Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sanitasi tempat-tempat umum merupakan problem kesehatan masyarakat yang sangat
mendesak, karena tempat-tempat umum merupakan tempat segala macam masyarakat yang
dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu, maka tempat-tempat
umum merupakan tempat yang menyebarkan segala penyakit terutama penyakit-penyakit yang
medianya makanan, minuman,air da udara. Dengan demikian maka sanitasi-sanitasi tempat-
tempat umum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara,
dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan berdasarkan undang-undang no.11 tahun 1962
tentang hygen untuk usaha-usaha bagi umum khususnya untuk kolam renang, diatur tersendiri
dengan peraturan Menteri Kesehatan RI no. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air kolam renang.
Kondisi kolam renang yang tidak memperhatikan kebersihan airnya akan menjadi sumber
penularan penyakit mulai dari yang ringan hingga berat dapat tejadi penularanya melalui kolam
renang seperti gejala demam, batuk, pilek dan lain-lain. Pada air kolam renang yang
terkandung senyawa khlor yang berlebih dapat menyebabkan kelelahan, gangguan sistem
pernapasan, pandagan kabur dan tejadi ruam-ruam pada kulit (Elpizunianti,2013).
Hygenitas dan sanitasi kolam renang lebih menitik beratkan pada kualitas air serta
pengolahannya (Elpizunianti,2001), hal imi disebabkan karena kualitas air yang tersedia saat
ini masih kurang memnuhi syarat kualitas air bersih.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana kualitas fisik air kolam renag dendang ria
2. Bagaimana sanitasi lingkungn kolam renang dendang ria
3. Apa saja fasilitas yang terdapat pada kolam renang dendang ria

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kualitas fisik air kolam renang dendang ria
2. Untuk mengetahui sanitasi lingkungan kolam renang dendang ria
3. Untuk mengetahui fasilitas kolam renag dendang ria

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian kolam renang

Menurut peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor


416/Menkes/Per/IX/1990 menyebutkan bahwa air kolam adalah air yang ada pada kolam
renang yang digunakan untuk olahraga renang yang kualitasnya memenuhi syarat baik fisik,
kimia dan biologi.

Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa melakukan suatu kegiatan
mandi atau membersihkan badan baik yang bertujuan untuk olah raga maupun hanya sekedar
mencari kesenangan. Banyak definisi kolam renang yang dikemukakan antara lain menurut
Menteri Kesehatan dalam Permenkes No. 061/Menkes/Per/I/1991 dalam Rozanto (2015),
tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum menyatakan “kolam renang
adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolah
raga serta juga pelayanan lainnya menggunakan air bersih yang telah diolah”.

2.2 Macam-macam dan Tipe Kolam Renang

Berbagai macam kolam dibuat orang dan dilengkapi dengan fasilitas dan perlengkapan
lainnya berdasarkan arsitekstur dan konstruksi yang memadai. Kolam renang ini biasanya
disebut dengan kolam renang buatan atau “artificial bething places”. Kolam renang dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe menurut pemakaian, letak, dan cara pengisian airnya
(Rozanto, 2015).

Menurut Elpizunianti (2001), macam-macam kolam renang dipandang dari segi


lokasinya, dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Indoor-pool, yaitu kolam renang yang berlokasi di halaman perumahan atau


pemukiman penduduk. Kolam renang seperti ini biasanya dimiliki dan diperuntukkan bagi
perorangan atau kelompok yang digunakan untuk keluarga atau tamu-tamunya.

2. Outdoor-pool, yaitu kolam renang yang berlokasi di luar halaman pemukiman


penduduk. Kolam renang semacam ini biasanya diperuntukkan bagi umum. Kolam renang

3
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut pemakaian, letak, dan cara pengisian
airnya (Rozanto, 2015).

Berdasarkan pemakaiannya, kolam renang dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Kolam renang perorangan (private swimming pool) adalah kolam renang milik pribadi
yang terletak di rumah perseorangan.

2. Kolam renang semi umum (semi public swimming pool) adalah kolam renang yang
biasanya terdapat di hotel, sekolah, atau perumahan sehingga tidak semua orang dapat
menggunakannya.

3. Kolam renang umum (public swimming pool) adalah kolam renang yang diperuntukan
untuk umum dan biasanya terdapat di perkotaan.

Menurut Elpizunianti (2001) dalam Rozanto (2015), berdasarkan cara pengisian air pada
pemandian buatan termasuk kolam renang, dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:

1. Fill and draw pool, yaitu pengisian air pada kolam renang yang apabila kondisi airnya
kotor akan diganti secara keseluruhan. Penentuan kondisi air tersebut ditetapkan dengan
melihat kondisi fisik air atau dari jumlah perenang yang menggunakan. 10

2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam kolam akan terusmenerus gan
yang baru. Tipe ini dianggap yang terbaik namun membutuhkan banyak air yang berasal
dari satu mata air di alam

3. Recirculation pool, merupakan tipe pengisian air kolam renang dimana airnya dialirkan
secara sirkulasi dan menyaring air kotor dalam filter-filter.

2.3 Sanitasi Kolam Renang

Kolam renang yang ideal adalah kolam renang yang senantiasa memenuhi syarat
keamanan, kebersihan, dan kenyamanan. Suatu kolam renang diharapkan mampu memberikan
kenyamanan bagi para pengunjung namun tetap harus mengedepankan faktor keamanan,
terutama untuk semua fasilitas penunjang yang berada di dalam area kolam renang. Selain itu,
menurut Mukono (2010) dalam Rozanto (2015), aspek kebersihan juga merupakan hal penting

4
untuk diperhatikan karena berkaitan erat dengan aspek kesehatan khususnya faktor penularan
penyakit. Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan di kolam renang meliputi semua penyakit
food and water borne disease, seperti penyakit mata, penyakit kulit, penyakit kuning
(hepatitis), dan penyakit yang berhubungan dengan pencernaan. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.061 Tahun 1991, suatu kolam renang harus memenuhi persyaratan kesehatan
lingkungan kolam renang, antara lain:

1. Persyaratan umum

a. Lingkungan kolam renang harus selalu dalam keadaan bersih dan dapat
mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta tidak menjadi sarang
dan perkembangbiakan vektor penular penyakit.

b. Bangunan kolam renang dan semua peralatan yang digunakan harus memenuhi
persyaratan kesehatan serta dapat mencegah tejadinya kecelakaan.

2. Persyaratan tata bangunan

Setiap bangunan di lingkungan kolam renang harus tertata sesuai fungsinya dan
harus memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak menyebabkan pencemaran terhadap
air kolam renang.

3. Persyaratan konstruksi bangunan

a. Lantai

1) Lantai kolam renang harus kuat, kedap air, memiliki permukaan yang rata, tidak
licin, dan mudah dibersihkan.

2) Lantai kolam renang yang selalu kontak dengan air harus memiliki kemiringan
yang cukup (2-3 persen) ke arah saluran pembuangan air limbah.

b. Dinding kolam renang

1) Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.

2) Permukaan dinding yang selalu kontak dengan air harus terbuat dari bahan yang
kuat dan kedap air.

5
c. Ventilasi Sistem
ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di dalam ruang dengan baik.
d. Sistem pencahayaan
1) Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai.
2) Untuk kolam renang yang digunakan saat malam hari harus dilengkapi
dengan lampu berkapasitas 12 volt.
e. Atap
Atap tidak boleh bocor agar tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
f. Langit-langit
Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 2,5 meter dari lantai dan
mudah dibersihkan.
g. Pintu
Pintu harus dapat mencegah masuknya vektor penyakit seperti serang
4. Persyaratan kelengkapan kolam renang
Kolam renang harus memiliki fasilitas kelengkapan diantaranya: bak cuci kaki,
kamar dan pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang, kamar P3K, fasilitas
sanitasi (bak sampah, jamban dan peturasan, serta tempat cuci tangan) dan gudang
bahan-bahan kimia dan perlengkapan lain.
5. Persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi
a. Area kolam renang
1) Harus ada pemisah yang jelas antara area kolam renang dengan area lainnya.
2) Kolam harus selalu terisi air dengan penuh.
3) Jumlah maksimum perenang adalah sebanding dengan luas permukaan kolam
dibagi 3 m2 .
4) Lantai dan dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, berwarna terang, dan
mudah dibersihkan. Sudut dinding dan dasar kolam harus melengkung.
5) Saluran air yang masuk ke kolam renang harus terjamin tidak terjadi kontak
antara air bersih yang masuk dengan air kotor. Lubang pembuangan air kotor harus
berada di dasar kolam renang yang paling rendah dan berseberangan dengan lubang
masuknya air.

6
6) Lubang saluran pembunagan air kolam dilengkapi dengan ruji dan tidak
membahayakan perenang.
7) Kolam berkedalaman < 1,5 meter, kemiringan lantai tidak > 10%. Pada
kedalaman > 1,5 meter kemiringan lantai kolam tidak > 30%.
8) Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, jika terdapat injakan maka
pegangan dan tangga tidak boleh ada penonjolan, terbuat dari bahan berbentuk
bulat dan tahan karat.
9) Kolam harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah sisinya.
10) Lantai tepi kolam harus kedap air dan memiliki lebar minimal 1 meter, tidak l
icin, dan permukaannya miring keluar kolam.
11) Pada setiap kolam harus ada tanda yang menunjukkan kedalaman kolam dan
tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang dan tidak dapat berenang.
12) Apabila ada papan loncat dan papan luncur, harus memenuhi ketentuan teknis
untuk mencegah kecelakaan.
b. Bak cuci kaki
1) Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang 1,5 meter, lebar
1,5 meter, dan kedalaman 20 cm dengan pengisian air yang penuh.
2) Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm.
c. Kamar dan pancuran bilas
1) Minimal terdapat 1 pancuran bilas untuk 40 perenang.
2) Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas untuk wanita.
d. Tempat sampah
1) Memiliki tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan.
2) Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
3) Tempat sampah harus mudah dibersihkan dan memiliki volume yang sesuai
untuk menampung sampah dari tiap kegiatan.
4) Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak terbuat dari beton
permanen dan tidak menjadi ternpat perindukan vektor penyakit.
5) Tempat pengumpul sampah sementara harus dikosongkan minimal 3 x 24 jam.

7
e. Jamban dan peturasan
1) Tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan 1 buah jamban
untuk tiap 60 orang pria dan harus terpisah antara jamban untuk pria dan wanita.
2) Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.
3) Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung diatas, maka
harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah peturasan untuk pria dan 3
buah jamban untuk wanita.
4) Jamban yang tersedia kedap air dan tidak licin, dinding berwarna terang, jamban
leher angsa, memiliki ventilasi dan penerangan cukup, tersedia air pembersih yang
cukup, dan memiliki luas lantai minimal 1 m2 .
5) Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat, sistem leher
angsa, luas lantai minimal 1,5 m2 .
6) Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka untuk tiap satu
peturasan panjangnya minimal 60 m.
f. Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau dan berdekatan
dengan jamban peturasan dan kamar ganti pakaian serta dilengkapi dengan sabun,
pengering tangan dan cermin.
g. Gudang bahan kimia
1) Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan kimia.
2) Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan aluminium sulfat atau
bahan-bahan kimia lainnya.
h. Perlengkapan lain
1) Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan berenang bagi
penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit jantung dan
lain-lain.
2) Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain: pelampung, tali
penyelamat dan lain-lain.
3) Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air kolam renang secara
berkala. Hasil pengukuran sisa khlor dan pH air kolam renang harian, diumumkan
kepada pengunjung melalui papan pengumuman.

8
4) Tersedia tata tertib berenang dan anjuran menjaga kebersihan.

2.4 Sumber Air Kolam Renang

Air yang digunakan sebagai air kolam renang dapat berasal dari beberapa sumber air.
Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan,
dan air tanah (Chandra, 2007).

1. Air angkasa (hujan)

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Pada saat presipitasi
air tersebut merupakan air yang paling bersih, namun cenderung akan mengalami
pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran tersebut dapat disebabkan oleh partikel
debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya gas karbon dioksida, nitrogen, dan amonia.

2. Air permukaan
Air permukaan meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga, waduk,
rawa, air terjun, dan sumur permukaan yang sebagian besar berasal dari air hujan yang
jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik
oleh tanah, sampah, maupun pencemar lainnya.
3. Air tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses
filtrasi secara alamiah. Proses yang telah dialami air hujan tersebut dalam perjalanannya
ke bawah tanah akan membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan
air permukaan. Akan tetapi, air tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi yang
tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral seperti magnesium, kalsium, dan logam
berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air
2.5 Pencemaran Air Kolam Renang

Menurut WHO (2006) dalam Rozanto (2015), Pencemaran air kolam renang dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu pencemaran mikrobiologis dan pencemaran kimia.

1. Pencemaran Mikrobiologis

9
Pencemaran mikrobiologis pada air kolam renang dapat disebabkan karena kontaminasi
fekal dan kontaminasi non-fekal. Kontaminasi fekal berasal dari kotoran yang dikeluarkan
oleh pengguna kolam renang maupun dari kotoran yang terdapat pada sumber air yang
digunakan sebagai air kolam renang. Pada kolam renang terbuka, kontaminasi fekal juga
dapat berasal dari kotoran hewan seperti burung dan tikus yang berada di area kolam
renang. Kontaminasi non-fekal di kolam renang dapat berasal dari pengguna kolam renang,
yaitu dari muntahan, lendir, air liur, atau lapisan kulit yang mencemari air kolam renang.
Kontaminasi tersebut merupakan sumber potensial dari mikroorganisme patogen seperti
bakteri, virus, jamur, dan protozoa dalam air yang dapat menyebabkan infeksi pada
penguna kolam renang lain apabila kontak dengan air yang telah terkontaminasi tersebut.
2. Pencemaran kimia
Pencemaran kimia pada air kolam renang berasal dari bahan kimia yang dihasilkan dari
proses desinfeksi serta berasal dari bahan kimia yang dihasilkanoleh pengguna kolam
renang seperti keringat, urin, sisa sabun, dan lotion kosmetik yang melekat pada tubuh
pengguna kolam renang.

2.6 Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang

Untuk menjaga agar kolam renang tidak menjadi tempat penularan penyakit, maka
kualitas airnya harus benar-benar dijaga dan diawasi agar senantiasa memenuhi persyaratan
dan standar yang telah ditetapkan oleh menteri kesehatan. Adapun persyaratan air kolam
renang yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

1. Syarat fisik

syarat fisik air adalah dipandang dari segi fisiknya. Jadi air kolam harus memenuhi
dari segi fisiknya. Jadi air kolam harus memenuhi persyaratan seperti jernih atau tidak
berwarna, tidak keruh, tidak berbau, tidak berasa, dan berada dalam suhu udara biasa.
Selain itu, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990.

Air yang jernih adalah air yang bebas dari partikel bahan yang tersuspensi. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990, kejernihan air dapat
diukur dengan menggunakan Piringan Sechi yang diletakkan pada dasar kolam yang

10
terdalam dapat dilihat jelas dari tepi kolam renang pada jarak lurus 9 m. Jika air kolam
jernih maka kenyamanan pengguna kolam renang saat berenang tetap terjaga.
2. Syarat kimia
Syarat kimia air pada kolam renang yang diperhatikan secara terus menerus, antara lain:
a. Oksigen Terabsorsi (O2)
Kadar oksigen terlarut dalam air dapat dijadikan ukuran untuk menentukan mutu
air. Jika tingkat oksigen terlarut terlalu rendah, maka organisme anaerob dapat mati
ataupun menguraikan bahan organik dan menghasilkan bahan seperti metana dan
hidrogen sulfida yang dapat menyebabkan air berbau busuk (Rozanto, 2015).Batas
maksimum yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 adalah 1 mg/L setelah terpapar dalam waktu 4 jam pada suhu
udara. 20
b. Sisa Khlor
Pada suatu kolam pembubuhan zat khlor harus benar-benar diperhatikan dengan
seksama dan terus menerus. Khlor merupakan senyawa kimia yang bersifat bakteriosid
dan digunakan sebagai bahan desinfektan air kolam renang (Chandra, 2009). Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990, batas pemberian
senyawa khlor yang diperbolehkan adalah 0,2 – 0,5 mg/L. Dosis pemberian klorin
untuk setiap kolam renang harus diperhatikan sesuai dengan ketentuan yaitu sebanyak
2 gram/m3 air (Chandra, 2009).
Senyawa khlor yang biasa digunakan dalam air kolam renang adalah Kaporit
(Ca(OCl2)). Penggunaan kaporit yang kurang dari 0,2 mg/l tidak akan dapat
membunuh kuman patogen, sedangkan penggunaan kaporit yang berlebihan atau
melebihi 0,5 mg/l akan mengakibatkan timbulnya keluhan kesehatan pada pengguna
air kolam renang misalnya timbulnya iritasi.
c. pH
Batas pH air kolam renang yang diperbolehkan yaitu antara 6,5 – 8,5. Jika pH tidak
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dapat menghambat proses
pengumpulan dan menyebabkan iritasi pada mata perenang (Elly, 2007). Air yang
memiliki pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan yang memiliki

11
pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Menurut John D Puetz (2013) dalam
Rozanto (2015),
Kadar pH air dapat berpengaruh terhadap efektivitas khlorin sebagai desinfektan,
semakin tinggi pH air dapat mengakibatkan proses khlorinasi tidak efektif karena 90%
dari asam hipoklorit itu akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit sehingga
khasiat desinfektan yang dimiliki khlor akan 21 menjadi lemah dan berkurang, karena
kadar pH air yang naik atau turun akan menentukan jumlah HOCl dan OCl- dalam air
yang berperan dalam membunuh kuman.
3. Syarat bakteriologis
Syarat bakteriologis air kolam renang adalah syarat kualitas air ditinjau dari segi
ada tidaknya atau banyak sedikitnya jumlah kehidupan mikroba air. Penentuan jumlah
kuman ditujukan pada kuman yang dapat tumbuh di laboratorium dan bukan menghitung
semua kuman yang terdapat di dalam kolam. Penetapan jumlah kuman digunakan sebagai
indikator pengawasan kualitas air pada sistem pengolahannya. Jumlah maksimum bakteri
yang diperbolehkan adalah 23 200 per 1 ml sampel air, sedangkan jumlah kuman golongan
E. coli dalam kolam renang yang diperbolehkan adalah 0,0/100 ml sampel air (Effendi,
2004).

12
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Waktu pelaksanaan

Hari/tanggal : Senin, 8 April 2019


Waktu : 10.15 WIB
Lokasi : Kolam Renang Dendang Ria

3.2 Hasil

3.3 Pembahasan

1. gambaran umum kolam renanag

Pengunjung kolam renang dendang ria berjumlah 20 orang selama seminggu. Kolam
renang dendang ria mempunyai dua bak kolam , yaitu bak kolam pertama dengan ukuran panjang
50 meter dan lebar 22 meter dengan kedalaman 2 meter sedangkan bak kolam kedu yang
berukuran dengan panjang 15 meter dan lebar 22 meter dengan kedalaman 1,5 meter. Penggatian
air pada kolam renang dendang ria tidak pernah dilakukan penggantian air kolam renang selama
5 tahun, hanya saja membersihkan kolam renang menggunakan vakum yang dilakukan satu
mingg sekali, yang mana terdapat kotoran sampah atau lumut-lumut pada kolam renang. Hasil
vakum yang dilakukan oleh petugas kolam renang dendang ria pembuangan kotoran atau hasil
vakum dibuang langsung ke selokan menggunakan selang atau mesin. Dari informasi yang
didapat pernah terjadinya kecelakaan pada pengunjung kolam renang dendang ria, pengunjung
tenggelam akibat kedalam kolam yang tidak sesuai dan mengakibatkan meninggal yang
berjumlah tiga orang.

2. parameter fisik

Berdasarkan hasil pemeriksaan secara fisik yang dilaksanakan pada kolam renang dendang
ria tidak ada berbau hanya saja air kolam renanag keruh, tidak jernih dan air kolam pertama
berwarna hijau.

13
3.parameter kimia

Berdasarkan penggunaan disenfektan pada kolam renang dendang ria menggunakan


kaporit sebanyak 15 kg. pemeberian kaporit dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu.
Untuk pemeriksaan parameter kimia tidak pernah dilakukan pemeriksaan oleh petugas kolam
renanag dendang ria , dinas kesehatan maupun pihak yang berwajib.

4.Fasilitas kolam renang

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan tersedia kotak p3k pada kolam renang
namun tidak dilengakapi dengan obat-obatan lainnya, adanya larangan-larangan yang
dicantumkan sesuai perarturan yang telah ditetapkan sesuai perundang-undangan, terdapat toilet
terpisah antara pria dan waita, adanya tong sampah dan mesin vakum untuk memebersihkan
kolam renanag. Selain itu terdapat sirkulasi air pada kolam renanag.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kolam Renang Dendang Ria merupakan salah satu tempat objek wisata yang dulunya
pernah sebagai tempat favorit masyarakat Tanjungpinang. Seiringnya waktu banyak yang
mendirikan kolam renang di Tanjungpinang, sehingga kolam renang dendang ria tidak banyak
pengunjung hanya sekitar 20 orang selama seminggu. Berdasarkan parameter kimia dan
mikrobiologi tidak pernah dilakukan pemeriksaan oleh petugas kolam renang dendang ria dan
pihak yang berwajib. Air kolam renang tidak pernah diganti selama 5 tahun hanya saja
membersihkan kolam renang menggunakan mesin vakum. Penambahan disenfektan pada
kolam renang menggunakan kaporit. Berdasarkan hasil pengamatan kemungkinan terdapat
banyak vektor penyakit yang terdapat di kolam renang dendang ria.

4.2 Saran

1. pengelola kolam renang dendang ria menjaga kebersihan kolam renang


2. pengelola kolam renang dendag ria melakukan penggantian air minimal 1 minggu sekali
3. pengelola kolam renang dendang ria dan Dinkes melakukan pengawasan terhadap saitasi
kolam renang serta melakukan pemeriksaan parameter fisik, kimia dan biologi.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf

chapter II.pdf

FITRIASTUTI MAULANA 70200108033

Jiptummpp.gdl.warokurnia.47848.2.babI.pdf

16
DOKUMENTASI

Gambar 1. Kolam pertama Gambar 2. Kolam kedua

Gambar 3. Foto bersama

17
18

Anda mungkin juga menyukai