Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI DALAM MANAJEMEN BENCANA

Disusun oleh Kelompok Kuning:

Fina Afiyanita 2010701049

Shafa Cahya Kamila 2010701055

Devi Agustina 2010701060

Deswita Risdha Moelyana 2010701062

Winy Devirahayu 2010701064

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat dan Manajemen Bencana dengan
judul “Peran Kementrian Kesehatan dalam Manajemen Bencana”.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Depok, 03 Oktober 2022

Kelompok Kuning
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Bencana...............................................................................................................6
2.2 Pengertian Manajemen Bencana..........................................................................................6
2.3 Definisi, Tugas dan Fungsi Kementrian Kesehatan............................................................6
2.4 Peran Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana..........................................................7
BAB III.................................................................................................................................................12
PENUTUP............................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara geologis dan hidrologis, Indonesia merupakan wilayah rawan bencana alam.
Salah satunya adalah gempa bumi dan potensi tsunami. Hal ini dikarenakan wilayah
Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-
Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di
bagian Timur. Ketiga lempengan tersebut bergerak dan saling bertumbukan sehingga
Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia dan menimbulkan
gempa bumi, jalur gunung api, dan sesar atau patahan. Penunjaman (subduction)
Lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke utara dengan Lempeng Eurasia yang
bergerak ke selatan menimbulkan jalur gempa bumi dan rangkaian gunung api aktif
sepanjang Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sejajar dengan jalur
penunjaman kedua lempeng tersebut. Potensi bencana alam dengan frekuensi yang
cukup tinggi lainnya adalah bencana hidrometerologi, yaitu banjir, longsor,
kekeringan, puting beliung dan gelombang pasang. Frekuensi bencana hidrometerologi
di Indonesia terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan data Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB}, selama tahun 2002-2012 sebagian besar
bencana yang tetjadi disebabkan oleh faktor hidrometerologi (BNPB, 2012).

Bencana menimbulkan dampak terhadap menurunnya kualitas hidup penduduk,


termasuk kesehatan. Salah satu permasalahan yang dihadapi setelah terj adi bencana
adalah pelayanan kesehatan terhadap korban bencana. Untuk penanganan kesehatan
korban bencana, berbagai piranti legal (peraturan, standar) telah dikeluarkan. Salah
satunya adalah peraturan yang menyebutkan peran penting Puskesmas dalam
penanggulangan bencana (Departemen Kesehatan RI, 2007; Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan, 2006; Pusat Penanggulangan Masalah
Kesehatan Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan, 2001).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ynag dimaksud dengan bencana ?
2. Apakah yang dimaksud dengan manajemen bencana ?
3. Apakah yang dimaksud dengan kementrian kesehatan ?
4. Bagaimana tugas dan fungsi dari kementrian kesehatan ?
5. Apa saja peran kementrian kesehatan dalam penanggulangan bencana ?
C. Tujuan Masalah
1. Agar dapat mengetahui definisi bencana
2. Agar dapat memahami definisi manajemen bencana dengan baik
3. Agar dapat mengetahui definisi dari kementrian kesehatan
4. Agar dapat memahami denganbaik tugas dan fungsi dari kementrian kesehatan
5. Agar dapat mengetahui peran-peran kementrian kesehatan dalam penanggulangan
bencana
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Bencana


Definisi bencana menurut UN-ISDR tahun 2004 menyebutkan bahwa bencana adalah
suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan
kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan
dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan
menggunakan sumberdaya mereka sendiri.
Menurut Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam WHO –
ICN (2009) bencana adalah sebuah peristiwa, bencana yang tiba-tiba serius mengganggu
fungsi dari suatu komunitas atau masyarakat dan menyebabkan manusia, material, dan
kerugian ekonomi atau lingkungan yang melebihi kemampuan masyarakat untuk
mengatasinya dengan menggunakan sumber dayanya sendiri. Meskipun sering disebabkan
oleh alam, bencana dapat pula berasal dari manusia.
Dari ketiga definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa bencana adalah suatu keadaan
yang tiba-tiba mengancam kehidupan masyarakat karena faktor alam dan/atau non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan yang
melebihi kemampuan masyarakat untuk mengatasinya sendiri.

2.2 Pengertian Manajemen Bencana


Menurut UU No. 24 Tahun 2007, Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis,
berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan
dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitas dan rekonstruksi bencana.

2.3 Definisi, Tugas dan Fungsi Kementrian Kesehatan


2.3.1 Definisi Kementrian Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan kesehatan. (kemkes, 2014)
2.3.2 Tugas dan Fugsi Kementrian Kesehatan RI
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, dan kefarmasian dan
alat kesehatan
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemeberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan;
3. Pengelolaan barang milik negara yan menjadi tanggung jawab Kementerian
kesehatan
4. Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber manusia di bidang
kesehatan
5. Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang
kesehatan serta penengelolaan tenaga Kesehatan
6. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan; dan
7. Pelaksanaan dukungan substansi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Kesehatan.

2.4 Peran Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana


Peran pemerintah dalam penanggulangan bencana dengan mengeluarkan UU No 24
tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dengan lahimya UU tersebut, terjadi
perubahan paradigma penanganan bencana di Indonesia, yaitu penanganan bencana tidak
lagi menekankan pada aspek tanggap darurat, tetapi lebih menekankan pada keseluruhan
manajemen penanggulangan bencana mulai dari mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat
sampai dengan rehabilitasi.
Berdasarkan UU No 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, tahapan
penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi:
1. Prabencana
Pada tahapan ini dilakukan kegiatan perencanaan penanggulangan bencana,
pengurangan risiko bencana, pencegahan, pemaduan dalam perencanaan
pembangunan, persyaratan analisis risiko bencana, penegakan rencana tata ruang,
pendidikan dan peletahihan serta penentuan persyaratan standar teknis
penanggulangan bencana (kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi bencana).
2. Tanggap darurat
Tahapan ini mencakup pengkajian terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya,
penentuan status keadan darurat, penyelamatan dan evakuasi korban, pemenuhan
kebutuhan dasar, pelayanan psikososial dan kesehatan.
3. Pascabencana
Tahapan ini mencakup kegiatan rehabilitasi (pemulihan daerah bencana, prasarana dan
sarana umum, bantuan perbaikan rumah, sosial, psikologis, pelayanan kesehatan,
keamanan dan ketertiban) dan rekonstruksi (pembangunan, pembangkitan dan
peningkatan sarana prasarana, termasuk fungsi pelayanan kesehatan).

2.4.1 Peran Kementrian Kesehatan RI dalam Penanggulangan Bencana


Yaitu mengeluarkannya Permenkes No.75 Tahun 2019 Tentang
Penanggulangan Krisis Kesehatan sebagai tindak lanjut dari UU No. 24 Tahun
2007 Tentang Penangguangan Bencana.
Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2019 dinyatakan definisi dari Krisis
Kesehatan adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit, pengungsian, dan/atau adanya potensi
bahaya yang berdampak pada kesehatan masyarakat yang membutuhkan respon
cepat di luar kebiasaan normal dan kapasitas kesehatan tidak memadai.
Selanjutnya, penanggulangan krisis Kesehatan adalah serangkaian upaya yang
meliputi kegiatan prakrisis kesehatan, tanggap darurat Krisis Kesehatan, dan
pascakrisis kesehatan.
Tujuan dari Penanggulangan Krisis Kesehatan untuk terselenggaranya
Penanggulangan Krisis Kesehatan yang terkoordinasi, terencana, terpadu, dan
menyeluruh guna memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman,
risiko, dan dampak permasalahan kesehatan

Peran- Peran Kementrian Kesehatan dalam Penanggulangan Bencana


(Permenkes No. 75 Tahun 2019)
1. Menteri bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Penanggulangan Krisis
Kesehatan tingkat nasional berkoordinasi dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
2. Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan Penanggulangan Krisis Kesehatan tingkat
daerah dan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD).
3. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan di Wilayah Kejadian untuk
mendatangkan petugas Kesehatan seperti dokter, tenaga kesehatan
lingkungan, tenaga kesehatan jiwa, ahli gizi, dan tenaga kesehatan
reproduksi.
4. Kemenkes dalam penanggulangan bencana melakukan strategi klaster
Kesehatan.
Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2019 Terdapat subklaster Kesehatan
yaitu :
1) Sub klaster pelayanan kesehatan, yang bertugas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan terutama pelayanan pertolongan darurat
pra fasilitas pelayanan kesehatan dan rujukan
2) Sub klaster pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan, yang
bertugas melakukan pengendalian penyakit dan upaya kesehatan
lingkungan
3) Sub klaster kesehatan reproduksi, yang bertugas menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan reproduksi
4) Sub klaster kesehatan jiwa, yang bertugas menyelenggarakan upaya
penanggulangan masalah kesehatan jiwa dan psikososial secara optimal
5) Sub klaster pelayanan gizi, yang bertugas menyelenggarakan pelayanan
gizi; dan
6) Sub klaster identifikasi korban mati akibat bencana (Disaster Victim
Identification/DVI), yang bertugas menyelenggarakan identifikasi korban
meninggal dan penatalaksanaannya

2.4.2 Kebijakan Yang Ditetapkan Dalam Penanganan Bencana Bidang


Kesehatan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1653/Menkes/SK/XII/2005 Tentang Pedoman Penanganan Bencana Bidang
Kesehatan, Kebijakan yang ditetapkan dalam penanganann bencana yaitu :

1. Dalam penanganan bencana bidang kesehatan pada prinsipnya tidak dibentuk


sarana prasarana secara khusus, tetapi menggunakan sarana dan prasarana
yang telah ada, hanya intensitas kerjanya ditingkatkan dengan
memberdayakan semua sumber daya Pemerintah Kabupaten/Kota dan serta
masyarakat dan unsur swasta sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
2. Dalam hal terjadinya bencana, pelayanan kesehatan dan pemenuhan
kebutuhan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, obat dan perbekalan
kesehatan yang tidak dapat diatasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terdekat harus memberi
bantuan, selanjutnya secara berjenjang merupakan tanggung jawab Dinas
Kesehatan dan Pusat.
3. Setiap Kabupaten/Kota berkewajiban membentuk satuan tugas kesehatan
yang mampu mengatasi masalah kesehatan pada penanganan bencana di
wilayahnya secara terpadu berkoordinasi dengan Satlak PB.
4. Dalam penanganan bencana agar mengupayakan mobilisasi sumber daya dari
instansi terkait, sektor swasta, LSM, dan masyarakat setempat.
5. Dalam pelayanan kesehatan pada penanganan bencana sesuai dengan rujukan
Rumah Sakit Indonesia dibagi menjadi empat wilayah:
a) Wilayah tanggung jawab RSUP H. Adam Malik Medan; meliputi wilayah
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau dan Jambi.
b) Wilayah tanggung jawab RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta; meliputi
wilayah DKI Jakarta, Jawa Barnt, Banten, Jawa Tengah, Lampung,
Bengkulu, Sumatera Barnt, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,
Kalimantan Barnt dan Kalimantan T engah.
c) Wilayah tanggung jawab RSUD Dr. Soetomo Surabaya; meliputi wilayah
Jawa Timur, DI Y ogyakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Nusa Tenggara Barnt, Nusa Tenggara Timur dan Bali.
d) Wilayah tanggung jawab RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar;
meliputi wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barnt,
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara
dan Papua.
e) Bila rujukan tersebut di atas mengalami hambatan, maka pelaksanaan
pelayanan kesehatan rujukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
dengan tujuan yang memungkinkan.
6. Negara lain, organisasi nternasional, lembaga sosial internasional dan
masyarakat internasional dapat memberikan bantuan kepada para korban
bencana dan pemerintah, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku, tidak mengikat, dilakukan tanpa syarat dan dapat
digunakan dengan tersedianya pelayanan pemeliharaan.
7. Segala bantuan yang berbentuk bahan makanan harus disertai label/petunjuk
komposisi kandungan, cara pemakaian, halal dan tanggal kadaluwarsa.
Khusus bantuan obat dan perbekalan kesehatan harus sesuai dengan
kebutuhan, memenuhi standard mutu dan batas kadaluwarsa serta petunjuk
yang jelas.
8. Bantuan-bantuan tersebut, dapat berupa bantuan teknis (peralatan maupun
tenaga ahli yang diperlukan) dan bantuan program (keuangan untuk
pembiayaan program) pada tahap penyelamatan, tanggap darurat, rehabilitasi,
rekonstruksi dan repatriasi.
9. Institusi dan masyarakat dapat menolak bantuan yang sekiranya bisa
membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa korban bencana.
10. Apabila bencana yang terjadi disertai gangguan keamanan dan keselamatan
petugas kesehatan, maka dimintakan bantuan TNI dan POLRI.
11. Bila diperlukan angkutan udara, laut dan darat sesuai keperluan,
dikoordinasikan dengan Departemen Perhubungan, Departemen Pertahanan,
TNI, Polri dan instansi terkait lainnya termasuk BUMN.
12. Pada masa tanggap darurat, pelayanan kesehatan dijamin oleh pemerintah
sesuai ketentuan yang berlaku. Pelayanan kesehatan pasca tanggap darurat
disesuaikan dengan kebijakan Menteri Kesehatan dan Pemda setempat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk
meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis
bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat,
rehabilitas dan rekonstruksi bencana. Tahapan penyelenggaraan penanggulangan bencana
meliputi prabencana, tanggap darurat,dan pascabencana.
Peran-peran yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI adalah dengan mengeluarkan
peraturan dan kebijakan dalam hal penanggulangan bencana, contohnya Peraturan Menteri
Kesehatan NO.75 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan dan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1653/Menkes/SK/XII/2005 Tentang
Pedoman Penanganan Bencana Bidang Kesehatan.
Upaya lain yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI dalam penanggulangan
bencana adalah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan di Wilayah Kejadian untuk
mendatangkan petugas Kesehatan seperti dokter, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga
kesehatan jiwa, ahli gizi, tenaga kesehatan reproduksi, dan Kemenkes dalam
penanggulangan bencana melakukan strategi klaster Kesehatan.
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak keselahan dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta
kritikan yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Widayatun, W., & Fatoni, Z. (2016). Permasalahan kesehatan dalam kondisi bencana: Peran
Petugas kesehatan dan partisipasi Masyarakat. Jurnal Kependudukan Indonesia, 8(1),
37-52.

Anda mungkin juga menyukai