Anda di halaman 1dari 15

Analisis Karies Gigi Dengan Menggunkan Cariogram

Dosen : Dr. drg. Qurota A’Yun M.Kes

Oleh:

NAMA : LIDYA DWI APRIYANTI

NIM : P1337425320006

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

TERAPIS GIGI DAN MULUT

2020
KATA PENGANTAR

Puju syukur senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini guna

memenuhi tugas kelompok mata kuliah Curret Dental Health Prevention Aplication dengan

judul “Analisis Karies Gigi dengan Menggunakan Cariogram”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak

dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ininjauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengetahuan yang kita miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk

saran serta masukan bahwa kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami

berharap semoga makaah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia

pendidikan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................iError! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3
2.1 Pengertiann Kesehatan ................................................................. 3
2.2 Kesehatan Gigi dan Mulut ........................................................... 3
2.3 Pengertian Karies ......................................................................... 4
2.4 Pengukuran Resiko Karies ........................................................... 4
2.5 Kariogram .................................................................................... 5
BAB 3 METODE PENGUMPULAN DATA ............................................. 6
3.1 Lokasi Pengambilan Data ............................................................ 6
3.2 Waktu Pengambilan Data ............................................................ 6
3.3 Teknik Pengambilan Data ............................................................ 6
3.4 Analisis Data ................................................................................ 6
BAB 4 Hasil Cariogram............................................................................... 7
4.1 Hasil Cariogram Pasien 6-14 tahun ............................................. 7
4.2 Hasil Cariogram Pasien 15-55 tahun ........................................... 9

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 11


5.1 Kesimpulan ............................................................................... 11
5.2 Saran ......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009


adalah “keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi” (Undang-
undang tentang kesehatan tahun 2009). Kesehatan merupakan hal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, sehat juga merupakan keadaan dari kondisi fisik yang baik,
mental yang baik, dan juga kesejahteraan sosial, tidak hanya merupakan ketiadaan dari
penyakit atau kelemahan (Departeman Kesehatan (Depkes) RI, 2009).
Kesehatan mulut merupakan komponen integral dari kesehatan umum. Hal ini
juga menjadi jelas bahwa faktor-faktor penyebab dan risiko penyakit mulut sering sama
dengan yang terlibat dalam penyakit umum. Kesehatan secara keseluruhan, kesejahteraan,
pendidikan dan pengembangan anak, keluarga dan masyarakat dapat dipengaruhi oleh
kesehatan mulut. Meskipun ada peningkatan yang cukup besar dalam kesehatan mulut
anak-anak dalam beberapa dekade terakhir, tetapi angka karies gigi (kerusakan gigi)
masih tetap salah satu masalah kesehatan mulut yang paling sering terjadi pada anak di
seluruh dunia.
Karies gigi merupakan sebuah penyakit infeksi yang merusak trusktur gigi,
penyakit ini menyebabkan gigi berlubang, menyebabkan nyeri, gangguan tidur,
penanggalan gigi dan ifeksi. Penyebab penyakit tersebut karena konsumsi makanan yang
manis dan lengket, malas atau salah dalam menyikat gigi, kurangnya perhatian kesehatan
gigi dan mulut dan bahkan tidak pernah sama sekali memeriksa kesehatan gigi (Hidayah,
2018)
Hasil Survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, antara lain prevalensi penduduk
yang mempunyai masalah gigi-mulut adalah 23,4%, penduduk yang telah kehilangan
seluruh gigi aslinya adalah 1,6%, prevalensi nasional karies aktif adalah 43,4%, dan
penduduk dengan masalah gigi-mulut dan menerima perawatan atau pengobatan dari
tenaga kesehatan gigi adalah 29,6% (Persatuan Dokter Gigi Indonesia, 2010). Penderita
karies gigi di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 50–70% dengan penderita terbesar
adalah golongan balita (Departeman Kesehatan (Depkes) RI, 2010).
Berdasarkan data di atas semakin meningkatnya angka karies gigi saat ini
dipengaruhi oleh salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat. Sebagian besar
1
masyarakat tidak menyadari pentingnya merawat kesehatan mulut dan gigi.
Ketidaktahuan masyarakat tersebut yang mengakibatkan penurunan produktivitas karena
pengaruh sakit yang dirasakan. Hal ini karena menurunnya jaringan pendukung gigi.
Karies gigi ini nantinya menjadi sumber infeksi yang dapat mengakibatkan beberapa
penyakit sistemik (Widyawati, 2014).

1.2 Tujuan
- Mengetahui pengertian karies
- Mengetahui risiko karies gigi
- Mengetahui pengukuran karies dengan menggunakan cariogram

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kesehatan


Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah
“keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi”
(Undangundang tentang kesehatan tahun 2009). Kesehatan merupakan hal yang
sangat penting dalam kehidupan manusia, sehat juga merupakan keadaan dari kondisi
fisik yang baik, mental yang baik, dan juga kesejahteraan sosial, tidak hanya
merupakan ketiadaan dari penyakit atau kelemahan (World Health Organization,
1948).
2.2 Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya yang sangat
luas sehingga perlu penanganan segera sebelum terlambat. Salah satu penyakit gigi
dan mulut yang menjadi urutan tertinggi dalam kesehatan gigi dan mulut adalah karies
gigi. Masalah karies ini sering terjadi pada anak-anak (Kemenkes RI, 2014).
Kesehatan mulut merupakan komponen integral dari kesehatan umum. Hal ini
juga menjadi jelas bahwa faktor-faktor penyebab dan risiko penyakit mulut sering
sama dengan yang terlibat dalam penyakit umum. Kesehatan secara keseluruhan,
kesejahteraan, pendidikan dan pengembangan anak, keluarga dan masyarakat dapat
dipengaruhi oleh kesehatan mulut. Meskipun ada peningkatan yang cukup besar
dalam kesehatan mulut anak-anak dalam beberapa dekade terakhir, tetapi angka karies
gigi (kerusakan gigi) masih tetap salah satu masalah kesehatan mulut yang paling
sering terjadi pada anak di seluruh dunia. Sebuah populasi yang cukup besar dari
anak-anak di negara berkembang sedang dipengaruhi oleh kerusakan gigi dan
sebagian besar waktu perawatan yang tepat untuk mereka diberi prioritas terakhir
karena keterbatasan akses pelayanan kesehatan. Kurangnya ketersediaan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan tidak hanya menghasilkan gangguan penyakit
tetapi juga meningkatkan biaya pengobatan dan perawatan. Sampai sekarang tidak ada
satu negara pun yang mengatakan memiliki anak bebas karies (Ramadhan, 2016).

3
2.3 Pengertian Karies
Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang diakibatkan oleh ulah
mikroorganisme pada karbohidrat yag dapat difermentasikan sehingga terbentuk asam
dan menurunkan pH di bawah pH kritis. Akibatnya terjadi demineralisasi jaringan
keras gigi. Terdapat empat faktor yang penting dalam terjadinya karies yakni adanya
bakteri kariogenik, karbohidrat yang cocok, permukaan gigi yang rentan, dan waktu
(Sumawinata, 2004).
Risiko karies adalah kemungkinan berkembangnya karies pada individu atau
terjadinya perubahan status kesehatan yang mendukung terjadinya karies pada suatu
periode tertentu. Risiko karies bervariasi pada setiap individu tergantung pada
keseimbangan faktor pencetus dan penghambat terjadinya karies (Varsio, 1999 dalam
Angela, 2005). Risiko karies dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu risiko karies tinggi,
sedang dan rendah. Agar dapat mengidentifikasi risiko karies anak digunakan suatu
penilaian risiko karies (Angela, 2005).
Peningkatan risiko karies merupakan hasil dari beberapa faktor penyebab karies
yang sesuai ataupun mekanisme pertahanan yang tidak cukup sehingga mengarah
kepada perbedaan prevalensi karies (Koch, 1988 dalam Gozali, 2011). Berdasarkan
definisinya, risiko ditujukan untuk mengukur terjadinya karies pada masa yang akan
datang. Hal ini, mungkin dilakukan karena yang diukur hanya gejala awal saat karies
muncul atau manifestasi yang telah timbul selama pengukuran.
. Risiko karies dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor yang
mempengaruhi proses karies dan faktor yang berhubungan dengan kejadian karies.
Faktor risiko karies adalah hubungan sebab akibat terjadinya karies. Beberapa faktor
yang dianggap sebagai faktor risiko adalah pengalaman karies, penggunaan fluor, oral
hygiene, jumlah bakteri, saliva, pola makan, serta faktor risiko demografi atau faktor
modifikasi karies, seperti umur, jenis kelamin, dan sosial ekonomi (Gozali, 2011).

2.4 Pengukuran Resiko Karies

Pengukuran resiko karies dilakukan agar tindakan pencegahan dapat ditujukan


langsung kepada orang yang mempunyai resiko tinggi terhadap karies. Ada beberapa
metode pengukuran risiko karies, yaitu uji Streptokokus mutans, kariostat, dan Traffic
Light Matrix Model (TL-M). Kekurangan dari model ini adalah tidak memprediksi
insiden karies tetapi lebih sebagai suatu peringatan dini sehingga mengingatkan
4
dokter gigi adanya faktor risiko pada pasien untuk kunjungan berulang (Pintauli dan
Hamada, 2008).

2.5 Kariogram

Kariogram adalah sebuah program perangkat lunak pada komputer yang


bertujuan untuk menunjukkan latar belakang multi-faktorial karies gigi dengan
menggambarkan interaksi yang berhubungan dengan sepuluh faktor karies (Petersson,
dkk, 2010 dalam Gozali, 2011). Pembuatan kariogram bertujuan untuk menunjukkan
grafik resiko karies, untuk menggambarkan hubungan karies serta faktor-faktor yang
berhubungan, dan untuk memberitahukan pada klien cara menghindari karies
baru(Brathall, 2004).

Pengumpulan data menggunakan kariogram dengan cara mengisi dan memberi


skor pada kotak yang tersedia pada sepuluh parameter, dengan melakukan pengukuran
pengalaman karies, penyakit yang berhubungan, frekuensi makan, kandungan
makanan, banyaknya plak, jumlah bakteri streptococcus mutans, program fluor, pH
saliva, dan volume saliva, sekresi saliva, kapasitas buffer, program fluor, dan
penilaian klinik. Diukur prevalensi, faktor utama dan urutan faktor karies gigi,
peluang untuk menghindari terjadinya karies baru (Pintauli and Sutrisma, 2008) .

Kariogram, sebuah diagram lingkaran, yang dibagi menjadi lima sektor dalam
beberapa warna, yaitu hijau, biru tua, merah, biru muda, dan kuning yang
mengindikasikan kelompok faktor yang berbeda-beda yang berhubungan dengan
karies gigi. Sektor hijau menunjukkan sebuah perkiraan mengenai kemungkinan
untuk menghindari timbulnya kavitas baru. Sektor biru tua menunjukkan diet
berdasarkan kombinasi kandungan dan frekuensi diet. Sektor merah menunjukkan
sektor bakteri berdasarkan kombinasi skor plak dan Streptococcus mutans. Sektor biru
muda menunjukkan kerentanan berdasarkan kombinasi program fluoride, sekresi
saliva, dan kapasitas buffer saliva. Sektor kuning menunjukkan faktor keadaan yang
berdasarkan kombinasi pengalaman karies masa lalu dan penyakit yang terkait(Gozali,
2011) .

5
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Lokasi Pengambilan Data


Pengambilan data ini di Dusun Jatimulyo Desa Sei Bamban Kecamatan Batang
Serang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
3.2 Waktu Pengambilan Data
Pengambilan data ini dilaksanakan kurang lebih 2 hari di bulan April 2021.
3.3 Sumber Pengambilan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1.Sumber Data Primer
Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung
dilapangan. Sumber data primer merupakan data yang diambil langsung oleh peneliti
kepada sumbernya tanpa ada perantara dengan cara menggali sumber asli secara
langsung melalui responden.
3.4 Teknik Pengambilan Data
1.Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J.
Meleong, 2010: 186). Ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap
muka antara pencari informasi dan sumber informasi. Dalam wawancara sudah
disiapkan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan.
Melalui wawancara inilah kita dapat menggali data, informasi, Teknik wawancara
yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin, artinya pertanyaan yang
dilontarkan tidak terpaku pada pedoman wawancara dan dapat diperdalam maupun
dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan.
3.5 Analisi Data
Menganlisi data yang sudah di dapat dengan menggunakan cariogram
.

6
BAB IV
HASIL CARIOGRAM

4.1 Hasih Cariogram Pasien 6-14

7
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil dari pengukuran risiko karies rendah menandakan sektor hijau (peluang untuk
menghindari karies baru) diatas 40%, maka dapat disimpulkan bahwa komunitas tersebut
memiliki peluang yang besar terhindar dari karies baru dengan catatan bahwa kondisi tidak
berubah. Apabila sektor hijau bernilai 25% – 75% menandakan risiko karies sedang dan
apabila sektor hijau dibawah 25%, menandakan bahwa risiko karies sangat tinggi, Pada data
di atas hijau bernilai 40 % maka menandaakan resiko karies sedang.

8
4.2 Hasih Cariogram Pasien 15 – 55 Tahun

9
Hasil dari pengukuran risiko karies rendah menandakan sektor hijau (peluang untuk
menghindari karies baru) diatas 51%, maka dapat disimpulkan bahwa komunitas tersebut
memiliki peluang yang besar terhindar dari karies baru dengan catatan bahwa kondisi tidak
berubah. Apabila sektor hijau bernilai 25% – 75% menandakan risiko karies sedang dan
apabila sektor hijau dibawah 25%, menandakan bahwa risiko karies sangat tinggi, Pada data
di atas hijau bernilai 51 % maka menandaakan resiko karies sedang

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan materi yang sudah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
aplikasi kariogran sangat bermanfaat untuk memprediksi resiko karies. Tidak hanya
prediksi resiko karies pada individu, tetapi juga dapat memprediksi faktor resiko
karies pada sebuah komunitas tertentu, sehingga angka karies pada sebuah komunitas
dapat berkurang dan dapat diberikan pendidikan kesehatan gigi yang sesuai dengan
faktor resiko karies yang berhubungan dengan prediksi angka karies di masa yang
akan datang.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan untuk penggunaan kariogram dapat
disosialisasikan secara merata sehingga dapat mempermudah dalam melakukan
pendidikan kesehatan gigi pada klien. Selain itu, bagi para tenaga kesehatan, baik itu
dokter gigi maupun perawat gigi dapat menggunakan dan menerapkan aplikasi
kariogram ini supaya kasus karies dapat dicegah sehingga angka prevalensi karies di
Indonesia dapat menurun.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. Angela, A. (2005) ‘Pencegahan Primer pada Anak yang Beresiko Karies Tinggi’, dent
journal, 3(38), pp. 130–33.
2. Brathall (2004) ‘Kariogram program’.
3. Departeman Kesehatan (Depkes) RI (2009) Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan 2005-2025. Jakarta: T.P.
4. Departeman Kesehatan (Depkes) RI (2010) ‘Survei Riset Kesehatan Dasar’, health
journal.
5. Gozali (2011) ‘faktor - faktor yang mempengaruhi resiko karies pada orang dewasa’.
6. Hidayah (2018) ‘Gambaran kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar’, Dental
Journal.
7. Kemenkes RI (2014) ‘Riset Dasar Kementerian Kesehatan RI : Gigi dan Mulut’.
8. Pintauli, S. and Sutrisma (2008) ‘Perhitungan resiko karies dengan kariogram’,
Dental Journal.
9. Ramadhan (2016) ‘Faktor faktor penyebab resiko penyakit gigi dan mulut’.
10. Sumawinata (2004) ‘Analisis Hubungan Karies Gigi dan Status Gizi Anak SD
Athirah’, Dental Journal.
11. Widyawati, N. (2014) ‘FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KARIES
GIGI PADA ANAK USIA 4–6 TAHUN’, Jurnal berkala epidemiologi, 2.
12. World Health Organization (1948) ‘Health Fundamental’, health journal.

12

Anda mungkin juga menyukai