Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Program Intervensi Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Program
Intervensi Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas Mangunjaya”.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari peran dan bantuan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. H.Suharyanto.,Amd.Kep., selaku Kepala Puskesmas Mangunjaya.
2. Aldo Panov Bereta., Amd., selaku pembimbing yang telah banyak memberi
masukan dan bimbingan sehingga terselesainya laporan ini.
3. Irma Nuraeni, SKM.,MPH., selaku pembimbing praktik kerja lapangan
Puskesmas Mangunjaya.
4. Tri Kusuma Agung Puruhita, M.Sc., selaku pembimbing praktik kerja
lapangan Puskesmas Mangunjaya.
5. Karyawan Puskesmas Mangunjaya yang membantu dalam kegiatan praktik
kerja lapangan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini jauh dari
kesempurnaan. Hal ini tidak luput dari kekurangan maupun keterbatasan dalam
kesempurnaan, pengalaman dan literatur yang penulis miliki. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profil Prodi D III Jurusan Gizi merupakan institusi yang mendidik tenaga
profesional dalam bidang berdasarkan keputusan menteri kesehatan no:
374/menkes/sk/3/2007 tentang standar profesi gizi dan kurikulum pendidikan
tinggi program studi D III Gizi tahun 2011(SK Kepala badan PPSDM
Kesehatan kemenkes RI nomor HK.03.03.1.00810, Mencantumkan empat
peran lulusan pendidikan program DIII Gizi yaitu : 1) Pelaku tata
laksana/asuhan/pelayanan gizi klinik. 2) Pelaksana pelayanan gizi
masyarakat. 3) Penyelia sistem penyelenggaraan makanan institusi atau
masal. 4) Asisten Peneliti.
Kompetensi lulusan di diploma III gizi (Ahli madia gizi) didasarkan pada
keputusan menteri kesehatan no: 374/menkes/sk/3/2007 tentang standar
profesi terdapat 44 kompetesi harus dikuasai oleh lulusan diploma III Gizi.
Kompetensi tersebut terbagi dalam 3 bidang kompetensi yaitu Gizi Klinik,
Gizi Masyarakat, dan MSPMI.
Untuk mencapai peran dan kompetensi tersebut proses pembelajaran
dikemas yang disesuaikan dengan Kerangka Kerja Nasional Indonesia
(KKNI) dimana lulusan D III Gizi mampu menyelesaikan pekerjaan
berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari berbagai pilihan yang
sudah ataupun yang belum baku dengan menganalisis data serta mampu
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur dan profil
khusus sebagai “Pengelola Gizi dengna Strategi Pemberdayaan Masyarakat”
maka dirasa perlu bagi mahasiswa Prodi D III Gizi untuk memperoleh
pengalaman dalam mengelola program gizi puskesmas.
Hal ini sesuai dengan Kurikulum Perguruan Tinggi (KPT) Program D III
Gizi Tahun 2011, mengamanatkan bahwa mahasiswa diwajibkan untuk
mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimana salah satunya adalah PKL
PIGM. Praktik kerja lapangan ini merupakan bentuk mempraktikan teori
sehingga mahasiswa memperoleh pengalaman dan keterampilan langsung
dilapangan.
Praktik kerja lapangan PIGM ini merupakan penerapan pengetahuan
tentang pengelolaan kegiatan/manajemen program gizi yang diselenggarakan
dalam skala mikro yang direncanakan baik program baru atau yang sedang
dibina dan melaksanakan evaluasi intervensi gizi dalam skala mikro di
puskesmas/masyarakat. PKL PIGM ini adalah kurikulum inti yang
merupakan spesifik Program Studi D III Gizi. Praktik ini merupakan sebagian
1
dari capaian utama peran lulusan D III Gizi sebagai “Pelaksana Program Gizi
Masyarakat”.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui peran dan fungsi puskesmas dalam upaya perbaikan gizi
masyarakat (dalam dan luar puskesmas/masyarakat)
b. Mengetahui masalah gizi dan kesehatan di wilayah kerja puskesmas
c. Mampu menyusun rencana program gizi di tingkat puskesmas
d. Mengetahui proses penyusunan biaya pelayanan gizi
e. Melaksanakan program gizi sesuai pedoman dan kondisi sosial
setempat
f. Melaksanakan pembinaan/supervisi kegiatan program gizi masyarakat
di wilayah kerja puskesmas
g. Mampu mengidentifikasi kasus gizi yang harus dirujuk dan berada
diluar kewenangan
h. Melaksanakan komunikasi dan koordinasi lintas program dan lintas
sektor
i. Melaksanakan pemantauan kegiatan program gizi masyarakat di
wilayah kerja puskesmas
j. Melakukan evaluasi keberhasilan program gizi masyarakat di wilayah
kerja puskesmas
k. Mendokumentasikan dan mempresentasikan laporan kerja di wilayah
kerja puskesmas
l. Mampu berpenampilan (unjuk kerja) sesuai dengan kode etik gizi
2
BAB II
PELAKSANAAN PKL
3
dan Desa Citalahab Kecamatan Karangjaya, Desa Cisarua Kecamatan
Cineam Kabupaten Tasikmalaya.
2) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Sidanegara,
Desa Rejamulya Kecamatan Kedungreja, Desa Sidamukti, Desa
Patimuan, Desa Rawaapu, Desa Cinyawang, Desa Purwodadi
Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah.
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.
4) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pasangrahan Kecamatan
Cikatomas, Desa Neglasari, Desa Tawang, Desa Panca Wangi, Desa
Mekarsari Kecamatan Pancatengah, Desa Cimanuk Kecamatan
Cikalong, Desa Mulyasari Kecamatan Salopa Kabupaten
Tasikmalaya.
Secara keseluruhan jumlah penduduk di Kabupaten Pangandaran
hingga akhir bulan Desember 2013 tercatat sebanyak 422.586 orang.
Dengan komposisi jumlah penduduk, laki-laki sebanyak 210.564 jiwa dan
perempuan sebanyak 212.022 jiwa. (Data Utama Kab. Pangandaran. BPS.
2014). Kepadatan penduduk pada tahun 2013 mencapai 418 orang per
km2. Kepadatan tertinggi terjadi di Kecamatan Pangandaran sebesar 1.078
orang per kilometer persegi, sedangkan kepadatan terendah terdapat di
Kecamatan Cigugur dengan kepadatan penduduk sebesar 233 orang per
kilometer persegi. Kepadatan tertinggi di Kecamatan Pangandaran terjadi
karena Kecamatan Pangandaran merupakan pusat kegiatan pariwisata dan
perekonomian di Kabupaten Pangandaran.
2. Puskesmas Mangunjaya
a. Struktur Organisasi (Terlampir)
b. Visi dan Misi
1) Visi
“Puskesmas Mangunjaya sehat mandiri”
2) Misi
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menuju pelayanan
profesional
c. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat mandiri untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat menuju desa sehat siaga mandiri
d. Meningkatkan budaya kerja disiplin dan tanggung jawab
4
Batas wilayah kerja puskesmas Mangunjaya, adalah sebagai berikut:
1) Sebelah Utara : Kecamatan Purwadadi
2) Sebelah Selatan : Kecamatan Padaherang
3) Sebelah Barat : Kecamatan Banjarsari
4) Sebelah Timur : Provinsi Jawa Tengah
Puskesmas mangunjaya merupakan selah satu dari 15 puskesmas
yang ada di wilayah Kabupaten Pangandaran. Berdasarkan letak
geografisnya Puskesmas Mangunjaya berada di wilayah utara Kabupaten
Pangandaran yang terdiri 40% daratan, 23% pegunungan dan 37%
pesawahan.
d. Jumlah Desa
Wilayah kerja Puskesmas Mangunjaya terbagi atas 5 desa yaitu:
1) Desa Kertajaya
2) Desa Sukamaju
3) Desa Mangunjaya
4) Desa Jangraga
5) Desa Sindangjaya
5
B. Pelaksanaan Kegiatan PKL
1. Peranan dan Fungsi Puskesmas
a. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Menurut
Depkes (2011) Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
b. Peranan Puskesmas
Peran dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem
pelayanan kesehatan di Indonesia. Sebegai sarana pelayanan kesehatan
terdepan di Indonesia, maka puskesmas bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggung
jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran.
c. Fungsi Puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan
turut serat memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah
kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah
kerjayanya. Hasil yang diharapkan dalam menjalankan dungsi ini antara
lain adalah terselenggaranya pembangunan diluar bidang kesehatan yang
mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat. Fungsi dari
Puskesmas adalah:
a) Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
b) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
kemampuan untuk hidup sehat
c) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di
wilayah kerjanya
6
Status gizi bayi/balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mangunjaya Bulan
April Tahun 2019 berdasarkan data LB3
7
3) Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Bayi (6-11 bulan)
Cakupan distribusi adalah proporsi (%) bayi yang mendapat kapsul
vitamin A satu kali dengan dosis 100.000 SI (kapsul berwarna biru.
Cakupan ditribusi kapsul vitamin A bagi bayi (6-11 bulan) pada tahun
(selama setahun) adalah cakupan bayi (6-11 bulan) yang mendapat
kapsul vitamin A dosis 100.000 SI (kapsul warna biru) di wilayah kerja
dalam kurun waktu satu tahun.
4) Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Anak Balita (12-59 bulan)
Cakupan distribusi vitamin A bagi anak balita (12-59 bulan) selama
satu tahun adalah cakupan (proporsi) anak balita (12-59) yang mendapat
kapsul vitamin A dengan dosis 200.000 SI (kapsul warna merah) selama
satu tahun (pada bulan Februari dan Agustus) yang ada di wiliayah kerja
puskesmas, untuk cakupan diambil yang terendah antara Februari /
Agustus.
5) Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas
Cakupan distribusi adalah proporsi (%) ibu nifas mendapat kapsul
vitamin A 2x dengan dosis 200.000 SI (kapsul warna merah) yang
masing-masing sebaiknya diberikan sesaat setelah melahirkan dan 24 jam
berikutnya setelah pemberian yang pertama, di wiliyah kerja puskesmas.
Ibu nifas adalah ibu bersalin pada periode mulai 6 jam sampai
dengan 42 hari pasca persalinan.
6) Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 Tablet pada Ibu Hamil
Cakupan ditribusi tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil adalah cakupan
ibu hamil yang telah mendapat minimal 90 TTD (Fe 3) selama periode
kehamilannya di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
7) Cakupan Distribusi MP-ASI Baduta Gakin
Gakin adalah kriteria dan keluarga miskin ditetapkan oleh
pemerintah setempat. Cakupan distribusi MP-ASI baduta gakin adalah
cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 sampai
24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
8) Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi
buruk yang ditangani disarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana
gizi buruk di wiliayah kerja puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
9) Cakupan ASI Eksklusif
ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif adalah pemberian ASI saja sampai
dengan anak umur 6 bulan (kecuali obat). Cakupan ASI Eksklusif adalah
cakupan bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI saja sampai dengan umur
6 bulan di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
8
4. Biaya Pelayanan Gizi
1) Sumber anggaran puskesmas:
a) BOK (Biaya Operasional Kesehatan)
b) BOP (Biaya Operasional Puskesmas)
c) PKG (Pelayanan Kesehatan Gratis)
d) JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
Pembiayaan operasional program pelayanan gizi dibiayai oleh BOK
(Biaya Operasional Kesehatan). Program pelayanan gizinya yaitu:
a) Transport pemantauan ibu hamil KEK di semua desa
b) Transport pelacakan gizi buruk dan gizi kurang dilaksanakan 12
bulan, 1 bulan satu kali kegiatan
c) Transportasi validasi gizi buruk dan gizi kurang pada balita
d) Kelas ibu balita gizi kurang
e) MP-ASI balita Gakin
f) PMT Penyuluhan
3) Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran di buat pada bulan November. Pada bulan
November dibuat PoA semua kegiatan dari JKN serta BOK. Untuk PKG
tidak ada rencana kegiatan, itu berjalan sesuai dengan kegiatan yang ada
karena PKG merupakan kegiatan belanja sehingga tidak bisa
direncanakan.
Pada bulan desember biasanya sudah masuk kemudian menunggu
turunnya DPA, Sebelum DPA turun dari Dinas, kegiatan belanja dari
JKN atau BOK tidak dapat dilaksanakan, jika DPA sudah turun dari
Dinas dan sudah disiapkan anggaran itu, barulah kegiatan belanja dapat
dilaksanakan. Maka dari itu kegiatan pada bulan Januari, Februari, Maret
menggunakan dana praktis. Pada bulan maret biasanya DPA turun
sehingga kegiatan bisa berjalan. Di akhir tahun khusus untuk BOK
diserahkan ke pembuat program, untuk merencanakan program apa saja
yang akan dilakukan. Jika pembuat program sudah membuat PoA per
program nanti direkap oleh bendahara, dan akan dilakukan penyesuaian
anggaran apakah biayanya mencukupi atau tidak. Berikut adalah alur
perencanaan biaya :
9
Merencanakan Rekap oleh
program Membuat PoA bendahara
Penyesuaian
Turun DPA
anggaran
Penilaian Kinerja
Puskesmas
Cakupan belum
Kotak saran
tercapai
Survey lapangan
Pembuatan
program kerja
Pelaksanaan
program kerja
10
6. Supervisi Kegiatan Program Gizi
Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok
puskesmas dalam bidang gizi yaitu program kegiatan yang meliputi
peningkatan pendidikan seputar zat gizi di lingkungan masyarakat,
penanganganan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurang Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A, Gizi Lebih,
Peningkatan Surveilans Gizi dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
Pelaksanaan program dalam kurun waktu harian, bulanan, semesteran (6
bulan sekali) dan tahunan (setahun sekali) serta kondisional yang disesuaikan
dengan kegiatan investigasi dan intervensi gizi jika ditemukan masalah gizi
khususnya kasus gizi buruk. Kegiatan Program Perbaikan Gizi Masyarakat
tidak terikat tempat sehingga fleksibel dilakukan di dalam maupun di luar
gedung puskesmas.
Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) di Puskesmas
Mangunjaya yang dimulai pada 3 Mei s/d 10 Mei 2019 sesuai jadwal yang
sudah ditetapkan oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dari Puskesmas
Mangunjaya yang disesuaikan dengan capaian yang harus dilaksanakan.
Adapun capaian yang harus dilaksanakan meliputi:
1) Struktur Organisasi Dinkes dan Puskesmas
2) Tugas pokok dan fungsi yang terkait dengan program gizi meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program gizi
3) Melakukan asesmen, analisa dan program gizi di puskesmas
4) Melakukan asuhan gizi (NCP) dan konseling gizi terhadap pasien rawat
jalan, rawat inap dan home visit
5) Menganalisa data status gizi hasil penimbangan selama 12 bulan di
kelurahan wilayah kerja puskesmas
6) Melakukan penyuluhan gizi terhadap pengunjung di puskesmas dan
posyandu
7) Penetapan biaya/anggaran pelayanan gizi
8) Sistem rujukan pasien gizi buruk yang dilaksanakan di puskesmas
Struktur organisasi Dinkes dan Puskesmas didapat dari petugas
puskesmas Mangunjaya dengan tujuan untuk mengetahui susunan
kepegawaian dalam melaksanakan tugas dan pokok fungsi.
Program gizi yang dilaksanakan di puskesmas mengacu pada Pedoman
Intrumen Penilaian Kinerja Puskesmas Provinsi Jawa Barat yang terdapat 9
program pokok utama. Kegiatan Asuhan Gizi (NCP) dimulai dengan
pengambilan data pada pasien yang melakukan pemeriksaan rutin baik pada
pasien rawat jalan, rawat inap maupun pasien dengan home visit. Kemudian
setelah pengambilan data, lalu dikaji dan diberikan konseling.
Konseling gizi bisa dilaksanakan di ruang tunggu pada pasien rawat inap
maupun pasien rawat jalan di Puskesmas. Tujuan dari pelaksanaan konseling
11
gizi selain untuk memberikan edukasi kepada pasien juga sebagai salah satu
bentuk pelayanan kesehatan, pemberian informasi dan memberikan motivasi
kepada pasien. Penyuluhan Gizi dilaksanakan di puskesmas dan posyandu
dengan tujuan meningkatkan pengetahuan sasaran dan membantu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sasaran penyuluhan di puskesmas
yaitu pada pasien rawat jalan di ruang tunggu. Sasaran di posyandu yaitu pada
ibu balita yang sedang melakukan penimbangan.
Pelayanan gizi membutuhkan anggaran untuk bisa berjalan dengan
lancar. Pembuatan rencana anggaran ditentukan oleh bendahara puskesmas
menyesuaikan dengan setiap aspek yang akan dicapai. Anggaran ini diajukan
oleh pelaksana program untuk selanjutnya ditinjau dan disetujui oleh
bendahara setiap kali ada penyusunan program kerja. Pelaksanaan rujukan
pasien gizi buruk idealnya sudah tercantum dalam pedoman alur rujukan
penatalaksanaan gizi buruk oleh kementerian kesehatan.
Kembali Ke Puskesmas
Rawat Jalan
12
Sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggungjawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal yang wajib
dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial,
dan seluruh fasilitas kesehatan. Puskesmas termasuk pelayanan kesehatan
tingkat pertama dengan jenis pelayanan yang diberikan adalah pelayanan
kesehatan dasar.
8. Evaluasi Keberhasilan Program Gizi
LAPORAN KINERJA TAHUN 2018
Indikator Kinerja Capaian Target Keterangan
Persentase balita gizi buruk
yang mendapat perawatan Belum
7,8% 100%
(absolut gizi buruk baru tercapai
BB/TB)
Persentase bayi kurang dari 6 Belum
16,3% 90%
bulan mendapat Asi Eksklusif tercapai
Persentase balita 6-59 bulan
100% 100% Tercapai
mendapat kapsul vitamin A
Persentase ibu hamil yang
mendapat Tablet Tambah
103,9% 90% Tercapai
Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan
Persentase ibu nifas mendapat Belum
82,7% 100%
kapsul vitamin A tercapai
Persentase yang ditimbang
berat badannya (D/S) (absolut 100% 80% Tercapai
D)
Distribusi MP-ASI Baduta Belum
0% 100%
Gakin tercapai
13
b. Program bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
c. Program ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A
d. Distribusi MP-ASI baduta gakin
Program balita gizi buruk yang mendapat perawatan masih belum
mencapai target yang telah ditentukan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor yang salah satunya adalah kurangnya sumber daya manusia yang dapat
menangani atau memberikan perawatan untuk balita dengan gizi buruk.
Selain itu, mayoritas balita yang gizi buruk itu memiliki penyakit infeksi
penyerta seperti TBC.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa program gizi yang
disusun di Puskesmas Mangunjaya telah berhasil dilaksanakan dengan baik.
Untuk program yang masih berada dibawah target perlu mendapat perhatian
lebih, sehingga capaian keberhasilan meningkat dan program dapat
terealisasikan dengan baik. Perlu adanya koordinasi dengan pihak lain yang
terkait, agar program yang tidak dapat diselesaikan secara mandiri dapat
berhasil dan mencapai target.
14
10. Konseling Gizi
Konseling gizi adalah proses komunikasi dua arah antara konselor dengan
klien untuk memecahkan masalah klien melalui wawancara, tanya jawab,
diskusi serta ceramah yang dilakukan oleh konselor dan kliennya.
Pelaksanaan konseling gizi di Puskesmas Mangunjaya dirangkap pada saat
proses asuhan gizi berlangsung. Hal ini dilakukan karena di Puskesmas
Mangunjaya masih belum adanya ruang konseling gizi yang secara khusus
melayani masyarakat setempat.
15
BAB III
A. Simpulan
1. Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat sebagai
ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia
2. Masalah gizi dan kesehatan di Puskesmas Mangunjaya secara
keseluruhan sudah baik hanya saja masih terdapat masalah gizi buruk
dan sudah mulai terjadi double burden nutrition dengan adanya
tambahan gizi lebih
3. Program gizi di Puskesmas Mangunjaya dilaksanakan sesuai dengan
Pedoman Instrumen Penilaian Puskesmas Provinsi Jawa Barat meliputi
9 program pokok yaitu cakupan keluarga sadar gizi, program balita
ditimbang, cakupan distribusi vitamin A pada balita 6 – 11 bulan,
cakupan distribusi vitamin A pada balita 11 – 59 bulan, cakupan
distribusi vitamin A pada ibu nifas, cakupan distribusi tablet Fe pada
ibu hamil, cakupan distribusi MP-ASI pada balita GAKIN, cakupan gizi
buruk mendapat perawatan, cakupan ASI Eksklusif.
4. Sumber biaya pelaksanaan pelayanan gizi didapat dari BOK (Biaya
Operasional Kesehatan) dan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). BOK
mendanai pelayanan yang terselenggara di masyarakat sedangkan JKN
mendanai pelayanan penyelenggaraan makanan untuk pasien rawat
inap.
B. Saran
1. Pertahankan pencapaian cakupan program gizi yang telah
dilaksanakan dan lebih ditingkatkan l agi cakupan program
gizi yang belum mencapai target.
2. Perlu adanya perhatian yang intensif dalam pelaksanaan
program KADARZI (Keluarga Sadar Gizi).
16
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran
Lampiran 2. Struktur Organisasi Puskesmas Mangunjaya
Lampiran 3. Rencana Program Gizi
POA PROGRAM INTERVENSI GIZI
PROGRAM/KEGIATAN : KELUARGA BINAAN
C. Evaluasi
Melakukan monitoring
dan evaluasi dalam
bentuk recall makanan
dan menyediakan jasa
edukasi untuk keluarga
dengan anak gizi buruk
21
PENYUSUNAN HIPPOPOC TABLE
PROGRAM INTERVENSI GIZI/KEGIATAN: KELUARGA BINAAN
22
Lampiran 4. Dokumentasi
Dokumentasi NCP
Pelaksanaan NCP pasien rawat inap Pelaksanaan NCP pasien rawat jalan
Pelaksanaan NCP pasien rawat inap Pelaksanaan NCP pasien rawat jalan
Pelaksanaan NCP pasien rawat inap Pelaksanaan NCP pasien gizi buruk (home
visit)
Pelaksanaan NCP pasien gizi buruk (home Pelaksanaan NCP pada pasien rawat jalan
visit) diruang tunggu
Dokumentasi Penyuluhan di Posyandu
Foto bersama bidan dan kader Posyandu Penimbangan bayi dan balita
Beringin II
Pemaparan materi program gizi oleh pihak Foto bersama TPG dan dosen
UKM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program Intervensi
Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
WILIA RAHMA N
P2.06.31.1.16.038
Nama : An.MBA
Usia : 3 tahun 2 bulan (38 bulan)
Diagnosa Medis : Infeksi Tb Paru kanan
Tanggal Skrining : 6 Mei 2019
C. ASSESMENT GIZI
A) RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan
Batuk berdahak
Utama
Riwayat
Riwayat Penyakit Infeksi paru-paru kanan sejak usia 10 bulan
Penyakit Dahulu :
(Dahulu
dan Riwayat
Sekarang) Penyakit Batuk berdarah
Sekarang :
Sumber: Data Rekam Medis Pasien Puskesmas Mangunjaya
B) RIWAYAT KLIEN YANG LAIN
Pemesanan Diet -
Pengalaman
-
Diet
Lingkungan
Anak makan sambil bermain dan disuapi oleh ibunya
Makan
Pengetahuan
Tentang
Sudah mengetahui mengenai pentingnya makanan beragam dan seimbang
Makanan dan
Gizi
Sumber : Wawancara keluarga pasien tanggal 6 Maret 2019
Kesimpulan :
Pola asupan makan pasien di rumah yaitu 3 kali makanan utama dan ada selingan. Pasien
tidak memiliki alergi. Berdasarkan kebiasaan makan, pola makan sudah baik dan teratur namun
perlu ditingkatkan megenai porsi makan anak supaya disesuaikan dengan prtumbuhan dan
perkembangan usia.
D) SQ-FFQ
Tabel 6. Data SQFFQ
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 455.8 16.03 7,4 70.3
Kebutuhan AKG 1125 26 44 155
% Asupan 40.5% 61.7% 16.8% 45.4%
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan :
Berdasarkan kebiasaan makan, asupan makanan pasien termasuk dalam kateori kurang
karena asupannya masih dibawah kebutuhan (<80% dari kebutuhan) (Widyakarya Nasional
Pangan Gizi, 2012).
E) RECALL 24 JAM
Tabel 7. Data Recall 24 Hours
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 670 23.9 11.6 111
Kebutuhan 1260 33.6 35 201.6
% Asupan 53.2% 71.1% 33.1% 55.1%
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil recall 24 jam, asupan makanan pasien termasuk dalam kateori kurang
karena asupannya masih dibawah kebutuhan (<80% dari kebutuhan) (Widyakarya Nasional
Pangan Gizi, 2012).
G) ANTROPOMETRI
H) PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS
Vital Sign -
TD
Nadi
Suhu
Respirasi
-
Sistem Pencernaan
- -
- -
- - - -
Kesimpulan :
Penggunaan obat dan terapi medis diperhatikan karena mempengaruhi asupan makan pasien.
D. DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake (NI)
-
Domain Klinis (NC)
NC.4.1 Malnutrisi berkaitan dengan kurangya atau terbatasnya akses makanan misalnya
keterbatasan ekonomi, pembatasan makanan yang diberikan kepada anak ditandai dengan
status gizi buruk (-4.45 SD)
Domain Behaviour (NB)
-
E. INTERVENSI GIZI
NP 1.1 PRESKRIPSI DI ET : F100 dan Makanan Lunak
a. Bentuk : Cair dan lunak
b. Tujuan :
- Memberikan padat gizi lokal sesuai dengan bb untuk tumbuh kejar
- Memotivasi anak agar dapat menghabiskan makanannya
c. Prinsip/Syarat Diet :
- Energy : 150-220 kkal/kg bb/hari
- Protein : 4-6 gram/kg bb/hari
- Cairan : 150-200 ml/kg bb/hari
- Energi yang berasal dari lemak minimal sebesar 400% dari total energi sehari
- Mineral mix 98 gr)/1000 ml formula
Protein = 4 x 8,4
= 33,6 gram
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program Intervensi
Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
ELIS CHOERUNNISA
P2.06.31.1.16.011
Nama : Ny. Y
Usia : 29 tahun
Diagnosa : Anemia
Tanggal Kunjungan : 06 Mei 2019
Tanggal Skrining : 06 Mei 2019
Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB >5% dalam 3 bulan atau asupan 50 – 75% dari kebutuhan
Kehilangan BB >5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5 – 20,5 atau asupan 25 –
Sedang (Skor = 2)
50% dari kebutuhan
Kehilangan BB >5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3 bulan) atau IMT <18,5
Berat (Skor = 3)
atau asupan 0 – 25% dari kebutuhan.
Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Kebutuhan Gizi Normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (Sirosis hati, COPD, HD rutin, DM, Kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah.
Berat (Skor = 3) Cidera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU
Skrining Lanjut Skrining Lanjut
Usia >70 tahun Total Skor
I II
Skor 0 0 0 0
TIDAK RISIKO
C. ASSESMENT GIZI
A) RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Pusing, lemah, letih, lesu dan lunglai sejak 1 hari sebelum pemeriksaan
Utama (05/05/2019)
Riwayat
Riwayat Penyakit Tidak ada
Penyakit Dahulu :
(Dahulu dan Riwayat
Sekarang) Penyakit Kurang darah/anemia sejak mempunyai anak 2 tahun lalu (2017)
Sekarang :
Sumber: Data Primer Pasien Rawat Jalan Puskesmas Mangunjaya
B) RIWAYAT KLIEN YANG LAIN
Pada saat hamil dahulu, sangat tidak suka mengonsumsi makanan dengan bau
Lingkungan
anyir tinggi seperti daging-dagingan, hal tersebut terbawa sampai sekarang.
Makan
Kurang menyukai sayuran berwarna hijau seperti bayam.
Pengetahuan
Tentang Mengetahui bahan makanan apa saja yang dapat menaikkan kadar
Makanan dan hemoglobin dalam darah
Gizi
Sumber : Data wawancara pasien rawat jalan tanggal 6 Mei 2019
Kesimpulan : Secara keseluruhan hasil recall 24 jam pasien baik tetapi terdapat beberapa
kebiasaan makan pasien yang salah karena pasien tidak melaksanakan anjuran makanan yang sudah
direkomendasikan oleh dokter.
D) SQ-FFQ
E) RECALL 24 JAM
G) ANTROPOMETRI
H) PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS
Vital Sign
TD 100/80 mmHg
Nadi -
Suhu -
Respirasi -
- - -
E. INTERVENSI GIZI
Disusun Oleh :
Hilman Imaduddin Abdullah P2.06.31.1.16.018
Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB >5% dalam 3 bulan atau asupan 50 – 75% dari kebutuhan
Kehilangan BB >5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5 – 20,5 atau asupan 25 –
Sedang (Skor = 2)
50% dari kebutuhan
Kehilangan BB >5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3 bulan) atau IMT <18,5
Berat (Skor = 3)
atau asupan 0 – 25% dari kebutuhan.
Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Kebutuhan Gizi Normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (Sirosis hati, COPD, HD rutin, DM, Kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah.
Berat (Skor = 3) Cidera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU
Skrining Lanjut Skrining Lanjut
Usia >70 tahun Total Skor
I II
Skor 2 1 3
RISIKO / TIDAK RISIKO
C. ASSESMENT GIZI
A) RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan
Nyeri ulu hati, pusing
Utama
Riwayat
Pasien mengalami lemas dan merasakan perih serta panas di
Riwayat Penyakit
bagian ulu hati.
Penyakit Dahulu :
(Dahulu dan Riwayat
Sekarang) Penyakit Suspect Hepatitis
Sekarang :
Sumber: Data Rekam Medis Pasien Puskesmas Mangunjaya
B) RIWAYAT KLIEN YANG LAIN
Lingkungan
Masak sendiri
Makan
Pengetahuan
Tentang Pasien belum mengetahui tentang makanan dan gizi dibuktikan dengan
Makanan dan kebiasaan makan asal kenyang.
Gizi
Sumber : Wawancara keluarga pasien tanggal 6 Maret 2019
Kesimpulan : Pasien terbiasa mengosumsi makanan yang di buat sendiri dirumah, pasien
makan asal kenyang dengan bahan makanan yang di konsumsi tidak beragam.
D) SQ-FFQ
Tabel 31. Data SQFFQ
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 708,1 24,6 11,5 123,7
Kebutuhan 2150 57 60 323
% Asupan 33 43 19 38
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan : kebiasaan makan pasien dibandingkan dengan angka kecukupan gizi masih belum
memenuhi kebutuhan.
E) RECALL 24 JAM
Vital Sign
TD 90/60 mmHg
Nadi 76x/mnt
Suhu 36,70C
Respirasi 22x/mnt
D. DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake (NI)
- NI 2.1 Inadekuat oral intake berkaitan dengan faktor fisiologis (Mual, nyeri dan panas
bagian ulu hati) ditandai dengan hasil recall < 80% kebutuhan
E. INTERVENSI GIZI
PRESKRIPSI DIET :
a. Bentuk : Makanan Lunak
b. Tujuan : Mencapai asupan makanan 50%
secara bertahap sesuai kemampuan pasien
c. Prinsip/Syarat Diet : 1. Energi sesuai kebutuhan individu
2. Protein 15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak 20% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat 60% dari kebutuhan energi
total.
F. KOLABORASI (RC)
Dokter : Mengetahui perkembangan diagnosa pasien
Perawat : Mengetahui perkembangan klinis-fisik pasien
Analis Kesehatan : Mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium pasien
Farmasi : Memberikan obat sesuai resep dokter
Rekam Medik : Dokumentasi data pasien
Disusun Oleh :
Rahma Ayu Ramadhania P2.06.31.1.16.030
C. ASSESMENT GIZI
A) RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan
Perut kembung, demam, dan diare.
Utama
Riwayat
Pasien diare sudah 4 hari disertai dengan demam, dan perut
Penyakit
Riwayat kembung.
Dahulu :
Penyakit
(Dahulu dan Riwayat Pasien masuk IGD Puskesmas Mangunjaya setelah 4 hari diare
Sekarang) Penyakit dengan keluhan perut kembung, dan demam. Kemudian pasien di
Sekarang : rawat di fasilitas rawat inap Puskesmas Mangunjaya.
D) SQ-FFQ
Tabel 44. Data SQFFQ
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 703,6 57 23,7 73,6
Kebutuhan 1125 26 44 155
% Asupan 62 219 53 47
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan : Konsumsi makan pasien dibandingkan dengan angka kecukupan gizi menurut usia
belum memenuhi kebutuhan harian
E) RECALL 24 JAM
Tabel 45. Data Recall 24 Hours
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 238,75 4,8 11,4 29,5
Kebutuhan 865 20 28 131
% Asupan 27 24 40 22
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan : Konsumsi makan pasien dibandingkan dengan angka kebutuhan gizi individu
belum memenuhi kebutuhan harian
F) STANDAR PEMBANDING (CS)
H) PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS
Vital Sign
112 kali/menit
Nadi
38,2ºC
Suhu
28 kali/menit
Respirasi
D. DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake (NI)
NI 2.1 Inadekuat oral intake berkaitan dengan gangguan fisiologis (perut kembung)
ditandai dengan asupan < 80% kebutuhan total
E. INTERVENSI GIZI
NP 1.1 PRESKRIPSI DI ET :
a. Bentuk : Lunak
b. Tujuan : Mencapai asupan 50 % kebutuhan
total secara bertahap sesuai kemampuan
pasien
c. Prinsip/Syarat Diet : Energi sesuai kebutuhan menurut
usia tinggi, protein sesuai kebutuhan
menurut usia tinggi, lemak 30% dari total
kebutuhan energi, dan karbohidrat sisa dari
total kebutuhan energi. Diberikan makanan
tidak bergas dan rendah sisa
d. Menghitung Kebutuhan Zat Gizi :
Energi
= BBI menurut usia tinggi × energi menurut
AKG
= 10 × 86,5 kkal
= 865 kkal
Protein
= BBI menurut usia tinggi × protein menurut
AKG
= 10 × 2 gram
= 20 gram (80 kkal)
Lemak
= 30% × kebutuhan energi total
= 30% × 865 kkal
= 259,5 kkal (28 gram)
Karbohidrat
= kebutuhan energi total – (protein + lemak)
= 865 – (80 + 259,5)
= 545 kkal (131 gram)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Kerja Lapangan Program Intervensi Gizi
Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
Riza Refani Fauziah P2.06.31.1.16.032
Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB >5% dalam 3 bulan atau asupan 50 – 75% dari kebutuhan
Kehilangan BB >5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5 – 20,5 atau asupan 25 –
Sedang (Skor = 2)
50% dari kebutuhan
Kehilangan BB >5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3 bulan) atau IMT <18,5
Berat (Skor = 3)
atau asupan 0 – 25% dari kebutuhan.
Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Kebutuhan Gizi Normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (Sirosis hati, COPD, HD rutin, DM, Kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah.
Berat (Skor = 3) Cidera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU
Kesimpulan : Berdasarkan hasil skrining total skor yang dihasilkan yaitu 0, Ny.R tidak
beresiko malnutrisi
C. ASSESMENT GIZI
A) RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan
Sesak, nyeri lambung, perut terasa begah
Utama
Riwayat
Riwayat Penyakit -
Penyakit Dahulu :
(Dahulu dan
Riwayat
Sekarang)
Penyakit Gastritis
Sekarang :
Sumber: Data Rekam Medis Pasien Puskesmas Mangunjaya
B) RIWAYAT KLIEN YANG LAIN
Tabel 55. Riwayat Klien yang Lain
Jenis Data Keterangan
Gastrointestinal Kembung
Imun Alergi pada makanan anyir
Perawatan -
Riwayat Sosial Ibu rumah tangga, suami bekerja sebagai buruh, memiliki 4 anak
Sumber : Wawancara pasien tanggal 07 Mei 2019
C) RIWAYAT MAKAN (FH)
Tabel 56. Riwayat Makan
Jenis Data Keterangan
FFQ
Sumber Karbohidrat :
- Nasi 3x/hr 1 ctg
- Mie 1x/mg 1 bks
- Singkong 3x/mg 1 ptg sdg
Sumber Protein Hewani :
- Telur 1x/bln 1 btr
Riwayat Diet
- Ayam hampir tidak pernah
(Pola Makan)
- Gatal jika memakan bahan makanan yang bersifat anyir
Sumber Protein Nabati :
- Tempe 2x/hr 2 ptg
- Tahu 1x/hr 1 bh
Sumber Sayuran :
- Daun Singkong 1x/hr 1 mgkk kecil
- Sayur lodeh 1x/hr 1 mgkk kecill
Sumber Buah :
- Jarang konsumsi buah dan hampir tidak pernah dikarenakan tidak
mampu membeli buah
Konsumsi air minum ± 5 gls/hr
Recall 24 Hours
Sahur :
- Nasi 1 ctg
- Sayur Asem 1 mgk kecil
Buka :
- Nasi 1 ctg
- Sayur Talas 1 mgk sdg
(Dalam Keadaan Berpuasa)
Pemesanan Diet -
Pengalaman Diet -
Lingkungan
-
Makan
Pengetahuan
Tentang Pasien tidak terlalu memahami mengenai pentingnya konsumsi buah bagi
Makanan dan kesehatan
Gizi
Sumber : Wawancara pasien tanggal 07 Mei 2019
Kesimpulan : Pengetahuan yang kurang terkait pentingnya konsumsi makanan yang sehat
terutama buah
D) SQ-FFQ
Tabel 57. Data SQFFQ
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 902,5 31,5 9,16 173,8
Kebutuhan 1840,2 69 51,1 276
% Asupan 47,5 55,2 17,2 60,9
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan : Asupan Ny.R masih dibawah 80% dari kebutuhan
E) RECALL 24 JAM
Tabel 58. Data Recall 24 Hours
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral - - - -
Kebutuhan 1840,2 69 51,1 276
% Asupan - - - -
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan : Recall dilaksanakan pada saat bulan puasa, sehingga data yang didapat tidak
bisa digunakan untuk data asupan
H) PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS
Tabel 61. Pemeriksaan Fisik/Klinis
Jenis Data Keterangan
Kesadaran composmentis, keadaan umum baik
Penampilan Keseluruhan
Vital Sign
TD 170/80 mmHg
Nadi
Suhu 36°C
Respirasi
Konstipasi (2 hari belum BAB)
Sistem Pencernaan
- - -
D. DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake (NI)
NI.2.1
Asupan Oral Tidak Adekuat berkaitan dengan adanya gangguan fisiologis (perut kembung)
ditandai dengan asupan makan berdasarkan FFQ <80% kebutuhan
Domain Klinis (NC)
NC.3.3
Kelebihan Berat Badan berkaitan dengan kurangnya aktifitas fisik ditandai dengan IMT
diatas normal yaitu 28,6
Domain Behaviour (NB)
NB.1.1
Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan perilaku dan
kepercayaan yang salah terkait dengan makanan dan zat gizi ditandai dengan tidak pernah
konsumsi buah dikarenakan anggapan bahwa buah itu mahal
E. INTERVENSI GIZI
NP 1.1 PRESKRIPSI DI ET :
a. Bentuk : Makanan Biasa
b. Tujuan :
- Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan secara bertahap
- Memberikan makanan yang tidak merangsang dan berbau tajam
c. Prinsip/Syarat Diet :
- Energi sesuai kebutuhan yaitu 1840,2 kkal
- Protein sebesar 15% dari kebutuhan yaitu 69 gr dari energi total
- Lemak sebesar 25% dari kebutuhan yaitu 51,1 gr dari energi total
- Karbohidrat sebesar 60% dari kebutuhan yaitu 276 gr dari energi total
d. Menghitung Kebutuhan Zat Gizi :
Energi
Rumus (Harris Benedict, 1919) = BMR × Faktor Aktifitas × Faktor Stress
= 1286,9 kkal x 1,3 x 1,1
= 1840,2 kkal
Protein
= 15% x 1840,2 kkal ÷ 4
= 69 gr
Lemak
= 25% x 1840,2 kkal ÷ 9
= 51,1 gr
Karbohidrat
= 60% x 1840,2 kkal ÷ 4
= 276 gr
DI PUSKESMAS MANGUNJAYA
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan praktek kerja lapangan (PKL)
Disusun oleh:
WINDA AYU LESTARI
NIM.P2.06.31.1.16.039
Kesimpulan:
Berdasarkan kebiasaan makan pasien saat di rumah atau SMRS, asupan energi, protein
dan lemak Ny. H masuk dalam kategori <80% dari kebutuhan (Widyakarya Nasional
Pangan Gizi, 2012).
c. Recall 24 jam FH.7.2.8 (Asupan oral pada saat sebelum masuk RS 1 hari)
Tabel 8. Hasil recall 24 jam melalui wawancara dengan pasien
E P L KH
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan oral 1.643,75 46 40 260
Kebutuhan 1.615 61 54 375
%Asupan 102% 75% 74% 69%
Sumber: Data primer terolah, 2019
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil recall 1x24 jam, asupan gizi yang didapatkan energi >80% kebutuhan
sedangkan protein, lemak dan KH <80% kebutuhan. (Widyakarya Nasional Pangan Gizi,
2012).
d. Standar Pembanding
Tabel 9. Standar Pembanding
Kode Kebutuhan
Jenis Data
IDNT AKG Kebutuhan
CS.1.1.1 Estimasi kebutuhan energi 2.150 1.615
CS.2.1.1 Estimasi kebutuhan lemak 60 54
CS.2.2.1 Estimasi kebutuhan protein 57 61
CS.2.3.1 Estimasi kebutuhan karbohidrat 323 375
Rekomendasi BB BBI= 54,9 kg (Brocca, 2005)
Sumber: Data primer terolah, 2019
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia diperoleh pasien mempunyai GDS tinggi
NC. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan DM ditandai dengan
tingginya nilai GDS yaitu 160
2.4 INTERVENSI GIZI
2.7 KOLABORASI
- Dokter : Anjuran pemberian diet yaitu diet DM dan intekasi antara obat dan makanan
yang dikonsumsi pasien serta nilai laboratorium pasien.
- Perawat : Monitoring mengenai tanda vital, dan kondisi fisik-klinis pasien.
Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program Intervensi
Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
FELIA NELNOVIA
P2.06.31.1.16.014
Sumber Karbohidrat :
- Nasi 2x/hr 2 ctg
- Roti tawar 4x/mgg 2 lmbr
Sumber Protein Hewani :
- Telur 5x/mgg ½ btr
Sumber Protein Nabati :
- Tempe 2x/mgg 4 ptg tipis
Selingan :
- Wafer nabati 1x/hr 1 bks
- PMT 2x/hr 1 bks
Riwayat Diet Recall 24 Hours
(Pola Makan)
Makan Pagi
- Nasi 1 ½ ctg
- Telur dadar ½ btr
Snack Pagi
- Biskuit PMT 1 bks
Makan Sore
- Nasi kuning 1 ctg
- Bihun tumis 4 sdm
Makan Malam
- Nasi 1 ctg
- Garam ½ sdt
Klien tidak menyukai sayuran, tidak menyukai daging, dan jarang
mengonsumsi buah-buahan
Pemesanan Diet -
Pengalaman Diet -
Lingkungan
Klien makan sambil bermain dan disuapi oleh ibunya
Makan
Pengetahuan
Tentang
Sudah mengetahui mengenai pentingnya makanan beragam dan seimbang
Makanan dan
Gizi
Sumber : Wawancara keluarga pasien tanggal 6 Mei 2019
Kesimpulan :
Pola asupan makan klien dirumah yaitu 3x makan utama dan ada selingan. Berdasarkan
hasil recall 24 jam terlihat bahwa klien kurang mengonsumsi makanan yang beragam dan makanan
yang dikonsumsi tidak seimbang. Hal tersebut dikarenakan klien tidak menyukai beberapa sumber
zat gizi seperti sayuran, buah, dan sumber protein selain telur.
D) SQ-FFQ
Tabel 70. Data SQFFQ
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 994.9 29.2 13.65 178.6
Kebutuhan 1600 35 62 220
% Asupan 62.2 83 22 81.2
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan :
Berdasarkan perbandingan asupan dan kebutuhan sq-ffq dapat diketahui bahwa asupan
energi dan lemak masih dibawah kebutuhan (<80% dari kebutuhan).
E) RECALL 24 JAM
Tabel 71. Data Recall 24 Hours
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 960 23.3 15 163.5
Kebutuhan 1950 52 54.2 313.5
% Asupan 49.2 44.8 27.7 52,2
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan : Berdasarkan hasil recall dapat diketahui bahwa asupan klien R masih dibawah
kebutuhan (<80%)
F) STANDAR PEMBANDING (CS)
IMT/U = -2 (Normal)
(SK Antropometri, WHO 2005)
H) PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS
Tabel 74. Pemeriksaan Fisik/Klinis
Jenis Data Keterangan
Penampilan Keseluruhan Kesadaran composmenthis dan baik
Bahasa Tubuh Mobilitas baik
Kepala dan Mata -
Vital Sign
TD
Nadi -
Suhu
Respirasi
Sistem Pencernaan -
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan :
Secara keseluruhan keadaan klien composmenthis dan mobilitas baik.
I) BIOKIMIA
Tabel 75. Data Biokimia
Data Hasil Nilai Rujukan Keterangan
- - - -
J) TERAPI MEDIS DAN FUNGSI
Tabel 76. Terapi Medis dan Fungsi
Jenis Terapi Medis Fungsi Interaksi dengan Makanan
- - -
D. DIAGNOSIS GIZI
Domain Klinis (NC)
NC-4.1. Malnutrisi berkaitan dengan kurangnya atau terbatasnya akses makanan misalnya
keterbatasan ekonomi, pembatasan makanan yang diberikan kepada anak ditandai dengan
BBR 65%
E. INTERVENSI GIZI
NP 1.1 PRESKRIPSI DI ET : F100 dan Makanan Biasa
a. Bentuk : Cair dan Biasa
b. Tujuan :
1. Memberikan makanan yang adekuat untuk tumbuh kejar
2. Memotivasi anak agar dapat menghabiskan porsinya
c. Prinsip/Syarat Diet :
1. Energi 150-220 kkal/kg BB/hari
2. Protein 4-6 gr/kg BB/hari
3. Cairan 150-200 ml/kg BB/hari
4. Energi yang berasal dari lemak minimal sebesar 400% dari total energi sehari
5. Mineral mix 98 gr/1000 ml formula
d. Menghitung Kebutuhan Zat Gizi :
Energi = 150 x 13
= 1950 kkal
Protein = 4 x 13
= 52 gram
Cairan = 150 x 13
= 1950 ml
PEMBERIAN MAKAN DAN SNACK : 2x formula, 3x makanan biasa, dan
2x selingan
RUTE : Oral
IMPLEMENTASI DIET PUSKESMAS
Tabel 77. Implementasi Diet Rumah Sakit
Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Standar Puskesmas
Infus
Kebutuhan/Planing
% Standar/Kebutuhan
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
EDUKASI GIZI
Memberikan pemahaman kepada keluarga khususnya orangtua klien mengenai
pentingnya pemberian makan sesuai dengan kebutuhan usia pertumbuhan dan pentingnya
pemberian makanan tambahan untuk mengejar pertumbuhan dan perkembangan anak.
F. KOLABORASI (RC)
-
G. MONITORING DAN EVALUASI
B. RENCANA MONITORING
Tabel 78. Rencana Monitoring
Hal yang Waktu
Target
Diukur Pengukuran
Antropometri BB 1 minggu Peningkatan BB
Biokimia - - -
Klinis/Fisik - - -
Asupan energi,
Asupan Zat Gizi protein, lemak, Setiap hari Asupan terpenuhi 60%
dan karbohidrat
LAPORAN KONSELING KASUS DISLIPIDEMIA
DI PUSKESMAS MANGUNJAYA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Kerja Lapangan Program Intervensi Gizi
Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
R Azura Rex Javier P2.06.31.1.16.027
Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB >5% dalam 3 bulan atau asupan 50 – 75% dari kebutuhan
Kehilangan BB >5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5 – 20,5 atau asupan 25 –
Sedang (Skor = 2)
50% dari kebutuhan
Kehilangan BB >5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3 bulan) atau IMT <18,5
Berat (Skor = 3)
atau asupan 0 – 25% dari kebutuhan.
Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Kebutuhan Gizi Normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (Sirosis hati, COPD, HD rutin, DM, Kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah.
Berat (Skor = 3) Cidera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU
C. ASSESMENT GIZI
A) RIWAYAT PENYAKIT
Tabel 81. Riwayat Penyakit
Jenis Data Keterangan
Keluhan
Lemas, Pusing, Mual, Nyeri ulu hati, dan panas dingin sudah 3 hari.
Utama
Riwayat
Riwayat Penyakit -
Penyakit Dahulu :
(Dahulu dan
Riwayat
Sekarang)
Penyakit Asam urat, Mag.
Sekarang :
Sumber: Data Rekam Medis Pasien Puskesmas Mangunjaya
B) RIWAYAT KLIEN YANG LAIN
Riwayat Diet
(Pola Makan) Recall 24 Hours
Pagi Nasi, Tempe goreng, Ikan, Soup. (Sisa setengah)
Selingan Apel ½ , Jeruk ½ .
Siang Nasi, Ayam goreng, Tempe goreng. (Sisa setengah)
Selingan –
Malam Nasi, Tahu goreng, Telur dadar, kangkung, (Habis)
Pemesanan Diet Menghindari makanan seperto Sayur Kol, sawi, berminyak tinggi.
Pengalaman Diet Tidak Pernah.
Suka makan dengan sambal dan ikan asin, kebiasaan makananan yang lebih
Lingkungan
banyak dihabiskan anak dan cucunya. Kurangnya dukungan dari pihak
Makan
keluarga untuk membiasakan makan sesuai jam makan.
Pengetahuan
Tentang
Kurangnya pengetahuan tentang kebiasaan makan sehat.
Makanan dan
Gizi
Sumber : Wawancara keluarga pasien tanggal 6 Mei 2019
Kesimpulan : Kebiasaan makan yang tidak teratur.
D) SQ-FFQ
Tabel 84. Data SQFFQ
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral
Kebutuhan
% Asupan
Sumber : Data Primer Terolah (2019)
Kesimpulan : Pasien sudah mulai lupa apa saja yang dikonsumsi dan kebiasaannya sehingga
diragukan untuk mendapat data yang valid.
E) RECALL 24 JAM
H) PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS
Tabel 88. Pemeriksaan Fisik/Klinis
Jenis Data Keterangan
Kurus.
Penampilan Keseluruhan
Vital Sign
TD 90/70 mmHg
Nadi 72
Suhu 36,7o
Respirasi 22
Mual, kembung.
Sistem Pencernaan
I) BIOKIMIA
Tabel 89. Data Biokimia
Data Hasil Nilai Rujukan Keterangan
F. KOLABORASI (RC)
-
G. MONITORING DAN EVALUASI
A. RENCANA MONITORING
Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program Intervensi
Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
WILIA RAHMA N
P2.06.31.1.16.038
Antropometri :
BB = 8,4 kg BBI = 14,7 kg Status Gizi : Gizi Buruk
TB = 76 cm BB/U = -4.45 (Buruk)
BB/PB = -1.96 (Normal)
TB/U = -5.70 (Stunting)
NC.4.1 Malnutrisi berkaitan dengan kurangya atau terbatasnya akses makanan misalnya
keterbatasan ekonomi, pembatasan makanan yang diberikan kepada anak ditandai dengan status
gizi buruk (-4.45 SD)
Telah diberikan konsultasi gizi kepada pasien tersebut dengan diit: F100 dan makanan lunak
Ahli Gizi
LAPORAN KONSELING KASUS ANEMIA PADA PASIEN RAWAT JALAN DI
PUSKESMAS MANGUNJAYA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program Intervensi
Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
ELIS CHOERUNNISA
P2.06.31.1.16.011
Diagnosa Gizi :
(NI-5.1) Intake lemak tidak adekuat berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai
dengan intake lemak 75% (standar pembanding sesuai PGRS tahun 2013 asupan normal jika lebih
dari 80% kebutuhan energi)
(NI-53.1) Intake karbohidrat tidak adekuat berkaitan dengan pemilihan makanan tidak tepat
ditandai dengan intake karbohidrat 68% (standar pembanding sesuai PGRS tahun 2013 asupan
normal jika lebih dari 80% kebutuhan energi)
(NB-1.2) Kebiasaan makan yang salah mengenai makanan zat gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan tidak untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ditandai dengan intake makan menunjukkan
ketidakseimbangan zat gizi dan jenis bahan makanan tertentu (lauk hewani yang anyir)
Telah diberikan konsultasi gizi kepada pasien tersebut dengan diit: Tinggi Energi Tinggi Protein
(TETP)
Perincian energi dan zat gizi : (Sesuai Leaflet)
Energi 1782 kkal
Protein 66,8 gram
Lemak 49,5 gram
Karbohidrat 267,3 gram
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program Intervensi
Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
HILMAN IMADUDDIN ABDULLAH
P2.06.31.1.16.018
Protein
= 1891 x 15%/4
= 1891 x 0,15/4
= 70,9 gr
Lemak
= 1891 x 20%/9
= 1891 x 0,2/9
= 42 gr
Karbohidrat
= 1891 x 65%/4
= 1891 x 0,65/4
= 307,2 gr
Diagnosa Gizi : NI 2.1 Inadekuat oral intake berkaitan dengan faktor fisiologis (mual, nyeri dan
panas pada bagian ulu hati) ditamdai dengan hasil recall <80% kebutuhan total
Telah diberikan konsultasi gizi kepada pasien tersebut dengan diit: -
Perincian energi dan zat gizi : (Sesuai Leaflet)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program Intervensi
Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
RAHMA AYU RAMADHANIA
P2.06.31.1.16.030
Lemak
= 30% kebutuhan energi total
= 30% 865 kkal
= 259,5 kkal (28 gram)
Karbohidrat
= kebutuhan energi total – (protein + lemak)
= 865 kkal – (80 kkal +259,5 kkal)
= 545 kkal (131 gram)
Diagnosa Gizi : NI 2.1 Inadekuat oral intake berkaitan dengan faktor fisiologis (perut kembung)
ditandai dengan asupan <80% kebutuhan total
Telah diberikan konsultasi gizi kepada pasien tersebut dengan diit: -
Perincian energi dan zat gizi : (Sesuai Leaflet)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program Intervensi
Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
Protein
= 1840 x 15%/4
= 1840 x 0,15/4
= 69 gr
Lemak
= 1840 x 25%/9
= 1840 x 0,25/9
= 51,1 gr
Karbohidrat
= 1840 x 60%/4
= 1840 x 0,6/4
= 276 gr
Catatan (informasi lain yang berhubungan dengan pola makan) : Ny. R akan merasa gatal setelah
memakan makanan bersumber protein hewani seperti telur
Diagnosa Gizi :
NI.2.1
Asupan Oral Tidak Adekuat berkaitan dengan adanya gangguan fisiologis (perut kembung)
ditandai dengan asupan makan berdasarkan FFQ <80% kebutuhan
NC.3.3
Kelebihan Berat Badan berkaitan dengan kurangnya aktifitas fisik ditandai dengan IMT diatas
normal yaitu 28,6
NB.1.1
Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan perilaku dan kepercayaan yang
salah terkait dengan makanan dan zat gizi ditandai dengan tidak pernah konsumsi buah
dikarenakan anggapan bahwa buah itu mahal
DI PUSKESMAS MANGUNJAYA
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan praktek kerja lapangan (PKL)
Disusun oleh:
WINDA AYU LESTARI
NIM.P2.06.31.1.16.039
Antropometri :
BB = 68 kg BBI = 54,9 kg Status Gizi : Gizi Lebih
TB = 161 cm IMT= 26, 23 (Overweight)
Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program Intervensi
Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
FELIA NELNOVIA
P2.06.31.1.16.014
- Cairan = 150 x 13
= 1950 ml
NC.4.1 Malnutrisi berkaitan dengan kurangya atau terbatasnya akses makanan misalnya
keterbatasan ekonomi, pembatasan makanan yang diberikan kepada anak ditandai dengan BBR
65%
Telah diberikan konsultasi gizi kepada pasien tersebut dengan diit: F100 dan makanan biasa
Ahli Gizi
LAPORAN NCP KASUS DISLIPIDEMIA DI
PUSKESMAS MANGUNJAYA
Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program Intervensi
Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
R. AZURA REX JAVIER
P2.06.31.1.16.027
Catatan (informasi lain yang berhubungan dengan pola makan) : Makan Sehari 2x, Terkadang
sehari 1x. Lebih sering makan dengan Ikan Asin.
Diagnosa Gizi :
Domain Intake (NI) 2.1 Inadequat oral intake berkaitan dengan asupan kurang dari
kebutuhan ditandai dengan tidak nafsu makan dan masih terdapat Mual.
Domain Klinis (NC) 3.1 Berat badan kurang dari normal berkaitan dengan pola makan
salah ditandai dengan hasil ffq menunjukan makan tidak teratur, makan 1 hari 2x.
Telah diberikan konsultasi gizi kepada pasien tersebut dengan diit: Diet Dislipidemia
Perincian energi dan zat gizi : (Sesuai Leaflet)
Disusun oleh:
Elis Choreunisa P2.06.31.1.16.011
B. Materi penyuluhan
Terlampir
C. Proses penyuluhan
Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Mengutarakan tujuan b. Mendengarkan
c. Menyebutkan topik
2. Penyajian a. Menjelaskan materi mengenai Mendengarkan dan 30 menit
definisi dari Gizi Seimbang memperhatikan
b. Menjelaskan materi mengenai penyuluhan
empat pilar gizi seimbang
c. Menjelaskan materi mengenai
pesan umum gizi seimbang
3. Penutup Merangkum materi penyuluhan dan Mengajukan pertanyaan 5 menit
membuka sesi pertanyaan serta jika ada
mengucapkan salam penutup Menjawab salam
D. Metode penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
E. Alat/Media
a. Leaflet
F. Evaluasi penyuluhan
a. Bagaimana jalannya kegiatan penyuluhan
b. Bagaimana respon peserta penyuluhan
c. Apa saja kendala dan kekurangan saat penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Gizi Seimbang
Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun
1955 merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma
tahun 1992. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang
telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta
masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan mengimplementasikan pedoman
tersebut diyakini bahwa masalah gizi beban ganda dapat teratasi.
B. Pengertian Empat Pilar Gizi Seimbang
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan
zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur.
Empat Pilar tersebut adalah:
1. Mengonsumsi makanan beragam
Yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain keanekaragaman
jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah
yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur. Anjuran pola makan
dalam beberapa dekade terakhir telah memperhitungkan proporsi setiap
kelompok pangan sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya. Contohnya, saat
ini dianjurkan mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan
dibandingkan dengan anjuran sebelumnya. Demikian pula jumlah makanan yang
mengandung gula, garam dan lemak yang dapat meningkatkan resiko beberapa
PTM, dianjurkan untuk dikurangi. Akhir-akhir ini minum air dalam jumlah
yang cukup telah dimasukkan dalam komponen gizi seimbang oleh karena
pentingnya air dalam proses metabolisme dan dalam pencegahan dehidrasi.
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seseorang yang
menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga
jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada
keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk
memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi
terutama apabila disertai panas. Pada orang yang menderita penyakit diare,
berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara langsung akan
memperburuk kondisinya. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang menderita
kurang gizi akan mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada
keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga kuman
penyakit lebih mudah masuk dan berkembang. Kedua hal tersebut menunjukkan
bahwa hubungan kurang gizi dan penyakit infeksi adalah hubungan timbal balik.
3. Melakukan aktivitas fisik.
4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal
C. Pesan Umum Gizi Seimbang
1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan
Mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan.
Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk-pauk, sayuran,
buah-buahan dan minuman. Mengonsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap
kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan)
setiap kali makan akan lebih baik.
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
Secara umum sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai
vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung
dalam sayuran dan buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal
senyawa jahat dalam tubuh. Berbeda dengan sayuran, buah-buahan juga
menyediakan karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa. Sayur tertentu
juga menyediakan karbohidrat , seperti wortel dan kentang sayur. Sementara
buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh seperti buah alpokat dan buah
merah. Oleh karena itu konsumsi sayuran dan buah-buahan merupakan salah
satu bagian penting dalam mewujudkan gizi seimbang.
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan pangan
sumber protein nabati. Kelompok pangan lauk pauk sumber protein hewani
meliputi daging ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging rusa dll),
daging unggas (daging ayam, daging bebek dll), ikan termasuk seafood, telur
dan susu serta hasil olahnya. Kelompok Pangan lauk pauk sumber protein nabati
meliputi kacang-kacangan dan hasil olahnya seperti kedele, tahu, tempe, kacang
hijau, kacang tanah, kacang merah, kacang hitam, kacang tolo dan lain-lain.
Kebutuhan pangan hewani 2-4 porsi (setara dengan 70140 gr/2-4 potong daging
sapi ukuran sedang atau 80-160 gr/2-4 potong daging ayam ukuran sedang atau
80-160 gr/2-4 potong ikan ukuran sedang) sehari dan pangan protein nabati 2-4
porsi sehari ( setara dengan 100-200 gr/ 4-8 potong tempe ukuran sedang atau
200-400 gr/ 4-8 potong tahu ukuran sedang) tergantung kelompok umur dan
kondisi fisiologis (hamil, menyusui, lansia, anak, remaja, dewasa).
4. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman
Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk
Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji menyebutkan bahwa konsumsi gula lebih
dari 50 g (4 sendok makan), natrium lebih dari 2000 mg (1 sendok teh) dan
lemak/minyak total lebih dari 67 g (5 sendok makan) per orang per hari akan
meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.
6. Biasakan Sarapan
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun
pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30%
kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif.
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
Air merupakan salah satu zat gizi makro esensial, yang berarti bahwa air
dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak untuk hidup sehat, dan tubuh tidak
dapat memproduksi air untuk memenuhi kebutuhan ini. Sekitar duapertiga dari
berat tubuh kita adalah air.
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
Label adalah keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi, tanggal
kadaluarsa dan keterangan penting lain yang dicantumkan pada kemasan
(Depkes, 1995). Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas
sangat membantu konsumen untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung
dalam makanan tersebut.
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
Kapan saja harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, antara
lain: 1) Sebelum dan sesudah memegang makanan 2) Sesudah buang air besar
dan menceboki bayi/anak 3) Sebelum memberikan air susu ibu 4) Sesudah
memegang binatang 5) Sesudah berkebun.
Cara Cuci Tangan 5 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar 1)
Basahi tangan seluruhnya dengan air bersih mengalir 2) Gosok sabun ke telapak,
punggung tangan dan sela jari-jari 3) Bersihkan bagian bawah kuku-kuku 4)
Bilas dengan air bersih mengalir 5) Keringkan tangan dengan handuk/tissu atau
keringkan dengan udara/dianginkan.
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal.
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan
pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik dikategorikan
cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau olah raga selama 30 menit
setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELITUS DAN PENYAKIT PENYERTA PADA DIABETES
DI PUSKESMAS MANGUNJAYA
Disusun Oleh :
Hilman Imaduddin Abdullah P2.06.31.1.16.018
Tumiwa, F. A., & Langi, Y. A. (t.thn.). Terapi Gizi Medis Pada Diabetes Melitus. Jurnal
Biomedik, 78-81.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ANEMIA GIZI BESI DI PUSKESMAS MANGUNJAYA
Disusun Oleh :
Rahma Ayu Ramadhania P2.06.31.1.16.030
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Kerja Lapangan PIGM Puskesmas
Disusun Oleh :
Riza Refani Fauziah
P2.06.31.1.16.032
6. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
mengerti tentang perilaku sadar gizi dan dapat menerapkan sesuai 6 kriteria.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan
- Mengetahui pengertian KADARZI
- Mengetahui kriteria KADARZI
7. Metode : Ceramah dan tanya jawab.
8. Media : Leaflet
9. Materi : Terlampir
10. Kegiatan Penyuluhan :
Langkah
Kegiatan Waktu (menit)
Penyuluhan
- Mengucapkan salam 1 Menit
Pendahuluan - Memperkenalkan diri 2 Menit
- Menjelaskan tujuan 2 Menit
- Mengetahui pengertian KADARZI
Inti - Mengetahui kriteria KADARZI 20 Menit
11. Evaluasi : setelah memahami pembahasan yang sudah disampaikan oleh penyuluh,
ditandai dengan mampu menjawab setiap pertanyaan yang di ajukan secara lisan yaitu :
a. Apa yang dimaksud dengan KADARZI?
b. Apa saja kriteria KADARZI?
12. Materi Penyuluhan :
DISUSUN OLEH :
Wilia Rahma N P2.06.31.1.16.038
6. Tujuan :
a.
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan mengetahui tentang pentingnya
vitamin A.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapakan
1) Mengetahui sumber vitamin A
2) Mengetahui fungsi vitamin A
3) Mengetahui akibat kekurangan vitamin A
4) Mengetahui jadwal pemberian vitamin A pada bayi dan balita
7. Metode : Ceramah dan tanya jawab.
8. Media : Leaflet dan poster
Laptop.
9. Materi : Terlampir
10. Kegiatan Penyuluhan
Langkah Waktu
Kegiatan
Penyuluhan (menit)
Pendahuluan - Mengucapkan salam 1 Menit
- Memperkenalkan diri 2 Menit
- Menjelaskan tujuan 2 Menit
- Mengetahui sumber vitamin A
Inti - Mengetahui fungsi vitamin A 5 Menit
- Mengetahui akibat kekurangan
5 Menit
vitamin A
- Mengetahui jadwal pemberian 5 Menit
vitamin A pada bayi dan balita
5 Menit
A. Pengertian Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting bagi manusia yang berguna bagi kesehatan mata
(agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh
untuk melawan penyakit).
Vitamin A hanya terdapat dalam jaringan hewani dan tidak terdapat dalam tumbuhan. Bahan
makanan yang mengandung banyak vitamin A diantaranya; lemak hewan, mentega, susu, keju dan
telur. Sedangkan bahan makanan yang banyak mengandung pro vitamin A diantaranya sayuran
seperti kangkung,wortel, pepaya, ubi merah, minyak kelapa sawit dan lain-lain.
1. Untuk Penglihatan
Kebutuhan vitamin A untuk penglihatan dapat dirasakan bila kita dari cahaya
terang dari diluar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang gelapnya.
Mata membutuhkan waktu untuk dapat melihat, begitu juga pada malam hari
jika berpapasan dengan cahaya mobil yang memasang lampu yang menyilaukan.
Kecepatan mata beradaptasi setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung
dengan vitamin A. tanda pertama kekurangan vitamin A adalah rabun senja.
Suplemen vitamin A dapat memperbaiki penglihatan yang kurang bila itu
disebabkan oleh kekurangan vitamin A.
2. Perubahan sifat dan fungsi sel
3. Fungsi kekebalan
Vitamin A sangat penting bagi ibu hamil karena sifatnya mudah larut dalam
air dan lemka sehingga diperlukan untuk kesehatan jabang bayi seperti membantu
perkembangan sel mata, organ mata, untuk pertumbuhan tulang, untuk kesehatan
kulit, dan membantu perkembangan jantung.
1. Buta senja
Kelenjar air mata tidak dapat mengeluarkan air mata sehingga terjadi
pengeringan pada selaput yang menutup kornea.
3. Melahirkan bayi dengan berat badan rendah
Kulit bersisik
Kulit kering
Mudah terserang infeksi kulit
Kulit Pecah – Pecah
5. Gangguan pertumbuhan
Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang memiliki peran penting dalam
membentuk sel T, yang merupakan sel yang berpengaruh terhadap imunitas tubuh.
Imunitas tubuh merupakan hal yang sangat penting, dan apabila imunitas tubuh
menurun, maka dipastikan tubuh akan mengalami berbagai macam infeksi dan
penyakit, seperti :
Arisman, 2009. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
https://halosehat.com/gizi-nutrisi/panduan-gizi/akibat-kekurangan-vitamin-a
Disusun oleh :
Winda Ayu Lestari
NIM.P2.06.31.1.16.039
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIII GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2019
Satuan Acara Penyuluhan
1. Judul : MP-ASI
6. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Langkah
Kegiatan Waktu (menit)
Penyuluhan
1. Mengucapkan salam 1 Menit
Pendahuluan 2. Memperkenalkan diri 1 Menit
3. Menjelaskan tujuan 2 Menit
1. Menjelaskan pengertian MP-ASI 2 Menit
2. Menjelaskan tujuan pemberian MP-ASI
3. Menjelaskan syarat MP-ASI 2 Menit
4. Menjelaskan pemberian MP-ASI 2 Menit
Inti berdasarkan umur 5 Menit
5. Menjelaskan contoh bahan makanan MP- 5 Menit
ASI
6. Menjelaskan contoh menu MP-ASI. 2 Menit
3 Menit
1. Bertanya kepada para peserta 2 Menit
Penutup 2. Menyimpulkan hasil penyuluhan 2 Menit
3. Mengucapkan salam penutup 1 Menit
Jumlah 30 Menit
11. Evaluasi :
Setelah memahami pembahasan yang sudah disampaikan oleh
penyuluh, ditandai dengan mampu menjawab setiap pertanyaan yang di
ajukan secara lisan yaitu:
a. Apa yang dimaksud dengan MP-ASI?
b. Apa tujuan pemberian MP-ASI?
c. Apa syarat MP-ASI?
d. Pada usia berapa saja MP-ASI dapat diberikan?
e. Makanan apa saja yang bisa dijadikan MP-ASI?
f. Contoh menu MP-ASI?
Materi Makanan Pendamping ASI
A. Pengertian
Makanan atau minuman selain ASI yang mengandung zat gizi, diberikan pada bayi selama
periode penyapihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/minuman lain diberikan
bersama pemberian ASI (WHO).
Air Susu Ibu (ASI) bila diberikan dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik untuk
bayi, karena mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dalam bentuk yang
mudah dicerna dan sesuai kebutuhan bayi. Bayi diberi ASI saja tanpa makanan dan minuman lain
(ASI Eksklusif) sampai berumur 6 bulan. Selanjutnya selain ASI diberikan tambahan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI).
SayangiAnak. 2016. “Memberikan MPASI Dini dan MPASI Lewat dari 6 Bulan itu Bahaya bagi
Bayi, Ini Efek yang Harus Orang tua ketahui”.
http://sayangianak.com/kompetisi-foto-wefie-momen-cinta/, diakses tanggal 15
Juni 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI
Disusun oleh:
R Azura Rex Javier P2.06.31.1.16.0
C. Proses penyuluhan
Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan d. Mengucapkan salam c. Menjawab salam 5 menit
e. Mengutarakan tujuan d. Mendengarkan
f. Menyebutkan topik
2. Penyajian d. Menjelaskan materi mengenai Mendengarkan dan 30 menit
definisi dari hipertensi memperhatikan
e. Menjelaskan materi mengenai penyuluhan
faktor resiko arterosklerosis
f. Menjelaskan materi mengenai
penatalaksanaan diet pasien
hipertensi
g. Menjelaskan materi mengenai
pola makan sehat untuk
mencegah hipertensi
h. Menjelaskan materi mengenai
pengolahan bahan makanan
rendah natrium
3. Penutup Merangkum materi penyuluhan dan Mengajukan pertanyaan 5 menit
membuka sesi pertanyaan serta jika ada
mengucapkan salam penutup Menjawab salam
D. Metode penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
E. Alat/Media
a. Leaflet
F. Evaluasi penyuluhan
a. Bagaimana jalannya kegiatan penyuluhan
b. Bagaimana respon peserta penyuluhan
c. Apa saja kendala dan kekurangan saat penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai
dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi,
walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui
(hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah
peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi
(tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran
darah. Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya
hipertensi melalui beberapa mekanisme. Aterosklerosis merupakan
penyebab utama terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan diet
seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena pada usia lanjut
(usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya
berkurang.
B. Faktor Resiko Arteroskeloris
Faktor Risiko Dalam Aterosklerosis:
1. Primer:
• Merokok (≥ 1 pak sehari)
• Tekanan darah (diastolik 90 m Hg, sistolik > 105 mm Hg)
• Peningkatan kolesterol plasma (> 240-250 mg/dl)
2. Sekunder:
• Peningkatan trigliserida plasma
• Obesitas
• Diabetes
• Stress kronis
• Pil KB
• Vasektomi
(Sumber: Informasi dari Naito (1980) dan Connor (1980))
C. Penatalaksanaan Diet Hipertensi
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi >160 /gram
mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi
dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet
adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet
juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan
yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam
darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang
menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut:
• Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
• Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
• Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis
makanan dalam daftar diet. Yang dimaksud dengan garam disini
adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan
makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu
sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu,
dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok
teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
D. Pola Makan Sehat untuk Mencegah Hipertensi
Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya
hipertensi adalah asteroklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak
berlebih, oleh karena untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah
mengurangi konsumsi lemak yang berlebih disamping pemberian obat-
obatan bilamana diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya
dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang-
orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang
menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita
agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi lemak pada usia
mendekati menopause. Prinsip utama dalam melakukan pola makan
sehat adalah “gizi seimbang”, dimana mengkonsumsi beragam
makanan yang seimbang dari “kuantitas” dan “kualitas” yang terdiri
dari:
1. Sumber karbohidrat: biji-bijian.
2. Sumber protein hewani: ikan, unggas, daging putih, putih telur,
susu rendah/bebas lemak.
3. Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan polong-polongan
serta hasil olahannya.
4. Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah-buahan segar.
E. Pengolahan Bahan Makanan Rendah Garam Natrium
Garam natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau
ditambahkan pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan
berasal dari hewan biasanya lebih banyak mengandung garam natrium
dari yang berasal dari tumbuhtumbuhan. Garam Natrium yang
ditambahkan ke dalam makanan biasanya berupa ikatan, yaitu :
1. Natrium Chlorida atau garam dapur
2. Mono-Natrium Glutamat atau vetsin
3. Natrium Bikarbonat atau soda kue
4. Natrium Benzoat untuk mengawetkan buah
5. Natrium Bisulfit atau sendawa yang digunakan untuk
mengawetkan daging seperti Corned beef.
Cara memasak untuk mengeluarkan garam Natrium antara lain:
1. Pada ikan asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu
2. Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan
mencampur margarine dengan air, lalu masak sampai
mendidih, margarine akan mencair dan garam natrium akan
larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan memasukkan
panci kedalam kulkas. Margarine akan keras kembali dan
buang air yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2
kali.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Anie. Gizi Seimbang Untuk Mencegah Hipertensi.
Direktorat Gizi Masyarakat
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT)
Disusun oleh :
Felia Nelnovia P2.06.31.1.16.014
A. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat mengetahui pentingnya
Makanan Tambahan (MT)
2. Khusus
a. Pasien mengetahui definisi Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
b. Pasien mengetahui sasaran Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
c. Pasien mengetahui tujuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
d. Pasien mengetahui jenis dan karakteristik Makanan Tambahan (MT)
B. Materi penyuluhan
Terlampir
C. Proses penyuluhan
Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan g. Mengucapkan salam e. Menjawab salam 5 menit
h. Menyebutkan topik f. mendengarkan
2. Penyajian i. Menjelaskan materi mengenai Mendengarkan dan 20 menit
definisi Pemberian Makanan memperhatikan
Tambahan (PMT) penyuluhan
j. Menjelaskan materi mengenai
sasaran Pemberian Makanan
Tambahan (PMT)
k. Menjelaskan materi mengenai
tujuan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT)
l. Menjelaskan materi mengenai
jenis dan karakteristik Makanan
Tambahan (MT)
3. Penutup Merangkum materi penyuluhan dan Menjawab salam 5 menit
mengucapkan salam penutup
D. Metode penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
E. Alat/Media
a. Leaflet
F. Evaluasi penyuluhan
a. Bagaimana jalannya kegiatan penyuluhan
b. Bagaimana respon peserta penyuluhan
c. Apa saja kendala dan kekurangan saat penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Pemberian Makanan Tambahan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah upaya memberikan tambahan
makanan untuk menambah asupan gizi dan untuk mencukupi kebutuhan gizi agar
tercapainya status gizi yang baik. PMT merupakan bantuan pangan yang diberikan
kepada kelompok sasaran. Bentuk bantuannya dapat berupa makanan mentah (telur,
tepung, gula, minyak, kacang-kacangan, sayuran, dll), MP-ASI Pabrikan, dan
kudapan (makanan kecil) yang dibuat dari bahan makanan setempat/lokal.
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan Program
Intervensi Gizi Masyarakat (PIGM) Puskesmas
Disusun Oleh :
B. Distribusi Menu
Bahan Pangan Pagi Selingan Siang Selingan Malam
Karbohidrat 1 - 1 - 1
Rendah Lemak - - 1 - 1
Lemak Sedang 1 - 1 - -
Lemak tinggi - - - - -
Pangan Nabati 1 - - - 1
Sayuran B 1 - 1 - 1
Buah - 1 - 1
Susu Tanpa Lemak - - - - -
Minyak 1 1 - 1
Gula 0.5 - 0.5 - 1
Total 5,5 6,5 7
C. Standar Makanan Nasi Biasa Pasien Dewasa
Lauk Nabati
Tahu 7
2
Tempe 5
Sayur
Wortel 7
Buncis 7
Bayam 5
3
Labu siam 4
Kacang Panjang 1
Kangkung 3
Buah
Pisang 2
Jeruk 4
4
Pepaya 4
Semangka 2
G. Master Menu
1. Master Menu sesuai Sumber Bahan Makanan
Bahan
Menu Pagi Siang Malam
Makanan
1 Telur ayam Ayam Ikan
2 Telur ayam Ikan Ayam
3 Lauk Telur ayam Ikan Ayam
4 Hewani Hati ayam Ikan Ayam
5 Telur ayam Ayam Ikan
6 Telur ayam Ikan Ayam
1 Tahu - Tahu
2 Tempe Tempe
3 Tahu Tahu
Lauk Nabati
4 Tahu Tempe
5 Tahu Tahu
6 Tempe Tempe
Bayam Wortel Labu siam
1
Buncis
2 Bayam Bayam Kangkung
Wortel Wortel Wortel
3 Buncis Buncis buncis
Labu Labu
Sayur
Kacang panjang Wortel Kangkung
4
Buncis
Wortel Labu siam Bayam
5
Buncis
Wortel Bayam Kangkung
6
buncis
1 - Pisang Jeruk
2 - Semangka Pepaya
3 - Pisang Jeruk
Buah
4 - Semangka Pepaya
5 - Jeruk Pepaya
6 - Pepaya Jeruk
H. Format Menu
Menu Pagi Siang Malam
1. Nasi Nasi Nasi
Telur Pindang Pepes Ayam Ikan goreng
Tahu Goreng Soup Sayur Pepes Tahu
Sayur Bayam Buah Pisang Tumis Labu
Buah Jeruk
2. Nasi Nasi Nasi
Telur Dadar Pepes Ikan Ayam Panggang
Tempe Oreg Sayur Bayam Tempe Bacem
Sayur Bening Buah Semangka Tumis Kangkung
Buah Pepaya
3. Nasi Nasi Nasi
Tumis Trio Ikan Asam Manis Ayam Kecap
Tumis Sayur Tahu bacem
Buah Pisang Soup sayur
Buah Jeruk
4. Nasi Nasi Nasi
Hati kecap Pepes ikan Tempe Oreg
Tumis kacang Panjang Telur kusuk Pepes Ayam
Pepes tahu Sayur bening Tumis kangkung
Semangka Buah pepaya
5. Nasi Nasi Nasi
Telur Pindang Ayam suir baso kecap Rolade Tahu
Sayur Soup Tumis Labu Ikan bumbu kuning
Tahu goreng Buah Jeruk Sayur Bayam
Buah pepaya
6. Nasi Nasi Nasi
Telur pindang Nuget Ikan Ayam kuning
Nuget tempe Sayur bayam Tempe bacem
Sayur Bening Buah pepaya Tumis kangkung
Buah Jeruk
I. Standar Porsi
Jenis Berat Berat
No Bahan Penukar URT BDD bersih kotor Pembulatan
Makanan /porsi /porsi
1 Nasi 1 ¾ gls 200 200 40 40
1 ptg
2 Ayam fillet 1 40 40 52 52
sdg
1 ptg
3 Ikan fillet 1 40 40 44 44
sdg
1 bh
4 Hati ayam 1 30 30 45 45
sdg
5 Telur ayam 1 1 btr 55 55 49,5 50
1 bj
6 Tahu 1 110 110 132 132
bsr
2 ptg
7 Tempe 1 50 50 50 50
sdg
8 Wortel 1 1 gls 100 100 110 110
9 Buncis 1 1 gls 100 100 111 111
10 Bayam 1 1 gls 100 100 110 110
11 Labu siam 1 1 gls 100 100 120 120
12 Kangkung 1 1 gls 100 100 110 110
Kacang
13 1 1 gls 100 100 100 100
panjang
14 Pisang 1 1 bh 50 50 100 100
15 Pepaya 1 1 ptg 110 110 146,67 147
1 ptg
16 Semangka 1 180 180 391,30 392
bsr
17 Jeruk manis 1 2 bh 110 110 152,78 153
18 Gula 1 1 sdm 13 13 13 13
19 Minyak 1 1 Sdt 200 200 200 200
J. Standar Bumbu
Nama Bumbu Bahan Berat Kotor Berat Bersih
Bawang merah 2 kg 1 ½ kg
Bawang putih ¼ kg ¼ kg
Bumbu A (Merah) Cabe merah 2 ½ kg 1,4 kg
Kemiri 1 ¼ kg 1 ¼ kg
Gula merah 1 kg 1 kg
Bawang merah 1 kg ¾ kg
Bawang putih 0,1 kg 0,075 kg
Bumbu B (Putih) Kemiri ½ kg ¼ kg
Ketumbar 1/8 kg 1/8 kg
Gula merah ¼ kg ¼ kg
Bawang merah ½ kg ¼ kg
Bumbu C Bawang putih 0,05 kg 0,05 kg
Lada 0,05 kg 0,05 kg
Cabe merah ½ kg ¼ kg
Bawang merah 0,4 kg ¼ kg
Bawang putih 0,05 kg ¼ kg
Bumbu D (iris)
Tomat 0,4 kg ¼ kg
Gula merah 0,2 kg ½ kg
Terasi 0,05 kg 0,05 kg
Tomat Secukupnya
Salam, sereh, laos Secukupnya
Kunyit, jahe Secukupnya
Bumbu E Daun kunyit Secukupnya
Daun jeruk Secukupnya
Limau Secukupnya
Terasi Secukupnya
K. Food Cost
Waktu BMS BMK Bumbu
Menu Total
Makan BM BK BB Harga BM BK BB Harga BM BK BB Harga
Nasi Beras 100 100 1200 1200
Telur Telur 49,5 55 2500 Garam 2 2 27
pindang Gula 5 5 125
merah
3252
Kecap 10 10 600
B. Distribusi Menu
Bahan Pangan Pagi Siang Malam
Karbohidrat 1 1 1
Rendah Lemak 1 - -
Lemak Sedang - 1 1
Pangan Nabati 0,5 1 0,5
Sayuran B 0,5 1 0,5
Buah 1 0,5 1
Minyak 1 1 0,5
Gula 0,5 1 0,5
Energi 400 475 400
C. Standar Makanan Lunak Pasien Lansia
Waktu Jenis Makanan Penukar Jumlah
Tim 1 200 g
Lauk hewani 1 55 g
Lauk nabati ½ 25 g
Pagi Sayuran ½ 50 g
Buah 1 100 g
Minyak 1 5g
Gula ½ 6.5 g
Tim 1 200 g
Lauk hewani 1 55 gr
Lauk nabati 1 50 g
Siang Sayuran 1 100 g
Buah ½ 50 g
Minyak 1 5g
Gula 1 13 g
Tim 1 200 g
Lauk hewani 1 55 g
Lauk nabati ½ 25 g
Sore Sayuran ½ 50 g
Buah 1 100 g
Minyak ½ 2.5 g
Gula ½ 6,5 g
Energi = 1275 kkal
Protein = 45 g
Nilai Gizi
Lemak = 30,5 g
KH = 198 g
D. Frekuensi Bahan Makanan
No Bahan Makanan Frekuensi
1 Sumber Karbohidrat
Beras 18
Lauk Hewani
Ayam 1
Ikan 5
2
Telur ayam 7
Hati ayam 4
Daging sapi 1
Lauk Nabati
3 Tempe 9
Tahu 9
Sayur
Wortel 11
Buncis 6
Bayam 3
4 Kembang kol 1
Toge 1
Labu siam 4
Jagung muda 2
Kacang Panjang 2
Buah
Pisang 6
5 Melon 3
Pepaya 6
Jeruk manis 3
E. Siklus Menu
Hari 1 Hari 2
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Tim Tim Tim Tim Tim Tim
Ikan Telur Hati Telur Hati Ikan
segar ayam ayam ayam ayam segar
Tempe Gula Minyak Tahu Minyak Minyak
Tahu
Wortel Minyak Tempe Minyak Tempe
putih
Kemban Labu
Tahu Bayam Minyak Wortel
g kol siam
Kacang Labu Jagung
Minyak Wortel Wortel
panjang siam muda
Gula Buncis Minyak Minyak Minyak Buncis
Minyak Minyak
Pisang Pisang Melon Pepaya
Pepaya Melon
Hari 3 Hari 4
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Tim Tim Tim Tim Tim Tim
Ayam Telur Daging Ikan Hati Telur
fillet ayam sapi segar ayam ayam
Tempe Minyak Wortel Tempe Santan Minyak
Tahu Labu Tahu
Minyak Buncis Gula
putih siam putih
Kacang
Gula Bayam Tempe Gula Tahu
panjang
Labu Jagung
Gula Santan Wortel Tauge
siam muda
Kacang
Gula Gula Buncis
panjang Melon Pisang
Pisang Pepaya Pepaya Jeruk
Hari 5 Hari 6
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Tim Tim Tim Tim Tim Tim
Hati
Wortel Tahu Tempe Tempe Tahu
ayam
Ikan Telur
Wortel Buncis Gula Telur
segar ayam
Gula Gula Minyak Gula Wortel Wortel
Telur
Tahu Bayam Minyak Buncis Gula
ayam
Minyak Minyak Wortel Ikan Tempe Minyak
Jeruk Gula Minyak Jeruk
Pepaya Pisang
manis Pisang Pepaya manis
F. Pola Menu
Jenis Makanan Pagi Siang Sore
Makanan pokok 1x 1x 1x
Lauk hewani 1x 1x 1x
Lauk nabati 1x 1x 1x
Sayuran 1x 1x 1x
Buah 1x 1x 1x
Minyak 1x 1x 1x
Gula 1x 1x 1x
G. Master Menu
Bahan
Menu Pagi Siang Sore
Makanan
1 Ikan Segar Telur Ayam Hati Ayam
2 Telur Ayam Hati Ayam Ikan Segar
3 Lauk Ayam Fillet Telur Ayam Daging Sapi
4 Hewani Ikan Segar Hati Ayam Telur Ayam
5 Ikan Segar Telur Ayam Telur Ayam
6 Ikan Segar Hati Ayam Telur Ayam
1 Tempe Tahu Kacang Merah
2 Tahu Tempe Tempe
3 Tempe Tahu Tahu
Lauk Nabati
4 Tempe Tahu Tempe
5 Tahu Tahu Tahu
6 Tempe Tempe Tempe
Wortel Wortel Labu Siam
1
Kembang kol Buncis Kacang panjang
Jagung muda
Bayam
2 Labu siam Wortel
Wortel
Buncis
Labu Siam Bayam Buncis
3
Sayur Kacang Panjang Jagung muda Wortel
Labu Siam Buncis
4 Toge
Kacang Panjang Wortel
Wortel Bayam
5 Wortel
Wortel
Wortel
6 Buncis Wortel
Buncis
1 Pisang Pepaya Pisang
2 Melon Pepaya Melon
3 Pisang Pepaya Melon
Buah
4 Pepaya Jeruk Pisang
5 Pepaya Jeruk Pisang
6 Pisang Pepaya Jeruk
H. Format Menu
Menu Pagi Siang Sore
1. Tim Tim Tim
Pepes ikan Semur telur Balado hati ayam
Tempe terik Tahu cetak Tempe bacem
Sayur sop Tumis buncis Sayur asem
Pisang Pepaya Pisang
2. Tim Tim Tim
Telur rebus Bistik hati ayam Sup ikan bening
Tahu bumbu kuning Tempe goreng Tahu bumbu kuning
Sayur Bayam Sup labu siam Capcay
Melon Pepaya Melon
3. Tim Tim Tim
Semur ayam + tempe Telur ceplok cetak Sop daging sapi
Sayur asem Pepes tahu Tumis tempe
Pisang Sayur bayam + jagung Melon
muda
Pepaya
4. Tim Tim Tim
Ikan pindang Semur ati Telur balado
Sayur lodeh Tahu ungkep kecap Sayur tahu toge
Pepaya Sayur sop Pisang
Jeruk
5. Tim Tim Tim
Acar ikan Semur hati ayam Tahu kukus wortel
Orek tempe Sayur sop Jeruk manis
Pisang Pepaya
6. Tim Tim Tim
Ikan Pindang Pepes tahu Perkedel tempe
Tahu goreng Telur ceplok Sayur bayam
Pepaya Jeruk manis Pisang
I. Standar Porsi
Jenis Bahan Berat Berat
No Penukar URT BDD Pembulatan
Makanan bersih/porsi kotor/porsi
1 Tim 1 1 gls 200 200 40 40
2 Ayam segar 1 1 ptg sdg 40 40 52 52
3 Ikan segar 1 1 ptg sdg 40 40 44 44
4 Hati ayam 1 1 bh sdg 30 30 45 45
5 Telur ayam 1 1 btr 55 55 49,5 50
6 Tahu 1 1 bj bsr 110 110 132 132
7 Tempe 1 2 ptg sdg 50 50 50 50
8 Wortel 1 1 gls 100 100 110 110
9 Buncis 1 1 gls 100 100 111 111
10 Bayam 1 1 gls 100 100 110 110
11 kembang kol 1 1 gls 100 100 110 110
12 Toge 1 1 gls 100 100 100 100
13 Labu siam 1 1 gls 100 100 120 120
14 Jagung muda 1 1 gls 100 100 100 100
15 Kacang panjang 1 1 gls 100 100 100 100
16 Pisang 1 1 bh 50 50 100 100
17 Melon 1 1 ptg bsr 190 190 413 413
18 Pepaya 1 1 bh kcl 110 110 146,67 147
19 Jeruk manis 1 2 bh 110 110 152,78 153
20 Gula 1 1 sdm 13 13 13 13
21 Minyak 1 1 sdt 5 100 5 5
J. Standar Bumbu
Nama Bumbu Bahan Berat Kotor Berat Bersih
Bumbu A (Merah) Bawang putih 2 kg 1,5 kg
Bawang merah 0,4 kg 0,25 kg
Cabai merah 2,5 kg 1,4 kg
Kemiri 1,25 kg 1,25 kg
Gula merah 1 kg 1 kg
Bumbu B (Putih) Bawang merah 1 kg 0,75 kg
Bawang putih 0,1 kg 0,075 kg
Kemiri 0,25 kg 0,25 kg
Ketumbar 0,125 kg 0,125 kg
Gula merah 0,4 kg 0,4 kg
Bumbu C Bawang merah 0,5 kg 0,4 kg
Bawang putih 0,05 kg 0,05 kg
Lada 0,05 kg 0,05 kg
Bumbu D (Iris) Cabai merah 0,5 kg 0,4 kg
Bawang merah 0,4 kg 0,25 kg
Bawang putih 0,05 kg 0,4 kg
Tomat 0,4 kg 0,4 kg
Gula merah 0,2 kg 0,2 kg
Terasi 0,05 kg 0,05 kg
Bumbu E Tomat Secukupnya
Salam,sereh,laos Secukupnya
Kunyit,jahe Secukupnya
Daun kunyit Secukupnya
Daun salam Secukupnya
Daun jeruk Secukupnya
Limau Secukupnya
K. Food Cost
Waktu BMS BMK Bumbu
Menu Total
Makan BM BK BB Harga BM BK BB Harga BM BK BB Harga
Nasi Tim Beras 100 100 1100 1100
Pepes ikan Ikan 60 40 2000 Garam 2 2 12
Kemiri 2 2 15
Bawang 3,3 3 158 2317
merah
Bawang putih 3,3 3 132
Tempe Tempe 50 50 1000 Garam 2 2 12
terik Cabe merah 4 3 20
Bawang
merah 3,3 3 158
Pagi 1454
Bawang putih
Daun bawang 3,3 3 132
3,3 3 132
Sayur sop Kemba 45 30 500 Garam 2 2 12
ng Kol Bawang 3,3 3 158
Wortel 27,5 25 413 merah
1347
Bawang putih 3,3 3 132
Daun bawang
4,4 3 132
Buah Pisang 145 110 1000 1000
Jumlah Biaya Makan 7218
Nasi tim Beras 100 100 1100 1100
Semur Telur 60 55 2500 Garam 2 2 12
Telur ayam Bawang 3,3 3 158
merah 2790
Bawang putih 3,3 3 132
L. Unit Cost
No Aspek Biaya Jumlah (Rp) Proporsi (%)
1 Biaya bahan makanan 7.972 40%
2 Biaya tenaga 3.986 20%
3 Biaya Overhead 3.986 20%
Biaya makanan per menu per hari 15.944
Profit/margin 3.189 20%
Harga Jual 19.132