Anda di halaman 1dari 26

‫اﻟﺴﻼﻢﻋﻟﻴﻜﻢﻮﺮﺤﻤﺔﺍﻠﻠﻪﻮﺑﺮﻜﺍﺘﻪ‬

SEVEN JUMP
KASUS 4

Oleh:
Lailatun Nadia 15.08.2.149.087
Diaz Prasnata Noviansya 15.08.2.149.074
Linda Asmarani 15.08.2.149.088 Eka Rahmawati 15.08.2.149.0
Lustina Ega Dwika Elviyana Dwi Styaningtyas 15.08.2.149.080
15.08.2.149.089
Mahmudah Istianah Firdani Nur Afiqoh
15.08.2.149.081 15.08.2.149.0
Imam Syafii 15.08.2.149.0
Nadya Bian Kurnia 15.08.2.149.093
Indra Mulyawati 15.08.2.149.083
Novi Vanini 15.08.2.149.095
Jayanto 15.08.2.149.0
Nunung Aprilia 15.08.2.149.095 Khoridatuz Zuhriyah 15.08.2.149.0
KASUS 4
Seorang laki-laki usia 15 tahun dibawa ke UGD
karena mengalami dehidrasi berat dan
mendapat terapi pemasangan infus. Setelah
dilakukan beberapa kali penusukan oleh
perawat, pemasangan infus gagal dilakukan
sehingga dibagian tangan dan kaki klien
kebiruan. Keluarga klien mengadukan ke
bagian komite etik untuk meminta
pertanggungjawaban perawat
KATA-KATA SULIT
Komite etik : suatu badan yang secara
resmi dibentuk dengan anggota dari
berbagai disiplin perawatan kesehatan
dalam rumah sakit yang bertugas
untuk menangani berbagai masalah
etik yang timbul dalam rumah sakit.
2. Dehidrasi
a. Dehidrasi ringan
jika penurunan cairan tubuh 5% dari berat
badan
b. Dehidrasi sedang
jika penurunan cairan tubuh antara 5-10%
dari berat badan
c. Dehidrasi berat
jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10%
dari berat badan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2014
TENTANG
KEPERAWATAN
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat.
2. 2. Perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
3. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
4. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang
diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk Asuhan
Keperawatan.
5. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi
Perawat dengan Klien dan lingkungannya untuk mencapai
tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien
dalam merawat dirinya.
PRINSIP-PRINSIP
KODE ETIK DAN
LEGAL
KODE ETIK KEPERAWATAN Merupakan bagian dari etika
kesehatan. Inti dari hal tersebut, yaitu menerapkan nilai
etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan
kesehatan masyarakat.
1. Otonomi (Autonomy)
2. Berbuat Baik ( Beneficience)
3. Keadilan ( Justice)
4. Tidak Merugikan (Nonmal eficience)
5. Kejujuran (Veracity)
6. Menepati Janji (Fidelity)
7. Karahasiaan ( Confidentiality)
8. Akuntabilitas ( Accountability)
9. Telah mendapatkan informasi (informed consent)
Prosedur
pemasangan infus
Persiapan Alat:
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan
cairan dengan kebutuhan pasien
2. Saluran infus : dilengkapi dengan saluran
infus, penjepit selang infus untuk
mengatur kecepatan tetesan
3. Keteter intravena
4. Desinfektan : kapas alkohol dll
5. Kassa steril, plester, kassa pembalut
6. Torniket
7. Gunting
8. Bengkok
9. Tiang infus
10. Perlak kecil
11. Bidal = jika diperlukan untuk pasien
anak
12. Sarung tangan steril yang tidak
mengandung bedak
13. Masker
14. Tempat sampah medis
Persiapan pasien :
1. Perkenalkan diri dan lakukan
validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau
orang tua penderita) mengenai
tujuan dan prosedur tindakan,
minta informed consent dari pasien
atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan
posisi senyaman mungkin.
4 Mengidentifikasi vena yang akan menjadi
lokasi pemasangan infuse :
- Pilih lengan yang jarang
digunakan oleh pasien tangan kiri
bila pasien tidak kidal, tangan
kanan bila pasien kidal
- Bebaskan tempat yang akan dipasang
infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan
ditusuk.
Prosedur tindakan pemasangan :
1. alat-alat yang sudah disiapkan dibawa
kedekat pasien ditempat yang mudah
dijangkau oleh dokter/perawat
2. Perlak dipasang dibawah anggota tubuh
yang akan dipasang infus
3. Memasang infus set/ saluran infus pada
kantung infus:
- buka tutup botol cairan infus,
didesinfeksi dengan kapas alkohol
- tusukkan pada pipa saluran udara,
kemudian masukan pipa saluran
infus
- tutup jarum dibuka, cairan dialirkan
keluar dengan membuka kran selang
sehingga tidak ada udara pada
saluran infus, lalu dijepit dan jarum
ditutup kembali. Tabung tetesan diisi
sampai ½ penuh.
- Gantungkan kantung infus beserta
salurannya pada tiang infus.
4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan
sabun dan air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung
dengan torniket.
6. Kenakan sarung tangan steril, kemudian
lakukan desinfeksi daerah tempat suntikan.
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan
bevel jarum menghadap ke atas, membentuk
sudut 30-40o terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen
vena, akan terlihat darah mengalir keluar.
9. Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum
tajam dalam kateter vena (stylet) kira-kira 1
cm ke arah luar untuk membebaskan ujung
kateter vena dari jarum agar jarum tidak
melukai dinding vena bagian dalam. Dorong
kateter vena sejauh 0.5 – 1 cm untuk
menstabilkannya.
10. Tarik stylet keluar sampai ½ panjang stylet.
Lepaskan ujung jari yang memfiksasi bagian
proksimal vena. Dorong seluruh bagian
kateter vena yang berwarna putih ke dalam
vena.
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan
stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah
terhubung ujungnya dengan kantung infus
atau kantung darah.
13.Penjepit selang infus dilonggarkan untuk
melihat kelancaran tetesan.
14. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan
pada kulit menggunakan plester.
15. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
16. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan
kasa steril dan fiksasi dengan plester.
17. Pada anak, anggota gerak yang dipasang
infus dipasang bidai (spalk) supaya jarum
tidak mudah bergeser.
18. Buanglah sampah ke dalam tempat
sampah medis, jarum dibuang ke dalam
sharp disposal jarum tidak perlu ditutup
kembali).
19. Bereskan alat-alat yang digunakan.
20. Cara melepas infus : bila infus sudah selesai
diberikan, plester dilepas, jarum dicabut
dengan menekan lokasi masuknya jarum
dengan kapas alkohol, kemudian diplester.
1. Perawat tersebut tidak bekerja secara kode etik
2. Perawat tersebut tidak Informed consent dengan
keluarganya.
3. Seharusnya perawat itu melakukan prosedur
pemasangan infus yang baik yang benar sesuai
dengan SOP.
4. Seharusnya perawat itu menerapkan standar
pelayanan berdasarkan perundang-undangan
yang berlaku.
5. Perawat tersebut tidak bekerja secara
profesional.
6. Seharusnya yang menangani pasien di ruang UGD
adalah perawat yang sudah profesional.
7. Seharusnya perawat tersebut menerapkan prosedur-
prosedur pemasangan infus dengan benar, sebelum
pemasangan infus dilakukan.
8. Seharusnya perawat tersebut lebih teliti dan lebih
berhati-hati dalam mengambil tindakan, agar tidak
menimbulkan cedera fisik pada klien.
9. Seharusnya perawat tersebut mengamalkan prinsip
Nonmal eficience dalam mengambil sebuah tindakan,
agar tidak merugikan orang lain.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai