Oleh :
Aida Hilyatus Sa’diyyah, A.Md.Kes
2021040705309
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Sukamantri.
Penyusunan rancangan aktualisasi ini merupakan tahapan sebagai syarat
menyelesaikan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam penyusunan
rancangan aktualisasi ini, penulis mendapatkan banyak pengarahan, bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak yang tentunya memberikan kelancaran dalam
penulisan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Komisaris Besar Polisi Drs. Taufik Supriyadi selaku Kepala Pusat
Pendididkan Administrasi Lemdiklat Polri.
2. AKBP Henny Purwanti, S.I.K., M.Si selaku Kabag Diklat Pusdikmin
Lemdiklat Polri.
3. AKBP Drs. Kasman Hindriana, M.M.Pd selaku Kabag Binsis Pusdikmin
Lemdiklat Polri.
4. AKBP Rendroko Bhuwono, S.Pd selaku Kabag Gadik Pusdikmin
Lemdiklat Polri.
5. AKBP Dr. Hanjaya Fatah, S.Pd., M.M.Pd selaku coach dalam penyusunan
rancangan aktualisasi yang membimbing, mengarahkan dan motivasi
kepada penulis.
6. dr. Ratih Noor Agni selaku mentor dalam penyusunan rancangan
aktualisasi sekaligus Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Sukamantri
yang selalu memberikan saran serta motivasi kepada penulis.
7. Kedua orangtua yang selalu mendoakan, memberi arahan dan kasih
sayang yang tidak terhingga.
8. Rekan seperjuangan peserta Latsar Gelombang II Tahun 2021 Kab.
Sumedang.
i
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
penulis dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu, penulis
sangat terbuka untuk menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan penulisan rancangan aktualisasi ini. Semoga
rancangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN COACH
LEMBAR PERSETUJUAN MENTOR
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………………… 1
1. Gambaran Umum Organisasi…………………………………. 6
2. Visi dan Misi Organisasi……………………………………….. 7
3. Tugas dan Fungsi Organisasi…………………………………. 8
4. Tugas dan Fungsi Perawat Gigi………………………………. 8
5. Struktur Organisasi……………………………………………... 10
B. Tujuan……………………………………………………………….. 10
C. Manfaat……………………………………………………………… 10
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI…………………………………… 12
A. Gambaran Umum Kegiatan Aktualisasi………………………….. 12
B. Uraian Kegiatan…………………………………………………….. 12
1. Melakukan konseling tentang kesehatan gigi dan mulut di
gedung puskesmas di poli gigi………………………………… 12
2. Memberikan leaflet tentang karies gigi di gedung
puskesmas di poli gigi…………………………………………. 14
3. Memberikan upaya kuratif sederhana dengan cara melakukan
penambalan Atraumatic Restorative Treatment
(ART)…………………………………………………………….. 16
iii
4. Melakukan penyuluhan chair side talk……………………….. 18
5. Melakukan rujukan……………………………………………... 20
C. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi …………………… 23
BAB III PENUTUP………………………………………………………….. 24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 26
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang - Undang ASN No. 5 tahun 2014, Aparatur
Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. ASN memiliki tiga peran utama, yaitu: sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
Dalam hal ini, dapat dikatakan ASN berperan penting dalam menentukan
keberhasilan pemerintahan. Untuk itu, setiap ASN dituntut harus memiliki
integritas yang tinggi, bertindak sesuai dengan nilai dasar dan kode etik
ASN serta memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Hal ini ditegaskan dalam peraturan Lembaga Administrasi Negara
Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II. Pada Pelatihan Dasar
CPNS ini ASN diharapkan mampu menerapkan 5 nilai dasar dalam
bekerja yang dikenal dengan ANEKA. Nilai dasar tersebut menurut
(PerkaLAN No. 12 Tahun 2018) adalah Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, serta diharapkan dapat
mengaktualisasikan dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja masing-
masing agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik
sebagai ASN.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, status
kesehatan gigi dan mulut dengan populasi 267 juta, rata-rata
1
2
penduduk Indonesia memiliki 4-5 gigi yang bermasalah, dari hasil riset
kesehatan dasar pada prevalensi karies gigi menurut standar WHO pada
tahun 2018 rata-rata usia 5-6, 8,43% dan 67,3% anak usia 5 tahun
memiliki angka pengalaman karies gigi (dmft) ≥ 6, termasuk dalam
kategori karies anak usia dini yang parah (Riskesdas 2018).
Proporsi yang bermasalah dengan gigi dan mulut dan mendapatkan
pelayanan dari tenaga medis dari 57,6%, hanya 10,2% yang mendapatkan
pelayanan dari tenaga medis, yang berperilaku menyikat gigi setiap hari
pada penduduk umur ≥ 3 tahun 94,7%, yang menyikat gigi dengan benar
pada penduduk umur ≥ 3 tahun 2,8%. Memiliki masalah gigi dan mulut
dibawa rata-rata 13 provinsi dan memiliki masalah gigi dan mulut diatas
rata-rata 12 provinsi (Kemenkes RI, 2018). Dilihat berdasarkan data
Riskesdas tahun 2013 kesehatan gigi menjadi masalah nasional, sebanyak
25,9% masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi diantaranya adalah
anak usia 12 tahun. Indeks DMF-T Indonesia sebesar 4,6 yang
mengindikasikan 460 buah gigi per 100 orang. Di provinsi Jawa Barat,
angka DMF-T mencapai 4,1 artinya rata-rata pada setiap orang terdapat 4
atau 5 gigi yang mengalami kelainan berupa gigi berlubang, gigi sudah
ditambal, dan gigi dicabut akibat karies.
Upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas adalah upaya
kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kepada kelompok
masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut. Perawat gigi
puskesmas yang merupakan salah satu unsur ASN dalam bidang kesehatan
gigi sangat perlu untuk bersikap profesional dan berintegritas dalam
menjalankan tugasnya dalam peningkatan kesehatan gigi dan mulut.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat dikatakan meningkat
apabila masyarakat tidak memiliki keluhan apapun pada
giginya dan oral hygienenya dalam keadaan baik. Namun, pada
kenyataanya keluhan tentang penyakit gigi masih sangat tinggi di
Puskesmas Sukamantri. Sekitar 90% pasien yang datang berkunjung ke
Poli Gigi Puskesmas Sukamantri mengalami rasa sakit gigi dan ingin
langsung dilakukan pencabutan padahal pada kenyataan nya lubang yang
terdapat pada gigi tersebut dangkal dan agak dalam atau disebut dalam
kedokteran gigi yaitu karies superfisialis dan karies media. Lubang
dangkal dan agak dalam sekalipun masih bisa dilakukan perawatan dengan
upaya pengobatan sederhana (kuratif) dengan cara penambalan pada gigi
tersebut, hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak ingin giginya sakit
kembali jika dilakukan penambalan. Padahal manfaat dari
mempertahankan gigi itu sangat penting untuk mempertahankan fungsi
pengunyahan, jadi tidak semua gigi yang sakit ataupun berlubang harus
selalu dilakukan pencabutan.
Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, teknik atau cara menyikat gigi
yang masih keliru dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk rutin
memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya ke fasilitas kesehatan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan berupa kegiatan
pencegahan penyakit gigi dan mulut (preventif), memberikan informasi
kesehatan gigi dan mulut (promotif), serta tindakan pengobatan sederhana
(kuratif) sehingga mengoptimalkan derajat kesehatan masyarakat sekitar.
Sebagai pusat kesehatan gigi masyarakat yang berada di garda terdepan,
perawat gigi dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Hal ini sejalan
dengan rencana aksi nasional pelayanan kesehatan gigi dan mulut 2015-
2019 dan untuk memperkuat pelayanan kesehatan gigi dan mulut guna
mendukung tercapainya Indonesia Sehat Bebas Karies 2030 (Kemenkes
RI, 2019).
Dari identifikasi isu yang dikemukakan diatas, maka saya akan
menentukan isu yang akan diangkat, dengan menggunakan teknik USG
(Urgency, Seriusness dan Growth) yang mana pengertian USG adalah
sebagai berikut :
Urgency : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindak lanjuti
Seriusness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya
isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana
mestinya
Penentuan kualitas krieteria isu dengan metode/ teknik USG
(Urgency, Seriusness dan Growth) dilakukan dengan pembobotan 1
sampai 5 untuk setiap kriterianya, adapun keterangan dari setiap bobot dan
Hasil pembobotan isu tersebut sebagaimana tergambar pada tabel 1.1 dan
tabel 1.2 berikut ini.
Bobot Keterangan
5 Sangat Kuat Pengaruhnya
4 Kuat Pengaruhnya
3 Sedang Pengaruhnya
2 Kurang Pengaruhnya
1 Sangat Kurang Pengaruhnya
Tabel 1.1
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang nilai-
nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi), serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai
tersebut dalam pekerjaan sehari- hari di satuan kerja.
2. Bagi Puskesmas
Dapat menurunkan indeks DMF-T di wilayah kerja puskesmas serta
meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terdapat di
puskesmas, serta dapat melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
B. Uraian Kegiatan
1. Melakukan konseling tentang kesehatan gigi dan mulut di
dalam gedung puskesmas di poli gigi
a. Tahapan Kegiatan
1) Memperkenalkan diri dan salam
2) Menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
pasien
3) Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
konsultasi tentang kesehatan gigi dan mulut
4) Menjawab pertanyaan pasien seputar kesehatan gigi dan mulut
12
13
1. Melakukan konseling
tentang kesehatan gigi
dan mulut
2. Memberikan leaflet
tentang kesehatan gigi
dan mulut
3. Memberikan upaya kuratif
sederhana dengan cara
melakukan penambalan
Atraumatic Restorative
Treatment
(ART)
4. Melakukan penyuluhan
chair side talk
5. Melakukan rujukan
Keterangan :
Kegiatan Rancangan Aktualisasi
Hari Sabtu
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. ASN memiliki tiga peran utama, yaitu: sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
ASN diharapkan mampu menerapkan 5 nilai dasar dalam bekerja yang
dikenal dengan ANEKA. Nilai dasar tersebut menurut (PerkaLAN Tahun 2018)
adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi,
serta diharapkan dapat mengaktialisasikan dalam pekerjaan sehari-hari di unit
kerja masing-masing agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik
sebagai ASN.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat dikatakan meningkat apabila
masyarakat tidak memiliki keluhan apapun pada giginya dan oral hygienenya
dalam keadaan baik. Namun, pada kenyataanya keluhan tentang penyakit gigi
masih sangat tinggi di Puskesmas Sukamantri. Sekitar 90% pasien yang datang
berkunjung ke Poli Gigi Puskesmas Sukamantri mengalami rasa sakit gigi dan
ingin langsung dilakukan pencabutan padahal pada kenyataan nya lubang yang
terdapat pada gigi tersebut dangkal dan agak dalam atau disebut dalam kedokteran
gigi yaitu karies superfisialis dan karies media.
Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara
menjaga kesehatan gigi dan mulut, teknik atau cara menyikat gigi yang masih
keliru dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatan
gigi dan mulutnya ke fasilitas kesehatan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan berupa kegiatan pencegahan
penyakit gigi dan mulut (preventif), memberikan informasi kesehatan gigi dan
mulut (promotif) serta tindakan pengobatan sederhana (kuratif), sehingga
mengoptimalkan derajat kesehatan masyarakat sekitar.
24
25
Hal ini sejalan dengan rencana aksi nasional pelayanan kesehatan gigi dan
mulut 2015-2019 dan untuk memperkuat pelayanan kesehatan gigi dan mulut
guna mendukung tercapainya Indonesia Sehat Bebas Karies 2030 (Kemenkes RI,
2019).
DAFTAR PUSTAKA
26