Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH DAUN TEH HIJAU TERHADAP KESEHATAN

GIGI

Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Misi 5 Carabelli

Oleh:
Krishna Septian Dwi Utama (2250161015)
Athira Azzahra (2250161116)
Khalishah Berliani Dewasandra (2250161113)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan  kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “PENGARUH DAUN
TEH HIJAU TERHADAP KESEHATAN GIGI”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata ahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Cimahi, November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
2.1 Kesehatan Gigi.................................................................................................................5
2.2 Teh Hijau..........................................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................7
3.1 Metode..............................................................................................................................7
3.2 Sumber Data.....................................................................................................................7
3.3 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................8
3.4 Teknik Analisa Data dan Tahapan Pelaksanaannya.........................................................8
3.5 Hasil..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi perhatian di Indonesia. Salah satu

penyebabnya ialah terabaikannya kesehatan gigi dan mulut sehingga perlu mendapatkan

perhatian khusus agar dapat menekan jumlah masalah kebersihan gigi dan mulut.

Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2018 diperoleh informasi bahwa 57.6%

masyarakat Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dalam kurun waktu satu

tahun terakhir. 10.2% di antara mereka mendapatkan perawatan dan pengobatan dari tenaga

medis (perawat gigi, dokter gigi, dan dokter spesialis), 2.8% merupakan mereka yang

memiliki perilaku menyikat gigi, yakni pagi dan malam secara teratur, sedangkan sisanya

tidak mendapatkan perlakuan khusus. Masalah tersebut disebabkan oleh sisa makanan yang

tidak dibersihkan dengan metode menyikat gigi yang benar. Sisa makanan yang tertinggal di

gigi tanpa disadari akan terakumulasi menjadi plak dan mengakibatkan masalah lebih lanjut

seperti terjadinya karies gigi serta masalahmasalah periodontal lainnya, seperti gingivitis dan

periodontitis kronis.

Plak merupakan salah satu faktor pendukung yang menjadi penyebab masalah

kesehatan gigi dan mulut. Streptococcus sanguis merupakan bakteri yang dapat berkolonisasi

di permukaan gigi pada tahap awal pembentukan plak sehingga menyebabkan bakteri lain

termasuk Streptococcus mutans untuk menempel pada plak tersebut (Mounika et al., 2015).

Pencegahan karies dapat dilakukan dengan memodifikasi faktor penyebab karies.

Memodifikasi faktor mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara perawatan preventif

seperti penggunaan obat kumur.

Penggunaan bahan herbal sebagai bahan pembuatan obat kumur telah terbukti aman

dan efektif digunakan sebagai obat gingivitis, halitosis, sariawan dan mencegah kerusakan

3
gigi. Salah satu bahan herbal yang diketahui memiliki daya antibakteri adalah teh hijau

karena kandungan zat aktifnya.

Teh hijau merupakan jenis tanaman yang sangat familiar di masyarakat karena

fungsinya sebagai minuman khas berkhasiat dan bermanfaat untuk kesehatan. Tanaman teh

hijau merupakan salah satu tanaman obat di indonesia yang memiliki khasiat menyembuhkan

beberapa penyakit antara lain menurunkan kadar gula darah, mencegah kanker,

mempertahankan berat tubuh ideal, mengurangi stress, menurunkan tekanan darah dan

mencegah gigi berlubang (Hartoyo, 2007). Teh hijau memiliki kandungan katekin (senyawa

polifenol) yang terbukti memiliki sifat antimikroba, antikariogenik dan efek terapeutik

terhadap beberapa penyakit. Teh hijau juga terbukti efektif terhadap penyakit periodontal,

kanker mulut, halitosis, dan mencegah karies gigi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan

rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.

1. Apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan indeks plak pada gigi?

2. Apakah seduhan daun teh hijau (Camellia sinensis) memiliki kemampuan

menghambat pertumbuhan bakteri pada gigi?

3. Apakah berkumur larutan teh hijau memiliki pengaruh dalam menurunkan akumulasi

plak pada gigi anak usia 8-10 tahun?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan, penelitian ini memiliki tujuan

secara umum untuk mengetahui pengaruh dari teh hijau terhadap kesehatan gigi seperti

terhadap plak gigi, email gigi, dan karies gigi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Gigi


Kesehatan gigi atau sering disebut dengan kesehatan rongga mulut adalah keadaan

rongga mulut, termasuk gigi geligi dan struktur jaringan pendukungnya bebas dari penyakit

dan rasa sakit, berfungsi secara optimal, yang akan menjadikan percaya diri serta hubungan

interpersonal dalam tingkatan paling tinggi (Sriyono, 2009).

Kesehatan gigi merupakan salah satu aspek dari seluruh kesehatan yang merupakan

hasil dari interaksi antara kondisi fisik, mental, dan sosial. Aspek fisik yaitu keadaan

kebersihan gigi dan mulut, bentuk gigi, dan air liur yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi

dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut adalah keadaan gigi geligi yang berada di dalam

rongga mulut dalam keadaan bersih bebas dari plak dan kotoran lain yang berada di atas

permukaan gigi seperti debris, karang gigi, dan sisa makanan (Setyaningsih, 2007).

2.2 Teh Hijau


Teh hijau (Camellia sinensis) mengandung catechin dan fluor. Catechin dapat

menghambat aktivitas biologis Streptococcus mutans dalam menghasilkan glukosiltransferase

sehingga pembentukan glukan sebagai matriks interbakteri pada pembentukan plak

terhambat. Catechin bersifat antibakteri, antioksidan, antiradiasi, mampu memperkuat

pembuluh darah, memperlancar air seni dan menghambat sel-sel kanker. Kandungan fluor teh

hijau dapat memperkuat struktur gigi. Selain itu dalam teh hijau juga terkandung senyawa-

senyawa penting lain seperti flavanol, linalol, cadinene, nerolidol yang mempunyai aktivitas

antibakteri terhadap Streptococcus mutans.

Minum teh hijau dapat membantu meningkatkan kesehatan gigi dan gusi. Menurut

penelitian sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam Journal of Periodontology,

publikasi resmi American Academy of Periodontology (AAP), menganalisis kesehatan

5
periodontal dari 940 pria dan menemukan bahwa mereka yang secara teratur minum teh hijau

memiliki kesehatan periodontal yang lebih baik daripada subjek yang mengonsumsi lebih

sedikit teh hijau. Dengan asal-usul lebih dari 4.000 tahun, teh hijau telah lama menjadi

minuman populer dalam budaya Asia, dan sementara pengobatan Tiongkok dan Jepang kuno

percaya bahwa konsumsi teh hijau dapat menyembuhkan penyakit dan menyembuhkan luka,

studi ilmiah baru-baru ini mulai membuktikan potensinya. manfaat kesehatan dari minum teh

hijau, terutama dalam penurunan berat badan, kesehatan jantung, dan pencegahan kanker.

Selain untuk dikonsumsi, teh hijau juga bisa dijadikan sebagai salah satu bahan obat

kumur. Obat kumur ekstrak teh hijau digunakan dalam perlindungan erosi dan abrasi dentin

dari gigi. Juga mengurangi aksi virulen kariogenik patogen seperti Streptococcus mutans dan

lactobacillus. Ekstrak teh hijau mengurangi á amilase aktivitas dalam air liur manusia dan

menghambat aksi enzim laktat dehidrogenisasi dan mengurangi produksi asam. Bubuk teh

hijau mengurangi senyawa sulfur yang mudah menguap dan mencegah halitosis.

Teh hijau adalah antioksidan. Mereka melindungi sel terhadap efek merusak dari

peroxyl radikal, radikal hidroksil, dan peroksinitrit. Ketidakseimbangan antara antioksidan

dan oksigen spesies yang menyebabkan kerusakan sel. Polifenol dalam teh hijau

diklasifikasikan sebagai enam senyawa katekin. Teh hijau menurunkan risiko penyakit arteri

coroner dengan mengurangi oksidasi lipoprotein densitas rendah dan menghasilkan insiden

kanker yang rendah. Di rongga mulut, merokok menyebabkan kerusakan DNA sel.

Antioksidan dapat menonaktifkan dan menghancurkan penyebab ROS kerusakan tersebut dan

mencegah kerusakan sel. Oleh karena itu, teh hijau memiliki peran yang sangat penting

dalam menjaga kesehatan mulut.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan

metode analisis deskriptif, yaitu dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau

mengklarifikasi, menyusun dan menginterpretasinya (Surakhmad, 1980:147). Metode

deskriptif yang dipilih karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan

dengan jelas tentang objek yang diteliti secara alamiah (Djajasudarma 1993:8-9). Sementara

itu, kajian deskriptif menurut Chaer (2007:9) biasanya dilakukan terhadap struktur internal

bahasa, yaitu struktur bunyi (fonologi), struktur kata (morfologi), srtuktur kalimat (sintaksis),

struktur wacana, dan struktur semantik. Kajian deskriptif ini dilakukan dengan mula-mula

mengumpulkan data, mengklasifikasi data, lalu merumuskan kaedah-kaedah terhadap

keteraturan yang terdapat pada keteraturan data itu khususnya kajian morfsintaksis.

Kajian dimulai dengan merumuskan masalah, merumuskan fokus, kajian, atau

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kajian, dilanjutkan dengan pengumpulan data oleh

peneliti sebagai instrumennya.

Hasil yang dianalisis adalah pengaruh teh terhadap kesehatan gigi. Alasan pemilihan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari teh hijau terhadap kesehatan gigi

seperti terhadap plak gigi, email gigi, dan karies gigi.

3.2 Sumber Data


Sumber data penelitian ini terdiri atas Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG)

“PENURUNAN PLAK DITINJAU DARI AKTIVITAS BERKUMUR DENGAN

SEDUHAN TEH HIJAU”, jurnal “PENGARUH SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia

sinensis) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus sanguis

7
PENYEBAB KARIES (In vitro)”, jurnal “Pengaruh berkumur larutan teh hijau dalam

menurunkan akumulasi plak pada gigi anak usia 8-10 tahun”, dan jurnal ”Pengaruh gel

ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis) terhadap kekerasan email gigi manusia (in vitro)”

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pilah unsur penentu, alatnya adalah daya

pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti. Data yang diambil menggunakan

metode deskriptif singkronik artinya data dikumpulkan seperti kondisi apa adanya dan

dideskripsikan sesuai dengan ciri alamiah naskah itu (Djdjasudarma, 1993:6).

Mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, lalu melakukan pencarian database

pada web “Google Scholar” dengan menggunakan keywords: “Pengaruh” AND “Teh

hijau” AND “Gigi” OR "Kedokteran Gigi” dan difilter 5 tahun.

3.4 Teknik Analisa Data dan Tahapan Pelaksanaannya


Metode kajian atau analisis yang digunakan dalam penganalisisan adalah

dengan analisis induktif. Menurut Sugiyono (2005) analisis data kualitatif adalah

bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya

dikembangkan. Sementara menurut Djajasudarma (1993) bahwa data secara induktif

yaitu data yang dikaji melalui proses yang berlangsung dari data ke teori.

Analisis induktif atau inductive analysis adalah usaha menemukan kategori

berdasarkan data yang terkumpul. Kategori tersebut dapat merupakan pola yang

berupa keteraturan, atau berupa tema dari permasalahan yang muncul dari data.

Kategori itu muncul setelah proses analisis data dilaksanakan.

Dalam analisis induktif ada dua kemungkinan yang akan muncul dalam

menentukan kategori. Kemungkinan pertama, peneliti akan menggunakan kategori

8
yang telah lazim dipakai oleh subjek penelitian dan kemungkinan kedua, peneliti

dapat menggunakan kategori-kategori yang dikembangkan sendiri. Atau peneliti dapat

menggunakan dengan cara menggabungkan kedua cara tersebut, yaitu menggunakan

semua kategori-kategori yang lazim dan bila menemukan data baru di luar kategori-

kategori yang lazim, peneliti dapat menamai sendiri kategorikategori barunya.

Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain:

1. Previewing, yaitu membaca judul, membaca abstrak, membaca kalimat utama pada

setiap paragraph, memperhatikan diagram, gambar, tabel, dan sebagainya.

2. Skimming, yaitu dengan membaca sejumlah kecil dari keseluruhan teks pada jurnal

3. Scanning, yaitu dengan membaca sekilas. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran

umum dan menemukan informasi.

4. Detailed reading, yaitu teknik membaca intensif dan berfokus pada bagian penting

seperti bab utama, buku, dan halaman untuk memperoleh pemahaman sepenuhnya

atas suatu bacaan.

3.5 Hasil
Hasil dari analisis data pada jurnal-jurnal tersebut yaitu :

1. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan indeks plak ditinjau dari aktivitas

berkumur dengan teh hijau yaitu frekuensi berkumur, waktu berkumur, durasi

berkumur, volume berkumur dan kandungan teh hijau. Kandungan teh hijau yang

berpengaruh pada penurunan indeks plak yaitu polifenol. Senyawa polifenol yang

berperan aktif dalam menurunkan plak indeks adalah senyawa katekin.

2. Seduhan dauh teh hijau (Camellia sinensis) memiliki aktivitas antibakteri terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguis. Namun seduhan daun teh hijau

9
(Camellia sinensis) masih belum memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan

bakteri Streptococcus sanguis seperti klorhexidin.

3. Berkumur larutan teh hijau memiliki pengaruh dalam menurunkan akumulasi plak

pada gigi anak usia 8- 10 tahun. Rerata penurunan akumulasi plak gigi pada kelompok

perlakuan berkumur larutan teh hijau lebih kecil dari pada kelompok kontrol yang

berkumur dengan chlorhexidine 0,2%.

4. Pemendaman gigi di dalam gel ekstrak daun teh hijau dapat meningkatkan kekerasan

email gigi manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA

El Hawwa, T. N., Hidayati, S., & Hadi, S. (2021). LITERATURE REVIEW:

PENURUNAN PLAK DITINJAU DARI AKTIVITAS BERKUMUR DENGAN

SEDUHAN TEH HIJAU. Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi, 2(1).

Lesmana, H., Sitanaya, R. I., & Irayani, S. (2021). PENGARUH BERKUMUR SEDUHAN

TEH HIJAU DALAM MENURUNKAN INDEKS PLAK GIGI ANAK SISWA SD

INPRES ANTANG II MAKASSAR. Media Kesehatan Gigi: Politeknik Kesehatan

Makassar, 19(2).

Natha, D. L. A. (2015). GAMBARAN KESEHATAN GIGI PADA POSYANDU PARIPURNA

LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS III DENPASAR UTARA TAHUN

2015 (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Denpasar).

Nubatonis, N. D., Gunawan, P. N., & Wuisan, J. (2016). Pengaruh berkumur larutan teh hijau

dalam menurunkan akumulasi plak pada gigi anak usia 8-10 tahun. e-GiGi, 4(2).

Tri Budi Santoso, H. T. B. (2017). Pengaruh Seduhan Teh Hijau (Camellia Sinensis)

Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Sanguis Penyebab Karies

(In Vitro) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Yongki, R., Rovani, C. A., Gemilang, P. T., & Kawulusan, N. N. (2018). Pengaruh gel

ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis) terhadap kekerasan email gigi manusia

(in vitro). Makassar Dental Journal, 7(2).

11

Anda mungkin juga menyukai