Anda di halaman 1dari 29

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BIDANG KESEHATAN

UPAYA SANITASI DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN


UNTUK WARGA DESA TABUKAN RAYA

Oleh:
Dr. Bahrul Ilmi, M.Kes

MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI …………………………………………………………... i
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1
1.2 Tujuan ………………………………………………………….. 3
1.3 Manfaat ………………………………………………………... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………. 4


2.1 Sanitasi…………………………………………………………. 4
2.2 Kesehatan Lingkungan…………………………………………. 6
2.3 Ruang lingkup kesehatan lingkungan………………………….. 7
2.4 Masalah Kesehatan Lingkungan………………………………. 8
2.5 Solusi Menangani masalah Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan 11

BAB III PERENCANAAN KEGIATAN ……………………………… 15


3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan …………………………………... 15
3.2 Jadwal Pelaksanaan ……………………………………………. 15
3.3 Pelaksana Kegiatan ……………………………………………. 15
3.4 Rencana Anggaran …………………………………………….. 15

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN ……………………………… 16


4.1 Satuan Acara Penyuluhan ……………………………………... 16
4.2 Tujuan instruksional umum ……………………………………. 16
4.3 Tujuan Instruksional khusus …………………………………… 16
4.4 Materi ………………………………………………………….. 16
4.5 Metode …………………………………………………………. 17
4.6 Media …………………………………………………………... 17
4.7 Pengorgaisasian …………………………………………….. 17
4.8 Persiapan pelaksanaan ……………………………………….. 17

i
4.9 Pelaksanaan ……………………………………………………. 17
4.10 Evaluasi ………………………………………………………... 19
BAB V PENUTUP …………………………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..
LAMPIRAN ……………………………………………………………

ii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat
dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut.

Sebelum lebih jauh membahas mengenai kesehatan lingkungan marilah kita


bahas lebih dulu pengertian dari kesehatan lingkungan. Menurut Walter R.
Lym kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan
manusia. Sedangkan menurut WHO kesehatan lingkungan adalah ilmu dan
keterampilan yang memusatkan perhatiannya pada usaha pengendalian semua
faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan
menimbulkan atau akan menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan
fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya. Jadi Ilmu Kesehatan
Lingkungan berkisar pada usaha manusia mengelola lingkungan sedemikian
rupa, sehingga derajat kesehatan manusia dapat lebih ditingkatkan.

Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu


maupun kesehatan masyarakat. Untuk hal ini Hendrik L. Blum
menggambarkan adanya empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu:
keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayan kesehatan. Keempat faktor
tersebut disamping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling
berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal
bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi
yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang
terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan akan tergeser ke arah
2

dibawah optimal.

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan


lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran
manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air
kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kesehatan lingkungan adalah


Ilmu yang merupakan cabang dari ilmu kesehatan masyarakat yang lebih
menitikberatkan perhatiarnnya pada perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penilaian dari semua faktor
yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan ada hubungan atau
berhubungan dengan perkembangan fisik, kesehatan ataupun kelangsungan
hidup manusia, sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat lebih
ditingkatkan.

Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu


usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia
agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi
manusia yang hidup di dalamnya. Usaha memperbaiki atau meningkatkan
kondisi lingkungan ini dari masa ke masa dan dari masyarakat satu ke
masyarakat yang lain bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari yang paling
sederhana (primitif) sampai kepada yang paling mutakhir (modern). Dengan
perkataan lain bahwa teknologi di bidang kesehatan lingkungan sangat
bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi menengah (teknologi tepat guna)
sampai dengan teknologi mutakhir.
3

Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup


perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak
(kandang) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan
lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk
terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya.
Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa ke
masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan
bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang
paling mutakhir (modern). Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang
kesehatan lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi
menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Pada akhir kegiatan diharapkan peserta mengetahui manfaat Upaya
Perbaikan Sanitasi dan Lingkungan untuk warga.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat :
1.2.2.1 Menjelaskan konsep Sanitasi dan kebersihan Lingkungan
1.2.2.2 Menjelaskan manfaat membperbaiki sanitasi dan meningkatkan
kebersihan lingkungan.
1.2.2.3 Dampak buruk Sanitasi dan Kebersihan Lingkungan yang buruk.

1.3 Manfaat
Dapat menjadi informasi tambahan bagi warga desa untuk melakukan
perbaikan sanitasi dan meningkatkan kebersihan lingkungan desa tabukan raya.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sanitasi

Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu


perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah
manusia bersentuh langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya
sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian
penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat. Pada saat negara lain
pola penyakit sudah bergeser menjadi penyakit degeneratif, Indonesia masih
direpotkan oleh kasus demam berdarah, Diare, Kusta, serta Hepatitis A yang
seakan tidak ada habisnya.

Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari Negara-


negara tetangga. Dengan Vietnam saja Indonesia hampir disalip, apalagi
dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen tinggi
terhadap kesehatan lingkungan di negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi
nomor 2 dari bawah setelah Laos dalam pencapaian cakupan sanitasinya.
Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan
kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek
pencegahan dari aspek pengobatan. Dengan adanya upaya pencegahan yang
baik, angka kejadian penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat di
cegah. Selain itu anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relative lebih
terjangkau daripada melakukan upaya pengobatan.Macam-macam sanitasi:
Saniatsi Uap
Sanitasi uap menggunakan uap mengalir 76,7oC selama 15 menit atau 93,3oC
selama 5 menit. Sanitasi uap dapat dilakukan untuk sanitasi bahan dan
peralatan misalnya dengan menggunakan Autoklaf.
5

2.1.1 Sanitasi Air Panas


Sanitasi ini dilakukan dengan merendam alat atau bahan dalam air
panas (peralatan kecil seperti pisau, piring, wadah yang berukuran
kecil), dengan menggunakan suhu diatas 80oC (bukan dengan cara
menuang air panas/membilas karena tidak efektif). Efek yang
ditimbulkan karena denaturasi molekul protein sel mikroba.
2.1.2 Sanitasi Udara Panas
Sanitasi ini menggunakan suhu panas 82,2oC selama 20 menit. Sanitasi
ini biasanya digunakan untuk sterilisasi alat (Sterilisasi kering) yaitu
dengan menggunakan oven.
2.1.3 Sanitasi Radiasi
Sanitasi ini yaitu dengan pemanfaatan sinar UV atau sinar γ dengan
panjang gelombang 2500 A, dimana harus berkontak dengan mikroba
minimal 2 menit.
2.1.4 Sanitasi Kimia
Sanitasi kimia yaitu menggunakan bahan kimia untuk membunuh
mikroba. Umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau
golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -
COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus
-OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa
kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus - X; golongan
fenol, golongan garam amonium, golongan pengoksidasi, dan golongan
biguanida.
Efektifitas sanitasi kimia dipengaruhi oleh :
2.1.4.1.1 Waktu kontak (minimum 2 menit)
2.1.4.1.2 Suhu optimum (21,1-37,8Oc), jika lebih tinggi maka akan
menguap (yodium) dan bersifat korosif (klorin), dan jika
lebih rendah maka tidak efektif.
2.1.4.1.3 pH optimum 6-7, tidak efektif pada pH yang basa.
2.1.4.1.4 Kebersihan alat
6

2.1.4.1.5 Kesadahan air (mempengaruhi pH, air sadah bersifat basa


dan bersifat korosif.
2.1.4.1.6 Kontaminasi agen lain (misalnya deterjen)
Untuk produk pangan segar, pencucian dapat menurunkan
potensi bahaya akibat mikroorganisme. Pencucian atau
pembilasan sayuran dapat menghilangkan kotoran dan
kontaminan lainnya. Pencucian dapat dilakukan dengan air,
deterjen, larutan bakterisidal seperti klorin dan lain-lain.

2.2 Kesehatan Lingkungan


Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :
2.2.1 Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
2.2.2 Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia.
2.2.3 Menurut Walter R. Lym kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat atau
mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Jadi Ilmu Kesehatan Lingkungan berkisar pada usaha manusia mengelola
lingkungan sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan manusia dapat lebih
ditingkatkan.
7

2.3 Ruang lingkup kesehatan lingkungan


Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan
lingkungan, yaitu :
2.3.1 Penyediaan Air Minum
2.3.2 Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
2.3.3 Pembuangan Sampah Padat
2.3.4 Pengendalian Vektor
2.3.5 Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
2.3.6 Higiene makanan, termasuk higiene susu
2.3.7 Pengendalian pencemaran udara
2.3.8 Pengendalian radiasi
2.3.9 Kesehatan kerja
2.3.10 Pengendalian kebisingan
2.3.11 Perumahan dan pemukiman
2.3.12 Aspek kesling dan transportasi udara
2.3.13 Perencanaan daerah dan perkotaan
2.3.14 Pencegahan kecelakaan
2.3.15 Rekreasi umum dan pariwisata
2.3.16 Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
2.3.17 Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22


ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :
2.3.18 Penyehatan Air dan Udara
2.3.19 Pengamanan Limbah padat/sampah
2.3.20 Pengamanan Limbah cair
2.3.21 Pengamanan limbah gas
2.3.22 Pengamanan radiasi
2.3.23 Pengamanan kebisingan
2.3.24 Pengamanan vektor penyakit
8

2.3.25 Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana

2.4 Masalah Kesehatan Lingkungan


Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi
Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk
mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia
permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :

2.4.1 Air Bersih


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.Air bersih banyak
hubungannya dengan persampahan, pengelolaan sampah yang setiap
hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang
langsung dialirkan pada saluran sungai.Hal tersebut menyebabkan
pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluransungai karena
sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan
menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh
sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah
yang kurang baik diantaranya adalah:
2.4.1.1 Diare
2.4.1.2 Demam berdarah
2.4.1.3 Disentri
2.4.1.4 Hepatitis A
2.4.1.5 Kolera
2.4.1.6 Tiphus
2.4.1.7 Cacingan dan Malaria
9

2.4.2 Kesehatan Pemukiman


Sebenarnya penduduk dalam suatu negara merupakan suatu potensi
yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan negara itu sendiri
sebagai pelaksana sekaligus objek dari pembangunan. Namun apabila
jumlahnya terlampau banyak dan di sisi lain kualitas SDM (Sumber
Daya Manusia) itu sendiri tidak memadai untuk menjadi pelaksana
pembangunan, maka hal ini akan menjadi masalah karena penduduk
hanya menjadi objek pembangunan bukan pelaksana. Sehingga negara
harus bekerja lebih untuk menanggung kehidupan dari penduduknya
agar setidaknya dapat merasakan kehidupan yang layak. Namun
faktanya masih banyak rakyat Indonesia yang hidup dalam kondisi yang
sangat memprihatinkan. Kepadatan penduduk yang terjadi di Indonesia
mengakibatkan terbatasnya lahan untuk tempat tinggal sehingga hal ini
memaksa masyarakat untuk membentuk suatu pemukiman kumuh.
Tentu saja kondisi ini menyebabkan sulitnya penduduk untuk
memperoleh fasilitas kehidupan yang layak.

2.4.3 Sampah
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah meningkatkan taraf
kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini
ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan produksi dan konsumsi.
Pertumbuhan ini juga membawa pada penggunaan sumber semula jadi
yang lebih besar dan pengeksploitasian lingkungan untuk keperluan
industri, bisnis dan aktivitas sosial. Di bandar-bandar negara dunia
ketiga, pengurusan sampah sering mengalami masalah. Pembuangan
sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan masalah
besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan
ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga
akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran
sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah
ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran
10

air dan banjir (Sicular 1989). Selain itu, Eksploitasi lingkungan adalah
menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan terutama sekitar kota.
Masalah sampah sudah saatnya dilihat dari konteks nasional. Kesukaran
untuk mencari lokasi landfill sampah, perhatian terhadap lingkungan,
dan kesehatan telah menjadi isu utama pengurusan negara dan sudah
saatnya dilakukan pengurangan jumlah sampah, air sisa, serta
peningkatan kegiatan dalam menangani sampah

2.4.4 Serangga dan Binatang Pengganggu


Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang
kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit
pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk
Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp
untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.

2.4.5 Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)


Makanan termasuk minuman, merupakan kebutuhan pokok dan sumber
utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang tidak dikelola
dengan baik justru akan menjadi media yang sangat efektif didalam
penularan penyakit saluran pencernaan (Food Borne Deseases).
Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang
sering membawa kematian banyak bersumber dari makanan yang
berasal dari tempat pengolahan makanan (TPM) khususnya jasaboga,
rumah makan dan makanan jajanan yang pengelolaannya tidak
memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan. Sehingga upaya
pengawasan terhadap sanitasi makanan amat penting untuk menjaga
kesehatan konsumen atau masyarakat.
11

2.5 Solusi Menangani masalah Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan


2.5.1 Air Bersih
Seperti telah disebutkan didalam uraian terdahulu bahwa air minum
yang sehat harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.
Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan
khususnya tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau
kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan
terlebih dahulu.
Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut:
2.5.1.1 Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan
(storage) dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber,
seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam
penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di
tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang
terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan
menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air
akan ikut mengendap.

2.5.1.2 Pengolahan Air dengan Menyaring


Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan
kerikil, ijuk dan pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian.
Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh
PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat
dikonsumsi umum.

2.5.1.3 Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia


Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat
kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya
mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang
12

kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh


bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya chlor).

2.5.1.4 Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara


Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau
yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan,
misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.

2.5.1.5 Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih


Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat
pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk
konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga.

2.5.2 Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
2.5.2.1 Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan
dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
mengganggu.
2.5.2.2 Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privasi yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
2.5.2.3 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan
tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
2.5.2.4 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain
persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah
13

roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat


penghuninya jatuh tergelincir.

2.5.3 Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan
faktor-faktor unsur, berikut:

2.5.3.1 Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi


sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatannya, tingkat
aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim,
musim, dan kemajuan teknologi
2.5.3.2 Penyimpanan sampah
2.5.3.3 Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
2.5.3.4 Pengangkutan
2.5.3.5 Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat


mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar
kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.

2.5.4 Serangga
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus),
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang
angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan
usaha-usaha sanitasi.

Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat


menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
14

menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah


terinfeksi bakteri penyebab.

2.5.5 Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)


Agar kesehatan masyarakat selalu terjaga perlu digalakkan gerakan hidup
bersih dan sehat. Pola hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup
di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta
menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat
dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang
akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu
juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan
yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat
dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan
yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar
rumah yang sehat
15

BAB 3
PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan


Tempat : Kantor Kepala Desa Tabukan Raya
Waktu : 10.00-selesai WITA

3.2 Jadwal Kegiatan


No. Waktu Kegiatan
Kamis, 21 Agustus 2017 Persiapan tempat dan audience
1. Pukul 09.00 Wita Anamnesis awal

2. (Pukul 09.00 wita) Upaya Sanitasi dan Kebersihan


Lingkungan warga Desa Tabukan
Raya

3.3 Pelaksana Kegiatan


Pemateri : Dr. Bahrul Ilmi, M.Kes

3.4 Rencana Anggaran


NO ITEM JUMLAH

1. Transport (pelaksana)
2 x @ Rp. 100.000,- Rp. 200.000,-

2. Konsumsi :
Makanan ringan
50 orang x @ Rp. 15.000,- Rp. 750.000,-

3. Perlengkapan
Membuat dan memperbanyak Rp. 200,000,-
Leaflet
TOTAL Rp. 1.150.000,-
16

BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Satuan Acara Kegiatan (SKA)


Bidang Studi : Kesehatan
Topik : Kesehatan
Sub Topik : Upaya Sanitasi dan kebersihan Lingkungan
Sasaran : Warga Desa Tabukan Raya
Hari/Tanggal : Kamis/ 21 Agustus 2017
Tempat : Kantor Kepala Desa Tabukan Raya
Waktu : 10.00 – Selesai Wita

4.2 Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir kegiatan diharapkan peserta dapat menjelaskan Prinsip dan
Solusi masalah sanitasi dan kebersihan lingkungan.

4.3 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan materi diharapkan peserta mampu:
4.3.1 Mengetahui konsep Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
4.3.2 Mengetahui solusi permasalahan sanitasi dan kesehatan
lingkungan

4.4 Materi (Terlampir)


4.4.1 Konsep Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
4.4.2 Permasalahan Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
4.4.3 Solusi permasalahan Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
17

4.5 Metode
4.4.1 Ceramah dan Tanya Jawab
4.4.2 Demonstrasi

4.6 Media
4.6.1 Leaflet
4.6.2 LCD
4.6.3 Simulation patient

4.7 Pengorganisasian
Pemateri : : Dr. Bahrul Ilmi, M.Kes

4.8 Persiapan Pelaksanaan


4.8.1 Menetapkan panitia dan waktu pelaksanaan untuk kegiatan.
4.8.2 Mencari materi Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
4.8.4 Melakukan evaluasi kegiatan

4.9 Pelaksanaan
4.9.1 Persiapan peserta
4.9.2 Mengisi daftar hadir
4.9.3 Peserta menggambil tempat duduk
4.9.4 Mendiskusikan kontrak waktu
4.9.5 Kegiatan inti
18

No. Tahap (waktu) Kegiatan pendidikan Kegiatan


peserta
1 Pembukaan 1. Menggucapkan salam 1. Menjawab salam
(10 menit) dan memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri. tujuan dari kegiatan
2. Menyampaikan tujuan 3. Mendengarkan
dan maksud dari kontrak waktu dan
kegiatan mekanisme
3. Menjelaskan kontrak kegiatan.
waktu dan mekanisme 4. Mendengarkan
kegiatan. materi.
4. Menyebutkan materi 5. Menjawab
yang akan pertanyaan.
disampaikan.
5. Menggali pengetahuan
dan mengajukan
pertanyaan.

2 Inti 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan


(20 menit) materi tentang memperhatikan
Sanitasi dan materi yang
Kesehatan diberikan.
Lingkungan 2. Peserta
2. Menjelaskan Solusi mengajukan
berbagai pertanyaan tentang
permasalahan materi yang
sanitasi dan kurang dipahami.
kesehatan 3. Mendengarkan dan
lingkungan memperhatikan
3. Memberi jawaban yang
kesempatan kepada diberikan.
peserta untuk 4. Menyebutkan
menggajukan solusi
pertanyaan. permasalahan
4. Menjawab sanitasi dan
pertanyaan yang kesehatan
diajukan peserta lingkungan
19

3 Evaluasi 1. Pemateri 1. Para peserta


(10 menit) mengevaluasi Prinsip, menjawab
masalah dan solusi pertanyaan yang
Sanitasi dan diajukan
Kesehatan pemateri dengan
Lingkungan benar.
2. Pemateri 2. Para peserta
menyimpulkan mendengarkan
materi dan memberi kesimpulan materi
penguatan kembali yang disampaikan.
apa yang sudah 3. Peserta
disampaikan. menjelaskan
3. Memberikan permasalahan dan
apresiasi terhadap solusi
peserta sekaligus penyelesaian
menutup acara dan masalah sanitasi
memberi salam dan kesehatan
penutup. lingkungan
4. m emperhatikan
dan menjawab
salam penutup

4.10 Evaluasi
4.10.1 Evaluasi struktur
4.10.1.1 Menentukan tema kegiatan yang disesuaikan dengan
masalah yang ditemukan.
4.10.1.2 Pembuatan SAP dan leaflet dilakukan 5 hari sebelumnya.

4.10.2 Evaluasi Proses


4.10.2.1 Peserta antusias terhadap materi.
4.10.2.2 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat kegiatan
4.10.2.3 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar.
20

4.10.3 Evaluasi Hasil


Peserta mampu menjelaskan kembali langkah-langkah menyimpan
obat keluarga yang tepat.
21

BAB 5
PENUTUP

Agar kesehatan masyarakat selalu terjaga perlu digalakkan gerakan hidup bersih
dan sehat. Pola hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan
yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku
hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap
kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang
ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan
menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam
penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan
yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan
lingkungan sekitar rumah yang sehat. Demikian laporan kegiatan ini dibuat
sebenar-benarnya sesuai dengan proses yang telah dilakukan pada saat pelaksanaan
pengabdian masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar A. 2005.Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit


Mutiara Sumber Widya Press.
Chandra B. 2007.Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit
BukuKedokteran EGC.
Effendy, N. 1998.Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit
BukuKedokteran EGC
Green, LW. 2000. Health promotion planning; an educational and
environmentalapproach.Institute of health promotion research
university of BritishColombia
Keman S. 2005.Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman,
JournalKesehatan Lingkungan, Vol.2, No.1, Juli 2005.
SURAT TUGAS
No. 091/UMB/LP2M/T.1/VIII/2017

Bismillahirrahmaanirrahiim

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dr. Muhammad Anshari, S.Si.,MM.,Apt


NIDN : 1115106701
Jabatan : Pjs. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat

Memberikan tugas kepada :

No Nama NIDN Keterangan

1 Dr. Bahrul Ilmi, M.Kes 4006106601

Untuk melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat bagi dosen dengan


Tema “Upaya Sanitasi Dan Kebersihan Lingkungan Untuk Warga” yang
insya Allah dilaksanakan pada:

Tanggal/Bulan : Kamis, 21 Agustus 2017


Tempat : Kantor Kepala Desa Tabukan Raya

Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut maka saudara/i wajib


melaporkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan kepada Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Demikian surat tugas ini diberikan, agar dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Banjarmasin, 17 Agustus 2017


Pjs. Kepala LP2M,

Dr. Muhammad Anshari, S.Si.,MM.,Apt


NIDN. 1115106701

Anda mungkin juga menyukai