SANITASI PELABUHAN
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 tujuan praktikum...................................................................................................6
1.3 Tujuan praktikum..................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
ISI............................................................................................................................................7
A. PELABUHAN................................................................................................................7
B. FASILITAS PELABUHAN..........................................................................................8
C. SANITASI LINGKUNGAN.........................................................................................9
D. FASILITAS SANITASI PELABUHAN......................................................................9
E. ASPEK DALAM UPAYA DAN KEGIATAN DAN PENGAWASAN....................10
F. ASPEK SANITASI PENILAIAN PELABUHAN.....................................................11
G. PERSYARATAN MINUM SANITASI PELABUHAN............................................15
H. HYGINE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN..............................................19
BAB III.................................................................................................................................24
PENUTUP............................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................24
3.2 Saran.....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
bertugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina
dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan
terbatas di wilayah kerja Pelabuhan/ Bandara dan Lintas Batas, serta
pengendalian dampak kesehatan lingkungan. Selain itu salah satu fungsi
penting KKP adalah pelaksanaan pengamatan penyakit karantina dan penyakit
menular potensial wabah nasional sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu
lintas internasional, pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan
pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan Pelabuhan/ Bandara dan Lintas
Batas Darat (Depkes RI, 2008).
5
pengelolaan yang berkelanjutan.keadaan tersebut tentunya tidaklah mudah
dalam penataan dan pengelolaannya. Kesehatan masyarakat di sekitar
pelabuhan dapat terganggu melalui berbagai sumber, salah satu sumber yang
cukup signifikan adalah pengelolaan lingkungan dan kondisi fasilitas sanitasi
yang tidak baik, limbah yang berasal dari alat angkut serta terbawanya vektor
dan binatang penular penyakit.
6
BAB II
ISI
A. PELABUHAN
Pelabuhan Laut yaitu Tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat
barang dan dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran (Permenhub
Nomor 21, 2007)
7
B. FASILITAS PELABUHAN
Secara umum yang dimaksud sebagai Fasilitas Bangunan Pelabuhan adalah
Seluruh bangunan / konstruksi yang berada dalam daerah kerja suatu pelabuhan
baik itu di darat maupun di laut yang merupakan saran pendukung guna
memperlancar jalannya kegiatan yang ada dalam pelabuhan (Nuryoso, 2012)
2. Dermaga
3. Terminal penumpang
4. Pergudangan
5. Lapangan penumpukan
8. Fasilitas bunker
14. Kolam labuh
8
b. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi :
2. Sarana umum;
7. Kawasan perdagangan;
8. Kawasan industri.
9
E. ASPEK DALAM UPAYA DAN KEGIATAN DAN PENGAWASANNYA
Lingkungan Pelabuhan merupakan tempat-tempat umum adalah tempat
kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap,
diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang
dipergunakan langsung oleh masyarakat. Untuk dapat melakukan kegiatan
sanitasi tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek
pendekatan yaitu aspek teknis yang meliputi persyaratan dan peraturan mengenai
tempat umum tersebut dan keterkaitannya dengan fasilitas sanitasi dasar. Aspek
sosial diantaranya adalah ekonomi dan sosial budaya dan aspek administrasi dan
manajemen diantaranya adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dengan
baik (Sutrisno, 2008)
10
F. ASPEK PENILAIAN SANITASI PELABUHAN
Adapun hal-hal atau aspek yang merupakan komponen penting dalam suatu
penilaian pelabuhan yakni sebagai berikut :
1. Hygiene Sanitasi Gedung dan Bangunan Umum Di Pelabuhan
11
g. Kebisingan, suara bising dapat mengganggu komunikasi sehingga
mengurangi konsentrasi dan dapat menimbulkan stres.
h. Ketersediaan air bersih baik secara kuantitas maupun kualitas mutlak
diperlukan untuk menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
i. Toilet juga beresiko menimbulkan masalah kesehatan
j. Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat dapat menjadi tempat
berkembangbiaknya vektor penyakit
k. Sarana pembuangan air limbah harus mengalir lancar dan tidak
menimbulkan genangan sehingga tidak menimbulkan bau, gangguan
estetika dan tempat perindukan nyamuk.
l. Bangunan harus bebas dari vektor
m. Kantin yang ada dipelabuhan harus diawasi agar tidak menimbulkan
penyakit bawaan makanan (food borne diseases).
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak (Permenkes Nomor 416, 1990). Pengawasan penyediaan air bersih
adalah pengawasan terhadap sarana penyediaan air bersih, kualitas air (fisik,
kimia, bakteriologi). Sumber air bersih berasal dari PDAM.
Penyediaan air bersih adalah upaya pemenuhan kebutuhan air didaerah
pelabuhan, dengan cara menampung air dari PDAM ke dalam bak
penampungan/ tandon khusus untuk kemudian disupplay dengan sistem
perpipaan menuju kapal, perkantoran, dan keperluan lain dalam kegiatan
didaerah pelabuhan. Pengawasan terhadap sarana penyediaan air minum juga
perlu dilakukan mulai dari sumber, distribusi hingga ke konsumen yang
meliputi kondisi, pemeliharaan, perbaikan (bila tidak memenuhi standar, serta
pengawasan dan penyuluhan tentang cara-carasupplay air minum
yang hygienis dan sanitair.
12
4. Pengendalian Pencemaran
Pengendalian pencemaran adalah upaya pengawasan yang dilakukan terhadap
sumber pencemar yang ada diwilayah pelabuhan. Umumnya jenis dan
sumber sampah dipelabuhan terdiri dari : sampah domestik (domestic
waste),sampah komersil (commercial waste) dan sampah dari aktivitas
perkantoran dan sejenisnya. Sampah yang dihasilkan dari kapal dipisahkan
(sampah organik dan non-organik) didalam kantong plastik untuk kemudian
diturunkan di dermaga dan langsung di angkut dengan gerobak sampah. Bak
pengumpulan sampah harus memenuhi ketentuan persyaratan, sehingga
apabila terjadi keterlambatan dalam proses pengangkutan, maka tidak
mengganggu lingkungan maupu kesehatan pada umumnya.
Pengawasan pengelolaan pada limbah cairnya dilakukan mulai dari sumber,
pengaliran, pengangkutan, penampungan sementara, pengolahan limbah cair.
Air merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Akibat adanya
pemakaian air dipelabuhan dan alat-alat transpor, terjadilah produksi air kotor
yang perlu mendapat penyaluran sebaik-baiknya agar tidak mennganggu
pemandangan, tidak menimbulkan bau busuk, tidak merupakan potential
health hazard, tidak menjadi sarang nyamuk atau vektor lainnya. Di
upayakan ada sistem pembuangan air kotor dan IPAL yang memenuhi syarat.
13
biaknya dan/atau pembentukan toksin oleh kuman-kuman yang yang telah
mencemari makanan. Pengawasan makanan dilakukan secara rutin, misalnya
sekurang-kurangnya 1 kali sebulan dengan cara mengadakan
kunjunganketempat-tempat pengusahaan makanan untuk menyaksikan
secaraon the spot yang artinya melihat langsung keadaan dan sarana-sarana
sanitasi ditempat usaha tersebut, pemeliharaan dan penggunaan sarna-sarana
tersebut, kesehatan para food handler, cara kerja food handler dan lain-lain.
6. Pengolahan Sampah
Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menimbulkan dampak
lingkungan. Tempat pembuangan sampah dapat sebagai media untuk
perkembangan binatang-binatang pembawa penyakit seperti lalat, tikus,
nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit menular kepada manusia melalui
perantara hewan tersebut. Sampah yang dihasilkan dari kapal dipisahkan
( organik dan an-organik) didalam kantong plastik.
Usahakan sampah di bak/tong/kontainer tidak melebihi tiga hari
karena bila telah melebihi tiga hari akan mengundang lalat dan vektor
penyebab penyakit sebagai perindukan yang baru. Jika sampah yang berada
dalam kontainer telah dikumpulkan dan diangkut ke bak pengumpulan
sampah sementara, maka kontainer tersebut harus dibersihkan atau dicuc.
Tujuannya untuk menghilangkan bau bekas sampah.
14
dengan pemberantasan nyamuk, pemberantasan tikus dan pinjal,
pemberantasan lalat dan kecoa, dan fumigasi.
c. Penerangan
Penerangan harus cukup dan tidak menyilaukan mata, terutama pada
pintu masuk dan keluar tempat parkir.
15
b. Pembuangan Kotoran (Jamban dan Urinoir)
· Tersedia jamban yang memenuhi syarat (tipe leher angsa) minimal 1
jamban
untuk 100 pengunjung, atau minimal 2 buah jamban.
· Tersedia peturasan yang baik, minimal 1 peturasan untuk 200
pengunjung dan
tersedia pasokan air yang mencukupi.
· Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara jamban pria dan
jamban
wanita.
· Jamban dan paturasan harus dalam keadaan bersih dan tidak berbau.
c. Pembuangan Sampah
· Harus tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup,
kedap air,
dan dalam jumlah yang cukup.
· Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari sehingga tidak ada sampah
yang
menumpuk.
d. Pembuangan air limbah
Air limbah dan air hujan di alirkan melalui saluran tertutup dan dibuang
keseptictank atau ke saluran air kotor perkotaan.
e. Tempat cuci tangan
Harus tersedia tempat cuci tangan yang baik, minimal satu, dilengkapi
dengan sabun atau kain serbet.
3. Lain-lain
· Tersedia alat perlengkapan untuk P3K.
· Terdapat alat pemadam kebakaran
· Restoran atau rumah makan yang ada harus memenuhi syarat higiene
16
Manfaat Penting Dari Pengawasan Pelabuhan
Beberapa manfaat penting dari pengawasan pelabuhan, antara lain:
kesehatan
17
2. pemandangan yang kurang nyaman dan perasaan jijik
3. Tempat cuci tangan yang kurang baik atau tidak tersedia dapat
menyebabkan penyakit diare dan kecacingan
4. Penanganan sampah yang tidak yang tidak memenuhi syarat dan saluran
air kotor atau genangan air yang tidak dikelola dengan baik merupakan
tempat bersarang dan berkembangbiaknya vektor penyakit seperti lalat,
tikus, nyamuk, kecoak dan serangga lainnya. Selain itu dapat
menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan
dan estetika.
5. Penyakit karantina yaitu Pes, Yellow Fever dan Cholera.
6. Terjadinya Out-Break suatu penyakit perut atau keracunan makanan
sebagai akibat dari toksin kuman-kuman tertentu dan infeksi bakteriil.
Kuman-kuman penyebabnya mungkin sudah terdapat pada bahan
makanan yang digunakan atau mencemari makanan dengan perantara
lalat, alat-alat/tangan yang kotor, atau kuman carrier.
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang perlu dikelola dengan baik
agar bermanfaat bagi tubuh. Pada dasarnya pengelolaan makanan yang baik dan
benar adalah mengelola makanan sesuai dengan prinsip hygiene sanitasi
makanan. Prinsip-prinsip hygiene
sanitasi makanan minuman adalah teori praktis tentang pengetahuan, sikap dan
perilaku manusia dalam mentaati azas kesehatan (health), azas kebersihan
(cleanliness), dan azas keamanan (security) dalam menangani makanan. Dengan
melakukan pengolahan makanan yang baik dan benar akan menghasilkan
makanan yang bersih, sehat, aman, dan bermanfaat serta tahan lama (RI 2011b).
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003
tentang persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran, hygiene sanitasi
makanan diartikan sebagai upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat, dan perlengkapannya yang dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan (RI 2003).
18
Secara rinci sanitasi meliputi pengawasan mutu bahan makanan mentah,
penyimpanan bahan, suplay air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan dari
lingkungan, peralatan, dan pekerja pada semua tahapan proses (RI 2011a).
Penerapan sanitasi pada orang yang terlibat didalamnya perlu perhatian khusus.
Prinsip hygiene sanitasi makanan di atur dalam dalam peraturan menteri kesehatan
(RI 2011).
1. Prinsip hygiene dan sanitasi makanan
19
1. Makanan yang disajikan panas harus tetap disimpan dalam suhu diatas
60°C
2. Makanan yang akan disajikan dingin disimpan dalam suhu dibawah 4°C
3. Makanan yang disajikan dalam kondisi panas yang disimpan dengan suhu
dibawah 4°C harus dipanaskan kembali sampai 60°C sebelum disajikan
g. Penyajian makanan
20
2. Hendaknya dapat memelihara kesopanan serta penampilan yang baik
3. Menguasai teknik membawa makanan, serta dapat mengatur makanan di
meja dengan komposisi yang baik.
2. Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan
Salah satu syarat kesehatan TPM yang penting dan mempengaruhi
kualitas hygiene sanitasi makanan adalah faktor lokasi dan bangunan. Lokasi
dan bangunan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan
terjadinya kontaminasi makanan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur,
virus dan parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan risiko
terhadap kesehatan (RI 2003).
Sanitasi tempat pengelolaan makanan meliputi ketersediaan air bersih, toilet,
jamban, kamar mandi, tempat cuci tangan dan peralatan, pengelolaan sampah,
pengawasan serangga dan binatang pengerat, pembuangan air limbah,
kebersihan udara, lokasi, bangunan, dan ruangan pengolahan serta penyajian
makanan.
21
ditularkan melalui makanan (food born illness) seperti tifus, kolera, desentri,
dan tbc.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hygiene penjamah
makanan :
a. Pencucian Tangan
Tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan virus
pathogen dari tubuh, feses atau sumber lain dari makanan. (Dahlan dan
Umrah, 2013).
Kuku tangan sering sebagai sumber kontaminan atau mengakibatkan
kontaminasi silang. Kuku yang panjang dengan tepi yang tidak rata cenderung
menjadi tempat sarang kuman hygeine tenaga penjamah makanan dengan
tujuan untuk mewujudkan penyehatan perorangan yang layak dalam
penyelenggaraan makanan, diperlukan tenaga yang memenuhi syarat sebagai
berikut tidak menderita penyakit mudah menular tidak batuk atau bersin
dihadapan makanan yang akan disajikan (Yulianto, 2015).
b. Kesehatan Rambut
Rambut yang kotor akan menimbulkan rasa gatal pada kulit kepala yang dapat
medorong karyawan untuk menggaruknya dan dapat mengakibatkan
kotoran/ketombe atau rambut dapat jatuh kedalam makanan. Penjamah
makanan diharuskan menggunakan penutup kepala atau jala rambut saat
bekerja. Penutup kepala membantu mencegah rambut jatuh ke dalam
makanan, membantu menyerap keringat yang ada di dahi, mencegah
kontaminasi bakteri staphylococci, menjaga rambut bebas dari kotoran dapur.
Setelah tangan menggaruk, menyisir atau menyikat rambut harus segera
dicuci sebelum digunakan untuk menangani makanan.
c. Kebersihan Pakaian
Pakaian yang seharusnya digunakan adalah yang berlengan, menutupi bahu
dan ketiak pekerja. Pakaian kerja dibedakan dengan pakaian harian,
disarankan ganti setiap hari. Pakaian dipilih model yang dapat melindungi
tubuh pada waktu memasak, mudah dicuci berwarna terang/putih, terbuat dari
bahan yang kuat dan mudah menyerap keringat serta tidak panas. (Yulianto,
2015).
d. Kebiasaan Hidup
Kebiasaan seseorang akan mempengaruhi tindakan orang tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan penjamah makanan yang tidak
menerapkan personal hygiene dalam mengolah makanan akan menjadi sebuah
22
kebiasaan jika hal itu dilakukan secara terus menerus sehingga mempengaruhi
kesehatan penjamah makanan itu sendiri dan kualitas pangan yang dihasilkan.
Kebiasaan hidup yang baik mendukung terciptanya hygiene perorangan.
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelabuhan Laut yaitu Tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah
dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar. Sesuai Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 61 Tahun 2006 tentang kepelabuhan dalam bab III pasal 22
merupakan daerah yang digunakan untuk fasilitas pelabuhan. Dan adapun
Sanitasi Lingkungan Pelabuhan merupakan kegiatan menyeluruh dalam
Perencanaan, Pengorganiasasian, Pelaksanaan dan Pengawasan pada aspek
sanitasi lingkungan pelabuhan dan Prinsip hygiene sanitasi makanan di atur
dalam dalam peraturan menteri kesehatan.
B. SARAN
1. Memberikan penyuluhan kepada ABK untuk meningkatkan pengetahuan
ABK dengan memberikan buku mengenai hygiene sanitasi kapal diatas
kapal.
2. Sebaiknya pihak KKP merekomendasikan setiap kapal untuk melakukan
pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke perairan laut untuk
menghindari tercemarnya air laut.
3. Pemeriksaan air balast sebaiknya dilakukan secara rutin untuk
menghindari tercemarnya air laut.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/441536465/MAKALAH-SANITASI-
PELABUHAN
http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1406/1/DWI%20INDRI
%20YANI%20SIREGAR.pdf
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2012-2-13201-811408019-bab1-
16012013013410.pdfhttps://www.google.co.id/amp/s/123dok.com/a-article/saran-
kesimpulan-pelaksanaan-hygiene-sanitasi-keberadaan-vektor-pembawa.lzgm886z
25