Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENANGGULANGAN KEPADA BENCANA

Dosen pengampu:

Hj. Aprianti, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 03
1. Akhmad Raflyanur (P07131123005)
2. Dessi Zulianti (P07131123016)
3. Ganes Nur Azanya Gunawan (P07131123029)
4. Nahdiati (P07131123055)
5. Najwa Alya Nabila (P07131123056)
6. Norhaliza (P07131123064)
7. Ramina (P07131123072)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Makalah ini membahas tentang krisis kesehatan pada bencana alam dan
tujuannya adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya penanggulangan
krisis kesehatan tersebut. Kami akan menjelaskan pengertian bencana, dampaknya
terhadap kesehatan, tipe-tipe krisis kesehatan yang terjadi, serta memberikan
saran-saran untuk meningkatkan respons dan pemulihan kesehatan. Makalah ini
relevan bagi mereka yang tertarik pada bidang kesehatan dan bencana, serta
praktisi di bidang penanggulangan bencana dan kebijakan publik. Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada dosen kami atas bimbingan dan dukungan yang
diberikan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan
wawasan dan rekomendasi yang berguna dalam melindungi kesehatan masyarakat
saat menghadapi bencana.

Banjarbaru, 19 Januari 2023

Kelompok Tiga
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
menyebabkan kerugian dalam berbagai aspek kehidupan manusia,
termasuk kesehatan. Dalam situasi bencana, terjadi berbagai gangguan
pada fasilitas kesehatan, infrastruktur, akses terhadap pelayanan kesehatan,
dan juga kondisi psikologis masyarakat. Krisis kesehatan pada bencana
menjadi salah satu tantangan yang serius bagi penanggulangan bencana.
Bencana merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
menyebabkan kerugian dalam berbagai aspek kehidupan manusia,
termasuk kesehatan. Dalam situasi bencana, terjadi berbagai gangguan
pada fasilitas kesehatan, infrastruktur, akses terhadap pelayanan kesehatan,
dan juga kondisi psikologis masyarakat. Krisis kesehatan pada bencana
menjadi salah satu tantangan yang serius bagi penanggulangan bencana.

Dalam konteks bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan


gunung berapi, banjir, atau badai tropis, masyarakat sering terkena dampak
yang mungkin merugikan kesehatan mereka. Bencana alam dapat
mengakibatkan kerusakan fisik, seperti rusaknya rumah, bangunan
infrastruktur, dan fasilitas kesehatan. Hal ini mengakibatkan akses
terhadap pelayanan kesehatan menjadi terbatas atau bahkan terputus total.
Para korban bencana juga berisiko mengalami luka-luka, patah tulang, atau
cedera serius lainnya yang memerlukan perawatan medis segera.

Selain bencana alam, krisis kesehatan pada bencana juga bisa disebabkan
oleh bencana buatan manusia seperti kecelakaan industri, peperangan, atau
serangan teroris. Dalam kasus seperti ini, korban bencana mungkin
mengalami luka bakar, keracunan bahan kimia, atau trauma fisik dan
emosional yang serius.
Krisis kesehatan pada bencana dapat diakibatkan oleh berbagai faktor
seperti terjadinya lonjakan jumlah korban, kekurangan sumber daya
kesehatan, terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan, serta
timbulnya penyakit dan gangguan kesehatan lainnya yang bersifat akut
maupun jangka panjang. Misalnya, setelah terjadinya gempa bumi, banyak
orang yang terluka atau terperangkap di bawah reruntuhan. Akses terhadap
pelayanan kesehatan yang memadai menjadi sulit karena adanya
kerusakan pada infrastruktur kesehatan dan jalur transportasi.

Selain dampak fisik, bencana juga dapat berdampak pada kondisi


psikologis masyarakat. Stres, trauma, dan kepanikan tidak hanya dapat
mempengaruhi kesehatan mental individu, tetapi juga dapat memengaruhi
fungsi sosial dan kemampuan masyarakat untuk pulih dan bangkit setelah
bencana. Dalam situasi bencana, masyarakat sering kali mengalami
ketidakpastian yang tinggi dan kehilangan tempat tinggal, saudara, atau
aset penting. Semua ini dapat menyebabkan tekanan mental yang
berkepanjangan dan berujung pada masalah kesehatan mental yang serius.

Oleh karena itu, penanggulangan krisis kesehatan pada bencana menjadi


sangat penting guna meminimalisir dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat harus
bersama-sama bekerja dalam menangani krisis kesehatan pada bencana
dengan upaya yang efektif. Perlunya penanganan jangka pendek dan
jangka panjang dalam rangka memulihkan kesehatan masyarakat harus
menjadi prioritas utama.

Selain penanggulangan, pencegahan juga merupakan aspek penting dalam


menghadapi krisis kesehatan pada bencana. Dalam hal ini, pendidikan
masyarakat tentang penanggulangan bencana dan keselamatan harus
ditingkatkan. Masyarakat perlu menerima informasi dan pelatihan yang
tepat agar mereka dapat mengidentifikasi risiko, mengambil tindakan
pencegahan, dan bersiap menghadapi bencana dengan baik. Pemahaman
tentang tindakan evakuasi, penggunaan peralatan pertolongan pertama, dan
caranya melaporkan situasi darurat adalah beberapa contoh dari
pengetahuan yang sangat penting bagi masyarakat dalam menghadapi
krisis kesehatan pada bencana.

Dalam hal ini, peran media juga sangat penting dalam menyampaikan
informasi yang akurat dan jelas kepada masyarakat. Media memiliki
kekuatan yang besar dalam membantu masyarakat memahami risiko dan
konsekuensi dari bencana, serta menyediakan panduan praktis dalam
pengambilan keputusan yang dapat menyelamatkan nyawa. Selain itu,
media juga dapat berperan dalam menyampaikan pesan-pesan positif yang
mendorong kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan
krisis kesehatan pada bencana.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas penanggulangan krisis kesehatan


pada bencana, kerjasama yang erat antara pemerintah, lembaga kesehatan,
dan masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah perlu menetapkan
kebijakan dan mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk
penanggulangan bencana. Lembaga kesehatan dan tenaga medis harus siap
menghadapi situasi darurat dan memberikan perlindungan dan perawatan
kesehatan yang diperlukan bagi para korban bencana. Sedangkan
masyarakat perlu diberdayakan dengan pengetahuan dan keterampilan
yang memadai untuk menghadapi krisis kesehatan pada bencana.

Dalam penanggulangan krisis kesehatan pada bencana, prinsip-prinsip


keselamatan dan resiliensi harus menjadi panduan. Keselamatan individu
dan masyarakat harus menjadi prioritas utama, dan usaha-upaya
seharusnya diarahkan pada pencegahan korban dan perlindungan nyawa
manusia. Resiliensi masyarakat juga harus ditingkatkan, yakni
kemampuan mereka untuk pulih dan bangkit setelah terjadinya bencana.

B. Tujuan dan Manfaat dari Makalah


Tujuan dari makalah ini adalah memberikan pemahaman yang
komprehensif mengenai penanggulangan krisis kesehatan pada bencana.
Makalah ini akan menjelaskan definisi krisis kesehatan pada bencana,
faktor-faktor yang mempengaruhi penanggulangannya, serta upaya-upaya
yang dapat dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan tersebut.
Selain itu, juga akan dikaji peran pemerintah, lembaga terkait, dan
masyarakat dalam penanggulangan krisis kesehatan pada bencana.

Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami pentingnya penanggulangan krisis kesehatan pada


bencana untuk melindungi dan menyelamatkan nyawa manusia.
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh bencana terhadap
kesehatan masyarakat dan upaya-upaya untuk meminimalisir
dampak tersebut.
3. Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
penanggulangan krisis kesehatan pada bencana, sehingga dapat
merencanakan tindakan yang efektif.
4. Memahami peran pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat
dalam penanggulangan krisis kesehatan pada bencana, sehingga
dapat terbentuk kerjasama yang baik antara semua pihak terkait.
5. Menyediakan referensi dan informasi yang berguna bagi pihak-
pihak yang terkait dengan penanggulangan krisis kesehatan pada
bencana, seperti pemerintah, para praktisi kesehatan, organisasi
kemanusiaan, dan masyarakat umum.
Dengan memahami dan menerapkan pengetahuan yang disampaikan
dalam makalah ini, diharapkan kita dapat lebih siap dan mampu mengatasi
tantangan krisis kesehatan pada bencana, serta melindungi kesehatan dan
keselamatan masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Krisis Kesehatan pada Bencana

a. Pengertian Bencana

Bencana dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa atau kejadian yang


menyebabkan kerugian, kehilangan, atau gangguan dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Bencana dapat terjadi secara alami, seperti gempa
bumi, banjir, atau badai tropis, maupun buatan manusia, seperti kecelakaan
industri, peperangan, atau serangan teroris.

Bencana alam umumnya disebabkan oleh proses alamiah, seperti


pergerakan lempeng bumi atau perubahan iklim. Sedangkan bencana
buatan manusia biasanya terjadi akibat aktivitas manusia yang tidak aman
atau bertanggung jawab, seperti kegagalan sistem perlindungan atau
tindakan kriminal.

Bencana memiliki potensi untuk menyebabkan gangguan serius pada


berbagai sektor, termasuk kesehatan. Kondisi kesehatan masyarakat dapat
dipengaruhi oleh kerusakan pada infrastruktur kesehatan, terbatasnya
akses terhadap pelayanan kesehatan, peningkatan risiko infeksi penyakit,
luka fisik, dan masalah kesehatan mental.

b. Dampak Bencana terhadap Kesehatan

Dampak bencana terhadap kesehatan dapat bervariasi tergantung pada


faktor-faktor seperti jenis bencana, tingkat keparahan, lokasi geografis,
dan juga tingkat kesiapan dan respons yang dilakukan oleh pihak terkait.

1. Gangguan Kesehatan Fisik


Bencana dapat menyebabkan luka dan trauma fisik pada korban,
terutama jika terjadi kejadian seperti gempa bumi, banjir, atau
ledakan. Luka fisik dapat berkisar dari luka ringan seperti goresan
atau memar, hingga luka serius seperti patah tulang, luka bakar,
atau cedera organs dalam. Selain itu, korban bencana juga berisiko
mengalami dehidrasi, kelaparan, dan kekurangan nutrisi akibat
terputusnya akses terhadap sumber daya pangan dan air bersih.

2. Penyakit Menular

Pada kondisi darurat bencana, penyebaran penyakit menular


memiliki potensi yang tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi
peningkatan risiko penyakit menular, seperti kepadatan populasi di
tempat pengungsian, buruknya sanitasi dan kebersihan, rendahnya
akses terhadap air bersih, serta kerusakan infrastruktur kesehatan.
Penyakit yang umum terjadi setelah bencana antara lain diare,
infeksi saluran pernapasan, penyakit kulit, dan demam berdarah.

3. Masalah Kesehatan Mental

Bencana juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental pada


korban. Trauma, kehilangan anggota keluarga atau yang tersayang,
dan kerusakan yang meluas pada properti dapat menyebabkan
stres, depresi, kecemasan, dan gangguan tidur pada individu.
Dalam beberapa kasus, bencana juga dapat meningkatkan insiden
gangguan kejiwaan, seperti stres pasca trauma atau gangguan stres
akut.

c. Tipe-tipe Krisis Kesehatan pada Bencana

Terdapat berbagai tipe krisis kesehatan pada bencana yang dapat timbul,
baik secara langsung maupun sebagai akibat dari dampak langsung
bencana itu sendiri.
1. Pengobatan Luka dan Cedera

Pada situasi bencana, lonjakan jumlah korban cedera sering kali


mengatasi kapasitas penyediaan layanan kesehatan. Kurangnya
peralatan medis, obat-obatan, dan tenaga medis yang memadai
seringkali menjadi hambatan dalam penanganan cedera dan trauma
fisik.

2. Gangguan Kesehatan Reproduksi

Bencana dapat mengganggu akses terhadap pelayanan kesehatan


reproduksi, seperti perawatan kehamilan, persalinan, dan
perawatan pasca melahirkan. Keadaan darurat bencana dapat
menyebabkan peningkatan risiko komplikasi kehamilan,
peningkatan kasus keguguran, dan rendahnya angka kelahiran di
tempat-tempat terdampak bencana.

3. Gangguan Kesehatan Mental

Selama dan setelah bencana, masalah kesehatan mental seperti


stres, depresi, dan gangguan kecemasan dapat meningkat secara
signifikan. Pemulihan psikososial merupakan aspek penting yang
harus diperhatikan dalam penanganan krisis kesehatan pada
bencana.

4. Penyakit Menular

Setelah bencana, terdapat risiko peningkatan penyakit menular.


Kepadatan populasi di tempat pengungsian, buruknya sanitasi, dan
akses terhadap air bersih yang terbatas menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk penyebaran penyakit menular. Beberapa
penyakit menular yang umum terjadi setelah bencana adalah diare,
infeksi saluran pernapasan, leptospirosis, dan demam berdarah.
5. Penanggulangan Gizi

Keterbatasan akses terhadap sumber daya pangan dan air bersih


menyebabkan penurunan asupan gizi yang cukup bagi masyarakat
terdampak. Anak-anak dan ibu hamil atau menyusui adalah
kelompok yang paling rentan terhadap masalah gizi selama dan
setelah bencana.

Pemahaman akan definisi krisis kesehatan pada bencana,


dampaknya terhadap kesehatan, dan tipe-tipe krisis kesehatan yang
mungkin muncul merupakan langkah penting dalam
penanggulangan bencana. Dalam upaya penanggulangan krisis
kesehatan, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan,
penanganan medis yang segera, pemenuhan kebutuhan dasar
kesehatan, dan pemula.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penanggulangan Krisis Kesehatan


pada Bencana

a. Kecepatan Tanggap Darurat

Kecepatan tanggap darurat merupakan faktor yang krusial dalam


penanggulangan krisis kesehatan pada bencana. Semakin cepat tanggap
darurat dapat dilakukan, semakin besar kemungkinan untuk
menyelamatkan korban bencana dan mengurangi dampak buruk terhadap
kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan tanggap darurat
antara lain:

1. Kesiapan dan Ketersediaan Sumber Daya


Apakah sumber daya yang diperlukan, seperti tenaga medis, obat-
obatan, perlengkapan medis, dan fasilitas kesehatan, sudah siap
dan tersedia di lokasi bencana? Kesiapan dan ketersediaan sumber
daya tersebut akan menentukan sejauh mana tanggap darurat dapat
dilaksanakan dengan cepat dan efektif.

2. Koordinasi dan Komunikasi

Koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait, seperti tim


medis, pihak pengelola bencana, lembaga kesehatan, dan pihak
terkait lainnya, sangat penting untuk mengoptimalkan tanggap
darurat. Komunikasi yang efektif dan terkoordinasi akan
membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat dan
penyebaran informasi yang akurat.

3. Pelatihan dan Latihan

Tenaga medis dan tim tanggap darurat yang terlatih dan akrab
dengan prosedur penanggulangan krisis kesehatan pada bencana
akan dapat bertindak lebih cepat dan efisien. Pelatihan dan latihan
yang rutin diperlukan untuk meningkatkan kesiapan dan
keterampilan dalam menangani situasi darurat.

b. Ketersediaan Sumber Daya Kesehatan

Ketersediaan sumber daya kesehatan adalah faktor penting yang


memengaruhi penanggulangan krisis kesehatan pada bencana. Faktor-
faktor yang mempengaruhi ketersediaan sumber daya kesehatan antara
lain:

1. Infrastruktur Kesehatan

Infrastruktur kesehatan yang memadai dan terjaga dengan baik


merupakan aspek penting. Infrastruktur meliputi fasilitas
kesehatan, seperti rumah sakit, klinik kesehatan, dan pusat
kesehatan masyarakat, serta sistem transportasi yang memadai
untuk memfasilitasi distribusi sumber daya kesehatan.

2. Persediaan Obat dan Perlengkapan Medis

Ketersediaan obat-obatan, peralatan medis, dan perlengkapan


kesehatan lainnya sangat penting dalam penanganan korban
bencana. Stok yang cukup dan dapat diakses dengan cepat akan
membantu dalam memberikan penanganan kesehatan yang adekuat
dan tepat waktu.

3. Tenaga Medis dan Tim Tanggap Darurat

Jumlah tenaga medis yang memadai dan terlatih akan


mempengaruhi kemampuan dalam memberikan pelayanan
kesehatan saat bencana terjadi. Diperlukan koordinasi yang baik
dengan tim tanggap darurat untuk memastikan distribusi sumber
daya kesehatan secara efisien dan efektif.

c. Pendidikan Masyarakat tentang Penanggulangan Bencana

Pendidikan masyarakat tentang penanggulangan bencana memiliki peran


penting dalam upaya penanggulangan krisis kesehatan pada bencana.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan masyarakat antara lain:

1. Kesadaran dan Pengetahuan Masyarakat

Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang risiko bencana dan


cara menghadapinya sangat penting. Semakin tinggi pemahaman
masyarakat tentang tindakan pengurangan risiko bencana dan
tindakan pertolongan pertama pada korban, semakin besar
kemungkinan untuk mengurangi dampak kesehatan yang
ditimbulkan oleh bencana.
2. Pengembangan Keterampilan Darurat

Masyarakat yang terampil dalam penanganan darurat, seperti


pertolongan pertama pada korban, evakuasi yang aman, dan
pemahaman mengenai tanda-tanda dan gejala penyakit, akan dapat
memberikan bantuan segera pada saat terjadi bencana. Pendidikan
dan pelatihan keterampilan darurat diperlukan untuk meningkatkan
kesiapan masyarakat.

3. Peran Komunitas dan Organisasi Masyarakat

Organisasi dan komunitas masyarakat yang terorganisir dengan


baik dapat memberikan peran penting dalam penanggulangan krisis
kesehatan pada bencana. Partisipasi aktif masyarakat dalam
pemahaman dan pelaksanaan tindakan penanggulangan bencana
akan membantu dalam mempercepat tanggap darurat dan
pemulihan kesehatan.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penanggulangan Krisis


Kesehatan pada Bencana

a. Rencana Respons Terpadu Penanggulangan Bencana

Rencana Respons Terpadu Penanggulangan Bencana (RRTPB) adalah


suatu kerangka kerja yang menyatukan berbagai upaya
penanggulangan krisis kesehatan pada bencana. RRTPB dirancang
untuk merespons dengan cepat dan efektif terhadap bencana, baik
secara teknis maupun manajerial. Beberapa upaya yang dilakukan
dalam RRTPB antara lain:

1. Identifikasi Risiko dan Penilaian Kerentanan

Melakukan identifikasi dan penilaian risiko bencana serta menilai


kerentanan kesehatan masyarakat terhadap bencana. Hal ini akan
membantu dalam merancang rencana respons yang tepat untuk
mengurangi risiko dan kerentanan.

2. Perencanaan dan Persiapan Kesiapsiagaan

Membuat rencana respons yang terorganisir dan strategis


mengenai tindakan penanggulangan krisis kesehatan pada bencana.
Persiapan kesiapsiagaan mencakup pengadaan sumber daya
kesehatan, pelatihan tenaga medis, dan menyusun skenario respons
yang detail.

b. Koordinasi dan Komunikasi

Membentuk tim penanggulangan bencana yang terdiri dari berbagai


pihak terkait, antara lain tenaga medis, pihak pengelola bencana,
lembaga kesehatan, lembaga pemerintah, dan organisasi masyarakat.
Koordinasi yang baik dan komunikasi terus-menerus akan memastikan
pelaksanaan rencana respons yang terpadu dan efisien.

1. Evakuasi dan Penyelamatan Korban

Mengorganisir evakuasi korban dengan aman dan efektif guna


menghindari korban jiwa dan mengurangi dampak kesehatan.
Evakuasi harus dilakukan dengan menggunakan prosedur yang
sesuai dan melibatkan pihak yang berwenang.

2. Evakuasi dan Penyelamatan Korban

Evakuasi dan penyelamatan korban merupakan tindakan penting


dalam penanggulangan krisis kesehatan pada bencana. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam evakuasi dan penyelamatan
korban antara lain:

3. Identifikasi dan Prioritasi


Melakukan identifikasi korban yang membutuhkan evakuasi dan
bantuan medis darurat. Prioritaskan korban yang membutuhkan
pertolongan segera berdasarkan tingkat keparahan kondisi
kesehatan.

4. Pengorganisasian dan Koordinasi

Mengorganisir tim penyelamatan dan evakuasi yang terdiri dari


tenaga medis, petugas pemadam kebakaran, tim SAR (Search and
Rescue), serta pihak terkait lainnya. Koordinasi yang baik antara
tim akan meningkatkan efektivitas dalam evakuasi dan
penyelamatan korban.

5. Evakuasi yang Aman


Melakukan evakuasi dengan mengikuti prosedur keamanan yang
ditetapkan. Pastikan jalur evakuasi aman dan bebas dari bahaya
lainnya yang dapat meningkatkan risiko kesehatan korban.

c. Pemberian Bantuan Kesehatan Mendesak

Pemberian bantuan kesehatan mendesak merupakan langkah penting


dalam penanggulangan krisis kesehatan pada bencana. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pemberian bantuan kesehatan
mendesak adalah:

1. Pelayanan Medis Dasar

Mendirikan pos kesehatan sementara di lokasi bencana untuk


memberikan pelayanan medis dasar kepada korban. Pelayanan
medis dasar meliputi pertolongan pertama, pelayanan kesehatan
umum, pemantauan kondisi kesehatan, dan distribusi obat-obatan
yang dibutuhkan.
2. Pengiriman Sumber Daya Kesehatan

Mengirimkan sumber daya kesehatan, seperti tenaga medis, obat-


obatan, peralatan medis, dan perlengkapan kesehatan lainnya, ke
lokasi bencana dengan cepat. Distribusi sumber daya ini harus
didasarkan pada kebutuhan dan prioritas kesehatan korban.

3. Pencegahan Penyebaran Penyakit

Melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran penyakit,


seperti vaksinasi massal, pengelolaan limbah medis, penyediaan
akses air bersih, serta promosi kebersihan dan sanitasi.

d. Pendirian Posko Kesehatan di Lokasi Bencana

Pendirian posko kesehatan di lokasi bencana merupakan langkah


penting untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih intensif
dan terpadu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pendirian
posko kesehatan adalah:

1. Identifikasi Lokasi yang Tepat

Memilih lokasi posko kesehatan yang strategis dan mudah diakses


oleh korban bencana. Lokasi harus aman dan memungkinkan
penyediaan pelayanan kesehatan yang optimal.

2. Peralatan dan Fasilitas Kesehatan yang Memadai

Mengadakan fasilitas dan peralatan medis yang memadai di posko


kesehatan. Hal ini termasuk perlengkapan medis, ruang perawatan,
ruang operasi, dan penyediaan sumber daya lainnya yang
diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang efektif.

4. Tim Medis yang Terlatih


Menggandeng tim medis yang terlatih dan berpengalaman untuk
memberikan pelayanan kesehatan di posko. Tim medis harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menangani kondisi
kesehatan yang mungkin terjadi akibat bencana.

D. Peran Pemerintah Dan Lembaga Terkait Dalam Penanggulangan


Pada Bencana

a. Koordinasi Antara Instansi Terkait

Koordinasi antara instansi terkait merupakan salah satu faktor kunci


dalam penanggulangan krisis kesehatan pada bencana. Setiap instansi
memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing, dan koordinasi
yang baik akan memastikan pelaksanaan tugas-tugas tersebut dengan
efektif dan efisien. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
koordinasi antara instansi terkait adalah:

1. Pembentukan Tim Koordinasi Krisis


Pemerintah dapat membentuk tim koordinasi krisis yang terdiri
dari perwakilan berbagai instansi terkait, seperti kementerian
kesehatan, badan penanggulangan bencana, lembaga kesehatan,
lembaga pemerintah, dan organisasi masyarakat. Tim ini akan
bertanggung jawab dalam koordinasi pelaksanaan tugas-tugas
penanggulangan krisis kesehatan.

2. Komunikasi dan Pertukaran Informasi


Penting untuk memastikan terjalinnya komunikasi yang lancar
antara instansi terkait. Informasi mengenai situasi terkini,
kebutuhan, dan upaya penanggulangan harus dipertukarkan secara
berkala dan akurat. Dalam period advanced saat ini, teknologi
komunikasi seperti telepon genggam, mail, dan aplikasi berbasis
web dapat digunakan untuk memperlancar komunikasi.

3. Penetapan Peran dan Tanggung Jawab


Setiap instansi terkait harus memiliki peran dan tanggung jawab
yang jelas dalam penanggulangan krisis kesehatan. Hal ini
meliputi pengadaan sumber daya kesehatan, pendirian posko
kesehatan, evakuasi dan penyelamatan korban, pengelolaan
logistik dan distribusi bantuan, serta penyediaan fasilitas
kesehatan darurat.

b. Pengelolaan Logistik dan Distribusi Bantuan

Pengelolaan logistik dan distribusi bantuan merupakan salah satu


aspek penting dalam penanggulangan krisis kesehatan pada bencana.
Hal ini memastikan bahwa sumber daya kesehatan dan bantuan yang
diperlukan dapat tersedia dengan tepat waktu dan efisien. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan logistik dan distribusi
bantuan adalah:

1. Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya


Pemerintah dan lembaga terkait harus melakukan inventarisasi
dan pemetaan sumber daya kesehatan yang tersedia, seperti
peralatan medis, obat-obatan, alat pelindung diri, dan tenaga
medis. Hal ini akan memudahkan dalam mengidentifikasi
kekurangan dan mengatur distribusi bantuan dengan lebih baik.

2. Logistik dan Transportasi


Mengatur sistem logistik dan transportasi yang efektif dalam
mengirimkan bantuan kesehatan. Hal ini meliputi pengaturan
transportasi darat, udara, dan laut untuk memastikan bantuan
dapat mencapai lokasi bencana dengan cepat dan dalam kondisi
baik.

3. Koordinasi dengan Pihak Luar


Bekerja sama dengan pihak-pihak eksternal, termasuk organisasi
internasional dan lembaga benefactor, untuk memperoleh bantuan
tambahan dalam penanggulangan krisis kesehatan. Koordinasi
yang baik akan memastikan bahwa bantuan dapat didistribusikan
dengan lebih efisien dan tepat sasaran.

c. Penyediaan Fasilitas Kesehatan Darurat

Penyediaan fasilitas kesehatan darurat merupakan langkah penting


dalam penanggulangan krisis kesehatan pada bencana. Fasilitas ini
akan menjadi tempat memberikan pelayanan medis yang intensif dan
mendesak kepada korban bencana. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyediaan fasilitas kesehatan darurat adalah:

1. Pemilihan Lokasi yang Sesuai


Memilih lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh korban
bencana untuk mendirikan fasilitas kesehatan darurat. Lokasi
tersebut harus aman dan dapat mendukung pelayanan kesehatan
yang ideal.

2. Peralatan dan Fasilitas Medis yang Memadai


Mendirikan fasilitas dan menyediakan peralatan medis yang
memadai di fasilitas kesehatan darurat. Hal ini meliputi alat
diagnosa, peralatan operasi, obat-obatan, serta perlengkapan
kebersihan dan sanitasi yang diperlukan.

3. Tim Medis yang Terlatih


Mengirimkan tenaga medis yang terlatih dan berpengalaman ke
fasilitas kesehatan darurat. Tim medis harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menangani
kondisi kesehatan yang mungkin terjadi akibat bencana.

E. Pelibatan Masyarakat Dalam Penanggulangan Krisis Dalam


Masyarakat

a. Peran dan Tanggung Jawab Masyarakat

Masyarakat memainkan peran yang sangat penting dalam


penanggulangan krisis kesehatan pada bencana. Mereka bukan hanya
sebagai penerima bantuan atau pelayanan kesehatan, tetapi juga
sebagai agen perubahan dan mitra dalam upaya penanggulangan.
Beberapa peran dan tanggung jawab masyarakat dalam
penanggulangan krisis kesehatan adalah:

1. Pelaporan dan Informasi


Masyarakat harus membantu dalam melaporkan kondisi kesehatan
masyarakat sekitar dan menginformasikan keadaan darurat kepada
pihak yang berwenang. Melalui pelaporan yang cepat dan akurat,
respon dan penanganan dapat dilakukan dengan lebih efektif.

2. Evakuasi Diri dan Penyelamatan


Masyarakat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan evakuasi diri dan penyelamatan saat terjadi bencana.
Mereka juga dapat membantu orang lain yang membutuhkan
pertolongan, seperti lansia, anak-anak, atau orang dengan
disabilitas.

3. Perlindungan Diri dan Sanitasi


Masyarakat harus menjaga kebersihan pribadi, mencuci tangan
dengan discuss bersih dan sabun, serta menjaga sanitasi
lingkungan sekitar. Hal ini penting untuk mengurangi risiko
penyebaran penyakit infeksius, terutama dalam situasi krisis
kesehatan.

4. Partisipasi dalam Program dan Kegiatan Intervensi


Masyarakat dapat berpartisipasi dalam program dan kegiatan
intervensi yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga terkait.
Contohnya, mereka dapat terlibat dalam kampanye imunisasi
massal, penyuluhan kesehatan, atau posko kesehatan di daerah
terdampak bencana.

b. Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat

Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting dalam


menghadapi krisis kesehatan pada bencana. Dengan kesiapsiagaan
yang baik, masyarakat dapat mengurangi kerugian dan dampak
negatif yang disebabkan oleh situasi darurat. Beberapa langkah untuk
meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat meliputi:

1. Pendidikan dan Pelatihan


Masyarakat perlu mendapatkan pendidikan dan pelatihan
mengenai mitigasi risiko bencana dan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan krisis kesehatan. Hal ini meliputi pengetahuan
tentang tanda dan gejala penyakit, tindakan awal pertolongan, dan
pencegahan penyebaran penyakit.

2. Rencana Tanggap Darurat Keluarga


Setiap keluarga perlu memiliki rencana tanggap darurat yang
mencakup langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi
bencana atau situasi krisis kesehatan. Rencana ini dapat mencakup
lokasi evakuasi, kontak darurat, persediaan makanan dan discuss
bersih, serta kebutuhan kesehatan kritis.

3. Latihan Simulasi
Melakukan latihan simulasi bencana secara berkala dapat
membantu masyarakat dalam mempraktikkan keterampilan
tanggap darurat. Latihan ini melibatkan evakuasi, pertolongan
pertama, atau penggunaan peralatan darurat seperti obat-obatan
atau peralatan medis.

c. Sosialisasi Pengetahuan Kesehatan dalam Masyarakat

Sosialisasi pengetahuan kesehatan dalam masyarakat memiliki


peran penting dalam penanggulangan krisis kesehatan pada bencana.
Dengan pengetahuan yang cukup, masyarakat akan dapat mengenali
tanda-tanda penyakit, mengambil tindakan pencegahan, dan mencari
pertolongan dengan tepat. Beberapa strategi yang dapat dilakukan
dalam sosialisasi pengetahuan kesehatan adalah:

1. Kampanye dan Penyuluhan


Melakukan kampanye dan penyuluhan kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit,
tindakan pencegahan, dan penanganan saat krisis kesehatan
terjadi. Kampanye dapat dilakukan melalui media massa, tempat
umum, atau melalui layanan kesehatan preliminary.

2. Pembentukan Relawan Kesehatan Masyarakat


Membentuk relawan kesehatan masyarakat yang dilatih untuk
memberikan informasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat
sekitar. Relawan ini dapat berperan sebagai sumber informasi
yang dapat diandalkan dan membantu dalam upaya sosialisasi
pengetahuan kesehatan saat bencana terjadi.

3. Pemenuhan Akses Informasi Kesehatan


Masyarakat harus memiliki akses mudah terhadap informasi
kesehatan yang akurat dan terbaru saat krisis kesehatan terjadi.
Informasi tersebut dapat diperoleh melalui media massa, situs web
resmi pemerintah atau lembaga terkait, serta penggunaan
teknologi komunikasi seperti aplikasi portable kesehatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan pada bencana, kita telah


mempelajari pentingnya respons yang cepat dan efektif dalam melindungi
kesehatan masyarakat yang terdampak. Bencana alam dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan, seperti penyebaran penyakit menular,
gangguan kesehatan mental, masalah gizi, dan gangguan kesehatan
reproduksi. Oleh karena itu, upaya penanggulangan krisis kesehatan harus
melibatkan berbagai pihak untuk menciptakan strategi proteksi yang kuat.
Dalam melindungi kesehatan masyarakat, penting untuk
mengembangkan pemahaman yang mendalam terkait krisis kesehatan
yang mungkin terjadi saat bencana. Hal ini melibatkan mempelajari jenis-
jenis krisis kesehatan yang mungkin terjadi dan mempersiapkan langkah-
langkah respons yang efektif. Peningkatan komunikasi dan koordinasi
antara berbagai pihak juga menjadi penting agar respons terhadap krisis
kesehatan dapat berjalan dengan baik. Selain itu, mitigasi dan pencegahan
juga perlu menjadi fokus dalam penanggulangan krisis kesehatan. Usaha
pencegahan harus dilakukan sejak dini untuk mengurangi dampak
kesehatan yang mungkin terjadi saat bencana, seperti penyediaan air
bersih, sanitasi yang baik, dan edukasi masyarakat. Upaya mitigasi yang
efektif, seperti membangun infrastruktur tahan bencana dan pelatihan
terkait penanganan bencana, juga dapat membantu melindungi kesehatan
masyarakat.
Dalam melaksanakan penanggulangan krisis kesehatan, keterlibatan
masyarakat juga merupakan faktor kunci. Partisipasi aktif masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program penanggulangan
krisis kesehatan akan memperkuat respons yang komprehensif dan
berkelanjutan. Dengan mengedepankan upaya penanggulangan krisis
kesehatan pada bencana, kita dapat meminimalkan dampak negatif pada
kesehatan masyarakat dan mempercepat pemulihan setelah bencana.
Keberhasilan dalam melindungi kesehatan masyarakat memerlukan
kerjasama sektor publik, swasta, dan masyarakat secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA

Center for Disease Control and Prevention. (2014). Emergency Preparedness and
Response: Factors That Affect the Speed of Emergency Response. CDC
Emergency Preparedness and Response. Diakses dari:
https://emergency.cdc.gov/preparedness/response_speed_responses.asp
World Health Organization. (2011). Health Emergency Response: Resource
availability during emergencies. WHO Health Emergency Response
Toolkit. Diakses dari:
https://www.who.int/hac/techguidance/tools/publications/resourceavailability-
during-emergencies.pdf
United Nations International Strategy for Disaster Reduction. (2015). Disaster
Risk Reduction: The Importance of Public Awareness and Education.
UNISDR. Diakses dari:
https://www.undrr.org/publication/importance-public-awareness-and-education
World Health Organization. (2017). Health Emergency Response: Incident
Management Systems. WHO Health Emergency Response Toolkit.
Diakses dari:
https://www.who.int/hac/techguidance/tools/publications/
incident_management_systems.pdf
United Nations International Strategy for Disaster Reduction. (2015). Disaster
Risk Reduction: Emergency Evacuation and Shelter Management.
UNISDR. Diakses dari:
https://www.undrr.org/publication/emergency-evacuation-and-shelter-
management
Center for Disease Control and Prevention. (2016). Emergency Responder Health
Monitoring and Surveillance (ERHMS). CDC Emergency Preparedness
and Response. Diakses dari:
https://www.cdc.gov/niosh/topics/erhms/default.html
World Health Organization. (2013). Health Cluster Guide: A Practical Guide for
Country-Level Implementation of the Health Cluster. WHO Health
Emergency Response. Diakses dari:
https://www.who.int/hac/global_health_cluster/guide2013.pdf
UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs. (2020). Logistics Cluster
Basics Guide. UN OCHA. Diakses dari:
https://www.logcluster.org/sites/default/files/cluster_docs/
Logistics_Cluster_Basics_Guide.pdf
World Health Organization. (2019). Emergency Medical teams: Minimum
Technical Standards and Recommendations for Rehabilitation. WHO
Health Emergency Response. Diakses dari: [
https://www.who.int/docs/default-source/documents/acute-care/emt_packages/
guidelines-for-emt-standard-and-recommendations-final-2019.pdf?
sfvrsn=ac1dec19_2](
https://www.who.int/docs/default-source/documents/acute-care/emt_packages/
guidelines-for-emt-standard-and-recommendations-final-2019.pdf?
sfvrsn=ac1dec19_2
World Health Organization. (2019). Risk Communication and Community
Engagement (RCCE) Action Plan Guidance: COVID-19 Preparedness and
Response. WHO Health Emergency Response. Diakses dari:
https://www.who.int/publications/i/item/risk-communication-and-community-
engagement-action-plan-guidance
United Nations International Strategy for Disaster Reduction. (2013). A Pocket
Guide for Community-Based Health and First Aid (CBHFA) in
Emergencies. UNISDR. Diakses dari:
https://www.who.int/hac/network/interagency/news/cbhfa_pocket_guide/en/
Ministry of Health Malaysia. (2017). Community Health Volunteers Handbook:
Reducing Risks and Building Resilience in Disasters & Emergencies.
Ministry of Health Malaysia. Diakses dari:
http://heart.health.gov.my/wp-content/uploads/2019/07/Community-Health-
Volunteer-Handbook.pdf
World Health Organization. (2021). Health emergency and disaster risk
management framework. Diakses dari:
[https://www.who.int/publications/i/item/health-emergency-and-disaster-
risk-management-framework](https://www.who.int/publications/i/item/
health-emergency-and-disaster-risk-management-framework)
International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. (2020). Health
Emergency and Disaster Risk Management. Diakses dari:
[https://media.ifrc.org/ifrc/what-we-do/health/disaster-risk-management/]
(https://media.ifrc.org/ifrc/what-we-do/health/disaster-risk-management/)
United Nations Development Programme. (2019). Crisis and disaster risk
management for health. Diakses dari:
[https://www.undp.org/content/undp/en/home/librarypage/poverty-
reduction/crisis-and-disaster-risk-management-for-health.html](https://
www.undp.org/content/undp/en/home/librarypage/poverty-reduction/
crisis-and-disaster-risk-management-for-health.html)
World Health Organization. (2019). Emergency risk management for health:
overview. Diakses dari:
https://www.who.int/hac/about/programme/en/
emergency_risk_management_factsheet.pdf
Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Disaster Information
Management Research Center. Diakses dari:
https://disasterinfo.nlm.nih.gov/
International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. (2019). Public
Health in Emergencies. Diakses dari:
https://media.ifrc.org/ifrc/what-we-do/health/disaster-risk-management/
United Nations Office for Disaster Risk Reduction. (2019). Health and Disaster
Risk Reduction. Diakses dari:
https://www.undrr.org/

Anda mungkin juga menyukai