Anda di halaman 1dari 34

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN UPTD PUSKESMAS PONTIANAK

SELATAN

TAHUN 2019

DI SETUJUI OLEH

PEMBIMBING

KETUA JURUSAN KEPERAWATAN GIGI KEPALA RUANGAN POLI GIGI

PUSKESMAS KOM YOS SUDARSO

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya

kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini.

Praktek kerja Lapangan ini dilaksanakan dari tanggal 8 Februari – 8 Maret

2019. Selama PKL, kami mendapatkan begitu banyak pengalaman nyata yang

sangat bermanfaat bagi kami, kami banyak mendapat bantuan dari pihak – pihak

baik berkaitan dengan program yang kami laksanakan dilapangan maupun dalam

kehidupan masyarakat sehari – hari. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dosen Pembimbing :

1)

2. Pembimbing PKL di Ruang Poli Gigi :

1).

3. Ketua Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Pontianak,Ibu

4. Kepala UPTD puskesmas Pontianak selatan

5. Beserta Staff Kepegawaian yang ada di UPTD Puskesmas Pontianak Selatan

Akhirnya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama

dalam melancarkan praktek kerja lapangan di UPTD Puskesmas Pontianak

Selatan. Kami ucapkan banyak terima kasih.

Pontianak, 8 maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL .................................................................................................. 4
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 6
A. Latar Belakang .......................................................................................... 6
B. Sasaran .................................................................................................. 11
C. Tujuan ..................................................................................................... 11
BAB II ANALISA KEGIATAN.............................................................................. 12
A. Analisa Situasi ........................................................................................ 12
1. Data Epidemiologis .............................................................................. 12
2. Data Lingkungan ................................................................................. 13
3. Data Pengkajian Kesehatan Gigi dan Mulut ........................................ 15
4. Data Subyektif ..................................................................................... 16
B. POA (Plann Of Action) ............................................................................ 17
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 23
A. Hasil ........................................................................................................ 23
1. Di Dalam Gedung ................................................................................ 23
2. Di Luar Gedung ..................................................................................... 25
B. Pembahasan ........................................................................................... 25
BAB IV ............................................................................................................... 28
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 28
A. Kesimpulan ............................................................................................. 28
B. Saran ...................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
DAFTAR TABEL
Tabel 2 Angka Kematian di Wilayah Kerja Puskesmas Kom Yos Sudarso Tahun
2015-2016............................................................................................................13
Tabel 2.1 Tabel Kunjungan Pasien Poli Gigi UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso
Tahun
2016………………………………………………………………………………..……15
Tabel 2.2 Sepuluh penyakit terbesar di wilayah UPK Puskesmas Kom Yos
Sudarso Kota Pontianak tahun
2016……………………………………………………………………………………..16

Tabel 2.3 Tabel Angka Kesakitan Gigi dan Mulut di Wilayah Binaan UPK
Puskesmas Kom Yos Sudarso Tahun
2016……………………………………………………………………………………..16
Tabel 2.4 Alternatif Pemecahan
Masalah………………………………...……………………………………………….17

4
DAFTAR LAMPIRAN

Kegiatan didalam
Gedung……………..……………………………….………………….……………….31

Kegiatan diluar
Gedung……….….…………………………………..………………………………….32

5
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

UU RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 93 dan 94,

dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk

peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit

gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu,

terintegrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan

kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha

kesehatan gigi sekolah, serta pemerintah dan pemerintah daerah menjamin

tersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan

mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang

aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.

Survei Nasional Riskesdas 2007 melaporkan sebesar 75% penduduk

Indonesia mengalami riwayat karies gigi; dengan rata-rata jumlah kerusakan

gigi sebesar 5 gigi setiap orang, diantaranya 4 gigi yang sudah dicabut

ataupun sudah tidak bisa dipertahankan lagi, sementara angka penumpatan

sangat rendah (0,08 gigi per orang). Juga dilaporkan penduduk Indonesia

yang menyadari bahwa dirinya bermasalah gigi dan mulut hanya 23%, dan

diantara mereka yang menyadari hal itu, hanya 30% yang menerima

perawatan atau pengobatan dari tenaga professional gigi. Ini berarti effective

demand untuk berobat gigi sangat rendah, yaitu hanya 7%. Temuan

selanjutnya adalah angka keperawatan yang sangat rendah, terjadinya

keterlambatan perawatan yang tinggi, sehingga kerusakan gigi sebagian

besar berakhir dengan pencabutan.

6
Sebetulnya teknik pencegahan selama ini sudah kenal adalah menjaga

kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara baik dan benar.

Survei nasional Riskesdas 2007 melaporkan sebagian besar penduduk

berperilaku menyikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam,

baru mencapai 7%.

Hasil penelitian kandungan ion flour bebas yang dilakukan oleh

Departemen Pelayanan Kesehatan Gigi Brunei Darussalam, bahwa pasta

gigi yang dijual bebas di Brunei Darussalam, bahwa pasta gigi buatan

Indonesia sudah mengandung flour pada standar 1000-1500 ppm tetapi

tidak semua pasta gigi mengandung flour bebas minimal 800 ion flour

bioavailable, sehingga efek flournya rendah.

Pemerintah telah mengadopsi pendekatan Pelayanan Kesehatan

Dasar (Primary Health Care/PHC) di Puskesmas dalam system pelayanan

kesehatan nasional. PHC dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan

kuratif dan preventif mendasar dengan biaya yang terjangkau bagi Negara

dan masyarakat. Penyakit dan mulut terutama karies gigi dengan onsetnya

usia dini, ada diantaranya penyakit-penyakit yang sering ditemukan.

Karenanya, pelayanan kesehatan gigi dan mulut tidak terintegrasi secara

adekuat dalam sistem PHC

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh

yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi

kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan bagian tubuh yang berfungsi

untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga

penting untuk menjaga kesehatan gigi agar bertahan lebih lama dalam

rongga mulut (Aiza, 2011).

7
Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di

negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut

adalah penyakit periodontal dan penyakit jaringan keras gigi, karena

prevalensi karies di Indonesia mencapai 80%. Usaha untuk mengatasinya

dipengaruhi oleh faktor-faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor

pengetahuan, faktor perilaku dan faktor pelayanan kesehatan gigi yang

berbeda-beda pada masyarakat Indonesia (Aiza, 2011).

Status kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 12 tahun merupakan

indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi yang

dinyatakan dengan indeks DMF-T. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

menetapkan bahwa skor DMF-T pada kelompok usia 12 tahu ≥3. Di

Indonesia rata-rata angka rata-rata DMF-T berjumlah 4,6%. Decay berjumlah

1,6%, Filling berjumlah 2,9%, Missing berjumlah 0,08% yang berarti

kerusakan gigi penduduk Indonesia 460 buah gigi per 100 orang. Indeks

DMF-T meningkat seiring dengan bertambahnya umur sebesar 1,4 pada

kelompok umur 12 tahun, kemudian 1,5 pada umur 15 tahun, 1,6 pada umur

18 tahun. demikian pula pada umur 34- ≥65 tahun.

Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari

manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara

lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,

membaca, dan sebagainya. Perilaku manusia dibagi menjadi dalam tiga

domain, yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan (Notoatmojo, 2012)

Setiap orang perlu menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara

menyikat gigi dengan benar untuk mencegah karies gigi. Perilaku menyikat

gigi dalam RISKESDAS 2013 bertujuan untuk mengetahui kebiasaan dan

8
waktu menyikat gigi. Sebagian besar penduduk Indonesia ≥10 tahun yang

menyikat gigi setiap hari sebanyak 93,8%. Sebagian besar penduduk

menyikat gigi pada saat mandi sore yaitu sebesar 79,7%. Sebagian besar

penduduk menyikat gigi setiap hari saat mandi pagi atau mandi sore,

kebiasaan yang keliru hampir merata tinggi di seluruh kelompok umur.

Kebiasaan benar menyikat gigi penduduk Indonesia hanya 2,3%. Hasil

RISKESDAS 2013 menyatakan bahwa di Indonesia penduduk yang

bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulut mencapai 25,9% penduduk.

Sedangkan di Kalimantan Barat sendiri, penduduk yang menyikat gigi

setiap hari persentasenya sebesar 94,1%. Namun hanya 3,5% penduduk

yang menyikat gigi dengan benar. Perilaku yang baik dapat terwujud karena

kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi. Di kalimantan Barat

kesadaran penduduk untuk berobat gigi di dokter gigi spesialis sebesar

1,6%, dokter gigi sebesar 19,5%, perawat gigi 51,2%, paramedik lainnya

29,2%, tukang gigi sebesar 1,9%, dan lainnya 1,1% (RISKESDAS, 2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewanti (2012) menunjukkan

bahwa pengetahuan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Penelitian

yang dilakukan oleh (Pratiwi, 2007) dan (Farida Soetiarto, 2002)

menunjukkan bahwa rendahnya pengetahuan kesehatan gigi masyarakat,

mengakibatkan perilaku mencari pengobatan ke puskesmas maupun Rumah

Sakit juga rendah, karena persepsi masyarakat bahwa sakit gigi tidak perlu

segera diobati, sehingga masyarakat pada umumnya berobat setelah terjadi

pembengkakan pada daerah gusi dan pipi serta rasa sakit yang parah

(Anggraini, 2009).

9
Masih rendahnya effective demand terhadap perawatan gigi dan mulut

(6,9%) berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 menunjukkan

masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan gigi dan

mulut serta masih rendahnya kemampuan masyarakat dalam mendapatkan

pelayanan dari tenaga kesehatan gigi dan mulut (RIKESDAS, 2013).

Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam

pelaksanaan upaya kesehatan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan

yang professional, perawat gigi sebagai salah satu tenaga pelayanan yang

professional. Pada kegiatan ini tenaga kesehatan yang berperan atau

langsung turun lapangan yaitu mahasiswa jurusan keperawatan gigi yang

sedang melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) beserta pembimbing

lapangan yaitu perawat gigi di Puskesmas.

Proses pembelajaran pendidikan Diploma III Keperawatan Gigi

meliputi pembelajaran teori dan praktek. Hal tersebut sesuai dengan

ketentuan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Kepmendiknas) Nomor:

232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan

penilaian hasil belajar mahasiswa, beban studi pendidikan Diploma terdiri

dari 40% teori dan 60% praktik, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

pembelajaran secara maksimal dan penatalaksanaan pembelajaran, baik

teori maupun praktik yang efektif dan efisien.

Kurikulum Program Diploma III Keperawatan Gigi 2010

mengamatkan pembelajaran praktik terdiri dari pembelajaran praktik

pelayanan asuhan keperawatan gigi klinik dan masyarakat serta

pembelajaran praktik kerja lapangan sebagai wadah yang tepat untuk

mengaplikasikan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan

10
(psikomotor) yang diperoleh pada saat proses belajar mengajar. Dengan

demikian Praktik Kerja Lapangan adalah suatu program aplikasi dan terpadu

dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelayanan

asuhan keperawatan gigi klinik dan masyarakat yang dilaksanakan di

Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan lainnya dan juga masyarakat

di wilayah Puskesmas/instansi pelayanan kesehatan bersangkutan.

Praktik Kerja Lapangan merupakan proses pembelajaran langsung

ditengah-tengah masyarakat untuk menerapkan pengetahuan, sikap dan

keterampilan dalam rangka pembentukan kompetensi Diploma III

Keperawatan Gigi.

B. Sasaran

Sasaran dalam kegiatan yaitu seluruh pasien yang berkunjung ke poli

gigi yang memerlukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dan

sekolah bimbingan UPTD Puskesmas Pontianak Selatan.

C. Tujuan

Meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat di wilayah

binaan UPTD Puskesmas Pontianak Selatan melalui upaya promotif,

preventif, dan kuratif.

11
BAB II

ANALISA KEGIATAN

A. Analisa Situasi

1. Data Epidemiologis

a. Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur

kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas dan yang

mempengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Setiap indikator

telah ditetapkan target yang akan di capai .Target tersebut meliputi


perilaku
derajat kesehatan yang harus dicapai, keadaan lingkungan,

masyarakat, akses dan mutu pelayanan kesehatan, sumber daya

kesehatan, manajemen kesehatan dan kontribusi lintas sektor

terkait.

b. Umur Harapan Hidup (Life Expectancy)

Umur harapan hidup merupakan indikator umum bagi taraf

kehidupan. Jika umur harapan hidup tinggi maka taraf kehidupan

masyarakat juga tinggi. Angka harapan hidup masyarakat kota

pontianak adalah 66,8 (sumber BPS 2003).

c. Angka Kematian (Mortalitas)

Angka kematian yang tinggi di suatu wilayah menunjukkan

bahwa keadaan status kesehatan, ekonomi, lingkungan fisik dan

biologi masyarakat di wilayah tersebut masih rendah. Angka

kematian yang digunakan untuk derajat kesehatan adalah Angka

12
Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu (karena peristiwa kehamilan,

persalinan, dan masa nifas), dan Angka Kematian Neonatus.

Tabel 2
Angka Kematian di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pontianak
Selatan
NO INDIKATOR 2018

1 Angka kematian bayi 2

2 Angka kematian ibu 1

Sumber: Profil UPTD Puskesmas Pontianak Selatan

Indikator angka kematian untuk UPTD Puskesmas Pontianak

Selatan di tahun 2018 bahwa kematian bayi 2 kematian ibu 1 us ..

pada tahun 2018, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan

masyarakat/keluarga dalam mengambil keputusan untuk merujuk

ibu hamil ke tenaga kesehatan. Kematian ibu dan bayi yang terjadi

selama ini disebabkan karena persalinan beresiko tinggi yang

ditolong oleh dukun. Untuk itu perlu ditingkatkan lagi motivasi dan

penyuluhan kepada ibu–ibu hamil agar memeriksakan diri segera

mungkin ke tenaga kesehatan bila ada keluhan pasca melahirkan

maupun pada bayi.

2. Data Lingkungan

a. Letak Geografi

UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan Lingkup Administrasi


sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah berkedudukan di wilayah Kecamatan
Pontianak Selatan dengan Lingkup Wilayah Bina seluruh Kecamatan Pontianak
Selatan.

13
Kecamatan Pontianak Selatan memiliki Luas Wilayah 1.445,72 ha
merupakan Dataran Rendah dengan curah hujan 3000mm/thn dan suhu
berkisar 27-32oC. Tinggi Pusat Pemerintahan dari Permukaan Laut 2m dengan
Jarak Pusat Pemerintahan Wilayah Kecamatan dengan Desa/Kelurahan Terjauh
adalah 6km; ke Ibu Kota Kabupaten/Kota 5km; dan ke Ibukota Propinsi 2 Km.
Dengan Batas Wilayah:

1) Sebelah Utara (timur laut) berbatasan dengan Sungai Kapuas


2) Sebelah Timur (Tenggara) berbatasan dengan Kecamatan Pontianak
Tenggara
3) Sebelah Selatan (Barat Daya) berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya
4) Sebelah Barat (Barat Laut) berbatasan dengan Kecamatan Pontianak
kota (Kelurahan Sei Bangkong)
Kecamatan Pontianak Selatan Terdiri dari 5 (lima) Kelurahan yaitu
Kelurahan Akcaya dengan luas wilayah 324,37 Ha, kelurahan Benua Melayu
Darat (BMD) dengan Luas Wilayah 56,00 ha, Kelurahan Melayu Laut (BML)
272,06 ha, Kelurahan Kotabaru 252,82 ha, Kelurahan Parit Tokaya 540,47 ha.

Dalam Wilayah UPTD ini dibagi atas dua wilayah kerja Puskesmas yaitu
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan (UPTD) dan
Wilayah Kerja UPK Purnama sebagai berikut.

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan terdiri dari


4 (empat) kelurahan yang menjadi binaan UPTD puskesmas kecamatan
Pontianak Selatan yang terdiri dari sebagian kelurahan Benua Melayu Laut (0.25
km2), sebagian Kelurahan Benua Melayu Darat (2.72 km2), sebagian Kelurahan
Akcaya (3.243 km2), dan seluruh Kelurahan Kota Baru (2.53 km2). Luas wilayah
UPTD Puskesmas kecamatan Pontianak selatan sekitar 8,73 km2 Puskesmas
Gang Sehat memiliki 250 RT di 56 RW Binaan.

Dengan batas wilayah kerja Puskesmas Gang Sehat sebagai berikut :

1) Sebelah Utara (timur laut) berbatasan dengan Sungai Kapuas


2) Sebelah Timur (Tenggara) berbatasan dengan Wilayah Kerja
Puskesmas Purnama (Kelurahan Parit Tokaya, Sebagian Kelurahan

14
Benua Melayu Darat, Kelurahan Benua Laut, dan Sebagian
Kelurahan Akcaya)
3) Sebelah Selatan (Barat Daya) berbatasan dengan Kabupaten Kubu
Raya
4) Sebelah Barat (Barat Laut) berbatasan dengan Kecamatan Pontianak
kota (Kelurahan Sei Bangkong)

3. Data Pengkajian Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di UPTD

Puskesmas Pontianak Selatan mencakup upaya promotif, preventif

dan kuratif baik di dalam maupun di luar gedung. Upaya promotif dan

preventif dilaksanakan disekolah-sekolah melalui program UKGS

yang berisi penjaringan kesehatan gigi, penyuluhan, sikat gigi massal

dan pemeriksaan gigi. Sedangkan di POSYANDU melalui program

UKGMD.

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di

Puskesmas tahun 2018, angka pencabutan lebih tinggi daripada

angka penambalan. Mayoritas masyarakat memilih mencabut gigi

daripada menambal gigi. Data tersebut terdapat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 2.1
Tabel Kunjungan Pasien Poli Gigi UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso
Tahun 2016
BULAN CABUT TAMBAL

JANUARI 51 34

PEBRUARI 82 33

MARET 64 63

15
APRIL 53 90

MEI 79 52

JUNI 67 33

JULI 57 38

AGUSTUS 60 33

SEPTEMBER 49 46

OKTOBER 49 46

NOVEMBER 40 53

DESEMBER 42 24

TOTAL 709 588

Berdasarkan tabel diatas menyatakan bahwa tingkat

pencabutan pada tahun 2016 berjumlah 709 jiwa, dan tingkat

penambalan berjumlah 588 jiwa.

4. Data Subyektif
Tabel 2.2
Sepuluh penyakit terbesar di wilayah UPK Puskesmas Kom Yos
Sudarso Kota Pontianak tahun 2016
Kode
No Jenis penyakit Jumlah
Penyakit
1 1303 BPD (Batuk, Pilek, Demam) 1759
2 2101 Penyakit radang sendi serupa rematik 1514
3 1201 Penyakit Hipertensi 1464
4 1502 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 1424
5 1302 Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) 1315
6 4107 Penyakit Gastritis 1284
7 2002 Penyakit Dermatitis 909
8 3304 Kolestrol 844

16
9 3303 Penyakit Diabetes Militus 652
10 0105 Penyakit Tipus 610
Sumber: Profil UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso tahun 2016

Dari tabel 2.2 dapat dilihat bahwa penyakit gigi dan mulut yang

terbesar di wilayah UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso tahun 2016

yaitu penyakit pulpa dan jaringan periapikal dengan jumlah 1424.

Tabel 2.3
Tabel Angka Kesakitan Gigi dan Mulut di Wilayah Binaan UPK
Puskesmas Kom Yos Sudarso Tahun 2016
Kode Penyakit Jumlah

1501 493
Karies Gigi
1502 1424
Penyakit Pulpa Dan Jaringan Periapikal
1503 697
Gingivitis dan Penyakit Periodontal
1504 311
Gangguan Gigi dan Jaringan Penyangga
1505
Penyakit Rongga Mulut dan Kelenjar 27
ludah, rahang, dan lainnya
1506 1
Kelainan dentofacial termasuk maloklusi
TOTAL 2953

B. POA (Plann Of Action)


Tabel 2.4 Alternatif Pemecahan Masalah
No Rumusan Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
Masalah Masalah Pemecahan
Masalah

17
1 Dengan - Terdapat Promotif: Promotif:
pencapaian lubang gigi - Penyuluhan - Penyuluhan tentang
1424 gigi yang yang tidak tentang penyebab, penyebab, akibat,
segera ditambal akibat, serta serta pencegahan
terkena
- Informasi yang pencegahan karies karies gigi
penyakit pulpa kurang gigi - Penyuluhan tentang
dan jaringan didapatkan oleh - Penyuluhan penjalaran karies
periapikal pasien tentang tentang penjalaran gigi
maka menjadi penjalaran karies gigi - Penyuluhan tentang
prioritas I karies gigi - Penyuluhan cara menjaga
- Informasi yang tentang cara kesehatan gigi
kurang menjaga - Penyuluhan tentang
didapatkan kesehatan gigi makanan dan
pasien tentang - Memberikan minuman yang
cara menjaga motivasi kepada dapat merusak gigi
kesehatan gigi pasien untuk - Memberikan
- Kurangnya menjadikan motivasi kepada
motivasi pasien kesehatan gilut pasien untuk
untuk menjaga menjadi prioritas menjadikan
dan merawat utama kesehatan gilut
kesehatan gigi menjadi prioritas
Kuratif: utama
- Premedikasi gigi
yang sakit Kuratif:
- Pengawetan gigi - Premedikasi gigi
dengan kasus yang sakit
KMP yang masih - Pengawetan gigi
bisa dipertahankan dengan kasus KMP
- Pencabutan gigi yang masih bisa
yang sudah tidak dipertahankan
bisa dipertahankan - Pencabutan gigi
- Konsul ke rumah yang sudah tidak
sakit untuk kasus bisa dipertahankan
yang tidak dapat - Konsul ke rumah
ditangani di sakit untuk kasus
puskesmas yang tidak dapat
ditangani di
puskesmas

18
2 Dengan - Terdapat debris Promotif: Promotif:
pencapaian dan kalkulus - Penyuluhan - Penyuluhan tentang
697 gigi yang yang tidak tentang penyebab, penyebab, akibat,
segera akibat, dan dan pencegahan
terkena
dibersihkan pencegahan kalkulus
gingivitis dan - Kurangnya kalkulus - Penyuluhan tentang
penyakit informasi yang - Penyuluhan proses terjadinya
periodontal didapatkan tentang proses kalkulus
maka menjadi pasien tentang terjadinya kalkulus - Penyuluhan tentang
prioritas II cara menjaga - Penyuluhan cara menjaga
kebersihan gigi tentang cara kebersihan gigi dan
dan mulut menjaga mulut
- Kurangnya kebersihan gigi - Memberikan
motivasi pasien dan mulut motivasi kepada
untuk menjaga pasien untuk
kebersihan gigi Preventif: menjaga kebersihan
dan mulut - Plak kontrol gigi dan mulutnya
- Sikat gigi
- Scalling Preventif:
- Root planing - Plak kontrol
- Sikat gigi
Kuratif: - Scalling
Konsul ke rumah - Root planing
sakit kasus yang
tidak dapat ditangani Kuratif:
di puskesmas Konsul ke rumah sakit
kasus yang tidak dapat
ditangani di
puskesmas
3 Dengan - Terdapat Promotif: Promotif:
pencapaian lubang gigi - Penyuluhan - Penyuluhan tentang
493 gigi yang yang tidak tentang penyebab, penyebab, akibat,
segera ditambal akibat, serta serta pencegahan
terkena karies
- Informasi yang pencegahan karies karies gigi
gigi maka kurang gigi - Penyuluhan tentang
menjadi didapatkan oleh - Penyuluhan penjalaran karies
prioritas III pasien tentang tentang penjalaran gigi
penjalaran karies gigi - Penyuluhan tentang
karies gigi - Penyuluhan cara menjaga
- Informasi yang tentang cara kesehatan gigi
kurang menjaga - Penyuluhan tentang
didapatkan kesehatan gigi makanan dan
pasien tentang - Memberikan minuman yang
cara menjaga motivasi kepada dapat merusak gigi
kesehatan gigi pasien untuk - Memberikan
- Kurangnya menjadikan motivasi kepada
motivasi pasien kesehatan gilut pasien untuk
untuk menjaga menjadi prioritas menjadikan
dan merawat utama kesehatan gilut
kesehatan gigi menjadi prioritas

19
Kuratif: utama
- Penambalan gigi
dengan kasus Kuratif:
KME dan KMD - Penambalan gigi
- Premedikasi gigi dengan kasus KME
yang sakit dan KMD
- Konsul ke rumah - Premedikasi gigi
sakit untuk kasus yang sakit
yang tidak dapat - Konsul ke rumah
ditangani di sakit untuk kasus
puskesmas yang tidak dapat
ditangani di
puskesmas
4 Dengan - Disebabkan Promotif: Promotif:
pencapaian oleh penyakit - Penyuluhan - Penyuluhan tentang
311 gigi yang sistemik yang tentang penyakit penyakit sistemik
bermanifestasi sistemik yang yang bermanifestasi
terkena
kedalam rongga bermanifestasi kedalam rongga
gangguan gigi mulut kedalam rongga mulut
dan jaringan - Terdapat debris mulut - Penyuluhan tentang
penyangga dan kalkulus - Penyuluhan penyebab, akibat,
maka menjadi yang tidak tentang penyebab, dan pencegahan
prioritas IV segera akibat, dan kalkulus
dibersihkan pencegahan - Penyuluhan tentang
- Kurangnya kalkulus proses terjadinya
informasi yang - Penyuluhan kalkulus
didapatkan tentang proses - Penyuluhan tentang
pasien tentang terjadinya kalkulus cara menjaga
cara menjaga - Penyuluhan kebersihan gigi dan
kebersihan gigi tentang cara mulut
dan mulut menjaga - Memberikan
- Kurangnya kebersihan gigi motivasi kepada
motivasi pasien dan mulut pasien untuk
untuk menjaga menjaga kebersihan
kebersihan gigi Preventif: gigi dan mulutnya
dan mulut - Scalling
- Root planing Preventif:
- Scalling
Kuratif: - Root planing
- Konsul ke rumah
sakit kasus yang Kuratif:
tidak dapat - Konsul ke rumah
ditangani di sakit kasus yang
puskesmas tidak dapat ditangani
di puskesmas
5 Dengan - Kebiasaan Promotif: Promotif:
pencapaian 27 memakan dan - Penyuluhan - Penyuluhan tentang
gigi yang meminum tentang makanan makanan dan
makanan dan dan minuman yang minuman yang
terkena
minuman yang dapat merusak gigi dapat merusak gigi

20
penyakit tidak baik untuk dan mulut dan dan mulut dan
rongga mulut kesehatan. akibatnya akibatnya
dan kelenjar Seperti rokok, - Penyuluhan - Penyuluhan tentang
alkohol, dan tentang cara perilaku yang baik
ludah, rahang,
obat-obatan menjaga agar kebersihan gigi
dan lainnya terlarang kebersihan gigi dan muut terjaga
maka menjadi - Kebiasaan dan mulut
prioritas V buruk dalam Kuratif:
menjaga Kuratif: - Konsul ke rumah
kebersihan gigi - Konsul ke rumah sakit
dan mulut sakit
6 Dengan - Kebiasaan Promotif : Promotif :
pencapaian 1 buruk yang - Penyuluhan - Penyuluhan tentang
pasien yang dapat tentang kebiasaan kebiasaan buruk
menyebabkan buruk yang dapat yang dapat
mengalami
insisivus rahang menyebabkan menyebabkan
kelainan atas lebih ke maloklusi maloklusi
dentofacial labial
termasuk sedangkan Kuratif : Kuratif :
maloklusi insisivus rahang Konsul ke rumah Konsul ke rumah sakit
menjadikan bawah ke sakit
prioritas VI lingual,
menggigit kuku,
menghisap dan
menggigit bibir
- Penyakit yang
terdiri dari
penyakit
sistemik,
kelainan
endokrin,
penyakit lokal
(gangguan
saluran
pernapasan,
penyakit gusi,
jaringan
penyangga gigi,
tumor, dan gigi
berlubang)
- Keadaan fisik,
seperti
prematur
ekstraksi
- Trauma
- Gangguan
pertumbuhan
- Faktor
keturunan,
seperti

21
sistem neurom
uskuler, tulang,
gigi dan bagian
lain di luar otot
dan saraf

22
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Di Dalam Gedung

Hasil data selama 1 bulan terakhir dari tanggal 01 februari 2017 sampai

dengan tanggal 28 februari 2017 di Poli Gigi UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso

Tahun 2017 dengan jumlah pasien 231 orang. Dan yang melakukan perawatan

selama 1 bulan.

Kegiatan yang kami lakukan selama magang di UPK Puskesmas Kom

Yos Sudarso yaitu kegiatan promotif, preventif dan kuratif. Pada Puskesmas

kami difokuskan ke poli gigi. Tetapi selama PKL di UPK Puskesmas Kom Yos

Sudarso kami di tempatkan pada ruangan lain seperti gizi, Tata Usaha, dan

Ruang Obat ada pun hasil yang kami dapat tiap ruangan :

1. Poli Gigi

Poli gigi di UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso Tahun 2017 terdapat 2

dental unit dengan 1 dokter gigi dan 2 perawat gigi. Setiap pasien datang

langsung ditangani dengan segera, Pada perawatan penambalan sering

menggunakan tambalan komposite dikarenakan pengadaan bahan komposite

lebih banyak ketimbang yang lainnya selain itu komposite juga mempunyai

keunggulan tersendiri yaitu warnanya yang sewarna dengan gigi dan

kekuatannya juga tidak kalah dengan tambalan amalgam, tambalan amalgamn

yang warnanya tidak sewarna dengan gigi dan pengadaannya juga tidak ada

maka tambalan ini tidak dilakukan, untuk tambalan glass ionomer jarang sekali

dipakai hanya pada kasus-kasus tertentu saja seperti kasus Karies Mencapai

23
email yang lubangnya kecil, fissure sealant dan tindakan ART pada siswa-siswa.

Pada pencabutan menggunakan disposible dan citoject, sedangkan untuk

scalling sudah menggunakan yang elektrik. Sistem informasi kesehatan di poli

gigi juga berjalan dengan lancar.

Kegiatan yang dapat kami lakukan di ruang poli gigi seperti mengukur

tekanan darah, menyiapkan alat, memeriksa pasien, melakukan penambalan

baik penambalan komposite, glass ionomer dan tambalan sementara, melakukan

scalling, asistent melakukan pencabuatn gigi permanen, dan melakukan

pencabutan gigi sulung, penyuluhan tentang kesehatan gigi dapa pasien setelah

dilakukan tindakkan, mensterilakan alat-alat dan mendensinfeksi dental unit,

mengisi SIK dan buku kunjungan pasien serta membuat tampon dan cutton roll.

2. Tata Usaha

Pengunjung Tata Usaha di UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso cukup

ramai disetiap harinya. Kegiatan yang dapat kami lakukan di Tata Usaha seperti

membuat surat keterangan sakit, surat keterangan dokter untuk pembuatan Sim

A, C dan keperluan lainnya

3. Gizi

Pada gizi, dengan petugas di ruangan 2 orang pelayanan dapat di

lakukan dengan baik. Fasilitas alat-alat rungan gizi sudah lengkap.

Kegiatan yang dapat kami lakukan di gizi mengukur berat badan bayi dan

balita, mengukur tinggi badan bayi dan balita, mengukut lingkar LILA dan

mengukur lingkar pinggang dan lingkar perut pasien rujukan Tata Usaha dengan

indikasi mempunyai resti PTN serta mengisi data kunjungan pasien.

24
Hubungan ruang gizi dengan gigi ,untuk mengetahui status gizi

seseorang, jika ada anak yang sudah saatnya gigi sulung tumbuh tetapi belum

juga tumbuh itu berarti ada hubungannya dengan status gizi anak tersebut.

4. Ruang Obat

Pada Ruang Obat, dengan petugas di ruangan 2 orang pelayanan dapat

di lakukan dengan baik. Kegiatan yang dapat kami lakukan di ruang obat seperti,

memanggil nama pasien yang akan mengambil obat, mengambil obat yang telah

diresepkan untuk pasien, merekap perhari obat yang telah diberikan ke pasien

dan menulis resep obat.

2. Di Luar Gedung

a. Kegiatan program kesehatan gigi dan mulut

1) Di sekolah

Pada sekolah kami melakukan pemeriksaan DMF-T dan OHI-S

pada siswa serta melakukan penambalan dan penyuluhan tentang

kesehatan gigi dan mulut dan sikat gigi bersama tiap kelasnya. Yang

bertujuan untuk menambah wawasan siswa tentang kesehatan gigi.

Adapun sekolah yang kami lakukan pemeriksaan, penambalan,

pencabutan gigi sulung dengan derajat 3 dan 4 dan penyuluhan yaitu

TK Harapan Indah, SDN 18, SDN 33, SDN 09, SDN 21 Mandau

Permai, SDN 31, SMP ALISHLAH, SMP Kapuas.

B. Pembahasan

1. Perawatan Gigi Dan Mulut Di Dalam Gedung

Perawatan gigi dan mulut yang dilakukan di poli gigi meliputi,

Penyuluhan (promotif), pencegahan (preventif ) dan pengobatan (kuratif).

25
a. Penyuluhan (Promotif)

Kegiatan promotif di poli gigi meliputi penyuluhan kepada pasien

maupun keluarga pasien yang sedang berada di ruang tunggu.

Kegiatan penyuluhan ini sangatlah penting untuk dilakukan agar

masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut.

b. Pencegahan (preventif)

Kegiatan preventif di poli gigi meliputi penambalan pit dan fissure

yang dalam (fissure sealent) dan pembersihan karang gigi (skaling).

Pencegahan penyakit gigi dan mulut haruslah lebih diutamakan agar

pasien mengerti betapa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan

mulut. Alat yang digunakan untuk penambalan fissure sealent yaitu

Glass Ionomer Fuji IX dan untuk scaling sudah menggunakan

ultrasonik scaler.

c. Pengobatan (Kuratif)

Kegiatan kuratif di poli gigi meliputi penambalan, pencabutan,

perawatan dan premedikasi. Penambalan yang dilakukan di poli gigi

lebih sering menggunakan resin komposit dan kasus yang biasa

jumpai adalah Karies Mencapai Email (KME), Karies Mencapai Dentin

(KMD) dan Karies Mencapai Pulpa (KMP). Untuk Karies Mencapai

Pulpa, dokter gigi melakukan perawatan Ganggren Pulpa. Apabila

harus dilakukan perawatan saluran akar berupa perawatan

endodontik, pasien akan dirunjuk ke dokter gigi spesialis konservasi

gigi.

26
Pencabutan gigi di poli gigi biasa dilakukan oleh dokter gigi

maupun perawat gigi, pencabutan gigi menggunakan alat dissposible

dan citoject, Perawatan biasanya dilakukan oleh dokter gigi

dikarenakan untuk menangani kasus yang berat memerlukan

keahlian khusus dan perawatan khusus seperti Perawatan Saluran

Akar. Premedikasi dilakukan apabila pasien datang dalam keadaan

sakit gigi, gusi bengkak dan bernanah. Pemberian obat diberikan

sesuai dengan resep dokter.

2. Perawatan Gigi Dan Mulut Di Luar Gedung

Perawatan gigi dan mulut di luar gedung meliputi penjaringan data

kesehatan gigi dan mulut anak sekolah (SD) dan anak prasekolah.

Perawatan gigi dan mulut anak sekolah (SD) dan anak prasekolah

sasaran nya meliputi anak-anak kelas 1, anak-anak TK maupun PAUD.

Perawatan yang dilakukan yaitu penambalan Pit dan fisure yang dalam

(fissure sealent) dan ART (Autromatic Restrorative Treatment) serta

pemeriksaan gigi, selain melakukan perawatan petugas kesehatan juga

menjalankan program Donut Irene yaitu program “inter aktif” sebagai alat

komunikasi antara petugas kesehatan dengan orang tua murid agar

pendidikan kesehatan gigi kepada orang tua murid/ murid sendiri lebih

menarik dan efektif.

27
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Di UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso lebih tinggi angka pencabutan

daripada penambalan, kebanyakan gigi yang dicabut memang giginya sudah

tidak bisa dipertahankan lagi. Petugas yang dipoli gigi sudah memberikan

edukasi atau penyuluhan kepada pasien jika gigi tersebut masih bisa

dipertahankan lebih baik dipertahankan dari pada dicabut. Walaupun masih

ada beberapa orang yang beranggapan bahwa apabila gigi yang ditambal

bisa sakit kembali sehingga mereka memutuskan untuk mencabut giginya

dari pada harus ditambal. Namun petugas tetap memberikan saran untuk

menambal gigi kepada pasien jika giginya masih bisa dipertahankan.

B. Saran

Meskipun angka pencabutan lebih banyak daripada penambalan,

alangkah baiknya lebih meningkatkan lagi upaya promotif tentang karies gigi

dan cara penanggulangannya kepada pasien. Agar pasien sadar bahwa

menjaga kesehatan gigi dan mulut hal yang penting. Serta meningkatkan

promotif agar masyarakat mau memeriksakan gigi nya 6 bulan sekali serta

dapat meningkatkan motivasi masyarakat agar menjadikan kesehatan gigi

dan mulut menjadi perioritas terpenting dalam kesehatan umum. Dengan

dilakukannya kegiatan promotif yaitu melakukan penyuluhan pada pasien

28
yang berkunjung, maka dikemudian hari akan dapat menurunkan angka

derajat prioritas masalah seperti karies, kalkulus, dan penyakit periodontal.

DAFTAR PUSTAKA
Aiza. 2011. Hubungan antara Kebiasaan engkonsumsi Jajanan dengan
Pengalaman Karies pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun di TK Medan.
Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Sumatera
Utara.
Anggraini, S. 2009. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di
Rumah Sakit Umum Dr Djasamen Saragih Pematang Siantar. Medan:
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara.
Depkes RI. 2012. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas: Jakarta.
Dewanti. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dengan
Perilaku Perawatan Gigi Anak Usia Sekolah di SDN Pondok Cina 4
Depok. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan.
Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Profil UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso Pontianak Barat. 2015.
RISKESDAS 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehtan Republik Indonesia.

29
30
31
DOKUMENTASI KEGIATAN
KEGIATAN DI POLI GIGI

KEGIATAN DI LUAR GEDUNG

32
33
34

Anda mungkin juga menyukai