Anda di halaman 1dari 6

Tingkat Pencegahan Perawatan

Kesehatan Komunitas
Totok Harjanto, SKep. Ns
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN USAHID

Perawatan Kesehatan Masyarakat

Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyrakat (1990)


Perawatan Kesehatan Masyrakat adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitati secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam
upaya kesehatan.

Ruang Lingkup praktek perawatan kesehatan masyarakat meliputi upaya-upaya


peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), Pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengmbalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga dan kelompok-kelompok masyarakat
ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosilitatif).

Winslow, Profesor kesehatan masyarakat pada Yale University pada tahun 1920
mendefinisikan (Leavel and Clark, 1958):

Kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi
melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan,
kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan,
pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan
penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di
masyarakat mempunyai standar kehidupan yang adekuat untuk menjaga
kesehatannya.

Dari definisi ini dikembangkan pengertian kedokteran pencegahan/preventive


medicine. Kedokteran pencegahan adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisiensi,
untuk berbagai kelompok dan masyarakat oleh petugas kesehatan masyarakat, untuk
perorangan dan keluarga oleh dokter umum dan dokter gigi melalui proses kegiatan
perorangan dan masyarakat.

1
Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk
penyakit di kenal tiga tahap pencegahan:

1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan


khusus (specific protection).
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis
and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation)
3. Pencegahan tersier: rehabilitasi.

Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya
yang dilakukan ialah:

a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya


tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi,
peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan
narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.

Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit

c. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment),
tujuan utama dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran penyakit bila
penyakit ini merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan
menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah
terjadinya komplikasi dan cacat.
d. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi
diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga
mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.

Pencegahan tersier

e. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak
menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal
secara fisik, mental dan sosial.

Adapun skema dari ketiga upaya pencegahan itu dapat di lihat pada gambar dua. Pada
gambar dua proses perjalanan penyakit dibedakan atas a) fase sebelum orang sakit:
yang ditandai dengan adanya keseimbangan antara agen (kuman penyakit, bahan
berbahaya), host/tubuh orang dan lingkungan dan b) fase orang mulai sakit: yang
akhirnya sembuh atau mati.

2
Gambar dua: Tingkat pencegahan penyakit (sumber: Leavel and clark, 1958)

Promosi kesehatan dilakukan melalui intervensi pada host/tubuh orang misalnya


makan makanan bergizi seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan kualitas
lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit misalnya menghilangkan tempat
berkembang biaknya kuman penyakit, mengurangi dan mencegah polusi udara,
menghilangkan tempat berkembang biaknya vektor penyakit misalnya genangan air
yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes, atau terhadap agent
penyakit seperti misalnya dengan memberikan antibiotika untuk membunuh kuman.

Perlindungan khusus dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya imunisasi atau


proteksi pada bahan industri berbahaya dan bising . Melakukan kegiatan kumur-
kumur dengan larutan flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi. Sedangkan
terhadap kuman penyakit misalnya mencuci tangan dengan larutan antiseptik sebelum
operasi untuk mencegah infeksi, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan untuk
mencegah penyakit diare.

Diagnosa dini dilakukan melalui proses skrining seperti misalnya skrining kanker
payudara, kanker rahim, adanya penyakit-penyakit tertentu pada masa kehamilan,
sehingga pengobatan dapat dilakukan saat dini dan akibat buruknya dapat dicegah.

Kadang-kadang batas dari ketiga tahap pencegahan itu tidak jelas sehingga ada
kegiatan yang tumpang tindih dapat digolongkan pada perlindungan khusus akan
tetapi juga dapat digolongkan pada diagnosa dini dan pengobatan segera misalnya
pengobatan lesi prekanker pada rahim dapat termasuk pengobatan dini dapat juga
perlindungan khusus.

3
Selain upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier yang dikalangan dokter dan
praktisi kesehatan masyarakat dikenal sebagai lima tingkat pencegahan, juga dikenal
empat tahapan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, empat
tahapan itu (Rossenberg, Mercy and Annest, 1998) ialah:

1. Apa masalahnya (surveillance). Identifikasi masalah, apa masalahnya, kapan


terjadinya, dimana, siapa penderitanya, bagaimana terjadinya, kapan hal itu
terjadi apakah ada kaitannya dengan musim atau periode tertentu.
2. Mengapa hal itu terjadi (Identifikasi faktor resiko). Mengapa hal itu lebih
mudah terjadi pada orang tertentu, faktor apa yang meningkatkan kejadian
(faktor resiko) dan faktor apa yang menurunkan kejadian (faktor protektif).
3. Apa yang berhasil dilakukan (evaluasi intervensi). Atas dasar kedua langkah
terdahulu, dapat di rancang upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya masalah, menanggulangi dengan segera penderita dan melakukan
upaya penyembuhan dan pendampingan untuk menolong korban dan menilai
keberhasilan tindakan itu dalam mencegah dan menanggulangi masalah.
4. Bagaimana memperluas intervensi yang efektif itu (implementasi dalam skala
besar). Setelah diketahui intervensi yang efektif, tindakan selanjutnya
bagaimana melaksanakan intervensi itu di pelbagai tempat dan setting dan
mengembangkan sumber daya untuk melaksanakannya.

Gambar 3. Empat tahapan kegiatan kesehatan masyarakat

Masalah Response

Sumber: Rossenberg, Mercy and Annest, 1998

Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu kesehatan


masyarakat dan kedokteran pencegahan juga mengalami perkembangan. Beberapa
perkembangan ilmu kesehatan masyarakat pada dekade terakhir ini (Wallace, 1998)
ialah:

1) Peningkatan praktek manajemen pada pencegahan dan pelayanan kesehatan.

Ini ditandai dengan perhatian ahli kesehatan masyarakat pada standar pelayanan yang
memperhatikan teknik peningkatan kualitas, pengukuran hasil/output dan
outcome/dampak kegiatan kesehatan masyarakat.

4
2) Perluasan definisi dari populasi dan kelompok.

Pada umumnya populasi/penduduk yang merupakan target dari sasaran program


kesehatan masyarakat, biasa di definisikan dalam bentuk wilayah geografis Pada saat
ini definisi itu tidak hanya menyangkut geografis/wilayah akan tetapi juga
menyangkut administratif atau kelompok misalnya pekerja, pemulung, profesional
muda dan lain-lain. Akibatnya terbuka kesempatan yang luas untuk melakukan
kemitraan antara pelbagai organisasi kesehatan masyarakat pemerintah maupun
swasta. Dalam melakukan kegiatan kesehatan masyarakat dipelbagai setting.

3) Peningkatan dan penajaman definisi dan pengukuran status kesehatan.

Sepuluh tahun terakhir ini terjadi perkembangan yang pesat tentang cara mengukur
kualitas kehidupan (Quality of Life) sebagai salah satu ukuran kesehatan, ukuran itu
antara lain DALY (Disability Adjusted Life Year) yang mengukur beban penyakit
yang dinyatakan dalam bentuk tahun kehidupan yang hilang karena kematian dan
tahun kehidupan dengan cacat yang dikaitkan dengan derajad cacat yang di derita.
Satu DALY adalah hilangnya satu tahun kehidupan yang sehat. Ukuran ini ikut
berkontribusi terhadap pengertian akan status kesehatan dan upaya mencapai status
kesehatan yang optimal. (WHO, 1999)

4) Peningkatan cara melakukan interpretasi ilmiah yang relevan terhadap


program kesehatan masyarakat.

Peningkatan untuk melakukan interpretasi ilmiah atas praktek pencegahan dan


penanggulangan dengan menggunakan fakta/evidence. Hal ini sejalan dengan
perkembangan “evidence based-medicine“ (Kedokteran yang berdasarkan fakta,
(Maynard, 1996, Sackett et al, 1996, Geyman 1998), sehingga mulai dikembangkan
metode analisa yang dikenal dengan “evidence based public health“ atau kesehatan
masyarakat yang berbasiskan fakta. (Kington, 1998)

5) Penekanan terhadap ukuran outcome/dampak.

Perkembangan kesehatan masyarakat berdasarkan fakta/evidence based practice


mendorong lebih lanjut pada orientasi pada indikator dampak kesehatan masyarakat.
Ini terutama untuk menilai dan melihat akibat dari suatu program kesehatan
masyarakat, kalau pada masa lampau orientasi ditujukan pada proses/pelaksanaan dan
hasil program, maka saat ini ada kecenderungan untuk menilai dampak dari program
kesehatan masyarakat yang berarti memperhatikan dan mengukur secara keseluruhan
keadaan masyarakat atau populasinya serta faktor faktor yang mempengaruhi secara
makro.

6) Penekanan akan peran sentral dari masyarakat sebagai penentu peningkatan


status kesehatan.

Kecenderungan untuk mengutamakan partisipasi aktif masyarakat dalam menetapkan


tujuan upaya kesehatan masyarakat di tingkat lokal. Pendekatan ini mengutamakan
masalah kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas lokal untuk diatasi dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas. Contoh hal ini adalah pendekatan primary
health care dan gerakan kota sehat yang dilakukan di pelbagai kota dan di pelbagai
negara. (WHO, 1989, Harpham and Werna, 1996)

5
7) Aplikasi informasi kesehatan masyarakat.

Kemajuan teknologi informasi, sistem informasi dan globalisasi, mengakibatkan


terjadinya peningkatan informasi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu adanya
informasi yang akurat, menyeluruh dan tepat waktu merupakan faktor penting yang
menjadi syarat untuk menetapkan tujuan kegiatan dan monitoring program. Informasi
klinis dan kesehatan masyarakat yang acapkali saling berkaitan menjadi amat penting
dan dibutuhkan dan lebih mudah diperoleh pada masa kini akan tetapi faktor
kerahasiaan pribadi dan etika serta siapa yang dapat menjangkau informasi perlu
mendapat perhatian. Berkaitan dengan hal itu aspek etika pelayanan dan pengumpulan
informasi menjadi salah satu perhatian ahli kesehatan masyarakat. Dalam kaitan itu
berkembang perhatian terhadap etika dalam kesehatan masyarakat (ethics in public
health, Last, 1998, Coughlin and Beauchamp, 1996) dan informatika kesehatan
masyarakat (Public Health Informatica), yang didefinisikan sebagai aplikasi ilmu
pengetahuan informatika dan teknologi informasi pada praktek dan penelitian
kesehatan masyarakat. (WHO, 1998, Friede and Carrol, 1998). Informatika kesehatan
masyarakat berkembang amat pesat sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi terutama internet dan timbulnya penyakit emerging dan re-emerging seperti
misalnya wabah kolera di Bengal India yang menyebar ke kawasan Asia Selatan dan
Tenggara, Penyakit mad-cow yang menyerang ternak di Inggris dan dikuatirkan
menyebar keseluruh Eropa, penyakit jantung yang disebabkan coxsackie virus di
Sarawak dan penyakit lainnya yang dikuatirkan dengan cepat menular ke bagian lain
di dunia, karena transportasi dan perpindahan penduduk.

8) Perhatian akan pentingnya kesehatan internasional.

Timbulnya penyakit emerging dan re-emerging, serta dampak kesehatan dari praktek
perdagangan Internasional (World Trade Organization dan GATT). Meningkatkan
kesadaran akan pentingnya upaya kesehatan internasional sebab kesehatan suatu
negara juga dipengaruhi kesehatan negara lain, masalah sebagai berikut ini di sadari
masih perlu ditingkatkan pelaksanaannya oleh badan kesehatan Internasional seperti
WHO, UNICEF dan lain-lain dengan kerjasama masing-masing negara: (Frenk, 1997)

 Surveillance and kontrol penyakit yang menjadi ancaman regional dan global.
 Peningkatan pengembangan penelitian serta teknologi masalah kesehatan
global termasuk mekanisme pertukaran informasi.
 Pengembangan standar dan norma sertifikasi internasional.
 Perlindungan terhadap pengungsi internasional.
 Dampak perjanjian kerja sama perdagangan internasional dan pengiriman
bahan berbahaya bagi lingkungan dan manusia serta dampak dari teknologi
medis.

Ref:
Effendy N, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. EGC
Jakarta

__________ 2006. www1.bpkpenabur.or.id Ilmu Kesehatan Masyarakat dan


kedokteran Pencegahan

Anda mungkin juga menyukai