonesia dan khususnya di Sulawesi Tenggara yang terletak di
Kelurahan Puday, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi
geografis 03º 58´ 48´´ LS, dan 122º 34´ 17´´ BT yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. KEP. 64/MEN/2010 Tentang Wilayah Kerja dan Pengoperasian
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoperasian Pelabuhan
Perikanan Samudera Kendari, meliputi wilayah kerja daratan seluas 40,53 Ha; wilayah   kerja
perairan   seluas 33,20 ha; wilayah pengoperasian daratan seluas 59,34 Ha dan wilayah  
pengoperasian   perairan   seluas 8,72 Ha. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari,
mempunyai 4 batas wilayah, diantaranya sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Teluk Kendari
b. Sebelah Selatan : Jl. H. Banaula Sin Apoy
c. Sebelah Barat : PLTD dan KKP Dirjen
d. Sebelah Timur : Teluk Kendari, Tambak dan Sungai

Gambar 1. Peta Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera


Kendari

2. Aksesibilitas Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari


Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari yang terletak di teluk Kendari tentunya
sangat strategis dalam memudahkan masyarakat untuk mengkases lokasi PPS Kendari. PPS
Kendari berjarak 4,5 km dari titik nol kota Kendari dengan waktu tempuh sekitar 10 menit.
Selain itu pembangunan jembatan Teluk Kendari yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo
pada Kamis 22 Oktober 2020 sepanjang 1,34 km yang menghubungkan kawasan Pelabuhan
Kota Lama dengan Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra)
juga mendukung konektivitas bagi masyarakat yang berada di daerah kota lama untuk ke
pelabuhan perikanan, dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat, khususnya di bidang perikanan.
Dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas kinerja Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Kendari, memiliki visi dan misi dalam mengembangkan kinerja pelabuhan,
sebagai berikut :
A) Visi
“Terwujudnya Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari yang berdaulat, mandiri,
berdaya, saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan nelayan.”
B) Misi
Misi Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari adalah :
1) Mendorong dan mengoptimalkan peningkatan investasi serta fasilitas produksi,
pengolahan, distribusi hasil perikanan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya ikan
untuk kelestariannya.
2) Peningkatan kualitas pelayanan dan informasi perikanan sesuai kebutuhan masyarakat
nelayan dan pengguna jasa pelabuhan.
3) Meningkatkan daya saing usaha perikanan tangkap di PPS Kendari.
4) Menjadikan pelabuhan perikanan sebagai kawasan yang aman, tertib, bersih, higienis,
indah serta menerapkan kaidah-kaidah keselamatan dan kesehatan kerja melalui program
K5.
5) Meningkatkan kualitas SDM yang professional berbasis IPTEK.
6) Mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakatat.

B. Pengelolaan Air Bersih dan Pemantauan Kualitas Sanitasi Perisisir dan Laut
Air bersih yang digunakan untuk semua aktivitas di Pelabuhan Perikanan Kendari dikelola
dan diolah sendiri oleh pihak PPS Kendari sebagai bentuk fasilitator untuk perusahan-
perusahaan yang berada dikawasan PPS tidak terkecuali nelayan dan pelaksana pelayanan PPS
terpadu. Unit pengolahan air bersih Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari merupakan unit
pengolahan air bersih yang bergerak dalam bidang penyediaan air bersih untuk kawasan lingkup
PPS Kendari dan wilayah sekitar kompleks pelabuhan perikanan samudera Kendari.
Unit pengolahan air bersih PPS Kendari memiliki tiga Water Treatment Plant dengan
kapaitas masing-masing 13.000 sampai 15.000 L. Kapasitas total mencapai 2,7 L/detik untuk
satu unit pompa. Unit ini melayani penyediaan air bersih untuk kawasan lingkup PPS Kendari
dan wilayah sekitar kompleks PPS Kendari. Sumber air baku Instalasi Pengolahan Air Bersih
PPS Kendari adalah sumur bor yang dialokasikan khusus untuk instalasi pengolahan air bersih
berjumlah 3 unit sumur bor dengan masing-masing kedalaman 100 meter .

 Proses Pengolahan Air Bersih


Gambar 1. Proses Pengolahan Air Bersih

1. Unit Penampungan Awal (Treatment I)

Gambar 1. Bak Treatment I


Gambar : 2 Penampungan Air Sumur Bor
Air yang berasal dari sumbernya dalam hal ini sumur bor ditampung di bak
penampungan awal dengan rata-rata volume air sebesar 750 ton/hari. Perawatan bak
penampungan secara keseluruhan dilakukan 3 bulan sekali, meliputi perawatan mesin,
perpipaan dan kapur pada dinding-dinding yang dilalui air.
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal di proses melalui beberapa tahapan
sebagai berikut:
1. Tahap Aerasi

Gambar : 3 Proses Aerasi Alami


Oksigen yang berada di udara, melalui proses aerasi ini akan selanjutnya
akan bereaksi dengan senyawa ferus dan  manganous terlarut merubah menjadi ferric 
(Fe) dan maganic oxide hydrates yang tidak bisa larut. Dengan kedua cara tersebut
jumlah oxigen pada air bisa dinaikan 60 – 80% (dari jumlah oksigen yang tertinggi,
yaitu air yang mengandung oksigen  sampai jenuh). Metode Aerasi pada unit ini
menggunakan cascade aerator yang terdiri atas 4-6 step/tangga, setiap step kira-kira
ketingian 30 cm. Cascade Aerator terdiri atas 2 unit yang berada disebelah kanan dan
kiri.
2. Tahap Pengendapan (Sedimentasi)Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut
mengendap secara alami di dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar
dari unsur air. Kemudian air di alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.
Bak sedimentasi terdiri atas 2 unit disesuaikan dengan jumlah cascade aerator.

2. Unit Pengolahan (Treatment 2)

Gambar 5 : bak treatment II

Pada Bak Treatment II terdapat beberapa tahap didalamnya diantaranya :

1) Tahap Koagulasi ( Pemberian Koagulan)


Gambar : 5 Pemberian Larutan Cair Koagulan

Pemberian larutan koagulan cair berupa Natrium Hidroksida (NAOH)


dengan ukuran kapasitas air yaitu 25 liter/ 25kg bubuk.

2) Tahap Penyaringan (Filtration)

Gambar : 6 Penyaringan Pertama

Tahap penyaringan pada unit ini terdiri atas 2 tahap. Penyaringan pertama adalah
penyaringan padatan kasar/lumpur terdiri atas 2 bak penyaringan menggunakan filtrasi
screen layer yang terbuat dari stainlees.
Bak penyaringan kedua disaring melewati media penyaring yang disusun dari
bahan-bahan berupa kerikil setebal 30 cm, pasir kuarsa setebal 20 sm dan karbon aktif
setebal 30 cm.
Gambar 7. Bak Filtrasi Menggunakan Kerikil, Pasir dan Karbon Aktif

Proses penyaringan kedua ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut


dan tak terlarut sebelum melalui proses disinfeksi.

3) Tahap disinfeksi
Sebelum masuk pada unit penampungan akhir (reservior) air akan terlebih
dahulu melalui proses disinfeksi dengan menambahkan bahan kimia Natrium
Hipoklorit (Na.CLO) yang diberikan tiap 1 kali sehari 3 kg sebanyak 10kg/hari.

b) Unit Penampungan Akhir (Reservior)


Gambar 8. Air yang Telah Disinkfeksi di Alirkan Menuju Reservoir

Pada Unit ini air akan di tampung dan siap didistribusikan keseluruh perusahaan
yang berada pada kawasan PPS Kendari.

C. Mekanisme Pengelolaan Air Bersih di PPS Kendari .


Mekanisme Pengelolaan air bersih di PPS Kendari dapat dilihat dengan

melalui beberapa alur tahapan :

Gambar : Mekanisme pengelolaan air bersih di PPS Kendari (Informasi PPS Kendari, 2023)

Jika dikelompokan, sistem penyediaan air bersih yang di PPS Kendari

terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan pengadaan dan tahapan pengolahan,

Pendistribusian .
a. Pengadaan

Fasilitas instalasi di PPS Kendari pada tahapan pengadaan terdiri atas

intake, bak sedimentasi dan pipa transmisi .Urutan mekanisme penyediaan air

bersih adalah : volume air yang diperoleh melalui air tanah dari 6 titik sumur bor

yang ditarik melalui mesin pompa air dan ditampung pada intake.

Kemudian air dialirkan menuju bak pengendapan untuk mengendapkan

partikel – partikel yang terbawah bersama aliran air yang telah mengalami proses

sedimentasi dialirkan secara gravitasi dengan bantuan mesin pompa penyalur air

melalui pipa transmisi air baku menuju bak pengolahan.

b. Pengolahan

Aliran air baku yang sampai pada bak pengolahan di PPS Kendari masih

bermasalah dalam hal kualitas , seperti kesadahan dan sebagainya . Aliran air ini

harus melalui proses filtrasi di dalam bak pengolahan.

Pada proses filtrasi, aliran air akan “ terhadang “oleh media saringan (

pasir) yang memiliki ukuran sangat kecil dengan ukuran pori –pori pasir. Seiring

dengan lambatnya aliran air dalam media penyaringan dan panjangnya waktu

kontak antara air dan media penyaring serta aliran yang berkelok – kelok melalui

pori – pori.

Saringan memberikan kesempatan partikel halus untuk saling berinteraksi

membentuk gugusan yang lebih besar atau seperti lapisan biologis yang kemudian

tertahan oleh pori pori saringan ( akumulasi kotoran tersebut akan menempel pada

media)

Dengan adanya lapisan itu, disamping proses penyaringan secara fisika ,

terjadi pula penghilangan kotoran secara bio- kimia.sehingga zat besi , mangaan,

dan zat lain yang menimbulkan bau dan kesadahan akan hilang dihasilkannya

filtrat
dari proses ini yaitu air yang terbebas dari partikel – partikel yang tidak

diharapkan ada dalam air bersih .kondisi air yang memiliki kandungan kapur

yang sangat tinggi, mengharuskan pengolahan air bersih di PPS Kendari

menggunakan bahan kimia antara lain:PAC, Natrium Clorat, Natrium

Hidroksida dan karbon aktif.

Proses pengolahan air bersih secara singkat dapat dijelaskan melalui dua

tahap yaitu

1. air tanah di pompa terlebih dan ditampung pada bak penampung yang

bertujuan untuk melakukan pengendapan lumpur, pembersihan dan

kotoran – kotoran

2. air diolah menggunakan bahan kimia untuk kemudian didistribusikan .

c. Pendistribusian air bersih ke unit- unit kegiatan bergantung pada

permintaan akan air bersih tersebut. Permintaan air bersih di PPS Kendari

setiap bulanya cukup fluktuatif, bergantung pada musim penangkapan/

musim melaut pada saat musim penangkapan, permintaan air bersih

untuk bekal melaut meningkat, begitu juga permintaan es yang bahan

baku air bersihnya dari pelabuhan turut meningkat. Sedangkan aktivitas –

aktivitas lain di pelabuhan tidak signifikan mempengaruhi fluktuasi . pada

saat musim puncak penangkapan permintaan air bersih naik secara drastis

sehingga pihak pelabuhan kesulitan menyediakan air bersih bahkan

mengalami kekurangan dalam suplai air. Namin sebaliknya ketika tidak

musim ikan, air bersih yang tersedia cukup banyak bahkan melimpah tidak

terkendali . kondisi ketersediaan air bersih di PPS Kendari sangat


1
bergantung pada kondisi ketersediaan air tanah pada 6. Titik sumur bor

yang tersebar di sekitar kawasan PPS Kendari.

D. Pengelolaan Limbah Cair Dan Padat


1. Diagram Alir Pengolahan Limbah PPS Kendari

E. TANK
LIFE
*pemisahan limbah padat 400 m3 / hari dengan sistem
F.
dan cair pengolahan hembusan

Asal limbah :
G. STASION
LIFT
 Kloset
*pengumpulan
H.  Cucian ikan
 Limbah kapal

STOCK TANK
I.
*control
*J.bak pengendapan lumpur

AERATION TANK
*manajemen distribusi O2
WATER TREATED THANK

OXIDATING TANK *Tahap akhir

*Manajemen oksidasi

Dari hasil gambar alur pengolahan STP (Sewage treatment plan) kami simpulkan :

1. Pada tahap Life tank yakni tahap pemisahan pada tahap ini pemisahan di lakukan antara limbah

padatan dan limbah cair , sayangnya hasil observasi pengelolaan limbah cair sudah baik dan ter

distribusi dengan tepat ,namun untuk limbah padatan pengelolaanya masih belum jelas . limbah

padatan dari hasil obeservasi yakni ,kantong plastic ,botol aqua gelas dan beberapa kaleng -

kalengan .

2
2. Pada tahap stock tank terjadi penumpukan limbah namun menurut petugas hal ini biasa

terjadi mengingat penumpukan limbah atau biasa meraka mengatakan pengendapan

diakibatkan limbah cair masih bercampur dengan lumpur .

3. Stock Tank tahap ini sudah terjadi perpisahan limbah namun kekentalan cairan masih

boleh dikata cukup kental

4. AERATION TANK dan OXIDATING TANK dengan tahapan menggunakan metode

distribusi o2 dan oksidasi guna menurunkan kadar BOD dan COD pada airl limbah .

5. Tahap akhir air limbah di alirkan laut.

Secara kumulatif hasil observasi mengamabrkan dalam proses pengolahan sudah

melakukan sesuai procedural yang telah di tetapkan , dimana dalam tahap -tahapnya

memang telah menyaring dan memperbaiki kualitas limbah sehingga kalau kita melihat

konsentrasi pada limbah cair sudah sangat tersaring dengan baik

BAB V
PENUTUP

3
A. Kesimpulan
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari merupakan pusat Industri
perikanan terpadu yang telah lama berdiri dan beroperasi sejak tahun 1990 dan
diresmikan oleh Presiden RI Soeharto. Pada aktivitasnya, PPS Kendari setiap hari
menghasilkan limbah berupa limbah padat (sampah plastik, sisa makanan, daun
kering dan lain sebagainya) maupun limbah cair (air cucian ikan, air sabun/deterjen
dan air tinja).
Air limbah domestik oleh aktivitas industri pengolahan ikan dan industri
penunjang lainnya yang terdiri dari Kurang Lebih 30 perusahaan di kawasan PPS
Kendari. Semua limbah cair yang hasil aktivitas dari masing-masing perusahaan
(pengolahan ikan dan penunjang), kantor PPS, mess nelayan, MCK, Kantin,
Poliklinik, Posyandu dan fasilitas umum lainnya dialirkan kedalam jaringan Instalasi
Pengolahan Air (IPAL) melalui bak control (manhole). Hasil buangan limbah cair
disalurkan melalui pipa supply. Limbah padat domestik berupa sampah plastik
maupun sisa makanan dikumpulkan ditempat penampungan sementara, kemudian
diangkut oleh truk pengangkut sampah setiap harinya dengan volume timbulan
sampah rata-rata 10 m3/hari.
Air bersih yang digunakan untuk semua aktivitas di Pelabuhan Perikanan
Kendari dikelola dan diolah sendiri oleh pihak PPS Kendari sebagai bentuk
fasilitator untuk perusahan-perusahaan yang berada dikawasan PPS tidak terkecuali
nelayan dan pelaksana pelayanan PPS terpadu. Unit pengolahan air bersih Pelabuhan
Perikanan Samudera Kendari merupakan unit pengolahan air bersih yang bergerak
dalam bidang penyediaan air bersih untuk kawasan lingkup PPS Kendari dan
wilayah sekitar kompleks pelabuhan perikanan samudera Kendari.

B. Saran
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari pada aktivitasnya tentu
menghasilkan berbagai macam jenis limbah yang tentunya harus menjadi salah satu
perhatian utama dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar khususnya
lingkungan pesisir agar kelestarian lingkungan tetap terjaga dan sumber daya yang
diperoleh dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan
masyarakat dan pelaku usaha serta lebih memperhatikan perilaku masyarakat atau
pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan terutama membuang ke laut.
4
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes RINo 32. 2017. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi.Jakarta

Jayadipraja, E.A. 2020. Pencemaran Udara : Dampaknya Bagi Kesehatan.


Kendari: Penerbit KBM Indonesia.

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. 2020. Profil Pelabuhan Perikanan


Samudera Kendari. Kendari

Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan, 2021. Sumber Daya Manusia dan


Tenaga Kerja di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.Jakarta.

Undang-Undang No. 32, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Jakarta.

5
LAMPIRAN
1. GAMBAR DOKUMENTASI
Kegiatan Apel pagi dan sore yang dilaksanakan setiap hari

6
Instalasi Penglolaan Air Bersih

7
Evaluasi sekaligus Penarikan Magang

Anda mungkin juga menyukai