Anda di halaman 1dari 40

1

Laporan Hasil
PraktekKerjaLapanganI (PKL I)

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN


TERHADAP PENTINGNYA MENJAGA
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN
METODE PENYULUHAN PADA MASYARAKAT DI
DESA TURIREJO KECAMATAN LAWANG
KABUPATEN MALANG

Disusun Oleh:

AKMAL HAFIZH JOHAR T. (10617007)

ANGGRAENI NUR AYU NISA (10617017)

ELSA REZKI KOLISTYA (10617037)

LU’LUATUL WIDAD (10617063)

MUHAMMAD IQBAL NUGROHO (1617075)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Upaya
MeningkatkanPengetahuanTerhadapPentingnyaMenjagaKebersihan
Gigi dan MulutdenganMetodePenyuluhan pada Masyarakat di
DesaTurirejo,Kecamatanlawang, Kabupaten Malang”. Penyusunan
laporan ini merupakan salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan I jenjang
akademik Pendidikan Dokter Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Institut
Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Dalam penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan, pengarahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Multia Ranum Sari, drg, M.Med.Ed, selaku Dekan dan pembimbing
akademik Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri dan selaku pembimbing yang telah mengizinkan
kegiatan Praktek Kerja Lapanganini.
2. Kutut Priambada, SKM, SH, MKN., selaku Kepala UPT Pelatihan
Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang.
3. ArifSukmawanto, SH.MM selakuKepalaDesaTuriRejo yang
telahmengizinkanpenulismelakukanPraktekKerjaLapangan I.
4. Siti MaisyarohselakuSekertarisDesaTuriRejo yang
telahmemberikanbanyakinformasidalam proses
pelaksanaanPraktekKerjaLapangan I
5. Ema, A.Md, Keb. SelakuBidanDesaTurirejo yang telahmeluangkan
banyak waktu untuk membantu proses pelaksanaan
PraktekKerjaLapanganI
6. MarlindaNurika Y., S.Farm,M.Sc selaku pembimbing operasional
yang banyak memberikan bimbingan kepada penulis dalam proses
penulisan laporan Praktek Kerja Lapanganini.

ii
7. Segenap PerangkatDesaTurirejo yang telah membantu penulis dalam
pelaksanaan program ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan PKLI.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan pelaksanaan Praktek


Kerja Lapangan I ini masih terdapat banyak kekurangan karena manusia
tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.

Malang, 21 Januari 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 LatarBelakang......................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................2
1.2.1. TujuanUmum...................................................................................2
1.2.2. TujuanKhusus..................................................................................2
1.3 Sasaran.................................................................................................3
1.4.Manfaat................................................................................................4
1.4.1. ManfaatBagi Masyarakat.................................................................4
1.4.2. ManfaatBagiMahasiswa..................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................5
2.1 Pengetahuan.........................................................................................5
2.1.1. Definisi......................................................................................5
2.1.2. Tingkat Pengetahuan.................................................................6
2.2 Penyuluhan..........................................................................................7
2.2.1. Definisi......................................................................................7
2.2.2. Alat Bantu dan Media Penyuluhan............................................8
2.3 Kebersihan Gigi dan Mulut.................................................................11
2.3.1. Definisi.......................................................................................11
2.3.2. OHI-S..........................................................................................12
BAB III ANALISA SITUASI........................................................................17
3.1. GambaranDesaTurirejo......................................................................17
3.1.1. KondisiGeografis dan Luas Wilayah..........................................17
3.1.2. KeadaanDemografi.....................................................................18
3.1.3. AnalisisSituasiKhusus.................................................................19

iv
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH ..20
4.1.Identifikasi Masalah............................................................................20
4.2. PrioritasMasalah.................................................................................20
4.3. PenyebabMasalah...............................................................................21
4.4. PrioritasPenyebabMasalah..................................................................24
4.5. AlternatifPemecahanMasalah.............................................................25
4.6. PemecahanMasalahTerpilih................................................................26
4.7. RencanaKegiatan................................................................................27

Daftar Pustaka............................................................................................28

v
1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

MenurutRisetKesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkanmasalahgigi dan

mulutpenduduk Indonesia mencapai 57,6%, sedangkanuntukpendudukJawa

Timur mencapai 55%. Dari data survey pendahuluanpada masyarakat di

DesaTurirejo, KecamatanLawang, Kabupaten Malang

didapatkantingkatkebersihangigi dan mulutsebesar 47,5 % ,

kariesgigimencapai 39,5%, gigihilangsebesar 11%, gigiatrisi 0,9%,

gigiberdesakan 0,4%, gigitiruan 0,4%

Kesehatanmerupakansesuatuhal yang sangatpenting dan wajibdijaga oleh

setiapmanusia.Menurutundang-undangnomor 23 tahun 1992, kesehatan adalah

keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomi.Terdapat 4 faktor yang

mempengaruhikesehatanindividumaupunkesehatanmasyarakat,

diantaranyayaituketurunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanankesehatan.

Kesehatandidapatkansecara optimal apabila 4 faktortersebutmencapaikondisi

yang optimal pula (Notoatmodjo, 2007).

Kesehatangigi dan mulutmerupakanbagiandarikesehatansetiapindividu

yang harusdijaga demi tercapainyakesehatanindividu yang optimal.

Kesehatangigi dan mulutmerupakanhal yang seringdiabaikan oleh banyak

orang, padahalgigi dan mulutmerupakan “pintumasuk” bagibakteri dan kuman

. Kesehatangigi dan mulutmerupakanbagian integral yang

tidakdapatdipisahkan oleh kesehatansecaraumum(Patel, 2012). Kesehatangigi

dan mulutmasyarakat Indonesia adalahhal yang

1
perlumendapatkanperhatianseriusdaritenagakesehatan, karenakesehatangigi

dan mulut di Indonesia

merupakanmasalah yang klasik,

halinididukungdengankejadianangkaprevalensikariesgigimasihtetaptinggi.

Sumberdaripenyakittersebutadalahterabaikannyakebersihangigi dan

mulut(Novita CF, 2016).

Kesehatangigi dan muluteratkaitannyadengankebersihangigi dan mulut,

karenakebersihangigi dan

mulutmerupakanfaktordasarbagiterciptanyakesehatangigi dan mulut.

Kebersihangigi dan mulutdapatmenentukantingkatkesehatangigi dan

mulutseseorang. Mulutdapatdikatakanbersihapabilabersihdariplak dan

kalkulus. Plakadalahsuatu deposit lunak yang merupakanhasilakumulasi dan

metabolismedaribakteri yang melekaterat pada permukaan. Tingkat

kebersihangigi dan mulutdapatditentukandenganmenilaiplak dan

kalkulus.Nilaitingkatkebersihangigi dan mulutdapatdiukurdenganOral

Hygiene Index Simplified (OHI-S) dari Greene dan Vermillion. Oral Hygiene

Index Simplified (OHI-S) adalahangka yang

menunjukkantingkatkebersihanseseorang yang

diperolehdengancaramenjumlahkan Debris Index (DI) dan Calculus Index

(CI)(Sherlyta M, 2017).

Pengetahuan yang

baikmempengaruhiperilakukesehatandalammeningkatkankesehatankhususnya

1
kesehatangigi dan mulutsebaliknyapengetahuan yang

kurangmengenaipentingnyapemeliharaangigi dan

mulutdapatmenyebabkantimbulnyasikapmengabaikankebersihangigi dan

mulut(Rahtyanti, 2018).

Berdasarkanpemeriksaangigi dan mulut, sertapemberiankuesioner pada

masyarakatDesaTurirejo, KecamatanLawang, Kabupaten Malang

didapatkanhasiltingkatkebersihangigi dan mulut yang masihrendah.

Berdasarkanpermasalahanini,

makadilakukanintervensikepadamasyarakatDesaTurirejoberupapenyuluhanme

ngenaicaramenjagakebersihangigi dan

mulutsebagaipeningkatandalamkesehatangigi dan mulut pada masyarakat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkanpengetahuanterhadappentingnyamenjagakebersiha

ngigi dan mulutdenganmetodepenyuluhan pada masyarakat di

DesaTurirejo, Kecamatanlawang, Kabupaten Malang.

2. Tujuan Khusus

1 Mengidentifikasimasalahkesehatangigi dan mulut pada masyarakat di

DesaTurirejo

2 Mengidentifikasiupaya yang sudahdilakukanterhadapmasalahgigi dan

mulut yang terjadi pada masyarakat di DesaTurirejo

1
3 Meningkatkanpengetahuantentangcaramenjagakebersihangigi dan mulut

pada masyarakatDesaTurirejodenganmetodepenyuluhan

C. Sasaran

SasarankegiatanadalahmasyarakatDesaTurirejo,

KecamatanLawang, Kabupaten Malang.

D. Manfaat

1. ManfaatBagi Masyarakat

Meningkatkankesadaransertapengetahuanmasyarakatpentingnya

menjagakebersihangigi dan mulut.

2. ManfaatBagiMahasiswa

1. Mahasiswamampumengidentifikasimasalah, prioritasmasalah,

penyebabmasalah, prioritaspenyebabmasalah, dan solusi/alternatif.

2. Melatih kemandirian mahasiswa dalam melakukanpenyuluhan kepada

masyarakat, dalam upaya menyelesaikan masalah kesehatan yang

terjadi di masyarakat

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuanadalahsuatuhasildari rasa keingintahuanmelalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telingaterhadapobjektertentu.
Pengetahuanmerupakan domain yang
pentingdalamterbentuknyaperilakuterbukaatau open behavior (Donsu, 2017).
Pengetahuanatauknowledgeadalahhasilpenginderaanmanusiaatauhasilta
huseseorangterhadapsuatuobjekmelaluipancaindra yang dimilikinya.
Pancaindramanusiagunapenginderaanterhadapobjekyaknipenglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada
waktupenginderaanuntukmenghasilkanpengetahuantersebutdipengaruhi oleh
intensitasperhatiandan persepsiterhadapobjek.
Pengetahuanseseorangsebagianbesardiperolehmelaluiindrapendengaran dan
indrapenglihatan (Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuandipengaruhi oleh faktorpendidikan formal dan
sangaterathubungannya. Diharapkandenganpendidikan yang
tinggimakaakansemakinluaspengetahuannya. Tetapi orang yang
berpendidikanrendahtidakmutlakberpengetahuanrendahpula.Peningkatanpenge
tahuantidakmutlakdiperolehdaripendidikan formal saja, tetapi juga
dapatdiperolehdaripendidikan non formal.
Pengetahuanakansuatuobjekmengandungduaaspekyaituaspekpositif dan
aspeknegatif. Keduaaspekiniakanmenentukansikapseseorang.
Semakinbanyakaspekpositif dan objek yang diketahui,
makaakanmenimbulkansikapsemakinpositifterhadapobjektertentu
(Notoatmojo, 2014).

2. Tingkat Pengetahuan

1
MenurutNotoatmodjo (dalamWawan dan Dewi, 2010)
pengetahuanseseorangterhadapsuatuobjekmempunyaiintensitasatautingkatan
yang berbeda. Secaragarisbesardibagimenjadi 6 tingkatpengetahuan, yaitu :
a. Tahu(Know)
Tahudiartikansebagai recall ataumemanggilmemori yang
telahadasebelumnyasetelahmengamatisesuatu yang spesifik dan
seluruhbahan yang telahdipelajariataurangsangan yang
telahditerima. Tahudisisnimerupakantingkatan yang paling rendah.
Kata kerja yang digunakanuntukmengukur orang yang
tahutentangapa yang dipelajariyaitudapatmenyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahamisuatuobjekbukanhanyasekedartahuterhadapobje
ktersebut, dan juga tidaksekedarmenyebutkan, tetapi orang
tersebutdapatmenginterpretasikansecarabenartentangobjek yang
diketahuinya. Orang yang telahmemahamiobjek dan
materiharusdapatmenjelaskan, menyebutkancontoh,
menarikkesimpulan, meramalkanterhadapsuatuobjek yang
dipelajari
c. Aplikasi (Application)
Aplikasidiartikanapabila orang yang telahmemahamiobjek
yang dimaksuddapatmenggunakanataupunmengaplikasikanprinsip
yang diketahuitersebut pada situasiataukondisi yang lain. Aplikasi
juga diartikanaplikasiataupenggunaanhukum, rumus, metode,
prinsip, rencana program dalamsituasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisisadalahkemampuanseseorangdalammenjabarkanatau
memisahkan, lalukemudianmencarihubunganantarakomponen -
komponendalamsuatuobjekataumasalah yang
diketahui.Indikasibahwapengetahuanseseorangtelahsampai pada
tingkataniniadalahjika orang tersebutdapatmembedakan,

1
memisahkan, mengelompokkan, membuatbagan (diagram)
terhadappengetahuanobjektersebut.

e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam
merangkum atau meletakkan dalamsuatuhubungan yang
logisdarikomponenpengetahuan yang sudahdimilikinya. Dengan
kata lain
suatukemampuanuntukmenyusunformulasibarudariformulasi yang
sudahadasebelumnya.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan


justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.Penilaian
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-
norma yang berlaku dimasyarakat (Adlina, 2015).
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di RW
07, desa Turirejo, kecamatan Lawang, Kabupaten Malang,
menggunakan kuesioner yang berjumlah 6 pertanyaan.

B. Penyuluhan
1. Definisi

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan


kemampuan seseorang melalui tehnikpraktek belajar atau instruksi dengan
tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu,
kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai
tujuan hidup sehat (Depkes, 2016).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa

1
yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan
meminta pertolongan (Depkes, 2016).

2. Alat Bantu dan Media Penyuluhan

a. Alat Bantu Penyuluhan (Peraga)


Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh
penyuluh dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering
disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan
meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan (Notoatmodjo, 2007).
Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan
yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui
panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk
menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian / pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat
peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak
mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi.
Secara terperinci, fungsi alat peraga adalah untuk menimbulkan
minat sasaran, mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu
mengatasi hambatan bahasa, merangsang sasaran untuk
melaksanakan pesan kesehatan, membantu sasaran untuk belajar
lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran untuk meneruskan
pesan yang diterima kepada orang lain, mempermudah
memperoleh informasi oleh sasaran, mendorong keinginan orang
untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan akhirnya
memberikan pengertian yang lebih baik, dan membantu
menegakkan pengertian yang diperoleh (Depkes, 2016).
Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan
yaitu :
1) Alat bantu lihat
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan
indera mata pada waktu ternjadinya penyuluhan. Alat ini

1
ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan misalnya slide,
film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua
dimensi, tiga dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia,
boneka dan lain-lain.
2) Alat bantu dengar
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi
indera pendengar, pada waktu proses penyampaian bahan
penyuluhan misalnya piringan hitam, radio, pita suara dan
lain-lain.
3) Alat bantu lihat-dengar
Alat ini berguna dalam menstimulasi indera
penglihatan dan pendengaran pada waktu proses
penyuluhan, misalnya televisi, video cassette dan lain-lain.
Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus merencanakan
dan memilih alat peraga yang paling tepat untuk digunakan
dalam penyuluhan (Adlina, 2015).
b. Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya
yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif
terhadap kesehatan. Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari
media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih
menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan
tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya
keperilaku yang positif (Adlina, 2015).
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media
ini dibagi menjadi 3 yakni:

1) Media cetak

1
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual,
biasanya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau
foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini
adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flipchart(lembar
balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah
poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Ada
beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama,
mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa
kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah
pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media
cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir
efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat (Adlina,
2015).
2) Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan
dinamis, dapat dilihat dan didengar dan penyampaiannya
melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam media
ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD.
Seperti halnya media cetak, media elektronik ini memiliki
kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik,
sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut
sertakan seluruh pancaindera, penyajiannya dapat
dikendalikan dan diulang-ulang serta jangkauannya lebih
besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih
tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk
produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan
dan keterampilan untuk mengoperasikannya (Martin dan
Sirat, 2018).
3) Media luar ruang

1
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa
melalui media cetak maupun elektronik misalnya papan
reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar.
Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami,
lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan,
bertatap muka, mengikut sertakan seluruh pancaindera,
penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif
besar. Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi,
sedikit rumit, perlu alat canggih untuk produksinya,
persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan
berubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan
keterampilan untuk mengoperasikannya. Media
penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang mampu
memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang
sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga
sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai
dengan pesan yang disampaikan (Antika, 2018).
C. Kebersihan Gigi dan Rongga Mulut
1. Definisi

Oral hygiene atau kebersihan gigi dan mulut adalah tindakan untuk
membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi. Oral hygiene adalah
tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa
mulut, mencegah infeksi dan melembabkan membrane mulut dan bibir.Oral
hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
dihospitalisasi.Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara
mandiri atau dengan bantuan perawat.Untuk pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau
sepenuhnya oleh perawat. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Pasal 93
menyebutkan, pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
peningkatan kesehatan gigi, penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi dan

1
pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau
masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan (Gabrielly,Damajanty dan Juliatri, 2016).
2. Cara Pengukuran Kebersihan Gigi dan Mulut
a. Pengukuran Debris

Debris merupakan bahan lunak yang terdapat di permukaan gigi,


dapat berupa plak, material alba, dan debris makanan .Plak merupakan
substansi yang terkumpul di permukaan gigi yang mengandung bakteri
dan biasa ditemukan pada pit dan fissureoklusal gigi, margin servikal
gigi, serta poket periodontal . Pemeriksaan Debris Index yaitu dengan
cara menggunakan sonde yang diletakkan pada permukaan gigi secara
mendatar (Herijulianti, 2011).
Berikut adalah rumus Debris Index

        Debris Index = Jumlah penilaian debris


No. Kriteria Nilai
1 Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris atau
0 0
pewarnaan ekstrinsik.

2
a. Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak
1 1
yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan
atau kurang dari 1/3 permukaan.
b. Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada
debrislunak tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang
menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.
3 Pada permukaan gigi yang terlihat pada debris lunak
2 2
yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3
permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi.
4 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang
3 3
menutupi permukaan tersebut seluas lebih 2/3
permukaan atau seluruh permukaan gigi.
Jumlah gigi yang diperiks

Tabel B.1. Kriteria Penilaian Debris Index (DI)

1
Debris Index diperoleh dengan menjumlahkan skor penilaian debris
kemudian dibagi dengan banyaknya gigi yang diperiksa. Penilaian
Debris Index yaitu:

0-0,6= Baik

0,7-1,8= Sedang

1,9-3,0= Buruk
(Nurjanah,2016)

b. Pengukuran Kalkulus
Kalkulus merupakan deposit bakteri dari plak yang
termineralisasi atau terkalsifikasi di gigi. Kalkulus yang sudah mengeras
tidak dapat dihilangkan dengan cara menyikat gigi atau menggunakan
floss. Calculus Index diperiksa dengan cara yang sama seperti Debris
Index. Penjumlahan penilaian kalkulus kemudian dibagi dengan jumlah
gigi yang diperiksa akan didapatkan Calculus Index (Herijulianti, 2011).

Berikut adalah rumus Calculus Index

Calculus Index =
Jumlah penilaian kalkulus
Jumlah gigi yang diperiksa

1
Tabel 2.2 Kriteria Skor Calculus Index (CI)

Skor Kriteria
0
T Tidak terlihat adanya kalkulus
1
KaKalkulussupragingiva menutupi tidak lebih dari sepertiga dari
permukaan gigi yang terlihat.
2
Ka Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari sepertiga permukaan
gigi tetapi tidak lebih dari dua pertiga permukaan gigi yang
terlihat atau adanya kalkulus yang berbintik bintik di
subgingivaatauservikal gigi.
3
Ka Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari dua pertiga permukaan
gigi yang terlihat, atau seperti kalkulus yang tebal
membalutiservikal gigi.

c. Pengukuran OHI-S

Penilaian OHI-S adalah sebagai berikut :


a) Baik (good), apabila nilai berada diantara 01,2.
b) Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3-3,0.
c) Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1-6,0.

OHI-S atau Oral Hygiene Index Simplified merupakan hasil


penjumlahan Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI)

Berikut adalah rumus OHI-S

OHI-S = Debris Index + Calculus Index

Atau

OHI-S = DI + CI

(Dewi, Afrina dan Ridha, 2016)

1
21

BAB III

ANALISA SITUASI DAN HASIL SURVEI

A. Gambaran Desa Turirejo

1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah

Gambar 1. Peta Wilayah DesaTurirejo

Luas Desa Turirejo adalah 400,00 Ha dengan struktur tanah

merupakan jenis tanah litosal coklat. Perincian luas tanah kering / pemukiman

adalah ± 139 Ha, sawah dengan total luas ± 23Ha, serta tegal / perkebunan yang

luasnya mencapai ± 178 Ha. Adapun batas wilayah sebagai berikut :

a. Batas Wilayah DesaTurirejo :

 Sebelah Utara : Desa Jatisari, Kecamatan

Purwodadi
22

 Sebelah Selatan : Kelurahan Lawang, Kecamatan

Singosari

 Sebelah Timur : Desa Sumberporong, Kecamatan

Jabung

 Sebelah Barat : Desa Wonorejo, Kecamatan

Singosari

2. Keadaan Demografi

Penduduk mempunyai peranan penting dalam pembangunan

suatu wilayah. Data kependudukan merupakan salah satu informasi

yang sangat perlu diperhatikan. Berdasarkan data Profil Desa dan

Kelurahan, jumlah penduduk Desa Turirejo tahun 2019 sebanyak

9025 orang, terdiri dari laki-laki 4487 orang dan perempuan 4538

orang.

Jumlah penduduk di Desa Turirejo, dijelaskan dalam tabel

berikut :

Tabel 3.1. Jumlah penduduk di Desa Turirejo

NO JumlahPenduduk Jumlah
1 Laki-laki 4487 orang
2 Perempuan 4538 orang
Total 9025 orang
Jumlah sarana dan prasarana Pendidikan di DesaTurirejo,

dijelaskan dalam tabel berikut :


23

Tabel 3.2. Jumlah sarana dan prasarana Pendidikan

NO JENIS JUMLAH
1 Playgroup 1
2 Taman kanak-kanak 6
3 SMP 3
4 SMA 4
5 Perguruan Tinggi 1
B. Analisis Situasi Khusus

Untuk meningkatkan mutu kesehatan di Desa Turirejo,

terdapat 2 polindes dan 11 posyandu. Sarana kesehatan bersumber

daya masyarakat, dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat di perlukan upaya memanfaatkan potensi

sumber daya yang ada di masyarakat, adalah sebagai berikut :

a. Dokter gigi : 1 orang

b. Bidan : 4 orang

c. Perawat : 5 orang

d. Dukun pengobatan alternatif : 2 orang

C. HASIL SURVEI

1. Hasil Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan terhadap Kebersihan

Gigi dan Mulut

a. Pengetahuan
24

Hasil survei pada masyarakat di Desa Turirejo, Kecamatan

Lawang, Kabupaten Malang sebanyak 30 orang didapatkan prosentase

pengetahuan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Data hasil survey kuesioner pengetahuan

No Kriteria Prosentase

1 Baik 20 %

2 Sedang 36 %

3 Buruk 76 %
Berdasarkan prosentase pada tabel didapatkan hasil pengetahuan yang buruk
yaitu sebesar 76%.

b. Sikap

Hasil survei pada masyarakat di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang,


Kabupaten Malang sebanyak 30 orang didapatkan prosentase sikap sebagai
berikut :

Tabel 3.4 Data hasil survey kuesioner Sikap

No Kriteria Prosentase

1 Baik 40 %

2 Sedang 70 %

3 Buruk 6,6 %
Berdasarkan prosentase pada tabel didapatkan hasil sikap yang sedang

yaitu sebesar 70%.

c. Tindakan
25

Hasil survei pada masyarakat di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang,

Kabupaten Malang sebanyak 30 orang didapatkan prosentase tindakan sebagai

berikut :

Tabel 3.5 Data hasil survey kuesioner tindakan

No Kriteria Prosentase

1 Baik 56 %

2 Sedang 53 %

3 Buruk 0%
Berdasarkan prosentase pada tabel didapatkan hasil sikap yang baik yaitu

sebesar 53%.
26

BAB IV

IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Desa Turi Rejo, Kecamatan


Lawang, Kabupaten Malang tahun 2020 serta melakukan wawancara dengan
Sekretaris Desa, Perangkat Desa dan Bidan Desa, didapatkan data
permasalahan, penyebab masalah serta solusi / alternatif. Adapun masalah
kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada masyarakat di Desa Turirejo adalah
kebersihan gigi dan mulut, karies gigi, gigi yang hilang, gigi yang terkikis, gigi
yang berdesakan, dan pemakaian gigi tiruan.
B. PrioritasMasalah

Dari beberapa masalah yang telah dikumpulkan, dipilih satu masalah


sebagai prioritas masalah dengan menggunakan metode urgency, seriousness,
growth (USG).

1. Urgency : dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah


tersebut diselesaikan.

2. Seriousness : dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap produktifitas


kerja, pengaruh terhadap keberhasilan dan membahayakan system atau
tidak.

3. Growth : dilihat dari kemungkinan masalah tersebut menjadi berkembang


dikaitkan kemungkinan masalah penyebabakan makin memburuk bila
dibiarkan.

Tabel 4.1 PrioritasMasalah Pada Hasil Pemeriksaan


NO MASALAH TOTAL PROSENTASE
1 Karies 2,5 39,5 %
2 Gigi Hilang 0,7 11%
3 OHI-S 3 47,5%
4 Berdesakan 0,03 0,4%
5 Atrisi 0,06 0,9%
27

6 Gigi tiruan 0,03 0,4%


Tabel 4.2. Hasil Total Penentuan Prioritas Masalah dengan Menggunakan
Metode USG (Sekertaris Desa, Bidan Desa dan Perangkat Desa)

No. Masalah Total Jumlah Ranking


U S G
1. Kebersihan gigi 15 14 15 44 1
dan mulut
2. Gigi berlubang 12 10 13 35 3
3. Gigi yang hilang 9 9 10 28 4
4. Gigi yang terkikis 12 12 12 36 2
5. Gigi berdesakan 7 8 7 22 6
6. Pemakaian 8 8 7 23 5
gigitiruan
Keterangan:

Ranking 1 : Sangat besar.

Ranking 2 : Besar.

Ranking 3 : Sedang.

Ranking 4 : Kecil.

Ranking 5 : Sangat kecil.

Berdasarkan metode USG diatas, maka prioritas masalah di Desa


Turi Rejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang adalah “kebersihan gigi
dan mulut”.
a. Penyebab Masalah

Setelah menemukan prioritas masalah, maka tahap berikutnya


adalah penentuan penyebab masalah dengan brain storming bersama
tokoh masyarakat yang meliputi sekertaris desa, bidan desa serta
perangkat desa. Selanjutnya penyebab masalah digambarkan dalam
diagram fishbone (tulang ikan) untuk mengetahui akar penyebab
timbulnya permasalahan.
28

a. Prioritas Penyebab Masalah

Dari analisa tersebut didapatkan beberapa penyebab masalah:


1. Kurangnya pengetahuan masyarakat
2. Kurangnya fasilitas kesehatan gigi
3. Kurangnya tenaga kesehatan gigi
4. Kurangnya tindakan masyarakat akan kesehatan gigi
5. Kurangnya dukungan keluarga
6. Tidak ada penyuluhan / sosialisasi
7. Kurangnya perekonomian
8. Kurangnya sikap masyarakat terhadap kesehatan gigi

Dari berbagai penyebab masalah tersebut di atas dianalisis dalam


menentukan penyebab masalah yang diproiritaskan. Adapun metode yang
digunakan untuk menentukan prioritas penyebab masalah adalah dengan
metode NGT (Nominal Grup Technique).

Nominal Grup Technique merupakan suatu metode terstruktur


yang digunakan untuk menggali lebih dalam kontribusi setiap peserta.
Nominal Group Technique (NGT) dilaksanakan untuk mencegah dominasi
diskusi oleh satu orang, mendorong semakin banyak anggota kelompok
yang pasif untuk turut berpartisipasi dalam diskusi, dan hasil dalam
rangkaian diprioritaskan solusi atau rekomendasi identifikasi masalah
yang ditemukan di masyarakat. NGT adalah salah satu quality tools yang
bermanfaat dalam mengambil keputusan terbaik. Dalam quality
management, metode ini dapat digunakan untuk berbagai hal, mulai dari
mencari solusi permasalahan, hingga memilih ide pengembangan
produkbaru. Sehingga, nantinya prioritas masalah ini lah yang akan
ditindak lanjuti dengan rencana intervensi.
29

Tabel 4.3. Pemilihan prioritas penyebab masalah menggunakan metode NGT


(Nominal Grup Technique).

No. PenyebabMasalah Sekertaris Bidan Perangkat Total Ranking


desa desa desa skor
1 Kurangnya
1 1 1 3 1
pengetahuan
masyrakat
2 Kurangnyafasilitaske
3 8 5 16 6
sehatangigi
3 Kurangnyatenagakese
6 7 7 20 8
hatangigi
4 Kurangnya
8 4 6 18 7
tindakan
masyrakatakankeseha
tangigi
5 Kurangnya
7 3 3 13 3
dukungankeluarga
6 Tidakada
2 5 4 11 2
penyuluhanatausosial
isasi
7 Kurangnyaperekono
4 2 8 14 5
mian
8 Kurangnyasikapmasy
5 6 2 13 4
arakatterhadapkeseha
tangsigi

Setelah dilakukan NGT ditemukan prioritas masalah yaitu


“kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk kebersihan gigi
dan mulut”

a. Alternatif Pemecahan Masalah

Melakukan penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut kepada


masyarakat di Desa Turirejo dengan penyuluhan menggunakan media
cetak berupa poster mengenai cara menggosok gigi yang baik dan benar.
Melakukan pelatihan kader pada setiap RW di Desa Turirejo. Pelatihan
dilaksanakan dengan tujuan agar kebersihan gigi dan mulut masyarakat
Desa Turirejo dapat ditinjau secara rutin, misalnya pada saat posyandu
dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut.
30

Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan alternative


pemecahan masalah yang bias dilaksanakan yaitu penyuluhan tentang
kebersihan gigi dan mulut dikarenakan dapat dilakukan dalam waktu
yang singkat melalui media cetak. Sedangkan untuk pelatihan kader
membutuhkan waktu yang cukup panjang agar dapat menguasai tentang
kesehatan gigi dan mulut.

a. Pemecahan Masalah Terpilih

Dari beberapa alternative pemecahan masalah yang diajukan,


dipilih salah satu sebagai pemecahan masalah terpilih dengan
menggunakan metode capability, accessibility, readiness, leverage
(CARL). Metode CARL didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus
diberi skor1-5. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :

1. Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana, dan


peralatan).

2. Accessibility yaitu kemudahan masalah yang ada mudah diatasi atau


tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara /
teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan.

3. Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan


sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi

4. Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan


yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.

No. Alternatif A B C Total skor Ranking

1. Penyuluhan 625 125 625 1375 1


2. Pelatihankader 625 1 240 866 2

Tabel 4.4. Hasil Total Pemilihan pemecahan masalah dengan menggunakan


metode CARL
31

Keterangan:

A : SekertarisDesa

B : BidanDesa

C : PerangkatDesa

Berdasarkan penentuan masalah terpilih dengan menggunakan


metode CARL didapatkan pemecahan masalah, yaitu melakukan
penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut di Desa Turirejo, Kecamatan
Lawang, Kabupaten Malang.
32

b. Rencana Kegiatan
33

BAB V

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Persiapan Kegiatan
1. MenemuiKepalaDesa

Menemui kepala desa dilakukan untuk mendapatkan advokasi dari


kepala desa dengan tujuan untuk mendapatkan perizinan melakukan survey di
desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang dilaksanakan
pada :

Hari/tanggal : Selasa, 21 Januari 2020

Waktu : jam 08.00 WIB

Lokasi : Balai Desa Turirejo

Hasil yang diperoleh adalah mendapatkan izin dari kepala desa untuk
melakukan survey dan pemeriksaan di desa Turirejo.
2. Menemui Sekertaris Desa

Menemui Sekertaris Desa dilakukan untuk meminta informasi profil


desa, yang dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Selasa, 21 Januari 2020

Waktu : jam 09.00 WIB

Lokasi : Balai Desa Turirejo

Hasil yang diperoleh adalah mendapatkan informasi tentang profil


desaTurirejo.
3. Menemui Bidan Desa

Menemui bidan desa dilakukan untuk mendapatkan objek survey serta


menanyakan tentang kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Desa Turirejo,
yang dilaksanakan pada :
34

Hari/tanggal : Selasa, 21 Januari 2020

Waktu : jam 09.30 WIB

Lokasi : PolkesdesTurirejo

Hasil yang diperoleh adalah mendapatkan informasi kesehatan gigi


dan mulut, dukungan serta objek survey untuk melakukan penyuluhan di RW
7 desa Turirejo.
4. Persiapan Alat dan Bahan

Menyiapkan bahan penyuluhan dan instrument penyuluhan. Kegiatan


ini dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Rabu, 22 Januari 2020

Pukul : 10.00 WIB

Tempat : LatkesmasMurnajati

Hasil yang didapatkan yaitu bahan dan instrument penyuluhan


tersiapkan.
5. Menemui Kader RW 7 Desa Turirejo

Menemui kader desa Turirejo dilakukan dengan menyampaikan


maksud dan tujuan,meminta izin serta menanyakan jadwal masyarakat untuk
melakukan survey dan penyuluhan yang dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Rabu 22 Januari 2020

Waktu : jam 19.00 WIB

Lokasi : Rumah Kader RW 7

Hasil yang diperoleh kader RW 7 yaitu mendapatkan izin untuk


melakukan penyuluhan, mendapatkan waktu dan tempat untuk melakukan
penyuluhan.
35

B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pemeriksaan Gigi Dan Mulut Masyarakat

Kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut pada masyarakat di desa


Turirejo bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gigi dan mulut pada
masyarakat di RW 7 desa Turirejo, yang dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Selasa, 21 Januari 2020

Waktu : Jam 10.00 WIB

Lokasi : RW 7 Desa Turirejo

Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan tersebut yaitu permasalahan


kesehatan gigi dan mulut masyarakat RW 7 desa Turirejo.
2. Menemui Sekertaris Desa, Bidan Desa dan Perangkat Desa

Menemui Sekertaris Desa, Bidan Desa dan Perangkat Desa dilakukan


untuk meminta data USG, NGT serta CARL desa Turirejo, yang
dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Selasa, 21 Januari 2020

Waktu : Jam 12.30 WIB

Lokasi : Kantor Desa Turirejo

Hasil yang diperoleh yaitu mendapatkan data USG, NGT serta CARL
desa Turirejo.
3. Penyuluhan Gigi Dan Mulut

Kegiatan penyuluhan upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan


tindakan dalam pemeliharaan gigi dan mulut masyarakat RW 7 desa Turirejo,
Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Kamis, 23 Januari 2020


36

Waktu : Jam 15.30 WIB

Lokasi : Balai RW 7 Desa Turirejo

Penyuluhan ini diikuti 24 responden dalam kegiatan ini para


responden terlihat antusias dan aktif dengan menanyakan beberapa
pertanyaan, rasa ingin tau peserta baik, pada saat diminta untuk mengulangi
memperagakan cara sikat gigi yang benar, peserta sudah dapat
memperagakan cara menyikat gigi dengan benar. Adapun rincian kegiatan
sebagai berikut :

15.30 : Pembukaan penyuluhan oleh mahasiswa PKL

15.32 : Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode cetak berupa
poster, gambar debris dan kalkulus serta alat phantom dan sikat gigi.

16.00 : Demonstrasi kembali cara menyikat gigi dengan baik dan benar

16.15 : Sesi tanya jawab untuk melihat keatifan peserta penyuluhan

16.30 : Pembagian souvenir kepada peserta penyuluhan.

16.40 : Penutupan, ucapan terimakasih dan foto bersama.


37

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal


sebagai berikut :

1. Ada peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai kebersihan gigi


dan mulut. Hal ini dapat dilihat pada saat masyarakat diminta kembali
untuk memperagakan cara menyikat gigi yang benar, mereka sudah
paham dan bisa memperagakan dengan benar terutama pada anak-
anak.
2. Masyarakat sudah mengerti tentang dampak jika tidak rajin menyikat
gigi, bentuk dan bulu sikat gigi yang baik dan benar, kapan harus
mengganti sikat gigi dan waktu untuk menyikat gigi.
B. Saran

Dari kesimpulan di atas dapat disarankan beberapa hal sebagai


berikut:

1. Perlu tindak lanjut penyuluhan / sosialisasi dan tambahan sarana


informasi guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
kebersihan gigi dan mulut di Puskesmas atau Ponkesdes setempat,
bukan hanya pada masyarakatdewasa-lansia tetapi juga pada anak-
anak dan para kader.
38

Daftar Pustaka

Adlina, F. M. 2015. HubunganPengetahuan, Sikap dan Perilaku Orang


TuaTentangKesehatan Gigi dan MulutDenganKejadianKaries Gigi
Anak.NaskahPublikasi. Semarang:Universitas Sultan Agung.

Antika, D 2018, HubunganKebiasaanMenggosok Gigi Dengan Status Kesehatan


Gingiva IbuHamil Di PuskesmasWirobrajan Kota Yogyakarta, Skripsi,
PoltekkesKemenkes: Yogyakarta.

Depkes .2016. ProfilDinasKesehatan Sumatera Selatan tahun 2016. Palembang :


DepkesSumsel, 2016.

Dewi, S. Afrina. Ridha, K.S. 2016. PerilakuPemeliharaanKesehatan Gigi dan


MulutIbuHamildi Wilayah KerjaPuskesmasKopelma Darussalam
BandaAceh. Journal of Syiah Kuala Dentistry Society. 1(1):85-90

Donsu, J, D, T. (2017). PsikologiKeperawatan. Yogyakarta : PustakaBaru


Press.Cetakan I.

Gabrielly F. J. R. Damajanty H. C. P. Juliatri. 2016. Gambaranmaloklulsi pada


siswakelas 10 di SMA Negeri 9 Manado. Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4
Nomor 1.

Herijulianti,E. 2011. IlmuPencegahanPenyakitJaringanKeras dan


JaringanPendukung Gigi. Jakarta: EGC. 53-107.

Notoatmodjo, S. 2014. IlmuPerilakuKesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

Nurjanah. 2016. HubunganPengetahuan, Sikap dan TindakanKesehatan Gigi dan


MulutTerhadap Status Kesehatan Gigi dan MulutPelajar SMP/MTs
PondokPesantren Putri UmmulMukminin. Skripsi. Makassar :
UniversitasHasanuddin.
39

Martin, N, dan Sirat M 2018, GambaranKebersihan Gigi dan


MulutsertaKeterampilanMenyikat Gigi pada Siswa Kelas IV SDN 7
DauhPuri. JurnalKesehatan Gigi, Februari; Vol. 6 No. 1
40

Anda mungkin juga menyukai