Di Susun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas setiap nikmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga kesempurnaan. Penulis sangat percaya bahwa makalah ini dapat menambah dan
pengalaman bagi pembaca, kami percaya bahwa makalah ini dapat digunakan dan bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.
Bagi kami makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunan karena keterbatasan
informasi dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat mempercayai analisis produktif
dan ide-ide dari pengguna untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii
BAB I.......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................3
A. Sanitasi.............................................................................................................................3
B. Tempat-Tempat Umum....................................................................................................3
C. Sanitasi Tempat-Tempat Umum...................................................................................... 4
D. Pengertian Kolam Renang................................................................................................5
E. Macam-macam dan Tipe Kolam Renang.........................................................................5
F. Sanitasi Kolam Renang....................................................................................................6
G. Sumber Air Kolam Renang............................................................................................ 10
H. Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang........................................................................11
I. Instrumen Sanitasi Kolam Renang........................................Error! Bookmark not defined.
BAB III......................................................................................................................................15
PENUTUP.................................................................................................................................15
A Kesimpulan............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan/atau alat yang dipergunakan oleh
masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya. Oleh karena itu, perlu pengelolaan demi
kelangsungan kehidupan dan penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja dengan
produktif secara sosial ekonomis.
Penularan penyakit dapat terjadi di tempat-tempat umum karena kurang tersedianya
air bersih dan jamban, kurang baiknya pengelolaan sampah dan air limbah, kepadatan
vektor berupa lalat dan nyamuk, kurangnya ventilasi dan pencahayaan, kebisingan dan
lain-lain. Tempat-tempat umum yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai penyakit
antara lain diare, infeksi saluran pernafasan akut serta penyakit-penyakit akibat terpapar
asap rokok, seperti penyakit paru-paru, jantung dan kanker, yang selanjutnya dapat
menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Salah satu cara untuk mengelola sarana dan bangunan umum tersebut adalah dengan
cara melakukan sanitasi.Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan
lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan (sampah)
berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Sanitasi sangat penting dilakukan, terutama sanitasi yang berada di tempat-tempat umum.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kolam renang?
2. Apa saja macam dan tipe kolam renang?
3. Bagaimana konsep dasar sanitasi kolam renang?
4. Bagaimana persyaratan sanitasi kolam renang?
5. Darimana sumber air kolam renang?
6. Bagaimana standar baku mutu kesehatan lingkungan air kolam renang?
7. Bagaimana pemeriksaan, pengawasan sanitasi di kolam renang dan
Pemeliharaan air kolam renang?
8. Apa persyaratan air untuk kolam renang?
C. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah sanitasi tempat-tempat umum
2. Mengetahui dan memahami pengertian dari kolam renang.
3. Mengetahui dan memahami macam dan tipe kolam renang.
4. Mengetahui dan memahami konsep dasar sanitasi kolam renang.
5. Mengetahui dan memahami persyaratan sanitasi kolam renang.
6. Mengetahui dan memahami sumber air kolam renang
7. Mengetahui Instrumen Sanitasi Kolam Renang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sanitasi
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat
dihindari. Sehingga dapat dikatakan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pengendalian
faktor-faktor lingkungan untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang
disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat
optimal (Depkes RI, 2002).
Menurut WHO, sanitasi adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor
lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang
sifatnya merugikan/berbahaya terhadap perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan
hidup manusia. Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat
kesehatan manusia (Soemirat, 2004).
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
B. Tempat-Tempat Umum
Tempat umum adalah suatu tempat yang umumnya terdapat banyak orang yang
berkumpul untuk melakukan suatu kegiatan baik secara sementara maupun secara terus
menerus dan baik membayar maupun tidak membayar. Tempat umum juga dapat diartikan
sebagai sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta atau perorangan yang
digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat.
Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan
penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau
pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan
lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari
kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya (Chandra, 2007).
Kriteria tempat-tempat umum adalah sebagai berikut.
1. Diperuntukan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum dapat keluar-masuk
suatu ruangan dan/atau tempat umum dengan atau tanpa membayar.
3
2. Harus ada gedung atau tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana
masyarakat melakukan aktivitas tertentu.
3. Harus ada aktivitas, artinya tempat-tempat umum tersebut terdapat pengelolaan dan
aktivitas dari pengunjung.
4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut sesuai dengan ramainya, harus
memiliki fasilitas tertentu yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
tempa-tempat umum.
4
2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut pengertian dan kesadaran
masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari tempat-tempat umum.
a. Kolam renang perorangan (private swimming pool) adalah kolam renang milik
pribadi yang terletak di rumah perseorangan.
b. Kolam renang semi umum (semi public swimming pool) adalah kolam renang
5
yang biasanya terdapat di hotel, sekolah, atau perumahan sehingga tidak semua
orang dapat menggunakannya.
c. kolam renang umum (public swimming pool) adalah kolam renang yang
diperuntukan untuk umum dan biasanya terdapat di perkotaan.
3. berdasarkan cara pengisian
Menurut Elpizunianti (2001) dalam Rozanto (2015), berdasarkan cara pengisian
air pada pemandian buatan termasuk kolam renang, dapat dibedakan menjadi 3
tipe, yaitu:
a. Fill and draw pool, yaitu pengisian air pada kolam renang yang apabila kondisi
airnya kotor akan diganti secara keseluruhan. Penentuan kondisi air tersebut
ditetapkan dengan melihat kondisi fisik air atau dari jumlah perenang yang
menggunakan.
b. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam kolam akan
terusmenerus bergantian dengan yang baru. Tipe ini dianggap yang terbaik
namun membutuhkan banyak air yang berasal dari satu mata air di alam.
c. Recirculation pool, merupakan tipe pengisian air kolam renang dimana airnya
dialirkan secara sirkulasi dan menyaring air kotor dalam filter-filter.
6
b. Bangunan kolam renang dan semua peralatan yang digunakan harus memenuhi
persyaratan kesehatan serta dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
4. Persyaratan tata bangunan
Setiap bangunan di lingkungan kolam renang harus tertata sesuai fungsinya
dan harus memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak menyebabkan
pencemaran terhadap air kolam renang.
5. Persyaratan konstruksi bangunan
a. Lantai
1) Lantai kolam renang harus kuat, kedap air, memiliki permukaan yang rata,
tidak licin, dan mudah dibersihkan.
2) Lantai kolam renang yang selalu kontak dengan air harus memiliki
kemiringan yang cukup (2-3 persen) ke arah saluran pembuangan air limbah.
b. Dinding kolam renang
1) Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.
2) Permukaan dinding yang selalu kontak dengan air harus terbuat dari bahan
yang kuat dan kedap air.
c. Ventilasi
Sistem ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di dalam ruang
dengan baik.
d. Sistem pencahayaan
1) Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai.
Untuk kolam renang yang digunakan saat malam hari harus dilengkapi dengan
lampu berkapasitas 12 volt.
e. Atap
Atap tidak boleh bocor agar tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
f. Langit-langit
Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 2,5 meter dari lantai dan
mudah dibersihkan.
g. Pintu
Pintu harus dapat mencegah masuknya vektor penyakit seperti serangga, tikus,
dan binatangpengganggu lain.
6. Persyaratan kelengkapan kolam renang
Kolam renang harus memiliki fasilitas kelengkapan diantaranya: bak cuci
kaki, kamar dan pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang, kamar P3K,
fasilitas sanitasi (bak sampah, jamban dan peturasan, serta tempat cuci tangan)
7
dan gudang bahan-bahan kimia dan perlengkapan lain.
7. Persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi
a. Area kolam renang
1) Harus ada pemisah yang jelas antara area kolam renang dengan area
lainnya.
2) Kolam harus selalu terisi air dengan penuh.
3) Jumlah maksimum perenang adalah sebanding dengan luas permukaan
kolam dibagi 3 m2.
4) Lantai dan dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, berwarna terang, dan
mudah dibersihkan. Sudut dinding dan dasar kolam harus melengkung.
5) Saluran air yang masuk ke kolam renang harus terjamin tidak terjadi kontak
antara air bersih yang masuk dengan air kotor. Lubang pembuangan air
kotor harus berada di dasar kolam renang yang paling rendah dan
berseberangan dengan lubang masuknya air.
6) Lubang saluran pembunagan air kolam dilengkapi dengan ruji dan tidak
membahayakan perenang.
7) Kolam berkedalaman < 1,5 meter, kemiringan lantai tidak > 10%. Pada
kedalaman > 1,5 meter kemiringan lantai kolam tidak > 30%.
8) Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, jika terdapat injakan maka
pegangan dan tangga tidak boleh ada penonjolan, terbuat dari bahan
berbentuk bulat dan tahan karat.
9) Kolam harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah sisinya.
10) Lantai tepi kolam harus kedap air dan memiliki lebar minimal 1 meter, tidak
licin, dan permukaannya miring keluar kolam.
11) Pada setiap kolam harus ada tanda yang menunjukkan kedalaman kolam dan
tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang dan tidak dapat berenang.
12) Apabila ada papan loncat dan papan luncur, harus memenuhi ketentuan
teknis untuk mencegah kecelakaan.
b. Bak cuci kaki
1) Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang 1,5 meter,
lebar 1,5 meter, dan kedalaman 20 cm dengan pengisian air yang penuh.
2) Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm.
8
d. Tempat sampah
1) Memiliki tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan.
2) Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
3) Tempat sampah harus mudah dibersihkan dan memiliki volume yang sesuai
untuk menampung sampah dari tiap kegiatan.
4) Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak terbuat dari
beton permanen dan tidak menjadi ternpat perindukan vektor penyakit.
5) Tempat pengumpul sampah sementara harus dikosongkan minimal 3 x 24
jam.
e. Jamban dan peturasan
1) Tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan 1 buah
jamban untuk tiap 60 orang pria dan harus terpisah antara jamban untuk pria
dan wanita.
2) Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.
3) Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung diatas, maka
harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah peturasan untuk pria dan
3 buah jamban untuk wanita.
4) Jamban yang tersedia kedap air dan tidak licin, dinding berwarna terang,
jamban leher angsa, memiliki ventilasi dan penerangan cukup, tersedia air
pembersih yang cukup, dan memiliki luas lantai minimal 1 m2.
5) Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat, sistem leher
angsa, luas lantai minimal 1,5 m2.
6) Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka untuk tiap satu
peturasan panjangnya minimal 60 m.
f. Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau dan berdekatan
dengan jamban peturasan dan kamar ganti pakaian serta dilengkapi dengan
sabun, pengering tangan dan cermin.
g. Gudang bahan kimia
1) Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan kimia.
2) Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan aluminium sulfat atau
bahan-bahan kimia lainnya.
h. Perlengkapan lain
1) Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan berenang bagi
9
penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit
jantung dan lain-lain.
2) Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain: pelampung,
tali penyelamat dan lain-lain.
3) Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air kolam renang
secara berkala. Hasil pengukuran sisa khlor dan pH air kolam renang harian,
diumumkan kepada pengunjung melalui papan pengumuman.
4) Tersedia tata tertib berenang dan anjuran menjaga kebersihan.
G. Sumber Air Kolam Renang
Air yang digunakan sebagai air kolam renang dapat berasal dari beberapa
sumber air. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa
(hujan), air permukaan, dan air tanah (Chandra, 2007).
8. Air angkasa (hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Pada saat
presipitasi air tersebut merupakan air yang paling bersih, namun cenderung akan
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran tersebut dapat
disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya gas karbon
dioksida, nitrogen, dan amonia.
9. Air permukaan
Air permukaan meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga, waduk,
rawa, air terjun, dan sumur permukaan yang sebagian besar berasal dari air hujan
yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami
pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun pencemar lainnya.
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses yang telah dialami air hujan tersebut
dalam perjalanannya ke bawah tanah akan membuat air tanah menjadi lebih baik dan
lebih murni dibandingkan air permukaan. Akan tetapi, air tanah mengandung zat-zat
mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral
seperti magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan
1
kesadahan air.
Untuk menjaga agar kolam renang tidak menjadi tempat penularan penyakit,
maka kualitas airnya harus benar-benar dijaga dan diawasi agar senantiasa memenuhi
persyaratan dan standar yang telah ditetapkan oleh menteri kesehatan. Adapun
persyaratan air kolam renang yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
Yang dimaksud dengan syarat fisik air adalah dipandang dari segi fisiknya. Jadi
air kolam harus memenuhi dari segi fisiknya. Jadi air kolam harus memenuhi
persyaratan seperti jernih atau tidak berwarna, tidak keruh, tidak berbau, tidak berasa,
dan berada dalam suhu udara biasa. Selain itu, menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Air Kolam Renang adalah bebas dari bau yang menggangu, bebas dari benda terapung,
dan jernih.
Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama dan biasanya disebabkan oleh
dan rasa dapat meningkat bila pada air dilakukan khlorinasi (Sutrisno, 2010). Seperti
yang disebutkan dalam penelitian Cita dan Adriyani (2009), timbulnya bau pada air
kolam renang Tirta Krida berasal dari kandungan kaporit yang berlebihan dalam air
Air yang jernih adalah air yang bebas dari partikel bahan yang tersuspensi.
air dapat diukur dengan menggunakan Piringan Sechi yang diletakkan pada dasar
kolam yang terdalam dapat dilihat jelas dari tepi kolam renang pada jarak lurus 9 m.
Jika air kolam jernih maka kenyamanan pengguna kolam renang saat berenang tetap
1
terjaga.
b. Sisa Khlor
Pada suatu kolam pembubuhan zat khlor harus benar-benar diperhatikan dengan
seksama dan terus menerus. Khlor merupakan senyawa kimia yang bersifat bakteriosid
dan digunakan sebagai bahan desinfektan air kolam renang (Chandra, 2009). Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990, batas pemberian
senyawa khlor yang diperbolehkan adalah 0,2 – 0,5 mg/L. Dosis pemberian klorin
untuk setiap kolam renang harus diperhatikan sesuai dengan ketentuan yaitu sebanyak
2 gram/m3 air (Chandra, 2009).
Senyawa khlor yang biasa digunakan dalam air kolam renang adalah Kaporit
(Ca(OCl2)). Penggunaan kaporit yang kurang dari 0,2 mg/l tidak akan dapat
membunuh kuman patogen, sedangkan penggunaan kaporit yang berlebihan atau
melebihi 0,5 mg/l akan mengakibatkan timbulnya keluhan kesehatan pada pengguna
air kolam renang misalnya timbulnya iritasi.
c. pH
Batas pH air kolam renang yang diperbolehkan yaitu antara 6,5 – 8,5. Jika pH
tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dapat menghambat proses
pengumpulan dan menyebabkan iritasi pada mata perenang (Elly, 2007). Air yang
memiliki pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan yang
memiliki pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Menurut John D Puetz
(2013) dalam Rozanto (2015), Kadar pH air dapat berpengaruh terhadap efektivitas
khlorin sebagai desinfektan, semakin tinggi pH air dapat mengakibatkan proses
khlorinasi tidak efektif karena 90% dari asam hipoklorit itu akan mengalami ionisasi
menjadi ion hipoklorit sehingga khasiat desinfektan yang dimiliki khlor akan
1
menjadi lemah dan berkurang, karena kadar pH air yang naik atau turun akan
menentukan jumlah HOCl dan OCl- dalam air yang berperan dalam membunuh
kuman.
d. Tembaga (Cu)
e. Alumunium
Aluminium merupakan metal yang mudah dibentuk. Sumber alamiah dari
aluminium adalah bauksit dan kryolit. Pada dosis tinggi aluminium dapat menimbulkan
ganguan kesehatan. Sifat toksisitas aluminium bergantung dari senyawanya, jika
berikatan dengan arsen seperti Al-arsenat zat tersebut sangat toksik (Rozanto, 2015).
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990, kadar
maksimum kandungan tembaga yang diperbolehkan dalam air kolam renang adalah
0,2 mg/l. Unsur ini biasanya terkandung pada senyawa-senyawa bahan koagulan
dalam proses pengolahan air kolam, misalnya tawas (Al2(SO4)3).
f. Kebasaan (CaCO3)
Kesadahan dalam air dapat disebabkan oleh ion-ion magnesium atau kalsium.
Ion-ion tersebut terdapat dalam air dalam bentuk sulfat, klorida, hidrogen karbonat.
Sedangkan pada air alam, kesadahan dapat disebabkan oleh garam karbonat atau
garam asamnya (Rozanto, 2015). Adanya kalsium klorida atau magnesium sulfat
disebabkan oleh geologi tanah disekitarnya Kadar kebasaan (CaCO3) yang telah
diperbolehkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 adalah antara 50 – 500 mg/l.
1
13. Syarat bakteriologis
Syarat bakteriologis air kolam renang adalah syarat kualitas air ditinjau dari
segi ada tidaknya atau banyak sedikitnya jumlah kehidupan mikroba air. Penentuan
jumlah kuman ditujukan pada kuman yang dapat tumbuh di laboratorium dan bukan
menghitung semua kuman yang terdapat di dalam kolam.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kolam renang adalah tempat dan fasilitas umum berupa kontruksi kolam berisi air bersih
yang telah diolah yang dilengkapi dengan fasilitas kenyamanan dan pengamanan baik yang
terletak di dalam maupun diluar bangunan yang digunakan untuk berenang, rekreasi, atau
olahraga air lainya.
Kolam renang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut pemakaian, letak, dan cara
pengisian airnya. Kolam renang dari segi lokasinya, dibedakan menjadi dua: Indoor-pool dan
Outdoor-pool. Berdasarkan pemakaiannya dibagi menjadi 3: Kolam renang perorangan,
kolam renang semi umum dan Kolam renang umum. Berdasarkan cara pengisian air
dibedakan menjadi 3 tipe: Fill and draw pool, Flow trough pool, dan Recirculation pool.
Sedangkan menurut pembuatannya dibedakan menjadi Pemandian alam dan Pemandian
buatan
Sanitasi kolam renang merupakan usaha pengawasan dan pengendalian terhadap
faktor fisik lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Sanitasi kolam renang
perlu dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum sehingga
penyebaran penyakit, keracunan, dan kecelakaan dapat dicegah.
Kolam renang harus memenuhi 5 persyaratan kesehatan lingkungan yaitu persyaratan umum
meliputi lingkungan kolam renang dan bangunan kolam renang, persyaratan tata bangunan,
persyaratan kontruksi bangunan, persyaratan kelengkapan kolam renang dan persyaratan
bangunan serta fasilitas kolam renang
Air yang digunakan sebagai air kolam renang dapat berasal dari beberapa sumber air.
Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan,
dan air tanah.
Persyaratan Kesehatan Air untuk Kolam Renang yaitu: Air dalam keadaan terlindung dari
sumber pencemaran, binatang pembawa penyakit, dan tempat perkembangbiakan vector dan
Aman dari kemungkinan kontaminasi
1
DAFTAR PUSTAKA
Gani, H.A., Gambaran Sanitasi Lingkungan di Kawasan Wisata Budaya Osing (Studi Di
Lima Kecamatan Di Kabupaten Banyuwangi), Bagian Promosi Kesehatandan Ilmu
Perilaku (PKIP) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Husna, N., dkk 2015, Laporan Inspeksi Sanitasi pada Terminal, Politeknik Kesehatan
Kemenkes Aceh Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Pendit, Nyoman, S. 1994. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.
1
17