BENCANA
Epidemiologi bencana adalah cabang ilmu yang mempelajari penyakit dan masalah
kesehatan yang muncul akibat bencana. Epidemiologi bencana berfokus pada analisis
dan pengelolaan kesehatan masyarakat selama periode bencana, serta upaya pencegahan
dan pengendalian penyakit yang dapat terjadi setelahnya.
Tujuan utama epidemiologi bencana adalah untuk mencegah atau mengurangi
jumlah kematian, penyakit, dan cedera yang disebabkan oleh bencana, memberikan
informasi kesehatan yang tepat waktu dan akurat bagi pengambil keputusan,
meningkatkan strategi pencegahan dan mitigasi bencana di masa depan dengan
mengumpulkan informasi untuk persiapan respons di masa depan.
TUJUAN EPIDEMIOLOGI BENCANA
1. Mengidentifikasi besar dan prioritas masalah kesehatan pada masyarakat terkena/rawan bencana
2. Memonitor kecenderungan kesehatan di masyarakat terkena/rawan bencana
3. Mengidentifikasi determinan/ faktor risiko masalah kesehatan di masyarakat terkena/rawan
bencana
4.Menentukan prioritas intervensi kesehatan terkait bencana
5. Mengevaluasi hasil intervensi/ program kesehatan terkait bencanaInvestigasi epidemiologis
kejadian bencana berfokus pada dua pendekatan.
6. Pertama, studi epidemiologi penyebab yang mendasari terjadinya bencana, mortalitas dan
morbiditas yang terkait dengan bencana.
7. Kedua, menggunakan metode epidemiologis untuk menyelidiki mekanisme dalam mengurangi
beban saat bencana terjadi. Metode ini dapat diterapkan pada tahap kesiapan bencana atau pada
tahap bantuan bencana : pembentukan sistem pengawasan untuk mengidentifikasi cedera dan
kemungkinan munculnya penyakit menular
epidemiologi bencana meliputi:
1. Pemantauan dan penilaian epidemiologi: Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap dampak kesehatan
masyarakat selama bencana, termasuk jumlah kasus penyakit dan cedera, serta keadaan umum kesehatan
populasi terdampak.
2. Identifikasi faktor risiko dan penyakit: Mengidentifikasi faktor risiko yang dapat meningkatkan penyebaran
penyakit selama bencana, seperti kurangnya sanitasi, ketidaktersediaan air bersih, ketidakcukupan makanan,
dan kerumunan manusia.
3. Pencegahan dan pengendalian penyakit: Mengembangkan dan melaksanakan upaya pencegahan penyakit,
termasuk vaksinasi, sanitasi yang baik, distribusi air bersih,
osi kesehatan, pemantauan epidemiologi, serta pengobatan dan perawatan medis yang diperlukan.
4. Komunikasi risiko dan informasi kesehatan: Menerapkan komunikasi risiko yang efektif dan menyediakan
informasi kesehatan yang akurat kepada masyarakat terdampak, tenaga medis, dan pihak terkait lainnya. Hal ini
penting untuk mengurangi kepanikan, memberikan panduan tindakan kesehatan yang diperlukan, dan
memperkuat kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.
5. Kolaborasi dan koordinasi: Bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, termasuk instansi pemerintah,
organisasi kesehatan, dan badan-badan bencana, untuk melakukan koordinasi dalam tanggap darurat kesehatan,
melakukan pemantauan epidemiologi, dan menyediakan layanan kesehatan yang diperlukan.
THANK YOU