Anda di halaman 1dari 15

Laporan KKP dan PT.

Air

LAPORAN STASE KKP DAN PT. AIR


Masa Stase : 25 26 Agustus 2016
Oleh :

Sri Surya Ningsih 15014101337


Patricia C Warouw - 15014101310
Nina P Lumonang - 15014101354
Ameliya S Japanto 15014101227
Chrissy A A Thanos 15014101247

Geri W Setiawan 15014101270


Maria R Walangitan 15014101299
Rheza N Tambajong 15014101322
Yulya M Longadi - 15014101351
Mona C U Aman 15014101138

Masa KKM : 22 Agustus 2 Oktober 2016

BAGIAN ILMU

KEDOKTERAN
KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

2016

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN STASE KKP DAN PT. AIR

Masa KKM :
Masa KKM : 22 Agustus 2016 2 Oktober 2016

Telah disetujui pada tanggal 26 Agustus 2016

Mengetahui,
Dokter Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

dr. Zwingly C. J. G. Porajow

dr. Dina V. Rombot M.Kes

JADWAL KEGIATAN STASE KKP DAN PT. AIR MANADO


N
o

1.

Hari / Tanggal

Kamis,
25 Agustus

Topik Bimbingan
-

Melapor di Perusahaan Air

Minum Manado
Pengelolaan, pengawasan,
dan

2016

2.

Jumat,
26 Agustus

Pembimbing

2016
-

pendistribusian

bersih di perkotaan
Syarat air bersih
Syarat air minum
Melapor
di

air

Kantor

Bpk. Eka Genah


Bpk. Angga

dr. Pingkan M.

Kesehatan

Pelabuhan

Bitung
Pelayanan

Pijoh
Bpk. Toni

Kesehatan

Rundengan, S.KM

Pelabuhan Laut
3

Tugas Pokok dan Fungsi

KKP
Penyakit Karantina
Wabah

RINGKASAN MATERI BIMBINGAN

A. PT. AIR MANADO (PDAM)


Hari / Tanggal : Kamis, 25 Agustus 2016
JenisKegiatan : Bimbingan dan Orientasi Instalasi Pengolahan Air
Pembicara
: Bpk. Eka Genah dan Bpk. Angga
Ringkasan Materi :
1. PT. Air Manado yang sebelumnya bernama Perusahan Daerah Air Minum
didirikan pada tahun 1970 dan resmi berganti nama menjadi PT. Air
Manado pada tanggal 15 Januari 2007. Saat ini PT. Air Manado baru dapat
melakukan water treatment untuk air bersih saja.
2. Peraturantentang Air Bersihdan Air Minum
PT. Air Manado diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 416
Tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Dalam hal
ini yang dimaksud dengan:
a. Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian
umum.
4

b. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatandan


dapat langsung diminum.
c. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yangkualitasnya

memenuhi

syarat kesehatan dan

dapat

diminum

apabilatelah dimasak.
Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi
persyaratan:
a. Fisik yaitu air bersih harus tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau
kurang lebih 25oC.
b. Kimia yaitu Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam
jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain
adalah : pH, total solid, zat organik, CO2agresif, kesadahan, kalsium (Ca),
besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit,
flourida (F), serta logam berat.Menurut WHO pH normal adalah 6,5-9,2.
c. Mikrobiologi/bakteriologi yaitu Air bersih tidak boleh mengandung kuman
patogen

dan

parasitik

yang

mengganggu

kesehatan.

Persyaratan

bakteriologis ini ditandai dengan bakteriologi untuk setiap 100 ml sampel


3.
a.
b.
4.

air tidak ada bakteri patogen +10.


MetodePengolahan Air
Full water treatment process
Kimia,bakteriologidanfisik
Partial water treatment process
Bakteriologi
Sistem Pengawasan dan Pengelolan Air
Sistem pengawasan dilakukan oleh Departemen Kesehatan kota
Manado. Proses Air baku dipengaruhi iklim baik secara kualitas maupun

kuantitas. Proses pengelolaan air terdiri dari:


a. Intake
Intake merupakan bangunan pertama masuknya sumber air yang
nantinya dipompa ke Water Treatment Plant (WTP). Sumber air
tersebut berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano.
b. Water Treatment Plant (WTP)
Water Treatment Plant (WTP)terdiri dari 4 proses, yaitu:
i. Koagulasi
Pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel
koloid dengan penambahan bahan kimia AlSO4 atau lebih dikenal
Tawas dengan takaran 100 gr/liter air baku, sehingga

mengandung AlSO4 sebanyak 10% melalui proses rapid mixing


(pengadukan cepat) agar terjadi homogenisasi antara air dan
Tawas.
ii. Flokulasi
Selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi atau proses
pengadukan lambat selama 10 20 menit sehingga mengalami
pembentukan endapan segmentasi yang mengendap secara
gravitasi.
iii. Sedimentasi
Sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Dalam
bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur. Proses ini
berlangsung selama 30 menit.
iv. Filtrasi
Filtrasi berfungsi untuk menyaring media berbutir melalui
lapisan pasir setebal 70 cm. Proses berlangsung dengan
menggunakan gaya gravitasi.
v. Reservoir
Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
air bersih. Air yang telah tersaring di teruskan ke reservoir dan
kemudian diberikan kaporit setelah itu di distribusikan kepada
konsumen. Bahan desinfektan menggunakan kaporit dengan
dosis 2 mg/L air baku. Pengontrolan air dilakukan 1 bulan sekali
dengan melihat kualitas air.

B. KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Laut Kelas III Bitung


Hari / tanggal

: Jumat, 10 Agustus 2016

Jenis Kegiatan

: Bimbingan

Pembicara

: dr. Pingkan M. Pijoh dan Bpk. Toni Rundengan, S.KM

Ringkasan Materi :
1. KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT)
dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang bertanggung jawab
secara teknis dan administratif kepada Direktur Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP & PL) mempunyai tugas
& fungsi mencegah masuk dan keluarnya faktor resiko penyakit.KKP
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2348/MENKES/PER/XI/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan.
2. Tugas pokok KKP Kelas III Bitung adalah melaksanakan pencegahan
masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans
epidemilogi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA (obat, makanan, kosmetik
dan bahan berbahaya) serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, Bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
penanganan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas
darat negara.
3. KKP Bitung berstatus KKP Kelas III dengan jumlah wilayah kerja
sebanyak 7 (tujuh) yang tersebar di wilayah Provinsi Sulawesi Utara,
meliputi:
a. Pelabuhan Laut Labuan Uki
b. Pelabuhan Laut Amurang
c. Pelabuhan Laut Kotabunan
d. Pelabuhan Laut Kema
e. Pelabuhan Laut Belang
f. Pelabuhan Laut Molibagu
g. Pelabuhan Laut Bintauna
4. KKP Laut Bitung merupakan kantor kesehatan Pelabuhan kelas 3 yang
memiliki 2 seksi, yaitu (UKLW) dan (PRL) dan (PKSE).
5. Pengendalian resiko lingkungan (PRL) terdiri dari:
a. Pengendalian vektor (nyamuk, lalat, tikus, kecoa, dll) di wilayah
pelabuhan

b. Pengawasan higiene dan sanitasi (di kapal, kantin, daerah industri


sekitar pelabuhan)
c. Pengawasan air bersih di wilayah pelabuhan
d. Pengaturan tingkat kebisingan
6. Upaya Kesehatan Lintas Wilayah (UKLW), yang terdiri dari:
a. Pelayanan kesehatan (poliklinik)
b. Imunisasi internasional
c. Kesehatan matra, haji dan K3
d. Ijin angkut orang sakit dan jenazah
e. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Penyakit menular yang bersumber dari hewan (seperti Malaria), TBC
dan HIV AIDS. Penyakit tidak menular kanker, diabetes mellitus,
penyakit jantung, penyakit kronik dan degeneratif lainnya
f. Gangguan kecelakaan dan tindakan kekerasan
7. International Health Regulations (IHR) dan Public Health Emergency Of
International Concern (PHEIC)
IHR adalah suatu instrumen internasional yang secara resmi
mengikat untuk diberlakukan oleh seluruh negara anggota WHO, maupun
bukan negara anggota WHO tetapi setuju untuk dipersamakan dengan
negara anggota WHO. Di Indonesia, Depkes bertanggung jawab pada
pelaksanaan IHR dan WHO akan mendukung pelaksanaannya. Ditjen PP
& PL beserta Unit Pelaksana Teknis KKP, pengelola transportasi, dan
stakeholder lain juga ikut serta dalam mengimplementasikan pemeriksaan
yang direkomendasikan.
PHEIC atau kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia adalah
KLB yang dapat menjadi ancaman kesehatan bagi negara lain dan
kemungkinan

membutuhkan

koordinasi

internasional

dalam

penanggulangannya. Beberapa faktor, seperti letak geografi serta, jumlah


kasus, waktu, jarak batas internasional, kecepatan cara penyebarannya,
dan faktor-faktor lainnya sangat relevan untuk dianalisis sehingga dapat
ditentukan apakah suatu KLB merupakan penyakit yang berpotensi dalam
penyebaran internasional.
a. Kriteria PHEIC
IHR(2005) mempersiapkan instrumen yang mengarahkan
negara untuk mengkaji suatu kejadian di wilayahnya

dan

menginformasikan kepada WHO setiap kejadian yang merupakan


PHEIC sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
i. Berdampak/berisiko tinggi bagi kesehatan masyarakat
8

ii. KLB atau sifat kejadian tidak diketahui


iii. Berpotensi menyebar secara internasional
iv. Berisiko terhadap perjalanan ataupun perdagangan. Apabila suatu
kejadian dianggap sebagai PHEIC, WHO akan membentuk
Emergency Commitee yang independen untuk mengkaji dan
menginformasikan perkembangannya dengan memberi saran
kepada Direktur Jenderal WHO.
a. Fungsi & Peran KKP dalam Pelaksanaan IHR (2005)
i. Melaksanakan pemantauan alat angkut, kontainer, dan isinya yang
datang dan pergi dari daerah terjangkit, serta menjamin bahwa barangbarang diperlakukan dengan baik dan tidak terkontaminasi dari sumber
infeksi, vektor, dan reservoar.
ii. Melaksanakan dekontaminasi serta pengendalian vektor dan reservoar
terhadap alat angkut yang digunakan oleh orang yang bepergian.
iii. Melakukan pengawasan deratisasi, disinfeksi, disinseksi

dan

dekontaminasi.
iv. Menyampaikan saran/rekomendasi kepada operator alat angkut guna
melakukan

pemeriksaan

kendaraannya.
v. Melakukan pengawasan

lengkap

terhadap

pembuangan

alat

sisa-sisa

angkut

atau

bahan

yang

terkontaminasi (seperti air, makanan, dan sisa pembuangan manusia)


vi. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan terhadap pembuangan sisasisa bahan alat 30 angkut yang dapat menimbulkan pencemaran dan
penyakit.
vii. Melakukan pengawasan terhadap agen pelaksana perjalanan dan
angkutan di wilayah kedatangan.
viii. Melakukan pemeriksaan yang dibutuhkan apabila terjadi hal-hal
yang tidak diharapkan, sesuai dengan kebutuhan (emergency case).
ix. Melakukan komunikasi dengan National IHR Focal Point
x. Melaksanakan pemeriksaan yang direkomendasikan oleh WHO untuk
setiap kedatangan dari daerah tertular apabila terindikasi bahwa
pemeriksaan keberangkatan dari daerah terinfeksi dianggap tidak
benar/tidak sah.
xi. Melaksanakan

prosedur

disinseksi,

deratisasi,

desinfeksi,

dekontaminasi, serta pemeriksaan sanitasi lainnya dengan tidak


menyebabkan atau seminimalnya kecelakaan, ketidak nyamana dan
kerusakan.

8. Dokumen Kesehatan Kapal


a. Sertifikat Sanitasi Kapal (SSEC/SSCC)
SSCEC adalah dokumen kesehatan yang diberikan kepada alat
angkut kapal yang setelah dilakukan pemeriksaan kapal tim Kantor
Kesehatan Pelabuhan dan dinyatakan kapal bebas dari tanda-tanda
kehidupan tikus. SSCEC berlaku selama 6 bulan.
b. Buku Kesehatan Kapal
Setiap kapal yang melakukan pelayaran wajib mempunyai buku
kesehatan kesehatan kapal (Health book) sebagai alat koordinasi
antar Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan nakhoda.
c. Sertifikat P3K
d. Sertifikat Free Pratique
Free Pratique adalah dokumen kesehatan yang diberikan kepada
kapal yang datang dari luar negeri. Kapal luar negeri harus berada
dalam zona karantina yaitu 2 mil dari dermaga, kapal dipasang
bendera karantina dan bisa berlabu apabila sudah mendapat sertifikat
bebas berlabuh (Free Pratique) yang berarti kapal bebas dari faktor
risiko penyakit menular dan penyakit potensial wabah.
e. Surat Ijin Berlayar Kapal/Port Health Clearance (PHC)
Setiap kapal yang akan berlayar kedalam maupun luar negeri
diberikan surat ijin berlayar (SIB). SIB akan diberikan jika
memenuhi persyaratan kesehatan seperti SSCEC yang masih berlaku,
buku kesehatan yang valid.

10

LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN BITUNG

Gambar 1 Dokumentasi dr. Pingkan M. Pijoh dan Bpk. Toni Rundengan, S.KM di
Kantor Kesehatan Pelabuhan Bitung

11

Gambar 2 Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung

LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI PT. AIR MANADO

Gambar 3 Intake (pintu masuk air dari DAS Tondano)

Gambar 4 Tempat penampungan air dari DAS Tondano

12

Gambar 5 Pencampuran air dengan tawas yang sudah diencerkan

Gambar 6 Bak proses pengadukan cepat

Gambar 7 Bak proses flokulasi (pengadukan lambat)

13

Gambar 8 Bak proses sedimentasi (pengendapan)

Gambar 9 Bak proses filtrasi

Gambar 10 Reservoir dan proses diinfeksi menggunakan kaporit

14

Gambar 11 Dokumentasi bersama bapak Angga di PT Air Manado

15

Anda mungkin juga menyukai