Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UAS

Nama : Iti Rohanah


Nim : 22210048
Prodi : S2 KESMAS
Peminatan : AKK

1. bagaimana peran tenaga kesehatan masyarakat dalam kejadian luar biasa KLB?
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan frekuensi
penyakit yang dramatis pada suatu populasi dalam periode waktu tertentu. KLB ini biasa
juga disebut letusan (outbreak).Peran kesehatan masyarakat dalam KLB ini adalah
dengan dilakukannya penyelidikan / investigasi wabah. Investigasi wabah didefinisikan
sebagai sebuah upaya kesehatan masyarakat untuk menanggapi kondisi KLB dan
penyakit akut. Berikut yang diselidiki oleh profesional kesehatan masyarakat dalam
melakukan investigasi wabah: a.Menilai kisaran dan perluasan KLB b.Menurunkan
jumlah kasus yang berkaitan dengan KLB c.Mencegah kejadian yang akan datang dengan
mengidentifikasi dan eliminasi sumber masalah d.Mengidentifikasi sindrom penyakit
baru e.Mengidentifikasi sebab-sebab baru dari sindrom penyakit yang diketahui f.Menilai
keefektifan strategi pencegahan yang dilakukan saat ini g.Menyediakan hubungan
masyarakat yang baik dan mendidik masyarakat1 Investigasi wabah telah menjadi kunci
utama upaya kesehatan masyarakat dalam menanggapi KLB. Investigasi ini biasanya
ditangani oleh lembaga kesehatan lokal dan negara bagian, salah satu contoh lembaga
tersebut adalahCenter for Disease Control(CDC). CDC telah terlibat dalam ratusan
investigasi wabah setiap tahunnya. Penyelidikan yang terkenal adalah wabah tahun 1976
yaitu adanya penyakitLegionnaires, wabah pada awal tahun 1980an yang dikenal
sebagaiToxic Shock Syndrome(TSS), dan yang paling penting adalah pada akhir abad ke-
20 diselidikinya sebuah penyakit menular yang menjadi perhatian para profesional dan
publik, yaitu suatu penyakit yang kemudian disebut sebagaiAcquired Immunodeficiency
Syndrome(AIDS)

2. bagaimana peran tenaga kesehatan masyarakat mencegah terorisme dan bioterorisme?


Bioterrorism: penggunaan secara jahat bakteri, virus, atau racun terhadap manusia,
tumbuhan, dan hewan untuk menyebabkan kerusakan dan menciptakan
ketakutan.Bioterrorism =Biological Weapon = Bioweapon. Meskipun agen biologis dapat
ditemukan di alam, hanya jenis bakteri tertentu, virus, jamur, dan parasit dianggap
patogen untuk manusia. Agen-agen ini dikelompokkan untuk serangan bioteror menurut
“A, B, C klasifikasi dariCenters for Diseases Controldi Atlanta yang terbaik
mendefinisikan dampaknya pada kesehatan masyarakat.” (Leonce, 2013). [6]

Agen kategori A dianggap sebagai prioritas tinggi karena mereka "menimbulkan risiko
bagi keamanan nasional, bisa mudah ditransmisikan dan disebarluaskan, hasilnya dalam
kematian tinggi, memiliki potensi publik besar dampak kesehatan, dapat menyebabkan
kepanikan publik, menimbulkan untuk gangguan sosial ekonomi utama, atau
membutuhkan tindakan khusus untuk kesiapsiagaan kesehatan masyarakat.” (Nikoleli et
al., 2016). [7] Kategori ini termasuk: 1. Anthrax, yang merupakan penyakit tidak menular
disebabkan oleh bakteriBacillus anthracis. Vaksin anthrax tidak ada namun, jika
terdeteksi pada tahap awal dapat disembuhkan dengan antibiotik 2. Cacar, yang
merupakan penyakit menular yang tinggi dengan tingkat kematian yang tinggi.

3. identifikasi hal hal yang dapat menjadi pembelajaran dari masa lalu terkait pengolahan
kesehatan Masyarakat?

1. Pengelolaan Limbah dan Sampah


Limbah merupakan hasil buangan baik manusia (kotoran), rumah tangga, industri,
atau tempat-tempat umum lainnya. Sampah merupakan bahan atau benda padat yang
dibuang karena sudah tidak digunakan dalam kegiatan manusia. Pengelolaan limbah
dan sampah yang tidak tepat akan menimbulkan polusi terhadap kesehatan
lingkungan. Pengelolaan kotoran manusia membutuhkn tempat yang memenuhi
syarat agar tidak menimbulkan kontaminasi terhadap air dan tanah serta menimbulkan
polusi bau dan menganggu estetika. Tempat pembuangan dan pengolahan limbah
kotoran manusia berupa jamban dan septic tank harus memenuhi syarat kesehatan
karena beberapa penyakit disebarkan melalui perantaram kotoran. Pengelolaan
sampah meliputi sampah organik, anorganikserta bahan berbahaya, memiliki 2 tahap
pengelolaan yaitu pengumpulan dan pengangkutan sampahserta pemusnahan dan
pengolahan sampah. Pengelolaan limbah ditujukan untuk menghindarkan pencemaran
airdan tanah sehingga pengolahan limbah ahrus mengahsilkan limbah yang tidak
berbahaya. Syarat oengolahan limbah cair meliputi syarat fisik, bakteriologis dan
kimia. Pengelolaan air limbah dilakukan secara sederhana dan modern. Secara
sederhana pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan pengenceran (dilusi), kolam
oksidasi dan irigasi, sedangkan secara modern menggunakan Sarana atau Instalasi
Pengolahan Air Limbah (SPAL/IPAL).
2. Pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan Makanan
Pengelolaan tempat-tempat umum meliputi tempat ibadah, sekolah, pasar dan lain –
lain sedangkan pengolahan makanan meliputi tempat pengolahan makanan (pabrik
atau industri makanan) dan tempat penjualan makanan (toko, warung makan, kantin,
restoran, cafe, dll). Kegiatan berupa pemeriksaan syarat bangunan, ketersediaan air
bersih serta pengolahan limbah dan sampah.
3. Masalah Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan derajat kesehatan optimal.
Tercapainya pelayanan kesehatan yang sesuai standar membutuhkan syarat
ketersediaan sumber daya dan prosedur pelayanan. Ketersediaan sumber daya yang
akan menunjang perilaku sehat masyarakat untuk manfaat pelayanan kesehatan baik
negeri atau swasta membutuhkan prasyarat sumber daya manusia (petugas kesehatan
yang profesional), sumber daya sarana dan prasarana (bangunan dan sarana
pendukung) serta sumber daya dana (pembiayaan kesehatan).
4. Petugas Kesehatan yang Profesional
Pelaksana pelayanan kesehatan meliputi tenagamedis, paramedis keperawatan,
paramedis non keperawatan dan non medis (administrasi). Profesionalitas tenaga
kesehatan ayng memberi pelayanan kesehatan ditunjukkan dengna kompetensi dan
taat prosedur. Saat ini masyarakat banyak menerima pelayanan kesehatan di bawah
standar akibat kedua syarat di atas tidak dipenuhi. Keterbatasan ketenagaan di
Indonesia yang terjadi akrena kurangnya tenaga sesuai kompetensi atau tidak
terdistribusi secara merata melahirkan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
tidak sesuai kompetensinya. Kurangnya pengetahuan dan motif ekonomi sering
menjadikan standar pelayanan belum dikerjakan secara maksimal.
Masyarakat cenderung menerima kondisi tersebut karena ketidak =tahuan dan
keterpaksaan. Walaupun pemerintah tlah banyak melakukan perbaikan mutu
pelayanan kesehatan di Indonesia baik melalui peraturan standar kompetensi tenaga
kesehatan maupun program peningkatan kompetensi dan pemerataan distribusi tenaga
kesehatantetapi belum seluruh petugas kesehatan mendukung. Hal tersebut terkait
perilaku sehat petugas kesehatan yang masih banyak menyimpang dari tujuan awal
keberadaannya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kuratif masih
memimpin sedangkan spek preventif dan promotif dalam peayanan kesehatan belum
dominan. Perilaku sehat masyarakat pun mengikuti saat paradigma sehat dikalahkan
oleh perilaku sakit, yaitu memanfaatkan pelayanan kesehatan hanya pada sakit.

4. Jelakan tentang system thingkingdan kaitanya dengan upaya kesehaan masyarakat?


Berpikir sistem merupakan pendekatan untuk penyelesaian masalah yang memandang
"masalah" sebagai bagian dari sistem yang luas dan dinamis. Berpikir sistem melibatkan
lebih dari sekedar reaksi untuk menyajikan hasil atau 8 Dian Mawarni peristiwa. Ini
menuntut pemahaman yang lebih dalam tentang keterkaitan, hubungan, interaksi, dan
perilaku di antara elemenelemen yang menjadi ciri seluruh sistem. Umumnya digunakan
di sektor lain di mana intervensi dan sistem kompleks, berpikir sistem di sektor kesehatan
mengalihkan fokus ke: ❏ Sifat hubungan di antara blok-blok bangunan ❏ Ruang antar
blok-blok (dan memahami apa yang terjadi di sana) ❏ Sinergi yang muncul dari interaksi
di antara blok Penerapan berpikir sistem di sektor kesehatan mempercepat pemahaman
yang lebih realistis tentang apa yang berhasil, untuk siapa, dan dalam situasi apa (22-24).
Intervensi dengan efek seluruh sistem dan intervensi tingkat sistem. Semua intervensi
kesehatan memiliki efek tingkat sistem yang lebih besar atau lebih kecil pada satu atau
lebih blokblok bangunan sistem. Mungkin ada banyak intervensi yang relatif sederhana
atau perubahan incremental untuk intervensi yang ada, misalnya menambahkan suplemen
vitamin A ke vaksinasi rutin, dan tidak semua intervensi akan bermanfaat dari atau
kebutuhan pendekatan berpikir sistem. Namun, intervensi yang lebih kompleks, misalnya
peningkatan terapi antiretroviral yang dapat diharapkan memiliki efek mendalam di
seluruh sistem, terutama dalam sistem kesehatan yang lebih lemah (Gambar 1.3) (25-26).
Karena itu mereka membutuhkan pendekatan berpikir sistem untuk menjelaskan berbagai
efek dan sinergi potensial. Laporan ini menyebut ini sebagai "intervensi dengan efek
seluruh sistem". “Intervensi tingkat sistem” menargetkan satu atau beberapa blok
bangunan sistem secara langsung atau umum (misalnya sumber daya manusia untuk
kesehatan), daripada masalah kesehatan secara khusus. Mengingat efeknya pada blok
bangunan lain, "intervensi tingkat sistem" sangat diuntungkan dari pendekatan berpikir
sistem. Sebagaimana dieksplorasi secara rinci.

5. Bagaimana system thingking dalam keamanan pangan?


Seperti yang telah dijelaskan dalam bagian sebelumnya, sistem terdiri dari beragam unsur
yang saling terhubung dan bekerja dengan tujuan yang sama. Dengan kata lain, setiap
sistem selalu memiliki kerangka besar yang menggambarkan keterhubungan dan alur
proses kerjanya. Lantas, bagaimana kerangka besar dalam konteks sistem pangan?
Kerangka besar sistem pangan terdiri dari unsur-unsur berikut yang saling
berhubungan:43 1. Penggerak: Biofisik dan lingkungan, inovasi teknologi dan
infrastruktur, politik dan ekonomi, sosial budaya, demografi. 2. Objek yang Digerakan:
Ketersediaan pangan (sistem produksi, penyimpanan dan distribusi, pengolahan, retail),
akses pangan (ketersediaan dan akses terhadap pangan, akses ekonomi terhadap pangan,
informasi dan promosi pangan, kualitas dan keamanan pangan) dan pemanfaatan pangan
(perilaku konsumen pangan). 3. Aksi atau Program Negara: Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan atau SDGs.

Anda mungkin juga menyukai