Anda di halaman 1dari 36

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR PROFESI ASN


DI PUSKESMAS RAWAT INAP SUKAMANTRI
KABUPATEN SUMEDANG

Oleh :
Aida Hilyatus Sa’diyyah, A.Md.Kes
2021040705309

Peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Sumedang Angkatan


IV Tahun 2021

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


POLRI PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Sukamantri.
Penyusunan rancangan aktualisasi ini merupakan tahapan sebagai syarat
menyelesaikan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam penyusunan
rancangan aktualisasi ini, penulis mendapatkan banyak pengarahan, bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak yang tentunya memberikan kelancaran dalam
penulisan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Komisaris Besar Polisi Drs. Taufik Supriyadi selaku Kepala Pusat
Pendididkan Administrasi Lemdiklat Polri.
2. AKBP Henny Purwanti, S.I.K., M.Si selaku Kabag Diklat Pusdikmin
Lemdiklat Polri.
3. AKBP Drs. Kasman Hindriana, M.M.Pd selaku Kabag Binsis Pusdikmin
Lemdiklat Polri.
4. AKBP Rendroko Bhuwono, S.Pd selaku Kabag Gadik Pusdikmin
Lemdiklat Polri.
5. AKBP Dr. Hanjaya Fatah, S.Pd., M.M.Pd selaku coach dalam penyusunan
rancangan aktualisasi yang membimbing, mengarahkan dan motivasi
kepada penulis.
6. dr. Ratih Noor Agni selaku mentor dalam penyusunan rancangan
aktualisasi sekaligus Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Sukamantri
yang selalu memberikan saran serta motivasi kepada penulis.
7. Kedua orangtua yang selalu mendoakan, memberi arahan dan kasih
sayang yang tidak terhingga.
8. Rekan seperjuangan peserta Latsar Gelombang II Tahun 2021 Kab.
Sumedang.

i
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
penulis dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu, penulis
sangat terbuka untuk menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan penulisan rancangan aktualisasi ini. Semoga
rancangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sumedang, 01 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN COACH
LEMBAR PERSETUJUAN MENTOR
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… vi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………………… 1
1. Gambaran Umum Organisasi…………………………………. 6
2. Visi dan Misi Organisasi……………………………………….. 7
3. Tugas dan Fungsi Organisasi…………………………………. 8
4. Tugas dan Fungsi Perawat Gigi………………………………. 8
5. Struktur Organisasi……………………………………………... 10
B. Tujuan……………………………………………………………….. 10
C. Manfaat……………………………………………………………… 10
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI…………………………………… 12
A. Gambaran Umum Kegiatan Aktualisasi………………………….. 12
B. Uraian Kegiatan…………………………………………………….. 12
1. Melakukan konseling tentang kesehatan gigi dan mulut di
gedung puskesmas di poli gigi………………………………… 12
2. Memberikan leaflet tentang karies gigi di gedung
puskesmas di poli gigi…………………………………………. 14
3. Memberikan upaya kuratif sederhana dengan cara melakukan
penambalan Atraumatic Restorative Treatment
(ART)…………………………………………………………….. 16

iii
4. Melakukan penyuluhan chair side talk……………………….. 18
5. Melakukan rujukan……………………………………………... 20
C. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi …………………… 23
BAB III PENUTUP………………………………………………………….. 24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 26

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG………………….. 4


Tabel 1.2 Perumusan dan Penetapan Isu………………………………… 4

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sukamantri………………. 5


Gambar 1.2 Batas Wilayah Kerja Puskesmas Sukamantri……………… 6
Gambar 1.3 Struktur Organisasi…………………………………………… 9

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang - Undang ASN No. 5 tahun 2014, Aparatur
Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. ASN memiliki tiga peran utama, yaitu: sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
Dalam hal ini, dapat dikatakan ASN berperan penting dalam menentukan
keberhasilan pemerintahan. Untuk itu, setiap ASN dituntut harus memiliki
integritas yang tinggi, bertindak sesuai dengan nilai dasar dan kode etik
ASN serta memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Hal ini ditegaskan dalam peraturan Lembaga Administrasi Negara
Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II. Pada Pelatihan Dasar
CPNS ini ASN diharapkan mampu menerapkan 5 nilai dasar dalam
bekerja yang dikenal dengan ANEKA. Nilai dasar tersebut menurut
(PerkaLAN No. 12 Tahun 2018) adalah Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, serta diharapkan dapat
mengaktualisasikan dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja masing-
masing agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik
sebagai ASN.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, status
kesehatan gigi dan mulut dengan populasi 267 juta, rata-rata

1
2

penduduk Indonesia memiliki 4-5 gigi yang bermasalah, dari hasil riset
kesehatan dasar pada prevalensi karies gigi menurut standar WHO pada
tahun 2018 rata-rata usia 5-6, 8,43% dan 67,3% anak usia 5 tahun
memiliki angka pengalaman karies gigi (dmft) ≥ 6, termasuk dalam
kategori karies anak usia dini yang parah (Riskesdas 2018).
Proporsi yang bermasalah dengan gigi dan mulut dan mendapatkan
pelayanan dari tenaga medis dari 57,6%, hanya 10,2% yang mendapatkan
pelayanan dari tenaga medis, yang berperilaku menyikat gigi setiap hari
pada penduduk umur ≥ 3 tahun 94,7%, yang menyikat gigi dengan benar
pada penduduk umur ≥ 3 tahun 2,8%. Memiliki masalah gigi dan mulut
dibawa rata-rata 13 provinsi dan memiliki masalah gigi dan mulut diatas
rata-rata 12 provinsi (Kemenkes RI, 2018). Dilihat berdasarkan data
Riskesdas tahun 2013 kesehatan gigi menjadi masalah nasional, sebanyak
25,9% masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi diantaranya adalah
anak usia 12 tahun. Indeks DMF-T Indonesia sebesar 4,6 yang
mengindikasikan 460 buah gigi per 100 orang. Di provinsi Jawa Barat,
angka DMF-T mencapai 4,1 artinya rata-rata pada setiap orang terdapat 4
atau 5 gigi yang mengalami kelainan berupa gigi berlubang, gigi sudah
ditambal, dan gigi dicabut akibat karies.
Upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas adalah upaya
kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kepada kelompok
masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut. Perawat gigi
puskesmas yang merupakan salah satu unsur ASN dalam bidang kesehatan
gigi sangat perlu untuk bersikap profesional dan berintegritas dalam
menjalankan tugasnya dalam peningkatan kesehatan gigi dan mulut.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat dikatakan meningkat
apabila masyarakat tidak memiliki keluhan apapun pada
giginya dan oral hygienenya dalam keadaan baik. Namun, pada
kenyataanya keluhan tentang penyakit gigi masih sangat tinggi di
Puskesmas Sukamantri. Sekitar 90% pasien yang datang berkunjung ke
Poli Gigi Puskesmas Sukamantri mengalami rasa sakit gigi dan ingin
langsung dilakukan pencabutan padahal pada kenyataan nya lubang yang
terdapat pada gigi tersebut dangkal dan agak dalam atau disebut dalam
kedokteran gigi yaitu karies superfisialis dan karies media. Lubang
dangkal dan agak dalam sekalipun masih bisa dilakukan perawatan dengan
upaya pengobatan sederhana (kuratif) dengan cara penambalan pada gigi
tersebut, hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak ingin giginya sakit
kembali jika dilakukan penambalan. Padahal manfaat dari
mempertahankan gigi itu sangat penting untuk mempertahankan fungsi
pengunyahan, jadi tidak semua gigi yang sakit ataupun berlubang harus
selalu dilakukan pencabutan.
Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, teknik atau cara menyikat gigi
yang masih keliru dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk rutin
memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya ke fasilitas kesehatan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan berupa kegiatan
pencegahan penyakit gigi dan mulut (preventif), memberikan informasi
kesehatan gigi dan mulut (promotif), serta tindakan pengobatan sederhana
(kuratif) sehingga mengoptimalkan derajat kesehatan masyarakat sekitar.
Sebagai pusat kesehatan gigi masyarakat yang berada di garda terdepan,
perawat gigi dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Hal ini sejalan
dengan rencana aksi nasional pelayanan kesehatan gigi dan mulut 2015-
2019 dan untuk memperkuat pelayanan kesehatan gigi dan mulut guna
mendukung tercapainya Indonesia Sehat Bebas Karies 2030 (Kemenkes
RI, 2019).
Dari identifikasi isu yang dikemukakan diatas, maka saya akan
menentukan isu yang akan diangkat, dengan menggunakan teknik USG
(Urgency, Seriusness dan Growth) yang mana pengertian USG adalah
sebagai berikut :
Urgency : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindak lanjuti
Seriusness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya
isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana
mestinya
Penentuan kualitas krieteria isu dengan metode/ teknik USG
(Urgency, Seriusness dan Growth) dilakukan dengan pembobotan 1
sampai 5 untuk setiap kriterianya, adapun keterangan dari setiap bobot dan
Hasil pembobotan isu tersebut sebagaimana tergambar pada tabel 1.1 dan
tabel 1.2 berikut ini.

Bobot Keterangan
5 Sangat Kuat Pengaruhnya
4 Kuat Pengaruhnya
3 Sedang Pengaruhnya
2 Kurang Pengaruhnya
1 Sangat Kurang Pengaruhnya
Tabel 1.1
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG

No Isu Aktual/ Masalah Pokok U S G Total


Rendahnya pengetahuan pasien
terhadap kejadian gigi berlubang
1 3 4 4 12
pada usia 12-24 tahun di
Puskesmas Sukamantri
Tingginya angka pencabutan gigi

2 tetap di poli gigi Puskesmas 5 5 4 15


Sukamantri
Rendahnya pengetahuan pasien
tentang memelihara kesehatan gigi dan

3 mulut terutama perawatan untuk 4 4 5 14


dilakukan penambalan gigi di
Puskesmas Sukamantri
Tabel 1.2 Perumusan
dan Penetapan Isu

Berdasarkan hasil analisis isu dengan menggunakan alat analisis


USG di atas dapat dilihat bagaimana kualitas isu yang ada. Isu yang
mendapatkan prioritas tertinggi adalah isu final/ isu (core issue) yang perlu
diangkat yaitu : “Tingginya Angka Pencabutan Gigi Tetap Pada Usia 12-24
Tahun di UPTD Puskesmas Rawat Inap Sukamantri” dan menjadi isu yang
perlu dicarikan pemecahan masalahnya. Jika isu tersebut tidak bisa segera
dipecahkan/ diselesaikan maka akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut
:
1. Meningkatkan angka karies gigi
2. Meningkatkan resiko kehilangan dini gigi pada anak usia 12-24
tahun

3. Terciptanya kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan


gigi dan mulut

Berdasarkan isu diatas penulis mengambil isu yang diangkat dalam


aktualisasi ini adalah “Tingginya Angka Pencabutan Gigi Tetap
Pada Usia 12-24 Tahun Di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Sukamantri”.
1. Gambaran Umum Organisasi
a. Luas Wilayah

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sukamantri

Puskesmas Rawat Inap Sukamantri mempunyai luas wilayah


20.06 km2 berjarak 12 km dari Ibukota Kabupaten Sumedang
dengan waktu tempuh 30 menit menggunakan roda 4. Wilayah
kerja Puskesmas Rawat Inap Sukamantri meliputi 5 Desa, 35 RW
dan 127 RT.
b. Batas Wilayah

Gambar 1.2 Batas Wilayah Kerja Puskesmas Sukamantri


Secara administratif Puskesmas Rawat Inap sukamantri terbagi
dalam 5 Desa, 35 RW, 127 RT, Puskesmas Rawat Inap Sukamantri
berada di Kecamatan Tanjungkerta dengan batas wilayah :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Tanjungkerta dan Puskesmas Tanjungmedar
2) Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Cimalaka
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Situ Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Rancakalong.

2. Visi dan Misi Organisasi


a. Visi
Puskesmas Rawat Inap Sukamantri Yang Profesional
Mewujudkan Sumedang Simpati Tahun 2023.
b. Misi
1) Peningkatan kompetensi SDM kesehatan
2) Pemenuhan SDMK sesuai kebutuhan
3) Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
puskesmas
4) Melakukan perbaikan pelayanan sesuai dengan harapan dan
kebutuhan masyarakat secara berkesinambungan
5) Menerapkan sistem akuntabilitas kinerja
c. Tata Nilai
1) K : Komprehensif dalam jenis layanan. Artinya melakukan
pelayanan secara menyeluruh dalam jenis layanan preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
2) A : Amanah dalam memegang kepercayaan konsumen
3) S : Senyum, Salam, Sapa, diutamakan dalam pelayanan
4) E : Empati terhadap keluhan konsumen
5) P : Prima dalam pelayanan
3. Tugas dan Fungsi Organisasi
Berdasarkan Permenkes No. 43 Tahun 2019, tugas pokok dan fungsi
puskesmas adalah
a. Tugas puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
b. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

4. Tugas dan Fungsi Perawat Gigi


Dalam menjalankan praktik keprofesiannya menurut Permenkes 2020,
Terapis Gigi dan Mulut memiliki wewenang untuk melakukan
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi, upaya
peningkatan kesehatan gigi dan mulut:
a. Upaya pencegahan penyakit gigi;
b. Manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
c. Pelayanan kesehatan dasar pada kasus kesehatan gigi terbatas;
d. Dental assisting;
e. Asuhan kesehatan gigi dan mulut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui:
1) Pengkajian
2) Penegakan diagnosa asuhan kesehatan gigi dan mulut
3) Perencanaan
4) Implementasi
5) Evaluasi
f. Promosi kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat;
g. Pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut, guru serta dokter kecil;
h. Pembuatan dan penggunaan media/ alat peraga untuk edukasi
kesehatan gigi dan mulut; dan konseling tindakan promotif dan
preventif kesehatan gigi dan mulut;
i. Bimbingan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut untuk individu
kelompok dan masyarakat;
j. Penilaian faktor resiko penyakit gigi dan mulut;
k. Pembersihan karang gigi;
l. Penggunaan bahan/ material untuk pencegahan karies gigi melalui:
1) Pengisian pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealant;
2) Penambalan Atraumatic Restorative Treatment (ART);
dan/atau
3) Aplikasi fluor;
m. Skrining kesehatan gigi dan mulut;
n. Pencabutan gigi sulung persistensi atau goyang derajat 3 dan 4
dengan lokal anastesi;
o. Pengendalian infeksi, hygiene, dan sanitasi klinik;
p. Manajemen program UKGS;
q. Manajemen program UKGM/ UKGMD;
r. Pencabutan gigi sulung dan gigi tetap satu akar dengan lokal
anastesi;
s. Penambalan gigi satu atau dua bidang dengan glass ionomer atau
bahan lainnya;
t. Perawatan pasca tindakan
5. Struktur Organisasi

Gambar 1.3 Struktur Organisasi


B. Tujuan
1. Mengetahui tingginya angka pencabutan gigi tetap pada usia 12- 24.
2. Meningkatkan pengetahuan pasien tentang pentingnya masalah
kesehatan gigi dan mulut.
3. Penulis mampu menerapkan nilai–nilai dasar profesi ASN
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi) dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai perawat gigi dan
mampu berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi.

C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang nilai-
nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi), serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai
tersebut dalam pekerjaan sehari- hari di satuan kerja.
2. Bagi Puskesmas
Dapat menurunkan indeks DMF-T di wilayah kerja puskesmas serta
meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terdapat di
puskesmas, serta dapat melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Gambaran Umum Kegiatan Aktualisasi


Berdasarkan isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Rawat Inap Sukamantri,
maka dari itu kegiatan yang akan diaktualisasikan oleh Aida Hilyatus
Sa’diyyah dengan nomor siswa 2021040705309 pada tanggal 12 Mei 2021
sampai dengan 12 Juni 2021 dengan isu tentang Tingginya Angka
Pencabutan Gigi Tetap Pada Usia 12-24 Tahun di UPTD Puskesmas
Rawat Inap Sukamantri dengan rincian sebagai berikut :
1. Melakukan konseling tentang kesehatan gigi dan mulut di dalam
gedung puskesmas di poli gigi
2. Memberikan leaflet tentang karies gigi di dalam gedung
puskesmas di poli gigi
3. Memberikan upaya kuratif sederhana dengan cara melakukan
penambalan Atraumatic Restorative Treatment (ART)
4. Melakukan penyuluhan chair side talk
5. Melakukan rujukan

B. Uraian Kegiatan
1. Melakukan konseling tentang kesehatan gigi dan mulut di
dalam gedung puskesmas di poli gigi
a. Tahapan Kegiatan
1) Memperkenalkan diri dan salam
2) Menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
pasien
3) Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
konsultasi tentang kesehatan gigi dan mulut
4) Menjawab pertanyaan pasien seputar kesehatan gigi dan mulut

12
13

5) Melakukan post test secara lisan untuk mengetahui pemahaman


pasien tentang konseling yang telah disampaikan
b. Hasil Kegiatan
Memahami tentang kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar
serta cara menjaga kesehatan gigi dan mulut.
c. Nilai – nilai Dasar ASN
1) Akuntabilitas
Memberikan pelayanan kepada pasien dengan cara
memberikan penjelasan kepada pasien tentang kesehatan gigi
dan mulut dengan cara berkonsultasi.
2) Nasionalisme
Melakukan konsultasi dengan pasien tidak membeda- bedakan
suku, ras dan agama.
3) Etika Publik
Nilai etika publik dalam melakukan konsultasi dengan
menerapkan komunikasi terapeutik sesuai dengan etika
keperawatan gigi salah satunya menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh pasien. Serta sikap ramah dan sopan
terhadap pasien.
4) Komitmen Mutu
Melakukan konsultasi dengan pasien secara profesional dan
sesuai dengan aturan yang berlaku di Puskesmas merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.
d. Keterkaitan dengan Mata Diklat
1) WoG
Dalam kegiatan konsultasi ini pasien/ keluarga pasien
mempunyai peranan penting untuk terlaksananya konsultasi
yang efektif. Setelah dilakukannya konsultasi
diharapkan pasien dapat mengerti dan dapat
mengaplikasikannya dengan cara yang baik dan benar.
2) Pelayanan Publik
Dalam melakukan konsultasi, tidak diskriminatif dengan pasien
satu dan lainnya sesuai prinsip pelayanan publik.
3) Manajemen ASN
Kegiatan konsultasi ini merupakan salah satu tugas dan fungsi
perawat gigi dalam meningkatkan derajat kesehatan gigi dan
mulut yang optimal.
e. Kontribusi Terhadap Pencapaian Visi/ Misi Organisasi Pelayanan
konsultasi akan mewujudkan visi SIMPATI
(Sejahtera, Agamis, Maju Profesional dan Kreatif) dengan
melayani pasien secara profesional.
f. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Dengan melaksanakan pelayanan mengacu pada tata nilai yang
KASEP (Komprehensif, Amanah, Senyum Sapa, Empati dan
Prima) di Puskesmas, berarti menunjang nilai-nilai
profesionalisme, tanggungjawab, efektifitas dan efisiensi dalam
organisasi yang berorientasi terhadap terwujudnya pembangunan
masyarakat yang sejahtera.
2. Memberikan leaflet tentang karies gigi di dalam
gedung puskesmas di poli gigi
a. Tahapan Kegiatan
1) Memperkenalkan diri dan memberikan salam
2) Menyediakan leaflet
3) Memberikan setelah instruksi atau saat penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut
b. Hasil Kegiatan
Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pasien
c. Nilai-nilai Dasar ASN
1) Akuntabilitas
Melakukan pemberian leaflet merupakan tanggungjawab
seorang perawat gigi untuk dapat menginformasikan tentang
kesehatan gigi dan mulut kepada pasien saat ini.
2) Nasionalisme
Melakukan pemantauan kondisi pasien dengan ikhlas dan
selalu empati terhadap kondisi pasien sesuai sila ke 5 Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
3) Etika Publik
Nilai etika publik yang diterapkan dalam pemberian leaflet ini
adalah dengan bersikap sopan santun, ramah, mengucapkan
salam sebelum memulai tindakan, dan menginformasikan
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga
dengan bahasa yang mudah dimengerti.
d. Keterkaitan Dengan Mata Diklat
1) WoG
Dalam kegiatan pemberian leaflet ini pasien dan keluarga
pasien mempunyai peranan penting untuk terlaksananya
kegiatan ini sehingga didapatkannya peningkatan pengetahuan
pasien tentang kesehatan gigi dan mulut.
2) Pelayanan Publik
Sebagai seorang perawat gigi bersikap responsif pada setiap
keluhan pasien sehingga dengan cepat dapat dilakukan
tindakan keperawatan gigi selanjutnya sesuai prinsip pelayanan
publik seorang ASN harus bersikap responsif.
3) Manajemen ASN
Kegiatan pemberian leaflet pada pasien ini merupakan salah
satu tugas dan fungsi perawat gigi dalam upaya
promotif untuk kesehatan gigi dan mulut.
e. Kontribusi Terhadap Pencapaian Visi/ Misi Organisasi
Pelayanan pemberian leaflet tentang informasi kesehatan gigi
dan mulut yang akan mewujudkan visi SIMPATI (Sejahtera,
Agamis, Maju Profesional dan Kreatif) dengan melayani pasien
secara profesional
f. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Dengan melaksanakan pelayanan mengacu pada tata nilai yang
KASEP (Komprehensif, Amanah, Senyum Sapa, Empati dan
Prima) di Puskesmas, berarti menunjang nilai-nilai
profesionalisme, tanggungjawab, efektifitas dan efisiensi dalam
organisasi yang berorientasi terhadap terwujudnya pembangunan
masyarakat yang sejahtera.
3. Memberikan upaya kuratif sederhana dengan cara
melakukan penambalan Atraumatic Restorative Treatment
(ART)
a. Tahapan Kegiatan
1) Memperkenalkan diri dan salam
2) Melakukan pengecekan identitas pasien
3) Mempersilahkan pasien untuk duduk di dental unit
4) Menanyakan apa saja keluhan pasien
5) Melakukan informed consent atau menjelaskan kepada
pasien dan keluarga tindakan yang akan dilakukan
6) Melakukan tindakan sesuai intervensi yang telah dibuat
sesuai kondisi pasien
7) Melakukan tindakan keperawatan gigi sesuai SOP
8) Memberikan instruksi setelah tindakan perawatan gigi
b. Hasil Kegiatan
Dengan terlaksanakannya upaya kuratif dengan cara penambalan
gigi diharapkan tingginya angka pencabutan hingga indeks DMF-T
bisa menurun
c. Nilai-nilai Dasar ASN
1) Akuntabilitas
Perawat gigi bertanggung jawab dalam memberikan tindakan
penambalan berupa pencegahan dalam upaya kuratif sederhana.
2) Nasionalisme
Mengetahui tindakan yang akan dilakukan dan instruksi setelah
dilakukan tindakan perawatan gigi merupakan hak seorang
pasien dan tidak membeda-bedakan pasien dari segi agama,
ras, jabatan, suku, dan golongan sesuai sila ke 2 Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab.
3) Etika Publik
Dalam melakukan tindakan perawatan gigi, seorang perawat
gigi berperilaku sopan dan santun.
4) Komitmen Mutu
Melakukan tindakan keperawatan gigi dengan cepat tanggap
dan sesuai dengan kompetensi dan SOP standar profesi perawat
gigi yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan di Puskesmas.
5) Anti Korupsi
Perawat gigi melayani semua pasien dengan ikhlas tanpa
meminta imbalan diluar ketentuan yang berlaku. Sehingga
untuk pasien umum akan membayar sesuai dengan PERDA
yang berlaku dengan penanganan masalahnya, serta untuk
pasien BPJS tidak harus membayar biaya tambahan karena
sudah di cover oleh BPJS kesehatan.
d. Keterkaitan dengan Mata Diklat
1) WoG
Dalam kegiatan tindakan penambalan ini pasien/ keluarga
pasien mempunyai peranan penting untuk terlaksananya
perawatan yang akan dilakukan.
2) Pelayanan Publik
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat gigi
melakukan tindakan tanpa membeda-bedakan pasiennya yang
merupakan prinsip pelayanan publik yaitu tidak diskriminatif
dan bekerja sesuai dengan kompetensinya.
3) Manajemen ASN
Kegiatan ini merupakan salah satu tugas dan fungsi perawat
gigi dalam meningkatkan mutu manajemen puskesmas.
e. Kontribusi Terhadap Pencapaian Visi/ Misi Organisasi Pelayanan
tindakan penambalan ART ini akan mewujudkan visi SIMPATI
(Sejahtera, Agamis, Maju Profesional dan Kreatif) dengan
melayani pasien secara profesional.
f. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Dengan melaksanakan pelayanan mengacu pada tata nilai yang
KASEP (Komprehensif, Amanah, Senyum Sapa, Empati dan
Prima) di Puskesmas, berarti menunjang nilai-nilai
profesionalisme, tanggungjawab, efektifitas dan efisiensi dalam
organisasi yang berorientasi terhadap terwujudnya pembangunan
masyarakat yang sejahtera.
4. Melakukan penyuluhan chair side talk
a. Tahapan Kegiatan
1) Mempersiapkan materi penyuluhan
2) Memposisikan dental chair sehingga pasien merasa nyaman
3) Meminta izin dan waktu untuk melakukan penyuluhan
4) Penyampaian penyuluhan
5) Memberikan kesempatan bertanya kepada pasien
b. Hasil Kegiatan
Dengan terlaksananya penyuluhan dengan metode chair side talk
dengan baik dan sistematis maka pasien akan lebih
memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
c. Nilai-nilai Dasar ASN
1) Akuntabilitas
Kegiatan ini terdapat tanggung jawab atas materi yang
disampaikan sudah benar dan tepat serta dapat dimengerti dan
dipahami oleh pasien.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan ini tidak mebeda-bedakan pasien dalam
penyampaian dan pemberian penyuluhan.
3) Etika Publik
Menggunakan bahasa yang baik, mudah dimengerti, sopan
dalam memberikan informasi atau penjelasan mengenai
kesehatan gigi dan mulut.
4) Komitmen Mutu
Materi yang diberikan sesuai dengan teori dan ilmu kesehatan
gigi dan mulut terkini serta dari sumber yang terpercaya.
5) Anti Korupsi
Dalam pelaksannan penyuluhan tidak melebihi waktu yang
telah disepakati bersama pasien. Pasien tidak dikenakan biaya
atas jasa yang diberikan.
d. Keterkaitan dengan Mata Diklat
1) Pelayanan Publik
Kegiatan ini berhubungan langsung dengan pasien dalam
memberikan informasi seputar kesehatan gigi dan mulut.
2) Manajemen ASN
Terlaksananya penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang
terencana dan sistematis sehingga meningkatkan pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut pasien.
e. Kontribusi Terhadap Pencapaian Visi/ Misi Organisasi Kegiatan
ini terkait dengan visi organisasi dimana
menyelenggarakan pelayanan preventif kesehatan, sehingga
menambah pengetahuan pasien terhadap kesehatan gigi dan mulut
serta salah satu upaya pencegahan terjadinya penyakit gigi dan
mulut.
f. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Dengan melaksanakan pelayanan mengacu pada tata nilai yang
KASEP (Komprehensif, Amanah, Senyum Sapa, Empati dan
Prima) di Puskesmas, berarti menunjang nilai-nilai
profesionalisme, tanggungjawab, efektifitas dan efisiensi dalam
organisasi yang berorientasi terhadap terwujudnya pembangunan
masyarakat yang sejahtera.
5. Melakukan Rujukan
a. Tahapan Kegiatan
1) Memberikan informasi yang jelas untuk tindakan yang tidak
bisa dilakukan diluar kompetensi dan keterbatasan sarana dan
prasana yang ada serta konsekuensi yang akan terjadi bila tidak
dilakukan rujukan
2) Memberikan kesempatan untuk bertanya kepada pasien
3) Memberikan konseling jika tidak dilakukan rujukan
4) Membuat informed consent jika pasien menolak untuk
melakukan rujukan
5) Membuat surat rujukan
b. Hasil Kegiatan
Dengan dilakukan rujukan, pasien segera dapat pelayanan yang
maksimal serta mendapatkan pelayanan untuk tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya
c. Nilai-nilai Dasar ASN
1) Akuntabilitas
Perawat gigi bertanggung jawab dalam memberikan upaya
untuk dilakukan tindakan selanjutnya berupa rujukan.
2) Nasionalisme
Mengetahui tindakan yang akan dilakukan berupa merujuk
merupakan hak seorang pasien dan tidak membeda-bedakan
pasien dari segi agama, ras, jabatan, suku, dan golongan.
3) Etika Publik
Dalam melakukan rujukan, seorang perawat gigi berperilaku
sopan santun serta menjelaskan dengan jelas mengapa harus
dilakukan rujukan.
4) Komitmen Mutu
Melakukan rujuk merupaka kompetensi yang dimilikinya
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas.
d. Keterkaitan Dengan Mata Diklat
1) Pelayanan Publik
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat gigi
melakukan tindakan tanpa membeda-bedakan pasiennya yang
merupakan prinsip pelayanan publik yaitu tidak diskriminatif
dan bekerja sesuai dengan kompetensinya.
2) Manajemen ASN
Kegiatan ini merupakan salah satu tugas dan fungsi perawat
gigi dalam meningkatkan mutu manajemen puskesmas.
e. Kontribusi Terhadap Pencapaian Visi/ Misi Organisasi
Memberikan rujukan kepada pasien akan mewujudkan misi
organisasi dengan meningkatkan kompetensi SDM
kesehatan.
f. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Dengan melaksanakan pelayanan mengacu pada tata nilai yang
KASEP (Komprehensif, Amanah, Senyum Sapa, Empati dan
Prima) di Puskesmas, berarti menunjang nilai-nilai
profesionalisme, tanggungjawab, efektifitas dan efisiensi dalam
organisasi yang berorientasi terhadap terwujudnya pembangunan
masyarakat yang sejahtera.
23

C. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi


Pelaksanaan rancangan aktualisasi ini akan dilaksanakan mulai tanggal 12 Mei 2021 sampai dengan tanggal 12 Juni 2021

No Kegiatan Mei Juni


12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Melakukan konseling
tentang kesehatan gigi
dan mulut
2. Memberikan leaflet
tentang kesehatan gigi
dan mulut
3. Memberikan upaya kuratif
sederhana dengan cara
melakukan penambalan
Atraumatic Restorative
Treatment
(ART)
4. Melakukan penyuluhan
chair side talk
5. Melakukan rujukan

Keterangan :
Kegiatan Rancangan Aktualisasi

Hari Sabtu

Libur Hari Minggu dan Nasional


BAB III
PENUTUP

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. ASN memiliki tiga peran utama, yaitu: sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
ASN diharapkan mampu menerapkan 5 nilai dasar dalam bekerja yang
dikenal dengan ANEKA. Nilai dasar tersebut menurut (PerkaLAN Tahun 2018)
adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi,
serta diharapkan dapat mengaktialisasikan dalam pekerjaan sehari-hari di unit
kerja masing-masing agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik
sebagai ASN.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat dikatakan meningkat apabila
masyarakat tidak memiliki keluhan apapun pada giginya dan oral hygienenya
dalam keadaan baik. Namun, pada kenyataanya keluhan tentang penyakit gigi
masih sangat tinggi di Puskesmas Sukamantri. Sekitar 90% pasien yang datang
berkunjung ke Poli Gigi Puskesmas Sukamantri mengalami rasa sakit gigi dan
ingin langsung dilakukan pencabutan padahal pada kenyataan nya lubang yang
terdapat pada gigi tersebut dangkal dan agak dalam atau disebut dalam kedokteran
gigi yaitu karies superfisialis dan karies media.
Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara
menjaga kesehatan gigi dan mulut, teknik atau cara menyikat gigi yang masih
keliru dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatan
gigi dan mulutnya ke fasilitas kesehatan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan berupa kegiatan pencegahan
penyakit gigi dan mulut (preventif), memberikan informasi kesehatan gigi dan
mulut (promotif) serta tindakan pengobatan sederhana (kuratif), sehingga
mengoptimalkan derajat kesehatan masyarakat sekitar.

24
25

Hal ini sejalan dengan rencana aksi nasional pelayanan kesehatan gigi dan
mulut 2015-2019 dan untuk memperkuat pelayanan kesehatan gigi dan mulut
guna mendukung tercapainya Indonesia Sehat Bebas Karies 2030 (Kemenkes RI,
2019).
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2013. Riskesdas 2013.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Utama RISKESDAS 2018.


Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2018.

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5


Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Dewan
Perwakilan Rakyat.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Manajemen Aparatur


Sipil Negara. Jakarta: LAN RI.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik.


Jakarta: LAN RI.

Republik Indonesia. 2014. Permenkes RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang


Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2020. Permenkes Hk.01.07/Menkes/671/2020 Tentang


Standar Profesi Terapis Gigi Dan Mulut. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


HK.01.07/MENKES/189/2019 tentang Komite Kesehatan Gigi dan
Mulut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

26

Anda mungkin juga menyukai