Anda di halaman 1dari 18

BUDIDAYA IKAN LELE SANKURIANG DI KOLAM TERPAL

PROPOSAL
PROYEK USAHA MANDIRI

O
L
E
H

NAMA : THEODORUS DEDY UN


NIM: 1423811041

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI
KUPANG
2016
LEMBARAN PENGESAHAN

JUDUL : BUDIDAYAIKAN LELE SANGKURIANG DI KOLAM


TERPAL
NAMA : THEODORUS DEDY UN
NIM : 1423811041
JURUSAN : TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN

Laporan PUM ini Telah Disetujui dan Disahkan Pada Tanggal Seperti Tertera Di Bawah ini :

Kupang, .......................................

Menyetujui :
Koordinator PUM Dosen Pembimbing PUM

Joi A. Surbakti, SP., Msi Wahayuni Fanggi Tasik,spi.,Msi


Nip. 19781016 2008121001 Nip:198606 16201404 2 001

Mengesahkan :
Ketua Jurusan TPH

Micha S. Ratu Rihi, SP., M.Si


NIP.19740320 200212 1 002
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik dan lancar. proposal ini
diajukan kepada pihak kampus untuk meminta bantuan dana dalam melaksanakan kegiatan
PUM (proyek usaha mandiri). Dalam penyusunan proposal ini dapat dibahas tentang
pembesaran ikan lele dikolam terpal, dan analisis usahanya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada:
1. Bapak Ketua jurusan Tanaman pangan dan Holtikultura Micha S.Ratu Rihi,Sp.,M.Si
2. Ibu Dosen wahayuni Fanggi Tasik.Spi,Msi Selaku pembimbing PUM
3. Bapak Yusuf Kamlasi,Spi,.Msi Selaku ketua prodi Teknologi Budidaya Perikanan
4. Bapak Joi A Surbakti,Spi.,Msi selaku koordinator PUM
5. Seluruh Bapak Ibu Dosen program studi Teknologi Budidaya perikanan dan Teknisi yang
turut memberi dorongan dan memberi koreksi dalam penyusunan proposal ini

Harapan penulis agar Proposal ini dapat berguna bagi kita semua. Dan dalam
penyusunan proposal ini penulis menyadari bawah masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu penulis mohon maaf dan, sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca yang bersifat membangun dalam penyempurnaan proposal ini.

Kupang, November 2016

Penyusun

THEODORUS DEDY UN
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................... i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... .......... iv
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II. METODE PELAKSANAAN ................................................................... 3
2.1 Waktu ...................................................................................................... 3
2.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 3
2.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .................................................................. 4
2.4 Prosedur Pelaksanaan............................................................................... 4
BAB III. ASPEK PEMASARAN ........................................................................... 11
3.1 Pasar Sasaran dan Wilayah Pemasaran ................................................... 11
3.2 Strategi Pemasaran ................................................................................... 11
BAB IV. PERKIRAAN BIAYA PRODUKSI ....................................................... 12
4.1 Biaya Tetap dan Biaya Tetap ................................................................... 12
4.2 BEP .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14
DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal


2.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan......................................................... 9
4.1 Biaya Tetap ..................................................................................... 16
4.2 Biaya Variabel................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang popular sebagai ikan konsumsi
bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Nasrudin (2010) menyatakan ikan Lele
merupakan komoditas budidaya ikan air tawar yang memiliki rasa enak, harga relatif murah,
kandungan gizi tinggi, pertumbuhan cepat, mudah berkembangbiak, toleran terhadap mutu air
yang kurang baik, relatif tahan terhadap penyakit dan dapat dipelihara hampir di semua
wadah budidaya. Dari keunggulan tersebut, maka usaha budidaya ikan Lele dapat
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, peningkatan kemampuan berusaha
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, terutama gizi yang berasal dari ikan.

Dalam dunia bisnis, memperoleh keuntungan besar dalam waktu yang cepat merupakan
target utama pengelolanya. Hal ini akan tercapai jika pengelola mampu memanajemen
seluruh aspek produksi se-efisien mungkin. Pengelolaan yang baik tersebut meliputi banyak
hal. Sebagai contoh dalam pengelolaan usaha budidaya pembesaran ikan lele, pembudidaya
dituntut untuk benar-benar menguasai konsep ilmu dasar dalam pengembangan usaha yang
hendak dikembangkan tersebut. Hal ini bertujuan agar alur kemajuan usaha dapat tercapai
sesuia target yang ia inginkan. Adapun konsep ilmu dasar dalam budidaya pembesaran ikan
lele adalah :
1. Pengetahuan tentang cara pemberian pakan yang baik dan benar ,
2. Pengetahuan tentang managemen kualitas air yang baik.
3. Pengetahuan tentang managemen kesehatan ikan

Manejemen budidaya yang baik merupakan langkah penting untuk meningkatkan


produksi budidaya pembesaran ikan lele, sehingga daging yang dihasilkan dapat mamuaskan
bagi konsumen secara kuantitas dan kualitas. Ikan lele dengan kuantitas dan kualitas yang
optimal dapat dicapai dengan cara memaksimalkan pertumbuhan, meningkatkan efisiensi
pakan, dan meminimalkan angka kematian melalui manajemen pencegahan penyakit.
Sejalan dengan kesadaran masyarakat kota kupang maupun sekitarnya akan pentingnya
nilai gizi hewani, yang didukung oleh harga jual ikan lele yang murah, dapat dijangkau oleh
masyarakat, baik dari kalangan menengah maupun kalangan bawah menyebabkan permintaan
pasar meningkat baik dari rumah-rumah makan, masyarakat yang membeli langsung dan
pedagang lanjutan dalam kota maupun luar kota, maka untuk memanfaatkan peluang
tersebut produksi ikan lele pun harus ditinggikan

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari budidaya pembesaran ikan lele adalah:
 Untuk mengetahui cara budidaya pembesaran ikan lele di kolam terpal yang baik dan
benar
 Untuk mengetahui cara managemen pakan yang baik
 Untuk mengetahui cara managemen kualitas air yang baik
 Untuk engetahui cara pengendalian hama dan penyakit
 Untuk mengetahui teknik pemasaran ikan lele hasil budidaya dengan baik

1.3 Manfaat
Manfaat budidaya pembesaran ikan lele anatara lain, meliputi:
 Menyediakan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat
 Mencukupi kebutuhan pribadi (profit motif)
 Menambah wawasan tentang cara budidaya ikan lele di kolam terpal dengan baik dan
benar
 Tabungan keuangan bagi mahasiswa

BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan program usaha mandiri (PUM) ini pada bulan november sampai
bulan februari dan lokasi pemeliharaannya yaitu kompleks kampus Politeknik Pertanian
Negeri Kupang
2.2. Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam budidaya pembesaran ikan lele adalah
1. Terpal
2. Paranet
3. Serok
4. Paku
5. Hamar
6. Gergaji
7. Parang
8. Ember
9. Gayung
10. Usuk
11. Papan
12. Timbangan
13. Alat MKA

2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam budidaya pembesaran ikan lele adalah :
1. Benih ikan lele
2. Pakan
3. Air
4. Obat-obatan

2.3 Jadwal pelaksanaan kegiatan


Tabel 1.
jadwal pelaksanaan kegiatan PUM pembuatan akuarium tertera dalam Tabel 3.1
berikut ini.

Tabel . 3.1 Jadwal Kegiatan proses pembuatan akuarium

Bulan kegiatan/minggu ke

Jenis kegiatan November Desember Januari Februari

I II III IV I II III IV I II III IV I II


Konsultasi x x x
proposal
Persiapan alat x x
dan bahan
Penebaran benih x x x

pemeliharaan x x

Panen x

Pembuatan
laporan

x x x
Konsultasi
laporan
x
memasukan

2.4. Prosedur pelaksanaan


2.4.1. Pemilihan lokasi budidaya
Langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam budidaya adalah pemilihan lokasi
yang tepat yaitu lokasi yang mudah terkontrol, dekat dengan sumber air, dan akses jalan.
2.4.2. Persiapan kolam
Hal-hal yang perlu di persiapkan meliputi :
1. Pemasangan terpal pada selokan
2. Pembuatan kerangka paranet dan pemasangan paranet
3. Terpal yang sudah terpasang pada kolam di sterilisasi/dibersihkan dengan air agar
tidak terkontamina dengan bahan kimia yang masih menempel pada terpal ;
4. Pengisian air pada kolam dengan tinggi 40 % dari tinggi kolam
5. Permukaan di tutup dengan paranet agar menghindari kotoran ataupun dedaunan
yang akan masuk kedalam kolam
6. Biarkan kolam selama kurang lebih 7 hari untuk menumbuhkan pakan alami berupa
plankton

2.4.3 Penebaran Benih


Ketahanan tubuh benih lele masih rawan. Perubahan lingkungan yang sifatnya
mendadak berupa perubahan suhu, kandungan oksigen, pH atau sifat air lainnya sangat
mudah menyebabkan stres pada benih ikan lele. Oleh karna itu pada saat penebaran benih
dilakukan tahap-tahap berikut :
1. Waktu yang tepat dalam penebaran benih adalah pada pagi hari atau sore hari
karena pada waktu tersebut kualitas air normal
2. Benih yang telah dibeli dari tempat pembenihan ditebar ke dalam kolam
3. Sebelum ikan ditebar, ikan terlebih dahulu di aklimatisasi dengan cara
memasukan kantong plastik yang berisi benih ikan lele ke dalam kolam dan
biarkan selama kurang lebih 30 menit
4. Setelah itu buka mulut plastik dan biarkan benih ikan lele untuk keluar dengan
sendirinya dari dalam plastik

2.4.4. Pemberian Pakan


Pada usaha budidaya ikan lele, pemberian pakan sebaiknya sesuai dengan bobot tubuh
ikan lele. Pakan yang diberikan adalah pakan dari pabrik yang berupa pelet dengan merek
F999( -1) dan hypro (-2) dan (-3) dan diberikan sesuai dengan bukaan mulut ikan dan sesuai
tingkat pertumbuhan. pakan yang diberikan harus mengandung kadar protein minimal 30%
agar memacu pertumbuhan ikan.
Sampling bobot ikan dengan cara ambil 20% ikan dari total keseluruhan ikan dengan
menggunakan serok kemudian timbang berat dan ukur panjang masing-masing ikan yang
bertujuan untuk menghitung bobot ikan keseluruhan sehingga dapat meng-efisien pemberian
pakan. Ikan yang baru ditebar dipuasakan selama satu hari.
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan frekuensi 3 kali sehari yaitu pagi jam 08.00,
siang jam 12.00 dan sore jam 17.00. Sampling bobot tubuh dilakukan 2 minggu sekali untuk
mengetahui pertumbuhan da n memudakan pembudidaya dalam pemberian pakan. Selain
sampling bobot juga dilakukan pengukuran manajemen kualitas air agar dapat mengetahui
perubahan kualitas air pada kolam budidaya. Cara pengukuran kualitas air dengan mengukur
suhu dengan menggunakan termometer, oksigen terlarut (DO) dengan menggunakan DO
meter dan derajat keasaman (PH) dengan menggunakan kertas lakmus.

2.4.5. Pencegahan Hama dan Penyakit.


Beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang ikan lele disebabkan oleh
bakteri, parasit, dan jamur. Hama yang sering dijumpai adalah ular, katak, burung, dan
serangga. Penyakit yang sering menyerang ikan lele adalah bakteri aeromonas dan
pseudomonas, bintik putih, borok, trictodine dan penyakit non parasiter.
Agar pembudidaya terhindar dari kerugian, maka harus mengendalikan penyakit-
penyakit tersebut dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab dari penyakit tersebut serta
gejala yang muncul sebelum pada ahkirnya nanti mengetahui bagaimana caranya untuk
menanggulanginnya.
1. Hama dan cara penanggulangannya
Yang dimaksud dengan hama pada budidaya pembesaran adalah binatang
tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan ikan lele baik dengan cara
menghisap maupun memakan sebagian / seluruh tubuh lele, sehingga menyebabkan
luka atau kematian pada ikan lele. Di alam bebas hama yang sering menyerang lele
adalah ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus, dan belut. Namun di
kolam pekarangan umumnya hama yang sering menyerang adalah katak dan pencuri.
Katak biasanya menyerang ikan lele yang berukuran kecil. Untuk menanggulanginya
katak dapat di tangkap dan di buang atau dimatikan. Sedangkan untuk pencuri cara
penanggulangannya adalah dengan mengontrol kolam setiap saat.
2. Penyakit parasiter dan cara penanggulangannya
Yang dimaksud dengan penyakit parasiter adalah penyakit yang disebabkan oleh
organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur dan protozoa yang berukuran
kecil. Bebrapa jenis penyakit yang sering menyerang ikan lele meliputi :
a) Borok
Merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh para peternak ikan lele
karena dapat menyebabkan kematian massal. Penyebab dari munculnya
penyakit ini adalah aeromonas dan pseudomonas dimana mereka menyerang
organ dalam ikan lele seperti hati, limpa seta daging.
Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah
mengkarantina ikan yang sakit dan pemberian antibiotik pada ikan yang masih
sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Antibiotik ini dapat
diberikan dengan cara dicampurkan ke dalam pakan ikan lele dengan dosis
antibiotiknya adalah sebesar 1 mg/kg pakan. Selain itu, kolam ditaburi dengan
garam dapur dengan jumlah 10 kg yang telah dicampurkan dengantumbukan
daun pepaya
b) Bakteri aeromonas dan pseudomonas.
Gejalanya ikan sering mengapung di permukaan kolam, nafsu makan
berkurang, gerakan lemah, mudah di tangkap, suka menggosok-gosokan
badannya di dinding kolam,kulit kasar dan beberapa bagian tampak lemah,
sirip pecah-pecah, timbulnya benjolan-benjolan yang dapat menyebabkan
borok, terjadi pendarahan terutama pada dada, perut dan pangkal sirip, insang
umumnya rusak, dan berwarna keputihan dan kebiruan. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Aeromonas dan Pseudomonas. Penyakit ini sangat
ganas, mudah menular, dan dapat menimbulkan kematian.
Lele yang terlanjur sakit parah dan jumlahnya sedikit maka langsung di
keluarkan dan dibakar atau dibuang agar tidak menular. Apabila jumlah lele
yang terserang cukup banyak, sebaiknya langsung di obati di kolam. Air
kolam untuk memelihara ikan yang sakit diberi PK 3gram/m3 selama 24 jam.
Ini diulangi 3-4 hari sampai semua ikan sehat kembali. Selain di obati melalui
air, ikan juga bisa diobati dengan anti biatik, misalnya tetrachyline, kemicitin,
streptomisin yang dicampur dengan pakan yang diberikan dengan dosis 1
mg/100 gram ikan/hari selama 2-3 minggu.

c) Penyakit bintik putih


Gejalanya dapat dilihat dari munculnya bintik putih pada permukaan
kulit ikan dan insang. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa ichthyophipius
multipilis yang umumnya menyerang ikan lele di kolam yang tidak diganti
airnya.
Pergantian air yang teratur akan dapat mencegah penyakit ini. Apabila
sudah terserang parah sebaiknya lele segera di buang/ dibakar agar tidak
menular pada ikan yang sehat. Lele yang belum begitu parah dapat
disembuhkan dengan merendamnya dalam larutan garam dapur (30gram/1 l
air) dalam waktu satu jam dan dilakukan setiap hari, selama 3-5 hari berturut-
turut.
d) Trictodine
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa, dimana mereka menyerang
bagian insang dari ikan lele. Ikan yang terserang oleh penyakit ini akan
berputar-putar dan muncul di atas permukaan air. Tindakan pengobatan yang
dapat dilakukan adalah merendam ikan lele yang sakit kedalam air berformalin
berkonsentrasi 15-20 ppm.

e) penyakit non parasiter


penyakit ini ditandai dengan ikan terlihat stres, seperti ketakutan,
nafsumakan berkurang, pertumbuhan lambat. Penyakit non parasiter adalah
penyakit yang tidak disebabkan oleh gangguan mikroorganisme tetapi
disebabkan oleh gangguan lingkungan, seperti perubahan suhu yang
mendadak, pH, kandungan gas-gas (HO2 dan CO2) di dalam air. Kesalahan
dalam pemberian makan misalnya terlalu kurang atau lebih dalam jumlah,
komposisi gizi yang kurang baik, atau makanan yang mengandung racun.
Penyakit ini juga disebabkan oleh luka-luka akibat benturan.
Untuk mencegahnya, harus memperhatikan cara budidaya ikan yang
baik dan benar seperti yang telah diuraikan. Apabila lele sudah menunjukan
tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya. Suhu terlalu tinggi, pH
terlalu rendah, atau faktor-faktor lainnya. Apabila faktor penyebabnya sudah
diketahui maka kondisi harus segera dirubah.

Untuk mengatasi hama dan penyakit di atas maka hal perlu dilakukan adalah
1 Kerbersihan lingkungan kolam budidaya

Kebersihan lingkungan kolam budidaya merupakan usaha pencegahan penyakit yang


paling mudah, karena hanya di butuhkan tenaga dan sedikit waktu dari yang bertugasyang
perlu dilakukan petugas adalah membersihkan dedaunan yang berada di atas paranet
kemudian menyapu bersihlingkungan area budidaya.
2. Pengontrolan manajemen kualitas air
Pengontrolan manajemen kualitas air dilakukan dengan mengukur derajat keasaman
air(pH) dengan menggunakan kertas lakmus multimedia,suhu dengan menggunakan
termometer, dan oksigen terlarut (DO) dengan menggunakan DO meter. Pengontrolan MKA
ini bertujuan untuk mengetahui kondisi air budidaya yang baik sehingga dapat mencegah
terjadinya serangan hama dan penyakit. Pengontrolan MKA ini dapat dilakukan bersamaan
dengan sampling bobot ikan yang dilakukan 2 minggu sekali.
3.Managemen pemberian pakan.
Pakan yang diberikan harus sesui bobot tubuh ikan sehingga pakan yang diberikan habis
di makan oleh ikan dan tidak menimbulkan amonia yang dapat meracuni ikan ataupun
menimbulkan penyakit bagi ikan

2.4.6. Panen
Pemanenan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu panen total dan panen bertahap.
pemanenan secara total dilakukan dengan mengeluarkan air sebanyak 80 %, kemudian
lakukan pemanenan dengan menggunakan jaring atau serok. Sedangkan pemanenan secara
bertahap dilakukan dengan mengeluarkan sebagian air , kemudian panen ikan dengan
menyotir ikan yang besar untuk di jual sedangkan yang kecil dilepaskan kembali.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
3.1. Pasar Sasaran dan Wilayah Pemasaran
3.1.1 Pasar sasaran

Target konsumen yang diterapkan dalam usaha ini adalah manejemen jaringan
konsumen yaitu pembeli yang bersifat tidak tetap dengan perkiraan habis terjual setelah
panen. Target konsumen meliputi :

 Bapak ibu dosen politani

 Bapak ibu dosen


 Bapak ibu pegawai dan teknisi
 Mahasiswa politani
 Teman atau kerabat dekat dari pembudidaya

3.1.2 Wilayah Pemasaran


Wilayah pemasaran yang diterapkan dalam usaha ini adalah manejemen jaringan
pemasaran (network marketing) yang tidak tetap yaitu di dalam lingkungan kampus
Politeknik Pertanian Kupang dan sekitarnya.

3.2 Strategi Pemasaran


Budidaya ikan lele dikota kupang masih skala kecil dan para pembudidaya yang
belum banyak serta tingginya peminat atau konsumen ikan lele Sehingga tidak mengganggu
persaingan pemasaran dan memberikan peluang dalam usaha ini. Dalam stategi pemasaran
langsung di tawar kan pada bapak ibu dosen Politeknik Pertanian Negeri Kupang, sedangkan
pada teman atau kerabat budidaya menggunakan brosur di tempel pada setiap lingkup
kampus dan di bagikan brosur pada mahasiswa.
BAB IV
PERKIRAAN BIAYA PRODUKSI

4.1 Biaya Tetap dan Biaya Variabel


4.1.1 Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya tetap
dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak
berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik turun). Contoh
dari biaya tetap yaitu membeli terpal, paranet, papan, paku dan sebagainya

4.1.1 Tabel biaya tetap


No Uraian Jumlah Harga Total
satuan(Rp) harga(Rp)

1 Terpal 1 buah 240.000 240.000

2 Kater 1 buah 4.000 4.000

3 Waring 12 meter 7.500 90.000

4 paku 1 kg 24.000 24.000

5 Kayu 4 buah 5.000 20.000

6 Ember 2 buah 15.000 30.000

Jumalah biaya tetap 408.000


4.1.2 Biaya Variabel
Biaya variabel adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi
rendahnya jumlah penggeluaran yang akan di keluarkan. Semakin besar
pengeluaran atau barang yang akan dihasilkan, maka akan besar pula biaya
variabel yang akan di keluarkan. Contoh dari biaya variabel yaitu penyediaan
bahan baku untuk di produksi.

4.2 tabel biaya variabel


No Uraian Jumlah Harga Total
satuan(Rp) harga(Rp)

1 Benih 400 ekor 1.000 400.000

2 Pakan f-999 2kg 17.000 34.000


-2 4 kg 12.000 48.000
-3 2 kg 11.000 22.000

3 air 1 tengki 75.000 75.000

Jumalah biaya variabel 579.000

4.3 Break Even Point (BEP)


Break Even Point(BEP) adalah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama
atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan atau kerugian dalam suatu usaha. BEP ini
digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang di produksi
atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali
modal.
BEP Harga = Total Biaya Produksi/ Jumlah Panen
BEP Unit = Total Biaya Produksi/Harga Jual Di Pasar
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Irmawan. Membongkar Rahasia Budidaya Ikan Lele, Nila & Gurami. Yogyakarta :
penerbit Araska,2016
Sri, Najyati. Memelihara lele dumbo di kolam taman.Jakarta : penerbit Penebar
Swadaya, 2000
Heru, susanto. Budidaya ikan lele. Yogyakarta : penerbit Kanisius, 1988

Anda mungkin juga menyukai