Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN


KESEHATAN GIGI DAN MULUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

Kelompok 9 :

Rydha Putra Jayuswa (P07125219067)

Muhammad Fazil (P07125219058)

Cut Nora Rizkina (P07125219006)

Siska Darayani (P07125219073)

Mutia Jannati (P07125219020)

Maulyatul Zahra (P07125219078)

Putri Ananda (P07125219053)

Zahara Phonna (P07125219063)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KESEHATAN GIGI PRODI TERAPI GIGI
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari hari.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhirnya semua ini
penulis serahkan kepada Allah SWT, semoga ilmu yang diperoleh selama
menjalin pendidikan dapat berguna bagi semua pihak.

Banda Aceh,
16 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................5
C. TUJUAN..................................................................................................................65
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................76
A. PENGERTIAN PELAYANAN KESEHATAN......................................................76
B. PENGERTIAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT....................87
C. SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN.................................................87
D. TUJUAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT..............................97
E. MANFAAT PELAYANAN KESEHATAN............................................................98
F. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PELAYANAN TERHADAP
KESEHATAN GIGI DAN MULUT........................................................................98
G. FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI PEMANFAATAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT............................................108
H. STRATIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN...................................................131
BAB III PENUTUP..........................................................................................................142
A. KESIMPULAN......................................................................................................142
B. SARAN..................................................................................................................142
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis.(Kementerian Kesehatan, 2009) Kesehatan mulut sangat penting bagi

kesehatan umum dan kualitas hidup. Ini adalah keadaan bebas dari nyeri wajah,

mulut, kanker tenggorokan, infeksi mulut dan luka, penyakit periodontal (gusi),

gigi berlubang, kehilangan gigi, dan penyakit lain dan gangguan yang membatasi

kapasitas individu dalam menggigit, mengunyah, tersenyum, berbicara, dan

kesejahteraan psikososial (Anonim, 2012).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan umum

dan kesejahteraan dan merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas

hidup seseorang. (Ahuja, 2013) Pemanfaatan pelayanan kesehatan di Indonesia

secara umum dapat dikatakan baik, tetapi masih ada beberapa daerah yang

mengalami kendala dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Ini terlihat dari

jumlah kunjungan ke puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia masih rendah,

yaitu diperkirakan hanya mencapai 32,14% penduduk Indonesia datang ke

puskesmas (Depkes RI, 2015).

Masalah kesehatan rongga mulut diketahui sebagai faktor penting yang

berdampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi kualitas

hidup terkait rongga mulut karena dapat mempengaruhi seseorang untuk

menikmati hidup dan bersosialisasi. Berbagai penelitian di bidang Kedokteran

3
Gigi membuktikan bahwa kualitas hidup seseorang juga dipengaruhi oleh tingkat

kesehatan gigi dan mulut orang tersebut (Ettinger, 1987). Kesehatan gigi dan

mulut yang buruk dapat berdampak pada terganggunya kualitas hidup individu

(Jurgensen and Petersen, 2009). Secara fisik penyakit periodontal dapat

mempengaruhi fungsi oral, penampilan dan hubungan interpersonal, yang dapat

menurunkan kualitas hidup terkait rongga mulut (Naito et al., 2006).

Terdapat 3 kategori utama dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu

karakterisitik predisposisi (jenis kelamin, umur, pendidikan, pengetahuan),

karakteristik pendukung (penghasilan, jaminan kesehatan, adanya fasilitas dan

tenaga kesehatan, waktu tunggu pelayanan, serta aksesibilitas), dan karakteristik

kebutuhan (penilaian inidividu, dan penilaian klinik terhadap suatu penyakit).

Setiap faktor tersebut kemungkinan berhubungan sehingga dapat digunakan untuk

memprediksi pemanfaatan pelayanan kesehatan (Anderson, 1974).

Saat ini, adanya hubungan kualitas hidup dengan kesehatan mendapat

perhatian dari para ahli sehingga menjadi sebuah isu utama dalam menentukan

kebijakan kesehatan pada negara-negara berkembang. Salah satu penyebabnya

adalah karena kondisi kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kualitas

hidup. Dampak yang ditimbulkan dari kesehatan gigi dan mulut dapat

mempengaruhi kesehatan fisik, psikologis, sosial dan kegiatan sehari-hari (Nuca

et al., 2012).

Menurut WHO, kesehatan rongga mulut merupakan keadaan yang bebas

dari rasa sakit pada mulut dan wajah, kanker mulut dan tenggorokan, infeksi di

4
dalam mulut, penyakit periodontal dan gusi, karies, kehilangan gigi dan segala

sesuatu penyakit dan gangguan yang menyebabkan seseorang mengalami

keterbatasan menggigit, tersenyum, berbicara dan berinteraksi social (Anonim,

2012).

Hubungan antara kualitas hidup dan kesehatan rongga mulut didefinisikan

sebagai suatu evaluasi, baik dari pandangan pribadi dan dunia medis, dipandang

dari suatu fungsional, psikologis, faktor sosial (interaksi dan persepsi) dan

pengalaman trauma serta efek dari pengalaman yang tidak menyenangkan yang

dapat mempengaruhi kesejahteraan individu. Konsep kualitas hidup yang

dimaksud dalam uraian dikembangkan dari konsep sehat yaitu respons individu

dalam kehidupan sehari-hari terhadap fungsi sosial.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian pelayanan kesehatan?

2. Apa pengertian pelayanan kesehatan gigi dan mulut?

3. Apa saja syarat pokok pelayanan kesehatan?

4. Apa tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut?

5. Apa saja manfaat pelayanan kesehatan?

6. Bagaimana dampak positif dan negatif pelayanan terhadap kesehatan gigi

dan mulut?

7. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan

kesehatan gigi dan mulut?

5
8. Apa Stratifikasi pelayanan kesehatan?

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi

pemanfaatan pelayanan kesehatan dan dampaknya terhdap kualitas hidup yang

berkaitan dengan gigi dan mulut.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam

Undang-Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya peningkatan derajat

kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau masyarakat secara

keseluruhan. Pelayanan kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik

Indonesia Tahun 2009 yang tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan

tentang kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara

bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan

kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.

Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan, pelayanan kesehatan secara

umum terdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan yaitu:

a. Pelayanan Kesehatan Perseorangan (Medical Service)

Pelayanan kesehatan ini banyak diselenggarakan oleh perorangan

secara mandiri (self care) dan keluarga (family care) yang bertujuan

untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan

dan keluarga. Upaya pelayanan perseorangan tersebut dilaksanakan pada

institusi pelayanan kesehatan yang disebut rumah sakit, klinik bersalin,

praktik mandiri.

b. Pelayanan Kesehatan Perseorangan (Medical Service)

7
Pelayanan kesehatan ini banyak diselenggarakan oleh perorangan

secara mandiri (self care) dan keluarga (family care) yang bertujuan

untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan

dan keluarga. Upaya pelayanan perseorangan tersebut dilaksanakan pada

institusi pelayanan kesehatan yang disebut rumah sakit, klinik bersalin,

praktik mandiri.

B. Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

PelayananKesehatan Gigi dan Mulut : Setiap penyelenggaraan upaya

kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut,

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan gigi

dan mulut perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat secara

paripurna, terpadu dan berkualitas.

C. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Syarat-syarat pokok yang harus dimiliki oleh pelayanan kesehatan

yang baik menurut (Azwar, 2010) adalah:

1. Tersedia dan Berkesinambungan Semua jenis pelayanan kesehatan

yang dibutuhkan masyarakat harus tersedia, tidak sulit ditemukan dan

sedia setiap saat masyarakat membutuhkan. Prinsip ketersediaan dan

berkesinambungan (available and continous) adalah mutlak di

perlukan.

2. Dapat Diterima dan Wajar Pelayanan kesehatan dapat diterima

(acceptable) dan sifatnya wajar (appropriate) sehingga tidak

bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat yaitu

8
adat istiadat maupun kebudayaan setempat.

3. Mudah Dicapai Aksesibilitas pelayanan kesehatan seharusnya mudah

dicapai (accessible) sehingga dapat mewujudkan pelayanan kesehatan

yang baik dan merata.

D. Tujuan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Tujuan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah mencegah

masalah mulut dan gigi di masa depan. Banyak orang mengalami

penumpukan plak dan penyakit gusi yang tidak diketahui karena mereka

tidak segera menemui ahlinya. Dokter gigi juga dapat mendeteksi tanda-

tanda awal kanker mulut atau penyakit utama lainnya.

E. Manfaat Pelayanan Kesehatn Gigi dan Mulut

Manfaat pelayanan kesehatan ini adalah sebagai tempat

masyarakan mendapatkan pengobatan, penanganan serta tempat pemulihan

penyakit. Selain memberikan pengobatan dan pelayanan lain, beberapa jenis

fasilitas kesehatan juga berfungsi untuk menyadarkan masyarakat akan

kesehatan diri maupun lingkungan.

F. Dampak Positif Dan Negatif Pelayanan Kesehatan Terhadap

Kesehatan Gigi Dan Mulut

1. Positif

a. Pasien lebih mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan gigi

9
dan mulut

b. Pasien lebih mudah mendaftar informasi tentang jadwal dokter yang

ingin di kunjungi

c. Bahan dan alat sudah lebih canggih

d. Jaminan yang berkualitas

e. Membuat waktu tunggu pasien lebih efesien

f. Metode pengobatan dan perawatan yang lebih maju

2. Negatif

a. Diagnosis, Pengobatan dan catatan medis palsu.

b. Pencurian Identitas Medis

c. Risiko fisik untuk pasien

d. Kecurangan pelayanan kesehatan dan kelompok kriminal

organisasi.

G. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan Gigi Dan Mulut

a. Aksesibilitas: Aksesibilitas fisik dan geografis menjadi faktor penting

dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Jika fasilitas

kesehatan gigi tidak mudah dijangkau atau jauh dari tempat tinggal

seseorang, maka kemungkinan besar orang tersebut akan mengalami

kesulitan dalam memanfaatkan pelayanan tersebut.

b. Biaya: Biaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat menjadi

hambatan bagi sebagian orang. Jika biaya yang diperlukan untuk

mendapatkan perawatan gigi terlalu mahal atau tidak terjangkau, maka

10
orang tersebut mungkin akan enggan atau tidak mampu memanfaatkan

pelayanan kesehatan gigi.

c. Pengetahuan dan kesadaran: Pengetahuan dan kesadaran tentang

pentingnya perawatan gigi dan mulut juga memainkan peran penting

dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.

d. Faktor budaya dan keyakinan: Beberapa budaya atau keyakinan

tertentu mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang

perawatan gigi dan mulut. Misalnya, dalam beberapa budaya, gigi

yang berlubang dianggap sebagai tanda kebijaksanaan atau

kecantikan. Pandangan semacam ini dapat menghambat seseorang

untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi.

e. Pengalaman sebelumnya: Pengalaman buruk atau tidak

menyenangkan dengan pelayanan kesehatan gigi sebelumnya dapat

membuat seseorang enggan untuk memanfaatkannya di masa

mendatang.

f. Ketersediaan dan kualitas pelayanan: Ketersediaan fasilitas kesehatan

gigi yang memadai dan kualitas pelayanan yang baik juga akan

mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Jika tidak ada

fasilitas kesehatan gigi yang memadai di suatu wilayah atau jika

kualitas pelayanannya rendah, maka masyarakat mungkin akan

enggan memanfaatkannya.

11
Faktor-faktor ini saling terkait dan dapat berbeda-beda dalam setiap

konteks. Memahami faktor-faktor ini penting dalam upaya meningkatkan

pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut oleh masyarakat.

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), faktor keputusan pasien untuk

tetap memanfaatkan jasa pelayanan medis yang ditawarkan rumah sakit tidak

terlepas dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Adapun

faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku dapat dibedakan dalam tiga jenis

yaitu :

1. Predisposing Factors (predisposisi atau yang mempermudah)

Faktor ini merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi

dasar atau motivasi bagi perilaku. Termasuk dalam faktor ini adalah

pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi yang berkenan dengan

motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak.

2. Enabling Factors (pemungkin atau pendukung)

Faktor ini adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang memungkinkan

suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk dalam faktor ini adalah

keterampilan, sumber daya pribadi dan komunitas. Seperti tersedianya

pelayanan kesehatan, keterjangkauan, kebijakan, peraturan dan perundangan.

3. Reinforcing Factors (penguat atau pendorong)

Faktor ini adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

12
memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja tergantung pada

tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, penguat berasal dari

perawat, dokter, pasien lain dan keluarga. Apakah penguat positif atau negative

bergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berkaitan, yang sebagian

diantaranya lebih kuat daripada yang lain dalam memengaruhi perilaku.

H. Stratifikasi Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar (2010) stratifikasi pelayanan kesehatan secara umum

dibedakan menjadi tiga macam yaitu

a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

Merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat pokok/primer

(primary health services) yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar

masyarakat dan berguna untuk upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Pelayanan ini bersifat rawat jalan

b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua.

Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services)

merupakan pelayanan kesehatan lanjutan dan biasanya bersifat rawat

inap sehingga dalam penyelenggaraan dibutuhkan tenaga-tenaga

spesialis.

c. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga.

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)

sifatnya lebih komplek dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-

tenaga sub spesialis.

13
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Faktor-faktor seperti aksesibilitas, biaya pengetahuan, budaya,

pengalaman, sebelumnya, dan ketersediaan pelayanan mempengaruhi

pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mullut. Rendahnya pemanfaatan

dapat berdampak pada masalah kesehatan gigi.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap kepada khususnya kepada diri

penulis, kepada semua tenaga kesehatan dan juga pasien terkhususnya di

RSUD dr.Zainoel Abidin bisa lebih mengetahui tentang pentingnya

meningkatkan kesadaran dan aksesibilitas pelayanan guna mencegah masalah

kesehatan gigi yang serius.

15
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (2010). Pengantar Agetdministrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa

AksaraAzwar, A. (2010). Pengantar Agetdministrasi Kesehatan.

Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta, PT Cipta.

Kotler, P. 2003. Manajemen Pemasaran, Jakarta, Gramedia.

Dever, A. 1984. Epidemiology In Health Service Management, Maryland,

Rocville.

Masita, A., Yuniar, N., & Lisnawaty. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubunngan dengan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat Desa Tanailandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Kanapa Napa Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton

Tengah Tahun 2015. Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1(3).

Menteri Kesehatan RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016

Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes.

Motlagh, S. N., Asma, S., & Hassan, A. G. (2015). Factors Affecting Health Crae

Utilization in Tehran. Gobal Journal of Health Science, 7(6): 240-249.

Mubarak, W. I., & Cahyatin, N. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi.

Jakarta: Salemba Medika.

Logen, Y., Balqis, D. (2015). Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan oleh Pemulung di TPA Tamangapa. Jurnal Kesehatan Masyarakat,

3(1).

Pekabanda, K., Sutopo. P.J., & Atik, M. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pemanfaatan Pelayanan K4 oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

16
Kabupaten Sumba. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(3).

Wulandari, C., Ahmad, L. O. A. I., & Saptaputra, S. K. (2016). Faktor yang Berhubungan

dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di UPTD Puskesmas Langara

Kecamatan Mawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1(3).

17

Anda mungkin juga menyukai