Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN SANITASI TEMPAT UMUM

MASJID AGUNG AL-FALAH

KELOMPOK 2
Divalia Indah Kinanti (PO71330200001)
Diajeng Bella S. (PO71330200009)
Annisa Addawiyah Faroy (PO71330200011)
Viya Maharani (PO71330200013)
Wifi Nabila (PO71330200015)
Ramadini Putri Satriani (PO71330200023)
Cheriana Amanda Br. Simanjuntak (PO71330200024)
Selvi Afriani (PO71330200027)
Bayu Pratama (P071330200030)
Ravina Azwati (PO71330200032)
Muhammad Fitrah (PO71330200052)
Ahmad Zikriwildan Albar (PO71330200033)

DOSEN PENGAMPU :
RINA FAUZIAH,S.Pd.,M.Si
SUPARMI,S.Pd.,MPH
SONDANG,S,M.Si
JESSY NOVITA SARI S.Pd.,M.,Si

PRODI DIII SANITASI


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami bisa menyelesaikan Laporan yang berjudul "SANITASI DI TEMPAT UMUM DI
MASJID AGUNG AL-FALAH’Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bunda
Suparmi, S.Pd, MPH selaku Dosen Pembimbing Praktek Belajar Lapangan“ SANITASI
TEMPAT UMUM DI MASJID AGUNG AL-FALAH’. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan Laporan ini.

Kami menyadari banyaknya kekurangan pada Laporan ini.Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan Laporan ini.Kami juga berharap semoga Laporan ini
mampu memberikan pengetahuan tentang Hygiene Sanitasi Tempat-Tempat Umum pada Tempat
Ibadah.Kami juga berharap semoga Laporan ini mampu memberikan pengetahuan tentang
pentingnya Sanitasi Tempat Umum dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.

Jambi, 12 Maret 2022

Penyusun

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat- tempat umum yang dipergunakan
untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan
lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal
ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum
(tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan.

Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum, pada waktu – waktu
tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam. Dan Geraja adalah suatu tempat
termasuk fasilitasnya, dimana umum pada waktu – waktu tertentu dapat melakukan ibadah
keagamaan Kristen.Masjid-masjid besar di Indonesia pada umumnya dibangun dengan konsep
masjid berkubah berbentuk setengah bola atau dome. Semestinya, pada saat merancang masjid,
desain akustik tidak boleh dikesampingkan karena berpengaruh terhadap kualitas bunyi yang
diterima pendengar diakibatkan dari suara dengung di dalam ruang masjid. Di dalam sarana
tempat ibadah seperti di masjid dan gereja, sering dilakukan kegiatan yang memerlukan
kejelasan penyampaian suara seperti adzan, sholat berjamaah, dan ceramah keagamaan.Dasar
pelaksanaan Penyehatan Lingkungan tempat-tempat beribadah adalah Kep. Menkes
288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.

Tujuan sanitasi tempat-tempat umum di tempat ibadah adalah untuk memantau sanitasi tempat
ibadah secara berkala, untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat ditempat-tempat beribadah.Jadi sanitasi tempat-
tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-
tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu
penyakit.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapatkan berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut :

1.Untuk Apa saja penilaian dalam Sanitasi tempat ibadah

2.bagaimana tempat ibadah yang Sanitasinya sesuai ketentuan

3.Bagaimana keadaan sanitasi di lingkungan setempat


C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan laporan adalah :

1. Untuk mengetahui apa saja penilaian dalam sanitasi tempat ibadah.


2. Untuk mengetahui standar Sanitasi tempat ibadah sesuai ketentuan
3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi sanitasi di tempat ibadah.

D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penilaian dalam sanitasi tempat ibadah.
2. Mahasiswa dapat mengetahui standar sanitasi tempat ibadah sesuai ketentuan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kondisi sanitasi di tempat sanitasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hygiene dan Sanitasi


Inilah pengertian Hygiene dan sanitasi menurut beberapa ahli :
1. Hygiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi kesehatan
(Menurut Brownell)
2. Hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh faktor yang mendorong
adanya kehidupan yang sehat baik peroranga maupun melalui masyarakat
(Menurut Gosh)
3. Hygiene menyangkut dua aspek, yaitu : yang menyangkut individu (Personal
Hygiene) dan yang menyangkut lingkungan (Environment)
(Menurut Prescott)
4. Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitik beratkan kepada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat.
(Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH)
5. Sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyai
pengaruh terhadap lingkungan.
(Menurut Hopkins)
Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :
Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia,
sedangkan Hygiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup
manusia. Jadi dalam hal ini sanitasi ditujukan kepada lingkungannya, sedangkan
hygiene ditujukan kepada orangnya.

B. Pembahasan Sanitasi Tempat-tempat umum


Tempat umum atau sarana pelayanan umum adalah tempat yang memiliki fasilitas dan
berpotensi terhadap terjadinya penularan penyakit. Tempat-tempat umum merupakan
suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara
insidentil maupun terusmenerus, baik secara membayar maupun tidak, atau suatu tempat
dimana banyak orang berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-hari. (Imam, 2017)

Pengertian sanitasi tempat-tempat umum (STTU) adalah suatu usaha untuk mengawasi
dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang
mengakibatkan timbul menularnya berbagai jenis penyakit. STTU dapat pula dipahami
sebagai suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat-tempat yang
sering digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari
ancaman penyakit yang merugikan kesehatan.

Sanitasi Tempat – tempat Umum adalah suatu usaha untuk mengawasi, mencegah dan
mengendalikan kerugian akibat dari pemanfaatan tempat maupun hasil usaha (produk)
oleh dan untuk umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya dan
menularnya penyakit serta kemungkinan terjadinya kecelakaan. (Suparlan, 2012)

C. Pengertian Tempat Ibadah


Istilah rumah ibadah merupakan sarana keagamaan yang penting bagipemeluk agama
disuatu tempat. Selain sebagai symbol “keberadaan”pemeluk agama, rumah ibadah juga
sebagai tempat penyiaran agama dantempat melakukan ibadah. Artinya fungsi rumah
ibadah disamping sebagaitempat perbadahan diharapkan dapat memberikan dorongan
yang kuat danterarah bagi jamaahnya, agar kehidupan spiritual keberagaman
bagipemeluk agama tersebut menjadi lebih baik dan salah satu tempat ibadahyang
dimaksut adalah masjid (Asnawati, 2004: 38).

D. Fungsi dan Tujuan Tempat Ibadah


Masjid memiliki peran dan berfungsi sebagai pusat ibadah serta
pembinaan umat diantaranya:
1. Masjid sebagai pusat ibadah
Kehidupan umat islam yang tetap cenderung mempertahankaneksistensinya sebgai
hamba Allah dengan memanfaatkan masjidsebagai sarana melaksanakan ibadah
menunjukkan betapa perananmasjid sangat strategis, khususnya berkaitan dengan
fungsinya sebagaipusat ibadah. Fungsi yang dimaksut adalah sebagai berikut :
a. Fungsi masjid sebagai tempat sujud atau penghambaan diri
b. Fungsi masjid sebagai tempat I’tikaf, berzikir, pengajian danmembaca Al-Qur’an
c. Fungsi masjid untuk kegiatan ibadah sosial
d. Dapat berfungsi sebagai Baitul Mal.

2. Masjid sebagai sarana pembinaan umat


Semakin berkembang dan tersebarnya jumlah masjid dariperkotaan sampai ke
pelosok desa, merupakan potensi utama dalammengoptimalkan peranan masjid
sebagai sarana pembinaan umat,dengan mengimplementasi fungsi-fungsi masjid
sebagai berikut :
1. fungsi persatuan persatuan dan Ukhuwah Islamiyah, maksunyaadalah dengan
berkumpulnya umat islam dalam rangkamelaksanakan shalat jama’ah
2. fungsi masjid sebagai pewaris nilai-nilai ajaran agama islam
3. fungsi Dakwah, yakni masjid dapat dimanfaatkan para Da’I untuk
memberikan nasihat agama kepada segenap umat islam
4. sebagai penghimpunan khasnah ilmu pengetahuan denganmenempatkan sarana
perpustakaan
5. masjid dapat berfungsi sebagai tempat bermusyawarah terhadap berbagai persoalan
umat.
E. Klasifikasi dan tipe tempat ibadah
Masjid yang berada di Ibu Kabupaten atau Kota, ditetapkan oleh Bupati atau Walikota
atas rekomendasi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten atau Kota.Menjadi
pusat kegiatan sosial keagamaan Pemerintahan dan masyarakat muslim di wilayah
Kabupaten atau Kota.Masjid di Indonesia juga diklasifikasikan dengan memberikan tipe
bagi masing-masing strata masjid tersebut:
1. Tipe A untuk Masjid Negara
2. Tipe B untuk Masjid Akbar
3. Tipe C untuk Masjid Raya
4. Tipe D untuk Masjid Agung
5. Tipe E untuk Masjid Besar
6. Tipe F untuk Masjid Jami'
7. Tipe G untuk Masjid RW.

F. Penyelenggaraan Tempat Ibadah


Di Indonesia, masjid adalah fasilitas peribadahan yang sangat sering ditemukan di
perumahan. Hal ini mengingat mayoritas penduduk Indonesia merupakan beragama
Islam. Lalu bagaimana konsep pembangunan masjid di dalam perumahan? Sebenarnya,
sebuah masjid tak harus indah dan megah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
berikut ini diantaranya:

1. Pastikan Arah Kiblat dengan Tepat


Prinsip desain pembangunan masjid tak hanya soal keindahan. Aspek kekhusuan,
termasuk arah kiblat yang akurat juga menjadi hal yang sangat penting. Kiblat sendiri
adalah arah yang merujuk ke suatu tempat dimana bangunan Kabah di Masjidil Haram,
Makkah, Arab Saudi. Nantinya, arah kiblat akan mempengaruhi orientasi bangunan,
zonasi serta pola sirkulasi. Misalnya saja menetapkan posisi toilet agar tidak menghadap
kiblat dan menetapkan arah wudhu agar menghadap kiblat.
2. Penempatan Zonasi
Zonasi adalah pengelompokan area berdasarkan kegiatan tertentu yang dibuat secara
jelas. Di dalam sebuah masjid, ada beberapa zonasi yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Zona salat jamaah pria.
b. Zona salat jamaah wanita.
c. Zona nonsalat.
d. Zona suci.
e. Zona nonsuci.
3. Perhatikan Sirkulasi Udara
Sirkulasi wanita dan pria idealnya terpisah sehingga tidak membatalkan wudhu maupun
mengganggu konsentrasi jamaah. Sirkulasi bagi mereka yang telah dan belum berwudhu
sangat penting diperhatikan dalam rangka memelihara thaharah wudhu.

4. Buat Batas dengan Jelas


Di dalam Islam, area pria dan wanita haruslah dipisah. Baik dari tempat salat, area
wudhu, hingga toiletnya. Misalnya, di mana area salat wanita dan pria, tempat wudhunya,
toilet, hingga area batas.Sesuai Peraturan Bersama Menteri Agama, Menteri Dalam
Negeri No. 9 Tahun 2006 dan No. 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama,
Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Pendirian Rumah Ibadat)
Permohonan dari Panitia Pendirian Rumah Ibadah ke Kantor Kementerian Agama;Daftar
nama dan fotocopy KTP pengguna paling sedikit 90 orang (disahkan oleh pejabat
setempat);

Daftar dukungan masyarakat setempat + 60 orang (disahkan oleh lurah/kades);Susunan


kepanitiaan Pendirian Tempat Ibadah; Gambar Bangunan; Sertifikat tanah bukan atas
nama perorangan; Permohonan yang lengkap dilanjutkan tinjauan lokasi;Hasil penelitian
administrasi dan tinjauan lokasi sebagai dasar dikeluarkan rekomendasi.

G. Penyakit yang timbul akibat hygine sanitasi tempat ibadah yang buruk
Kurangnya sanitasi serta kebersihan diri dan lingkungan yang buruk, berkaitan dengan
penularan beberapa penyakit infeksi yaitu :
a. penyakit diare
b. kolera
c. typhoid fever
d. dan paratyphoid fever
e. disentri
f. penyakit cacing tambang
g. ascariasis
h. hepatitis A dan E
i. penyakit kulit
j. trakhoma
k. schistosomiasis
l. cryptosporidiosis
m. malnutrisi
n. dan penyakit yang berhubungan dengan malnutrisi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Nama Tempat Ibadah : Masjid Agung Alfalah


Alamat : RT.01/ RW No.60, Jl.Sultan Thaha,Legok,Telanaipura
Tahun Berdiri Mesjid : 1971 - 1980
Waktu Kunjungan : 15.00 s.d 16.00 WIB

Dari penilaian yang telah dilakukan di lapangan menggunakan Instrumen Sanitasi Tempat
Ibadah Masjid diperoleh hasil akhir sebesar 4.810 Poin.Hal ini menandakan bahwa masjid
tersebut termasuk dalam kategori memenuhi syarat.Rentang nilai yang harus diperoleh untuk
memenuhi syarat adalah kriteria sebesar 2.040 – 3.400.

B. Pembahasan

1. Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua

faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama

yang sifatnya merugikan/ berbahaya terhadap perkembangan fisik , kesehatan dan

kelangsungan hidup manusia.

Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum

(semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan

baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977).

Suatu tempat dikatakan tempat umum bila memenuhi kriteria :

1. Diperuntukkan masyarakat umum.

2. Mempunyai bangunan tetap/ permanen.

3. Tempat tersebut ada aktivitas pengelola,pengunjung/ pengusaha.

4. Pada tempat tersebut tersedia fasilitas :

a. Fasilitas kerja pengelola.


b. Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah, WC/ Urinoir, kamar

mandi

Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan

mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya

dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit.Untuk mencegah akibat yang timbul

dari tempat-tempat umum.

Usaha-usaha yang dilakukan dalam sanitasi tempat-tempat umum dapat berupa :

1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap factor lingkungan dan factor manusia yang

melakukan kegiatan pada tempat-tempat umum.

2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut pengertian dan

kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari tempat-tempat

umum.

Peran sanitasi tempat-tempat umum dalam kesehatan masyarakat adalah usaha

untuk menjamin :

1. Kondisi fisik lingkungan TTU yang memenuhi syarat :

a. Kualitas kesehatan.

b. Kualitas sanitasi.

2. Psikologis bagi masyarakat :

a. Rasa keamanan (security) : bangunan yang kuat dan kokoh sehingga tidak

menimbulkan rasa takut bagi pengunjung.

b. Kenyamanan (confortmity) : misalnya kesejukkan.

c. Ketenangan (safety) : tidak adanya gangguan kebisingan, keramaian kendaraan.


2.Sanitasi Tempat Ibadah (Masjid)

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang

dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan

ibadah.Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di

perhatikan dan ditingkatkan.Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah

tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang kesehatan

lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat ibadah) guna

mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar,

pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran

lingkungan. Dengan peran serta dari pengurus tempat-tempat ibadah diharapkan :

1. Berubahnya atau terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang

terdapat dilingkungan tempat ibadah yang dapat memberi pengaruh jelek terhadap

kesehata.

2. Meningkatnya mutu kesehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.

3. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor lain dalam

pelestarian dan peningkatan penyehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.

4. Terlaksananya pendidikan kesehatan tentang peningkatan kesehatan lingkungan .

5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sanitasi tempat-tempat ibadah.


3. Pengertian Masjid.

Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum, pada waktu –

waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam.Dasar pelaksanaan

Penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep.Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang

Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.

4. Kategori masjid

Berdasarkan Intruksi Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Dan Urusan

Haji Departemen Agama Nomor : 06 tahun 1991, tanggal 19 februari 1991, dan Surat

Edaran Ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Pusat, nomor : K.019/BKMP/IV/1991

tentang tingkatan-tingkatan masjid adalah sebagai berikut :

1) Masjid pada tingkat Pusat disebut Masjid Nasional

2) Masjid pada tingkat Propinsi disebut Masjid Raya

3) Masjid pada tingkat Kabupaten/Kotamadya disebut Masjid Agung

4) Masjid pada tingkat Kecamatan disebut Masjid Besar

5) Masjid pada tingkat Desa/Kelurahan disebut Masjid Jami’

6) Masjid pada tingkat RK/RW disebut Masjid Kampung

7) Masjid pada tingkat RT disebut Masjid Tetangga


5. Penilaian Sanitasi Tempat Ibadah pada masjid Agung (Mesjid/Mushola)

1) Letak / Lokasi

a) Sesuai dengan rencana tata kota

b) Tidak Terletak didaerah rawan banjir

c) Tidak berada pada jarak < 100 meter dari sumber pencemaran debu, asap, bau &

cemaran lainnya

2) Bangunan

a) Kuat, kokoh dan permanen

b) Tidak rapat serangga dan tikus

3) Lantai

Kuat, tidak terbuat dari tanah, bersih, rapat air, tidak licin dan mudah

dibersihkan.Tetapi tidak kedap air dan terdapat retakan pada lantai masjid.

4) Dinding

Dinding bersih, berwarna terang, kedap air dan mudah dibersihkan.

5) Atap

Menutup bangunan,kuat, banyak berdebu dan terdapat atap yang bolong sehingga

membuat atap masjid tersebut bocor saat terkena air hujan.

6) Penerangan/Pencahayaan

Pencahayaan terang karena kondisi masjid yang terbuka.


7) Ventilasi

Sejuk dan nyaman (tidak pengap dan tidak panas) karena kondisi bangunan masjid yang

terbuka , dan terdapan kipas angina pada bagian depan.

8) Gerbang

Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan, aman dan terlihat batas yang jelas.

9) Langit – langit

- Tinggi minimal 2,4 m dari lantai

- Kuat, tetatpi banyak terdapat lubang pada langit langit

- Tidak mudah untuk dibersihkan karena langit-langit yang lumayan tinggi

10) Halaman

Bersih, terdapat genangan air, terdapat tempat sampah tetapi tidak cukup memadai,

Dan terdapat tempat parkir yang cukup.

11) Jaringan instalasi

- Aman (bebas cross conection)

- Terlindung

12) Saluran air limbah

- Tertutup dan terbuka


- Mengalir dengan lancar

- Saluran yang kedap air

6. Fasilitas Sanitasi

1). Air Bersih

- Jumlah mencukupi / selalu tersedia setiap saat

- Tidak berbau, tidak berasa & tidak berwarna

- Angka kuman tidak melebihi NAB

- Kadar bahan kimia tidak melebihi NAB

2). Pembuangan Air Kotor

- Terdapat penampungan air limbah yang rapat serangga

- Air limbah mengalir dengan lancar

- Saluran kedap air

- Saluran tertutup dan terbuka

3). Toilet/ WC

- Bersih

- Letaknya tidak berhubungan langsung dengan bangunan utama

- Tersedia air yang cukup

- Tersedia sabun

- Toilet pria dan wanita terpisah

- Jumlahnya mencukupi untuk pengunjung terbanyak


- Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar

4). Tempat Sampah

- Tempat sampah kuat, kedap air, tahan karat, dan dilengkapi dengan penutup

- Jumlah tempat sampah tidak mencukupi

- Sampah diangkut setiap 24 jam ke TPA

- Kapasitas tempat sampah terangkat oleh 1 orang

S6). Tempat Wudhu

- Bersih

- Terpisah dari toilet, peturasan, dan ruang mesjid

- Air wudhu keluar melalui kran – kran khusus dan jumlahnya mencukupi

- Kolam air wudhu tertutup (rapat serangga)

- Tidak terdapat jentik nyamuk pada kolam air wudhu

- Limbah air wudhu mengalir lancar

- Tempat wudhu pria dan wanita sebaiknya terpisah

7). Tempat Sembahyang

- Bersih, tidak berbau yang tidak enak

- Bebas kutu busuk dan serangga lainnya

- Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30

cm sebagai tempat sujud


8). Tempat sandal dan sepatu

- Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus

- Bersih dan kuat


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Lokasi dan bangunan Masjid Agung Al-falah Jambi ini sesuai dengan
persyaratan Kep.Menkes288/Menkes /SK/III/2003 Tentang Penyehatan
Lingkungan Masjid tetapi ada satu variabel yang tidak memenuhi syarat yaitu
berada pada jarak <100 meter dari sumber pencemar karena masjid ini berada
pada tepi jalan raya.
2. Konstruksi pada Masjid Agung Al-falah Jambi ini kuat dan aman dalam
keadaan baik sesuai dengan persyaratan Kep.Menkes288/Menkes/SK/III/2003
Tentang Penyehatan Lingkungan Masjid.
3. Hasil pengamatan dari masjid ini yaitu memperoleh hasil yang dapat
dikategorikan BAIK,walaupun mesjid memenuhi syarat sanitasi lingkungannya,
tetapi terdapat beberapa fasilitas yang tidak memenuhi persyaratan di mesjid
agung alfalah
4. Sanitasi bagian dalam dari masjid ini yang tidak memenuhi persyaratan
hanya pada variabel langit-langit dan lantai karena langit-langit mesjid ini
sangat tinggi,jadi susah untuk digapai,juga atap yang bocor menyebabkan
terjadinya kebocoran sehingga membuat genangan pada lantai,dan lantai juga
banyak yang retak.

B. Saran

Pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan saran bagi pihak-pihak yang terkait
dengan kegiatan maupun pemeliharaan masjid, Sebaiknya petugas mesjid memiliki alat untuk
membersihkan sarang laba-laba yang berada dilangit karena susah dijangkau,banyak debu dan
terdapat atap yang bolong sehingga membuat atap masjid tersebut bocor saat terkena air hujan
dan menyebabkan genangan air.Lalu sebaiknya lantai yang retak harus diganti agar lantai mudah
dibersihkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/sanitasi-tempat-ibadah-5-pdf-
free.html

Anda mungkin juga menyukai