Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GANGGUAN KESEHATAN DAN KECELAKAAN


AKIBAT TRANSPORTASI DAN PENCEGAHANNYA

Disusun Oleh :

1. ARIYANITA ROHIMATUZAIN NPM 1913201025


2. ANDREAS SAUT HALOMOAN HUTASOIT NPM 1913201032
3. DIYAN PERTIWI NPM 1913201034

Mata Kuliah
KESEHATAN WISATA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan dan kekuatan
dalam menyusun tugas ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah memberi tauladan dan petunjuk dalam mengarungi
bahtera kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Dengan kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada “Ir. Agus Ramon,
M. Kes”, selaku dosen pembimbing mata kuliah “Kesehatan Wisata” telah tercurahkan
perhatiannya demi terselesaikan makalah ini , dan tak lupa penulis sampaikan terima
kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada
penulis untuk dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri dengan senatiasa
mengharap ridho-Nya . Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua. Amin.

                                    Bengkulu, Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................3

1.3 Tujuan.................................................................................................................................3

1.4 Manfaat...............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................4

2.1 Gangguang kesehatan akibat transportasi laut serta pencegahannya........................ 4

2.2 Gangguang kesehatan akibat transportasi darat serta pencegahannya.......................4

2.3 Penyebab kecelakaan transportasi dan pencegahannya................................................9

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................12

3.2 Saran..................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan atau sehat merupakan keadaan dimana setiap individu dapat
menyesuiakan diri dengan adanya perubahan, baik dari luar ataupun dari
dalam (Wahyuni, 2012).
Kesehatan adalah keadaan seimbang yang dipengaruhi oleh faktor
genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks,
kerja, istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan
tersebut menjadi rusak apabila salah satu keadaan terganggu, tetapi
kebanyakan kerusakan pada periode-periode awal bukanlah kerusakan yang
serius jika orang mau menyadarinya. Menurut UU Kesehatan Nomor 36 tahun
2009 kesehatan juga dinyatakan mengandung dimensi mental dan sosial:
“Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif bebas dari penyakit baik secara
sosial dan ekonomi (Santoso, 2012)
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang
saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat
dari segi kesehatannya sendiri, tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut (Ruwiah, 2012).
Transportasi yang layak dan efektif sudah menjadi bagian yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi termasuk bagian penting
untuk menunjang berbagai kegiatan di sebuah kota, termasuk Indonesia.
Transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dikarenakan hampir semua kegiatan manusia tidak lepas
dari proses transportasi (Savira, 2018)

1
Berbagai kasus kecelakaan dalam berbagai moda transportasi terjadi di
Indonesia. Hal tersebut dikarenakan masih rendahnya tanggung jawab,
teknologi yang belum maju, dan sistem transportasi yang sangat buruk. Kasus
kecelakaan transportasi publik telah menewaskan beriu-ribu orang dan
mencerminkan kurang tegasnya hukum yang berlaku di Indonesia. Banyaknya
kecelakaan yang terjadi di Indonesia pada dua tahun terakhir ini menunjukkan
bahwa masalah transportasi adalah suatu masalah yang serius. Transportasi
berhubungan erat dengan manusia dan masyarakat sebagai pengguna jasa dan
konsumen. Merupakan suatu hal yang sangat ironis ketika alat transportasi
yang layak telah menjadi suatu kebutuhan primer bagi penggunanya akan
tetapi, pada kenyataannya alat transportasi yang layak tidak tersedia di
masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah-masalah
pada transportasi darat di Indonesia sangat beragam, antara lain ledakan
penduduk, tingginya kendaraan bermotor, kurangnya kesadaran masyarakat,
serta lemahnya birokrasi dari pemegang kekuasaan sistem birokrasi
(Savira,2018).
Dalam perpindahan menggunakan transportasi hal yang harus menjadi
perhatian utama adalah keselamatan dari pada penumpang dan
pengendara.Keselamatan adalah kata mutlak untuk manusia dari segala
kegiatan yang dilakukan termasuk keselamatan transportasi baik itu
transportasi darat, udara maupun laut. Untuk di Indonesia perihal kecelakaan
masih sangat sering terjadi bahkan angka kecelakaan pada tahun 2018
mencapai 2.310 kecelakaan di seluruh moda angkutan transportasi.
Pembangunan sistem transportasi yang belum terarah merupakan titik lemah
dari pokok masalah utama tentang pembangunan sistem transportasi (Dio,
2014).
Selama berwisata dan transportasi menjadi sarana utama untuk berpergian.
Penggunaan transportasi ini baik darat, laut, maupun udara memiliki resiko
untuk mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia. Terdapat beberapa
gangguan masalah krsejatan yang terjadi akibat hal tersebut (Wahyuni, 2012).

2
Dalam penulisan ini, ingin mengkaji berbagai masalah kesehatan yang dapat
terjadi akibat transportasi dan selama berwisata menggunakan transportasi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja gangguan kesehatan akibat transportasi laut dan darat serta

pencegahannya.

2. Sebutkan penyebab kecelakaan transportasi dan pencegahannya

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui gangguan kesehatan akibat transportasi laut dan darat serta

pencegahannya.

2. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan transportasi dan pencegahannya.

1.4 Manfaat

1. Mengetahui gangguan kesehatan akibat transportasi laut dan darat serta

pencegahannya.

2. Mengetahui penyebab kecelakaan transportasi dan pencegahannya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gangguan Kesehatan Akibat Transportasi Laut

Istilah motion sickness pada kapal yang dikenal juga dengan istilah mabuk

laut adalah gejala sakit yang diakibatkan karena gerakan kapal yang

mengakibatkan gejala fisik yang tidak nyaman yang ditandai dengan susah

bernapas, pusing, mual, pucat dan muntah. Pada kasus tertentu yang parah,

penumpang ataupun awak kapal harus dibawa ke rumah sakit. Penyebab

utama mabuk laut adalah tidak adanya kesamaan rangsang atau conformity

antara stimulus, mata dan labirin telinga yang diterima oleh otak manusia.

Biasanya orang yang terkena mabuk laut adalah mereka yang berada pada

geladak tertutup, dikarenakan mata tidak dapat melihat adanya gerakan

sementara labirin telinga merespon adanya gerakan kapal sehingga ada

konflik antara rangsangan yang diterima mata dengan labirin telinga yang

bertanggung jawab terhadap keseimbangan badan sehingga menyebabkan

mual (Mardi, 2015).

2.2 Gangguan Kesehatan Akibat Transportasi Udara

Perjalanan udara dinilai sebagai salah satu alat transportasi yang aman dan

paling nyaman. Tapi ada beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan

alat transportasi ini. Gangguan ini umumnya terjadi karena kurangnya

tekanan atmosfer, kadar oksigen minimun, kebisingan serta getaran yang bisa

menyebabkan gangguan pada kesehatan.

a. Jet Lag

Penumpang yang bepergian ke destinasi yang berjarak beberapa zona


4
waktu mungkin akan mengalami jet lag, karena tubuh hanya dapat

mengatur kembali waktu sirkadiannya kira-kira 1 jam per hari. Pada

kebanyakan orang, siklus sirkadian cenderung memakan waktu lebih

lama dari 24 jam. Inilah alasannya sebagian besar orang tidak

mengalami terlalu banyak masalah saat terbang ke barat (ketika hari

lebih panjang) daripada ke timur (yang harinya lebih pendek). Gejala

umum jet lag adalah kelelahan, sakit kepala, sulit tidur, dan

menurunnya selera makan.

Tingkat keparahan dari jet lag juga tergantung pada beberapa hal ini,

yaitu arah penerbangan ke timur atau barat, usia, paparan cahaya,

hilangnya waktu tidur selama penerbangan, ketidaknyamanan di

pesawat, dan konsumsi alkohol atau kafein yang berlebihan selama

penerbangan. Dampak dari jet lag meliputi gangguan rencana

perjalanan dan mengurangi kenyamanan pada wisatawan (akolla,

2011).

Ada beberapa cara pencegahan jet lag, yaitu :

1. Jangan minum kopi

Kandungan kafein yang terdapat pada kopi bisa memberikan efek yang

lebih panjang daripada biasanya sehingga akan merasa lebih kesulitan

untuk beradaptasi dengan jam tidur di tempat tujuan.(akolla,2011).

2. Minum banyak air

Untuk mencegah dehidrasi dan sakit kepala yang disebabkan oleh

durasi penerbangan yang panjang. Ini dapat menyebabkan Jat lag

dengan waktu yang cukup panjang(akolla,2011).

3. Tetap aktif

5
Usahakan tetap aktif saat berada diatas pesawat. Gerakan tubuh 2 jam

sekali atau sesekali berjalan atau ke toilet agar sirkulasi dalam tubuh

tetap lancar.(akolla,2011).

b. Barotrauma

Barotrauma diketahui sebagai masalah kesehatan yang paling sering

dikaitkan dengan perjalanan menggunakan pesawat terbang dan telah

menjadi suatu faktor penyebab dalam kecelakaan penerbangan (Mirza,

2005). Barotrauma telinga tengah menjadi gangguan yang umum

ditemukan pada perjalanan udara, dimana mempengaruhi sekitar 5%

penumpang dewasa dan 25% penumpang anak-anak. Kasus

barotrauma telinga tengah juga umum ditemukan pada penyelaman,

namun biasanya dapat membaik secara spontan dibandingkan dengan

barotrauma telinga dalam.

Semakin meningkatnya ketinggian di atas permukaan laut, maka

tekanan atmosfer akan semakin berkurang dan volume gas akan

memuai begitu pula sebaliknya, ketika ketinggian suatu tempat

menurun maka tekanan atmosfer akan semakin meningkat dan volume

gas akan berkurang. Respon gas terhadap perubahan tekanan tersebut

juga terjadi pada gas di telinga tengah dan sinus paranasalis. Ketika

naik menuju ketinggian, gas pada telinga tengah akan memuai,

sedangkan ketika turun, volume gas akan berkurang. Untuk

menyeimbangkan volume udara di telinga tengah, maka tuba

Eustachius harus terbuka dengan cara refleks menelan. Jika mekanisme

tersebut gagal ataupun tertunda, maka perbedaan tekanan semakin

meningkat sehingga menyebabkan ujung nasofaringeal dari tuba

Eustachius akan tertutup. Jika tekanan tersebut semakin besar dan


6
melebihi kemampuan otot tensor veli palatini, maka tuba Eustachius

akan terkunci. Hal ini akan menimbulkan gejala klinis seperti

invaginasi membrana timpani, pendarahan interstisial, efusi telinga

tengah, dan ruptur membrana timpani (Kannick&Doyle, 2005).

Langkah utama untuk mencegah barotrauma telinga adalah dengan

menjaga tuba Eustachius tetap terbuka. Langkah ini dapat dilakukan

dengan cara:

1. Minum obat. Jika sedang pilek, gunakan dekongestan sekitar

satu jam sebelum penerbangan. Selain itu, antihistamin juga

dapat digunakan. Konsultasikan hal ini terlebih dahulu dengn

dokter.

2. Menggunakan penyumbat telinga (earplugs). Penyumbat

telinga khusus untuk perjalanan udara dapat digunakan untuk

memperlambat perubahan tekanan dan memberi waktu bagi

telinga untuk menyesuaikan diri.

3. Jangan tidur saat pesawat akan mendarat. Menguap atau

menelan ludah dapat membantu untuk meredakan telinga yang

pengang.

4. Konsumsi permen atau kunyah permen karet. Gerakan

mengunyah dan menelan dapat membantu mengendalikan

tekanan udara di dalam telinga.

5. Minum selama penerbangan. Tindakan ini dapat menjaga tuba

Eustachius tetap terbuka dan membantu mengencerkan lendir

di saluran pernapasan.

6. Tarik napas, lalu jepit hidung dengan jari dan tutup mulut,

kemudian hembuskan napas secara perlahan melalui hidung


7
yang tertutup (Mirza,2005)

c. Deep Vein Thrombosis (DVT)

Penggumpalan darah di kaki (deep vein thrombosis) adalah salah

satu risiko naik pesawat yang paling sering dihadapi penumpangnya.

Hal itu disebabkan karena diharuskan untuk duduk lama di kabin yang

sempit sampai tiba di tujuan. Jika dibiarkan terus, penggumpalan darah

ini bisa lepas dan berjalan ke paru hingga menyebabkan emboli paru.

Ada beberapa orang yang memiliki faktor risiko pembekuan darah,

khususnya mereka yang obesitas, orang yang baru menjalani operasi,

penyakit jantung, usia paruh baya, dan wanita yang sedang hamil atau

sedang mengonsumsi pil KB.(Martiningsih,2014).

Deep vena thrombosis (DVT) juga biasa disebut trombo emboli

vena adalah terbentuknya satu atau lebih bekuan darah pada vena

dalam pada tubuh. DVT dapat menyebabkan terjadinya emboli

pulmonal (Pulmonary embolism/PE), dimana bekuan darah terlepas

atau terbawa dalam sistem sirkulasi darah menuju paru-paru sehingga

menyumbat suplai darah paru dan menyebabkan nekrosis jaringan paru

(Martiningsih, 2014).

Jika sedang dalam perjalanan pesawat cara yang terbaik agar tidak

terkena DVT yang menjadi penggumpalan kaki, maka harus sering

bergerak agar saluran sirkulasi pendarahan berjalan lancar dan tidak

tersumbat (Martiningsih,2014).

8
2.3 Penyebab Kecelakaan Transportasi

Kecelakaan Lalu Lintas Menurut data badan pusat statistik tahun 2008, ada

59,164 ribu kejadian kecelakaan lalu lintas, dengan 20,188 korbannya

meninggal dunia, 23,440 ruka berat dan 55,731 luka ringan. Sedangkan

kerugiannya mencapai Rp.131,207 Juta.Savira,2018)Faktor-faktor yang

mempengaruhi kecelakaan lalu lintas terutama di darat sangatlah beragam,

mulai dari faktor pengemudi, faktor kendaraan dan faktor cuaca :

a. Faktor Pengemudi

Faktor pengemudi merupakan faktor yang paling dominandalam

kecelakaan. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan

pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran yang terjadi karena

sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku

ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura

tidak tahu.Selain itu manusia sebagai pengguna jalan raya sering sekali

lalai bahkan ugal ugalan dalam mengendarai kendaraan, tidak sedikit

angka kecelakaan lalu lintas diakibatkan karena membawa kendaraan

dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah

pengguna jalan lainnya yang mungkin dapat memancing untuk balapan

di jalan umum.Savira,2018)

b. Faktor Kendaraan- Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah

ban pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan

logam yang mengakibatkan bagian kendaraan patah dan berbagai

9
penyebab lainnya. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan

perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu adanya kewajiban

untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara

reguler.Savira,2018).

Masyarakat juga tidak patuh dengan ketentuan tersebut dan mereka

kurang berminat atau bahkan tidak mau meluangkan waktu untuk

menguji kelayakan jalan kendaraan bermotor mereka.Savira,2018)

c. Faktor Cuaca.

Hari hujan juga mempengaruhi kinerja kendaraan seperti jarak

pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak

pandang juga terpengaruh karena penghapus kaca tidak bisa bekerja

secara sempurna atau lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang

menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak

pandang, terutama di daerah pegunungan.Savira,2018)Angka

kecelakaan yang cukup tinggi di Indonesia sungguh disayangkan

karena kecelakaan lalu lintas menimbulkan korban secara materil

maupun korban hilangnya nyawa seseorang yang berdampak sosial

pada keluarga atau sanak saudara, semisal kepala keluarga yang

meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, maka kemungkinan besar

keluarga dari orang tersebut akan kehilangan pemasukan dan terancam

mengalami penurunan kualitas hidup. Kecelakaan lalu lintas umumnya

terjadi di darat karena jumlah moda transportasi di darat yang lebih

banyak dari pada di laut maupun udara namun sistem perencanaan

serta penanganannya masih jauh dari harapan (Savira, 2018)

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan penulisan makalah diatas, maka dapat di simpulkan, disetiap

melakukan perjalanan menggunakan kendaraan transportasi baik secara darat, udara

ataupun laut, pastinya memiliki resiko gangguan masalah kesehatan.

3.2 Saran

Diharapkan dalam melakukan perjalanan sebelum berpergian pastikan kondisi

fisik terlebih dahulu, pastikan kendaraan dalam keadaan yang baik, jika menaiki

transportasi udara usahakan selalu aktif atau paling tidak bergerak 2 jam sekali agar

sirkulasi darah lancar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Santoso. 2012. Eprints.Walisongo.Ac.Id>094211028_Bab2. Diakses 22


November 2020.

Wahyuni, S. 2012. Http://Digilib.Unila.Ac.Id/4491/12/BAB%2011.Pdf. Diakses 22


November 2020.
Ruwiah. 2012. Faktor Perilaku Kesehatan Masyarakat Dan Kondisi Lingkungan
Rumah Dengan Kejadian Malaria. Iain Sultan Amai Gorontalo
Savira. 2018. Analisis Kebijakan Keamanan Transportasi Udara. Institut Ilmu
Sosial Dan Manajemen Stiami
Dio Satrio Jati. 2014. Pengelolaan Program Keselamatan Transportasi Jalan Di Jalur
Pantura Pekalongan, Vol.1 , No.2, (Jurnal Undip), H,1.
Kolla BP, Auger RR. 2011. Jet Lag And Shift Work Sleep Disorders: How To Help
Reset The Internal Clock. Cleve Clin J Med. 78(10):675-84.
Mirza S, Richardson H. Otic Barotrauma From Air Travel. 2005. The Journal Of
Laryngology And Otology. 2005;119:366-70.
Kanick SC, Doyle WJ. 2005. Barotrauma During Air Travel : Predictions Of A
Mathematical Model. J Appl Physiol. 2005;98:1592-602.
Martiningsih. 2014. Peran Perawat Dalam Pencegahan Deep Venous Thrombosis
Tinjauan Evident Based Practice. 1978 – 1334, ISSN. Vol 8, No1. Jurnal
Kesehatan Prima
Mardi. 2015. Analisis Prediksi Motion Sickness Incidence (Msi) Pada Kapal
Catamaran 1000 Gt Dalam Tahap Desain Awal (Initial Design). Vol. 12, No.1
Februari 2015. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

12

Anda mungkin juga menyukai