Anda di halaman 1dari 23

SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM, PEMUKIMAN

DAN TRANSPORTASI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :


1. SAMRINA (NIM : 21.13201.070)
2. MUHAMMAD JIHAN FIKRI
3. FACHRI ERLANG
4. FITRI
5. RESKY ANUGRAH
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
anugrahnya, maka kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”SANITASI
PADA TEMPAT-TEMPAT UMUM” dengan baik. Makalah ini di buat bertujuan agar dapat
memahami dan mengembangkan materi yang disajikan, kami sadar makalah ini masih jauh
dari sempurna, baik dari segi materi maupun penyusunannya, maka kami para penyusun
secara terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah selanjutnya
menjadi lebih baik.
Dengan terselesaikanya makalah ini, kami berharap semoga bermanfaat bagi pembaca
dan rekan-rekan sekalian. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih juga kepada semua
pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembacanya. Terimakasih.

Jeneponto, 20 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
i. Kata Pengantar ..................................................................................i
ii. Daftar Isi ...........................................................................................ii
I. Bab I Pendahuluan ............................................................................1
I.1 Latar Belakang..............................................................................1
I.2 Tujuan............................................................................................1
II. Bab II Pembahasan .............................................................................2
II.1Pengertian TTU ............................................................................2
II.2Kesehatan lingkungan terminal ....................................................5
III. Bab III Penutup ................................................................................22
1.1 Kesimpulan ..................................................................................22
iii. Daftar Pustaka ...................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang)
dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil
maupun terus menerus, (Suparlan 1977).

Tempat-tempat ibadah,hiburan,salon dll merupakan salah satu sarana tempat-tempat


umum yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan

Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan
ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat tersebut perlu untuk diberikan
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum
guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan.

Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya
atau menularnya suatu penyakit. Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi
umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan
pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat
(Adriyani, 2005).

Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat. interaksinya dengan tempat-
tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial, belajar maupun melakukan
aktifitas lainnya. Jadi sanitasi tempat-tempat umum sangatlah penting dijaga sanitasinya agar
tidak menimbulkan berbagai masalah kesehatan,misalnya menimbulkan penyakit berbasis
lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian sanitasi tempat-tempat umum?
2. Bagaimana tujuan sanitasi tempat-tempat umum?
3. Bagaimana ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum?
4. Bagaimana aspek penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum?
5. Bagaimana hambatan pelaksanaan sanitasi tempat-tempat umum?
6. Bagaimana sanitasi tempat umum di hotel,pusat perbelanjaan dll?
1.3 Tujuan
2 Mengetahui pengertian sanitasi tempat-tempat umum.
3 Mengetahui tujuan sanitasi tempat-tempat umum.
4 Mengetahui ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum.
5 Mengetahui aspek penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum.
6 Mengetahui hambatan pelaksanaan sanitasi tempat-tempat umum.
7 Mengetahui sanitasi tempat umum di hotel,pusat perbelanjaan dll.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap
berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat dihindari.
Sehingga dapat dikatakan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pengendalian faktor-faktor
lingkungan untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang disebabkan
oleh faktor lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat optimal
(Depkes RI, 2002).

Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit,


pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan
sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-
tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan
penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya (Chandra, 2007).

Sanitasi tempat-tempat umum, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup


mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat
dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum
merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan,
minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi
persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat (Mukono, 2005).

Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang)
dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil
maupun terus menerus, (Suparlan 1977).

Suatu tempat dikatakan tempat umum bila memenuhi kriteria :

1. Diperuntukkan masyarakat umum.


2. Mempunyai bangunan tetap/ permanen.
3. Tempat tersebut ada aktivitas pengelola,pengunjung/ pengusaha.
4. Pada tempat tersebut tersedia fasilitas :
5. Fasilitas kerja pengelola.
6. Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah, WC/ Urinoir, kamar mandi,
pembuangan limbah.
Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya
atau menularnya suatu penyakit. Untuk mencegah akibat yang timbul dari tempat-tempat
umum.

Usaha-usaha yang dilakukan dalam sanitasi tempat-tempat umum dapat berupa :

1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap factor lingkungan dan factor manusia yang
melakukan kegiatan pada tempat-tempat umum.
2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut pengertian dan kesadaran
masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari tempat-tempat umum.
 

2.2 Tujuan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Tujuan di lakukan nya sanitasi di tempat-tempat umum adalah sangat berguna untuk:

1. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala.


2. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan
lingkungan yang bersih dan sehat di tempat – tempat umum.
 

 Ruang Lingkup Sanitasi Tempat-Tempat Umum


Secara spesifik ruang lingkup sanitasi tempat – tempat umum di antara nya adalah:

1. Penyedian air minum (water supply)


2. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes disposal meliputi
sawage, refuse,excreta)
3. Hyigiene dan sanitasi makanan (food hygiene and sanitation)
4. Perumahan dan kontruksi bangunan (housing and contruction)
5. Pengawasan fektor (vector control)
6. Pengawasan pencemaran fisik (physical pollution)
7. Hygiene dan sanitasi industry (industrial hygiene and sanitation)
Adapun kegiatan yang mendasari sanitasi tempat – tempat umum yaitu:

1. Pemetaan (monitoring)
Pemetaan (monitoring) adalah meninjau atau memantau letak, jenis dan jumlah tempat-
tempat umum yang ada kemudian di salin kembali atau di gambarkan dalam bentuk peta
sehingga mempermudah dalam menginspeksi tempat-tempat umum tersebut.

2. Inspeksi sanitasi
Inspeksi sanitasi adalah penilaian serta pengawasan terhadap tempat-tempat umum dengan
mencari informasi kepada pemilik, penanggug jawab dengan mewawancarai dan melihat
langsung kondisi tempat-tempat umum untuk kemudian diberikan masukan jika perlu apabila
dalam pemantauan masih terdapat hal-hal yang perlu mendapat pembenahan.

3. Penyuluhan
Penyuluhan terhadap masayarakat (edukasi) terutama untuk menyangkut pengertian dan
kesadaran masyarakat terhadap bahaya – bahaya yang timbul datu TTU. 

 Aspek Penyelenggaraan Sanitasi Tempat-Tempat Umum


1. Aspek teknis/hukum (Peraturan dan perundang-undangan sanitasi)
2. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasaan hidup, adat istiadat,
kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi, dll
3. Aspek administrasi dan management, yang meliputi penguasaan pengetahuan tentang cara
pengelolaan STTU yang meliputi : Man, Money, Method, Material dan Machine
 

 Hambatan Pelaksanaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum


PENGUSAHA
1. Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturab per undang-undangn
yang menyangkut usha STTU dan kaitannya dengan usaha kesehtan masyarakat
2. Belum mengetahui / kesadaran mengenai pentingnya usaha STTU untuk menghindari
terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit
3. Adanya sikap keberata dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-persyaratan karena
memerlukan biaya ekstra
4. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya peraturan/persyaratan dari STTU

PEMERINTAH

1. Belum semua peraltan dimiliki oelh tenaga pengawas pada tingkat II dan kecamatan
2. Masih terbatasnya pengetahan petugas dalam melaksanakan pengawasan
3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan STTU
4. Belum semua kecamatan/tingkat II memiliki saran transportasi untuk    melakukan
kegiatan pengawasan
2.6  Higine Sanitasi Tempat Umum

1. HIGIENE DAN SANITASI HOTEL


2. Pengertian Dan Peranan
Hotel dapat diartikan sebagai tempat menginap bagi umum yang dikelola secara komersil,
terdiri dari beberapa kamar dan menyediakan juga makanan/minuman. Selain itu, kebersihan
dan kesehatan hotel juga sangat mempengaruhi minat para wisatawan. Karenanya, kebersihan
ini akan dapat membantu meningkatkan kepariwisataan di Indonesia. Di Indonesia dikenal
juga tempat yang sejenis dengan sebutan yang berbeda tapi mempunyai fungsi yang sama
hanya agak berbeda dalam fasilitas dan pelayanaannya misalnya, Losmen, Penginapan,
Wisma,dll.

Dalam industri kepariwisataan hotel merupakan sektor industri yang bergerak dalam bidang
jasa dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan, dimana hotel dituntut
dapat memberikan kepuasan kepada tamu baik dari fasilitas yang disediakan dalam
memenuhi kebutuhan tamu. Oleh sebab itu, pihak hotel harus mampu menciptakan suasana
yang di butuhkan oleh tamu, salah satu caranya meningkatkan Higiene dan Sanitasi

pada semua department.Higiene merupakan usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan


kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi manusia.
Sedangkan Sanitasi berarti usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.

Penerapan Higiene dan Sanitasi perlu dilakukan diantaranya penerapan Higiene Sanitasi
Kitchen Department, peralatan dapur, karyawaan dapur, serta penerapan Higiene Sanitasi
makanan dan minuman karena dapur adalah tempat mengolah suatu makanan, untuk itu para
juru masak yang bertugas harus benar-benar memperhatikan segala sesuatu yang akan
dikerjakan dan dihasilkan, sehingga segala sesuatu yang dijual kepada tamu baik berupa
makanan dan minuman adalah hasil pilihan dan olahan yang baik.

Jasa pelayanan hotel disamping mempunyai dampak positif sebagai tempat istirahat yang
baik dan kesenangan hidup juga dapat menimbulkan dampak terhadap masalah kesehatan
masyarakat misalnya, para wisatawan juga dapat membawa penyakit yang belum ada
didaerah yang dikunjungi, misalnya penyakit AIDS. Oleh karena itu perlu sekali dilakukan
usaha desinfeksi semua peralatan bekas pakai, seperti tempat tidur, kamar mandi, jamban,
perlatan makan dan minum.

Hotel yang saniter akan sangat menunjang dalam memberikan kepuasan kepada para
pengunjung. Dalam hal ini sanitasi dapat mempunyai peranan Phisik dan Psikologi.

1)    Peranan Pisik

Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan umum di luar atau di dalam
bangunan hotel. Pengertian kebersihan disini dalam arti luas yang meliputi : kebersihan air,
makanan-minuman, kuman – kuman dapur, WC, peralatan serta bebas dari ganguan serangga
dan binatang pengerat (Tikus).

2)    Peranan Psikologis


Peranan sanitasi hotel disini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari para tamu/pengunjung
hotel tersebut maupun para karyawan/pengelolaan hotel. Kepuasan tersebut dalam arti
memberikan rasa “relax”, comfort, security, safety dan Privacy.

1. Manfaat Sanitasi Hotel


Sanitasi hotel mempunyai manfaat yaitu :

Manfaat dari segi kesehatan

Menjamin lingkungan kerja yang saniter.

Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor lingkungan yang merugikan
kesehatan fisik maupun mental

Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja

Mencegah terjadinya kecelakaan.

Manfaat dari segi “Business Operational’ Hotel

Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion” yang secara tidak
langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.

Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut.

1. Klasifikasi
Sasaran Sanitasi Hotel

Pada Umumnya sasaran sanitasi hotel menyangkut dua hal yaitu sanitasi“Lodging” dan
sanitasi “Catering”.

Sanitasi Lodging

Adalah pengawasan sanitasi yang menyangkut urusan kerumahtanggaan ( House Keeping)


hotel, yang meliputi bangunan dan fasilitasnya seperti halaman, sampah, pembuangan air
kotor, dll Ruang lingkup sanitasi “lodging” meliputi :

Wilayah luar bangunan hotel (external hotel area) yang terdiri dari : halaman, tempat parkir,
pertamanan, pembuangan sampah, pembuangan air kotor.
Wilayah di dalam hotel (Internal hotel area) yang tefrdiri dari : sanitasi umum, sanitasi
kamar, sanitasi toilet, sanitasi ornament

Sanitasi Catering

Catering dalam kegiatan hotel adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan makanan
yang diolah dan dihidangkan dalam sebuah hotel. Kegiatan catering ini bisa berupa
penyediaan makanan dan minuman untuk keperluan hotel sendiri dan penyediaan makanan
untuk diluar hotel (Outside catering).Pada umumnya pengawasan ini diperlukan untuk
mencegah tersebarnya bermacam – macam penyakit lewat makanan, hal ini dapat ditujukan
pada :

Keadaan bahan makanan, dengan persyaratan :


– Sayur–mayur, buah–buahan harus segar dan tidak busuk.
– Bahan makanan kaleng harus dicek kemungkingan ada kebocoran.
– Bahan pembuat kue(tepung, pewarna) bebas dari serangga dan disimpan dengan baik.

Cara menyajikan :

Gunakan alat makanan yang bersih.

Meja makan dan lantai ruangb makan besih, terlihat tidak ada lalat.

Cukup pencahayaan alam /buatan.

Pengambilan makanan melalui jendela khusus dari tempat penyimpanan makan masuk agar
bebas lalat/serangga.

Dinding ruang berwarna terang.

Pintu ruangan dapat menutup sendiri sebagian tertutup dengan kawat kasa.

Persyaratan yang lainnya :

Karyawan catering harus mempunyai sertifikat kesehatan yang masih berlaku.

Pakaian karyawan catering harus bersih dan ganti setiap dan ini disediakan oleh
pesusahaan/hotel dengan dilengkapi penuitup kepala.

Harus ada WC dan urinoir tersendiri bagi karyawan catering dan tidak berhubungan langsung
pintunya dengan dapur.
Dianjurkan hotel menyediakan almari locker untuk menyimpan pakaian atau peralatan
pribadi dari setiap karyawan. Untuk meyakinkan tamu hotel akan kebersihan dari fasilitas
yang ada dalam hotel seperti : Lap makan, kamar, bowl wc dan dapat digunakan semacam
segel sanitasi kertas.

2. SANITASI PUSAT PERBELANJAAN


Pusat Perbelanjaan adalah suatu tempat dimana orang banyak/umum datang

untuk berbelanja, dimana beberapa bentuk kegiatan pasar dikelola satu badan, seperti
Departemen Store, Supermarket.

Komponen Persyaratan Pusat Perbelanjaan:

1. Persyaratan air bersih


2. Harus tersedia air bersih yang memenuhi syarat dan memenuhi kebutuhan yang cukup
3. Sumber air harus dijaga dari pencemaran
4. Paling sedikit setiap 6 (enam ) bulan diambil sampel untuk pemeriksaan dilaboratorium
5. Persyaratan pembuangan sampah
6. Di setiap toko harus tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup,
kedap air dan dengan jumlah yang cukup
7. Di setiap blok harus tersedia tempat pengumpulan sampah yang tertutup kedap air dan
mudah diangkut
8. Pembuangan sampah harus setiap hari, sehingga tidak ada sampah yang menumpuk
9. Persyaratan pembuangan kotoran manusia
10. Harus tersedia kakus yang memenuhi syarat, yaitu yang bertipe leher angsa dengan
jumlah untuk 60 orang dagang pria disediakan 1 buah kakus dan untuk 40 orang dagang
wanita 1 buah kakus
11. Disediakan peturasan yang memenuhi syarat dengan jumlah untuk 60 orang pengunjung
Pria disediakan 1 buah peturasan
12. Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara kakus pria dengan kakus wanita
13. Persyaratan pembuangan air limbah
14. Pembuangan air limbah harus melalui saluran yang tertutup
15. Pembuangan akhirnya, harus dibuang ke septick tank, atau ke saluran pembuangan air
kotor perkotaan
 

1. Tempat berjualan makanan


2. Makanan dan minuman yang dijual harus selalu dalam keadaan bersih & segar
3. Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup dan dalam jumlah yang
cukup
4. Karyawan harus memperhatikan kebersihan dan kesehatannyasetiap saat
5. Kebersihan di sekitar tempat berjualan harus dijaga setiap hari
6. Air yang digunakan adalah yang memenuhi syarat baik kualitas dan jumlahnya
7. Hal-hal lain
8. Setiap jalan atau arus lalu lintas antar gang dan blok pencahayaannya harus cukup
Disyaratkan 10 f. C
9. Lantai harus selalu dalam keadaan bersih
10. Harus tersedia alat perlengkapan P3K
11. Harus tersedia alat pemadam kebakaran
KESEHATAN LINGKUNGAN TERMINAL
1. Pentingnya kesehatan lingkungan pada terminal
Terminal merupakan tempat berkumpul manusia dari berbagai tempat untuk datang dan
pergi. Dengan itu maka terminal merupakan tempat yang paling cocok untuk menyebarnya
segala penyakit yang dibawa oleh orang-orang yang keluar masuk disana maupun yang
berasal dari terminal itu sendiri. Terutama yang penyebarannya melalui media udara, air,
makanan, minuman maupun kontak manusia satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
sanitasi di terminal harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sehingga terminal
dapat melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat terutama
masyarakat terminal itu sendiri. Mengingat betapa pentingnya terminal dalam sistem
transpotasi terutama transportsi darat dan yang paling banyak dipakai atau sudah umum
dengan masyarakat, maka sanitasi maupun kebersihannya harus diperhatikan. 

1. Pengertian terminal
Terminal adalah tempat berkumpulnya manusia dari berbagai tempat untuk datang dan pergi,
untuk menunggu naik dan turun kendaraan bus atau angkutan umum yang lainnya. Teminal
merupakan simpul dalam sistem jaringan perangkutan jalan yang terdiri atas terminal
penumpang dan terminal barang. Dalam pembangunannya perlu dipertimbangkan antara
lain : lokasi, tata ruang, kapasitas, kepadatan lalu lintas dan keterpaduan dengan media
angkutan lainnya.  ( H.J. Mukono)

1. Type Terminal
Terminal dipilah-pilah berdasarkan fungsi dan pelayanannya (PP No. 43 tahun 1993)
persyaratan type sebuah teminal yaitu :

1. Terminal Type A
–          Terletak di ibu kota propinsi, kabupaten, dalam jaringan trayek antar kota antar
propinsi dan atau angkutan lintas batas negara.

–          Terletak antara dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya 20 km di pulau


Jawa, 30 km di pulau Sumatra dan 50 km di pulau lainnya.

–          Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke  dan dari terminal sekurang-
kurangnya berjarak 100 meter di pulau Jawa dan 50 meter dipulau lainnya.

 
2. Terminal Type B
–          Terletak di ibu kota kabupataen atau kota dalam jaringan trayek antar kota dalam
propinsi.

–          Terletak di jalan kolekter dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III B.

–          Jarak antara dua terminal penumpang tipe B sekurang-kurnagnya 15 km dipulau Jawa,
30 km di pulau lainnya.

–          Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di pulau Jawa dan
Sumatra dan 2ha di pulau lainnya.

–          Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurang-
kurangnya berjarak 50 meter di Pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya.

3. Terminal Type C
–          Terletak di dalam wilayah kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan pedesaan.

–          Terletak dijalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi III A.

–          Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.

–          Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal. Sesuai
kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.

Terminal berdasar jumlah arus minimum kendaraan per satuan waktu.

Terminal tipe A  :    50-100     kendaraan per jam.

Terminal tipe B  :     25-50      kendaraan per jam

Terminal tipe C  :    < 25         kendaraan per jam.

 
 

1. Fungsi Terminal
 
1. Terminal Penumpang
1). Type A : melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan atau
angkutan lintas batas negara.

2). Type B : melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan
kota dan angkutan pedesaan

3).  Type C : melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

Terminal Barang : berfungsi sebagai temrpat bongkar dan atau muat barang, serta
perpindahan intra atau antar moda transportasi.
 

      Fasilitas Terminal


Berdasarkan keputusan Menteri No. 31 tahun 1995 fasilitas terminal penumpang harus
dilengkapi dengan fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang terdiri atas :

1. Fasilitas Utama
Jalur pemberangkatan kendaraan umum.

Jalur kedatangan kendaraan umum.

Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan termasuk di dalamnya


tempat tunggu dan tempat beristirahat kendaraan umum. (tidak bersyaratkan bagi teminal
type C).

Bangunan kantor terminal.

Tempat tunggu penumpang dan pengantar.

Menara pengawas (tidak disyaratkan bagi terminal type C).

Loket penjualan karcis (tidak disyaratkan bagi terminal type C).

Rambu-rambu dan papan informasi yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif
dan jadwal perjalan.
Pelataran parkir kendaraan pengantar /taksi (tidak disyaratkan bagi terminal type C).

1. Fasilitas Penunjang
 Kamar kecil
 Mushola
 Kios/kantin
 Ruang pengobatan
 Ruang informasi dan pengaduan
 Telepon umum
 Tempat penitipan barang
 Taman
 

4. HIGENIE SANITASI SALON KECANTIKAN


Salon kecantikan merupakan sarana pelayanan umum untuk pemeliharaan kecantikan
khususnya memelihara dan merawat kesehatan kulit dan rambut dengan menggunakan
kosmetik secara manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif tanpa adanya tindakan operasi.

Jenis salon kecantikan yang ada dapat dibedakan :

1. Menurut jenis pelayanan yang diberikan pada salon kecantikan :


1)  Salon kecantikan rambut

2)  Salon kecantikan kulit

3)  Salon kecantikan kombinasi rambut dan kulit

1. Menurut jenis dan bahan kosmetik yang digunakan :


1)  Salon kecantikan modern

2)  Salon kecantikan tradisional

3)  Salon kecantikan kombinai modern dan tradisional

1. Menurut jenis bahan kosmetik yang dipergunakan :


 

 
1)  Salon yang hanya menggunakan satu jenis (merk) kosmetik produk pabrik tertentu, salon
ini sebagai promosi, penerapan dan pengembangan serta evaluasi efektivitas produk
kosmetiknya.

2)  Salon yang menggunakan lebih dari satu jenis merk kosmetik yang terdaftar di Kemenkes
RI sesuai dengan keinginan pelanggan.

3)  Salon yang menggunakan kosmetika buatan sendiri, tidak menggunakan bahan terlarang
dan tidak dijual belikan.

Salon kecantikan diklasifikasikan menjadi Type D, C, B, dan A, uraiannya adalah sebagai


berikut :

1. Salon kecantikan Type D


1)  Fisik :

2. a)  Tempat usaha rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 9 m2.
3. b)  Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 4 kursi, untuk kulit maksimum 2
dipan.
2)  Salon kecantikan kulit atau rambut Type D memberikan pelayanan sederhana (dasar)
manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif. Kegiatan yang dilayani adalah :

1. a)  Tata kecantikan rambut, meliputi : pencucian kulit kepala/rambut,


pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan rambut, pengeringan,
pengecatan (tanpa pemucatan), perawatan kulit kepala/rambut (creambath).
2. b)  Tata kecantikan kulit meliputi: perawat kulit, wajah, tangan (menikur) dan kaki
(pedikur) tanpa kelainan, merias wajah sehari-hari (pagi, siang, sore)
3. Salon kecantikan Type C
1)  Fisik :

2. a)  Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal 30 m2.
3. b)  Jumlah kursi perawatan untuk rambaut maksimum 6 kursi, untuk kulit maksimum 3
dipan.
4. c)  Salon kecantikan rambut atau kulit Type C memberikan pelayanan perawatan secara
manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif untuk rambut/kulit dengan kelainan ringan.
Kegiatan yang dapat dilayani adalah :
5. a)  Tata kecantikan rambut , meliputi : pencucian kulit kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan rambut, pengeringan,
pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit kepala/rambut (creambath), pelurusan,
perawatan rambut dengan kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan)
6. b)  Tata kecantikan kulit meliput: merawat kulit, wajah, tangan (menikur) dan kaki
(pedikur) dengan kelainan, merias wajah sehari-hari (pagi, siang, sore), panggung disco,
karakter, cacat, dan usia lanjut., penambahan bulu mata, menghilangkan bulu-bulu yang
tidak dikehendaki, perawatan kulit dengan menggunakan alat elektronik sederhana ( 2
jenis seperti frimator dan sauna)
7. Salon kecantikan Type B :
1)  Fisik :

2. a)  Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal 50 m2.
3. b)  Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk kulit maksimum 4
dipan
2)  Salon kecantikan rambut atau kulit Type B memberikan pelayanan perawatan kecantikan
dan rambut secara manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif. Disini alat kecantikan (alat
elektronik) yang digunakan masih terbatas.  Kegiatan yang dapat dilayani adalah :

1. a)  Tata kecantikan rambut meliputi: pencucian kulit kepala/rambut,


pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan rambut, pengeringan,
pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit kepala/rambut (creambath), pelurusan,
perawatan rambut dengan kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan),
penambahan rambut kepala
2. b)  Tata kecantikan kulit, meliputi : merawat kulit, wajah, tangan (menikur) dan kaki
(pedikur) dengan kelainan, merias wajah sehari-hari (pagi, siang, sore), panggung disco,
karakter, cacat, dan usia lanjut. penambahan bulu mata, menghilangkan bulu-bulu yang
tidak dikehendaki, perawatan kulit dengan menggunakan alat elektronik, perawatan badan
(body massage)
Salon kecantikan Type B diselenggarakan dengan menejemen yang baik yang mempunyai
pimpinan, staf administrasi, dan staf teknis.

1. Salon kecantikan Type A :


1)  Fisik :

2. a)  Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal 75 m2.
3. b)  Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk kulit maksimum 4
dipan dengan penyekat atau merupakan cabin.
2)  Salon kecantikan rambut atau kulit Type A memberikan pelayanan perawatan kecantikan
kulit dan rambut (beauty centre) yang memberikan pelaayanan lengkap baik manual,
preparatif, aparatif, dan dekoratif, ditambah perawatan khusus seperti obesitas, diet, senam. .
Disini alat kecantikan (alat elektronik) yang digunakan lengkap. Kegiatan yang dapat dilayani
adalah :

1. a)  Tata kecantikan rambut meliputi pencucian kulit kepala/rambut,


pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan rambut, pengeringan,
pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit kepala/rambut (creambath), pelurusan,
perawatan rambut dengan kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan),
penambahan rambut kepala,
2. b)  Tata kecantikan kulit seperti pada pelayanan salon Type B ditambah perawatan yang
lebih luas baik secara tradisional Indonesia (empirik timur) maupun modern (empirik
barat), seperti akuprsur, aroma terapi, reflekzone. Tersedia juga perawatan dengan alat
elektronik helioteraphy, hyydroteraphy, mekanoterapy, elektroterapi, perawatan
tradisional yang spesifik seperti perawatan pengantin, ibu hamil, ibu setelah melahirkan.
 

Salon kecantikan Type A dikelola secara institusional dengan menejemen yang baik seperti
Type B, tetapi disini lebih lengkap terutama staf ahli teknis.

1. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan.


1)  Lokasi :

1. a)  Terhindar dari pencemaran lingkungan


2. b)  Tidak terletak di daerah banjir
2)  Lingkungan halaman :

1. a)    Bersih
2. b)    Tidak terdapat genangan air
3. c)     Air mengalir dengan lancar
3)  Bagian dalam :

1. a)  Bangunan kuat, utuh, bersih, serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan
penyakit dan kecelakaan.
2. b)  Pembagian ruang jelas sesuai dengan fungsinya, sep[erti ruang konsultasi, ruang
perawatankecantikan kulit dan rambut harus terpisah (diberi penyekat).
3. c)  Bangunan gedung tidak menimbulkan gangguan terhadap rumah penduduk dan tidak
mengganggu keadaan di sekitarnya.
4. d)  Lantai : kedap air, rata, tidak licin, serta mudah dibersihkan.
5. e)  Dinding : Dinding disebelah dalam rata, berwarna terang, serta mudah dibersihkan.
6. f)   Langit-langit : berwarna terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,5 m dari lantai.
7. g)  Atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi tempat berkembangbiaknya serangga dan tikus.
8. h)  Ventilasi / penghawaan :
9. i)    Dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan baik. Lubang ventilasi minimal
5% luas lantai.
10. j)    Bila lubang ventilasi tidak dapat menjamin pergantian udara dengan baik, maka dapat
digunakan peralatan ventilasi mekanis. Khusus untuk ruang ber AC, tidak diperlukan
lubang ventilasi.
11. k)  Tersedia pencehayaan dengan intensitas yang cukup setiap ruangan, khusus ruang
pelayanan / ruang kerja intensitas cahaya minimal 150 luks dan tidak menimbulkan
kesilauan.
12. l)    Pencegahan masuknya serangga dan tikus dilengkapi lubang penghawaan dilengkapi
dengan kawat kasa penahan nyamuk dan tikus,dan lubang pembuangan pada saluran air
limbah di kamar mandi, jamban dll., dilengkapi dengan jeruji.
13. m) Bila menggunakan fasilitas rak atau almari, maka sebaiknya antara bagian antara
bagian bawah rak/almari dengan lantai berjarak minimal 15 cm.
14. Penyediaan air bersih :
15. a)  Kualitas air bersih memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan Menteri
Kesehatan
16. b)  Air sebaiknya diperoleh dari PDAM. Bila menggunakan sumber air yang lain,
berkonsultasi ke Dinas Kesehatan setempat.
17. c)  Kuantitas air harus tersedia secara cukup dan berkesinambungan sesuai dengan
kebutuhan.
18. d)  Dinding bak penampungan air harus selalu dibersihkan secara berkala seminggu
sekali. Bak penampung berupa drum atau tempayan dilengkapi dengan penutup.
19. Pengelolaan limbah
1)  Sarana pembuangan limbah tertutup, kedap air.

2)  Air limbah dapat mengalir dengan lancar, kemiringan 2% – 3%

1. Tempat sampah
1)  Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, kedap air, tahan karat, permukaan bagian dalam
halus, mudah dibersihkan, dan berpenutup.

2)  Jumlah dan volume disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan setiap hari.

1. Kamar mandi dan jamban.


1)  Bersih dan tidak berbau

2)  Lantai miring ke arah saluran pembuang

3)  Terpisah yang diperuntukkan pria dan wanita

1. Persyaratan karyawan
a)  Karyawan harus berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari
dokter.
b)  Memiliki sertifikan/ijazah nasional dari Kementerian Pendidikan Nasional sesuai
kriteria salon
c)  Memahami dan menerapkan etika profesi sebagai karyawan salon
d)  Memakai pakaian kerja yang bersih, rapi, dan utuh
Peralatan kerja dan bahan
a)  Alat yang berhubungan dengan kulit :
1)  Sisir selalu dalam keadaan bersih dan baik.
2)  Gunting selalu dalam keadaan bersih dan baik

3)  Mesin cukur selalu dalam keadaan bersih dan baik

4)  Tempat bedak dan sabun selalu dalam keadaan bersih dan baik

1. b)  Handuk :
1)  Bersih

2)  Tersedia dengan jumlah yang cukup 1 orang pelanggan 1 handuk

1. c)  Kain penutup badan:


1)  Bersih

2)  Berwarna putih/terang

3)  Tersedia dalam jumlah yang cukup (berjumlah rata-rata tamu/pengunjung)

1. d)  Bahan-Bahan
1)  Pisau, gunting, dll., didisinfeksi dengan bahan kimia atau air panas

2)  Kosmetika / wangi-wangian diperoleh dari sumber yang dipercaya dan bebas dari
potongan rambut.

1. Lain-lain
1)  Tersedia minimal 1 buak kotak P3K yang berisi obat-obatan sederhana.

2)  Tersedia alat pemadam kebakaran.

5. HIGINIE SANITASI TEMPAT IBADAH


PENDAHULUAN

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang dipergunakan
untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan
lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam
hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk
diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-
tempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan
melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan.
Dengan peran serta dari pengurus tempat-tempat ibadah diharapkan :
1. Berubahnya atau terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang
terdapat dilingkungan tempat ibadah yang dapat memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan
2. Meningkatnya mutu kesehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
3. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor lain dalam pelestarian
dan peningkatan penyehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
4. Terlaksananya pendidikan kesehatan tentang peningkatan kesehatan lingkungan .
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan


terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat
dihindari. Sehingga dapat dikatakan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pengendalian faktor-
faktor lingkungan untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang
disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat
optimal. Suatu tempat dikatakan tempat umum bila memenuhi kriteria :

1. Diperuntukkan masyarakat umum.


2. Mempunyai bangunan tetap/ permanen.
3. Tempat tersebut ada aktivitas pengelola,pengunjung/ pengusaha.
4. Pada tempat tersebut tersedia fasilitas :
5. Fasilitas kerja pengelola.
6. Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah, WC/ Urinoir, kamar mandi,
pembuangan limbah.
Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya
atau menularnya suatu penyakit. Untuk mencegah akibat yang timbul dari tempat-tempat
umum.
DAFTAR PUSTAKA

Anni. 2019. Kajian Sanitasi dan Tata Laksana Pemeliharaan Asrama Daerah Siak di
Wilayah Gondokusuman Tahun 2019.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta. Asmadi dan Suharno. 2012.
Dasar-Dasar teknologi Pengelolaan Air Limbah. Gosyen Publishing. Yogyakarta.
Brambudi, R.S. 2016.
Kepuasan Pemakai Toilet di Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta Tahun 2016.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta. Chandra, B. 2007.
Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Cahya. 2019.
Kajian Sanitasi dan Tingkat Kepuasan Siswa SMA N 1 Wedi Klaten.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta Deparetemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2008.
Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Direktorat Pemukiman dan Perumahan BAPPENAS.
2017. Sarana Sani

Anda mungkin juga menyukai