Anda di halaman 1dari 21

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VEKTOR

DI PELABUHAN WILAYAH KERJA KUALA TUNGKAL

Mata Kuliah : Sanitasi Transportasi, Pariwisata dan Matra

Dosen Mata Kuliah

Sondang Siahaan, S.Pd, M.Si 196606171988032022

Susy Ariyani A, S.Pd, M.Sc 196905081991032002

Di Susun Oleh : Kelompok 1

1. Dyah Putri S PO71330210001


2. Desi Nurmala PO71330210002
3. Adela Rosi Sesaria PO71330210003
4. Putri Pajria Damanik PO71330210004
5. Liana Febrianti Ningsih .S PO71330210005
6. Arthiana Vidi Balqis PO71330210006
7. Tasya Ananda Pratiwi PO71330210007
8. Zahira Juita PO71330210008
9. Devina Putri Naswa PO71330210009
10. Nurul Ba’da PO71330210010
11. Athika Amanda PO71330210011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan dengan judul
laporan “Pengawasan dan Pengendalian Vektor di Pelabuhan Wilayah Kerja Kuala
Tungkal”.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sanitasi Transportasi,
Pariwisata dan Matra. Disamping itu, kami juga berharap laporan ini mampu memberikan
kontribusi dalam menunjang pengetahuan para mahasiswa pada khususnya dan pihak lain
pada umumnya. Dengan terselesaikannya laporan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen Mata Kuliah dan kepada rekan-rekan atau berbagai pihak yang telah
membantu terselesainya laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan laporan ataupun tugas-tugas berikutnya.

Jambi, 26 Oktober 2023

Kelompok 1

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, dosen Mata Kuliah Sanitasi Transportasi, Pariwisata
dan Matra. Menerima dan menyetujui laporan yang disusun oleh :

Nama Kelompok : Kelompok 1


Prodi : D3 Sanitasi
Jurusan : Kesehatan Lingkungan
Judul Laporan :Pengawasan dan Pengendalian Vektor di Pelabuhan
Wilayah Kerja Kuala Tungkal.

Jambi, November 2023


Mengetahui

Dosen Mata Kuliah Dosen Mata Kuliah

Sondang Siahaan, S.Pd, M.Si Susy Ariyani A, S.Pd

NIP : 196606171988032022 NIP : 196905081991032002

iii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................................iii

DAFTAR ISI ..............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................2

C. Tujuan .............................................................................................................2

D. Ruang Lingkup ................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI .....................................................................................3

BAB III METODE PELAKSANAAN ........................................................................10

A. Waktu Pelaksanaan..........................................................................................10

B. Alat dan Bahan ................................................................................................10

C. Prosedur Pelaksanaan ......................................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................11

A. Hasil................................................................................................................11

B. Pembahasan.....................................................................................................13

BAB V PENUTUP .....................................................................................................14

A. Kesimpulan .....................................................................................................14

B. Saran ...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................15

LAMPIRAN ...............................................................................................................17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanitasi merupakan suatu usaha untuk mencegah penularan penyakit yang
menitikberatkan pada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Upaya
kesehatan lingkungan ditujukan guna mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat dimana banyak orang
berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus-menerus, baik
secara membayar maupun tidak, atau suatu tempat berkumpulnya banyak orang dan
melakuka aktivitas sehari-hari. Tempat- tempat umum berisiko besar terhadap
penularan penyakit dikarenakan tempat umum merupakan tempat bertemunya segala
macam masyarakat dengan segala macam penyakit yang dimiliki masyarakat tersebut
terutama penyakit yang media penularannya melalui makanan, minuman, udara, air,
vektor pembawa penyakit dan lain sebagainya. Selain itu, risiko penyebaran penyakit
serta pencemaran lingkungan di tempat umum dapat didukung dan akan bertambah
besar risikonya akibat kondisi lingkungan yang tidak terpelihara.
Tempat-tempat umum wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara lain
sarana umum yang dikelola secara komersial dan tempat yang memfasilitasi terjadinya
penularan penyakit atau tempat umum yang memiliki intensitas jumlah dan waktu
kunjungnya tinggi. Tempat-tempat umum tersebut seperti pelabuhan, hotel, pasar,
bioskop, tempat rekreasi, kolam renang, terminal, bandara, pelabuhan, pusat
perbelanjaan dan usaha-usaha sejenis lainnya.
Salah satu media pelayanan jasa transportasi laut yaitu kapal yang ada di
pelabuhan kuala tungkal . Pelabuhan ini merupakan sarana transportasi yang bergerak
dibidang pelayanan jasa yang memiliki fungsi sebagai tempat pemberhentian terakhir
dan pemberangkatan suatu kapal, dimana kapal wajib menaati berbagai ketentuan yang
ada, yang mana pelabuhan ini juga berfungsi sebagai tempat persinggahan kapal – kapal
serta tempat pemeriksaan kelayakan suatu kapal dimana kapal juga wajib diperiksa
baik itu dari segi surat-surat dan kelayakan lainnya yang memenuhi standar untuk
melakukan perjalanan.

1
Betapa pentingnya sanitasi kapal terutama transportasi laut yang umum bagi
masyarakat. Oleh karena itu, pentingnya sanitasi termi harus dan wajib dilakukan agar
tidak menimbulkan berbagai masalah kesehatan atau menimbulkan berbagai penyakit
berbasis lingkungan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang dapat diuraikan adalah
sebagai berikut :
Bagaimana gambaran sanitasi kapal di wilayah kerja Kuala Tungkal di kantor
Kesehatan Pelabuhan Jambi (KKP) kelas III Jambi?

C. Tujuan
Untuk mengetahui gambaran sanitasi kapal di wilayah kerja Kuala Tungkal di kantor
Kesehatan Pelabuhan Jambi (KKP) kelas III Jambi.

D. Ruang Lingkup
Laporan ini memberikan gambaran gambaran sanitasi kapal di wilayah kerja Kuala
Tungkal di kantor Kesehatan Pelabuhan Jambi (KKP) kelas III Jambi.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kantoe Kesehatan Pelabuhan


Kantor Kesehatan Pelabuhan atau yang disingkat dengan KKP merupakan unit
pelaksanaan teknis di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan
serta sebagai otoritas kesehatan di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas darat batas
negara.
Wilayah kerja KKP adalah unit kerja fungsional KKP di lingkungan pelabuhan,
Bandar udara, dan pos lintas batas darat Negara. Serta memilki peran sebagai :
1. Kawasan terbatas berupa wilayah perairan dan daratan (ring bewaking).
2. Pintu masuk suatu Negara (show windows).
3. Kontak tempat pertama (first contact) bagi para pengunjung ke wilayah/negara.
4. Tempat kegiatan ekonomi dan industri.
Kantor Kesehatan pelabuhan Memiliki fungsi :
1. Penyusunan rencana, kegiatan, dan anggaran.
2. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyakit dan faktor risiko kesehatan pada alat
angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan.
3. Pelaksanaan pencegahan terhadap penyakit dan factor risiko kesehatan pada alat
angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan.
4. Pelaksanaan respon terhadap penyakit dan factor risiko kesehatan pada alat angkut,
orang, barang, dan/atau lingkungan.
5. Pelaksanaan pelayanan kesehatan pada kegawatdaruratan dan situasi khusus.
6. Pelaksanaaan penindakan pelanggaran di bidang kekarantinaan kesehatan.
7. Pengelolaan data dan informasi di bidang kekearantinaan kesehatan.
8. Pelaksanaan jejaring, koordinasi, dan kerjasama di bidang kekarantinaan kesehatan.
9. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang kekarantinaan kesehatan.
10. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, di bidang kekarantinaan dan
kesehatan.
11. Pelaksanaan urusan administrasi kantor kesehatan pelabuhan.
Seksi PRL (Pengendalian Risiko Lingkungan) dan KLW (Kesehatan Lintas
Wilayah) mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi
serta penyusunan laporan di bidang pengendalian vektor dan binatang penular penyakit,

3
pembinaan sanitasi lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan pengembangan
teknologi, serta pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan di
wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Upaya Kesehatan dan
Lintas Wilayah mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan evaluasi serta
penyusunan laporan di bidang pelayanan kesehatan terbatas, kesehatan haji, kesehatan
kerja, kesehatan matra, vaksinasi internasional, pengembangan jejaring kerja,
kemitraan, kajian dan teknologi, serta pendidikan dan pelatihan bidang upaya kesehatan
pelabuhan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Terdapat
tugas pokok seksi PRL & KLW yaitu :
Seksi PRL (Pengendalian Risiko Lingkungan) mempunyai tugas dengan kegiatan
sebagai berikut :
 Pengendalian nyamuk Aedes aegypti.
 Pengendalian nyamuk Anopheles. Sp.
 Pengendalian lalat.
 Pengendalian kecoa.
 Pengendalian tikus dan pinjal.
 Surveilans migrasi malaria.
 Tindakan penyehatan alat angkut, orang, dan barang (fumigasi).
 Penyehatan alat angkut, orang, dan barang (disinfeksi) di kapal laut.
 Pengendalian nyamuk Aedes aegypti (disinfeksi).
 Pengendalian nyamuk Aedes aegypti (dekontaminasi).
 Pengawasan sanitasi kapal.
 Pengawasan sanitasi pesawat hygiene sanitasi tempat pengelolaan makanan
(jasaboga, rumah makan/ restoran, makanan jajanan).
 Pengawasan hygiene sanitasi bangunan/ gedung perkantoran, industri dan
tempat umum.
 Pengukuran kebisingan.
 Pengambilan sampel dan pengukuran udara.
 Pengawasan limbah B3.
 Pengawasan penyediaan air bersih.
 Pengawasan air bersih di kapal.
 Pengawasan pestisida di pelabuhan.
 Pengawasan pencemaran tanah.

4
 Pengawasan levalansir/supplier bahan makanan.

Seksi KLW ( Kesehatan Lintas Wilayah) dengan kegiatan sebagai berikut:

 Pemeriksaan kesehatan ABK.


 Pengawasan obat dan alat kesehatan di kapal/pesawat.
 Pengawasan lalu lintas orang sakit.
 Vaksinasi internasional.
 Pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja setiap 2
bulan sekali.
 Pelayanan mobile VCT HIV dan IMS pada populasi beresiko (konseling
posttest).

B. Pengawasan dan Pengendalian Vektor


Pengendalian vektor merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi vektor serendah mungkin, sehingga keberadaannya tidak lagi
berisiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah. Dalam kegiatan
magang yang di lakukan mahasiswa Poltekkes mendapatkan hewan pembawa
penyakit antara lain :

a. Tikus dan Pinjal

Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub


ordo Myormorpha, family muridae. Family muridae ini merupakan
family yang dominan dari ordo rodentia karena mempunyai daya
reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan
(omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang
diciptakan manusia. Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku
Muridae. Sedangkan Pinjal Serangga yang termasuk ordo
Siphonaptera. Pinjal merupakan serangga parasit yang umumnya
ditemukan pada hewan, tetapi terkadang jugapada manusia.
Pinjalmenghisap darah dari inang yang ditumpanginya. Ada pun ciri
ciri dari pinjal seperti Pinjal tidak memiliki sayap, namun memiliki
kaki belakang yang kuat sehingga mampu melompat dan berlari
melewati rambut atau bulu pada permukaan tubuh inangnya.[5] Pinjal

5
dewasa dapat tumbuh hingga panjang 1 sampai 3 milimeter dengan
tubuh berbentuk pipih vertikal dan berwarna cokelat kemerahan atau
cokelat kehitama. Pinjal juga dapat menjaddi ancaman pertama bagi
manusia dan hewan karana pinjal dapat menyebabkan penyebaran
penyakit seperti :
Spesies tikus yang paling dikenal adalah :

 Tikus got (Rattus Norvegicus).

Tikus got ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-400 mm,
panjang ekornya 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga 18-22 mm
dan mempunyai rumus mamae 3+3=12. Warna rambut bagian atas coklat
kelabu, rambut bagian perut kelabu.
 Tikus Ladang (Rattus Exulans).
Tujuh tikus ladang mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 139-365
mm, panjang ekor 108-147 mm, kaki belakang 24-35 mm dan ukuran
telinga 11-28 mm dan mempunyai rumus mamae 2+2=8. Warna rambut
badan atas coklat kelabu rambut bagian perut putih kelabu.
 Tikus Sawah (Rattus Argentiveter)
Panjang tikus sawah dari ujung kepala sampai ujung ekor 270-370 mm,
panjang ekor 130-192 mm, dan panjang kaki belakang 32-39 mm, telinga
18- 21 mm, berwarna coklat muda berbintik-bintik putih.
Dari spesies tikus secara umum merupakan tuan rumah untuk perantara terhadap
jenis penyakit yang dapat membahayakan manusia maupun dapat merugikan
manusia yaitu :
 Leptospirosis
Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri leptospira
berbentuk spiral yang menyerang mamalia dan dapat hidup di air tawar
selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih
yang tidak diencerkan akan cepat mati.
 Plague/Penyakit Pes/Sampar/La Peste
Pes atau sampar atau plague atau la peste merupakan penyakit zoonosis
yang timbul pada hewan pengerat dan dapat ditularkan pada manusia.

6
 Salmonellosis.
Salmonellisis merupakan penyaklit yang disebabkan bakteri
salmonella yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia.

b. Nyamuk

Nyamuk merupakan salah satu jenis ektoparasit yang dapat


mengganggu kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Hal ini dikarenakan
sumber nutrisi nyamuk yang digunakan sebagai sumber energi yaitu gula dari
nektar untuk mempertahankan hidup nyamuk jantan, sedangkan sumber nutrisi
darah dibutuhkan oleh nyamuk betina untuk perkembangan telurnya (Iryani,
2011).

Nyamuk Aedes adalah spesies nyamuk yang berendemik di daerah


beriklim tropis dan subtropis di seluruh dunia. Nyamuk ini diperkirakan
mencapai 950 spesies dan tersebar diseluruh dunia. Distribusi Aedes dibatasi
dengan ketinggian wilayah kurang dari 1000 meter di atas permukaan air laut
(WHO, 2004). Nama Aedes berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti
"tidak menyenangkan", karena nyamuk ini menyebarkan beberapa penyakit
berbahaya seperti demam berdarah dan demam kuning.

Nyamuk aedes sp dapat menyebabkan penyakit Demam Berdarah


Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang utama di Indonesia, jumlah penderita dan luas penyebarannya semakin
sering dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia
Demam Berdarah pertama kali ditemukan yaitu dikota Surabaya pada tahun
1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang. meninggal dunia
(Angka Kematian (AK) : 41.3%) sejak saat itu penyakit ini menyebar di
Indonesia (Jendela Epidemologi, 2010).
a. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut
yang berpotensi menyebabkan kematian. Gigitan nyamuk Aedes aegypyi
betina yang terinfeksi virus dengue adalah salah satu faktor penularan dari
penyakit DBD, Aedes aegypti betina membutuhkan darah manusia yang
mengandung banyak protein untuk memproduksi telur. Nyamuk betina
memerlukan 2-3 kali hinggap dan menghisap darah, ketika nyamuk Aedes
betina menghisap darah, dia menyuntikkan air liur yang berisi virus dengue ke

7
dalam luka gigitan, kemudian disinilah virus dengue berpindah tempat, dari
air liur nyamuk ke dalam tubuh. Nyamuk ini mendapatkan virus setelah dia
menggigit korbannya yang sudah terinfeksi virus Dangue. Kemudian nyamuk
itu menggigit orang lain dan terjadilah penularan, masa inkubasi virus terjadi
selama 8- 10 hari. Nyamuk Aedes yang terinfeksi mampu menjadi pembawa
virus selama sisa hidupnya (Pratiwi, 2016).

c. Larva Nyamuk
Larva nyamuk aedes lebih menyukai air bersih, akan tetapi tetap dapat
hidup dalam air yang keruh baik bersifat asam atau basa. Larva beristirahat di
air membentuk sudut 17 dengan permukaan dan menggantung hampir tegak
lurus. Memurut Hiswani (2013), larva Aedes aegypti memiliki empat tahapan
perkembangan yang disebut instar meliputi : instar I, II, III dan IV, dimana
setiap pergantian instar ditandai dengan pergantian kulit yang disebut ekdisis.
Banyaknya bak penampungan air di sekitar rumah juga dapat menyebabkan
tingginya angka jentik.
Dalam pemeriksaan larva nyamuk (jentik) diperlukan pengukuran guna
memberikan keterangan hasil data dalam pengawasan vektor, pengukuran
tersebut meliputi:
1. HI (House Index) adalah jumlah rumah positif jentik dari seluruh
rumah yang diperiksa.

2. CI (Container Indeks) adalah jumlah countainer yang ditemukan


larva seluruh countainer yang di periksa.

3. BI (breteau Indeks)adalah presentsi jumlah waduh air yang terdapat


jentik dalam 100 rumah yang di perikisa.

8
d. Kecoa

Kecoa merupakan salah satu jenis serangga yang sering ditemui


disekitar lingkungan tempat tinggal kita. Spesies kecoa hingga kini tercatat
lebih dari 4.500 telah diidentifikasi. Kecoa merupakan salah satu serangga
yang berbahaya bagi manusia, karena beberapa spesies kecoa diketahui dapat
menularkan penyakit pada manusia seperti TBC, tifus, asma, kolera, dan
hepatitis.
C. Sanitasi Kapal
Sanitasi Kapal merupakan salah satu usaha yang ditujukan terhadap faktor
risiko lingkungan dikapal untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit guna
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal mencakup seluruh
aspek penilaian kompartemen kapal antara lain: dapur, ruang penyediaan makanan,
palka, gudang, kamar anak buah kapal, penyediaan air bersih, dan penyajian makanan
serta pengendalian vektor penular penyakit atau rodent (IHR,2005).
Menurut Permenkes No 40 tahun 2015 pemeriksaaan sanitasi kapal adalah
kegiatan pemeriksaan faktor risiko kesehatan masyarakat diatas kapal. Pemeriksaan
sanitasi dilakukan pada seluruh ruang dan media pada kapal yang meliputi dapur,
ruang rakit makanan, gudang, palka, ruang tidur, air bersih, limbah cair, tangki air
ballast, sampah medik dan sampah padat, air cadangan, kamar mesin, fasilitas medik,
kolam renang, dan area lain yang diperiksa.
Menurut Permenkes No 40 tahun 2015 tujuan dari pemeriksaan sanitasi kapal
adalah untuk menilai kondisi sanitasi kapal terkait ada atau tidak adanya faktor risiko
kesehatan masyarakat. Faktor risiko tersebut dapat berupa bukti infeksi atau
kontaminasi termasuk setiap stadium pertumbuhan vektor, binatang pembawa
penyakit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, mikrobiologi, kimia, risiko
lainnya pada kesehatan manusia, tanda dari tindakkan sanitasi yang tidak mencukupi
dan atau informasi mengenai setiap kasus paa manusia sebagaimana dimaksudkan
dalam Maritim Declaration of Health (MDH).

9
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis, 6 Juli 2023 - Selesai
Jam : 09.00 WIB – Selesai.
Lokasi : Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilayah Kerja Kuala
Tungkal.

B. Alat dan Bahan


1. Formulir penilaian.
2. Alat tulis.
3. Kamera.
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Membuat Instrumen Pengawasan Kesehatan Lingkungan di pelabuhan.
2. Meminta izin pelaksaan praktek kepada pimpinan atau pengelola.
3. Melakukan Inspeksi Sanitasi terkait pengawasan dan pengendalian vektor.
4. Melakukan observasi, wawancara dan pengambilan dokumentasi.
5. Membuat Laporan Praktek.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Nyamuk Aedes

Dari hasil pemeriksaan yang didapat, ditemukan nyamuk aedes


berdasarkan dari kunci identifikasi, yaitu :
b. Berwarna hitam kecoklatan.
c. Terdapat bercak putih pada tubuh dan ukuran tubuhnya kecil.
d. Ditemukan sesuai dengan tempat peridukannya yaitu pada bak mandi.
e. Didapatkan pada pukul 17.00 sesuai dengan waktu aktif nyamuk aedes.
2. Larva Aedes

Dari hasil pemeriksaan yang didapat, ditemukan larva aedes, berdasarkan dari
kunci identifikasi, yaitu :
a. Terdapat saddle pada bagian anal segmen

b. Terdapat satu baris comb pada ujung abdomen

c. Ditemukan pada tempat penampungan air yang tidak kontak langsung


dengan tanah (bak mandi, dan container lainnya).

11
3. Tikus
a. Rattus-rattus

b. Rattus norvegicus

4. Kecoa

Kecoa yang didapat di wilayah KKP Wilker tungkal yaitu pada kantor Kementrian
Perhubungan terdapat 3 kecoa dalam waktu 1x24 jam. Dengan jenis kecoa yang
didapat adalah Periplaneta Americana sesuai dengan gambar dan hasil identifikasi
yang telah dilakukan, berikut ciri-cirinya :
1. Memiliki panjang 3,5 cm dan tinggi 7,5 mm

2. Berwarna merah kecoklatan mengkilat dengan garis.

3. Tubuhnya pipih dorsoventral.

4. Memiliki sepasang antenna yang panjang.

12
5. Pinjal

Dari jenis rattus-rattus yang diidentifikasi, terdapat 6 ekor pinjal dari dua ekor tikus
dengan jenis Xenopsylla cheopihis dengan jenis kelamin 4 ekor pinjal betina dan 2
ekor pinjal jantan.

B. Pembahasan
Pengendalian vektor
1. Tikus dan pinjal
Pengendalian tikus dilakukan dengan cara memasang perangkap tikus guna
mengendalikan populasi tikus di sekitar wilayah pelabuhan. Pengendalian tikus
dengan menggunakan perangkap dinilai lebih efektif daripada menggunakan cara
lainnya.
2. Jentik nyamuk dan nyamuk dewasa
Pengendalian jentik nyamuk dilakukan dengan cara membersihkan bak
penampungan air ataupun container lainnya dan memberikan obat yang dinilai
ampuh untuk membunuh jentik nyamuk yang terdapat pada bak penampungan air
berupa abatte. Untuk pengendalian nyamuk dewasa dilakukan kegiatan fogging.
3. Kecoa
Pengendalian kecoa dilakukan dengan memasang perangkap kecoa yaitu dengan
merk dagang “Hoy-Hoy” yang diletakkan pada sisi rumah yang memungkinkan
dijadikan sebagai tempat perkembangbiakan kecoa, selain itu dapat juga dilakukan
dengan membersihkan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya.

13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intervensi pengendalian sesuai dengan prioritas masalah yang dilakukan, dengan
cara :
1. Pengendalian Vektor DBD.
1. Melakukan penyuluhan mengenai bahaya dan pencegahan DBD.
2. Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk.
3. Melakukan gerakan 3M Plus.
2. Pengendalian kepadatan Tikus.
1. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
2. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
3. Meniadakan tempat-tempat yang mengundang kedatangan tikus.
4. Melakukan pengendalian mekanik seperti pemasangan perangkap
tikus.
3. Pengendalian kepadatan Kecoa.
1. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
2. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
3. Memasang perangkap Kecoa.
B. Saran
1. Diperlukan adanya kerjasama antara Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Kuala
Tungkal dengan masyarakat sekitar wilayah pelabuhan (baik daerah perimeter
maupun buffer) dalam mencegah penyebaran penyakit melalui media vektor dan
binatang pembawa penyakit.
2. Diharapkan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Wilker Kuala Tungkal terus
melakukan upaya penyehatan lingkungan pelabuhan dan masyarakat sekitar dengan
cara meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan
lingkungan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agnesia, Y., Nopianto, Sari, S. W., & Ramadhani, D. W. (2023).Demam


Berdarah Dengue (DBD) : Determinan & Pencegahan. NEM.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=KpCoEAAAQBAJ&oi=fn
d
&pg=PR1&dq=etiologi+dbd&ots=4Xolj9bLg&sig=iBzkKb8DJxhs_1UDw
I0O2S8BEs&redir_esc=y#v=onepage&q=eti ologi dbd&f=false Agustina,
N. (2022). Ayo Cari Tahu Apa itu Demam Berdarah, Kementerian Kesehatan
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Yankes Kemenkes RI.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/608/ayo-cari-tahu-apa-
itudemamberdarah Dakwani, T.-, 2019. Hygiene and Sanitation of Food
Processing Center in Gudang 100 Warehouse at Tanjung Perak Sea Port of
Surabaya 2018. J. Kesehat. Lingkung. 11, 69. Hidayani. (2020). Demam
Berdarah Dengue : Perilaku Rumah Tangga dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk dan Program Penanggulangan Demam Berdarah Dengue. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 1–20.
Kaeng, L.W., Warouw, F., Sumampouw, O.J., 2020. Perilaku Pencegahan dan
Kepadatan Hunian dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Indones.
J. Public Heal. Community Med. 1, 01–06. Kementerian Kesehatan RI. (2011).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 356/Menkes/Per/Iv/2008 tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. (2021). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2021 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan. Kementrian Kesehatan RI. (2016). Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 44 Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan.
Http://Www.Bphn.Go.Id/, 1–88.Sidorejo, U. P. (2022). Penyelidikan
EpidemiologiDBD.
https://pkmsidorejo.dinkes.lubuklinggaukota.go.id/berita/detail/penyelidika
nepidiomologi-dbd
Siyam, N., Sukendra, D. M., Santik, Y. D. P., Prastika, Y. D., As-Syifa, A. F. S.,
Fadila, F. N., Supriyono, S., & Utomo, N. I. (2022). Intervensi Dan

15
Hambatan Pencegahan Dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue.
Bookchapter Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, 1, 28–
58. https://doi.org/10.15294/km.v1i1.68

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai