Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita menemukan benda yang terbuat dari berbagai
macam material. Benda – benda tersebut bisa terbuat dari aluminium, besi, plastik, kertas,
dsb. Material yang digunakan dapat menentukan kekuatan, durabilitas, serta tampilan dari
sebuah produk. Material merupakan bagian penting yang wajib dipahami oleh seseorang
yang ingin merancang suatu produk. Dua buah produk dengan bentuk konstruksi yang
sama dapat memiliki kekekuatan yang berbeda jika material yang digunakannya juga
berbeda.
Pentingnya perlakuan material berpengaruh pada keandalan, estetika, dan biaya.
Contohnya apabila kita memperhatikan sebuah mobil yang memiliki usia lebih dari 10
tahun, umumnya ada beberapa bagian yang mulai terjadi korosi. Korosi tersebut tidak bisa
kita hentikan, namun dapat dicegah. Korosi adalah salah satu reaksi yang dapat merugikan,
karena korosi akan mengurangi kekuatan dari suatu bahan. Korosi umumnya dicegah
dengan pengecatan, elektroplating, anodizing, atau proses lainnya.
C. Tujuan Percobaan
1. Mempertebal lapisan oksida pada permukaan logam.
2. Memperkeras permukaan logam.
3. Menghasilkan warna – warna indah pada benda yang terbuat dari aluminium.
D. Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada praktikum yang akan dilakukan adalah sampai proses
anodizing berhasil atau tidak melapisi aluminium dengan zat pewarna. Praktikum dimulai
dengan proses persiapan, proses elektrolisa, proses pewarnaan, dan proses akhir.
BAB II
Dasar Teori
A. Anodizing
Proses anodizing adalah proses pembentukan lapisan oksida tipis pada permukaan
melalui proses elektrolisa. Lapisan yang terjadi adalah lapisan oksida yang mempunyai
pori – pori, sehingga mudah menyerap warna. Baik tidaknya hasil proses pewarnaan
dengan anodizing sangat dipengaruhi oleh proses awal dan proses akhir serta proses
elektrolisanya sendiri. Sebelum proses dimulai, lemak, oli dan kotoran – kotoran harus
dibersihkan terlebih dahulu.
B. Tipe Anodizing
Tipe ini menggunakan elektrolit Chromic Acid, menghasilkan lapisan hanya sekitar
0,5 hingga 2,5 mikron. Pada saat proses berlangsung, 50 % lapisan oksida
terintegrasi ke dalam substrat dan 50% pertumbuhan lapisan keluar. Lapisan yang
dihasilkan cenderung lebih ulet dibanding tipe lain.
Sulfuric Acid Anodizing
Tipe ini merupakan tipe yang umum dilakukan yaitu menggunakan Asam Sulfat
sebagai elektrolit. Menghasilkan lapisan protektif sampai 25 mikron. 67% lapisan
terintegrasi ke dalam sisanya keluar. Lapisan yang dihasilkan permeable dan bersifat
porous sehingga dapat dilakukan pewarnaan. Bisa diaplikasikan untuk aplikasi
arsitektur, bagian pesawat terbang, otomotif, maupun komputer.
Hard Anodizing
Elektrolit sama dengan tipe 2 tetapi menggunakan konsentrasi yang lebih pekat pada
temperatur yang lebih rendah. Menghasilkan lapisan protektif sampai 75%.
Menghasilkan lapisan dengan ketahanan korosi dan ketahanan abrasi yang sangat
baik, anti pudar, tahan terhadap suhu tinggi. Diaplikasikan pada komponen yang
membutuhkan ketahanan korosi yang tinggi seperti pada piston dan hydraulic gear
BAB III
Langkah Kerja dan Peralatan yang Digunakan
B. Objek Kerja
Benda praktik dengan ukuran 50 x 50 [mm]
Na2CO3 = 40 [gr/l]
Bak 2.02
Waktu : 5 menit
Pickling
Temperatur : 50 – 90oC
Bak 2.03
Gunakan air yang mengalir
Pembilasan
Bak 2.04
Netralizing Waktu : 3 menit
Bak 2.05
Pembilasan Gunakan air yang mengalir
Pembilasan
2) Proses Elektrolisa
Pelapisan Oksida
Objek diletakkan pada anoda (kutub +) dengan menggunakan kawat yang terbuat
dari aluminium.
3) Proses Pewarnaan
1) Masukkan objek ke dalam larutan zat warna yang sudah disediakan.
2) Gerakan objek beberapa kali selama 1 – 5 menit (tergantung pada intensitas warna
yang dikehendaki)
3) Bilas dengan air yang mengalir
𝐼=𝑆𝑥𝐴
Berikut akan ditambilkan hasil dokumentasi dari proses anodizing. Gambar yang
ditampilkan mewakili beberapa proses utama dari proses anodizing.
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah proses anodizing ini tidak dapat kita deteksi
kegagalannya pada langkah – langkah yang sedang kita jalani. Kita dapat mengetahui
bahwa cat tidak dapat menempel pada aluminium saat proses pewarnaan sedang
berlangsung. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang yang melakukan proses
anodizing untuk memahami terlebih dahulu proses dan langkah kerja yang harus
dilakukan. Kesalahan – kesalahan yang laten dapat menyebabkan kegagalan pada proses
ini.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
PROSES ANODIZING
Disusun oleh:
Aziz Ismail
NIM 1215010009