Anda di halaman 1dari 59

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sesuai dengan visi rencana strategis yang ingin dicapai Depkes Tahun 2010 -
2014 adalah masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Untuk itu disusun
beberapa misi, sebagai berikut:
1)   Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani.
2)   Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.
3)   Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
4)   Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, dilaksanakan melalui
Program Kesehatan Lingkungan. Tujuan akhir diarahkan guna menciptakan kualitas
lingkungan yang lebih sehat, agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan atau bahaya
kesehatan guna menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih
baik.
Kegiatan yang dilaksanakan pada program kesehatan lingkungan secara garis
besar meliputi; pengawasan kualitas lingkungan, pemantauan pemaparan,
pengendalian pencemaran lingkungan, penanggulangan kejadian luar biasa (KLB),
pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan kesehatan lingkungan.
Objek pengawasan dan pemantauan yang dilakukan antara lain terhadap
lingkungan pemukiman, ketersediaan sarana sanitasi dasar (air bersih, jamban,
pembuangan sampah, air limbah), sarana tempat pengelolaan makanan (rumah
makan, industri rumah tangga pangan, warung, jajanan kaki lima dll), sarana
tempat-tempat umum (sarana ibadah, pasar, terminal,kantor, sarana kesehatan dan
lain-lain).
Upaya pengendalian dan pencegahan KLB, pendidikan kesehatan serta
penyuluhan kesehatan dilaksanakan secara terpadu melibatkan lintas program dan
sektor yang terkait.
1.2      TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai persyaratan dan bahan
ekspos untuk mengikuti Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Propinsi
Sumatera Barat Tahun 2012.

1.3          VISI DAN MISI


1.3.1 Visi
Visi Puskesmas Kampung Teleng mengacu pada visi Dinas Kesehatan dan Sosial
yaitu “Masyarakat Sehat Mandiri Tahun 2017 untuk Mendukung Kota Sawahlunto
Menjadi Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya.”

1.3.2 Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, ditetapkanlah misi yaitu :
1.   Menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
2.   Meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat
3.   Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk memiliki jaminan kesehatan
BAB 2
ANALISA SITUASI

2.1 GEOGRAFIS
Puskesmas Kampung Teleng terletak di Kelurahan Pasar Kecamatan Lembah
Segar Kota Sawahlunto. Puskesmas Kampung Teleng memiliki 3 Puskesmas
Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Kubang Sirakuk Atas, Air Dingin dan Sikabu.
Wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng terdiri dari 7 Desa/Kelurahan yaitu
Kelurahan Kubang Sirakuk Selatan, Kubang Sirakuk Utara, Aur Mulyo, Pasar, Tanah
Lapang, Air Dingin dan Desa Kubang Utara Sikabu dengan topografi berbentuk
dataran dan perbukitan. Kondisi jalan cukup baik, bisa dilalui oleh kendaraan roda
dua dan roda empat.
Puskesmas Kampung Teleng dengan batas wilayah sebagai berikut :
1.   Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kolok
2.   Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Lunto dan
Silungkang
3.   Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian
4.   Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Silungkang

Gambar 1. Puskesmas Kampung Teleng


2.2 DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng sebanyak 6936
jiwa, dimana jumlah penduduk menurut jenis kelamin seperti pada tabel 1 berikut.

Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Teleng


 
Tabel 1.Data Dasar Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kampung Teleng
Tahun 2011
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
N DESA/ RUMAH KK TPM TTU
O KELURAHAN LK PR TOTAL

1 KBSS 416 442 858 197 217 3 5


2 KBSU 407 454 861 217 235 2 8
3 Aur Mulyo 484 482 966 228 271 10 19
4 Pasar 582 642 1224 276 316 64 38
5 Tanah Lapang 597 595 1192 296 320 9 9
6 Air Dingin 452 464 916 209 255 9 5
7 Sikabu 446 473 919 232 256 3 8
JUMLAH 3384 3552 6936 1655 1870 100 92
Sumber Data : Data Dasar Kesling 2011 Puskesmas Kampung Teleng

2.3 SOSIAL BUDAYA


2.3.1 Agama
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng 85,6% beragama
Islam, 0,9% beragama Katolik dan 13,5% beragama Protestan.
2.4 Sarana Pendidikan
Di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng terdapat 6 Taman Kanak-kanak,
8 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan 3 Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas. Pada tabel berikut dapat dilihat fasilitas pendidikan di Wilayah kerja
Puskesmas Kampung Teleng menurut Desa/Kelurahan :
Tabel 2. Fasilitas Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Teleng
Tahun 2011

N DESA/KELURAHAN TK SD SLTP SLTA/SMK


O
1 KBSS 0 0 0 1
2 KBSU 1 1 0 0
3 Aur Mulyo 0 1 1 2
4 Pasar 3 2 0 0
5 Tanah Lapang 2 2 0 0
6 Air Dingin 0 1 0 0
7 Sikabu 0 1 0 0
Jumlah 6 8 1 3
Sumber data: Data Dasar Puskesmas Kampung Teleng

2.5 Sarana Kesehatan


Adapun sarana dan prasarana kesehatan yang mendukung dalam pelayanan
kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Kampung Teleng dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 3.Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja


Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2011

JENIS SARANA JUMLAH


Puskesmas Induk 1
Puskesmas Pembantu 3
Polindes 0
Poliklinik 0
Posyandu 19
Bidan Praktek Swasta 1
Apotik 5
Optikal 2
Toko Obat Berizin 1
RSUD 1
Sumber data: Puskesmas Kampung Teleng

2.6 KETENAGAAN
Tenaga yang ada di Puskesmas Kampung Teleng 35 orang yang terdiri dari
PNS, PTT dan pegawai harian lepas dengan komposisi sebagai berikut :
Tabel 4.Ketenagaan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Teleng
Tahun 2011

NO JENIS KETENAGAAN PENDIDIKAN JUMLAH


1 Dokter Umum S1 2
2 Dokter Gigi S1 1
3 Perawat S1 0
4 Perawat D III 5
5 Perawat SPK 4
6 Bidan D III 5
7 Bidan DI 3
8 Sanitarian S1 1
9 Sanitarian D III 1
10 Analis Kesehatan D III 2
11 Asisten Apoteker D III 1
12 Tenaga Farmakmin D III 1
13 Ahli Gizi D III 2
14 Perawat Gigi SPRG 1
15 Tata Usaha Pekarya 1
Kesehatan
16 Penyuluh Kesehatan S1 1
Masyarakat
17 Medical Record D III 1
18 Operator Komputer D III 1
19 Sopir SMA 1
20 Cleaning Service SMA 1
Jumlah 35
Sumber data: Data Dasar Puskesmas Kampung Teleng

2.7 PERAN SERTA MASYARAKAT


Salah satu fungsi Puskesmas adalah Pusat Pemberdayaan Masyarakat, maka
dalam melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas Kampung Teleng berusaha untuk
mendorong dan membina peran serta masyarakat demi tercapainya Visi dan Misi
Puskesmas. Bentuk dari peran serta masyarakat untuk pembangunan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng adalah melalui kegiatan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng adalah
1.  Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling besar pengaruhnya terhadap
peningkatan derajat kesehatan di masyarakat sehingga kegiatan ini berkembang
dengan pesat dan mendapat perhatian yang cukup besar dari berbagai pihak.
Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng terdiri dari 19
Posyandu Balita dan 7 Posyandu Lansia dengan jumlah kader masing-masingnya 5
orang yang aktif melaksanakan kegiatan Posyandu satu kali sebulan.
2.  Desa Siaga dan Poskesdes.
Pengembangan Desa Siaga telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 564/Menkes/SK VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Untuk Wilayah Kerja
Puskesmas Kampung Teleng, pengembangan dan pemantapan desa siaga
dilaksanakan pada tahun 2010 Kegiatan pengembangan menjadi Desa Siaga
dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
a.         Sosialisasi Desa Siaga di tingkat Desa/Kelurahan
b.         Pelatihan kader untuk pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD)
c.         SMD langsung ke rumah sasaran
d.         Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
e.         Pembentukan Kepengurusan Desa Siaga
Setelah terbentuk kepengurusan desa siaga, langkah selanjutnya adalah
melakukan pembinaan desa siaga. Pembinaan dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas
Kampung Teleng, pemegang program promkes Puskesmas dan bidan desa.
Pembinaan ini bertujuan untuk lebih memantapkan tentang konsep desa siaga dan
membahas tentang tindak lanjut dari permasalahan yang telah dikemukakan pada
saat melakukan Musyawarah masyarakat Desa (MMD).

Berikut data peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kampung


Teleng dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.Peran Serta Masyarakat Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2011

NO DESA/KELURAHAN POSYANDU KADER P.LANSIA DESASIAGA


1 KBSS 2 10 1 1
2 KBSU 2 10 1 1
3 Aur Mulyo 3 15 1 1
4 Pasar 3 15 0 1
5 Tanah Lapang 2 10 2 1
6 Air Dingin 2 10 2 1
7 Sikabu 5 25 1 1
Jumlah 19 95 8 7
Sumber Data : Puskesmas Kampung Teleng 2011.

BAB 3
PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN INTEGRASI

3.1 FUNGSI
Sebagai Pengelola Program Kesehatan Lingkungan ,dalam melaksanakan
upaya kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng,
sanitarian memiliki lima (5) fungsi, antara lain :
1.   Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan lingkungan.
2.   Menginterpretasikan hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan manusia
3.   Merancang dan merekayasa penanggulangan masalah lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia
4.   Mengorganisir penaggualangan masalah kesehatan lingkungan
5.   Mengevaluasi hasil penanggulangan.
3.2 TUGAS POKOK
Melaksanakan Pengawsan Sanitasi Perumahan (jamban, sarana air
bersih,Sampah,limbah) Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan dan Sanitasi
Tempat-Tempat Umum.
3.3 TUGAS INTEGRASI
3.3.1    Pembina wilayah setempat (PWS) di Posyandu Air Gantang Desa Kubang
Utara Sikabu
PWS bertanggung jawab dari segi kelancaran pelaksanaan posyandu,
melakukan pembinaan terhadap kader posyandu, melaksanakan Deteksi Dini
Tumbuh Kembang (DDTK) dan penyuluhan kesehatan.
Lokasi dusun air gantang termasuk daerah yang sulit untuk dijangkau karena
berada pada dataran tinggi dengan jalan yang kurang bagus menanjak dan pada
saat hujan jalan akan sangat licin. Walaupun sasaran dari posyandu air gantang
tidak banyak tetapi demi membantu masyarakat yang berada pada daerah sulit dari
segi pelayanan kesehatan, posyandu di air gantang tetap dilaksanakan secara
kontiniu. Tingkat kehadiran dari sasaran cukup baik. Dalam pelaksanaan posyandu
PWS bekerjasama dengan seorang tenaga bidan desa.
3.3.2  Pembinaan dan pelaksanaan UKS di SMA PGRI Sawahlunto
Jadwal Kegiatan UKS dilaksanakan minimal satu kali dalam sebulan. Kegiatan
yang dilaksanakan berupa penyuluhan dalam gedung dan luar gedung, pemeriksaan
kesehatan lingkungan sekolah meliputi pengelolaan sampah, air limbah,
pemeriksaan jentik di sekolah, pembinaan warung sekolah.
3.3.3  Kegiatan Posyandu Lansia Kubang Sirakuk Utara
Kegiatan posyandu lansia diadakan sekali dalam sebulan sesuai dengan
jadwal yang ditentukan pengelola program lansia di puskesmas. Dalam pelaksanaan
posyandu dilakukan secara kolektif bersama tenaga paramedis, farmasi dan
penyuluh kesehatan. Pelaksanaan penyuluhan dilakukan setiap pelaksanaan
posyandu dengan topik yang selalu berubah.
3.3.4  Keterlibatan dalam masyarakat
a.   Di tempat tinggal
1)   Sebagai Panitia Pemilihan Kepala Desa Sikalang Tahun 2011.
2)   Pada tempat penulis berdomisili tepatnya di Desa Sikalang, kec.Talawi, penulis
ditunjuk sebagai pengurus Mesjid Jami’ Ijtihad sebagai seksi kesehatan tahun 2010.
3)   Sebagai Anggota Seksi Kesehatan LPM Desa Sikalang Tahun 2010.
4)   Sebagai anggota Tim Pemicu CLTS di Kecamatan Talawi Tahun 2010.
5)   Sebagai Panitia Pelaksana pemilihan Umum legislatif dan presiden/wakil presiden di
Desa Sikalang Tahun 2009.
6)   Sebagai Tim Operasional KKG PKK KB-Kes Kec. Talawi Tahun 2009.
7)   Sebagai anggota komite pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi
pandemic influenza di Kecamatan Talawi Tahun 2007.
8)   Sebagai anggota Pokja Forum Komunikasi Kota Bersih dan Sehat (Fortasih)
Kecamatan Talawi dari Tahun 2006.
9)   Sebagai tenaga pelopor pencegahan malaria Desa Sijatang, Kec Talawi tahun
2006.
b.   Di Tempat Bekerja
1)   Sebagai anggota Tim penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi
Kota (SSK) Kota Sawahlunto Tahun 2011.
2)   Sebagai anggota Tim Safari Ramadhan 1432 H di Kel. Pasar, Kec. Lembah Segar
Tahun 2011.
3)   Sebagai Anggota Tim Penyehatan Lingkungan Kec. Lembah Segar Tahun 2011.
4)   Sebagai anggota Tim Pembina dalam rangka persiapan lomba desa di Kel. Pasar,
Kec. Lembah Segar Tahun 2011 dan 2012.

BAB 4
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
DAN PRESTASI KERJA
4.1.        KEGIATAN POKOK
4.1.1 Pengawasan Rumah
a. Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran dan kemampuan
masyarakat dalam mewujudkan perumahan dan lingkungan yang sehat.
b. Proses
Dalam melakukan pengawasan rumah dilakukan oleh petugas sanitasi, PWS dan
kader Kesling yang telah dilatih. Instrument penilaian berupa Formulir Penilaian
rumah dengan target pemeriksaan satu kali/tahun/rumah.
Gambar 3. Pengawasan Rumah
c.   Hasil
Pengawasan rumah dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 6.Pencapaian Pengawasan Rumah Puskesmas Kampung Teleng
Tahun 2010 dan 2011
Pencapaian
N Desa Tahun 2010 Tahun 2011
o Data Diper % MS % Data Diper % MS %
dasa -iksa dasa -iksa
r r
1 KBSS 197 197 100 153 77,6 197 197 100 161 81,7
2 KBSU 216 216 100 168 77,7 217 217 100 177 81,5
3 A.Mulyo 224 224 100 181 80,8 228 228 100 190 83,3
4 Pasar 276 276 100 195 70,6 276 276 100 202 73,2
5 T.Lapan 296 296 100 241 81,4 296 296 100 256 86,4
g
6 A.Dingin 201 201 100 141 70,1 209 209 100 162 77,5
7 Sikabu 215 215 100 156 72,5 232 232 100 172 74
Total 1625 1625 100 1235 76 1655 1655 100 1320 79,7

Grafik 1,Persentase Pengawasan Rumah Puskesmas Kampung Teleng


Tahun 2010 dan 2011

Dari grafik diatas dapat dilihat peningkatan persentase jumlah rumah yang
memenuhi syarat Kesehatan , yaitu 76% pada Tahun 2010 mengalami peningkatan
menjadi 79,7% pada Tahun 2011.

4.1.2 PENGAWASAN JAMBAN


a. Tujuan
Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam penyediaan dan
pemanfaatan sarana pembuangan tinja yang memenuhi syarat kesehatan.
b. Proses
pengawasan jamban dilakukan sejalan dengan pemeriksaan rumah dengan target
pemeriksaan 1 kali/tahun/sarana jamban.

Gambar 4, Pengawasan Jamban


c.      Hasil
Pengawasan jamban dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7.Pencapaian Sarana jamban Puskesmas Kampung Teleng


Tahun 2010 dan 2011
PENCAPAIAN
N Desa Tahun 2010 Tahun 2011
o LA. LA. NL MC Num Tdk L.A LA. NLA MC Num Tdk
ST NST A K Pang ada ST NST K pang ada
1 KBSS 140 40 6 0 8 3 154 36 0 0 5 2
2 KBSU 73 102 2 16 5 18 86 96 2 13 2 18
3 A.Mulyo 214 0 7 0 3 0 223 2 0 0 3 0
4 Pasar 53 221 2 0 0 0 69 207 0 0 0 0
5 T.Lapan 142 154 0 0 0 0 160 127 0 9 0 0
g
6 A.Dingin 111 78 6 0 2 4 118 83 2 0 2 4
7 Sikabu 116 37 31 26 5 0 171 30 19 7 5 0
Total 849 632 54 42 23 25 981 581 23 29 17 24
Sumber data: Puskesmas Kampung Teleng
Tabel 8.Pengawasan Jamban Puskesmas Kampung Teleng
Tahun 2010 dan 2011
Pencapaian
N Desa Tahun 2010 Tahun 2011
o Data Diper % MS % Data Diper % MS %
Dasar -iksa dasar -iksa
1 KBSS 197 197
100 140 71 197 197 100 154 78,1
2 KBSU 216 216
100 73 33,7 217 217 100 86 39,6
3 A.Mulyo 224 224
100 214 95,5 228 228 100 223 97,8
4 Pasar 276 276
100 53 19,2 276 276 100 69 25
5 T.Lapang 296 296
100 142 47,9 296 296 100 160 54
6 A.Dingin 201 201
100 111 55,2 209 209 100 118 56,4
7 Sikabu 215 215
100 116 53,9 232 232 100 171 73,7
Total 1625 1625
100 849 52,2 1655 1655 100 981 59,2
Sumber Data : Puskesmas Kampung Teleng

Grafik 2, Pencapaian Pengawasan Jamban Puskesmas Kampung Teleng


TH 2010 dan 2011
Dari grafik diatas dapat dilihat peningkatan persentase jumlah rumah dengan
sarana jamban yang memenuhi syarat (Kloset leher angsa dengan septik tank) dari
52,2% pada Tahun 2010 menjadi 59,2% pada Tahun 2011.

4.1.3 INSPEKSI SARANA AIR BERSIH


a. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran masyarakat dalam
menciptakan sarana air bersih yang memenuhi syarat.
b. Proses
Pelaksanaan dilakukan sejalan dengan pemeriksaan rumah, untuk penilaian tingkat
resiko digunakan instrument formulir Inspeksi Sanitasi SAB, setelah itu disimpulkan
hasilnya ke dalam formulir penilaian rumah.
Dari hasil inspeksi sanitasi yang dilakukan pengambilan sampel terhadap sarana
yang tingkat pencemaran tinggi dan amat tinggi. Pemeriksaan kualitas bakteriologis
dilakukan dua kali setahun, setiap pengambilan sampel rata-rata sebanyak 10
sampel air/pengambilan.
Gambar 5, Inspeksi Sarana Air Bersih
C. Hasil
Pengawasan Sarana Air Bersih dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 9.Pencapaian Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih (SAB)


Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2010 dan 2011
PENCAPAIAN
N Jenis Tingkat Resiko Pencemaran Tingkat Resiko Pencemaran 2011
o SAB 2010
Data R S T AT Jum Data R S T AT Jum
1 SGL 116 9 75 32 0 116 116 9 89 18 0 116
2 SPT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 PMA 617 52 478 87 0 617 628 64 495 69 0 628
4 PAH 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
5 PDAM 851 36 795 20 0 851 862 42 798 22 0 862
6 N.PAM 8 0 0 0 8 8 8 0 0 8 0 8
Total 1585 97 1348 140 8 1607 1614 115 1382 118 0 1614

Tabel 10.Pencapaian Pengawasan SAB Puskesmas Kampung Teleng


Tahun 2010 DAN 2011

Pencapaian
Desa Tahun 2010 Tahun 2011
Data Diper % MS % Data Diper % MS %
Dasar -iksa dasar -iksa
1 KBSS 191 191 100 173 90,5 191 191 100 176 92,1
2 KBSU 199 199 100 185 92,9 200 200 100 186 93
3 A.Mulyo 224 224 100 201 89,7 228 228 100 205 89,9
4 Pasar 276 276 100 247 89,4 276 276 100 250 90,5
5 T.Lapang 296 296 100 281 94,9 296 296 100 281 94,9
6 A.Dingin 201 201 100 171 85 209 209 100 191 91,3
7 Sikabu 198 198 100 158 79,7 214 214 100 182 85
Total 1585 1585 100 1416 89,3 1614 1614 100 1471 91,1

Grafik 3,Pencapaian Inspeksi Sarana Air Bersih (SAB)


Puskesmas Kampung TelengTahun 2010 dan 2011

Dari grafik diatas dapat dilihat peningkatan persentase SAB yang memenuhi syarat
dari 89,3% pada tahun 2010 menjadi 91,1% pada tahun 2011. Selain itu
Peningkatan juga ditunjang dengan adanya Program Pamsimas.

4.1.4 PENGAWASAN LIMBAH DAN SAMPAH


a. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola air
buangan/limbah dan sampah agar tidak mencemari sumber air dan tidak
menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat.
b. Proses
Pengawasan limbah dan sampah dilakukan sejalan dengan pemeriksaan rumah
dengan target satu kali/tahun/sarana.
Gambar 6, Pengawasan Limbah dan Sampah
c. Hasil
Tabel 11.Pengawasan Limbah dan Sampah Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2010
dan 2011
Pencapaian
N Sarana Tahun 2010 Tahun 2011
o Data Diper % MS % Data Diper % MS %
Dasa -iksa dasar -iksa
r
1 Limbah 1505 1505 100 1099 73 1533 1533 100 1167 76,1
2 Sampah 1608 1608 100 981 61 1638 1638 100 1343 81,9

Grafik 4, Pencapaian Pengelolaan Sampah dan Limbah Memenuhi Syarat


Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2010 dan 2011

Dari grafik diatas dapat dilihat peningkatan persentase pengelolaan limbah dari
73% pada Tahun 2010 menjadi 76,1% pada Tahun 2011, peningkatan pengelolaan
limbah ditunjang juga adanya Program P2KP yang membangun riol-riol baru.
Pengelolaan Sampah Mengalami Peningkatan dari 61% pada Tahun 2010 menjadi
81,9% pada Tahun 2011, peningkatan juga ditunjang oleh semakin tertibnya
pembuangan Sampah Ke TPS/TPA yang disediakan Pemda.

4.1.5 PENGAWASAN TPM DAN TTU


a. Tujuan
1)     Mencegah terjadinya penyakit dan keracunan yang ditimbulkan atau disebabkan
oleh pengotoran makanan dan minuman selama proses pembuatan, distribusi dan
penyajian makanan dan minuman.
2)     Mencegah timbulnya pencemaran lingkungan serta gangguan estetika dan bau yang
mungkin ditimbulkan.
3)     Mewujudkan kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi
masyarakat dari segala kemungkinan bahaya kesehatan guna menuju kesehatan
keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
4)     Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dan pengelola dalam
menciptakan keadaan yang bersih dan sehat.
b. Proses
Pemerikasaan terhadap hygiene sanitasi TPM/TTU dilakukan dua kali
setahun/sarana, setiap melakukan pemeriksaan TPM khususnya rumah
makan/warung nasi saran perbaikan dicatatkan pada buku khusus TPM.
Pemeriksaan kesehatan peneglola dan tenaga penjamah makanan disarankan untuk
dilakukan secara rutin 2 kali/tahun ke sarana kesehatan terdekat.
Gambar 7, Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan
Makanan

C. Hasil
Tabel 12.Pengawasan Sanitasi TPM dan TTU Puskesmas Kampung Teleng
Tahun 2010 dan 2011
Pencapaian
N Saran Tahun 2010 Tahun 2011
o a Data Diper % MS % Data Diper % MS %
Dasa -iksa dasa -iksa
r r
1 TPM 95 95 100 74 77,9 100 100 100 75 75
2 TTU 80 80 100 72 91 92 92 100 87 94,5

Grafik 5, Pencapaian Pengawasan Sanitasi TPM dan TTU


Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2010 dan 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat penurunan jumlah TPM yang memenuhi syarat dari
77,9% tahun 2010 menjadi 75% pada Tahun 2011 hal ini disebabkan kurangnya
Partisipasi dari Pengelola TPM dari kehadiran pada saat dilakukan acara pembinaan
pengelola TPM. Pengawasa sanitasi TTU mengalami peningkatan dari 91% pada
Tahun 2010 menjadi 94,5% pada Tahun 2011.

4.1.6 PELAYANAN KLINIK SANITASI


a. Tujuan
1)  Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif
yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.
2)  Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien,klien/keluarga
pasien) tentang pentingnya lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
3)  Terciptanya keterpaduan antara program-program kesehatan dan sektor terkait yang
dilaksanakan di puskesmas.
4)  Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit-penyakit yang berbasis
lingkungan melalui PWS secara terhadap lingkungan dan penyakit.

b. Proses
pasien/klien yang terdaftar di loket setelah menerima kartu status seterusnya
diperiksa oleh petugas poliklinik/KIA, apabila ditemui/didapatkan kasus penyakit
yang berhubungan erat dengan lingkungan, maka yang bersangkutan dirujuk ke
klinik sanitasi. Setelah diberi konsultasi tahap pertama masih menderita penyakit
yang sama, selanjutnya akan dilakukan kunjungan rumah guna menganalisa faktor
lingkungan yang berpengaruh.
Gambar 8, Konsultasi Klinik Sanitasi
c. Hasil
Pelaksanaan klinik sanitasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13.Kunjungan Pasien Klinik Sanitasi Puskesmas Kampung Teleng


Tahun 2010 dan 2011
Pencapaian
No Tahun
Pasien T.Lanjut %
1 2010 93 93 100
2 2011 243 161 66,2

Dari tabel diatas dapat dilihat ada penurunan persentase dalam melakukan tindak
lanjut klinik konsultasi kesling dari 100% pada Tahun 2010 menjadi 66,2% pada
Tahun 2011, tetapi dari rata-rata jumlah pasien yang dikonsulkan dan yang
ditindaklanjuti mengalami peningkatan. Hal ini ditunjang oleh jumlah tenaga sanitasi
sebanyak dua orang, dalam pembagian tugas luar gedung dan dalam gedung.

4.1.7       PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH MASYARAKAT DAN DEPOT


AIR MINUM ISI ULANG

a. Tujuan
Untuk mengetahui apakah air yang digunakan sudah tercemar oleh bakteri yang
berasal dari tinja (E.coli) sebagai petunjuk terhadap kualitas bakteriologis air.
b. Proses
Pengambilan sampel dilakukan dua kali setahun. Air yang berasal dari berbagai
jenis SAB di masyarakat. Untuk sekali pengambilan rata-rata per-Puskesmas
sebanyak 10 sampel, dengan menggunakan botol steril. Selanjutnya diperiksakan
ke laboratorium yang bertifikat:

Gambar 9, Pengambilan Sampel Air SAB Masyarakat dan Pemasangan


Sertifikat Laik Sehat Depot Air Minum Isi Ulang

c. Hasil
Tabel 14.Pencapaian Pemeriksaan Kualitas Air Bakterilogis
SAB Masyarakat Puskesmas Kampung Teleng Tahun 2011
Pencapaian Pemeriksaan SAB
N Desa SAB Masyarakat
o Sampel MS %

1 KBSS 3 0 0
2 KBSU 3 0 0
3 A.Mulyo 2 0 0
4 Pasar 4 1 25
5 T.Lapang 2 0 0
6 A.Dingin 4 0 0
7 Sikabu 2 0 0
Total 20 1 5

Tabel 15.Pencapaian Pemeriksaan Kualitas Air Bakterilogis Depot Air Minum


di Wilayah Kerja puskesmas Kampung Teleng Tahun 2011
Pencapaian Pemeriksaan Kualitas Air Bakteriologs
N Desa Depot Air Minum Isi Ulang
o
Jumlah Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
depot (MS) (MS) (MS) (MS)

1 KBSS 1 - - 1 1
2 KBSU 0 0 0 0 0
3 A.Mulyo 0 0 0 0 0
4 Pasar 1 1 1 1 1
5 T.Lapang 2 1 2 2 2
6 A.Dingin 0 0 0 0 0
7 Sikabu 0 0 0 0 0
Total 4 2 3 4 4

Dari tabel diatas dapat dilihat dari 20 sampel air masyarakat yang diperiksakan ke
Labkesda Solok, ternyata hanya 5% yang memenuhi syarat kesehatan. Hasil
pemeriksaan depot pada triwulan II terdapat satu(1) yang tidak memenuhi syarat.

4.2.        KEGIATAN INOVASI


Kegiatan inovasi dilakukan dalam Usaha untuk Menunjang pencapaian program
kesling dan dalam rangka pemecahan masalah di masyarakat yang berhubungan
dengan sanitasi ditempat bekerja dan tempat tinggal petugas. Beberapa inovasi
telah dilaksanakan dan yang sedang dilaksanakan.

4.2.1 Menciptakan Alat Penjernih Air Berupa Saringan Pasir Lambat


dengan Memanfaatkan Galon Air Pecah (GANCAH)

a.        Permasalahan :
1)Dari hasil pemeriksaan kualitas secara bakteriologis terhadap 20 sampel Sumber Air
Bersih Masyarakat yang bersumber dari PDAM, mata air, sumur gali pada Tahun
2010 tidak ada yang memenuhi persyaratan dan pada Tahun 2011 hanya satu
sampel (5%) yang memenuhi syarat.
2)12 buah sumur gali yang dimanfaatkan 57 kepala keluarga di Kelurahan Kubang
Sirakuk Utara bearada di pinggir sungai yang memiliki tingkat resiko tinggi
3)Kasus Diare menjadi salah satu 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kampung
Teleng.
4)Kelurahan Kub.Sirakuk Utara menjadi salah satu daerah dengan kasus diare tertinggi
di Puskesmas Kampung Teleng.

b.   Kegiatan Yang Dilakukan


1)  Melakukan Penyuluhan Tentang Air Bersih
 Pengertian air bersih secara umum adalah adalah air yang aman dan sehat yang
bisa dikonsumsi manusia.
 Persyaratan air bersih
-    Syarat fisik : jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan temperatur tidak
melebihi suhu udara.
-    Syarat kimia : tidak mengandung unsur kimia yang bersifat racun, tidak
mengandung zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.
-    Syarat bakteriologis : tidak mengandung parasit, patogen dan bakteri Coli.
-    Syarat radioaktif : tidak mengadung sinar alfa dan sinar gamma.
 Penyakit yang berhubungan dengan air :
-    Penyakit yang disebabkan mengkonsumsi air yang tidak bersih seperti kholera,
dysentri, typhoid dan hepatitis.
-    Penyakit yang disebabkan parasit ditularkan oleh organisme patogen yang
mengalami siklus hidupnya dalam air seperti penyakit cacing (shistosomiasis).
-    Penyakit yang disebabkan serangga yang menggunakan air sebagai tempat bertelur
dan berkembangbiak seperti; malaria, DBD.
      Zat kimia yang terdapat dalam air
-  Derajat keasaman (PH), standar yang diperbolehkan 6,5-9,2 apabila PH kurang,
dapat mengakibatkan korosif pada pipa air yang terbuat dari logam, beberapa
senyawa kimia berubah menjadi racun dan mempengaruhi beberapa mikroba dalam
air.
-  Besi (Fe), kandungan besi dalam air yang diperbolehkan 0,1 -1 ppm apabila
melebihi 0,5 ppm dapat mengakibatkan warna air menjadi kuning kemerah-merahan,
rasa tidak enak pada air minum.
-  Mangan (Mn), kandungan mangan dalam air yang diperbolehkan 0,05 -0,5 ppm
apabila melebihi menimbulkan noda kecoklatan pada pakaian dan kerusakan hati.
-  Chlorida (Cl), kandungan Chlorida yang diperbolehkan 200 – 600 ppm dalam jumlah
kecil dibutuhkan sebagai desinfektan, apabila berkaitan dengan ion menyebabkan
rasa asin dan merusak pipa air.
- Sulfida (H2S), kandungan sulfida dalam air harus nol ppm, karena sangat beracun,
dan berbau busuk, dalam jumlah besar dapat menimbulkan korosif pada pipa air.
- Amonium (NH4), kandungan amonium dalam air harus nol ppm, kandungan
senyawa ini dapat menimbulkan bau yang sangat tajam dan menusuk hidung.
- Nitrit (NO2), nitrit adalah senyawa kimia yang tergolong kimia beracun, kandungan
nitrit harus harus nol ppm, adanya bahan kimia ini di dalam air dapat menimbulkan
terbentuknya Methaemoglobin dalam darah sehingga mengahambat perjalanan
oksigen dalam tubuh.
      Peraturan dan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Air
-    Permenkes RI No.173/Menkes/per//VII/1977
-    Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990
-    Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002
-    Permenkes RI No.492/Menkes/per/IV/2010
      Sejarah Saringan Pasir
Saringan pasir lambat dibuat pertama kali oleh John Gibb di Parsley Skotlandia
Tahun 1804 dalam skala kecil, kemudian pada tahun 1829 James Simpson
membuat saringan pasir lambat (SPL) dalam skala yang besar untuk perusahaan air
Chilsea di Inggris (Birdi,1979).
SPL mempunyai derajat keefisienan yang tinggi untuk menghilangkan kekeruhan,
rasa dan bau pada air, bahkan mampu meghilangkan bakteri dengan baik. Untuk
menghilangkan rasa dan bau kadang-kadang ditambahkan karbon aktif. Untuk
menghilangkan bakteri ditambahkan kaporit.
Kelebihan SPL telah dibuktikan secara meyakinkan dalam kaitannya dengan kualitas
air minum yang aman dikonsumsi dari segi bakteriologis. Pada Tahum 1892 di Kota
Hamburg dan Altona, yang airnya tercemar sehingga mengakibatnya epidemi
Kholera. Di Kota Altona, yang telah menggunakan instalasi pengolahan air dengan
SPL terhindar dari epidemi penyakit tersebut, sedangkan Kota Hamburg yang tidak
menggunakan instalasi SPL terjangkit wabah dengan kematian warganya sebanyak
7582 orang (Huisman,1975).
Kelemahan SPL adalah daya penyaringan yang rendah, sehingga dalam
kontruksinya memerlukan area yang luas, rendahnya daya penyaringan ini
disebabkan karena kecepatan air yang mengalir melalui SPL sangat kecil. SPL
sangat cocok digunakan dalam skala kecil (Birdi,1979).
   Pengertian Saringan Pasir Lambat (SPL) adalah saringan yang menggunakan pasir
sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun memiliki kandungan
kuarsa yang tinggi. Unit ini sudah menjadi media teknologi pengolahan air yang
efektif lebih dari 150 tahun, SPL ini dikenal di Inggris sebelum tahun 1830, dan
pertama kalinya menjadi instalasi yang sukses dalam pengolahan air minum (Taweel
dan Ali,1999).
   Spesifikasi Saringan Pasir Lambat (SPL)
Beberapa kriteria disain instalasi pengolahan air SPL
-    Kecepatan filtrasi 0,1 m/jam – 0,4 m/jam
-    Tinggi media permukaan airnya diukur dari media saringan pasir 1 meter s/d 1,5
meter.
-    Tebal filter yang baik antara 1 m -1,4 m tapi masih diizinkan antara 1,5 m s/d 3,6 m
-    Diameter efektif pasir antara 0,15 mm s/d 0,36 mm
-    Kerikil penyaring dipilih dari dengan bahan batu kerikil yang dapat menghalangi
masuknya pasir ke dalam rongga penampung air.
   Air baku yang dapat diolah pada SPL, karena tidak adanya pengolahan secara
kimia sebagai pengolahan pendahuluan maka air baku yang diolah dengan
persyaratan sebagai berikut :
-    Tidak ada residu oksidan misalnya chlorine. Tingkat kekeruhan rendah kurang dari 5
NTU
-    Tidak mengandung algae dan konsentrasi maksimum khlorofil 0,05µg/L
-    Konsentrasi maksimum bersi (Fe) 0,3 mg/L dan konsentrasi maksimum mangan
(Mn) 0,05 mg/L.
-    Hindari air baku yang mengandung logam berat
-    Hindari air baku dengan kandungan pestisida dan herbisida kecuali apabila
digunakan karbon aktif.
-    Hindari air baku dengan warna tinggi kecuali apabila digunakan pengolahan
pendahuluan ozone.
   Kelebihan Saringan Pasir Lambat
-    Besi dan mangan dapat dihilangkan sampai 97% berdasarkan kedalaman media
filter.
-    Sistem penyaringan rumah tangga yang murah dan mudah untuk membuat,
mengoperasikan dan pemeliharaan.
-    Tidak memerlukan bahan kimia sehingga biaya operasinya sangat murah
-    Bau, warna, kekeruhan dan rasa dapat dihilangkan.
-    Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringan
berjalan secara fisik dan biokomia.
-    Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.
   Kekurangan Saringan Pasir lambat
-    Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi besar,
sehingga sering terjadi kebuntuan, akibat waktu pencucian filter menjadi pendek.
-    Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan ruangan yang cukup luas.
-    Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan mengeruk lapisan pasir
bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih dimasukkan lagi ke
dalam bak saringan seperti semula.
-    Tidak dapat mengolah air gambut.
2)   Menciptakan alat Saringan Air “Gancah”
    Saringan Air “Gancah”
-       Saringan pasir Gancah adalah sebuah alat penyaringan air dengan media filter
berupa pasir, arang, kerikil, ijuk dengan memanfaatkan galon air minum isi ulang
yang sebanyak tiga buah, yang dipasang bersusun secara bertingkat.
Gambar 10, Saringan Air “GANCAH”
Tampak
Depan Tampak Samping

    Alat
-      Gergaji besi
-      Pisau ujung runcing atau bor.

Gergaji besi pisau


    Bahan
-      3 (tiga) buah galon air minum isi ulang yang bekas
-      Pasir sebanyak 2/3 volume galon
-      Kerikil sebanyak 2/3 volume galon
-      Ijuk 1/3 volume galon
-      Tawas 1 sdm
-      Kaporit 1 sdm
-      Arang batok 1/5 volume galon
-      Lem plastik
-      Kran air galon
    Cara Membuat
-     Langkah satu : perbaiki bagian galon yang pecah dengan lem plastik atau dengan
plastik yang dibakar.

Galon I lem plastik


-       Langkah dua : Potong bagian atas galon I, lalu pasangkan kran air.

-       Langkah tiga : potong bagian bawah galon II dan galon III

-       Langkah empat : isi galon I dengan air


-       Langkah lima : taruh galon II diatas galon I yang telah diisikan ijuk dan kerikil.

-       Langkah enam : taruh galon III yang berisi pasir dan arang pada bagian atas.
-      Selesai.
    Cara Kerja Alat:
-   Taburkan tawas yang sudah dihaluskan 1 sdm dan juga ditambahkan kaporit
sebanyak 1 sdm ke dalam air baku.
-   Air kotor yang disikan dari atas akan turun ke bawah, sesuai dengan gaya gravitasi.
-   Selanjutnya kotoran yang ada akan disaring oleh pasir, arang, kerikil dan ijuk.
-   Padatan (suspended) yang berukuran kecil yang lolos dari penyaringan akan
mengalami koagulasi karena ditambahkan tawas. Akhirnya mengendap pada bagian
dasar galon I.
-   Air yang dimasukkan dari atas akan menekan cadangan air bersih yang ada pada
bagian dasar akhirnya keluar melalui kran.
-   Kegunaan adanya cadangan air pada galon I adalah sebagai tempat cadangan air
bersih, tempat terjadinya proses koagulasi partikel padatan yang halus, supaya alat
menjadi berdiri dengan stabil karena air yang berada pada galon I dapat meredam
gaya tekanan dari atas dan gaya dorong dari samping.
-   Untuk kestabilan perlu dibuatkan kaki standar dari bahan kayu atau besi agar
supaya dapat berdiri lebih stabil.
    Kelebihan Saringan air “GANCAH”
-     Tidak membutuhkan ruang yang luas untuk penempatan alat
-     Mudah dalam pemeliharaan karena antara galon I, II dan III terpisah dan mudah
untuk diangkat.
-     Mudah dibawa kemana-mana (portable) sehingga sangat cocok digunakan pada
lokas bencana untuk penyediaan air bersih seperti: kondisi banjir.
-     Bahan yang dibutuhkan seperti pasir, kerikil, ijuk tidak banyak sehingga tidak
meyulitkan untuk penyediaan bahan.
-     Dapat menjernihkan dengan kemampuan yang hampir sama dengan saringan pasir
yang lebih besar.
-     Karena terdapatnya endapan air pada galon I membuat alat menjadi stabil/tidak
goyang.
-     cadangan air bersih pada galon I menjadikan tidak perlu menunggu terlalu lama
sampai air bersih keluar, karena air bersih yang ada pada galon satu akan terdorong
keluar sewaktu kita isikan air baku dari atas.
-     Terjadi proses koagulasi/penggumpalan pada bagian dasar galon satu menjadikan
air menjadi menjadi lebih jernih.
-     Karena ditambahkan kaporit sehingga dapat memenuhi persyaratan bakteriologis.
-     Harga yang dibutuhkan untuk satu alat tidak lebih dari Rp.20.000,- dengan catatan
pasir, kerikil dicari sendiri di sungai.
Gambar 11, Air Yang Dihasilkan Dari Saringan Air Gancah
    Kekurangan Saringan Air “GANCAH”
- karena volume alat yang kecil sehingga debit yang dihasilkan tidak secepat dan
sebesar saringan pasir yang dibuat dari drum.
- karena keterbatasan dana maka kemampuan alat dalam memperbaiki kualitas kimia
air belum diuji.
c. Hasil Kegiatan
Pemanfaatan Saringan Air Gancah telah dapat menurunkan kasus diare di
Kelurahan Kub.Sirakuk Utara. Dari hasil laporan Program P2Diare di Puskesmas
Kampung Teleng, pencapaian komulatif kasus diare pada Bulan April 2011
sebanyak 24 kasus, kemudian mengalami penurunan pada Bulan April 2012
menjadi 11 kasus.

4.2.2 Melakukan Penyuluhan Kesehatan Dan Pemicuan CLTS di Setiap


Kesempatan Pertemuan Dengan Masyarakat.

a.   Permasalahan;
           Penyakit yang berbasis lingkungan masih belum bisa ditekan sampai kebatas
terendah seperti ;
Tabel 16, Data Penyakit Yang Berhubungan Dengan Masalah Lingkungan
Puskesmas Kampung Teleng 2010 dan 2011

Penyakit TH 2010 TH 2011


1 Diare 532 496
2 TB Paru 8 8
3 DBD 23 32
4 Malaria 6 12

      Masyarakat memiliki perilaku yang tidak sesuai dengan kesehatan karena belum
memahami benar tentang penyakit yang berbasis lingkungan.
      Penyuluhan yang dilakukan lebih sering tidak menggabungkan kedua media yaitu
media audio dan media visual karena keterbatasan dari segi alat dan sumber
referensi tentang penyakit berbasis lingkungan.
      Pencapaian masyarakat yang memiliki jamban leher angsa dengan septik tank baru
mencapai 59,2%.
b.   Kegiatan Yang Dilakukan
      Melakukan penyuluhan audio visual dengan menggunakan media infocus
      Melakukan pemicuan dengan metode CLTS di seluruh desa/kelurahan di wilayah
kerja kampung teleng.
      Melakukan penyuluhan kesehatan pada setiap kesempatan ada pertemuan dengan
masyarakat seperti ; kegiatan safari ramadhan di Kelurahan Pasar dan Desa Sikabu.
      Mengunduh video penyuluhan yang berhubungan dengan penyakit menular yang
tersedia di internet.
      Mensosialisasikan Target ODF (open defecation free) yaitu masyarakat yang bebas
dari BAB sembarangan kepada stakeholders seperti ; pada rapat koordinasi di
kecamatan, rapat di desa/kelurahan.
      Pelaksanaan CLTS door to door kepada beberapa Kepala Keluarga. Dengan cara
melakukan kunjungan secara intensif kepada beberapa kepala keluarga sampai
mereka mau membuat jamban leher angsa dengan septik tank.
      membuat kartu pengawasan jentik yang melibatkan secara aktif PWS dan warga
sekolah dalam pengawasan tempat perindukan nyamuk di sekolah.

Gambar 12, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


c.   Hasil Kegiatan
     Dua buah dusun (Dusun Air Gantang Desa Kubang Utara Sikabu dan RW I Dusun
Aur Mulyo) menjadi ODF.
     Terjadi peningkatan masyarakat yang membuat jamban dengan septik tank
sebanyak 132 orang di wilayah kerja Puskesmas Kampung Teleng pada Tahun
2011.
Gambar 13, Deklarasi ODF di Dusun Air Gantang Dihadiri Oleh Bapak
Wakil Wali Kota Sawahlunto
4.3.  PRESTASI KERJA

Prestasi kerja yang dicapai selama bekerja


1.   Puskesmas Talawi (Tahun 2003 s/d 2010)
- Juara II Sanitarian Teladan Se-Kota Sawahlunto Tahun 2007.
- Juara III tenaga penyuluh teladan se-Kota Sawahlunto Tahun 2009.
-    Turut serta mengantarkan Puskesmas Talawi meraih penghargaan tertinggi Citra
Pelayanan Prima Tingkat Nasional Tahun 2004.
2.   Puskesmas Kampung Teleng (Tahun 2012 s/d Sekarang)
- Juara 1 Tenaga Penyuluh Teladan se-Kota Sawahlunto Tahun 2011.

BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Dalam melakukan usaha merubah perilaku masyarakat dari perilaku yang
merugikan kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan kesehatan merupakan
suatu hal yang tidak mudah. Petugas Sanitasi dilapangan harus banyak melakukan
pengembangan dengan kegiatan-kegiatan inovasi yang cocok dengan masyarakat
yang dihadapi.
5.1.2Kegiatan inovasi yang dilakukan harus memiliki kriteria Murah, Mudah dan dapat
Menyentuh masyarakat agar tergugah untuk melaksanakannya.
6.1.3Dibutuhkan tekad dan semangat yang kuat dari petugas kesehatan di lapangan yang
langsung berhadapan dengan masyarakat.
5.2 SARAN
5.2.1Diharapkan dukungan terhadap kreatifitas dari sanitarian karena tanpa dukungan
dari semua pihak, daya kreatifitas tidak akan berkembang dan akhirnya tidak dapat
dirasakan manfaatnya dari masyarakat.
5.2.2Menciptakan teknologi tepat guna yang memenuhi prinsip 3 M (Murah, Mudah dan
Menyentuh).
 PROPOSAL
GERAKAN MENSTERILKAN LINGKUNGAN DARI SAMPAH ANORGANIK KIR
SMA AL-KHAIRIYAH
Jl. Mindi No.2 lagoa-Koja Jakarta Utara 14270 Telp. 4374154

___________________________________________________________________________
____

PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya yang masih member kesempatan
kepada kami, sehigga kami bias mengajukan proposal ini salawat dan salamatus rosul yang
telah menuntun umat manusia kejalan yang lurus,
Sebagai ucapan rasa syukur atas segala karunianya kepada kami sehingga kami selaku
penyelenggara gerakan menetralisir lingkungan dari sampah plastik ini semoga lancar dan
seksama. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya suatu hambatan
apapun yang dapat menghambat kegiatan tersebut.
Dengan disusunnya proposal ini kami selaku panitia penyelenggara kegiatan gerakan
menetralisir lingkungan dari sampah plastik berharap kepada bapak ibu agar dapat member
dukungan untuk kegiatan tersebut dan tidak lupa juga dukungan dari kawan-kawan skalian.
Demikian proposal ini kami sampaikan, dengan rasa hormat kami ucapkan terima kasih.

                                                                                                                        Jakarta, 5 oktober
2011

___________________________________________________________________________
____
YAYASAN PERGURUAN ISLAM AL-KHAIRIAH
SEKOLAH MENENGAH ATAS
SMA AL-KHAIRIAH
Jl. Mindi No. 2 Logoa-Koja Jakarta Utara 14270 Telp. 4374154
Web Site : www.sma-alkhairiyah-jkt.sch.id

                                                                                                                   Jakarta, 20 September
2011

Nomer : 01/ANGGOTA-KIR/SMA AL-KHAIRIYAH


Lampiran : ---
Perihal : Mensterilkan lingkungan dari sampah anorganik

Kepada Yth
Bapak/Ibu

Ditempat

Dengan hormat,

Kami sampaikan suarat ini kepada Bapak/Ibu, bahwa kami selaku panitia kegiatan
menstrerilkan lingkungan dari sampah plastik, kami ingin mengajukan permohonan dana
dalam rangka plaksanaan kegiatan gerakan menetralisir lingkungan dari sampah plastik Yang
akan membutuhkan dana sebesar Rp. 500.000.00.-dengan rincian yang terlampir dalam
proposal ini yang dapat Bapa/Ibu pelajari sebagi bahan pertimbangan.

Demikian surat inisaya sampaikan. Atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terimakasi.

PELAKSANAAN KEGIATAN GERAKAN MENETRALISIR LINGKUNGAN DARI


SAMPAH PLASTIK

Ketua Panitia                                                                    Sekertaris

Drs.H.selamet                                                                yama sukosa

I. Latar belakang
a. KIR
Kir adalah Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan
serangkaian kegiatanyang menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah
itu sendiri mempunyai arti sebagai suatu karya yang dihasilkan melalui cara berpikir yang
menurut kaidah penalaran yang logis, sistematis, rasional dan ada koherensi antar bagian
bagiannya. Sebagai suatu kegiatan ekstrakurikuler di tingkatan SLTP, SMU, SMK, Madrasah
bahkan Pondok Pesantren, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) ini merupakan suatu organisasi
yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu
pengetahuan dan teknologi pada masa kini maupun masa mendatang

b. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak
bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik
dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,
sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis
ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Di daerah Lagoa khususnya di Jl. Mindi terdapat banyak sampah-sampah
Plastik di sekitar jalan maupun di sekitar saluran irigasi air (selokan) sehingga tidak indah di
pandang dan menyebabkan tersumbatnya saluran irigasi air (selokan) oleh sampah-sampah
plastik yang tidak bisa terurai.
Melihat masalah tersebut kami selaku KELOMPOK ILMIAH REMAJA (KIR) SMA AL-
KHAIRIAH terpacu untuk mencari solusi dan terjun langsung untuk memecahkan masalah
tersebut.
Sehingga kami mengadakan kegiatan yang berjudul
GERAKAN MENETRALISIR LINGKUNGAN DARI SAMPAH ANORGANIK.

II. Tujuan kegiatan

 Membebaskan lingkungan dari sampah anorganik,


 Membebaskan lingkungan dari ancaman demam berdarah,
 Membebaskan lingkungan dari ancaman banjir,
 Menciptakan lingkungan yang sehat,
 Melancarkan saluran irigasi (selokan),
 Memperindah lingkungan,
 Menyadarkan masyarakat serta siswa/i sma al-khairiyah agar peduli terhadap lingkungan
dan menjaga kebersihan lingkungan,
 Memanfaatkan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan.

III. Tema
Melalui kegiatan gerakan mensterilkan lingkungan dari sampah anorganik kita ciptakan
lingkungan yang sehat dan bersih.
IV. Waktu dan plaksanaan

Hari/tanggal :
Tempat :
Waktu :

V. Kepanitiaan
Penanggung jawab :
Ketua :
Wakil :
Anggota :
:
:
Dokumentasi :

VI. Anggaran

Pemasukan
Anggota 15x15.000.00                   Rp 225.000.00;
Walikota Jakarta utara                    Rp 200.000.00;
Sma al-khairiyah                             Rp 100.000.00;
                                                       _____________+
                                                       RP 525.000.O0;

Pengeluaran

VII. Penutup
Kegiatan ini akan berjalan dengan baik dan lancar berkat semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu. Oleh karena itu kami ucapkan banyak trima kasih.

                                                                                                                           Jakarta 5
oktober 2011
Mengetahiu,

Kepala sekolah,                                                                                     Ketua panitia,

Drs.H.P.selamet                                                                                   H.yama sukosa

demikian artikel contoh proposal semoga bermanfaat.


Lebih miris lagi, limbah B3 cair ditampung dalam bak penampungan sementara dan diolah
melalui 4 bak yang sudah terpola menjadi satu, kemudian diangkut memakai mobil tangki
penyedot WC. Karena puskesmas belum memiliki tangki khusus IPAL B3.

MoU dengan pihak ketigapun terkait pembuangan limbah, belum jelas. Oleh karena itu
petugas puskes berinisiatif membuat tempat penampungan limbah B3 secara sederhana yaitu
membangunan gudang berukuran 2×3 m untuk menampung limbah sementara. Didalam
gudang terlihat benda limbah B3 didalam wadah kantong plastik, dengan cara menampung
limbah seperti ini berpotensi penyebaran kuman penyakit ke lingkungan sekitar.
KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING)
PUSKESMAS MANIMPAHOI
A.
PENDAHULUAN
Upaya kesehatan lingkungan adalah pengendalian factor-faktor risiko lingkungan fisik,
biologis,social yang dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan kesehatan dan daya tahan
hidup manusia. Ruang lingkup yang luas terkait dengan media lingkungan air, udara,
makanan, tanah dan limbah yang berada di tempat permukiman, tempat umum, tempat
kerja,
dan kawasan. Kondisi yang dinamis dan melibatkan pemangku kepentingan yang luas
memerlukan koordinasi dan kerja sama semua pihak . Pelaksanaan kegiatan kesehatan
lingkungan akan berjalan secara effektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan, apabila
dilakukan persiapan secara seksama, teliti, cermat dan tepat. Persiapan yang baik harus
dilakukan pada semua jenjang penyelenggara program mulai dari tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan maupun Unit Pelaksna Teknis UPTD yaitu puskesmas. Begitu
pentingnya persiapan kegiatan ini maka menjadi salah satu kegiatan pokok sanitarian di
semua jenjang, sehingga pemahaman tentang persiapan kegiatan menjadi titik tolak dalam
melaksanakan kompetensinya.
B.
LATAR BELAKANG
C.
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
a.
Tujuan Umum
KAK ini akan menjadi acuan kerja penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di
puskesmas Manimpahoi, dengan harapan proses penyelenggaraan Kesling akan dapat
terlaksana secara efisien dan efektif serta dapat meningkatkan kinerja yang tinggi dan
dapat bersinergi dengan program-program lain di Puskesmas Manimpahoi.
b.
Tujuan Khusus
Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam berperilaku hidup bersih dan sehat yang berdampak pada peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
D.
KzEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a.
Sarana Air bersih
1.
Pengawasan kualitas air secara fisik( warna, bau, rasa),
2.
Perbaikan kualitas air (Kaporisasi),
3.
Pemeriksaan jentik ( pemberian abate ),
4.
pengawasan Depot air minum.
b.
Jamban Keluarga
1.
Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
2.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
c.
Pengawasan sampah
1.
Pengawasan cara pengolahan domestic yang memenuhi syarat
d.
Pengawasan SPAL
e.
Pengawasan rumah sehat
1.
Pengawasan SAB, JAGA,Temapat sampah, SPAL
2.
Pengawasan jentik
3.
Pengawasan bangunan
f.
Pengawasan Tempat Tempat Umum (TTU)
1.
Pengawasan sarana peribadatan (Mesjid/Mushollah),
2.
Institusi Pendididkan (SD/MI,SLTP/MTs, SMU/MA),
3.
Pasar
4.
Salon/Pangkas Rambut,
g.
Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan/Minuman (TPM) :
1.
Industri maka
2.
Rumah Makan/Restoran,
h.
Konseling kesling/klinik sanitasi
E.
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Dilakukan pembinaan pada pengelolah dan penanggung jawab TTU/TPM/PIRT, DAMIU
secara berkala dan berkelanjutan.
F.
SASARAN
a.
Pengelolah Kesling puskesmas Manimpahoi
b.
Pengelolah TTU/TPM
c.
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Manimpahoi
G.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
a.
Durasi : 12 bulan selama tahun anggaran 2016
b.
Jadwal : diselenggarakan setiap bulan sesuai jenis kegiatan selama tahun anggaran 2016
H.
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Dilakukan Evaluasi setiap tiga bulan dan dibuatkan pelaporan semua kegiatan setiap bulan.
Evaluasi di lakukan secara berkala baik pada median yang memenuhi syarat
maupun yang
tidak memenuhi syarat.
I.
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Setelah kegiatan kunjungan di lakukan dan di buatkan laporan selanjutnya di Evaluasi hasil
kunjungan
kemudian menentukan objek yang tidak memenuhi syarat yang kemudian akan
dilakukan pemantauan secara rutin.
KERANGKA ACUAN KERJA PEMERIKSAAN KUALITAS AIR MINUM,
AIR BERSIH DAN KAPORISASI
PUSKESMAS MANIMPAHOI
A.
PENDAHULUAN
Program penyehatan lingkungan sesuai rencana strategis kementerian kesehatan serta dala
upaya pencapaian target MDGS, maka salah satu aksi nyata yang telah berlangsung adalah
peningkatan penyediaan air minum, sanitasi, peningkatan perilaku higienis masyarakat
dengantujuan utama untuk menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lain yang
ditularkan melaui air dan lingkungan
B.
LATAR BELAKANG
Dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492.MENKES/PER/IV/2010 tentang
persyaratan Kualita air minum dan peraturan Menteri KesehatanNomor
739/menkes/kes/vi/2010 tentang tata laksana pengawasan kualitas air minum, pengawasan
ini berlaku untuk internal pengelola air minum dan eksternal dari dina kesehatan kabupaten
kota serta kantor kesehatan pelabuhan. Peraturan perundangan tersebut diatas menjadi
acuan bagi kementerian kesehatan cq Direktoral Jenderal Pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan untuk membuat upaya – upaya yang bersifat kegiatan dilapangan
serta berdampak langsung bagi masyarakat. Salah satunya yaitu kegiatan survailan saran
air
minum dan sanitasi dasar.
C.
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
Untuk identifikasi dugaan sumber kontaminasi sarana air dan penyehatan lingkungan
D.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a.
Pengambilan sampel
b.
Pemeriksaan sampel
c.
Pengolahan data dan pelaporan
E.
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a.
Setiap lokasi yang ada sumur gali dan sekaligus diberi kaporit
b.
Proses pengambilan sampel dilakukan oleh petugas sanitasi
c.
Jumlah sarana air dan penyehatan lingkungan yang diambil sampel dan diperiksa
mencakup sarana air dan penyehatan lingkungan
F.
SASARAN
Sumber air
G.
JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan oleh sanitarian puskesmas. Pengambilan sampel dilaksanakan setiap
triwulan, sedangkan SGL dilaksanakan setiap bulan
H.
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Diharapkan warga yang memiliki sumur gali/sumur bor bias menghasilkan air yang layak
untuk digunakan.
I.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Dilaksanakan sesuai dengan format baku yang sesuai denga pedoman penyelenggsrssn
progrsm kesling.
KERANGKA ACUAN KLINIK SANITASI
PUSKESMAS MANIMPAHOI
A.
PENDAHULUAN
Klinik sanitasi merupakan suatu upaya yang mengintegrasi pelayanan kesehatan antara
promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada masyarakat yang beresiko tinggi untuk
mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan yang
dilaksanakan oleh petugas puskesmasbersama masyarakat yangdapat dilaksanakan secara
passif dan efektifdi dalam dan diluar gedung.
B.
LATAR BELAKANG
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu, faktor lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang paling
besar terhadap kesehatan masyarakat. Sampai saat ini diketahui bahawa permasalahan
penyakit yang paling benyak terdapat dimasyarakat didominasi oleh penyakit – penyakit
yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan.
Dengan adanya pengembangan klinik sanitasi diharapkan dapat memperkuat tugas dan
fungsi puskesmas dalam melaksanakan pelayanan pencegahan dan pemberantasan
penyakit
berbasis lingkungan dan semua persoalan yang ada kaitannya dengan kesehatan
lingkungan
guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
C.
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
a.
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotif, preventif, dan
kuratif yang dilaksanakan secara terpadu, terarah dan terus menerus.
b.
Tujuan Khusus
a)
Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sector terkait dalam
upaya pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan dengan
memberdayakan masyarakat.
b)
Menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatkan kondisi
kesehatan denga perilaku hidup bersih dan sehat.
c)
Meningkat pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan perilakumasyarakat untuk
mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
d)
Meningkatkan peran serta masyarakat melalui kemitraan dan kelembagaan dan
swadaya masyarakat setempat dalam mengupayakan dukungan dari pemerintah dan
swasta.
D.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
E.
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan ini berupa pemberian konseling dengan pasien penyaki berbasis lingkungan yang
dapat rujukan dari klinik BP dsan MTBS.
F.
SASARAN
Pasien yang mempunyai penyakit berbasis lingkungan.
G.
JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Janauari – Desember 2016 dirunag klinik sanitasi puskesmas manimpahoi.
H.
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Dilakukan Evaluasi setiap tiga bulan dan dibuatkan pelaporan semua kegiatan setiap bulan.
I.
PENCATATAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Dibuatkan pencatatan pelaporan setiap bulan.

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM 


KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB I
UMUM

1.1.            PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang dimaksudkan
dalam pancasila dan UUD 45.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas sebagai
bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada di
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem yang harus berjalan, Puskesmas
dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan
kesehatan.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok pelayanan kesehatan
diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan
penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.
program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis  antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Ada (5) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling
1)      Penyehatan sumber air bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kjualitas air, inspeksi sanitasi SAB,
pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.
2)      Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga), saluran pembuangan air
limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).
3)      Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar, kolam
renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas rambut, dilakukan upaya
pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan
perkantoran
4)      Penyehatan tempat pengelola makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan
penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan
5)      Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk)
Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin menjadi
perindukan nyamuk.
6)      Konsultasi kesling klinik sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB Paru, dan
lainnya.

1.2.             VISI DAN MISI PROGRAM KESLING

Sebagai penjabaran dari visi misi Depkes.RI 2010/2014 maka visi dan misi program
kesling
VISI    : Mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan di bidang kesling
      MISI     :
1)      Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan lingkungan.
2)  Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan lingkungan
yang paripurna , merata, bermutu dan berkeadilan.
3)      Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya di bidang kesehatan lingkungan.
4)      Menciptakan tata kelola lingkungan yang baik.

1.3.            KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN


Dalam usaha pelaksanaan kegiatan Program Kesling di puskesmas yang lancar dan
berkesinambungan maka disusun suatu kebijakan umum anggaran di bidang kesling.
1)      Pelatihan dan peningkatan kemampuan kader kesling
2)      Pemeriksaan rumah dan jentik berkala
3)      Pemeriksaan tempat-tempat umum
4)      Operasional forum kota sehat
5)      Klinik konsultasi kesling
6)      Monitoring jamban keluarga
7)      Pengambilan sampel air

1.4.            STRATEGI DAN KEBIJAKAN


1.4.1.      Strategi
Upaya peningkatan derajat kesehatan lingkungan melalui pemberian motivasi kepada
masyarakat guna peningkatan kesadaran tentang pentingnya perbaikan kualitas lingkungan
dalam penurunan angka penyakit yang berhubungan dengan lingkungan.
1.4.2.      Kebijakan
-        Melakukan metode pemicuan CLTS kepada Kepala keluarga yang belum memiliki jamban
-      Melakukan penyuluhan berkelompok di sarana ibadah (mesjid/mushalla), sekolah, posyandu
balita/lansia
-      Melakukan pemantauan sarana sanitasi masyarakat dibantu oleh PWS dan kader kesling di
tiap desa/kelurahan.
-        Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pengelola tempat pengelolaan makanan.
-        Melatih tenaga penjamah makanan tentang higiene sanitasi makanan.
-    Melakukan penyuluhan dalam gedung dengan pemberian solusi guna pemecahan masalah
kesling  pada klinik konsultasi kesling.
-     Membina kerja sama dengan aparat pemerintahan di kelurahan/desa dan tokoh masyarakat
guna mencari solusi pemecahan masalah kesling.
-        Pemantauan sarana sanitasi tempat-tempat umum.
-        Pemantauan kualitas sarana SAB masyarakat.

1.5.            JUMLAH DAN KOMPOSISI PERSONIL


Jumlah tenaga  di Puskesmas Kampung Teleng 2 orang dengan latar belakang pendidikan D
III Kesling dan status kepegawaian PNS.

BAB II
PROGRAM DAN KEGIATAN
2.1.  PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
PELAKSANAAN KEGIATAN BERSUMBER DANA APBD KOTA
a.  Masukan
Dana :
SDM  :
      Pimpinan puskesmas, sanitarian, farmakmin, lintas program/sektor
Material :
      Pemeriksaan rumah dan jentik digunakan instrument formulir kartu rumah
      Pengambilan sampel air menggunakan botol sampel steril
 Pemeriksaan TTU dan TPM digunakan blanko pemeriksaan TTU/TPM, buku pemeriksaan
karyawan TTU/TPM
      Pembinaan TTU/TPM menggunakan power point dan infokus
Metode :
      Pemeriksaan rumah dan jentik dilakukan dengan metode; wawancara, survei langsung dan
check list.
      Pengambilan sampel air dilakukan dengan melalui Tes Laboratorium
      Pemeriksaan TTU/TPM dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan check list.
      Pembinaan TTU/TPM dilakukan dengan metode penyuluhan
Waktu :
      Pemeriksaan rumah daan jentik dilaksanakan tiap bulan dimana dana dianggarkan pada bulan
Februari, mei, Agustus dan Oktober. Sementara makan dan minum dianggarkan pada bulan
Februari, mei, Agustus dan Oktober juga.
    Pengambilan sampel air dilaksanakan sebanyak empat kali yaitu bulan Februari, mei, Agustus
dan Oktober
   Pemeriksaan TTU/TPM dilaksanakan sebanyak dua kali setahun yaitu Tahap I Pada Bulan
Juni dan Tahap II pada Bulan November
    Pembinaan TTU/TPM dilaksanakan sebanyak dua kali setahun yaitu Pada Bulan April dan
September
b.  Proses
      Pemeriksaan rumah dan jentik
Dilakukan secara berkala dengan cara survei ke rumah masyarakat yang dilakukan oleh
sanitarian dibantu oleh kader kesling dan PWS.
      Pengambilan Sampel Air
Yaitu dilakukan dengan cara turun langsung kerumah-rumah masyarakat yang dilakukan oleh
pimpinan puskesmas dan sanitarian dengan menggunakan botol steril
      Pemeriksaan TTU dan TPM
Yaitu dilakukan survey terhadap rumah makan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan
cara melihat langsung keadaan sanitasi TPM nya
      Pembinaan TTU dan TPM
Yaitu dilakukan terhadap pengelola rumah makan yang ada di wilayah kerja puskesmas
dengan cara penyuluhan
c.  Keluaran
1.      Pemeriksaan rumah dan jentik berkala
    Jumlah rumah wilayah kerja puskesmas kampung Teleng sebanyak 1655 Unit
    Jumlah rumah permanen sebanyak 1067 Unit
    Jumlah rumah semi permanen sebanyak 495 Unit
    Jumlah rumah kayu sebanyak 93 Unit
    Jumlah rumah sehat sebanyak 1194 Unit
    Jumlah rumah memiliki jamban sebanyak 1608 Unit
    Jumlah rumah memiliki jamban sehat sebanyak 1071 Unit
2.      Pengambilan sampel air
    Pengambilan sampel air depot dilakukan sebanyak 4 kali yaitu 1 kali 3 bulan terhadap 6
depot air minum
    Pengambilan sampel air masyarakat dilakukan sekali 3 bulan dimana diambil sumber air
yang beresiko saja sebanyak 40 sampel 
3.      Pemeriksaan TTU / TPM
    TPM yang terdaftar sebanyak 104 buah, diperiksa tahap I sebanyak 104 sedangkan yang
memenuhi syarat sebanyak 81
   TPM yang terdaftar sebanyak 104 buah, diperiksa tahap II sebanyak 104 sedangkan yang
memenuhi syarat sebanyak 79
    TTU yang terdaftar sebanyak 93 buah, diperiksa tahap I sebanyak 93 sedangkan yang
memenuhi syarat sebanyak 83
    TTU yang terdaftar sebanyak 93 buah, diperiksa tahap II sebanyak 93 sedangkan yang
memenuhi syarat sebanyak 88
    Jumlah rumah makan seluruhnya 17 buah dan jasa boga 3.
Diperiksa tahap I sebanyak 17 dan yang memenuhi syarat sebanyak 12 buah
Pada tahap II diperiksa 17 buah dan memenuhi syarat sebanyak 13 buah
4.      Pembinaan TTU/TPM
Pembinaan dilakukan kepada 17 rumah makan dan 3 jasa boga dengan melalui penyuluhan.
d.  Manfaat
1.      Pemeriksaan rumah dan jentik berkala
      Termotivasinya masyarakat untuk memiliki rumah yang sehat dan bebas jentik
      Terpantaunya keadaan sarana sanitasi dasar dan lingkungan rumah
  Masyarakat mengetahui potensi resiko penyakit akibat sarana sanitasi yang tidak memenuhi
syarat
   Termotivasinya masyarakat untuk memiliki jamban yang memenuhi syarat sehingga tidak
mencemari lingkungan
2.      Pengambilan sampel air
   Untuk mengetahui berapa banyak kuman E-coli yang terkandung dalam air sampel tersebut
      Untuk mengetahui apakah air depot tersebut layak untuk diminum
3.      Pemeriksaan TTU / TPM
       Terpantaunya keadaan sarana sanitasi dasar TPM / TTU
    Termotivasinya pengelola TTU / TPM dalam mengelola usahanya agar bersih dan sehat
sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pembelinya
4.      Pembinaan TTU/TPM
      Untuk memberikan pengetahuan kepada pengelola rumah makan apa saja syarat rumah
makan yang sehat

e.  Dampak 
1.      Pemeriksaan rumah dan jentik berkala
  Meningkatnya masyarakat yang ber PHBS dan memiliki sarana sanitasi yang memenuhi syarat
2.      Pengambilan sampel air
      Menurunkan angka penyakit diare
3.      Pemeriksaan TTU / TPM
      Adanya rasa aman dan nyaman bagi konsumen dari hal-hal yang akan membahayakan
kesehatannya.
4.      Pembinaan TTU/TPM
   Pengelola rumah makan lebih meningkatkan lagi kebersihan rumah makannya dan dapat
disesuaikan dengan persyaratan rumah makan
PELAKSANAAN KEGIATAN YANG TIDAK DI DANA 
  

1.  Klinik sanitasi


a.    Masukan
SDM  :
      Sanitarian, Dokter, perawat, bidan
Material :
      Blangko tindak lanjut klinik sanitasi, kartu status klinik sanitasi
Metode :
      Wawancara, penyuluhan perorangan / konseling yang hasilnya di tulis pada kartu status
klinik sanitasi
Waktu :
      Setiap hari kerja
b.    Keluaran
      Dilaksanakan klinik sanitasi secara aktif
      Ditemukannya penyakit-penyakit berbasis lingkungan yaitu ISPA, diare, Kulit, Disentry,
cacingan dan lain-lain
      Petugas sanitasi menindaklanjuti langsung ke lapangan terhadap kasus-kasus penyakit yang
berbasis lingkungan
c.    Manfaat
      Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan dan
PHBS
      Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit-penyakit berbasis lingkungan
d.    Dampak 
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan promotif serta
kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan tersusun secara terus menerus

2.  Pembakaran sampah medis


a.      Masukan
SDM  :
      Sanitarian, sopir
Material :
      Incenerator, genset, bensin, 
Metode :
      Pembakaran langsung
Waktu :
      Setiap bulan
b.      Keluaran
      Sudah dilaksanakannya pembakaran sampah medis setiap bulan
c.       Manfaat
      Mencegah penybaran penyakit yang berakibat dari sampah medis
d.      Dampak 
    Tidak berserakannya sampah medis puskesmas

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PROGRAM

A.     Pelaksanaan Kegiatan Bersumber Dana APBD Kota


Air merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat banyak digunakan. Air
yang memenuhi syarat yaitu air yang tidak berbau, berasa dan berwarna. Untuk air minum,
air nya tidak boleh mengandung E-coli.
Jika air tidak bersih, maka akan dapat menimbulkan penyakit bagi yang
menggunakannya. Oleh sebab itu keadaan sarana air bersih dan depot selalu dilakukan
pemantauan.
B.     Kegiatan bersumber dana bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

            Dana BOK dimanfaatkan sepenuhnya secara langsung oleh Puskesmas untuk
pelayanan kesehatan masyarakat dan tidak dijadikan sumber pendapatan daerah sehingga
tidak boleh disetorkan ke kas daerah. Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil
perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara
rutin (periodik bulanan/triwulanan). Satuan biaya setiap jenis kegiatan pelayanan kesehatan
yang dibiayai BOK mengacu pada ketentuan Peraturan Daerah (Perda). Jika belum terdapat
Perda yang mengatur hal itu, maka satuan biaya tersebut ditetapkan melalui Peraturan
Bupati/Walikota atas usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas berpedoman pada prinsip keterpaduan, kewilayahan, efisien, dan efektif.
             Tujuan umum dari BOK adalah untuk meningkatkan akses dan pemerataan
pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif untuk mewujudkan
pencapaian target SPM bidang kesehatan dan MDGs pada tahun 2015. Secara khusus, tujuan
BOK ada tiga yakni: (1) memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif kepada masyarakat; (2) menyediakan dukungan biaya untuk upaya kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat; (3) mendukung terselenggaranya proses
Lokakarya Mini di Puskesmas dalam perencanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
            

C.     Kegiatan yang tidak di danai

1.      Klinik Sanitasi

Klinik sanitasi adalah Ruang Pelayanan Informasi tentang upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit berbasis lingkungan.
Penyakit berbasis lingkungan, yaitu karena sumber penyakitnya berasal dari
lingkungan yang jelek (air, udara, tanah yang tercemar), yaitu Penyakit Diare,
Kecacingan, ISPA, Malaria, DBD, TB Paru, Kulit/Gatal-Gatal, Keracunan
Makanan/minuman/Pestisida dan keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat kerja.
Klinik Sanitasi Berada di Puskesmas dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
program pelayanan Puskesmas dimana yang  Bertugas di Klinik Sanitasi yaitu Petugas
sanitarian Puskesmas / Petugas Penyuluh Puskesmas
Keuntungan yang diberikan dari Klinik sanitasi yaitu :
Terhadap Pasien :
1. Dapat mengetahui penyebab penyakitnya
2. Mampu melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit akibat lingkungan
Terhadap Petugas
1. Dapat Mengetahui secara tepat Gaya Hidup Pasien dan Kondisi Lingkungan Pasien
2. Dapat memberikan saran yang tepat kepada pasien sesuai dengan masalah yang
dihadapinya
3. Dapat menyusun rencana intervensi perbaikan lingkungan
Alur Pelayanan Klinik Sanitasi di Puskesmas :
1. Loket
Di loket dilakukan pengisian kartu status pasien setelah mendapat kartu status pasien
ke ruang periksa
2. Ruang Periksa
Pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan dirujuk ke ruang Klinik Sanitasi
3. Ruang Klinik Sanitasi
4. Apotik
Pasien ke Apotik untuk mengambil Obat
5. Pulang
Untuk Klien bisa Langsung Ke Ruang klinik sanitasi.
2.      Pemusnahan Sampah Medis
Sampah medis sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat oleh sebab itu tidak boleh
dibuang kemana-mana atau sembarangan. Sampah medis harus dimusnahkan menggunakan
incenerator.

BAB 1V
PENUTUP

A.       KESIMPULAN

1.    HASIL PEMERIKSAAN TPM                                     :           100 %

2.    TPM YANG MEMENUHI SYARAT                           :           76 %

3.    HASIL PEMERIKSAAN TTU                                      :           100 %

4.    TTU YANG MEMENUHI SYARAT                            :           94,6 %

5.    RUMAH YANG MEMENUHI SYARAT                     :           72,1 %

6.    SPAL YANG MEMENUHI SYARAT                          :           77,5 %

7.    SAB YANG MEMENUHI SYARAT                            :           89,5 %

8.    SAMPAH YANG MEMENUHI SYARAT                   :           84,1 %

9.    JAMBAN YANG MEMENUHI SYARAT                   :           66,6 %


B.       LAPORAN HASIL KEGIATAN (LAMPIRAN)

Anda mungkin juga menyukai