Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sanitasi tempat-tempat umum merupakan problem kesehatan masyarakat

yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya

segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat

tersebut. Oleh sebab itu, tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala

penyakit. Dengan demikian, sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi

syarat-syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara dan mempertinggi

derajat kesehatan masyarakat (Mukono, 2005).

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wisatawan lokal yang datang

berkunjung dan membutuhkan sarana akomodasi yang lengkap. Salah satunya

adalah tempat kunjungan yang sering dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan

banyak diperuntukkan bagi masyarakat umum yakni tempat-tempat umum yang

ada kolam renangnya. Untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan khususnya

dalam penggunaan kolam renang, perlu adanya pengawasan terhadap kualitas air

kolam renang terhadap kenyamanan pengunjung (Mukono, 2005).

Kolam renang merupakan salah satu tempat umum yang harus

mendapatkan pengawasan dan perhatian tentang sanitasi terkait pada sanitasi

tempat-tempat umum, karena tempat umum merupakan tempat menyebarnya

segala penyakit terutama penyakit-penyakit yang medianya makanan, minuman,

udara dan air (Mukono, 2005). Sanitasi tempat umum merupakan usaha untuk

mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat umum terutama yang erat

hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga

1
kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Sarana dan

bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila

memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan

penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus

memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan (Suparlan, 2012).

Sanitasi kolam renang bertujuan untuk memutuskan rantai penularan

penyakit kepada pengunjung yang disebabkan oleh lingkungan kolam renang

maupun akibat kualitas air kolam renang yang kurang memenuhi syarat kesehatan,

dengan demikian kualitas air kolam maupun faktor yang penting yang perlu

diawasi baik secara fisik, kimia, maupun bakteriologis, karena air dapat menjadi

media utama dalam penularan penyakit diantaranya penyakit kulit, penyakit mata,

penyakit perut dan penyakit lainnya (Effendi, 2003)

Dengan adanya hal tersebut, sanitasi kolam renang perlu mendapatkan

perlindungan dan pengawasan, karena kolam renang selain merupakan tempat

pemandian yang diperuntukkan untuk umum sekaligus dapat dijadikan tempat

untuk berenang, tempat rekreasi dan berolahraga. Sebagaimana digariskan dalam

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/Menkes/Per/IX/1990

tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, dimana peraturan ini yang pada

lampirannya memuat syarat kualitas air kolam renang (Cita dan Adriyani, 2009).

Kolam renang Tirta Bayu terletak di Kabupaten Badung yang beralamat di

jalan raya Dalung, Banjar Untal-Untal Kuta Utara, berdiri pada tahun 2007

dengan luas wilayah 2600 m2, bekerjasama dengan sekolah-sekolah yang terdapat

di kabupaten Badung seperti playgroup hingga sekolah menengah atas dan juga

menyediakan tempat makan atau restaurant. Kolam renang Tirta Bayu adalah

2
termasuk kolam renang yang mempergunakan tipe fill-draw yaitu air yang sudah

kotor diganti seluruhnya dengan air yang baru dan bersih, memiliki 2 buah kolam

renang dengan kedalaman yang berbeda-beda serta pengawasan dan pemeliharaan

kebersihan kolam renang secara fisik dilakukan setiap hari secara kontinyu (Profil

Kolam Renang Tirta Bayu, 2015).

Jumlah pengunjung kolam renang Tirta Bayu cukup banyak dari data awal

yang diperoleh pada rata-rata perminggunya 300-400 orang dan perharinya

mencapai 40-50 orang karena penerimaan pengunjung dilakukan setiap hari.

Selain kualitas air yang diutamakan, kolam renang Tirta Bayu menyediakan

beberapa fasilitas sanitasi seperti kamar bilas, ruang ganti, WC/toilet, loker dan

tempat pembuangan sampah (Profil Kolam Renang Tirta Bayu, 2015).

Dari hasil wawancara terhadap petugas kolam renang, beberapa

pengunjung yang selesai berenang pernah menemukan adanya keluhan pada mata

seperti: iritasi, gatal dan mata merah. Sampai saat ini pihak kolam renang belum

mengetahui hasil sisa chlor yang dimilikinya dan dari hasil pemeriksaan awal

pada kolam anak-anak dengan volume air 524,400 liter memperoleh hasil sisa

chlor sebesar 0,6 ppm dan pada kolam sport dengan volume air 1.092.000 liter

memperoleh hasil sisa chlor sebesar 1,4 ppm. Dari hasil pemeriksaan awal

tersebut menemukan adanya permasalahan karena hasil sisa chlor dapat

dinyatakan tidak memenuhi standar yang digunakan yakni pada Permenkes No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air kolam

renang. Hal tersebut terjadi karena dari hasil wawancara pemilik kolam renang

mengganti air kolam selama setahun sekali dan menaburkan kaporit sebanyak 25

kilogram setiap 20 hari sekali pada masing-masing kolam dengan volume air

3
kolam yang berbeda, dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang

ada pada air kolam renang dan masih terlihat sampah berserakan di kamar bilas

seperti kulit sabun dan shampo dikarenakan tempat sampah yang disediakan

sedikit dan kurang memadai. Dengan adanya hal tersebut dapat mengganggu

kenyamanan pengunjung.

Dari penjelasan diatas, pentingnya perhatian untuk sanitasi di tempat-

tempat umum baik pemilik maupun pengunjung perlu adanya kesadaran mengenai

sanitasi di kolam renang. Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul: ”Tinjauan Sanitasi Kolam Renang Dan

Tingkat Kenyamanan Pengunjung di Kolam Renang Tirta Bayu Kuta Utara

Badung”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat

suatu rumusan masalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah Keadaan Sanitasi Kolam

Renang dan Tingkat Kenyamanan Pengunjung di Kolam Renang Tirta Bayu Kuta

Utara Badung”?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui keadaan sanitasi kolam renang dan tingkat kenyamanan

pengunjung di kolam renang Tirta Bayu Kuta Utara Badung.

2. Tujuan khusus

a. Menginspeksi sanitasi kolam renang beserta fasilitasnya.

4
b. Mengukur kualitas air kolam renang.

c. Mengukur kenyamanan pengunjung di kolam renang.

D. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui keadaan sanitasi kolam renang dan tingkat

kenyamanan pengunjung di kolam renang Tirta Bayu Kuta Utara Badung, maka

manfaat yang kami harapkan sebagai berikut:

1. Manfaat praktis

a. Dapat memberikan informasi bagi pengelola kolam renang untuk lebih

meningkatkan keadaan sanitasi dengan para pengunjung.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya

pengawasan sanitasi tempat-tempat umum pada kolam renang.

c. Dapat memberikan saran atau pemecahan masalah yang ditemui bagi

peneliti selanjutnya.

2. Manfaat teoritis

a. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang STTU khususnya

penelitian sanitasi kolam renang.

b. Dapat dijadikan dasar bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kolam Renang

1. Pengertian Sanitasi, Sanitasi tempat umum dan Kolam renang

a. Sanitasi

Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan

fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang

mempunyai efek merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan

hidup (Suparlan, 2012).

b. Sanitasi tempat umum

Sanitasi tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah

kerugian akibat dari pemanfaatan tempat maupun hasil usaha (produk) oleh

dan untuk umum menularnya suatu penyakit (Suparlan, 2012).

c. Kolam renang

Kolam renang adalah tempat pemandian yang dibutuhkan bagi kepentingan

perorangan atau bagi umum. Kolam renang merupakan suatu fasilitas untuk

berenang, berekreasi, berolahraga dan pelayanan lainnya, menggunakan air

bersih yang telah diolah dan dikelola secara komersial (Antonij, 2000)

2. Klasifikasi Kolam Renang

Menurut Suparlan (2012) kolam renang pada cara terbentuknya termasuk

tempat pemandian buatan (artificial pool) sehingga dapat diklasifikasikan

berdasarkan:

a. Berdasarkan pemakaiannya

Dalam menentukan jenis sifat penggunaan maka kolam renang dapat dibagi atas:

6
1) Kolam pemandian umum (Public Swimming Pool).

Diperuntukkan bagi masyarakat umum.

2) Kolam pemandian perseorangan (Private Swimming Pool).

Tidak diperuntukkan bagi masyarakat umum tetapi milik perseorangan.

b. Berdasarkan cara pengisian air kolam

Pemandian buatan dibagi dalam 3 tipe, yaitu:

1) Fill-draw type

Air yang sudah nampak kotor diganti seluruhnya dengan air yang baru dan

bersih. Penentuan kotor dan tidaknya ditetapkan dari keadaan fisiknya (dari

segi warna keruh dan kotor) atau dari jumlah orang yang mandi didalamnya.

2) Flow-throught type

Air kolam tersebut mengalir terus-menerus setiap waktu sehingga senantiasa

airnya tidak akan keruh karena selalu diganti dengan yang baru. Tipe ini

dianggap terbaik, tetapi membutuhkan banyak jumlah air.

3) Recirculating type

Air yang telah dikotori disaring dalam filter-filter dan dipompa kembali

kedalam kolam pemandian yang telah bersih dan setelah di desinfektan.

c. Berdasarkan dari segi letaknya

Macam kolam renang bila ditinjau dari segi letak maka dapat dibedakan menjadi:

1) Indoor pool, syarat-syarat sebagai berikut:

a) Dibangun menurut arsitektur yang baik, sehingga dijamin keamanan dan

kesehatan para pemakai.

7
b) Selain itu, konstruksi air sesuai dengan syarat seperti adanya bak-bak chlor

untuk mendensifektan kaki para perenang dan showers (pancuran) untuk

membersihkan badannya sebelum masuk kedalam kolam. Jalan masuk ke

kolam harus terletak pada bagian kolam yang dangkal.

2) Outdoor pool, harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a) Harus terletak pada tempat yang tinggi dan kering.

b) Harus terletak pada tempat-tempat yang aman dan bebas dari kemungkinan

bahaya kecelakaan dari pengunjung.

c) Sebaiknya jauh dari pepohonan dengan maksud, agar kolam tersebut langsung

disinari oleh matahari dan mengurangi terjadinya kecelakaan yang disebabkan

oleh robohnya sebuah pohon. Menghindarkan terjadinya pengotoran-

pengotoran daun-daunan, cabang-cabang dan ranting-ranting yang jatuh pada

kolam tersebut.

3. Persyaratan Fasilitas Sanitasi Kolam Renang

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Kolam Renang, berhubungan dengan kebersihan kolam renang, seyogyanya

kolam renang dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:

a. Bagian Luar

1) Halaman

a) Cukup untuk parkir kendaraan.

b) Bersih tidak terdapat sampah berserakan (sampah bekas dari serangga dan

tikus), genangan air dan lain lain.

8
2) Tempat Sampah

Tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dengan jumlah yang

cukup untuk para pengunjung di kolam renang tersebut.

b. Bagian Dalam

1) Penyediaan air

a) Penyediaan air untuk minum, mandi, bilas dan pembersihan harus memenuhi

persyaratan (syarat kesehatan di lingkungan).

b) Penyediaan air untuk cuci kaki harus berasal dari air yang sudah memenuhi

persyaratan untuk air minum, dibubuhi disinfektan sehingga chlor aktif pada

setiap saat minimal 0,8mg/lt.

c) Air dalam kolam renang setiap saat harus memenuhi persyaratan dan sesuai

dengan keputusan atau standar baku mutuyang berlaku.

2) Pembuangan kotoran sampah, air seni, air limbah dan air hujan

a) Pembuangan kotoran (tinja), air seni, air limbah, dan air hujan harus diatur

sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan

maupun berkembangbiaknya serangga dan tikus yang dapat mengakibatkan

timbulnya suatu penyakit.

b) Jumlah jamban minimal 4 buah untuk setiap 80 pengunjung wanita dan 3

buah untuk 100 pengunjung pria dari separuh jumlah maksimal pengunjung

yang diperbolehkan. Lain hal, jamban harus memenuhi persyaratan sanitasi

dan tidak boleh berhubungan langsung dengan kolam.

c) Jumlah pancuran bilas 5 buah untuk setiap 50 orang pengunjung dari separuh

jumlah maksimal yang diperbolehkan.

9
3) Tempat mencuci kaki

Harus tersedia tempat mencuci kaki bagi para perenang atau pengunjung yang

terletak pada pintu masuk kolam renang. Tempat mencuci kaki bisa juga berupa

saluran air (bilas kaki) yang terletak di sekeliling kolam renang tersebut.

4) Konstruksi kolam renang

a) Kolam terbuat dari bahan kedap air.

b) Daerah kolam yang dalamnya kurang dari 160 cm dan tidak diperbolehkan

adanya perubahan kedalaman mendadak, dikarenakan untuk menjaga

keselamatan para pengunjung.

c) Kedalaman kolam renang bagi para perenang sekurang-kurangnya 2 meter.

d) Kemiringan kolam pada kedalaman air kurang dari 1,8m dan tidak boleh

lebih dari 0,1%. Pada bagian kedalaman kolam kurang dari 1,6m dan tidak

boleh lebih dari 0.07%.

e) Pada panjang dinding kolam renang harus dipasang pegangan tangan dan

parit peluap atau kestabilan tingginya air dan pembuangan kotoran yang

terampung.

f) Pada tempat-tempat tertentu harus dipasang tangga anti karat yang vertikal.

g) Batas daerah dangkal dan daerah dalam (150cm) diberi tanda yang berupa tali

yang mengapung diatas permukaan air.

5) Lain-lain

a) Tersedia kotak P3K, alat pemadam kebakaran dan alat-alat pembersih.

b) Tersedia tulisan yang berisi peringatan/anjuran yang berhubungan dengan

keselamatan para pengunjung kolam renang.

10
c) Karyawan harus bebas dari penyakit kulit, mata, dan penyakit menular

lainnya

d) Bila terdapat restauran/rumah makan dalam lingkungan kolam renang, maka

harus memenuhi persyaratan kesehatan makanan yang hygiene dan sanitasi

makanan minuman.

4. Kualitas Air Kolam Renang

Kualitas air kolam renang perlu dijaga dan diawasi agar senantiasa

memenuhi standar yang telah ditetapkan. Apabila tidak dijaga dengan baik, kolam

renang dapat menjadi media penularan penyakit. Untuk mencegah hal tersebut,

perlu diketahui tentang persyaratan kualitas air kolam renang. Menurut Peraturan

Menteri Republik Indonesia No.416/Menkes/Per/IX/1990. Kualitas air kolam

renang harus memenuhi syarat fisik, syarat kimia, dan syarat bakteriologis.

a. Syarat Fisik

Persyaratan fisik kolam renang meliputi: kejernihan air, bebas dari bau yang

mengganggu, tidak berwarna, tidak keruh, tidak berasa dan bebas dari benda

terapung.

b. Syarat Kimia

Persyaratan kimia dilihat dari banyak sedikitnya kandungan kimia yang ada di

dalam air kolam renang tersebut.

1) Aluminium (Al) batas maksimal yang diperbolehkan dalam air kolam

renang adalah 0,2 mg/l.

2) Oksigen terabsorpsi (O2) batas maksimal yang diperbolehkan adalah 1,0

mg/l.

11
3) pH : merupakan istilah untuk menyatakan asam atau basa dari suatu larutan,

untuk kolam renang pH yang diperbolehkan adalah 6,5 - 8,5. Penentuan pH

sangat penting dalam proses koagulasi desinfektan pada sistem perpipaan.

4) Sisa chlor : chlor adalah desinfektan yang diperlukan dalam air mikroba dan

juga untuk meningkatkan kualitas air. Batas chlor yang diperbolehkan

adalah 0,2 sampai 0,5 ppm. Dengan membubuhkan chlor dengan jumlah

yang cukup secara terus-menerus ke dalam sirkulasi air, dapat

mempertahankan chlor bebas yang tersedia dalam air kolam. Namun,

penambahan chlor secara kurang tepat akan menimbulkan bau dan rasa

pahit. Karena banyaknya penggunaan chlorin dilapangan dalam dosis yang

berlebihan sering terjadi pelepasan gas chlorin. Gas chlorin adalah gas

berwarna hijau dengan bau yang sangat menyengat.

5. Suhu air : temperatur air akan mempengaruhi kesukaan konsumen terhadap

air tersebut. Temperatur air yang diharapkan adalah antara 10oC - 15 oC.

Penyimpangan terhadap ketetapan suhu air tersebut akan mengakibatkan

tidak disukai oleh konsumen, meningkatnya data/tingkat toksisitas bahan

kimia atau bahan pencemar dalam air dan pertumbuhan mikroba dalam air

(Sanropie dkk, 1983)

c. Syarat Bakteriologis

Persyaratan bakteriologis air kolam renang ditinjau dari segi ada tidaknya atau

banyak sedikitnya kehidupan mikroba dalam air yang meliputi:

1) Coliform total yaitu perkiraan terdekat jumlah kuman golongan koli tinja

per 100 ml sampel air adalah nol.

12
2) Jumlah kuman yaitu batas jumlah maksimal yang diperbolehkan untuk 200

jumlah koloni persatu militer.

5. Proses Pengisian Air Kolam Renang Tipe Fill-draw

Suatu kolam pemandian buatan yang tidak mempunyai sumber air yang

mengalir. Tipe ini dilakukan pada suatu saat kolam diisi penuh dengan air bersih

dan terus dipakai (Suparlan, 2012). Apabila airnya terlihat kotor, maka kolam

dikuras dan seluruh airnya diganti dengan air yang baru, penentuan kapan air

kolam tersebut harus diganti dan perlakuan desinfeksi tergantung pada pemilik

kolam. Disamping itu juga didasarkan kepada persyaratan fisik (air kelihatan

keruh, kotor). Tipe ini adalah tipe pemandian buatan yang kurang baik.

6. Hubungan Sanitasi Kolam Renang dengan Kesehatan Pengunjung

Dari pengetahuan tentang penyebaran penyakit di lingkungan dapat

diketahui, bahwa penyakit tertentu dapat ditularkan melalui penempatan kolam

renang yang tidak layak digunakan seperti terkontaminasi dengan air yang

tercemar penyakit, atau sebagai berikut (Suparlan, 2012):

a. Penyakit kulit (scabies, impetigo, dermatitis, eczeemringworm).

b. Infeksi-infeksi mata (conjunctivitis), telinga, hidung (sinusitis), tenggorokan,

penyakit jalan pernafasan (pilek).

c. Typhus abdominalis.

d. Dysentri (amuba dan baciler).

e. Gastro enteritis.

f. Swimmers-itch (penyakit "rang").

g. Polio melitis.

13
h. Kecelakaan-kecelakaan.

i. Leptopirosis.

Catatan : Yang lebih umum dalam kolam itu adalah dapat mudah menimbulkan

iritasi pada mata yang disebabkan karena kebanyakan memberi chlor dan pH air

yang terlalu rendah.

7. Pengawasan dan Pemeliharaan Kolam Renang

Menurut Suparlan (2012), pengawasan kolam renang untuk umum

dilakukan oleh:

a. Kantor Dinas Kesehatan setempat

b. Badan/orang yang ditunjuk oleh pengusaha

Dalam pengawasan kolam renang perhatian ditunjukkan kepada

persyaratan sanitasi dan keamanan kolam renang tersebut, antara lain:

1) Setiap orang yang akan bermain/berenang terlebih dahulu membersihkan badan

dengan sabun pada shower dan bak mencuci kaki.

2) Setiap orang yang akan meninggalkan kolam renang untuk sementara dan

menggunakan fasilitas jamban atau toilet harus membersihkan badannya

kembali sebelum masuk ke kolam renang.

3) Setiap orang yang mempunyai penyakit kulit, tenggorokan, pilek, mata dan

penyakit menular sejenisnya dilarang berludah, bermain dengan air melalui

mulut dan berkumur di air kolam renang, hal tersebut akan mengganggu

kesehatan pengunjung lainnya.

14
B. Kenyamanan Pengunjung

1. Definisi Kenyamanan Pengunjung

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012), nyaman adalah segar;

sehat sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan, dari

kedua pengertian diatas bahwa kenyamaan sebagai suatu keadaan telah

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik.

Dengan terpenuhinya kenyamanan dapat menyebakan perasaan sejahtera pada diri

individu tersebut.

Ditinjau dari segi sanitasi, kenyamanan pengunjung selama berada di suatu

tempat umum dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor antara lain:

a. Tidak adanya sampah yang berserakan.

b. Kamar mandi/WC selalu berada dalam keadaan bersih dan memenuhi syarat.

c. Tersedianya air bersih yang memenuhi syarat baik dari segi kualitas maupun

kuantitas serta memudahkan para pengunjung untuk mencapainya.

d. Tidak terdapat genangan air limbah, dan suatu tempat umum harus mempunyai

saluran air limbah yang memenuhi syarat.

e. Peraturan bangunan secara baik, antara bangunan kantor, kios, pertamanan dan

tempat parkir.

f. Adanya keamanan dan ketertiban di tempat-tempat umum tersebut.

g. Tidak adanya sesuatu yang terjadi seperti keributan ataupun kecelakaan.

2. Fasilitas Sanitasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 304/Menkes/Per/IV/1989,

fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapannya digunakan

untuk memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan faktor-faktor

15
lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia, antara lain sarana air

bersih, jamban, peturasan, saluran air limbah, tempat cuci tangan, tempat sampah,

kamar mandi, lemari pakaian kerja (loker), peralatan pencegahan terhadap

serangga dan tikus serta peralatan kebersihan.

16
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Sanitasi kolam renang sangat dipengaruhi oleh keadaan air kolam renang

dan fasilitas yang tersedia, yang dapat menyebabkan penularan berbagai penyakit

dan dapat mengganggu kenyamanan pengunjung. Kerangka konsep dapat

disajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Tinjauan Sanitasi Kolam Renang Dan Tingkat Kenyamanan


Pengunjung di Kolam Renang Tirta Bayu
Kuta Utara Badung

Peraturan MenKes No. 416/Menkes/Per/IX/1990

Kualitas Air Fasilitas Sanitasi


Kolam Renang Kolam Renang

- Fisik (kejernihan, bau dan benda - Bagian Luar


terapung) - Bagian Dalam
- Kimia (pH dan sisa chlor)

Tingkat Kenyamanan
Pengunjung
Baik Buruk
Sedang

Gambar 1. Kerangka Konsep Tinjauan Sanitasi Kolam Renang dan Tingkat


Kenyamanan Pengunjung di Kolam Renang Tirta Bayu Kuta Utara
Badung

17
Penjelasan Kerangka Konsep :

Kolam renang Tirta Bayu terletak di jalan raya Dalung, Kabupaten Badung.

Dengan menggunakan pembanding Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990

tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air kolam renang, dalam penelitian

ini untuk dapat mengetahui keadaan sanitasi kolam renang yang meliputi kualitas

air dari segi fisik dan kimia serta fasilitas sanitasi yang tersedia. Dengan hal

tersebut, dapat mengetahui keadaan sanitasi dan tingkat kenyamanan pengunjung

di kolam renang Tirta Bayu yang mempunyai nilai sanitasi dengan kategori baik,

sedang, dan buruk.

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

sanitasi kolam renang dilihat dari keadaan fisik dan kimia seperti kualitas air,

fasilitas yang tersedia dan tingkat kenyamanan pengunjung di kolam renang Tirta

Bayu.

2. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel diatas, maka dapat dijelaskan definisi operasional

sebagai berikut:

Berikut adalah definisi operasional dari variabel yang akan diteliti:

18
Tabel 1
Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Skala


1 2 3 4 5
1. Sanitasi Gambaran fasilitas Melakukan Nominal
kolam renang sanitasi kolam renang pengamatan/pemer
yakni bagian luar iksaan secara
(halaman langsung dengan
depan/parkir, tempat menggunakan
sampah) dan bagian lembar observasi.
dalam (WC/toilet,
ruang bilas, ruang
ganti, loker, tempat
sampah, dll). Hasil
yang diperoleh
dibandingkan dengan
Permenkes No.
416
/Menkes/Per/IX/1990
dan kategori penilaian
yakni apabila hasil
yang diperoleh sesuai
dengan permenkes
memperoleh skor ≥
10 dinyatakan
memenuhi
persyaratan.
2. Kualitas air a. Fisik Melakukan Nominal
Gambaran keadaan observasi dan
sanitasi kolam renang pengukuran secara
yang meliputi kualitas langsung di
air dari segi fisik lapangan dengan
(bau, kejernihan dan bantuan lembar
benda terapung) yang pemeriksaan (tabel
dapat mempengaruhi pemeriksaan).
kualitas kimia pada
air kolam.
b. Kimia
1) pH
pH dapat
mempengaruhi sisa

19
klorin air kolam dan
1 2 3 4 5
harus memenuhi
standar yaitu 6,5-8,5.
2) Sisa Chlor
Desinfektan yang
diperlukan dalam air
mikroba dan juga
untuk meningkatkan
kualitas air. Batas
chlor yang
diperbolehkan adalah
0,2 sampai 0,5 ppm.
Pengukuran yang
dilakukan dan hasil
yang diperoleh akan
dibandingkan dengan
Permenkes No.
416/Menkes/Per/IX/1
990 tentang syarat-
syarat dan
pengawasan kualitas
air kolam renang.
3. Tingkat Mengukur tingkat Kepuasan yang Ordinal
Kenyamanan kenyamanan dinyatakan oleh
Pengunjung pengunjung dari pengunjung
keadaan sanitasi dan terhadap
fasilitas kolam renang pemenuhan
yang tersedia meliputi fasilitas sanitasi
bagian luar (halaman, kolam renang yang
tempat sampah) dan dinyatakan dengan
bagian dalam pengisian
(konstruksi bangunan kuisioner (daftar
kolam, WC/toilet, pertanyaan) pada
ruang bilas, ruang lampiran 3 yakni
ganti, loker, tempat mengambil 30
sampah, dll). Kategori orang/pengunjung
tingkat kenyamanan secara random
pengunjung yaitu: sebagai sampel
a. Pengunjung penelitian
dinyatakan
nyaman :14-20
(baik)
b. Pengunjung

20
dinyatakan kurang
1 2 3 4 5
Nyaman :8-13
(sedang)
c. Pengunjung
dinyatakan tidak
nyaman : 0-7
(buruk)

21
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif dengan menggunakan metode observasional. Tujuannya

untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Arikunto, 2002).

Penelitian ini hanya tertuju kepada upaya menggambarkan masalah yang ada pada

masa sekarang dengan mengumpulkan data relevan untuk pemecahannya.

Metode yang digunakan dalam hal ini yakni dengan menggunakan kuisioner,

pengamatan langsung untuk mengumpulkan data tingkat kenyamanan pengunjung

di kolam renang tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penentuan tempat penelitian yaitu Kolam Renang Tirta Bayu Kuta Utara

Badung. Dipilihnya lokasi ini dengan alasan sebagai berikut:

a. Merupakan kolam renang yang diperuntukkan untuk masyarakat umum.

b. Adanya ijin dari pihak pengelola kolam renang.

2. Waktu Penelitian

Adapun penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli

tahun 2016.

22
C. Unit Analisis dan Responden

1. Jumlah dan Besar Sampel

Jumlah besarnya sampel pada penelitian ini adalah 30 orang/pengunjung

di kolam renang Tirta Bayu Kuta Utara, untuk dijadikan sampel penelitian.

Sampel akan diperoleh dari tiap pengunjung yang datang tiap harinya.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung kolam renang yang

diambil secara random. Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di

dalam pengambilan sampel, peneliti ”mencampur” subjek-subjek di dalam

populasi sehingga semua subjek dianggap sama (Arikunto, 2002). Bertujuan

untuk mengetahui secara langsung dalam proses pengamatan sanitasi kolam

renang yaitu kualitas fisik dan kimia air kolam renang serta tingkat kenyamanan

pengunjung. Menggunakan beberapa responden sebagai pembandiang hasil dari

keaslian fakta di lokasi.

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan

Jenis data yang didapatkan oleh penulis adalah jenis data primer dan data

sekunder.

a. Data primer merupakan data yang didapatkan dengan cara pengamatan

sekaligus peninjauan secara langsung di lapangan, seperti: memantau keadaan

sanitasi kolam renang, mengukur kualitas air dari segi fisik dan kimia serta

mengobservasi fasilitas sanitasi yang tersedia .

23
b. Data sekunder adalah data yang didapat dengan cara mengutip data yang sudah

ada dari pengelola kolam renang, seperti: gambaran umum kolam renang Tirta

Bayu, data pengunjung baik bulanan/tahunan.

2. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi

(pengamatan langsung), peninjauan langsung dengan formulir dan kuesioner

pemeriksaan keadaan sanitasi kolam renang dan tingkat kenyamanan pengunjung.

Pemeriksaan dilakukan di satu tempat dimana terdapat dua kolam renang dan

dilakukan pemeriksaan selama satu minggu, dimana dalam satu minggu

melakukan pemeriksaan tiga hari pada sore hari.

Adapun cara kerja, alat dan bahan yang digunakan untuk mendapat data

dari masing-masing variabel yaitu sanitasi kolam renang, kualitas air baik fisik

dan kimia air kolam renang serta kenyamanan pengunjung adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan sanitasi kolam renang

Pemeriksaan sanitasi kolam renang dilakukan selama satu minggu dan

mengambil tiga hari pemeriksaan yakni pada hari selasa, jumat dan minggu,

dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan di sore hari

dengan bantuan lembar observasi yang telah dibuat dan sesuai dengan permenkes

yang digunakan ke tempat-tempat di sekitar area kolam renang untuk mencari

fasilitas yang disediakan baik bagian luar seperti halaman parkir dan tempat

sampah maupun bagian dalam seperti toilet, ruang ganti/bilas, WC/toilet, loker,

tempat cuci kaki, dan lain-lain. Dengan melakukan hal tersebut, dapat mengetahui

keadaan sanitasi kolam renang di kolam renang Tirta Bayu sesuai keaslian data

yang diperoleh.

24
b. Pengukuran kualitas fisik dan kimia air kolam renang

Dalam melakukan pengukuran kualitas fisik dan kimia pada air kolam,

disini kami melakukannya secara bersamaan dengan pemeriksaan sanitasi kolam

renang yang dilakukan selama satu minggu dan mengambil tiga hari pemeriksaan

yakni pada hari selasa, jumat dan minggu secara langsung dilapangan di sore hari.

Pengukuran dilakukan dengan bantuan lembar pemeriksaan (tabel pemeriksaan)

dan disesuikan dengan permenkes yang digunakan dan hasil yang diperoleh akan

diakumulasikan yang terlampir pada lampiran.

1) Kejernihan dan bau

Pemeriksaan kejernihan air dilakukan secara langsung di lapangan dengan

cara melihat secara kasat mata pada air kolam renang, dilihat dari keramik atau

piringan sechi yang diletakkan pada dasar kolam yang terdalam, dapat terlihat dari

tepi kolam pada jarak lurus 9 meter. Pada pemeriksaan bau dengan cara

melakukan penciuman aroma yang tercium (bebas dari bau yang mengganggu)

pada air kolam. Kedua pemeriksaan tersebut dengan menggunakan bantuan

beberapa teman dari peneliti, agar mendapatkan hasil yang optimal dalam

penglihatan dan penciuman.

2) Benda Terapung

Pemeriksaan benda terapung hanya melakukan pengamatan secara kasat

mata dengan melihat ada atau tidaknya benda terapung (bebas dari benda

terapung) yang ada di permukaan air kolam renang.

25
3) pH (derajat keasaman)

Pemeriksaan derajat keasaman (pH) dapat dilakukan dengan menggunakan

pH universal yaitu stick pH dan langsung di lapangan. Cara kerjanya sebagai

berikut:

a) Pemeriksaan dilakukan pada kolam anak-anak dan kolam sport.

b) Siapkan stick pH.

c) Masukkan/celupkan ujung stick pH ke dalam air kolam renang selama kurang

lebih 1 menit.

d) Amati perubahan warna yang terjadi pada stick pH, kemudian cocokkan

dengan warna yang ada di kotak stick pH tersebut.

e) Baca dan catat hasilnya.

4) Sisa chlor

Pemeriksaan chlor dapat dilakukan dengan menggunakan alat komparator,

dan langsung dilapangan. Cara kerjanya:

a) Membilas terlebih dahulu tabung komparator dengan air dan mengisi salah satu

tabung komparator dengan contoh air sampel sebanyak 5 ml.

b) Tambahkan tablet DPD 1 dan DPD 3 pada salah satu tabung dan homogenkan.

c) Masukkan tabung sampel pada sebelah kanan di dalam alat komparator.

d) Masukkan tabung yang satu (tanpa indikator) pada sebelah kiri di dalam alat

komparator.

f) Cocokkan warna larutan dengan standar dan baca kadar chlor aktif (chlorine).

c. Pengukuran kenyamanan pengunjung

Pengukuran terhadap pengunjung untuk mengetahui tingkat kenyamanan

pengunjung mengenai sanitasi kolam renang dan fasilitas sanitasi yang tersedia

26
dengan cara memberikan kuesioner kepada pengunjung yang datang. Pengambilan

sampel pengunjung dilakukan dengan cara mengambil setiap pengunjung yang

datang dan siap diajak untuk wawancara, karena pengunjung yang datang tiap

harinya tidak tetap. Pengukuran dilakukan selama satu minggu dan mengambil

tiga hari pengukuran yakni pada hari selasa, jumat dan minggu.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Alat tulis

b. Peneliti (saya sendiri) beserta beberapa teman seangkatan semester VI

c. Kamera (dokumentasi)

d. Lembar pemeriksaan (lampiran 1)

e. Lembar observasi (lampiran 2)

f. Lembar kuisioner (lampiran 3)

g. Alat komparator.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terlebih dahulu dikumpulkan,

kemudian dikelompokkan, diolah dan disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan

masing-masing variabel.

2. Analisis Data

Dalam pengumpulan data dipergunakan formulir pemeriksaan sanitasi

kolam renang bagi peneliti dan kuesioner diberikan kepada beberapa responden

27
atau pengunjung kolam renang. Data yang telah terkumpul dianalisa untuk

mengetahui sanitasi kolam renang dan tingkat kenyamanan pengunjung.

a. Formulir pemeriksaan

Formulir pemeriksaan merupakan indikator terhadap inspeksi sanitasi,

kualitas air dan fasilitas kolam renang. Untuk hasil yang diperoleh akan

dibandingkan dengan standar yang digunakan yaitu Peraturan MenKes No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air kolam

renang. Pada hasil pemeriksaan sanitasi dan fasilitas kolam renang, dari 20

pertanyaan yang digunakan apabila mendapatkan jawaban ”ya” (jawaban sesuai

dengan permenkes) lebih besar sama dengan 10 pertanyaan dapat dikatakan hasil

memenuhi syarat dan begitu sebaliknya. Sedangkan penilaian untuk kualitas air

baik fisik maupun kimia, hasil yang diperoleh setelah melakukan pengukuran

akan di bandingkan dengan permenkes yang digunakan dalam pemeriksaan

sanitasi kolam renang khususnya kualitas air kolam renang.

b. Kuisioner

Kuisioner merupakan indikator di dalam pengukuran tingkat kenyamanan

pengunjung yang dikategorikan menjadi tiga yaitu baik, sedang dan buruk.

Pembagian kuisioner dilakukan terhadap pengunjung yang sedang datang untuk

berenang ataupun berolahraga di kolam renang Tirta Bayu dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat kenyamanan pengunjung di tempat tersebut.

Untuk mengetahui tingkat kenyamanan pengunjung diajukan pertanyaan

sebanyak 20, sehingga akan di dapat skor tertinggi 20 dan skor terendah adalah

nol. Jika menjawab ”ya” skor yang diperoleh yaitu 1 (satu) sedangkan jika

menjawab "tidak" skor yang diperoleh yaitu 0 (nol). Skor-skor untuk menentukan

28
kategori ditentukan dengan menggunakan interval kelas berdasarkan Sugiyono

(2013), dengan menggunakan rumus Sturges.

Interval Kelas (I) =

Interval Kelas (I) = = 6,67 (dibulatkan = 7)

Jadi, penetapan skor untuk tingkat kenyamanan pengunjung adalah sebagai

berikut:

a. Pengunjung dinyatakan nyaman : 14-20 (baik)

b. Pengunjung dinyatakan kurang nyaman : 8-13 (sedang)

c. Pengunjung dinyatakan tidak nyaman : 0-7 (buruk)

Untuk memudahkan di dalam menyimpulkan hasil, maka tingkat

kenyamanan pengunjung diperoleh dengan cara mengalikan jumlah skor tertinggi

masing-masing pengunjung dengan jumlah pengunjung dibagi jumlah pengunjung

yang menjadi sampel.

Dari 30 sampel pengunjung yang digunakan untuk mengukur tingkat

kenyamanan pengunjung, apabila jawaban dari masing-masing pengunjung

memperoleh hasil dominan sedang/baik/buruk, hasil akhir yang digunakan

merupakan nilai/skor yang paling banyak ditemukan. Dengan melakukan hal

tersebut, dapat mengetahui seberapa besar kenyamanan pengunjung berada di

kolam renang Tirta Bayu.

29
DAFTAR PUSTAKA

Antonij. 2000. Tinjauan Sanitasi Pada Kolam Renang Pamatang Kotamadya


Pematang Siantar. (skripsi). Online (Available):
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34147/7/Cover.pdf (diakses, 3
Maret 2016)

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta. PT Rineka Cipta

Cita, D. Adriyani, R. 2009. Kualitas Air Kolam Renang dan Keluhan Kesehatan
Pengguna. Online (Available):
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-keslingfac827e6abfull.pdf
(diakses, 15 Januari 2016)

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta. Kanisius

Mukono, 2005. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya. Airlangga


University Press

Peraturan Menteri Kesehatan No. 304/Menkes/Per/IV/1989 tentang Fasilitas


Sanitasi

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/Menkes/Per/IX/1990


tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Profil Kolam Renang Tirta Bayu. 2015. Data Fisik Pengunjung Bulanan. Badung.
Kolam Renang Tirta Bayu

Sanropie, Djasio dkk. 1983. Penyediaan Air Bersih. Proyek Pengembangan


Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai.
Departemen Kesehatan RI.

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta

Suparlan. 2012. Pengantar Pengawasan Hygiene Sanitasi Tempat-Tempat Umum,


Wisata & Usaha-Usaha Untuk Umum. Surabaya. Merdeka Print

Tim Prema Pena. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gitamedia Press

Universitas Sumatera Utara. 2011. Artikel Kenyamanan. Online (Available):


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41143/4/Chapter
%20II.pdf (diakses, 1 Februari 2016)

30
Lampiran 1

Lembar Pemeriksaan Kualitas Air dari Segi Fisik dan Kimia


Kolam Renang Tirta Bayu Kuta Utara Badung

a. Fisik
Hari
Selasa Jumat Minggu
Pemeriksaan
No. (Tgl, ) (Tgl, ) (Tgl, )
Fisik
Kolam Kolam Kolam Kolam Kolam Kolam
1 2 1 2 1 2
1. Bau
2. Kejernihan
3. Benda Terapung

b. Kimia

Hari
Selasa Jumat Minggu
Pemeriksaan
No. (Tgl, ) (Tgl, ) (Tgl, )
Kimia
Kolam Kolam Kolam Kolam Kolam Kolam
1 2 1 2 1 2
1. pH
2. Sisa Chlor

31
Lampiran 2

FORMULIR PEMERIKSAAN
KEADAAN SANITASI KOLAM RENANG
DI KOLAM RENANG TIRTA BAYU KUTA UTARA BADUNG

No. Obyek yang diamati Skor


1 2 3
A. Fasilitas Sanitasi Bagian Luar
1. Apakah tersedia halaman parkir kendaraan yang cukup bagi
pengujung?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah terdapat tempat sampah di sekitar area halaman depan?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah terdapat loket pembayaran tiket masuk yang bersih
sesuai dengan syarat kebersihan STTU?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah tersedia tempat ban permainan/pelampung yang mudah
dijangkau dan terlihat bersih?
a. Ya
b. Tidak
B. Fasilitas Sanitasi Bagian Dalam
4. Apakah tersedia bantaran/tempat duduk untuk pengunjung dan
memenuhi syarat kebersihan STTU?
a. Ya
b. Tidak

32
5. Apakah di setiap pinggiran kolam renang menggunakan lantai
yang tidak licin?
1 2 3
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah di setiap kolam renang baik kolam untuk anak-anak
maupun untuk sport terdapat pegangan/tangga kecil yang terbuat
dari aluminium?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah di setiap kolam renang terdapat kanopi/atap untuk
menghindari hujan dan panas?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah terdapat lampu yang cukup di sekitar lokasi aktifitas di
kolam renang tersebut?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah terdapat tempat sampah di sekitar lokasi aktifitas?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah tempat sampah yang ada sudah memenuhi syarat seperti
kedap air dan tertutup?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah tersedia tempat cuci kaki dan selalu terisi penuh dengan
air?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah konstruksi bangunan kolam renang dari segi fisik telah
memenuhi syarat?
a. Ya

33
b. Tidak

1 2 3
13. Apakah WC/toilet untuk pria dan wanita terpisah?
a. Ya
b. Tidak
14. Apakah tersedia loker dan air bersih yang cukup?
a. Ya
b. Tidak
15. Apakah tersedia kamar bilas yang cukup dan dimanfaatkan
dengan baik?
a. Ya
b. Tidak
16. Apakah ruang ganti pakaian bersih dan dilengkapi dengan
penerangan?
a. Ya
b. Tidak
17. Apakah ruang ganti untuk pria dan wanita tidak berbau dan
terpisah?
a. Ya
b. Tidak
18. Apakah lantai kamar bilas dan ruang ganti pakaian telah
memenuhi syarat seperti kedap air, tidak licin, dan tidak retak?
a. Ya
b. Tidak
19. Apakah kebersihan kolam renang dilakukan setiap hari?
a. Ya
b. Tidak
20. Apakah kolam renang tersebut memiliki septik tank dan saluran
air limbah yang memenuhi syarat?
a. Ya
b. Tidak

34
Penilaian :
Jawaban “Ya” = nilai 1
Jawaban “Tidak” = nilai 0

Kategori inspeksi sanitasi kolam kolam renang yaitu:


a. Memenuhi persyaratan skor >10 hasil sesuai dengan permenkes
b. Memenuhi persyaratan skor =10 hasil sesuai dengan permenkes
c. Tidak Memenuhi persyaratan skor <10 hasil sesuai dengan permenkes

35
Lampiran 3

LEMBAR KUISIONER KENYAMANAN PENGUNJUNG


DI KOLAM RENANG TIRTA BAYU KUTA UTARA BADUNG

Identitas responden:
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :

No. Obyek yang diamati Skor


1 2 3
1. Apakah saudara sebelumnya pernah berkunjung ke kolam renang
Tirta Bayu ini?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah saudara selama berada di kolam renang Tirta Bayu ini
melihat tempat sampah yang berada di sekitar lokasi aktifitas?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah tempat sampah yang saudara lihat mudah dijangkau,
tertutup dan kedap air?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah saudara merasa nyaman menggunakan tempat sampah
yang tersedia di di kolam renang Tirta Bayu ini?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah saudara pernah menggunakan toilet/WC di kolam
renang Tirta Bayu ini, terlihat bersih dan tidak berbau?

36
a. Ya
b. Tidak
1 2 3
6. Apakah saudara saat menggunakan toilet/WC, lantai di tempat
tersebut bersih, tidak licin dan tidak berbau?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah saudara merasa nyaman menggunakan toilet/WC di
kolam renang Tirta Bayu ini?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah saudara pernah menggunakan ruang bilas dan ruang
ganti di kolam renang Tirta Bayu ini?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah saudara pernah melihat sampah berserakan seperti kulit
sabun dan shampoo di ruang bilas maupun ruang ganti?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah saudara merasa nyaman menggunakan ruang bilas dan
ruang ganti di kolam renang Tirta Bayu ini?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah saudara selama berkunjung ke kolam renang Tirta Bayu
ini ada keluhan-keluhan yang saudara rasakan?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah saudara saat melakukan aktivitas seperti berolahraga
ataupun berenang di kolam renang Tirta Bayu ini ada petugas
yang memantau?
a. Ya
b. Tidak

37
13. Apakah saudara selalu menggunakan loker untuk menyimpan
barang bawaan anda?
1 2 3
a. Ya
b. Tidak
14. Apakah saudara mempercayai keamanan loker yang anda
gunakan di kolam renang Tirta Bayu ini?
a. Ya
b. Tidak
15. Apakah saudara pernah melihat genangan air di ruang bilas
ataupun toilet/WC?
a. Ya
b. Tidak
16. Apakah saudara pernah menggunakan tempat cuci kaki di kolam
renang Tirta Bayu ini?
a. Ya
b. Tidak
17. Apakah tempat cuci kaki yang saudara gunakan di kolam renang
Tirta Bayu ini terisi penuh dengan air bersih?
a. Ya
b. Tidak
18. Apakah saudara merasa nyaman berenang di air kolam renang
Tirta Bayu ini yang telah dibubuhi kaporit?
a. Ya
b. Tidak
19. Apakah saudara merasa nyaman saat berenang bersama keluarga
anda terlihat lantai dalam kolam renang banyak yang
lepas/hilang?
a. Ya
b. Tidak
20. Apakah saudara merasa nyaman dengan fasilitas yang anda
gunakan ataupun yang tersedia di kolam renang Tirta Bayu ini?
a. Ya

38
b. Tidak

Penilaian :
Jawaban “Ya” = nilai 1
Jawaban “Tidak” = nilai 0

Kategori tingkat kenyamanan pengunjung yaitu:


a. Pengunjung dinyatakan nyaman :14-20 (baik)
b. Pengunjung dinyatakan kurang nyaman :8-13 (sedang)
c. Pengunjung dinyatakan tidak nyaman : 0-7 (buruk)

39
40
Lampiran 5

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

TINJAUAN SANITASI KOLAM RENANG DAN TINGKAT KENYAMANAN


PENGUNJUNG DI KOLAM RENANG TIRTA BAYU
KUTA UTARA BADUNG

No KEGIATAN PENGELUARAN
.
1 Biaya penelitian Rp. 300.000
2 Biaya print Rp. 100.000
3 Biaya foto copy Rp. 75.000
4 Biaya jilid hardcover rangkap 3 Rp. 50.000
5 Penjepit kertas (klip) @ 5 buah Rp. 5.000
6 Materai 6000 @ 2 buah Rp. 14.000
7 Map kertas @ 5 buah Rp. 5.000
8 Biaya transport Rp. 50.000
9 Dana cadangan Rp. 50.000
TOTAL BIAYA Rp. 649.000

41
Lampiran 6

LAMPIRAN III

Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990


Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR KOLAM RENANG

Kadar yang
No. Parameter Satuan diperbolehkan Keterangan
Minimal Maksimal
A. FISIKA
1 Bau - - - Bebas dari bau
yang
mengganggu
2 Benda Terapung - - - Bebas dari
benda terapung
3 Kejernihan - - - Piringan sesuai
yang diletakkan
pada dasar
kolam yang
terdalam dapat
dilihat dengan
jelas dari tepi
kolam pada
jarak lurus 7m
B. KIMIA
1 Aluminium mg/L - 0,2
2 Kesadahan (Ca mg/L 50 500
SO3)
3 Oksigen mg/L - 0,1 Dalam waktu 4
terabsorbsi (O2) jam pada suhu
udara
4 pH - 6,5 8,5
5 Sisa Chlor mg/L 0,2 0,5
6 Tembaga sebagai mg/L - 1,5
Cu

42
Catatan :

Sumber air kolam renang adalah air bersih yang memenuhi persyaratan sesuai
Surat Keputusan Menteri Kesehatan ini.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 13 September 1990

Menteri Kesehatan Republik


Indonesia,

ttd
Dr. Adhyatma, MPH

43

Anda mungkin juga menyukai