Anda di halaman 1dari 10

KESEHATAN MATRA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Dosen Pengampu :
Letkol CKM (K) Ns. Laurentia Dewi, S.Kep, M.Kep.
Kelompok :
Krisnawati (202015201018)
Musafaah Ferdiana (202015201020)
Rismawati (202015201034)
Shinta Norma Diana (202015201036)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


STIKES RSPAD GATOT SOEBROTO
TAHUN AJARAN 2021-2022
BAB I
DEFINISI
Matra adalah dimensi lingkungan/wahana/media tempat seseorang atau sekelompok
orang melangsungkam hidup serta melaksanakan kegiatan.
Kondisi matra adalah keadaan dari seluruh aspek pada matra yang serta berubah dan
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup
dalam lingkungan tersebut.
Kesehatan Matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun
udara.
Faktor Risiko Kesehatan adalah probabilitas atau kemungkinan semua variabel/faktor
yang berperan dalam proses kejadian timbulnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
Risiko Kesehatan adalah potensi kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi matra pada
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu, dapat berupa kematian, kesakitan, kecatatan, jiwa
yang terancam, hilangnya rasa aman, dan pengungsian.
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Pengaturan Kesehatan Matra dimaksudkan untuk mewujudkan upaya kesehatan pada
Kondisi Matra secara cepat, tepat, menyeluruh dan terkoordinasi guna menurunkan potensi
Risiko Kesehatan, meningkatkan kemampuan adaptasi, dan mengendalikan Risiko
Kesehatan.
Upaya kesehatan pada Kondisi Matra bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam menurunkan risiko serta memelihara kesehatan
masyarakat dalam menghadapi Kondisi Matra agar tetap sehat dan mandiri.
BAB II
PEMBAHASAN
(KESEHATAN MATRA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA)

Secara geologis dan hidrologis, Indonesia merupakan wilayah rawan bencana alam.
Salah satunya adalah gempa bumi dan potensi tsunami. Hal ini dikarenakan wilayah
Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia
di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur.
Ketiga lempengan tersebut bergerak dan saling bertumbukan sehingga Lempeng Indo-
Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia dan menimbulkan gempa bumi, jalur gunung
api, dan sesar atau patahan. Penunjaman (subduction) Lempeng Indo-Australia yang bergerak
relatif ke utara dengan Lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan menimbulkan jalur gempa
bumi dan rangkaian gunung api aktif sepanjang Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara sejajar dengan jalur penunjaman kedua lempeng tersebut.
Potensi bencana alam dengan frekuensi yang cukup tinggi lainnya adalah bencana
hidrometerologi, yaitu banjir, longsor, kekeringan, puting beliung dan gelombang pasang.
Frekuensi bencana hidrometerologi di Indonesia terus meningkat dalam 10 tahun terakhir.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB}, selama tahun 2002-
2012 sebagian besar bencana yang tetjadi disebabkan oleh faktor hidrometerologi (BNPB,
2012). Bencana lainya yang sering menelan korban dan harta benda yang cukup besar lainnya
adalah bencana letusan gunung berapi. Letusan Gunung Merapi di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang tetjadi pada 26 Oktober tahun 2010 telah mengakibatkan banyak korban
jiwa dan harta benda. Aliran awan panas yang dimuntahkan lava/material Merapi dengan
kecepatan mencapai 100 km per jam, dan panas mencapai kisaran 450-600°C membakar
hutan dan pemukiman penduduk sehingga dilakukan evakuasi penduduk secara besar-
besaran.
Bencana menimbulkan dampak terhadap menurunnya kualitas hidup penduduk,
termasuk kesehatan. Salah satu permasalahan yang dihadapi setelah terjadi bencana adalah
pelayanan kesehatan terhadap korban bencana. Untuk penanganan kesehatan korban bencana,
berbagai piranti legal (peraturan, standar) telah dikeluarkan. Salah satunya adalah peraturan
yang menyebutkan peran penting Puskesmas dalam penanggulangan bencana (Departemen
Kesehatan RI, 2007; Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan,
2006; Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan,
2001). Namun demikian, literatur atau studi yang berkaitan dengan permasalahan kesehatan
dalam kondisi bencana dan penanganannya relatif masih terbatas. Oleh karena itu, artikel ini
bertujuan untuk membahas permasalahan kesehatan dalam kondisi bencana dan mengkaji
peran petugas kesehatan serta partisipasi masyarakat dalam penanggulangannya.
Kesehatan penanggulangan bencana merupakan Kesehatan Matra yang dilakukan
untuk mengurangi Risiko Kesehatan pada tahap tanggap darurat. Penyelenggaraan kesehatan
penanggulangan bencana dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undnagan.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan seorang tenaga kesehatan, terutama
seorang bidan dalam upaya saat penanggulangan bencana. Beberapa yang dapat dilakukan
seorang bidan dalam upaya menanggulangi bencana adalah sebagai berikut;
1. Upaya Promotif
Promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan. Pelayanan promotif yang dilaksanakan adalah penyuluhan. Penyuluhan ini
diadakan di desa-desa yang mempunyai risiko bencana. Bentuk upaya promotif
lainnya adalah pemasangan sepanduk dan poster-poster program penanggulangan
bencana.

Peran bidan
Bidan harus mampu memberikan layanan kesehatan pada daerah potensi
bencana agar dapat segera mengatasi kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu
dan anak dalam keadaan Darurat Bencana guna mengendalikan ancaman / penyebab
bencana dan menanggulangi dampak kesehatan yang mungkin timbul.
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang pada umumnya bekerja di puskesmas
atau yang berada di masyarakat/ komunitas yang paling dekat terkena dampak dari
bencana. Kontribusi bidan terhadap bencana/pengurangan risiko darurat atau kesiap-
siagaan sangat penting.
Bidan sering tidak termasuk dalam tenaga medis kesiapsiagaan bencana
tingkat lokal, nasional dan internasional. Jal ini didukung oleh fakta dari WHO yang
menyebutkan bahwa kesehatan ibu, bayi baru lahir dan perempuan perlu diperhatikan
dalam manajemen korban masal, sehingga International Confrederation of Midwifes
(ICM) dan asosiasi anggotanya untuk memastikan bahwa bidan dapat berpartisipasi
dan mengambil peran dalam kesiapsiagaan bencana.

Gambar 1. Upaya bidan dalam melakukan kegiatan promotif pada ibu dan keluarga

2. Upaya Preventif
Upaya Preventif adalah suatu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan untuk
mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di masa
mendatang. Tindakan preventif (pencegahan) dilakukan manusia, baik secara pribadi
maupun berkelompok untuk melindungi diri mereka dari hal buruk yang mungkin terjadi.
Karena tujuannya mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang tak
diinginkan, maka umumnya tindakan preventif biayanya lebih murah ketimbang biaya
penanggulangan atau mengurangi dampak dari suatu hal buruk yang sudah terjadi. Kata
preventif banyak digunakan dalam banyak bidang, misalnya bidang sosial dan kesehatan.
Namun, pada dasarnya memiliki arti yang sama, yaitu upaya atau tindakan pencegahan.
Upaya Kesehatan Preventif
Upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya untuk mengendalikan risiko
kesehatan, mencegah komplikasi penyakit dan meningkatkan mutu hidup seoptimal
mungkin Didalam upaya promotif dan preventif mencakup didalamnya yaitu promosi
kesehatan. Menurut Hartono (2010) banyak sekali tersedia peluang untuk
melaksanakan promosi kesehatan oleh puskesmas
Upaya Preventif
Upaya Preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Preventif secara etimologi berasal
dari bahasa latin, prevenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau
mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi
diartikan sebagai upaya secara sengaja yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif
ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Peran Bidan dalam Upaya Preventif
Bidan harus mampu memberi Pelayanan kesehatan pada daerah tertentu dan
bisa mencegah atau mengati penyakit tersebut yang di alami oleh daerah sekitar karna
kesehatan penduduk itu sangat penting bidan juga harus bida memecahkan suatu
masalah.

Gambar 2. Upaya bidan dalam melakukan kegiatan preventif pada masyarakat yang
terkena dampak bencana.

3. Upaya Kuratif

Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi
lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit
(pasien) terutama penyakit kronis sperti asma, DM, TBC, rematik,
hipertensi dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit
tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah
pengobatan.
Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual,
kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara
petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan sebagainya) dengan pasien atau
sasaran cenderung jauh. Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya
kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya
dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek.
Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah
tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit. Upaya kuratif
cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis
manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari
kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang
lainnya.Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah“Health
program for survival”. Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan melalui
kuratif.Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan
kesehatanPelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum
maupun penyakit akibat kerja. Terapi PAK dengan terapi kasual/utama & terapi
simtomatis.
a. Bayi
Mandiri:
 Pemberian vitamin K
 Obat tetes mata.
Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus asfiksia berat
 Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang menderita gonore
 Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial
 Pengobatan path kasus hipoglikemia
 PengobatanDada penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti ISPA. diare dll.
Contoh: Pada kasus bayi yang menderita gonoblenorhoe (ibu menderita
gonore) dilakukan kolaborasi untuk pemberian terapi pengobatan antibiotika
b. Balita
Mandiri:
 Pengobatan diare tanpa dehidrasi.
 Balita dengan kasus BGM.
Kolaborasi:
 Pengobatan path kasus ISPA
 Pengobatan Dada kasus cacmgan
 Pengobatan pada kasus gizi buruk
 Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi lainnya.

Contoh : Pada kasus diare dengandehidrasi, selain rehidrasi, pemenuhan


nutrisi dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika.

c. Remaja
Mandiri:
 Pengobatan path kasus dismenorhoe
 Pengobatan ~ada kasus anemia ringan.
 Pada remaja korban perkosaan dengan ruftur pada serviks atau
mukosa
 vagina dilakukan tindakan hecting.
Kolaborasi:
 Pengobatan path kasus anemia berat.
 Pengobatan pada kasus plour arbus

Contoh : Pada kasus dismenorhoe dilakukan kolaborasi untuk pemberian


therapi hormonal.

d. PUS/WUS
Mandiri:
 Pengobatan pada efek samping alat kontrasepsi
Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus Penyakit Menular Seksual
 Pengobatan pada kasus radang panggul ( PRP)

Contoh : Pada kasus radang panggul dilakukan kolaborasi untuk pemberian


terapi obat antibiotika dan symptomatic.

e. Ibu hamil
Mandiri:
 Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat I dan tmgkat II.
 Pengobatan pada kasus anemia ringan.
Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat Ill.
 Pengobatan path abortus inleksiousus
 Pengobatan pada kasus anemia berat.
 Pengobatan pada kasus APB
 Pengobatan pada kehamilan dengan penyakit yang menyertai seperti
jantung DM dll

Contoh : Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diberikan obat tambah
darah (Fe) dan nutrisi yang adekuat.

f. Ibu Bersalin
Mandiri:
 Manajemen Aktif Kala Ill
 Pengobatan path kasus atonia uteri.
 Ibu bersalin dengan ruftur padaservikslmukosavagina/perineum
dilakukan tindakan hecting.
Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus inersia uteri
 Pengobatan path kasus perdarahan ( HPP primer).
Contoh : Pada Manajemen Aktif Kala III diberikan injeksi oksitosin
10 U.
g. Ibu Nifas
Mandiri:
 Pengobatan pada sub involusi
Kolaborasi:
 Pengobatan pada mastitis
 Pengobatan pada HPP sekunder
 Pengobatan pada kasus vaginitis
 Pengobatan path kasus abses payudara

Contoh : Pada mastitis selain perawatan yang adekuat, dilakukan kolaborasi


untuk pemberian therapi obat antibiotika (Kloksasillin atau Eritromysin).
h. Klimakterium l Menopause
Kolaborasi:
 Terafi Sulih Hormon (TSH)Contoh upaya kuratif dalam pelayanan
kebidanan:
 a.Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
 b.Perawatan payudara yang mengalami masalah, seperti : mastitis
dan bendungan ASIc.Perawatan tali pusat terkendali pada bayi baru lahir
Perawatan bayi, balita dan anak sakit dirumahe.Pemberian vitamin E yang
merupakan upaya pengobatan penyakit tertentuf.Pemeriksaan dan
pengobatan yang tepat pada ibu hamil yang sakitg.Melakukan rujukan bila
diperlukanh.Penatalaksanan dini terhadap komplikasi dalam kehamilan,
misalnya pada ibu hamil dengan anemia bidan dapat memberikan
tablet Fe sebagai penatalaksanaan dininya.i.Pengobatan pada ibu nifas
yang mengalami komplikasi seperti pengobtan ibu nifas yang
mengalami infeksi.

4. Upaya Rehabilitatif
Upaya Kesehatan Rehabilitatif merupakan kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan untuk mengembalikan penderita ke dalam masyarakat yang berguna untuk
dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Peran Bidan dalam Upaya Rehabilitatif
1. Mendirikan pos komando bantuan
2. Berkoordinasi dengan Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana
(SATKORLAK PBP) dan pemberi bantuan yang lain.
3. Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos
koordinasi.
4. Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian.
5. Memberi pengobatan dan pengelompokan korban bencana.
6. Relokasi korban dari tenda penampungan.
7. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang penyesuaian diri dan upaya
menjaga kesehatan pasca bencana terjadi.
8. Melakukan pemantauan terhadap kemungkinan besar akan mengalami kejadian
bencana yang sama terulang kembali.
9. Memantau kebutuhan dan status gizi masyarakat, terutama bagi ibu hamil, bayi,
balita, anak-anak dan lansia pasca bencana terjadi.

Gambar 4. Upaya rehabilitatif yang dilakukan oleh bidan mengenai pemantauan status gizi
pada bayi dan balita pasca bencana.
Daftar Pustaka
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2013 Tentang
Kesehatan Matra.
2. Aldona A.S. Upaya Pengobatan Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif
Demam Berdarah di Kecamatan Bulukerto, Wonogiri. Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, Indonesia, Prodi Kedokteran.
3. Fatoni, Zaidan. Widayatun. (2013). Permasalahan Kesehatan Dalam Kondisi
Bencana: Peran Petugas Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (PPK-LIPI).
4. Bupati Sukoharho Provinsi Jawa Tengah Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo
Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit.
5. Mumtahanah, Nurotun. “Upaya penanggulangan kenakalan remaja secara preventif,
refreshing, kuratif dan rehabilitatif.” Al Hikmah: Jurnal Studi Islam 5.2 (2015).
6. Mumtahanah, Nurotun. “Upaya penanggulangan kenakalan remaja secara preventif,
refreshing, kuratif dan rehabilitatif.” Al Hikmah: Jurnal Studi Islam 5.2 (2015).

Anda mungkin juga menyukai