Anda di halaman 1dari 16

LAYANAN KESEHATAN SAAT TANGGAP DARURAT

Makalah Stase Disaster

Oleh :
Deka dantara
2010306017

PENDIDIKAN FISIOTERAPI PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAYANAN KESEHATAN SAAT TANGGAP DARURAT

MAKALAH
Disusun oleh :
Deka dantara
2010306017

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Sebagai Tugas Pengganti pada Kasus Distase
Disaster
di RS Columbia Asia Pulomas

Jakarta, Januari 2021


Mengesahkan
Clinical Educator

Ajat Sudrajat S.Ft

ii
DAFTAR ISI
COVER JUDUL.................................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pentingnya Upaya Kesehatan Dalam Becana.......................................................... 3
B. Standar Standar Minimum....................................................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana adalah suatu keadaan yang timbul akibat ulah manusia yang mengakibatkan
kerugian yang sangat besar seperti penyakit, kerusakan lingkungan bahkan kematian. Pada
saat terjadi bencana pemerintah dan banyak pihak lainnya telah berupaya untuk
menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut, seperti evakuasi korban
bencana, penyelamatan harta benda, dsb. Oleh karena itu Standart Minimum Respons
Bencana diluncurkan pada tahun 1997 oleh tak kurang dari 400 organisasi Non Pemerintah
yang bergerak dalam bidang kemanusiaan dan gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
International untuk menanggulangi bencana secara lebih spesifik baik kebutuhan korban
hingga hak-hak dasar korban bencana. Standart tersebut mencangkup 7 sektor kunci yaitu;
sanitasi dan air bersih, ketahanan pangan, gizi, bantuan pangan, hunian dan penampungan,
barang non pangan dan pelayanan kesehatan. Ada 5 pelayanan kesehatan di Indonesia yaitu 1)
pelayanan kesehatan promotif yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan seperti cuci tangan menggunakan sabun sebelum makan, 2) pelayanan kesehatan
preventif yang mengupayakan masyarakat agar tidak terkena suatu penyakit, 3) pelayanan
kesehatan kuratif yang ditujukan untuk pengobatan penderita yang sakit, 4) pelayanan
kesehatan rehabilitatif yang bertujuan untuk mengembalikan bekas penderita kepada
masyarakat sehingga dapat bekerja lagi secara optimal dan yang terakhir, 5) pelayanan
kesehatan tradisional yang mengacu pada pengobatan alamiah yang telah diracik secara turun
temurun. Namun, pelayanan kesehatan yang biasanya digunakan untuk korban bencana adalah
pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa upaya kesehatan penting diberikan pada saat bencana?

2. Apa saja standar-standar minimum layanan kesehatan?

1
2

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pentingnya upaya kesehatan dalam bencana.

2. Untuk mengetahui macam-macam standar minimum layanan kesehatan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Upaya Kesehatan Dalam Bencana

Akses pada pelayanan kesehatan adalah penentu kritis keberlangsungan hidup pada
tahap awal tanggap darurat. Bencana hampir selalu membawa dampak besar pada kesehatan
masyarakat dan kesejahteraan penduduk yang terkena bencana. Dampak terhadap kesehatan
masyarakat dapat bersifat langsung (misalnya kematian akibat kekerasan atau cedera) atau
tidak langsung (misalnya meningkatnya penyakit infeksi dan/atau kurang gizi). Dampak
kesehatan tidak langsung ini biasanya berkaitan dengan faktor-faktor misalnya
ketidakcukupan jumlah dan kualitas air, rusaknya jamban, gangguan atau berkurangnya akses
pada layanan kesehatan dan memburuknya ketahanan pangan. Ketiadaan keamanan,
hambatan perpindahan, pengungsian penduduk, dan memburuknya kondisi kehidupan (hunian
yang penuh sesak dan tidak memadai) juga dapat memunculkan ancaman kesehatan
masyarakat. Perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerentanan dan risiko [ CITATION Wid16
\l 1033 ].

Sasaran utama aksi kemanusiaan terhadap krisis kemanusiaan adalah untuk mencegah
dan mengurangi kematian dan kesakitan yang berlebihan. Tujuan utama adalah angka
kematian kasar (AKK/CMR) dan tingkat kematian balita (U5MR) tetap, atau berkurang,
kurang dari dua kali dari angka kematian kasar dan kematian balita dasar yang terdokumentasi
sebelum bencana (lihat tabel rujukan data kematian dasar wilayah). Perbedaan jenis bencana
berkaitan dengan perbedaan skala dan pola kematian dan kesakitan (lihat tabel mengenai
dampak kesehatan masyarakat pada bencana tertentu), dan kebutuhan kesehatan penduduk
terkena bencana akan beragam sesuai jenis dan besarnya bencana [ CITATION Wid16 \l 1033 ].

Dampak kesehatan masyarakat pada bencana tertentu Catatan: Pada jenis bencana yang
sama, pola kesakitan dan kematian dapatberbeda dari satu konteks ke konteks yang lain.
Dampak Bencana Kompleks Gempa Angin Ribut (tanpa banjir) Banjir Banjir Bandang/
Tsunami Kematian Banyak Banyak Sedikit Sedikit Banyak Cedera berat Beragam Banyak
Sedang Sedikit Sedikit Risiko penyakit Tinggi Beragam Kecil Beragam Beragam.

3
4
4

B. Standar-Standar Minimum
1. Sistem kesehatan

Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO) mendefinisikan


sistem kesehatan: “semua organisasi, lembaga, dan sumbersumber yang diperuntukkan untuk
membuat upaya kesehatan”. Definisi ini meliputi seluruh pelaku yang terlibat dalam
pemberian, pendanaan, dan pengelolaan layanan kesehatan, usaha untuk memengaruhi faktor
penentu kesehatan dan juga memberikan layanan kesehatan langsung, dan meliputi semua
tingkatan: pusat, provinsi, kabupaten, masyarakat, dan rumah tangga (The Sphere Project,
2012).

Standar Sistem Kesehatan 1: Penyampaian Layanan Kesehatan

Orang mempunyai akses setara pada layanan kesehatan yang tepat, aman, dan bermutu
yang terstandardisasi dan mengikuti protokol dan panduan yang tersedia.

 Memberi layanan kesehatan pada tingkat layanan kesehatan yang tepat. Tingkat layanan
termasuk tingkat rumah tangga, komunitas, klinik, pos kesehatan, pusat kesehatan, dan rumah
sakit.

 Melakukan adaptasi atau membuat protokol penanganan kasus yang terstandardisasi untuk
penyakit-penyakit yang paling sering, menimbang standar dan panduan nasional.

 Membangun atau menguatkan sistem rujukan terstandardisasi dan menjamin agar semua
lembaga menggunakannya.

 Membangun atau menguatkan sistem triase pada semua fasilitas kesehatan untuk menjamin
agar semua orang dengan tanda-tanda kedaruratan mendapatkan penanganan segera.

 Memulai pendidikan dan penyuluhan kesehatan di tingkat komunitas dan 5 pusat kesehatan.

 Mengembangkan dan mengikuti panduan penggunaan pasokan dan produk darah yang aman
dan rasional.

 Memastikan layanan laboratorium tersedia dan digunakan sesuai indikasi.


5

 Menghindari pembangunan layanan kesehatan alternatif atau paralel, termasuk klinik


keliling dan rumah sakit lapangan.

 Merancang layanan kesehatan yang memastikan hak pribadi pasien, kerahasiaan dan isi
informasi.

 Melaksanakan prosedur pengelolaan sampah yang tepat, langkah pengamatan dan metode
pengendalian infeksi di sarana.

 Pemakaman jenazah dengan cara yang bermartabat, tepat secara budaya dan berdasarkan
praktik kesehatan masyarakat yang baik.

Standar Sistem Kesehatan 2: Sumber Daya Manusia

Layanan kesehatan diberikan oleh angkatan kerja yang terlatih dan kompeten dan
mempunyai gabungan pengetahuan dan keterampilan yang memenuhi kebutuhan kesehatan
penduduk.

 Mengulas tingkat kepegawaian dan kemampuan sebagai suatu komponen dasar pengkajian
data dasar kesehatan.

 Menangani ketidakseimbangan jumlah pekerja, gabungan keterampilan dan gender dan/atau


perbandingan etnis bila memungkinkan.

 Mendukung tenaga kesehatan setempat dan melakukan kerja sama sepenuhnya dalam
layanan kesehatan dengan menimbang keahlian yang tersedia.

 Memastikan petugas pelengkap yang memadai untuk mendukung fungsi setiap sarana
kesehatan.

 Melatih pekerja klinik untuk menggunakan protokol dan panduan klinis.

 Memberi dukungan pengawasan dan memberikan masukan kepada pekerja secara teratur
untuk memastikan pemenuhan standar dan panduan.

 Membakukan program pelatihan dan membuat prioritas sesuai kebutuhan kesehatan utama
dan kesenjangan kompetensi.
6

 Memastikan imbal jasa yang adil dan dapat diandalkan untuk semua pekerja kesehatan,
disepakati oleh semua lembaga dan bekerja sama dengan pihak berwewenang bidang
kesehatan di tingkat nasional.

 Memastikan lingkungan kerja yang aman, termasuk kebersihan dasar dan perlindungan
semua pekerja kesehatan.

Standar Sistem Kesehatan 3: Pasokan Obat dan Alat Kesehatan

Orang mempunyai akses pada pasokan obat utama dan alat kesehatan.

 Mengulas daftar obat-obat utama negara terkena bencana pada awal tanggap darurat untuk
menentukan ketepatannya.

 Mengadakan dan menetapkan daftar obat dasar dan peralatan kesehatan baku yang cocok
dengan kebutuhan kesehatan dan tingkat keahlian pekerja kesehatan.

 Mengadakan atau melakukan adaptasi sistem pengelolaan obat yang tepat

 Memastikan obat-obatan utama untuk pengobatan penyakit umum tersedia.

 Menerima bantuan obat hanya jika mereka mengikuti panduan internasional yang dikenal.

 Tidak menggunakan bantuan obat yang tidak mengikuti panduan ini dan memusnahkan obat
tersebut secara aman.

Standar Sistem Kesehatan 4: Pendanaan Kesehatan

Orang mempunyai akses layanan kesehatan gratis pada saat bencana.

 Melakukan identifikasi dan menggalang sumber dana untuk memberikan layanan kesehatan
gratis pada penduduk yang terkena bencana selama bencana.

 Bila ongkos pengguna ditagihkan melalui sistem pemerintah, perlu diatur penghapusannya
atau penundaan sementara pada saat bencana.

 Memberi dukungan keuangan dan teknis pada sistem kesehatan untuk memenuhi
kesenjangan keuangan yang tercipta oleh penghapusan dan/atau penundaan tagihan dengan
peningkatan permintaan layanan kesehatan.
7

Standar Sistem Kesehatan 5: Pengelolaan Informasi Kesehatan

Rancangan dan pelayanan kesehatan berdasarkan pengumpulan, analisis, interpretasi, dan


penggunaan data kesehatan masyarakat yang sesuai.

 Menentukan penggunaan sistem informasi kesehatan yang ada, adaptasi atau menggunakan
sistem informasi kesehatan alternatif.

 Bila sesuai, lakukan pengkajian dan survei untuk mengumpulkan informasi yang tidak
tersedia dari sistem informasi kesehatan yang kritis untuk menentukan prioritas layanan
kesehatan.

 Mengembangkan dan/atau menggunakan definisi kasus standar untuk semua penyakit dan
kondisi kesehatan yang terstandarisasi dan memastikan penggunaannya oleh semua
lembaga.

 Merancang sistem pengawasan dan peringatan dini untuk mendeteksi kejadian luar biasa
sebagai suatu komponen sistem informasi kesehatan dan membangun berdasarkan sistem
informasi kesehatan yang ada apabila memungkinkan.

 Mengidentifikasi dan melaporkan penyakit dan kondisi kesehatan prioritas melalui sistem
informasi kesehatan.

 Semua lembaga tanggap darurat menyepakati penggunaan suatu data umum, misalnya
penduduk.

 Sarana kesehatan dan lembaga menyerahkan data pengawasan dan sistem informasi
kesehatan kepada lembaga yang pemimpin sektor kesehatan secara teratur. Frekuensi
laporan ini beragam sesuai konteks dan jenis data, misalnya harian, mingguan, bulanan.

 Menggunakan data tambahan secara konsisten dari sumber lain, misalnya survei, interpretasi
data pengawasan dan memandu pengambil keputusan.

 Melakukan pencegahan memadai untuk melindungi data untuk menjamin hak dan keamanan
perorangan dan atau penduduk.

Standar Sistem Kesehatan 6: Kepemimpinan dan Koordinasi


8

Orang mempunyai akses layanan kesehatan yang terkoordinasi antar lembaga dan sektor
untuk mencapai dampak tindakan umum. Bila memungkinkan, harus dipastikan wakil
kementerian kesehatan memimpin atau setidaknya terlibat langsung dalam koordinasi
sektorkesehatan.

 Bila kementerian kesehatan tidak mempunyai kemampuan yang dipercaya atau keinginan
untuk memimpin tanggap darurat, suatu lembaga alternatif dengan kemampuan tertentu harus
diidentifikasi untuk memimpin koordinasi sektor kesehatan.

 Pertemuan koordinasi kesehatan diadakan secara teratur untuk mitra setempat dan luar di
tingkat nasional, provinsi, dan lapangan dalam sektor kesehatan, dan antara sektor kesehatan
dan sektor lainnya serta kelompok dengan lintas isu yang tepat.

 Klarifikasi dan rekam tanggung jawab dan kemampuan khusus setiap lembaga kesehatan
untuk memastikan cakupan penduduk yang memadai.

 Kelompok kerja dibentuk dalam mekanisme koordinasi kesehatan bilamana suatu situasi
khusus membutuhkannya (misalnya kesiapsiagaan kejadian luar biasa dan tanggap darurat,
kesehatan reproduksi).

 Menerbitkan dan menyebarkan buletin sektor kesehatan terbaru.

2. Layanan Kesehatan Dasar

Layanan kesehatan dasar adalah layanan kesehatan pencegahan dan kuratif yang tepat
memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk yang terkena bencana. Ini termasuk intervensi
yang sangat tepat mencegah dan mengurangi kesakitan dan kematian yang berlebihan akibat
penyakit menular dan tidak menular, konsekuensi peristiwa konflik dan korban massal.
Selama bencana, tingkat kematian dapat menjadi sangat tinggi dan identifikasi penyebab
utama kesakitan dan kematian penting untuk merancang layanan kesehatan dasar yang tepat
[ CITATION Wid16 \l 1033 ]. Bagian bab kesehatan ini membuat kategori standar layanan
kesehatan utama dalam enam bagian: pengendalian penyakit menular; kesehatan anak;
kesehatan seksual dan reproduksi; cedera; kesehatan jiwa; dan penyakit tidak menular
[ CITATION Wid16 \l 1033 ].

. Aksi kunci
9

 Mengumpulkan dan melakukan analisis data masalah dan risiko kesehatan dengan tujuan
menyasar penyebab utama kematian dan kesakitan berlebihan berkoordinasi dengan pihak
berwenang dalam kesehatan setempat.

 Melakukan identifikasi orang yang rentan (misalnya perempuan, anak, lanjut usia, orang
berkebutuhan khusus, dan lain-lain) yang mungkin berisiko.

 Membuat prioritas dan melaksanakan pelayanan kesehatan yang tepat, dapat dilaksanakan
dan tepat untuk mengurangi kesakitan dan kematian, berkoordinasi dengan pihak berwenang
sektor kesehatan.

 Mengidentifikasi hambatan akses ke layanan kesehatan prioritas dan memberi pemecahan


penanganan praktis.

 Melaksanakan layanan kesehatan dasar dengan berkoordinasi dengan sektor lain dan/atau
kluster dan tema lintas sektor.
10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akses pada pelayanan kesehatan adalah penentu kritis keberlangsungan hidup pada
tahap awal tanggap darurat. Hal ini terjadi akibat bencana hampir selalu membawa dampak
besar pada kesehatan masyarakat dan kesejahteraan penduduk yang terkena bencana. Tujuan
utamanya adalah angka kematian kasar (AKK/CMR) dan tingkat kematian balita (U5MR)
tetap, atau berkurang, kurang dari dua kali dari angka kematian kasar dan kematian balita
dasar yang terdokumentasi sebelum bencana. Standar minimum yang harus dimiliki dalam
pelayanan kesehatan adalah sistem kesehatan dan layanan kesehatan dasar. Menurut
Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO) mendefinisikan sistem
kesehatan: “semua organisasi, lembaga, dan sumbersumber yang diperuntukkan untuk
membuat upaya kesehatan”. Sedangkan layanan kesehatan dasar adalah layanan kesehatan
pencegahan dan kuratif yang tepat memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk yang terkena
bencana.
B. Saran
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia harus menjadi pelajaran bagi semua
pihak untuk memperbaiki kondisi tersebut. Seperti, akses pelayanan kesehatan yang perlu
ditingkatkan dan dikembangkan karena baik buruknya akses pelayanan kesehatan sangat
berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup pada tahap awal tanggap darurat. Serta
pentingnya kesadaran dari masyarakat untuk mengubah pola hidup sehat, dan pentingnya
peranan dokter sebagai ahli kesehatan dalam menangani pasiennya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Widayatun1 & Fatoni, Z., 2016. Permasalahan Kesehatan Dalam Kondisi Bencana: Peran
Petugas Kesehatan Dan Partisipasi Masyarakat. Journal Kependudukan, 8(1), pp. 37-52.

Anda mungkin juga menyukai