Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN INSPEKSI

GERJA KRISTEN SULAWESI BARAT

Mata Kuliah : Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Dosen Pengampuh : 1. Haerana Ahmad, SKM MKM

2. Fahrul Islam, SKM. MKM

Disusun Oleh:

1. DINI N. ARRUAN MAMA PO76303201003


2. OPRIE VERA PO76303201008
3. SARMILA PO76303201013
4. M. ASWANDI PO76303201013
5. SUKMAWATI PO76303201012
6. SARAH SRIWAHYU NINGSI PO76303201016

KEMENTERRIAN KESEHATAN REPUBLIK INNDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MAMUJU
DIII SANITASI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan kita karunia
dan rahmat-Nya sehingga melalui kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan Laporan ini yang
berisi tentang Iinspeksi Sanitasi Gereja dalam mata kuliah sebagai tugas praktikum semester IV
tahun pelajaran 2021/2022
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembutan laporan
ini terkhusus pada dosen pembimbing dalam hal dosen mata kuliah Sanitasi Tempat-tempat
Umum yaiu ibu Haeranah Ahmad, SKM, MKM yang senantiasa memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penyelesaian laporan ini. Selanjutnya kami memohon maaf apabila di dalam
penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan sehingga dengan ini kami memohon kritik
dan saran agar kami dapat membuat laporan yang lebih sempurna di masa yang akan dating.
Dan akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, terkhusus buat diri
pribadi kami sendiri.

Mamuju, 25 mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
Latar Belakang...................................................................................................................................4
Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB 2.....................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................6
Sanitasi Tempat-Tempat Umum.......................................................................................................6
Sanitas Tempat Ibadah (Gereja)........................................................................................................7
BAB 3.....................................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................................................9
Hasil..................................................................................................................................................9
Pembahasan....................................................................................................................................10
BAB 4...................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
KESIMPULAN...................................................................................................................................11
SARAN.............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………………12
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/pengendalian semua faktor


lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang
sifatnya merugikan/berbahaya terhadap perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan
hidup manusia
Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, mengamanatkan
bahwa lingkungan sehat mencangkup lingkungan permukiman, tempatkerja, tempat
rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Tempat-tempat umum perlu dilakukan
pengawasan yang terus-menerus guna mengantisipasi faktor lingkungan yang dapat
menjadi sumber penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan yang diakibatkan
oleh kegiatan-kegiatan di tempat-tempat umum.Usaha-usaha pengawasan meliputi upaya
inventarisasi, pemeriksaan, pengambilan sampel lingkungan serta upaya tindak lanjut.
Kegiatan pengawasan ditujukan pada tempat-tempat umum, pengelola dan pelaksanaan
serta lingkungannya.
Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai
tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta,
dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat (Adriyani, 2005).
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan tempat-
tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial, belajar maupun melakukan
aktifitas lainnya.
Menurut Chandra (2006), tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat
terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan
lainnya.Kondisi lingkungan tempattempat umum yang tidak terpelihara akan menambah
besarnya resiko penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan sehingga perlu
dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik.tempat-
tempat umum perlu dijaga sanitasinya, seperti halnya transportasi baik darat,air dan
udara. Pasalnya, tempat-tempat umum itu menjadi semacam indikator berbagai bidang,
terutama sosial dan ekonomi (Rosyadi, 2002).
Geraja adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum pada waktu –
waktu tertentu dapat melakukan ibadah keagamaan Kristen. Dasar pelaksanaan
Penyehatan Lingkungan Gereja adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang
Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.
Mengingat tempat umum merupakan tempat berkumpul atau melakukan kegiatan 
orang banyak berarti akan meningkatkan hubungan atau kontak antara orang yang satu de
ngan yanglain, berarti memungkinkan terjadinya penularan penyakit baik secara langsung 
maupun tidak langsung akan lebih meningkat. Untuk mengantisipasi terjadinya gangguan 
penyakit akibataktivitas di tempat umum maka perlu adanya penyelenggaraan penyehatan 
lingkungan, agar lingkungan disekitar menjadi sehat, aman dari gangguan penyakit dan te
rjaganya kesehatanmasyarakat. Dengan demikian sanitasi tempat umum harus memenuhi 
persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Salah satu tempat-tempat umum yang sangat di perlukan
pengawasan sanitasinya adalah gereja.
Tujuan

1. Untuk mengetahui letak bangunan gereja


2. Untuk mengetahui kontruksi bangunan gereja
3. Untuk mengetahui persyaratan bagian luar dan dalam bangunan gereja
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Menurut WHO, sanitasi adalah usaha pencegahan/pengendalian semua faktor


lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang
sifatnya merugikan/ berbahaya terhadap perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan
hidup manusia. Sanitasi merupakan hal yang paling utama dalam pencehagan terhadap
penyakit berbasis lingkungan. (Suhamdiah, 2019).
Sanitasi di tempat-tempat umum, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
cukup mendesak karena tempat umum merupakan tempat bertemunya masyarakat dengan
segala penyakit yang berpotensi diderita anggota masyarakat. Oleh sebab itu, tempat-
tempat umum sangat berotensi sebagai tempat timbulnya risiko kesehatan dan media
lingkungan penularan penyakit, diantaranya media lingkungan tersebut adalah air, udara,
makanan dan minuman. (Prasojo, T and Artiningsih, 2016)
Tempat-tempat Umum adalah suatu tempat di mana orang banyak berkumpul
untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus, secara membayar
atau tidak membayar. Jadi, pengertian sanitasi tempat-tempat umum adalah usaha
pencegahan dan pengawasan terhadap bahaya dan kerugian akibat pemanfaatan tempat
berkumpulnya masyarakat dengan risiko penularan penyakit serta terjadinya kecelakaan.
(Suparlan, 2012)
1. Menurut Suhamdiah (2019), Suatu tempat dikatakan tempat umum bila memenuhi
kriteria:
a. Fasilitas kerja pengelola.
1) Diperuntuk masyarakat umum.
2) Mempunyai bangunan tetap/ permanen.
3) Tempat tersebut ada aktivitas pengelola, pengunjung/ pengusaha.
4) Pada tempat tersebut tersedia fasilitas.
b. Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah, WC/ Urinoir,
kamar mandi.
Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha pengawasan,
pemeriksaan dan mencegah kerugian akibat dari pemanfaatan tempat yang
erat hubungannya dengan risiko kesehatan dan mata rantai penularan
penyakit.

2. Jenis Tempat-Tempat Umum


Menurut PP No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, Jenisjenis
tempat umum yaitu:
a. lingkungan permukiman
b. Tempat kerja
c. Tempat rekreasi
d. Serta tempat dan fasilitas umum

3. Jenis-Jenis Tempat Ibadah Menurut Rahmawati (2017), jenis tempat ibadah yaitu:
a. Masjid : tempat ibadah bagi pemeluk agama Islam.
b. Gereja : tempat ibadah bagi pemeluk agama Kristen atau Katolik
c. Pura : tempat ibadah bagi pemeluk agama Hindu
d. Vihara : tempat ibadah bagi pemeluk agama Budha
e. Kelenteng : tempat ibadah bagi pemeluk agama Kong Hu Cu

B. Sanitas Tempat Ibadah (Gereja)


Definisi sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai factor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi merupakan upaya yang dilakukan
demi mewujudkan dan menjamin kondisi yang sudah memenuhi syarat kesehatan.
(Manik, 2017)
Sebuah sarana tempat umum guna berkumpulnya umat beragama untuk
melaksanakan ibadah menurut ajaran agama atau kepercayaan mereka masing-masing.
Tempat-tempat umum merupakan tempat yang memiliki pengaruh terhadap masalah
kesehatan lingkungan.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Gereja adalah gedung atau
rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen.
Dasar pelaksanaan penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes
288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.
1. Persyaratan Kesehatan Tempat Ibadah (gereja))
a. Letak
1) Sesuai dengan rencana tata kota
2) Tidak terletak di daerah banjir
3) Tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran (debu, asap, bau, dan
pencemaran lainnya)
b. Kontruksi Kuat dan aman
c. Persyaratan Bangunan
1) Lantai (bersih, tidak licin, tidak lembab, mudah dibersihkan)
2) Dinding (bersih, berwarna terang, kedap air)
3) Pencahayaan (tidak menyilaukan, cukup terang minimal 10 fc)
4) Langit-langit (tingginya minimal 2,4 m dari lantai, kuat, tidak terdapat lubang-
lubang, berwarna terang)
5) Atap ( kuat, tidak bocor, bersih, cukup landai)
6) Ventilasi (luas lubang ventilasi minimal 10% dari luang bangunan, sejuk dan
nyaman, tidak pengap dan tidak panas)
7) Tempat sandal/ sepatu (tersedia khusus)
4. Fasilitas Sanitasi
a. Lingkungan
1) Bersih
2) tidak terdapat sampah berserakan 10
3) tidak terdapat genangan air
b. Tempat sampah tersedia tempat pengumpul sampah yang tertutup
c. Air bersih
1) memenuhi persyaratan air bersih
2) selalu tersedia setiap saat
3) air wudhu keluar melalui kran-kran khusus
d. Pembuangan air limbah
1) air mengalir lancer
2) saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum
3) kedap air
e. Jamban/peturusan tersedia minimum masing-masing satu buah
f. Ruang tempat wudhu harus terpisah dari jamban peturusan dan ruang gereja
g. Toilet/WC
1) bersih dan terpelihara
2) toilet tidak dihubungkan langsung dengan bangunan utama
3) jumlah mencukupi pengunjung banyak, toilet pria terpisah dengan toilet
wanita
h. Alas sholat
1) bersih, bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya
2) sepangjang bagian depan pada tiap-tiap sap diberi kain putih dengan
lebar 30 cm yang digunakan untuk tempat sujud Berdasarkan uraian
persyaratan sanitasi masjid diatas, kemudian dibuat dalam bentuk chek
list atau formulir inpeksi sanitasi untuk memudahkan saat penilaian
keadaan sanitasi masjid yang ada di lapangan. Skor penilaian inpeksi
sanitasi masjid didapatkan dari perhitungan sebagai berikut :

Rumus :
Skor keseluruhan = Nilai x bobot hasil penilaian x100%
Nilai x bobot maximal

Skor penilaian tersebut, kemudian dikategorikan menjadi 2, yaitu :


1) Laik sehat : ≥ 70%
2) Tidak laik sehat : < 70%

Sanitasi masjid dinyatakan laik sehat apabila komponen nilai sekurang-kurangnya 70%
dengan catatan skor masing –masing variabel upaya adalah sebagai berikut :
1) Variabel upaya I (Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan Bangunan) harus
memenuhi skor minimal 70%.
2) Variabel upaya II (Fasilitas Sanitasi) harus memenuhi skor minimal 75% .

Rumus perhitungan skor variabel upaya adalah sebagai berikut :


Skor keseluruhan = Nilai x bobot hasil penilaian pervariabel x100%
Nilai x bobot maximal pervariabel
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

NO KOMPONEN BOBOT NILAI SKOR


1. LETAK (V) 10 3 30
Sesuai dengan rencana tata kota
2. KONSTRUKSI (V) 30 4 120
Kuat aman sesuai dengan petunjuk dari
DPU
3 PERSYARATAN 60
A. Bagian Luar
1. Halaman (v)
Bersih tidak tedapat sampah 2
berserakan dengan genangan
air.
2. Tempat sampah (v)
Tersediah tempat pengumpul 2 480
samapaah yang tertutup
3. Pembuangan air bebas /air
kotor(V)
Air mengalir lanacar, saluran
bersambung dengan saliran 2
pembuangan air kotor umum
yang kedap air.
4. Jamban/peturasan (v)
Tersedia jamban / peturusan 2
saniter, minimum masing-
masing 1 buah
B. Bagian Dalam
1. Ruang sembayang yang bersih 4
(V)
2. Peralatan/ kursi bersih (v) 4
3. Kotak ampah (v) 2
Tersedia kotak sampah dengan
jjumlah yang cukup dan
disesuaikan dengan kebutuhan. 1. 260
4. Pencahayaan (V)
- Tidak menyilaukan 4
- cukup terang minimal 10 fc 4
5. Lantai (v) 3
Mudah dibersihkan dan tidak
lembab

NILAI MAKSIMAL 2.900


KRITERIA : -. Memenuhi syarat = 1.740-2900 hasil : 1.890
 Tidak memenuhi syarat =<1740

B. Pembahasan

Dari hasil pemeriksaan inspeksi sanitasi gereja Kristen Sulawesi barat dapat
dikategorikan memenuhi syarat dengan hasil 1.890 atau rata rata 1.740-2.900.dikatakan
memenuhi syarat karena setiap variabel pada form penilaian sudah mecapai nilai sesuai yang
telah ditentukan diantaranya :
1. Letak
Sesuai dengan rancangan tata kota.
2. Kontruksi
Kuat aman sesuai dengan petunjuk dari DPU.
3. Persyaratan
Untuk bagian luar halaman bersih tidak terdapat sampah dan genangan air,
tersedianya tempat sampah yang tertutup , untuk pembuangan air kotor airnya
mengalir lancar, saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor dan
kedap air dan tersedia jamban. Sedangkan bagian dalam untuk ruang
sembahyangnya bersih, peralatan dan kursi yang bersih dan didalam ruangan
tersedia kotak sampah dengan jumlah yang cukup , dan untuk pencahayaannya
tidak menyilaukan serta dapat dikategorikan pencahayaan yang baik hal ini
mempermudah jemaat melaksanakan ibadah seperti dapat membaca kitab suci
dan lantai dalam ruangan mudah dibersihkan dan tidak lembab.
4. Kontruksi bangunan masih belum terlalu aman Karena masih dalam masa
pembangunan
5. Halaman terdapat sampah berserakan,sebaiknya sampah di pungut dan dimaukkan
ke tempat sampah yang telah disediakan
6. Hanya tersedia jamban tidak terdapat petrusan saniter,sebaiknya menyediakan
masing masing satu buah
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan Hasil inspeksi sanitasi tempat ibadah di Gereja Kristen sulawesi Barat
dinyatakan memenuhi persyaratan, hal ini dikarenakan komponen-komponen yang
dihitung mencapai skor 1.260 berdasarkan Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003
tentang pedoman penyehatan sarana dan bangunan umum dikategorikan memenuhi
persyaratan

B. SARAN
Saran Gereja Kristen Sulawesi Barat untuk itu kepada pengelola gereja
diharapkan agar dapat terus menjaga kebersihan dan memperhatikan sanitasi bangunan
di gereja serta dapat meningkatkan kualiatas sanitasi gereja ini seperti menyediakan
peturusan saniter yang masing-masing 1 buah.
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/bab-iii-sttu-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai