Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI, PEMBEDAHAN DAN PENGAWETAN BASAH TIKUS

DI KKP INDUK KOTA JAMBI

Disusun Oleh :
KELOMPOK MAGANG KKP INDUK
1. DESI NURMALA PO71330210002
2. LIANA FEBRIANTI NINGSIH PO71330210005
3. WABIL SYAFRINAL PO71330210015
4. NYIMAS BALQIS AGUSTINI PO71330210017
5. MILATUL HOSANAH PO71330210021
6. RANI MAHESTU PO71330210024
7. DWI TRI DEMULYA MAHARANI PO71330210025
8. PUTRI RAYANI PO71330210031
9. ZHENDI ASPRA WIJAYA PO71330210036
10. FINA FARHANI PO71330210043
11. MUHAMMAD GHAZI ALGHIFARI PO71330210050
12. MHD ALIEF TAULANI PO71330210052
13. NADIA DURUR RAMADANI PO71330210054
14. ROSA ANGEL THERESIA PO71330210055

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


JAMBI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII SANITASI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Karena dengan Rahmat dan
karunianya, Kami masih diberi kesempatan untuk meyelesaikan tugas laporan Identifikasi Tikus
Di KKP Induk Kota Jambi. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas magang yang kami
laksanakan. Tidak lupa kami ucapkan kepada para pembimbing kami yang telah memberikan
kepercayaan kepada kami dalam menyelesaikan laporan ini, Serta teman-teman yang
memberikan dukungan baik berupa moral maupun moril dalam penyelesaian laporan ini. Oleh
karena itu, Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan laporan dan tugas-tugas berikutnya.

Jambi, 05 Juli 2023

Kelompok Magang KKP Induk


LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, Pembimbing KKP Induk yang Menerima dan
menyetujui laporan yang disusun oleh :
Judul Laporan : Identifikasi Tikus Di KKP induk Kota Jambi
Nama Kelompok : Kelompok Magang KKP induk Jambi
Prodi : DIII Sanitasi
Jurusan : Kesehatan Lingkungan

Jambi, 05 Juli 2023


Mengetahui

Pembimbing
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keberadaan vektor dan binatang pengganggu di lingkungan kehidupan manusia sudah
dimulapi sejak pertama kali manusia menciptakan tempat untuk bermukim. bermukim.
Bangunan Bangunan tempat tinggal tinggal manusia manusia memberikan memberikan
tempat pula bagi berbagai berbagai vektor dan binatang binatang pengganggu pengganggu
untuk berlindung, berlindung, memperoleh memperoleh makanan dan berkembang biak.
Dengan kondisi lingkungan yang relatif tidak ekstrim dan bebas dari musuh-musuh alaminya
serta tercukupinya kebutuhan makanan, maka populasi vektor dan binatang pengganggu itu
dapat terus meningkat sedemikian rupa sehingga menimbulkan masalah kesehatan manusia.
Tikus adalah satwa liar yang seringkali berasosiasi dengan kehidupan manusia. Asosiasi
tikus dengan manusia seringkali bersifat parasitisme, tikus mendapatkan keuntungan
sedangkan manusia sebaliknya. Tikus sering menimbulkan gangguan bagi manusia dibidang
kesehatan; pertanian; peternakan; rumah tangga. dalam pengendalian tikus dibutuhkan
pengetahuan dasar un tuk 4 pengendalian pengendalian tikus dan metode pengendalian.
pengendalian. Pengetahuan Pengetahuan dasar untuk pengendalian pengendalian tikus
meliputi meliputi Identifikasi, Identifikasi, Biologi Biologi dan perilaku perilaku tikus, Tanda
keberadaan tikus, Rodentisida, Resistensi tikus terhadap rodentisida, Bahaya rodentisida bagi
manusia
Dalam pengendalian tikus, diperlukan strategi yang dapat memadukan semua teknik
pengendalian yang kompatibel menjadi satu kesatuan program, sehingga populasi hama tikus
selalu berada pada tingkat yang tidak menimbulkan kerugian oleh karena itu perlu dilakukan
identifikasi lebih dalam mengenai Morfologi Tikus.

1.2. Rumusan Masalah


Dari uraian diatas, dapat ditarik beberapa pokok bahasan yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan tikus?
2. Apa saja jenis - jenis tikus yang telah didapatkan ?
3. Bagaimana langkah kerja / prosedur dalam mengidentifikasi, pembedahan dan
mengawetkan tikus, serta apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan?

1.3. Tujuan Umum:


1. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Tikus
2. Untuk Mengetahui Morfologi, prosedur pembedahan serta pengawetan Tikus
3. Untuk mengetahui teknik pengambilan dan identifikasi Tikus

1.4. Tujuan Khusus:


1. Untuk Mengetahui Jenis tikus yang telah didapatkan
2. Untuk mengetahui Langkah kerja atau Prosedur dalam mengidentifikasi Tikus serta apa
saja alat dan bahan yang akan dibutuhkan

1.5. Ruang Lingkup


Berdasarkan Latar Belakang dan Rumusan Masalah diatas maka ruang lingkup atau batasan
dari laporan kami yaitu Identifikasi Tikus yang telah didapatkan, antara lain Tikus Rattus
novergicus, tanezzumi dan Mus muscullus.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Pelaksanaan
 Waktu : 13.30 wib - selesai
 Tempat : laboratorium KKP induk
 Hari/tanggal : Rabu, 5 July 2023
B. Alat dan bahan

Identifikasi Pembedahan Pengawetan Basah


- Karung - Gunting - Alcohol 70%
- Kapas - Pisau bedah - - wadah/baskom
- Klorofom
- Sisir
- Penggaris
- Timbangan digital
- pinset
- Baskom
- Handscoon
- Masker
- Jas lab

C. Prosedur
Identifikasi Pembedahan Pengawetan basah
- Mengukur tubuh - Raba tubuh tikus Siapkan alcohol 70%,
tikus dari ujung yang terletak di lalu masukkan kedalam
kepala hingga ujung jantung tikus, lalu wadah yang berisi tikus
ekor, Panjang buat garis 3-5 cm, yang sudah dibedah,
telapak kaki hingga nampak tuangkan alcohol 70%
belakang, Panjang organ dalam, lalu hingga tubuh tikus
telinga, Panjang letakkan tubuh tikus tenggelam.
tubuh tikus, Panjang dalam
ekor tikus. wadah/baskom.
- Sisir tubuh tikus
secara berlawanan
arah.
- Basahi pinset
menggunakan air
lalu ambil pinjal
yang keluar dari
tubuh tikus, letakkan
ke dalam
wadah/Petridis.

D. Hasil
NO Jenis Tikus TL T HF E M W Warna Warna Ekor Bentuk Kotoran
Badan Moncong
1. Rattus 45 26 4 cm 2 cm/ - 390 Hitam Abu-abu Panjang Hitam
norvegicus cm cm 20 gr kekuningan kehitaman menonjol kapsul
mm keluar
melebihi
permukaan
gigi (tumpul)
2. Mus 32 16 3 15 - 72 Abu Hitam Panjang Hitam
musculus cm cm cmn/ mm gr kecoklatan kecoklatan menonjol lonjong
30 keluar
mm melebihi
permukaan
gigi (Tumpul)
3. Rattus 39 17 4,3 2,5 10 215 Abu-abu Abu-abu tumpul Hitam
tanezumi cm cm cm mm gr kecoklatan kecoklatan kecil-
bersisik kecil

E. Pemasangan Perangkap:
Perangkap dapat digunakan untuk mengurangi gangguan tikus, Perangkap yang
digunakan dapat berupa perangkap hidup (live trap), perangkap mati (snap trap,break-back
trap) atau perangkap berperekat (papan lengket perangkap). Saat ingin menggunakan alat ini
harus dicuci dengan air yang cukup banyak, segera setelah digunakan. Pencucian terhadap
perangkap yang baru digunakan bertujuan untuk menghilangkan sisa urine, feses, dan atau
darah tikus yang dapat menimbulkan jebakan pada tikus lainnya. Karena itu, perangkap jenis
ini lebih efisien, walaupun kurang praktis karena harus sering dicuci. Umpan yang digunakan
dalam perangkap harus benar-benar menarik dan disukai. Perangkap diletakkan pada tempat-
tempat yang biasa dikunjungi oleh tikus yang dapat dilihat dari tanda kehadiran tikus.

1. Identifikasi Tikus
Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo Myomorpha, famili
muridae. Family muridae ini merupakan family yang dominan dari ordo rodentia karena
mempunyai daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan (omnivorous)
dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang diciptakan manusia. Tikus adalah
mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah
mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua
negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi.

A. Tikus Rumah (Rattus tanezumi) Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai
ujung ekor 220-370 mm, ekor 101 -180 mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran telinga
13-23 mm, sedangkan rumus mamae 2+3=10. Warna rambut badan atas coklat tua
dan rambut badan bawah (perut) coklat tua kelabu. tikus rumah merupakan jenis
domestik, yaitu aktivitas dilakukan di dalam rumah manusia atau disebut juga tikus
komensal (commensal rodent) atau synanthropic. Umur tikus rumah rata-rata satu
tahun dan mencapai dewasa siap kawin pada umur 2-3 bulan baik pada tikus
jantan maupun
betina. Masa bunting selama 21-23 hari dan seekor tikus betina dapat melahirkan 6-
12 (rata-rata 8) ekor anak tikus. Setelah 24-48 jam melahirkan, tikus betina siap
kawin lagi atau disebut post partum oestrus.

B. Tikus Got (Rattus Norvegicus)


Tikus got ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-400 mm, panjang
ekornya 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga 18-22 mm dan mempunyai
rumus mamae 3+3=12. Warna rambut bagian atas coklat kelabu, rambut bagian perut
kelabu. Tikus ini banyak dijumpai diseluruh air/roil/got di daerah kota dan pasar.

C. Mencit (Mus Musculus)


Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran
kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan
pengganggu karena kebiasaannya menggigiti kabel dan barang-barang kecil 8 lainnya,
serta bersarang di sudut-sudut lemari. Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan
dari mencit, melalui proses seleksi. Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai
ekor kurang dari 175 mm, ekor 81 -108 mm, kaki belakang 12-18 mm, sedangkan
telinga 8- 12 mm, sedangkan rumus mamae 3+2=10. Warna rambut badan atas dan
bawah coklat kelabu.

D. Ixodes brunnes (pinjal tikus)


Didapatkan dua ixodes brunnes pada tubuh tikus mus musculus. Setelah di amati
caplak (ixodes brunnes) memiliki ciri sebagai berikut:
Ixodes sp. Badan berbentuk bulat telur, dengan bagian terlebar lebih kurang di
bagian tengah. Skutum berbentuk segi enam, panjangnya kira-kira setengah panjang
badan, sisi-sisi postero-lateral sedikit cekung. Basis capituli berbentuk segitiga di
bagian dorsal dengan sudut-sudut lateral tajam, bagian ventral berbentuk segi empat
dengan sudut-sudut tumpul, auricula jelas, dan Duri coxa I tajam.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Metode identifikasi yang di gunakan yaitu metode pengamatan dan pengukuran. jenis
tikus yang telah teridentifikasi yakni spesies Tikus got (Ratusnorvegicus) adalah salah satu
spesies tikus yang paling umum dijumpai di perkotaan.Tikus got ini mempunyai bobot
seberat 310 dan 300 gram, mempunyai panjang ujung kepala hingga ekornya 33 dan 43 cm.
kaki belakang 3,6 dan 4,5 cm, telinga 2,3 dan2,5 cm dan berjenis kelamin jantan. Warna
rambut badan atas cokelat kelabu, rambut bagian perut kelabu.

3.2. Saran
 Pada tahap pengukuran bagian tubuh tikus di lakukan dengan cermat dan teliti.tidak
terburu buru dalam melakukan identifikasi, sehingga menghasilkan identifikasi dan
pengukuran yang akurat.
 Upaya pengendalian tikus riul ini agar tidak terjadi penyakit tular rodensia dapat
dilakukan antara lain dengan menjaga kebersihan lingkungan,pengelolaan sampah yang
baik dan sanitasi lingkungan baik di dalam maupunluar rumah. Selain itu, perlu juga
melaksanakan rat-proofing terhadap semuabangunan.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai