Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN KOLAM RENANG DAN PEMANDIAN

Disusun Oleh
Kelompok 5:

Nabila Pelangi Umari (0801193266)

Najah Ulfa Ridho (0801191164)

Muhammad Zidan Syah (0801193251)

Kelas:

Kesehatan Lingkungan – B

Mata Kuliah:

Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat Umum dan Pariwisata

Dosen Pengampu:

Dr Sri Malem Indirawati, SKM, M.Si

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERISTAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat beriring salam
kita curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Kesehatan Lingkungan dan
Tempat-Tempat Umum dan Pariwisata dengan judul “Kesehatan Lingkungan Kolam
Renang dan Pemandian”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan kami
mohon maaf jika masih ada kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Medan, Maret 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Higiene Sanitasi Kolam Renang dan Pemandian...................................................................2
2.2 Persyaratan Higiene Sanitasi Kolam Renang dan Pemandian................................................2
2.3 Contoh Penelitian Higiene Sanitasi Kolam Renang...............................................................6
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
3.2 Saran......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pariwisata dalam hal ini terus berkembang pesat dari tahun ke tahun, sektor
pariwisata mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi, karena dapat menyediakan lapangan
kerja, menstimulasi berbagai sektor produksi, serta memberikan kontribusi secara langsung
bagi kemajuan-kemajuan dalam usaha-usaha pembuatan dan perbaikan jalan raya,
pengangkutan, serta mendorong pelaksanaan progam kebersihan dan kesehatan, proyek
sasaran budaya, pelestarian lingkungan hidup dan sebagainya yang dapat memberikan
keuntungan dan kesenangan baik kepada masyarakat setempat maupun wisatawan dari luar
(Prasetya & Rani, 2014).
Tempat wisata harus menjamin kenyamanan dan keselamatan secara fisik maupun
psikologis pengunjung. Sehingga mereka puas dan ada keinginan untuk berjunjung kembali
(Hartini, 2012). Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan
penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau
pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan
lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari
kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya (Chandra, 2007).
Menteri Kesehatan telah mengeluarkan peraturan tentang persyaratan pemandian
umum yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kolam Renang dan Pemandian Umum nomor 061 Tahun 1991. Melalui
peraturan tersebut pemerintah berusaha mewujudkan kondisi fasilitas kolam renang atau
pemandian umum yang memenuhi persyaratan kesehatan. Usaha tersebut dilakukan untuk
mengurangi dan mencegah dampak negatif, diantaranya lingkungan yang kurang bersih yang
dapat menimbulkan terjadinya penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan higiene sanitasi kolam renang dan pemandian?
2. Bagaimana persyaratan sanitasi kolam renang dan pemandian?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu higiene sanitasi kolam renang dan pemandian.
2. Untuk mengetahui persyaratan sanitasi kolam renang dan pemandian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Higiene Sanitasi Kolam Renang dan Pemandian


Higiene adalah suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha
kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada
sedangkan Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan
pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Higiene sanitasi adalah upaya untuk
mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau
mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum, Kolam Renang adalah
tempat dan fasilitas umum berupa konstruksi kolam berisi air yang telah diolah yang
dilengkapi dengan fasilitas kenyamanan dan pengamanan baik yang terletak di dalam
maupun di luar bangunan yang digunakan untuk berenang, rekreasi, atau olahraga air lainnya.
Sementara Pemandian Umum adalah tempat dan fasilitas umum dengan menggunakan air
alam tanpa pengolahan terlebih dahulu yang digunakan untuk kegiatan mandi, relaksasi,
rekreasi, atau olahraga, dan dilengkapi dengan fasilitas lainnya.
Kolam renang yang ideal adalah kolam renang yang senantiasa memenuhi syarat
keamanan, kebersihan, dan kenyamanan. Suatu kolam renang diharapkan mampu
memberikan kenyamanan bagi para pengunjung namun tetap harus mengedepankan faktor
keamanan, terutama untuk semua fasilitas penunjang yang berada di dalam area kolam
renang. Selain itu, aspek kebersihan juga merupakan hal penting untuk diperhatikan karena
berkaitan erat dengan aspek kesehatan khususnya faktor penularan penyakit. Penyakit-
penyakit yang dapat ditularkan di kolam renang meliputi semua penyakit food and water
borne disease, seperti penyakit mata, penyakit kulit, penyakit kuning (hepatitis), dan penyakit
yang berhubungan dengan pencernaan (Mukono, 2000:107).

2.2 Persyaratan Higiene Sanitasi Kolam Renang dan Pemandian


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.061 Tahun 1991, suatu kolam renang
harus memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan kolam renang, antara lain :
1. Persyaratan umum

2
1) Lingkungan kolam renang harus selalu dalam keadaan bersih dan dapat
mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta tidak menjadi
sarang dan perkembangbiakan vektor penular penyakit.
2) Bangunan kolam renang dan semua peralatan yang digunakan harus memenuhi
persyaratan kesehatan serta dapat mencegah tejadinya kecelakaan.
2. Persyaratan tata bangunan
Setiap bangunan di lingkungan kolam renang harus tertata sesuai fungsinya dan
harus memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak menyebabkan pencemaran
terhadap air kolam renang.
3. Persyaratan konstruksi bangunan
1) Lantai
- Lantai kolam renang harus kuat, kedap air, memiliki permukaan yang rata,
tidak licin, dan mudah dibersihkan.
- Lantai kolam renang yang selalu kontak dengan air harus memiliki
kemiringan yang cukup (2-3 persen) ke arah saluran pembuangan air
limbah.
2) Dinding kolam renang
- Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.
- Permukaan dinding yang selalu kontak dengan air harus terbuat dari bahan
yang kuat dan kedap air.
3) Ventilasi
Sistem ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di dalam ruang dengan
baik.
4) Sistem pencahayaan
- Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai.
- Untuk kolam renang yang digunakan saat malam hari harus dilengkapi
dengan lampu berkapasitas 12 volt.
5) Atap
Atap tidak boleh bocor agar tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
6) Langit-langit
Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 2,5 meter dari lantai dan
mudah dibersihkan.
7) Pintu

3
Pintu harus dapat mencegah masuknya vektor penyakit seperti serangga, tikus,
dan binatang pengganggu lain.
4. Persyaratan kelengkapan kolam renang
Kolam renang harus memiliki fasilitas kelengkapan diantaranya : bak cuci kaki,
kamar dan pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang, kamar P3K, fasilitas
sanitasi (bak sampah, jamban dan peturasan, serta tempat cuci tangan) dan
gudang bahan-bahan kimia dan perlengkapan lain.
5. Persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi
1) Area kolam renang
- Harus ada pemisah yang jelas antara area kolam renang dengan area
lainnya.
- Kolam harus selalu terisi air dengan penuh.
- Jumlah maksimum perenang adalah sebanding dengan luas permukaan
kolam dibagi 3 m2.
- Lantai dan dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, berwarna terang, dan
mudah dibersihkan. Sudut dinding dan dasar kolam harus melengkung.
- Saluran air yang masuk ke kolam renang harus terjamin tidak terjadi kontak
antara air bersih yang masuk dengan air kotor. Lubang pembuangan air
kotor harus berada di dasar kolam renang yang paling rendah dan
berseberangan dengan lubang masuknya air.
- Lubang saluran pembunagan air kolam dilengkapi dengan ruji dan tidak
membahayakan perenang.
- Kolam berkedalaman < 1,5 meter, kemiringan lantai tidak > 10%. Pada
kedalaman > 1,5 meter kemiringan lantai kolam tidak > 30%.
- Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, jika terdapat injakan maka
pegangan dan tangga tidak boleh ada penonjolan, terbuat dari bahan
berbentuk bulat dan tahan karat.
- Kolam harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah sisinya.
- Lantai tepi kolam harus kedap air dan memiliki lebar minimal 1 meter,
tidak licin, dan permukaannya miring keluar kolam. - Pada setiap kolam
harus ada tanda yang menunjukkan kedalaman kolam dan tanda pemisah
untuk orang yang dapat berenang dan tidak dapat berenang.
- Apabila ada papan loncat dan papan luncur, harus memenuhi ketentuan
teknis untuk mencegah kecelakaan.
4
2) Bak cuci kaki
- Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang 1,5 meter,
lebar 1,5 meter, dan kedalaman 20 cm dengan pengisian air yang penuh.
- Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm.
3) Kamar dan pancuran bilas
- Minimal terdapat 1 pancuran bilas untuk 40 perenang.
- Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas untuk wanita.
4) Tempat sampah
- Memiliki tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan.
- Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
- Tempat sampah harus mudah dibersihkan dan memiliki volume yang sesuai
untuk menampung sampah dari tiap kegiatan.
- Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak terbuat dari
beton permanen dan tidak menjadi ternpat perindukan vektor penyakit.
- Tempat pengumpul sampah sementara harus dikosongkan minimal 3 x 24
jam.
5) Jamban dan peturasan
- Tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan 1 buah
jamban untuk tiap 60 orang pria dan harus terpisah antara jamban untuk
pria dan wanita.
- Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.
- Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung diatas,
maka harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah peturasan untuk
pria dan 3 buah jamban untuk wanita.
- Jamban yang tersedia kedap air dan tidak licin, dinding berwarna terang,
jamban leher angsa, memiliki ventilasi dan penerangan cukup, tersedia air
pembersih yang cukup, dan memiliki luas lantai minimal 1 m2.
- Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat, sistem leher
angsa, luas lantai minimal 1,5 m2.
- Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka untuk tiap satu
peturasan panjangnya minimal 60 m.
6) Tempat cuci tangan

5
Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau dan berdekatan
dengan jamban peturasan dan kamar ganti pakaian serta dilengkapi dengan
sabun, pengering tangan dan cermin.
7) Gudang bahan kimia
- Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan kimia.
- Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan aluminium sulfat atau
bahan-bahan kimia lainnya.
8) Perlengkapan lain
- Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan berenang bagi
penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit
jantung dan lain-lain.
- Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain : pelampung,
tali penyelamat dan lain-lain.
- Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air kolam renang
secara berkala. Hasil pengukuran sisa khlor dan pH air kolam renang
harian, diumumkan kepada pengunjung melalui papan pengumuman.
- Tersedia tata tertib berenang dan anjuran menjaga kebersihan.

2.3 Contoh Penelitian Higiene Sanitasi Kolam Renang


Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Agnes T. Watung dan Ferdy G. Pakasi
tahun 2019 yang berjudul “Kondisi Sanitasi Kolam Renang Mutiara Water World Resort di
Kelurahan Sagerat Kecamatan Matuari Kota Bitung” dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1 menjelaskan bahwa kondisi sanitasi yang terdapat pada aspek perlengkapan
kolam renang masih Memenuhi Syarat sesuai perhitungan Rumus dengan hasil mencapai
75% sedangkan yang tidak Memenuhi Syarat yaitu 25% meskipun terdapat ada 2 item yang
tidak memenuhi syarat atau tidak terdapat pada kolam renang Mutiara Water World Resort
yaitu tidak adanya kamar P3K dan tidak adanya bak cuci kaki.
Semua aspek perlengkapan fasilitas sanitasi pada kolam renang harus tetap di jaga
kondisi fisiknya bila perlu di adakan penambahan pada perlengkapan sanitasi lainnya yaitu

6
perlu di buat bak cuci kaki dan kamar untuk P3K dan juga perlengkapan sanitasi lainnya.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Paundanan (1995) mengatakan bahwa hasil penilaian
kondisi sarana sanitasi kolam renang Rano Wangun Tidak Memenuhi Syarat karena yang
termasuk kategori penilaian total nilai kurang dari 60% .

Tabel 2 menjelaskan bahwa bahwa kondisi sanitasi yang terdapat pada standar
persyaratan bangunan kolam renang Mutiara Water World Resort masih memenuhi syarat
sesuai dengan perhitungan rumus yaitu 80% sedangkan yang tidak memenuhi syarat yaitu
20% meskipun terdapat 2 item yang terdapat pada standar persyaratan bangunan kolam
renang yang tidak Memenuhi Syarat yaitu saluran pembuangan air kolam renang yang tidak
di lengkapi dengan jeruji yang sangat berbahaya bagi pengunjung serta kondisi lantai tepi
kolam renang yang tidak kedap air.
Berdasarkan hasil penelitian semua aspek persyaratan bangunan kolam renang sudah
bagus dan memenuhi syarat meskipun masih ada bagian-bagian pada kolam renang yang
perlu mendapat perhatian yang lebih dari pengelola kolam renang diantaranya sudut-sudut
dinding dan dasar kolam tidak melengkung (conus), lubang saluran pembuangan tidak
dilengkapi dengan jeruji besi sehingga dapat memicu bahaya bagi perenang dan pengunjung
kolam renang, lantai yang ada di tepi kolam renang tidak kedap air dan licin itu sebabnya
perlu diadakan selalu pembersihan pada lantai agar tidak dapat membahayakan perenang dan
pengunjung lainnya.

Tabel. 3 menjelaskan bahwa kondisi sanitasi yang terdapat pada Jamban dan
Peturasan Kolam Renang Mutiara Water World Resort dikatakan Tidak memenuhi Syarat
karena berdasarkan hasil perhitungan yang didapat yaitu 50 % yang memenuhi syarat dan 50
% yang tidak memenuhi syarat.
Menurut PERMENKES RI. NO 061/MENKES/PER/I/1991 persyaratan jamban dan
urinorin untuk pria dan wanita harus terpisah ,harus tersedia minimal 1 buah jamban untuk 40
7
orang wanita dan 1 buah jamban serta peturasan untuk 60 orang pria . Berdasarkan hasil
penelitian bahwa kondisi sanitasi jamban dan peturasan kolam renang Mutiara Water World
Resort sangat baik tapi untuk peturasan perlu diadakan penambahan peturasan untuk
kenyamanan para pengunjung. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Labdul (2004) yang
mengatakan bahwa hasil penilaian yang dilakukan diperoleh bahwa jamban dan peturasan
pada area kolam renang tidak memenuhi syarat, karena jumlahnya yang tidak mencukupi
kebutuhan para pengunjung terutama pada hari-hari libur dan pada saat diadakannya acara
hiburan,kondisinya yang licin dan menimbulkan bau.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kolam renang adalah tempat pemandian yang diperuntukan bagi kepentingan
perorangan ataupun bagi umum dan mempunyai kedalaman minimal 2 feet atau lebih.
Pemanfaatan tempat wisata kolam renang diharapkan mampu memberikan pelayanan
pariwisata yang berkualitas. Dalam membangun sebuah tempat pariwisata berupa kolam
renang terdapat syarat-syarat dan prinsip yang harus diperhatikan. Dampak kesehatan
masyarakat bagi jaminan tempat wisata kolam renang cukup besar. Oleh karena itu,
dibutuhkan keseriusan pada pengelolah tempat wisata kolam renang. Dari kenyataan yang
ada, banyak membuktikan bahwa teori jelas berbeda dari kenyataan yang terjadi. maka, akan
lebih bijak ketika lewat pembahasan menganai kolam renang ini diharapkan ketika kunjungan
lapangan dapat memberikan pelajaran lebih lagi mengenai sanitasi kolam renang.

3.2 Saran
Penulis berharap agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari tentang
Kesehatan Lingkungan Kolam Renang dan Pemandian Umum di mata kuliah Kesehatan
Lingkungan dan Tempat-Tempat Umum dan Pariwisata FKM UIN Sumatera Utara. Dan
harapan penulis makalah ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi
semua pembaca. Terakhir dari penulis walaupun makalah ini kurang dari kata sempurna,
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. (1991). Persyaratan Kesehatan Kolam Renang dan Pemandian
Umum. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 061/MENKES/PER/I/1991.

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017.

E. Rozanto, Novan. (2015). Tinjauan Kondisi Sanitasi Lingkungan Kolam Renang, Kadar
Sisa Khlor, dan Keluhan Iritasi Mata Pada Perenang di Kolam Renang Umum Kota
Semarang Tahun 2015. Universitas Negeri Semaran: Fakultas Ilmu Keolahragaan.

T. Watung, Agnes. G. Pakasi, Ferdy. (2019). Kondisi Sanitasi Kolam Renang Mutiara Water
World Resort di Kelurahan Sagerat Kecamatan Matuari Kota Bitung. Poltekkes
Kemenkes Manado.

G. Purnama, Sang. (2017). Inspeksi Sanitasi Lingkungan. Universitas Udayana: Fakultas


Kedokteran.
D. L. Fitria, dkk. (2019). Gambaran Sanitasi Kolam Renang X di Banyuwangi. Jurnal
Kesehatan Linkungan, 11(2), 108-115.

10

Anda mungkin juga menyukai