Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

INSPEKSI SANITASI KOLAM RENANG


SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Moh. Ilham A. Lensun
2. Sukmawati Kusnan
3. Veren Solang
4. Natasya Lampow
5. Patricia Koho
6. Gerry M. Ngau
7. Abdul Harus

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
S1 TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktikum tentang Inspeksi Sanitasi Kolam Renang Sanitasi


Tempat-Tempat Umum yang telah diperiksa dan disetujui oleh instruktur dan
dosen pembimbing.

Mengetahui

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Agnes T. Watung, S.Pd, SKM, M.Si Marlyn M. Pandean, S.Pd, SKM, MPH

NIP. 196408261988032002 NIP. 196507201988032001

Dosen Pembimbing 3

Ferdy G. Pakasi, SKM, M.Si

NIP. 195808081985031009

Instruktur I

Junaidi Maase, S.Tr. KL

NIP. 919890613201901101

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat sehingga kami bisa menyelesaikan laporan yang berjudul
“Laporan Praktikum Inspeksi Sanitasi Kolam Renang Sanitasi Tempat-
tempat Umum”.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya laporan ini mampu
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
terkait inspeksi sanitasi pasar.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada laporan ini masih dapat ditemukan
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar
menanti kritik dan saran untuk hasil yang lebih baik lagi kedepannya.
Di akhir kami berharap laporan yang sederhana ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam laporan ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Manado, 25 April 2021


Penyusun,

Kelompok 5

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianKolam Renang........................................................................3
B. Sanitasi Kolam Renang...........................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Inspeksi Sanitasi Kolam Renang...........................................................29
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................20
B. Saran......................................................................................................20
LAMPIRAN.....................................................................................................21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan/atau alat yang
dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya. Oleh
karena itu, perlu pengelolaan demi kelangsungan kehidupan dan
penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial, yang memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja dengan
produktif secara sosial ekonomis.
Penularan penyakit dapat terjadi di tempat-tempat umum karena
kurang tersedianya air bersih dan jamban, kurang baiknya pengelolaan
sampah dan air limbah, kepadatan vektor berupa lalat dan nyamuk,
kurangnya ventilasi dan pencahayaan, kebisingan dan lain-lain. Tempat-
tempat umum yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai penyakit antara
lain diare, infeksi saluran pernafasan akut serta penyakit-penyakit akibat
terpapar asap rokok, seperti penyakit paru-paru, jantung dan kanker, yang
selanjutnya dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Salah satu cara untuk mengelola sarana dan bangunan umum tersebut
adalah dengan cara melakukan sanitasi.Sanitasi merupakan salah satu
komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk
membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan buangan (sampah) berbahaya lainnya,
dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Sanitasi sangat penting dilakukan, terutama sanitasi yang berada di tempat-
tempat umum.
Untuk meningkatkan kunjungan ke kawasan wisata Tugu Khatulistiwa,
pemerintah Kota Pontianak melaksanakan berbagai upaya peningkatan fasilitas
serta sarana dan prasarana pendukung termasuk didalamnya adalah
peningkatan sanitasi. Untuk meningkatkan sanitasi yang sesuai harapan,
diperlukan upaya untuk mengembangkan wisata sekaligus kesehatan bagi
pengunjung dan masyarakat setempat.

1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui variabel formulir pemeriksaan inspeksi
sanitasi di kolam renang Lomban Water Park.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui keadaan lingkungan umum di kolam renang
Lomban Water Park.
b. Untuk mengetahui tentang fasilitas sanitasi di kolam renang
Lomban Water Park.
c. Untuk mengetahui keadaan sarana dan fasilitas lain yang terdapat
pada kolam renang Lomban Water Park.
d. Untuk mengetahu apakah sanitasi objek kolam renang Lomban
Water Park. memenuhi syarat atau tidak.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kolam Renang


Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa
melakukan suatu kegiatan mandi atau membersihkan badan baik yang
bertujuan untuk olah raga maupun hanya sekedar mencari kesenangan.
Banyak definisi kolam renang yang dikemukakan antara lain menurut
Menteri Kesehatan dalam Permenkes No. 061/Menkes/Per/I/1991 dalam
Rozanto (2015), tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan
pemandian umum menyatakan “kolam renang adalah suatu usaha bagi
umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolah raga
serta juga pelayanan lainnya menggunakan air bersih yang telah diolah”.

B. Sanitasi Kolam Renang


Kolam renang yang ideal adalah kolam renang yang senantiasa
memenuhi syarat keamanan, kebersihan, dan kenyamanan. Suatu kolam
renang diharapkan mampu memberikan kenyamanan bagi para pengunjung
namun tetap harus mengedepankan faktor keamanan, terutama untuk semua
fasilitas penunjang yang berada di dalam area kolam renang. Selain itu,
menurut Mukono (2010) dalam Rozanto (2015), aspek kebersihan juga
merupakan hal penting untuk diperhatikan karena berkaitan erat dengan
aspek kesehatan khususnya faktor penularan penyakit. Penyakit-penyakit
yang dapat ditularkan di kolam renang meliputi semua penyakit food and
water borne disease, seperti penyakit mata, penyakit kulit, penyakit kuning
(hepatitis), dan penyakit yang berhubungan dengan pencernaan.

3
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.061 Tahun 1991, suatu
kolam renang harus memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan kolam
renang, antara lain:
1. Persyaratan umum
a) Lingkungan kolam renang harus selalu dalam keadaan bersih dan
dapatmencegahkemungkinan terjadinya penularan penyakit serta ti
dak menjadi sarang danperkembangbiakan vector penular penyakit.
b) Bangunan kolam renang dan semua peralatan yang digunakan
harus memenuhi persyaratan kesehatan serta dapat mencegah
terjadinya kecelakaan.
2. Persyaratan tata bangunan
Setiap bangunan di lingkungan kolam renang harus tertata
sesuai fungsinya dan harus memenuhi persyaratan kesehatan sehingga
tidak menyebabkan pencemaran terhadap air kolam renang.
3. Persyaratan konstruksi bangunan
a) Lantai
1) Lantai kolam renang harus kuat, kedap air, memiliki permukaan
yang rata, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
2) Lantai kolam renang yang selalu kontak dengan air harus
memiliki kemiringan yang cukup (2-3 persen) ke arah saluran
pembuangan air limbah.
b) Dinding kolam renang
1) Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.
2) Permukaan dinding yang selalu kontak dengan air harus terbuat
dari bahan yang kuat dan kedap air.
c) Ventilasi
Sistem ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di dalam
ruang dengan baik.
d) Sistem pencahayaan
1) Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai.
Untuk kolam renang yang digunakan saat malam hari harus
dilengkapi dengan lampu berkapasitas 12 volt.

4
e. Atap
Atap tidak boleh bocor agar tidak memungkinkan terjadinya
genangan air.
f. Langit-langit
Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 2,5 meter
dari lantai dan mudah dibersihkan.
g. Pintu
Pintu harus dapat mencegah masuknya vektor penyakit
seperti serangga, tikus, dan binatangpengganggu lain.
4. Persyaratan kelengkapan kolam renang
Kolam renang harus memiliki fasilitas kelengkapan diantaranya:
bak cuci kaki, kamar dan pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan
barang, kamar P3K, fasilitas sanitasi (bak sampah, jamban dan
peturasan, serta tempat cuci tangan) dan gudang bahan-bahan kimia
dan perlengkapan lain.
5. Persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi
a) Area kolam renang
1) Harus ada pemisah yang jelas antara area kolam renang dengan
area lainnya.
2) Kolam harus selalu terisi air dengan penuh.
3) Jumlah maksimum perenang adalah sebanding dengan luas
permukaan kolam dibagi 3 m2.
4) Lantai dan dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, berwarna
terang, dan mudah dibersihkan. Sudut dinding dan dasar kolam
harus melengkung.
5) Saluran air yang masuk ke kolam renang harus terjamin tidak
terjadi kontak antara air bersih yang masuk dengan air kotor.
Lubang pembuangan air kotor harus berada di dasar kolam
renang yang paling rendah dan berseberangan dengan lubang
masuknya air.
6) Lubang saluran pembunagan air kolam dilengkapi dengan ruji
dan tidak membahayakan perenang.

5
7) Kolam berkedalaman < 1,5 meter, kemiringan lantai tidak >
10%. Pada kedalaman > 1,5 meter kemiringan lantai kolam
tidak > 30%.
8) Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, jika terdapat
injakan maka pegangan dan tangga tidak boleh ada penonjolan,
terbuat dari bahan berbentuk bulat dan tahan karat.
9) Kolam harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah
sisinya.
10) Lantai tepi kolam harus kedap air dan memiliki lebar minimal
1 meter, tidak licin, dan permukaannya miring keluar kolam.
11) Pada setiap kolam harus ada tanda yang menunjukkan
kedalaman kolam dan tanda pemisah untuk orang yang dapat
berenang dan tidak dapat berenang.
12) Apabila ada papan loncat dan papan luncur, harus memenuhi
ketentuan teknis untuk mencegah kecelakaan.
b) Bak cuci kaki
1) Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang
1,5 meter, lebar 1,5 meter, dan kedalaman 20 cm dengan
pengisian air yang penuh.
2) Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm.
c) Kamar dan pancuran bilas
1) Minimal terdapat 1 pancuran bilas untuk 40 perenang.
2) Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas
untuk wanita.
d) Tempat sampah
1) Memiliki tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori
tangan.
2) Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat,
kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya.
3) Tempat sampah harus mudah dibersihkan dan memiliki volume
yang sesuai untuk menampung sampah dari tiap kegiatan.

6
4) Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak
terbuat dari beton permanen dan tidak menjadi ternpat
perindukan vektor penyakit.
5) Tempat pengumpul sampah sementara harus dikosongkan
minimal 3 x 24 jam.
e) Jamban dan peturasan
1) Tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan
1 buah jamban untuk tiap 60 orang pria dan harus terpisah antara
jamban untuk pria dan wanita.
2) Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.
3) Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung
diatas, maka harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2
buah peturasan untuk pria dan 3 buah jamban untuk wanita.
4) Jamban yang tersedia kedap air dan tidak licin, dinding
berwarna terang, jamban leher angsa, memiliki ventilasi dan
penerangan cukup, tersedia air pembersih yang cukup, dan
memiliki luas lantai minimal 1 m2.
5) Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat,
sistem leher angsa, luas lantai minimal 1,5 m2.
6) Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka untuk
tiap satu peturasan panjangnya minimal 60 m.
f) Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau
dan berdekatan dengan jamban peturasan dan kamar ganti pakaian
serta dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan cermin.
g) Gudang bahan kimia
1) Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan kimia.
2) Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan
aluminium sulfat atau bahan-bahan kimia lainnya.
h) Perlengkapan lain
1) Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan
berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin,

7
penyakit epilepsi, penyakit jantung dan lain-lain.
2) Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain:
pelampung, tali penyelamat dan lain-lain.
3) Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air kolam
renang secara berkala. Hasil pengukuran sisa khlor dan pH air
kolam renang harian, diumumkan kepada pengunjung melalui
papan pengumuman.
4) Tersedia tata tertib berenang dan anjuran menjaga kebersihan.
6. Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang
Untuk menjaga agar kolam renang tidak menjadi tempat
penularan penyakit, maka kualitas airnya harus benar-benar dijaga dan
diawasi agar senantiasa memenuhi persyaratan dan standar yang telah
ditetapkan oleh menteri kesehatan. Adapun persyaratan air kolam
renang yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
7. Syarat fisik
Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama dan biasanya
disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-
tipe tertentu organisme mikroskopik, serta persenyawaan-
persenyawaan kimia seperti phenol. Intensitas bau dan rasa dapat
meningkat bila pada air dilakukan khlorinasi (Sutrisno, 2010). Seperti
yang disebutkan dalam penelitian Cita dan Adriyani (2009), timbulnya
bau pada air kolam renang Tirta Krida berasal dari kandungan kaporit
yang berlebihan dalam air pada saat proses khlorinasi. Air yang jernih
adalah air yang bebas dari partikel bahan yang tersuspensi. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990,
kejernihan air dapat diukur dengan menggunakan Piringan Sechi yang
diletakkan pada dasar kolam yang terdalam dapat dilihat jelas dari tepi
kolam renang pada jarak lurus 9 m. Jika air kolam jernih maka
kenyamanan pengguna kolam renang saat berenang tetap terjaga.
8. Syarat kimia
Syarat kimia air pada kolam renang yang diperhatikan secara
terus menerus, antara lain:

8
a) Oksigen Terabsorsi (O2)
Kadar oksigen terlarut dalam air dapat dijadikan ukuran
untuk menentukan mutu air. Jika tingkat oksigen terlarut terlalu
rendah, maka organisme anaerob dapat mati ataupun menguraikan
bahan organik dan menghasilkan bahan seperti metana dan
hidrogen sulfida yang dapat menyebabkan air berbau busuk
(Rozanto, 2015).Batas maksimum yang telah ditetapkan oleh
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990
adalah 1 mg/L setelah terpapar dalam waktu 4 jam pada suhu
udara.

9
b) Sisa Khlor
Pada suatu kolam pembubuhan zat khlor harus benar-benar
diperhatikan dengan seksama dan terus menerus. Khlor merupakan
senyawa kimia yang bersifat bakteriosid dan digunakan sebagai
bahan desinfektan air kolam renang (Chandra, 2009). Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990,
batas pemberian senyawa khlor yang diperbolehkan adalah 0,2 –
0,5 mg/L. Dosis pemberian klorin untuk setiap kolam renang harus
diperhatikan sesuai dengan ketentuan yaitu sebanyak 2 gram/m3 air
(Chandra, 2009).
Senyawa khlor yang biasa digunakan dalam air kolam renang
adalah Kaporit (Ca(OCl2)). Penggunaan kaporit yang kurang dari
0,2 mg/l tidak akan dapat membunuh kuman patogen, sedangkan
penggunaan kaporit yang berlebihan atau melebihi 0,5 mg/l akan
mengakibatkan timbulnya keluhan kesehatan pada pengguna air
kolam renang misalnya timbulnya iritasi.
c) pH
Batas pH air kolam renang yang diperbolehkan yaitu antara
6,5 – 8,5. Jika pH tidak sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan dapat menghambat proses pengumpulan dan
menyebabkan iritasi pada mata perenang (Elly, 2007). Air yang
memiliki pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam,
sedangkan yang memiliki pH lebih besar dari pH normal akan
bersifat basa. Menurut John D Puetz (2013) dalam Rozanto (2015),
Kadar pH air dapat berpengaruh terhadap efektivitas khlorin
sebagai desinfektan, semakin tinggi pH air dapat mengakibatkan
proses khlorinasi tidak efektif karena 90% dari asam hipoklorit itu
akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit sehingga khasiat
desinfektan yang dimiliki khlor akan menjadi lemah dan
berkurang, karena kadar pH air yang naik atau turun akan
menentukan jumlah HOCl dan OCl- dalam air yang berperan dalam
membunuh kuman.

10
d) Tembaga (Cu)
Tembaga pada umumnya diperlukan oleh tubuh untuk
perkembangan tubuh manusia. Akan tetapi jika dosisnya terlalu
tinggi, tembaga justru bersifat racun yaitu dapat mengganggu
enzim yang terkait dengan pembentukan sel darah, dapat
menimbulkan gejala pada ginjal, hati, muntaber, pusing, lemah,
anemia, kram dan lain sebagainya. Pada dosis yang terlalu rendah,
tembaga dalam air dapat menimbulkan rasa kesat, berwarna, dan
korosi pada pipa (Soemirat, 2011). Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990, kadar maksimum
kandungan tembaga yang diperbolehkan dalam air kolam renang
adalah 1,5 mg/l. Adanya kandungan tembaga ini digunakan untuk
menghambat perkembang biakan pertumbuhan alga atau lumut.
e) Alumunium
Aluminium merupakan metal yang mudah dibentuk. Sumber
alamiah dari aluminium adalah bauksit dan kryolit. Pada dosis
tinggi aluminium dapat menimbulkan ganguan kesehatan. Sifat
toksisitas aluminium bergantung dari senyawanya, jika berikatan
dengan arsen seperti Al-arsenat zat tersebut sangat toksik (Rozanto,
2015). Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990, kadar maksimum kandungan tembaga
yang diperbolehkan dalam air kolam renang adalah 0,2 mg/l. Unsur
ini biasanya terkandung pada senyawa-senyawa bahan koagulan
dalam proses pengolahan air kolam, misalnya tawas (Al2(SO4)3).
f) Kebasaan (CaCO3)
Kesadahan dalam air dapat disebabkan oleh ion-ion
magnesium atau kalsium. Ion-ion tersebut terdapat dalam air dalam
bentuk sulfat, klorida, hidrogen karbonat. Sedangkan pada air alam,
kesadahan dapat disebabkan oleh garam karbonat atau garam
asamnya (Rozanto, 2015). Adanya kalsium klorida atau magnesium
sulfat disebabkan oleh geologi tanah disekitarnya Kadar kebasaan
(CaCO3) yang telah diperbolehkan dalam Peraturan Menteri

11
Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 adalah antara 50 –
500 mg/l.
9. Syarat bakteriologis
Syarat bakteriologis air kolam renang adalah syarat kualitas air
ditinjau dari segi ada tidaknya atau banyak sedikitnya jumlah
kehidupan mikroba air. Penentuan jumlah kuman ditujukan pada
kuman yang dapat tumbuh di laboratorium dan bukan menghitung
semua kuman yang terdapat di dalam kolam.
Penetapan jumlah kuman digunakan sebagai indikator
pengawasan kualitas air pada sistem pengolahannya. Jumlah
maksimum bakteri yang diperbolehkan adalah 200 per 1 ml sampel
air, sedangkan jumlah kuman golongan E. coli dalam kolam renang
yang diperbolehkan adalah 0,0/100 ml sampel air (Effendi, 2004).

12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Inspeksi Sanitasi Kolam Renang

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KOLAM RENANG


DAN ATAU PEMANDIAN UMUM

1. Nama Kolam Renang/* : Lomban Water Park


Pemandian umum
2. Alamat / No. Telp : jl. Bougenville, Tateli, Sulawesi Utara
3. Nama pengelola kolam : Alvius Lomban
renang /pemandian umum
4. Jumlah Karyawan : -
5. Izin Usaha No : -
6. Puskesmas Pemeriksa/NIP : -
7. a. Beri tanda √ pada kotak [ ] (kolom 4, dan lingkaran nilai (kolom 5)
untuk komponen penilaian yang sesuai.
b. Score (kolom 6) adalah bobot (kolom 3) dikalikan dengan nilai (kolom 5)
pada komponen penilaian yang sesuai (kolom 4).
c. Setiat variabel memiliki nilai maksimum 10 dan nilai minimum 0.

N BOBO NILA SKOR


VARIABEL UPAYA KOMPONEN YANG DINILAI
O T I E

1 2 3 4 5 6

I Persyaratan Kesehatan Lingkungan Dan Bangunan

A UMUM

1. Lokasi 3 [ √ ] Terhindar dari pencemaran kimia 8 24

[ √ ] Terhindar dari pencemaran fisika 8 24

[ √ ] Tidak terletak di daerah banjir 10 30

2. Lingkungan 2 [ √ ] Bersih

[ ] Tidak memungkinkan sebagai


tempat bersarang / berkembang
biak serangga dan tikus

13
[ ] Dapat mencegah masuk dan
berkembang biak binatang
pengganggu lain

[ √ ] Berpagar kuat 8 16

3. Bangunan 1 [ √ ] Kokoh / kuat 10 10

[ ] Tidak memungkinkan sebagai


tempat berkembang biaknya
serangga dan tikus

B PENGGUNAAN RUANG

4. Pembagian ruang 1 [ √ ] Dipergunakan sebagai fungsinya 10 10

C KONSTRUKSI

5. Lantai 2 [ √ ] Bersih 10 20

[ √ ] Bahan kuat, kedap air, 10 20


permukaan rata

[ √ ] Tidak licin 7 14

[ √ ] Yang selalu kontak dengan air 10 20


memungkinkan terjadinya geair
(miring ke arah saluran
pembuangan)

6. Dinding 1 [ √ ] Bersih 9 9

[ √ ] Permukaan yang selalu kontak 7 7


dengan air kedap air

[ √ ] Berwarna terang 10 10

7. Atap 1 [ √ ] Tidak bocor/kuat 10 10

[ √ ] Tidak memungkinkan terjadinya 10 10


genangan air

8. Langit-langit 1 [ √ ] Tinggi dari lantai minimal 2,5 m 10 10

[ √ ] Bersih 10 10

9. Pintu 1 [ √ ] Dapat dibuka, ditutup/dikunci 10 10


dengan baik

[ √ ] Dapat mencegah masuknya 8 8


binatang penganggu

10. Pencahayaan 1 [ √ ] Cukup terang pada setiap ruang 9 9

[ √ ] Tidak menimbulkan silau 9 9

N BOBO NILA SKOR


VARIABEL UPAYA KOMPONEN YANG DINILAI
O T I E

1 2 3 4 5 6

II Persyaratan Kesehatan Kamar Dan Ruang

14
A UMUM

11. Kondisi ruang 1 [ √ ] Tidak pengap 10 10

[ ] Bebas kuman alpha streptococus


haemoliticus dan kuman
pathogen

[ ] tidak berbau (H25 dan amoniak)

[ ] Kadar gas beracun tidak melebihi


nilai ambang batas

[ ] tingkat kebisingan tidak melebihi


persyaratan (kamar tidur <40 dba,
kantor <75 dba, dapur <80 dba)

B KHUSUS

12. Ruang istirahat 1 [ ] Bersih


karyawan
[ ] Tersedai jamban, peturasan yang
terpisah untuk karyawan pria dan
karyawan wanita

[ ] Ruang istirahat karyawan pria


terpisah dengan karyawan wanita

[ ] Tersedia lemari / loker

13. Kamar mandi, jamban 4 [ √ ] Bersih 10 40


dan peturasan
[ ] Aliran air limbah lancar

[ ] Sarana pembuangan air limbah


kedap air dan tertutup

[ ] Perbandingan juml. Karyawan


dengan min. Kamar mandi,
jamban dan peturasan

Untuk karyawan pria:

- 1 s/d kary. Tersedia 2 kamar mandi 1


jamban, 1 peturasan
- 26 s/d 50 kary. Tersedia 2 kamar
mandi, 1 jamban, 3 peturasan
- 51 s/d 100 kary. Tersedia 5 kamar
mandi, 3 jamban dan 5 peturasan

Untuk karyawan wanita:

- 1 s/d 20 karyawan tersedia 1 kamar


mandi dan 1 jamban
- 21 s/d 40 karyawan tersedia 2 kamar
mandi dan 1 jamban
- 41 s/d 70 karyawan tersedia 3 kamar
mandi dan 3 jamban
14. Gudang 1 [ ] Bersih

15
[ ] Gudang bahan makanan, bahan
berbahaya, alat kantor, alat rumah
tangga, dan lain-lain. Terpisah
satu sama lain

[ ] Barang yang disimpan ditata rapi

[ ] Dilengkapi dengan rak

[ ] Dilengkapi rak dan lantai minimal


20 cm

N BOBO NILA SKOR


VARIABEL UPAYA KOMPONEN YANG DINILAI
O T I E

1 2 3 4 5 6

III Persyaratan kesehatan Fasilitas Sanitasi

15. Penyediaan air 5 [ ] Pemenuhan syarat kualitas air


bersih

[ ] Tersedia dengan jumlah yang


cukup

[ ] Air tersedia pada setiap tempat


kegiatan secara
berkesinambungan

[ ] Distribusi air menggunakan


sistem perpupaan

[ ] Terhindar dari cemaran silang

16. Pembuangan air 2 [ ] Memiliki sarana pengolahan air


limbah limbah

[ ] Air limbah mengalir dengan


lancar

17. Pancuran bilas 2 [ ] Bersih dan tidak bau

[ ] Air mengalir dengan lancar dan


kontinyu

[ ] Lantai kedap air dan tidak licin

[ ] Untuk setiap 40 orang minimal


tersedia 1 pancuran bilas

18. Toilet untuk umum 3 [ ] Bersih dan tidak bau

[ ] Letaknya tidak berhubungan


langsung dengan dapur, kamar
tidur, ruang tamu

[ ] Lantai kedap air, tidak licin,


lantai miring ke arah sal.
Pembungan

16
[ ] Toilet untuk pria terpisah dengan
toilet untuk wanita

IV Pengeoloaan Sampah

19. Tempat sampah 2 [ ] Terbuat dari bahan yang kuat,


ringan, tahan karat, kedap air

[ ] Permukaan bagian dalam halus


dan rata

[ ] Mempunyai tutup dan mudah


dibuka/di tutup tampa mengotori
tangan

[ ] Jumlah dan volume tempat


sampah sesuai dengan produksi
dampah perhari

[ ] Mudah diisi dan dikosongkan

[ ] Sampah dari tiap ruangan


diangkut / dikosongkan tiap hari

20. Tempat penampungan 2 [ √ ] Tidak permanen 10 20


sampah sementara
[ √ ] Tidak menjadi tempat 10 20
perindukan serangga dan
binatang

[ √ ] Mudah dijangkau oleh kendaraan 7 14


pengangkut sampah

[ ] Frekuensi pengosongan /
pengangkutan smpah minimal
2x24 jam

21. Peralatan pencegahan 1 [ ] Dilengkapi dengan alat yang


masuknya serangga dapat mencegah masuknya
serangga dan tikus

[ ] Sarana penyimpanan air harus


tertutup dan terbebas jentik
nyamuk

22. Area kolam renang 3 [ √ ] Ada pemisah yang jelas antara 10 30


area kolam renang dengan area
lain senhingga orang yang tidak
berkepentingan tidak boleh
masuk

[ ] Ada pemisah yang jelas antara


area kolam renang dengan area
lain senhingga orang yang tidak
berkepentingan tidak boleh
masuk

[ ] Tidak ada pemisah yang jelas


antara area kolam renang dengan
area lainya

23. Volume air kolam 3 [ √ ] Kolam renang selalu terisi penuh 10 30


dengan air

17
[ ] Jumlah perenang maksimum
sebanding dengan luas
permukaan air kolam renang
dibagi 3

24. Konstruksi kolam 3 [ √ ] Lantai dan dinding kolam kuat, 10 30


kedap air, permukaan rata

[ √ ] Lantai berwarna putih atau terang 10 30

[ ] Sudut-sudut dinding dan dasar


kolam melengkung (conus)

[ √ ] Tidak terjadi hubungan langsung 10 30


antara air bersih dan air kotor

[ √ ] Lubang pengurasan dilengkapi 10 30


dengan jeruji besi

[ ] Pada kedalaman kolam kurang


berbentuk bulat, tahan karat dan
tidak menonjol

[ √ ] Tangga dan pegangan kolam 8 24


berbentuk bulat, tahan karat dan
tidak menonjol

[ √ ] Lantai di tepi kolam renang 10 30


kedap air, minimal 1m dan tidak
licin

[ √ ] Ada tanda-tanda yang jelas 8 24


tentang kedalaman kolam

[ √ ] Papan loncat/luncur sesuai 10 30


dengan persyaratan teknis yang
berlaku dan tidak membahayakan
perenang

25. Bak cuci kaki 2 [ ] Tersedia bak cuci kaki dengan


ukuran 1,5m x 20cm

[ ] Bak terisi penuh dengan air

[ ] Kadar sisa chloor 2 ppm

V Karyawan

26. Surat keterangan sehat 1 [ ] 80-100% jumlah karyawan


dari dokter yang memiliki
masih berlaku
[ ] 60-79% jumlah karyawan
memiliki

[ ] 40-59% jumlah karyawan


memiliki

[ ] 20-39% jumlah karyawan


memiliki

[ ] 1-19% jumlah karyawan


memiliki

18
[ ] 0% jumlah karyawan memiliki

VI Kualitas Air Kolam Renang Dan Air Pemandian Umum

A AIR KOLAM RENANG

1 Fisika

27. Bau 4 [ ] Tidak berbau

[ ] Berbau

28. Benda terapung 2 [ √ ] Bebas dari benda terapung 10 20

[ ] Tidak bebas dari benda terapung

29. Kejernihan 4 [ ] Jernih (diukur dengan piringan


seci)

[ ] Tidak jernih

2 Kimiawi

30. Aluminium 1 [ ] Lebih kecil/sama dengan 0,2


mg/l

[ ] Lebih besar dari 0,2 mg/l

31. Kebebasan (CaC03) 1 [ ] 50-500 mg/l

[ ] Lebih kecil/sama dengan 1,0


mg/l

32. Oksigen terabsorbsi 1 [ ] Lebih kecil/sama dengan 1,0


mg/l

[ ] Lebih besar dari 1,0 mg/l

33. pH (derajat keasaman) 1 [ ] 6,8 – 8,5

[ ] Lebih kecil 6,8 / <8,5

34. Sisa Chloor 10 [ ] 0,2 – 0,5 mg/l

[ ] Lebih kecil 0,2 mg/l

35. Tembaga sebagai Cu 1 [ ] Lebih kecil/sama dengan 1,5


mg/l

[ ] Lebih besar dari 1,5 mg/l

3 Mikrobiologi

36. Coliform Total 15 [ ] Nol dalam 100 ml air

[ ] Lebbih dari nol dalam 100 ml air

37. Jumlah Kuman 10 [ ] Lebih kecil/sama dengan 200


koloni/ml air

[ ] Lebih besar dari 200 koloni/ml


air

B AIR PEMANDIAN

19
1 Fisika

38. Bau 5 [ √ ] Tidak berbau 10 50

[ ] Berbau

39. Kejernihan 2 [ √ ] Jernih (diukur menggunakan 8 16


piringan seci)

[ ] Tidak jernih

40. Minyak 5 [ √ ] Tidak berbau minyak/tidak 10 50


nampak lapisan minyak/film

[ ] Berbau minyak/tampak lapisan


minyak/film

41. Warna 2 [ ] lebih kecil sama 100 skala TCU

[ ] lebih besar dari 100 skala TCU

[ ] 100 skala TCU

2 Kimiawi

42. Detekjen 2 [ ] Lebih kecil/sama dengan 1,0


mg/l

[ ] Lebih besar dari 1,0 mg/l

43. BOD 5 [ ] Lebih kecil/sama dengan 5,0


mg/l

[ ] Lebih besar dari 5,0 mg/l

44. Oksigen terlarut 5 [ ] Lebih besar/sama dengan 40,0


mg/l

[ ] Lebih kecil dari 4,0 mg/l

45. pH (derajat keasaman) 3 [ ] 6,5 – 8,5

[ ] Lebih kecil 6,5 / lebih besar dari


8,5

3 Mikrobiologi

46. Total Coliform 15 [ ] Lebih kecil/sama dengan 0,1


mg/l

[ ] Lebih besar 200 per 100 ml air

4 Radio Aktivitas

47. Aktifitas alpha (gross 3 [ ] Lebih kecil/sama dengan 0,1


alpha activity) mg/l

[ ] Lebih besar dari 0,1 mg/l

48. Aktifitas beta 3 [ ]

JUMLAH 100 TOTAL SCORE 1000 818

20
Manado, 23 April 2021

Mengetahui,

PENGELOLA KOLAM RENANG/ Kepala Dinas Kesehatan


PEMANDIAN UMUM Kab/Kota Manado

Antje B. Manus (......................................)

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Skore adalah bobot dikalikan dengan nilai pada komponen penilaian
yang sesuai
2. Total skore dari komponen yang dinilai adalah 14.500.
3. Standar penilaian inspeksi sanitasi kolam renang adalah total skor > 70%
atau > 75% dari seluruh total skore, 75% dari 14.500 adalah 10.875.
4. Total skore nilai dari komponen yang dinilai yang didapat dari inspeksi
sanitasi kolam renang Lomban Water Park adalah 818.
5. Dengan demikian total skore untuk inpseksi sanitasi kolam renang
Lomban Water Park adalah 818 atau <75%.
6. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kolam renang Lomban
Water Park belum memenuhi syarat kesehatan untuk inspeksi sanitasi
kesehatan lingkungan.
B. Saran
Proses pembangunan dipercepat sehingga tidak menghambat penggunaan
sarana prasarana dan fasilitas.Selain itu, pihak pengelola harus menyiapkan
setidaknya minimal kotak P3K dan alat pemadam kebakaran.

22
LAMPIRAN

23

Anda mungkin juga menyukai