DAN TRANSPORTASI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
anugrahnya, maka kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”SANITASI
PADA TEMPAT-TEMPAT UMUM” dengan baik. Makalah ini di buat bertujuan agar dapat
memahami dan mengembangkan materi yang disajikan, kami sadar makalah ini masih jauh
dari sempurna, baik dari segi materi maupun penyusunannya, maka kami para penyusun
secara terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah selanjutnya
menjadi lebih baik.
Dengan terselesaikanya makalah ini, kami berharap semoga bermanfaat bagi pembaca
dan rekan-rekan sekalian. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih juga kepada semua
pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembacanya. Terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
i. Kata Pengantar ..................................................................................i
ii. Daftar Isi ...........................................................................................ii
I. Bab I Pendahuluan ............................................................................1
I.1 Latar Belakang..............................................................................1
I.2 Tujuan............................................................................................1
II. Bab II Pembahasan .............................................................................2
II.1Pengertian TTU ............................................................................2
II.2Kesehatan lingkungan terminal ....................................................5
III. Bab III Penutup ................................................................................22
1.1 Kesimpulan ..................................................................................22
iii. Daftar Pustaka ...................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan
ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat tersebut perlu untuk diberikan
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum
guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan.
Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya
atau menularnya suatu penyakit. Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi
umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan
pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat
(Adriyani, 2005).
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat. interaksinya dengan tempat-
tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial, belajar maupun melakukan
aktifitas lainnya. Jadi sanitasi tempat-tempat umum sangatlah penting dijaga sanitasinya agar
tidak menimbulkan berbagai masalah kesehatan,misalnya menimbulkan penyakit berbasis
lingkungan.
PEMBAHASAN
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap
berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat dihindari.
Sehingga dapat dikatakan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pengendalian faktor-faktor
lingkungan untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang disebabkan
oleh faktor lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat optimal
(Depkes RI, 2002).
Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang)
dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil
maupun terus menerus, (Suparlan 1977).
1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap factor lingkungan dan factor manusia yang
melakukan kegiatan pada tempat-tempat umum.
2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut pengertian dan kesadaran
masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari tempat-tempat umum.
Tujuan di lakukan nya sanitasi di tempat-tempat umum adalah sangat berguna untuk:
1. Pemetaan (monitoring)
Pemetaan (monitoring) adalah meninjau atau memantau letak, jenis dan jumlah tempat-
tempat umum yang ada kemudian di salin kembali atau di gambarkan dalam bentuk peta
sehingga mempermudah dalam menginspeksi tempat-tempat umum tersebut.
2. Inspeksi sanitasi
Inspeksi sanitasi adalah penilaian serta pengawasan terhadap tempat-tempat umum dengan
mencari informasi kepada pemilik, penanggug jawab dengan mewawancarai dan melihat
langsung kondisi tempat-tempat umum untuk kemudian diberikan masukan jika perlu apabila
dalam pemantauan masih terdapat hal-hal yang perlu mendapat pembenahan.
3. Penyuluhan
Penyuluhan terhadap masayarakat (edukasi) terutama untuk menyangkut pengertian dan
kesadaran masyarakat terhadap bahaya – bahaya yang timbul datu TTU.
PEMERINTAH
1. Belum semua peraltan dimiliki oelh tenaga pengawas pada tingkat II dan kecamatan
2. Masih terbatasnya pengetahan petugas dalam melaksanakan pengawasan
3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan STTU
4. Belum semua kecamatan/tingkat II memiliki saran transportasi untuk melakukan
kegiatan pengawasan
2.6 Higine Sanitasi Tempat Umum
Dalam industri kepariwisataan hotel merupakan sektor industri yang bergerak dalam bidang
jasa dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan, dimana hotel dituntut
dapat memberikan kepuasan kepada tamu baik dari fasilitas yang disediakan dalam
memenuhi kebutuhan tamu. Oleh sebab itu, pihak hotel harus mampu menciptakan suasana
yang di butuhkan oleh tamu, salah satu caranya meningkatkan Higiene dan Sanitasi
Penerapan Higiene dan Sanitasi perlu dilakukan diantaranya penerapan Higiene Sanitasi
Kitchen Department, peralatan dapur, karyawaan dapur, serta penerapan Higiene Sanitasi
makanan dan minuman karena dapur adalah tempat mengolah suatu makanan, untuk itu para
juru masak yang bertugas harus benar-benar memperhatikan segala sesuatu yang akan
dikerjakan dan dihasilkan, sehingga segala sesuatu yang dijual kepada tamu baik berupa
makanan dan minuman adalah hasil pilihan dan olahan yang baik.
Jasa pelayanan hotel disamping mempunyai dampak positif sebagai tempat istirahat yang
baik dan kesenangan hidup juga dapat menimbulkan dampak terhadap masalah kesehatan
masyarakat misalnya, para wisatawan juga dapat membawa penyakit yang belum ada
didaerah yang dikunjungi, misalnya penyakit AIDS. Oleh karena itu perlu sekali dilakukan
usaha desinfeksi semua peralatan bekas pakai, seperti tempat tidur, kamar mandi, jamban,
perlatan makan dan minum.
Hotel yang saniter akan sangat menunjang dalam memberikan kepuasan kepada para
pengunjung. Dalam hal ini sanitasi dapat mempunyai peranan Phisik dan Psikologi.
Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan umum di luar atau di dalam
bangunan hotel. Pengertian kebersihan disini dalam arti luas yang meliputi : kebersihan air,
makanan-minuman, kuman – kuman dapur, WC, peralatan serta bebas dari ganguan serangga
dan binatang pengerat (Tikus).
Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor lingkungan yang merugikan
kesehatan fisik maupun mental
Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion” yang secara tidak
langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.
1. Klasifikasi
Sasaran Sanitasi Hotel
Pada Umumnya sasaran sanitasi hotel menyangkut dua hal yaitu sanitasi“Lodging” dan
sanitasi “Catering”.
Sanitasi Lodging
Wilayah luar bangunan hotel (external hotel area) yang terdiri dari : halaman, tempat parkir,
pertamanan, pembuangan sampah, pembuangan air kotor.
Wilayah di dalam hotel (Internal hotel area) yang tefrdiri dari : sanitasi umum, sanitasi
kamar, sanitasi toilet, sanitasi ornament
Sanitasi Catering
Catering dalam kegiatan hotel adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan makanan
yang diolah dan dihidangkan dalam sebuah hotel. Kegiatan catering ini bisa berupa
penyediaan makanan dan minuman untuk keperluan hotel sendiri dan penyediaan makanan
untuk diluar hotel (Outside catering).Pada umumnya pengawasan ini diperlukan untuk
mencegah tersebarnya bermacam – macam penyakit lewat makanan, hal ini dapat ditujukan
pada :
Cara menyajikan :
Meja makan dan lantai ruangb makan besih, terlihat tidak ada lalat.
Pengambilan makanan melalui jendela khusus dari tempat penyimpanan makan masuk agar
bebas lalat/serangga.
Pintu ruangan dapat menutup sendiri sebagian tertutup dengan kawat kasa.
Pakaian karyawan catering harus bersih dan ganti setiap dan ini disediakan oleh
pesusahaan/hotel dengan dilengkapi penuitup kepala.
Harus ada WC dan urinoir tersendiri bagi karyawan catering dan tidak berhubungan langsung
pintunya dengan dapur.
Dianjurkan hotel menyediakan almari locker untuk menyimpan pakaian atau peralatan
pribadi dari setiap karyawan. Untuk meyakinkan tamu hotel akan kebersihan dari fasilitas
yang ada dalam hotel seperti : Lap makan, kamar, bowl wc dan dapat digunakan semacam
segel sanitasi kertas.
untuk berbelanja, dimana beberapa bentuk kegiatan pasar dikelola satu badan, seperti
Departemen Store, Supermarket.
1. Pengertian terminal
Terminal adalah tempat berkumpulnya manusia dari berbagai tempat untuk datang dan pergi,
untuk menunggu naik dan turun kendaraan bus atau angkutan umum yang lainnya. Teminal
merupakan simpul dalam sistem jaringan perangkutan jalan yang terdiri atas terminal
penumpang dan terminal barang. Dalam pembangunannya perlu dipertimbangkan antara
lain : lokasi, tata ruang, kapasitas, kepadatan lalu lintas dan keterpaduan dengan media
angkutan lainnya. ( H.J. Mukono)
1. Type Terminal
Terminal dipilah-pilah berdasarkan fungsi dan pelayanannya (PP No. 43 tahun 1993)
persyaratan type sebuah teminal yaitu :
1. Terminal Type A
– Terletak di ibu kota propinsi, kabupaten, dalam jaringan trayek antar kota antar
propinsi dan atau angkutan lintas batas negara.
– Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurang-
kurangnya berjarak 100 meter di pulau Jawa dan 50 meter dipulau lainnya.
2. Terminal Type B
– Terletak di ibu kota kabupataen atau kota dalam jaringan trayek antar kota dalam
propinsi.
– Terletak di jalan kolekter dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III B.
– Jarak antara dua terminal penumpang tipe B sekurang-kurnagnya 15 km dipulau Jawa,
30 km di pulau lainnya.
– Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di pulau Jawa dan
Sumatra dan 2ha di pulau lainnya.
– Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurang-
kurangnya berjarak 50 meter di Pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya.
3. Terminal Type C
– Terletak di dalam wilayah kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan pedesaan.
– Terletak dijalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi III A.
– Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal. Sesuai
kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
1. Fungsi Terminal
1. Terminal Penumpang
1). Type A : melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan atau
angkutan lintas batas negara.
2). Type B : melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan
kota dan angkutan pedesaan
Terminal Barang : berfungsi sebagai temrpat bongkar dan atau muat barang, serta
perpindahan intra atau antar moda transportasi.
1. Fasilitas Utama
Jalur pemberangkatan kendaraan umum.
Rambu-rambu dan papan informasi yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif
dan jadwal perjalan.
Pelataran parkir kendaraan pengantar /taksi (tidak disyaratkan bagi terminal type C).
1. Fasilitas Penunjang
Kamar kecil
Mushola
Kios/kantin
Ruang pengobatan
Ruang informasi dan pengaduan
Telepon umum
Tempat penitipan barang
Taman
1) Salon yang hanya menggunakan satu jenis (merk) kosmetik produk pabrik tertentu, salon
ini sebagai promosi, penerapan dan pengembangan serta evaluasi efektivitas produk
kosmetiknya.
2) Salon yang menggunakan lebih dari satu jenis merk kosmetik yang terdaftar di Kemenkes
RI sesuai dengan keinginan pelanggan.
3) Salon yang menggunakan kosmetika buatan sendiri, tidak menggunakan bahan terlarang
dan tidak dijual belikan.
2. a) Tempat usaha rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 9 m2.
3. b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 4 kursi, untuk kulit maksimum 2
dipan.
2) Salon kecantikan kulit atau rambut Type D memberikan pelayanan sederhana (dasar)
manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif. Kegiatan yang dilayani adalah :
2. a) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal 30 m2.
3. b) Jumlah kursi perawatan untuk rambaut maksimum 6 kursi, untuk kulit maksimum 3
dipan.
4. c) Salon kecantikan rambut atau kulit Type C memberikan pelayanan perawatan secara
manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif untuk rambut/kulit dengan kelainan ringan.
Kegiatan yang dapat dilayani adalah :
5. a) Tata kecantikan rambut , meliputi : pencucian kulit kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan rambut, pengeringan,
pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit kepala/rambut (creambath), pelurusan,
perawatan rambut dengan kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan)
6. b) Tata kecantikan kulit meliput: merawat kulit, wajah, tangan (menikur) dan kaki
(pedikur) dengan kelainan, merias wajah sehari-hari (pagi, siang, sore), panggung disco,
karakter, cacat, dan usia lanjut., penambahan bulu mata, menghilangkan bulu-bulu yang
tidak dikehendaki, perawatan kulit dengan menggunakan alat elektronik sederhana ( 2
jenis seperti frimator dan sauna)
7. Salon kecantikan Type B :
1) Fisik :
2. a) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal 50 m2.
3. b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk kulit maksimum 4
dipan
2) Salon kecantikan rambut atau kulit Type B memberikan pelayanan perawatan kecantikan
dan rambut secara manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif. Disini alat kecantikan (alat
elektronik) yang digunakan masih terbatas. Kegiatan yang dapat dilayani adalah :
2. a) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal 75 m2.
3. b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk kulit maksimum 4
dipan dengan penyekat atau merupakan cabin.
2) Salon kecantikan rambut atau kulit Type A memberikan pelayanan perawatan kecantikan
kulit dan rambut (beauty centre) yang memberikan pelaayanan lengkap baik manual,
preparatif, aparatif, dan dekoratif, ditambah perawatan khusus seperti obesitas, diet, senam. .
Disini alat kecantikan (alat elektronik) yang digunakan lengkap. Kegiatan yang dapat dilayani
adalah :
Salon kecantikan Type A dikelola secara institusional dengan menejemen yang baik seperti
Type B, tetapi disini lebih lengkap terutama staf ahli teknis.
1. a) Bersih
2. b) Tidak terdapat genangan air
3. c) Air mengalir dengan lancar
3) Bagian dalam :
1. a) Bangunan kuat, utuh, bersih, serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan
penyakit dan kecelakaan.
2. b) Pembagian ruang jelas sesuai dengan fungsinya, sep[erti ruang konsultasi, ruang
perawatankecantikan kulit dan rambut harus terpisah (diberi penyekat).
3. c) Bangunan gedung tidak menimbulkan gangguan terhadap rumah penduduk dan tidak
mengganggu keadaan di sekitarnya.
4. d) Lantai : kedap air, rata, tidak licin, serta mudah dibersihkan.
5. e) Dinding : Dinding disebelah dalam rata, berwarna terang, serta mudah dibersihkan.
6. f) Langit-langit : berwarna terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,5 m dari lantai.
7. g) Atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi tempat berkembangbiaknya serangga dan tikus.
8. h) Ventilasi / penghawaan :
9. i) Dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan baik. Lubang ventilasi minimal
5% luas lantai.
10. j) Bila lubang ventilasi tidak dapat menjamin pergantian udara dengan baik, maka dapat
digunakan peralatan ventilasi mekanis. Khusus untuk ruang ber AC, tidak diperlukan
lubang ventilasi.
11. k) Tersedia pencehayaan dengan intensitas yang cukup setiap ruangan, khusus ruang
pelayanan / ruang kerja intensitas cahaya minimal 150 luks dan tidak menimbulkan
kesilauan.
12. l) Pencegahan masuknya serangga dan tikus dilengkapi lubang penghawaan dilengkapi
dengan kawat kasa penahan nyamuk dan tikus,dan lubang pembuangan pada saluran air
limbah di kamar mandi, jamban dll., dilengkapi dengan jeruji.
13. m) Bila menggunakan fasilitas rak atau almari, maka sebaiknya antara bagian antara
bagian bawah rak/almari dengan lantai berjarak minimal 15 cm.
14. Penyediaan air bersih :
15. a) Kualitas air bersih memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan Menteri
Kesehatan
16. b) Air sebaiknya diperoleh dari PDAM. Bila menggunakan sumber air yang lain,
berkonsultasi ke Dinas Kesehatan setempat.
17. c) Kuantitas air harus tersedia secara cukup dan berkesinambungan sesuai dengan
kebutuhan.
18. d) Dinding bak penampungan air harus selalu dibersihkan secara berkala seminggu
sekali. Bak penampung berupa drum atau tempayan dilengkapi dengan penutup.
19. Pengelolaan limbah
1) Sarana pembuangan limbah tertutup, kedap air.
1. Tempat sampah
1) Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, kedap air, tahan karat, permukaan bagian dalam
halus, mudah dibersihkan, dan berpenutup.
2) Jumlah dan volume disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan setiap hari.
1. Persyaratan karyawan
a) Karyawan harus berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari
dokter.
b) Memiliki sertifikan/ijazah nasional dari Kementerian Pendidikan Nasional sesuai
kriteria salon
c) Memahami dan menerapkan etika profesi sebagai karyawan salon
d) Memakai pakaian kerja yang bersih, rapi, dan utuh
Peralatan kerja dan bahan
a) Alat yang berhubungan dengan kulit :
1) Sisir selalu dalam keadaan bersih dan baik.
2) Gunting selalu dalam keadaan bersih dan baik
4) Tempat bedak dan sabun selalu dalam keadaan bersih dan baik
1. b) Handuk :
1) Bersih
1. d) Bahan-Bahan
1) Pisau, gunting, dll., didisinfeksi dengan bahan kimia atau air panas
2) Kosmetika / wangi-wangian diperoleh dari sumber yang dipercaya dan bebas dari
potongan rambut.
1. Lain-lain
1) Tersedia minimal 1 buak kotak P3K yang berisi obat-obatan sederhana.
Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang dipergunakan
untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan
lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam
hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk
diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-
tempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan
melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan.
Dengan peran serta dari pengurus tempat-tempat ibadah diharapkan :
1. Berubahnya atau terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang
terdapat dilingkungan tempat ibadah yang dapat memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan
2. Meningkatnya mutu kesehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
3. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor lain dalam pelestarian
dan peningkatan penyehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
4. Terlaksananya pendidikan kesehatan tentang peningkatan kesehatan lingkungan .
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Anni. 2019. Kajian Sanitasi dan Tata Laksana Pemeliharaan Asrama Daerah Siak di
Wilayah Gondokusuman Tahun 2019.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta. Asmadi dan Suharno. 2012.
Dasar-Dasar teknologi Pengelolaan Air Limbah. Gosyen Publishing. Yogyakarta.
Brambudi, R.S. 2016.
Kepuasan Pemakai Toilet di Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta Tahun 2016.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta. Chandra, B. 2007.
Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Cahya. 2019.
Kajian Sanitasi dan Tingkat Kepuasan Siswa SMA N 1 Wedi Klaten.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta Deparetemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2008.
Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Direktorat Pemukiman dan Perumahan BAPPENAS.
2017. Sarana Sani