Anda di halaman 1dari 106

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BATCH III

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

JUDUL AKTUALISASI
PEMBUATAN DENAH JALUR EVAKUASI KEADAAN DARURAT
GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DISUSUN OLEH :
NAMA : AYU REGINA, S.Ars
NIP : 199307072019032013

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TAHUN 2019

i
Scanned by CamScanner
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan pelaksanaan aktualisasi ini dengan baik dan tepat
waktu. Laporan pelaksanaan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu syarat
menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian PUPR.

Dalam penulisan ini, penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang


telah membantu penulis dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi ini,
terkhusus kepada :

1. Dr.Taufan Madiasworo,S.T.,M.T.,selaku mentor yang telah meluangkan


waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, dan saran yang membangun
selama proses penyusunan rancangan dan pelaksanaan aktualisasi;
2. Asep Hilmansyah,S.T.,M.T., selaku coach yang telah memberikan saran
dan arahan selama proses penyusunan rancangan dan pelaksanaan
aktualisasi;
3. Husnan Tajrie,S.T.,M.T., selaku penguji pada seminar aktualisasi yang
telah memberikan koreksi serta saran dalam rancangan aktualisasi;
4. Keluarga Penulis yang selalu memberikan dukungan;
5. Rekan-rekan siswa CPNS yang telah memberikan semangat dan bantuan
dalam pelaksanaan aktualisasi; dan
6. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan pelaksanaan
aktualisasi ini.

Penyusunan laporan pelaksanaan aktualisasi ini tidak luput dari


kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis memohon maaf dan
mengundang para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan pelaksanaan aktualisasi ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis
Jakarta, Oktober 2019

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar, Tabel, Bagan iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Aktualisasi 4
1.3 Ruang Lingkup 4
BAB II GAMBAR UNIT KERJA
2.1 Deskripsi Organisasi 5
2.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Unit Kerja 5
2.3 Sumber Daya Manusia (SDM) pada Direktorat Jenderal Cipta Karya 8
2.4 Keterkaitan Aktualisasi Terhadap Visi dan Misi Organisasi 9
2.4.1 Keterkaitan Aktualisasi Terhadap Visi dan Misi Organisasi 9
2.5 Penanaman Nilai Aneka dalam Aktualisasi 9
2.5.1 Akuntabilitas 9
2.5.2 Nasionalisme 10
2.5.3 Etika Publik 11
2.5.4 Komitmen Mutu 12
2.5.5 Anti Korupsi 12
Penanaman Prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole
2.6 Of Government dalam Rancangan Aktualisasi 13
2.7 Uraian Tugas Jabatan Peserta (SKP) 13
BAB III DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Deskripsi Issue yang Diangkat 15
3.2 Gagasan Pemecahan Issue 19
3.3 Matriks Rancangan Aktualisasi 21
3.4 Alur Rancangan Aktualisasi 26
3.5 Time Table 27
BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI 28
4.1 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi 28
4.1.1 Melaksanakan Persiapan Aktualisasi 29
Melakukan Pengumpulan Data Terkait Jalur Evakuasi Pada
4.1.2 Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya 30

ii
Membuat Konsep Desain Jalur Evakuasi Keadaan darurat
4.1.3 Pada Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya 33
Pemasangan Dan Sosialisasi Mengenai Daerah Jalur
4.1.4 Evakuasi Keadaan Darurat Pada Gedung DJCK 35
4.2 Hasil Capaian Pelaksanaan Aktualisasi 38
4.2.1 Uraian Teknik Aktualisasi 38
4.2.2 Analisis Dampak 40
BAB V PENUTUP 41
5.1 Kesimpulan 41
5.2 Saran 41
Daftar Pustaka 42

iii
DAFTAR GAMBAR, TABEL, BAGAN

Gambar 3.1 Koridor Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya 18


Gambar 3.2 Ruang Jaga 19
Gambar 4.1 Proses Konsultasi dengan Atasan/Mentor 29
Gambar 4.2 Proses Pembuatan Rencana Tahapan Kegiatan 30
Aktualisasi
Gambar 4.3 Proses Perbaikan Rancangan Aktualisasi 30
Gambar 4.4 Proses Mengumpulkan Data Tamu 31
Gambar 4.5 Proses Mengumpulkan Data Organisasi Tanggap Darurat 32
Gambar 4.6 Proses Mengumpulkan Data Denah Ruangan Gedung 32
DJCK
Gambar 4.7 Proses Identifikasi Ruangan Gedung DJCK 33
Gambar 4.8 Konsultasi dengan Mentor 33
Gambar 4.9 Proses Pembuatan Denah Jalur Evakuasi 34
Gambar 4.10 Konsultasi dengan Mentor terkait Denah Jalur Evakuasi 35
Gambar 4.11 Proses Perbaikan Denah Jalur Evakuasi 35
Gambar 4.12 Konsultasi Hasil Perbaikan Denah Jalur Evakuasi 35
Gambar 4.13 Finalisasi Denah Jalur Evakuasi 36
Gambar 4.14 Proses Koordinasi Pemasangan Denah dan Penayangan 36
Video Tugas Aktualisasi
Gambar 4.15 Proses Pemasagan Denah Jalur Evakuasi 37
Gambar 4.16 Proses Membuat Bahan Sosialisasi 37
Gambar 4.17 Konsultasi bahan sosialisasi 38
Gambar 4.18 Koordinasi Ijin Penayangan Video Sosialisasi 38
Gambar 4.19 Sosialisasi Prosedut Tanggap Darurat pada Gedung 39
DJCK
Tabel 1.1 Analisis Penampisan Isu dengan Metode USG 2
Tabel 3.1 Matriks Rancangan Aktualisasi 22
Tabel 3.2 Rencana Uraian Kegiatan Aktualisasi 28
Tabel 4.1 Uraian Teknik Aktualisasi 39
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelatihan Dasar adalah pelatihan sebagai upaya untuk pembentukan
karakter PNS, sehingga mampu bersikap dan bertindak professional dalam
mengelola tantangan dan masalah keberagaman sosial kultural. Pelatihan dasar
akan mengajarkan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) kepada
peserta diklat yang kemudian harus mampu berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat bangsa. Untuk
menjalankan peranan tersebut, diperlukan sosok ASN yang profesional,
yaitu ASN yang mampu memenuhi standar kompetensi dalam
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu
ASN harus memahami nilai-nilai dasar profesi ASN yang disebut dengan
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi) sesuai dengan PerLAN No.12 tahun 2018. Salah satu agenda dalam
latihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam upaya penguatan
kompetensi bagi CPNS adalah Agenda Habituasi. Agenda Habituasi bertujuan
untuk mensintesakan mata pelatihan kedalam rancangan aktualisasi, kemudian
kemampuan dalm penulisan rancnagan aktualisasi, kemampuan untuk
mempresentasikannya dalam seminar rancangan aktualisasi, melaksanakan
aktualisasi, menyusun laporan aktualisasi dan mempresentasikan laporan
aktualisasi dalam seminar aktualisasi. Dalam aktualisasi, tema yang diangkat
terkait dengan isu-isu yang ada di lingkungan kerja sehingga diharapkan mampu
mempu menjadi solusi pemecahan masalah ataupun memperbaiki dan
meningkatkan kinerja.Berdasarkan pengalaman on the job training (OJT) di
Direktorat Keterpaduan Infastruktur Permukiman selama 3 bulan, beberapa isu-
isu yang penulis ankat sebagai berikut:
1. Melihat perubahan pola pikir setiap individu sehinga menimbulkan budaya
ramah hanya kepada atasan yang dikenal maupun orang-orang yang dikenal
saja.
2. Belum ada informasi sebagai pemahaman awal bagi penghuni dan tamu
terkait jalur evakuasi pada gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya.
3. Ruangan kerja Subdit-Pemantauan dan Evaluasi yang cukup padat sehingga
pada saat sirkulasi dalam ruang kerja mengalami kesulitan.

1
Dari isu yang diidentifikasi, perlu pemilihan isu utama untuk dibuat gagasan
pemecahan isu. Untuk memilih isu utama dilakukan penampisan isu. Metode
yang digunakan dalam penampisan isu yaitu metode Urgency, Seriousness,
Growt (USG) untuk menyusun urutan prioritas isu yang diselesaikan. Pemilihan
isu dengan metode USG sebagai berikut:
Tabel 1.1 Analisis Penampisan Isu dengan Metode USG

Scoring Indikator (1-5)


No Isu
Urgency Seriousness Growth Total
Perubahan pola perilaku
setiap individu sehinga
menimbulkan budaya ramah
1 3 3 3 9
hanya kepada atasan yang
dikenal maupun orang-orang
yang dikenal saja
Belum ada informasi sebagai
pemahaman awal bagi
penghuni dan tamu terkait jalur
2 4 4 3 11
evakuasi pada gedung
Direktorat Jenderal Cipta
Karya
Ruangan kerja Subdit-
Pemantauan dan Evaluasi
yang cukup padat sehingga
3 2 3 2 7
pada saat sirkulasi dalam
ruang kerja mengalami
kesulitan
Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan hasil tabel di atas, hasil analisis menunjukkan isu dengan skor
yang paling tinggi terdapat pada isu ke-2 dengan nilai 11. Maka isu belum ada
informasi sebagai pemahaman awal bagi penghuni dan tamu terkait evakuasi
pada gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyedia
air limbah domestik dan drainase lingkungan serta persampahan yang
dilaksanakan oleh unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat
Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, Direktorat Pengembangan Kawasan
Permukiman, Direktorat Bina Penataan Bangunan, Direktorat Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum, Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman, dan PPSP-POP (Pusat Pengembangan Sarana dan
Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar).

2
Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya terdiri dari 8 (delapan) lantai
dengan aktivitas bentuk dan karakter ruang yang berbeda. Lebar koridor pada
setiap lantai berbeda-beda, mulai dari 150 cm hingga 200 cm. Sekat pembatas
pada ruang kerja juga berbeda ditiap lantai seperti sekat berupa partisi setinggi
150 cm dan dinding. Selain ruang kerja, pada setiap lantai di Gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya dilengkapi musholah, lift dan tangga untuk sirkulasi vertikal,
lavatory, pantry dan pintu darurat. Pada Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya
telah dilengkapi peralatan pendukung proteksi terhadap bahaya kebakaran
seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR), kotak Hydrant, Sprinkel, Alarm
Kebakaran, petunjuk arah keluar dalam keadaan darurat beserta pintu dan
tangga darurat (Emergency Exit). Hal ini dimaksudkan untuk antisipasi terhadap
keadaan darurat di dalam bangunan gedung.

Keadaan darurat yang terjadi dibangunan gedung adalah keadaan yang


tidak wajar terjadi yang disebabkan oleh alam atau masalah teknis yang dapat
mencelakaan penghuninya. Keadaan darurat di dalam bangunan gedung antara
lain bahaya kebakaran, gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, banjir
bandang, runtuhnya gedung akibat kegagalan bangunan dan ancaman bom
ataupun teror lainnya. Apabila terjadi keadaan darurat, beberapa dampak yang
diakibatkan seperti ancaman jiwa, luka maupun trauma, rusak atau hilangnya
barang berharga, dan dampak terhadap lingkungan. Memperhatikan besarnya
jumlah pegawai yang beraktivitas di dalam gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya, maka informasi terkait antisipasi menghadapi keadaan darurat, sangat
mendesak dan penting untuk disediakan dan dikomunikasikan dengan mudah.
Informasi berupa denah jalur evakuasi keadaan darurat di dalam gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya. Dengan adanya denah jalur evakuasi, apabila
terjadi keadaan darurat pada Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya diharapkan
penghuni gedung ataupun tamu telah mendapatkan informasi terlebih dahulu
serta mengetahui arah evakuasi menuju titik berkumpul (assembly point) yang
aman. Perencanaan denah jalur evakuasi ini bertujuan untuk memberikan
informasi dengan mudah kepada penghuni gedung maupun tamu serta
menentukan lintasan terpendek untuk menuju assembly point. Selain denah jalur
evakuasi, diperlukan juga sosialisasi agar penghuni dan tamu gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya mengetahui prosedur tanggap darurat apabila terjadi
keadaan darurat.

3
1.2 Tujuan Aktualisasi

Dalam melaksanakan aktualisasi ini, penerapan nilai-nilai dasar ASN


(ANEKA) yaitu penanaman akuntabilas dalam pertanggungjawaban hasil yang
akan dicapai, nasionalisme sebagai wujud cinta tanah air, etika publik dalam
tingkah laku, komitmen mutu dalam menghasilkan rancangan aktualisasi, serta
anti korupsi sebagai komitmen integritas ASN.

Dalam merancang dan melaksanakan aktualisasi mengenai informasi jalur


evakuasi berupa denah jalur evakuasi apabila terjadi keadaan darurat yang
komunikatif dan mudah diikuti oleh penghuni ataupun tamu yang berada di dalam
gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya menuju ke titik berkumpul (assembly
point) yang telah ditentukan dengan aman. Selain itu, aktualisasi ini diharapkan
mampu membentuk kebiasaan melalui sosialisasi prosedur tanggap darurat bagi
penghuni maupun tamu apabila terjadi keadaan darurat pada gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup yang menjadi cakupan pada aktualisasi ini yaitu informasi
mengenai jalur evakuasi apabila terjadi keadaan darurat dalam gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya. Informasi berupa denah jalur evakuasi diharapkan mampu
menjadi navigasi dan meminimalisir adanya korban pada saat proses evakuasi
serta memberikan informasi jalur terdekat untuk mencapai titik berkumpul yang
aman.

4
BAB II
GAMBARAN UNIT KERJA

2.1 Deskripsi Organisasi


Visi Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu terwujudnya permukiman perkotaan
dan perdesaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan melalui penyediaan
infrastruktur yang handal dalam pengembangan permukiman, pengembangan
sistem penyediaan air minum, pengembangan penyehatan lingkugan permukiman
dan penataan bangunan dan lingkungan.
Dalam mencapai visi Direktorat Jenderal Cipta Karya, misi yang dijalankan
sebagai berikut:
1. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur) permukiman
di perkotaan dan perdesaan dalam rangka mengembangkan permukiman yang
layak huni, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif, aman,
tenteram, dan berkelanjutan untuk memperkuat pengembangan wilayah.
2. Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah
daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur permukiman, termasuk pengembangan sistem pembiayaan dan
pola investasinya.
3. Melaksanakan pembinaan penataan kawasan perkotaan dan perdesaan serta
pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi standar
keselamatan dan keamanan bangunan.
4. Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh/nelayan, daerah
perbatasan, kawasan terpencil, pulau-pulau kecil terluar dan daerah tertinggal,
serta air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air.
5. Memperbaiki kerusakan infrastruktur permukiman dan penanggulangan darurat
akibat bencana alam dan kerusuhan sosial.
6. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang
profesional, serta pengembangan NSPM, dengan menerapkan prinsip good
governance.
2.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Unit Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kementerian Pekerjaan Umum

5
dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri. Direktorat Jenderal Cipta kArya dipimpin oleh
Direktur Jenderal. Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pengembangan
kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah domestic dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat
Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan dibidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangungan, pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik dan drainase
lingkungan serta persampahan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem pnyediaan air minum,
pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan,
pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air libah domestik dan drainase lingkungan serta persampahan
sesuai dengan perundang-undangan;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan
kawasan permukiman, pembinaan penatan bangunan, pengembangan sistem
penyediaan air minum, penembangan pengelolaan air limbah domestik dan
drainase lingkungan serta persampahan;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestic
dan drainase lingkungan serta persampahan;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestic
dan drainase lingkungan serta persampahan;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

6
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 03/PRT/M/2019, Direktorat Jenderal Cipta Karya terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal, mempunyai tugas memberikan pelayanan
teknis dan adminstratif kepada semua unsur organisasi di lingkungan Direktorat
Jenderal Cipta Karya.
2. Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan dan strategi, keterpaduan perencanaan
dan kemitraan, pembiayaan, pelaksanaan pengelolaan data dan sistem
informasi serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program
pembangunan infrastruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan
permukiman, serta penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem
penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan
3. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, keterpaduan
perencanaan, pengawasan dan pengendalian teknis, pemantauan, evaluasi,
pengaturan, dan pembinaan teknis penyelenggaraan kawasan permukiman.
4. Direktorat Bina Penataan Bangunan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan perencanaan teknis,
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan, gedung, pengelolaan
rumah negara, penataan bangunan dan lingkungan khusus, serta penyusunan
standardisasi dan penguatan kelembagaan.
5. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk
pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang
pengembangan sistem penyediaan air minum.
6. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai
tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang sistem
pengelolaan air limbah domestik, sistem pengelolaan persampahan, dan
drainase lingkungan.
7. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
berdasarkan keahlian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Terdiri atas beberapa pejabat fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.

7
Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasika oleh seorang pejabat fungsional
tingkat ahli yang ditunjuk oleh Dorektur Jenderal. Penugasan pejabat fungsional
diatur melalui pimpinan Unit Organisasi dan Unit Kerja sesuai dengan bidang
keahliannya.
2.3 Sumber Daya Manusia pada Direktorat Jenderal Cipta Karya
Berdasarkan data jumlah PNS dan Non PNS Direktorat Jenderal Cipta Karya
tahun 2019, jumlah sumber daya manusia yang berada di gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya sebanyak 1248 orang terdiri dari PNS, CPNS, Non PNS
dengan persebarannya sebagai berikut:
Tabel 2.1 Rekapitulasi Jumlah PNS dan Non PNS Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2019
CPNS Non PNS Non PNS Non NRP
Unit
Lantai PNS KI Jumlah
Kerja
2018 Substantif pendukung Substantif pendukung

1 PSPOP 44 34 0 0 0 0 0 78

2&3 Sesditjen 83 17 49 68 0 0 0 217

4 KIP 115 34 10 18 0 3 0 180

5 BPB 85 34 29 61 0 0 0 209

6 PKP 106 34 22 35 0 0 0 197

7 PPLP 96 34 3 35 0 0 0 168

8 PSPAM 93 34 18 54 0 0 0 199

TOTAL 1248

Sumber: Subbag TU Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya

Dari data tabel diatas, didapatkan informasi mengenai jumlah SDM yang
berada di gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya paling banyak berada di lantai 5
Direktorat Bina Penataan Bangunan berjumlah 209 orang dan yang paling sedikit
berada di lantai 1 pada PSPOP berjumlah 78 orang. Sementara itu, rata-rata jumlah
tamu pada gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya berjumlah 109 orang per hari.
Jumlah SDM serta tamu pada gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya yang cukup
banyak, diperlukan perhatian khusus mengenai upaya penyelamatan apabila terjadi
keadaan darurat dalam gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya. Apabila terjadi
keadaan darurat, seluruh penghuni dan tamu yang berada dalam gedung Direktorat

8
Jenderal Cipta Karya harus segera di-evakuasi meninggalkan bangunan gedung dan
dikumpukan di tempat aman. Dalam proses evakuasi terkadang terjadi kendala
seperti orang-orang yang berlarian karena panik dan kurangnya pemahaman akan
jalur evakuasi. Melalui rancangan aktualisasi ini diharapkan memberi informasi dan
pemahaman bagi penghuni maupun tamu yang ada dalam gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya mengenai jalur evakuasi.

2.4 Keterkaitan Aktualisasi terhadap Visi dan Misi Organisasi


2.4.1 Keterkaitan Aktualisasi Terhadap Visidan Misi Organisasi
Adapun kontribusi pelaksanaan aktualisasi ini terhadap visi, misi serta
tugas dan fungsi Unit Organisi yaitu sebagai dukungan dalam misi Direktorat
Jenderal Cipta Karya dalam mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana
yang efektif dan SDM yang profesional, serta pengembangan NSPM,
dengan menerapkan prinsip good governance. Adanya denah jalur evakuasi
ini merupakan sebuah pelayanan dalam memberikan informasi dan navigasi
bagi penghuni (pimpinan dan staf) dan tamu yang berada di dalam gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya sehingga mampu meminimalisir kecelakaan
pada saat proses evakuasi apabila terjaid keadaan darurat.

2.5 Penanaman Nilai Aneka dalam Aktualisasi


2.5.1 Akuntabilias
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut antara lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
Aspek akuntabilitas meliputi (accountability is a relationship), akuntabilitas
berorientasi pada hasil (accountability is results oriented), akuntabilitas

9
membutuhkan adanya laporan (accountability requires reporting), akuntabilitas
memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences), akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance). Penerapan nilai akuntabilitas pada aktualisasi “Denah Jalur
Evakuasi Keadaan Darurat Gedung Direktora Cipta Karya” mengacu pada
prinsip akuntabilitas berorientasi pada hasil. Dalam konteks ini, sikap tanggung
jawab dalam menjalankan kegiatan yang akan diaktualisasikan serta selalu
bertindak dan berupaya untuk untuk mencapai hasil yang maksimal.
2.5.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Penerapan Nilai nasionalisme pada akutualisasi ini merujuk pada
pengamalan Pancasila Sila ke-2 “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” dalam
kehidupan sehari-hari. adapun butir-butir dari Sila ke-2 Pancasila sebagai
berikut:
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain

10
Denah jalur evakuasi keadaan darurat ini diharapkan mampu bermanfaat
dalam memberikan informasi dan navigasi, sehingga mampu meminimalisir
kecelakaan pada saat evakuasi apabila terjadi keadaan darurat di dalam
gedung Direktoraj Jenderal Cipta Karya. Hal ini menjadi perwujudan sikap
saling mencintai sesama manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, serta melakukan kegiatan kemanusiaan.
2.5.3 Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.

11
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Penerapan kode etik pada aktualisasi ini menitikberatkan pada tingkah laku
ASN sesuai dengan kode etik Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam
memegang teguh nilai dasar sebagai ASN. Dalam pelaksanaan kegiatan
sosialisasi denha jalur evakuasi, ASN harus mengaplikasikan etika publik
dengan bersikap hormat dan sopan serta memberikan informasi secara baik
dan benar.

2.5.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu merupakan komitmen bekerja yang berorientasi pada mutu
agar kegiatan atau visi terselesaikan dengan efektiv dan efisien bagi
masyarakat. Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. fisiensi
merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang keluar alur. Penerapan komitmen mutu dalam aktualisasi ini
berupa menjaga efektivitas dan efisiensi dalam ketercapaian target secara
sesuai dengan rencana, aktualisasi diselesaikan dengan cepat dan tepat, serta
tercapainya mutu dari rancangan denah jalur evakuasi keadaan darurat
sehingga dapat bermanfaat bagi penghuni dan tamu yang berada pada gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya.

2.5.5 Anti Korupsi


Korupsi berarti kebobrokan, perbuatan tidak baik, buruk, curang, dapat
disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma
agama, material, mental dan umum. Ada 9 nilai anti korupsi yang harus
diterapkan ASN yaitu jujur, disiplin, peduli, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, mandri, berani, dan adil. Penerapan nilai anti korupsi dalam
aktualisasi ini yaitu dalam pengumpulkan data yang diperlukan, data harus
jelas dan benar agar mampu melaporkan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

12
2.6 Penanam Prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole Of
Government dalam Rancangan Aktualisasi
Manajemen ASN sebagai pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Sejalan dengan itu, fungsi ASN
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa. ASN sebagai pelayan publik, ASN memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Kaitannya terhadap rancangan aktualisasi ini, memberikan pelayanan
bagi penghuni dan tamu yang berada di gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya
akan informasi dan navigasi berupa denah jalur evakuasi apabila terjadi keadaan
darurat. Dalam mewujudkan tercapainya tujuan dari rancangan aktualisasi ini, maka
dibutuhkan dukungan dari setiap pihak dalam lingkup Direkorat Jenderal Cipta Karya
sehingga dengan adanya denah jalur evakuasi mampu meminimalisir kecelakaan
pada saat proses evakuasi apabila terjadi keadaan darurat di dalam gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya.

2.7 Uraian Tugas Jabatan Peserta (SKP)


Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) merupakan unsur yang berhubungan dengan
penilaian prestasi kinerja PNS. Sesuai dengan tugas yang diberikan kepada setiap
CPNS Kementerian PUPR tahun anggaran 2018 maka disusunlah SKP sebagai
syarat kelulusan CPNS. Adapun uraian kegiatan yang terdapat pada SKP, yaitu:
1. Menyusun Tugas Mandiri 1 selama orientasi
2. Menyusun Tugas Mandiri 2
3. Mengikuti Pelatihan Bela Negara
4. Mengikuti Pelatihan Dasar
5. Mengikuti Pengenalan Kelitbangan
6. Mengisi Buku (LogBook) Lembar Pencatatan Tugas Harian
7. Melaksanakan penugasan On The Job Training (OJT)

13
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya

14
BAB III

DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Deskripsi Issue yang Diangkat


Keadaan darurat yang terjadi dibangunan gedung adalah keadaan yang
tidak wajar terjadi yang disebabkan oleh alam atau oleh masalah teknis yang
dapat mencelakaan penghuninya. Keadaan darurat di bangunan gedung tidak
hanya bahaya kebakaran, keadaan darurat juga meliputi gempa bumi, tanah
longsor, gunung meletus, banjir bandang, runtuhnya gedung akibat kegagalan
konstruksi, dan ancaman bom ataupun teror lainnya. Keadaan darurat tidak
dapat diprediksi waktu terjadinya dan membawa kerugian berupa ancaman
keselamatan jiwa, luka, trauma psikologis, kehilangan dan kerugian harta benda,
dan gangguan terhadap kelestarian lingkungan. Apabila terjadi kondisi darurat
pada bangunan gedung, evakuasi menjadi hal yang paling pertama dilakukan
dengan tujuan penyelamatan penghuni. Dalam proses evakuasi sering kali
menemukan kendala sehingga proses evakuasi berjalan lambat ataupun
terganggu. Untuk mengantisipasi kendala atau gangguan pada saat evakuasi
apabila terjadi keadaan darurat, maka diperlukan informasi mengenai jalur
evakuasi dalam memberikan kemudahan bagi penghuni maupun tamu untuk
memahami jalur evakuasi.
Dalam mengantisipasi apabila terjadi keadaan darurat, Gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya telah dilengkapi Alat Pemadam Api Ringan (APAR), kotak
Hydrant, Sprinkel, Alarm Kebakaran, Petunjuk arah keluar dan emergency exit.
Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya terdiri dari 8 lantai yang masing masing
lantai memiliki aktivitas, bentuk dan karakter ruang yang berbeda sebagai
berikut:
1. Pada lantai 1 (satu), terdiri dari ruang kerja PPSP-POP (Pusat
Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar),
Pendopo, dan lavatory.Pada lantai 1 dilengkapi dengan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR), kotak Hydrant, Sprinkel, Alarm Kebakaran, Petunjuk Arah
Keluar, dan juga fire safety cabinet berisi alat-alat safety dan pemadam
kebakaran seperti baju pemadam, scba, senter, APAR, alat pemadam api,
hel, sepatu, fire hose, breathing apparatus dan lain-lain.
2. Pada lantai 2 (dua) dalam gedung ini terdiri dari ruang Direktur Jenderal,
ruang rapat, ruang kerja staf, mushola, pantry, lavatory dan ruang jaga.

15
Lantai ini dilengkapi Alat Pemadam Api Ringan (APAR), kotak Hydrant,
Sprinkel, Alarm Kebakaran, Petunjuk Arah Keluar, dan emergency exit.
Lebar koridor di lantai 2 sebesar 200 cm, pada masing-masing ruang kerja
staf dibatasi sekat partisi setinggi 150 cm.
3. Lantai 3 (tiga) dalam gedung ini merupakan ruangan unit kerja Sekretariat
Direktorat Jenderal. Terdiri dari ruang Sekretaris Direktorat Jenderal, ruang
kerja bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana, ruang kerja
bagian Keuangan dan Umum, ruang kerja bagian Hukum dan komunikasi
Publik, ruang kerja bagian Pengelolaan Barang Milik Negara, ruang rapat,
mushola, ruang menyusui, ruang jaga, pantry dan lavatory. Pada lantai 3
telah dilengkapi Alat Pemadam Api Ringan (APAR), kotak Hydrant,
Sprinkel, Alarm Kebakaran, Petunjuk Arah Keluar, dan emergency exit.
Lebar koridor pada lantai 2 sebesar 150cm. Pada ruang kerja dibatasi oleh
sekat partisi setinggi 150 cm sebagai pemisah antara ruang kerja yang ada
di Sekretarat Direktorat Jenderal.
4. Lantai 4 (empat) dalam gedung ini merupakan ruangan unit kerja Direktorat
Keterpaduan Infrastruktur Permukiman. Lantai 4 terdiri atas ruang kerja
Subdirektorat Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan, ruang kerja
Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permikiman, Subdirektorat Keterpaduan
Pemrograman, ruang kerja Subdirektorat Keterpaduan Pelaksanaan, ruang
kerja Subdirektorat Pengelolaan data dan Sistem Informasi, Subdirektorat
Pemantauan dan Evaluasi, ruang kerja Subbagian Tata Usaha, ruang
rapat, mushola, ruang jaga, pantry dan lavatory. Lebar koridor pada lantai 4
sebesar 200 cm. Ruangan kerja di batasi dinding kaca sebagai pemisah
antara Sub-Direktorat. Pada lantai 4 telah dilengkapi dengan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), kotak Hydrant, Sprinkel, Alarm Kebakaran,
Petunjuk Arah Keluar dan Emergency Exit.
5. Pada lantai 5 (lima) merupakan ruang kerja Direktorat Bina Penataan
Bangunan. Lantai 5 terdiri dari ruang kerja Direktur Bina Penataan
Bangunan, ruang kerja Subdirektorat Perencanaan Teknis, ruang kerja
Subdirektorat Bangunan Gedung, ruang kerja Subdirektorat Pengelolaan
Rumah Negara, ruang kerja Subdirektorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan Khusus, ruang kerja Subdirektorat Standardisasi dan
Kelembagaan, ruang kerja Subbagian Tata Usaha, ruang rapat, mushola,
kantin, pantry, lavatory dan ruang jaga. Lebar koridor pada lantai 5 sebesar

16
150 cm. Tiap-tiap ruang kerja di batasi sekat partisi setinggi 150cm sebagai
pemisah ruang kerja tiap subdirektorat yang ada di Direktorat Bina
Penataan Bangunan. Pada lantai 5 terlah dilengkapi Alat Pemadam Api
Ringan (APAR), kotak Hydrant, Sprinkel, Alarm Kebakaran, Petunjuk Arah
Keluar dan Emergency Exit.
6. Pada lantai 6 (enam) dalam gedung ini merupakan ruang unit kerja
Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman. Lantai 6 terdiri dari
ruang kerja Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, ruang kerja
Subdirektorat Perencanaan Teknis, ruang kerja Subdirektorat Kawasan
Permukiman Wilayah I, ruang kerja Subdirektorat Kawasan Permukiman
Wilayah II, ruang kerja Subdirektorat Kawasan Permukiman Wilayah III,
ruang kerja Subdirektorat Standardisasi dan Kelembagaan, ruang kerja
Subbagian Tata Usaha, ruang rapat, Mushola, ruang jaga, pantry dan
lavatory. Pada lantai 6 telah di lengkapi Alat Pemadam Api Ringan (APAR),
kotak Hydrant, Sprinkel, Alarm Kebakaran, Petunjuk Arah Keluar dan
Emergency Exit. Tiap-tiap ruang kerja yang ada di Direktorat
Pengembangan Kawasan Permukiman dibatasi oleh sekat partisi setinggi
150 cm sebagai pemisah antara Subdirektorat, sementara itu lebar koridor
yang ada sebesar 200 cm.
7. Lantai 7 (tujuh) merupakan lantai kerja Direktorat Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman. Terdiri dari ruang kerja Direktur
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, ruang kerja
Subdirektorat Perencanaan Teknis, ruang kerja Subdirektorat Pengelolaan
Air Limbah Domestik, ruang kerja Subdirektorat Pengelolaan Persampahan
dan Drainase Lingkungan, ruang kerja Subdirektorat Pemantauan dan
Evaluasi, ruang kerja Subdirektorat Standardisasi dan Kelembagaan, ruang
kerja Subbagian Tata Usaha, ruang rapat, mushola, pantry, lavatory dan
ruang jaga. Ruang kerja pada Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan dibatasi oleh dinding untuk memisahkan antara ruang kerja tiap
subdirektorat dan bagian tata usaha. Lebar koridor sebesar 200 cm, lantai
ini telah dilengkapi Alat Pemadam Api Ringan (APAR), kotak Hydrant,
Sprinkel, Alarm Kebakaran, Petunjuk Arah Keluar dan Emergency Exit.
8. Pada lantai 8 (delapan) merupakan ruang kerja Direktorat Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM). Terdiri dari ruang Direktur
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, ruang kerja Subdirektorat

17
Perencanaan Teknis, ruang kerja Subdirektorat Sistem Penyediaan Air
Minum Wilayah I, ruang kerja Subdirektorat Sistem Penyediaan Air Minum
Wilayah II, ruang kerja Subdirektorat Sistem Penyediaan Air Minum
Wilayah III, ruang kerja Subdirektorat Standardisasi dan Kelembagaan,
ruang kerja Sub Bagian Tata Usaha, ruang rapat, mushola, pantry, lavatory
dan ruang jaga. Ruang kerja pada lantai 6 dibatasi oleh sekat partisi
setinggi 150 cm sebagai pemisah antara subdirektorat dan bagian tata
usaha yang ada di Direktorat PSPAM. Lebar koridor pada lantai 8 sebesar
200 cm. Pada lantai 8 juga telah dilengkapi lengkapi Alat Pemadam Api
Ringan (APAR), kotak Hydrant, Sprinkel, Alarm Kebakaran, Petunjuk Arah
Keluar dan Emergency Exit.

Gambar 3.1 Koridor Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya

Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menyediakan alat pemadam


kebakaran, namun belum ada informasi awal bagi penghuni maupun tamu
mengenai jalur evakuasi apabila terjadi keadaan darurat. Apabila terjadi keadaan
darurat, akan sulit bagi penghuni ataupun tamu yang ada di Gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya untuk menuju assembly point karena beum memahami
ataupun belum ada informasi mengenai jalur evakuasi. Informasi jalur evakuasi
keadaan darurat pada aktualisasi ini berupa denah jalur evakuasi. Denah jalur
evakuasi ini sangat penting, hal ini bertujuan untuk menunjukkan alternaitif posisi
titik berkumpul (assembly point) terdekat. Adanya denah jalur evakuasi ini,
apabila terjadi keadaan darurat di Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya,
diharapkan penghuni maupun tamu sudah memahami jalur yang akan ditempuh
dan mampu mengikuti arah yang telah ditetapkan.

18
3.2 Gagasan Pemecahan Issue
Akses keluar apabila terjadi keadan darurat menjadi perhatian yang sangat
penting bagi penghuni dan tamu yang ada di Gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya. Apabila terjadi keadaan darurat yang tidak terkendali, maka harus segera
dilakukan kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban. Evakuasi menyangkut
aspek pemberitahuan dini, komunikasi, pemanduan ditunjang oleh prasarana dan
sarana yang terdapat dalam bangunan. Sementara itu, Gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya belum memiliki informasi tentang jalur evakuasi keadaan
darurat berupa denah jalur evakuasi. Denah evakuasi bertujuan untuk memberi
informasi dan pengetahuan bagi penghuni dan tamu yang ada di Gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya mengenai lintasan menuju titik berkumpul
(assembly point), proses evakuasi berjalan dengan cepat dan aman sehingga
mampu meminimalisir kecelakaan pada saat menyelamatkan diri.
Dalam perencanaan jalur evakuasi harus memperhatikan jarak tempuh,
jumlah mobilitas dan karakter lain dari penghuni bangunan gedung, jumlah lantai
bangunan gedung yang dihubungkan oleh jalan ke luar, sistem proteksi
kebakaran yang terpasang pada bangunan gedung, fungsi atau penggunan
bangunan gedung, jumlah lantai yang dilalui, tindakan petugas pemadam
kebakaran. Perencanaan jalur evakuasi pula memperhatikan denah, perabot dan
dekorasi di dalam sarana jalan keluar. Perabot ataupun dekorasi tidak boleh
diletakkan di daerah yang dapat mengganggu proses evakuasi seperti akses ke
emergency exit ataupun mengganggu pandangan. Perletakan ruang jaga di
depan tangga pada hampir di semua lantai Gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya, dapat menjadi penghambat proses evakuasi. Selain menghambat proses
evakuasi, perletakan perabot ruang jaga diantara jalur sirkulasi juga mampu
mencederai penghuni atau tamu yang panik pada saat berjalan mengikuti arah
jalur evakuasi apabila terjadi keadaan darurat.

Gambar 3.2 Ruang Jaga

19
Lebar koridor ditentukan dari beban hunian lantai yang mengunakan koridor
tersebut untuk mencapai akses keluar yang berhubungan. Jarak tempuh
evakuasi menuju akses keluar yaitu jarak 30 m pada koridor tanpa sprinkler dan
45 m pada koridor dengan sprinkler. Bukaan pintu untuk akses evakuasi
sedikitnya memiliki lebar bersih 80 cm dan harus dirancang serta ditata agar
mudah dikenali dengan jelas dan mudah dicapai pada setiap saat. Akses
evakuasi tidak boleh dihalangi oleh ruangan selain koridor, lobi dan tempat yang
diizinkan. Lebar koridor pada Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya pada
lantai 2 sebesar 200 cm, pada lantai 3 sebesar 150 cm, lanta 4 sebesar 200 cm,
lantai 5 sebesar 150 cm, lantai 6 sebesar 200 cm, lantai 7 sebesar 200 cm dan
lantai 8 sebesar 200 cm. Di beberapa titik pada koridor tiap lantai Gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya telah memiliki petunjuk jalur evakuasi. Kondisi
petunjuk jalur evakuasi yang berada pada permukaan lantai telah mengalami
kerusakan. Apabila terjadi keadaan darurat di Gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya yang menyebabkan kurangnya cahaya atau bahkan cahaya tidak ada
sama sekali, maka akan terjadi kesulitan pada saat proses evakuasi dikarenakan
penghuin dan tamu tidak memiliki pengetahuan mengenai denah jalur evakuasi
dan juga sulit mengikuti petunjuk jalur evakuasi.
Denah jalur evakuasi keadaan darurat apabila terjadi keadaan darurat di
dalam gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai informasi awal dan
sebagai sarana navigasi bagi penghuni dan tamu apabila terjadi keadaan
darurat. Untuk memudahkan penghuni maupun tamu dalam mendapatkan
informasi, maka denah jalur evakuasi keadaan darurat dirancangan dengan
tampilan yang menarik, komunikatif, mudah diikuti ketika proses evakuasi dan
diletakkan di lokasi-lokasi strategis agar mudah terlihat oleh penghuni gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk mengenali area tempat kerja dan juga arah
menuju tangga darurat.

20
3.3 Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.1 Matriks Rancangan Aktualisasi
Konstribusi
N Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Vsisi Penguatan Nilai-
Kegiatan Tahap Kegiatan Output / Hasil
o Pelatihan dan Misi nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
a. Konsultasi dengan Gambaran umum Denah jalur a. Penerapan
a. Etika pada saat bertemu
atasan/mentor terkait mengenai issue evakuasi ini nilai-nilai
mentor dengan memegang
issue denah jalur yang diangkat sebagai iProve yaitu
teguh nilai dasar etika
evakuasi keadaan serta tahapan dukungan dalam Integritas,
seperti hormat dan sopan
darurat pada Gedung kegiatan yang misi Direktorat Professional,
dalam proses konsultasi
Direktorat Jenderal Cipta akan dilakukan Jenderal Cipta Orientasi Misi,
(Etika Publik)
Karya dalam Karya dalam Visioner, serta
pelaksanaan b. Dengan adanya tahapan mewujudkan Etika-Ahlakul
Melaksanakan aktualisasi kegiatan diharapkan organisasi yang Karimah
1 persiapan b. Membuat rencana mampu memberi kontribusi efisien, tata b. Menanamkan
aktualisasi tahapan kegiatan maksimal terhadap laksana yang nilai-nilai
aktualisasi kelancaran pada efektif dan SDM ANEKA
pelaksanaan kegiatan yang profesional, (Akuntabilitas,
(Akuntabilitas) serta Nasionalisme,
c. Perbaikan bertujuan untuk pengembangan Etika Publik,
c. Memperbaiki rancangan NSPM, Komitmen
meningkatkan kualitas dari
aktualisasi berdasarkan dengan menerap Mutu, Anti
laporan rancangan
masukan pada seminar kan prinsip good Korupsi)
aktualisasi (Komitmen
rancangan aktualisasi governance. kepada CPNS
Mutu)
Melakukan Data pendukung a. Dalam pengumpulan data Adanya denah Kementerian
pengumpulan data a. Mengumpulkan data berupa denah yang diperlukan, data jalur evakuasi ini PUPR
terkait jalur yang diperlukan untuk ruangan tiap harus jelas dan benar agar merupakan c. Menanamkan
2 sebuah manajemen
evakuasi pada mendukung perancangan lantai, posisi mampu melaporkan sesuai
gedung denah evakuasi emercency exit, dengan keadaan pelayanan dalam ASN, Prinsip
posisi assembly sebenanrya (Anti Korupsi) memberikan Whole Of

21
Konstribusi
N Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Vsisi Penguatan Nilai-
Kegiatan Tahap Kegiatan Output / Hasil
o Pelatihan dan Misi nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
point, sistem b. Dalam mengidentifikasi informasi dan Goverment
proteksi bentuk dan karakter navigasi bagi serta
kebakaran dan ruangan ditiap lantai penghuni Pelayanan
b. Mengidentifikasi bentuk
jumlah penghuni (eksisting), mampu (pimpinan dan Publik kepada
dan karakter ruang tiap
yang beraktivitas memberikan informasi dan staf) dan tamu CPNS
lantai di Gedung
di dalam gedung navigasi pada saat proses yang berada di Kementerian
Direktorat Jenderal Cipta
Direktorat evakuasi apabila terjadi dalam gedung PUPR
Karya
Jenderal Cipta keadaan darurat berupa Direktorat
Karya denah jalur evakuasi Jenderal Cipta
(Komitmen Mutu) Karya sehingga
c. Etika pada saat bertemu mampu
mentor dengan memegang meminimalisir
c. Konsultasi dengan kecelakaan pada
teguh nilai dasar etika
mentor terkait data yang saat proses
seperti hormat dan sopan
telah diperoleh evakuasi apabila
dalam proses konsultasi
(Etika Publik) terjadi keadaan
3 Membuat konsep Rancangan Denah a. Dalam membuat konsep darurat.
desain jalur jalur evakuasi denah jalur evakuasi
evakuasi keadaan keadaan darurat dibutuhkan ketelitian
a. Membuat konsep denah
darurat pada pada gedung sehingga denah yang
jalur evakuasi
Gedung Direktorat Direktorat dihasilkan mampu
Jenderal Cipta Jenderal Cipta menjawab masalah yang
Karya Karya yang ada (Komitmen Mutu)

22
Konstribusi
N Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Vsisi Penguatan Nilai-
Kegiatan Tahap Kegiatan Output / Hasil
o Pelatihan dan Misi nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
komunikatif, b. Etika pada saat bertemu
b. Konsultasi dengan mudah dipahami mentor dengan memegang
atasan/mentor mengenai dan diikuti teguh nilai dasar etika
konsep denah jalur penghuni dan seperti hormat dan sopan
evakuasi tamu dalam proses konsultasi
(Etika Publik)
c. Dengan adanya perbaikan
dari konsep denah jalur
evakuasi diharapkan
mampu mencapai tujuan
rancangan aktualisasi ini
c. Perbaikan konsep denah yaitu denah jalr evakuasi
jalur evakuasi sebagai informasi dan
navigasi apabila terjadi
keadaan darurat guna
meminimalisir kecelakaan
pada saat proses evakuasi
(Akuntabilitas)

d. Etika pada saat bertemu


d. Konsultasi dengan mentor dengan memegang
atasan/mentor mengenai teguh nilai dasar etika
hasil perbaikan dari seperti hormat dan sopan
denah jalur evakuasi dalam proses konsultasi
(Etika Publik)

23
Konstribusi
N Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Vsisi Penguatan Nilai-
Kegiatan Tahap Kegiatan Output / Hasil
o Pelatihan dan Misi nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
e. Bentuk dalam menjaga
efektivitas dari kegiatan
e. Finalisasi desain denah yang diaktualisasikan
jalur evakuasi dengan memperhatikan
target pencapaian kegiatan
(Komitmen Mutu)
a. Etika pada saat
a. Koordinasi ke pihak-
berkoordinasi memegang
pihak terkait mengenai
teguh nilai dasar etika
ijin pemasangan denah
seperti hormat dan sopan
jalur evakuasi
(Etika Publik)
b. Pada saat pemasangan
Seluruh penghuni denah jalur evakuasi di tiap
b. Pemasangan denah jalur
Pemasangan dan di gedung lantai Direktorat Jenderal
evakuasi di tiap lantai
Sosialisasi Direktorat Cipta Karya
gedung Direktorat
mengenai daerah Jenderal Cipta memperhatikan etika dan
Jenderal Cipta Karya
4 jalur evakuasi Karya mengetahui perilaku sopan santun
keadaan darurat mengenai konsep (Etika Publik)
pada gedung denah jalur
c. Dalam pembuatan bahan
DJCK evakuasi keadaan
sosialisasi, bahan dibuat
c. Membuat bahan darurat
komunikatif sehingga
sosialisasi
mudah untuk dipahami
(Komitmen Mutu)
d. Konsultasi dengan d. Etika pada saat bertemu
atasan/mentor mengenai mentor dengan memegang
konten video sosialisasi teguh nilai dasar etika

24
Konstribusi
N Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Vsisi Penguatan Nilai-
Kegiatan Tahap Kegiatan Output / Hasil
o Pelatihan dan Misi nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
seperti hormat dan sopan
dalam proses konsultasi
(Etika Publik)
e. Etika pada saat
e. Koordinasi ke pihak-
berkoordinasi memegang
pihak terkait mengenai
teguh nilai dasar etika
ijin penayangan video
seperti hormat dan sopan
sosialisasi
(Etika Publik)
f. Etika dalam tingkah laku
sesuai kode etik dalam
Unit Organisasi Cipta
Karya dalam memegang
teguh nilai dasar sebagai
ASN. Penerapan dalam
jalur evakuasi mengacu
f. Melaksanakan sosialisasi pada kode etik dimana
denah jalur evakuasi di dalam melaksanakan
tiap lantai gedung sosialisasi mengenai jalur
Direktorat Jenderal Cipta evakuasi, memegang
Karya teguh kode etik dengan
bersikap hormat dan sopan
pada saat pelaksanaan
sosialisasi (Etika Publik)
g. Bentuk penerapan berupa
kemanfaatan dari denah
jalur evakuasi kaitannya
dengan implementasi

25
Konstribusi
N Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Vsisi Penguatan Nilai-
Kegiatan Tahap Kegiatan Output / Hasil
o Pelatihan dan Misi nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
nasionalisme pada
Pancasila sila ke-2
“kemanusiaan yang adil
dan beradab” dalam
mencintai sesama manusia
dan menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan
(Nasionalisme)

3.4 Alur Rancangan Aktualisasi

Koordinasi dengan Tema aktualisasi: ya Identifikasi pada gedung Cipta


mentor mengenai tema Denah jalur evakuasi terhadap kondisi darurat di Karya perihal evakuasi keadaan
yang diangkat gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya darurat
tidak

Sosialisasi mengenai denah jalur Membuat konsep desain jalur Melakukan pengumpulan data
evakuasi keadaan darurat pada evakuasi keadaan darurat pada terkait jalur evakuasi pada gedung
gedung DJCK gedung Cipta Karya Cipta Karya

26
3.5 Time Table

Berikut waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan aktualisasi sesuai dengan rencana uraian kegiatan aktualisasi di Sub-
Direktorat Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, sebagai berikut:
Tabel 3.2 Rencana Uraian Kegiatan Aktualisasi
September Oktober
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
a. Konsultasi dengan atasan/mentor
terkait issue denah jalur evakuasi
keadaan darurat pada Gedung
Gambaran umum mengenai
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Melakukan issue yang diangkat serta
b. Membuat rencana tahapan
1 Persiapan tahapan kegiatan yang akan
kegiatan aktualisasi
aktualisasi dilakukan dalam pelaksanaan
c. Memperbaiki rancangan aktualisasi
aktualisasi berdasarkan masukan
pada seminar rancangan aktualisasi
a. Mengumpulkan data yang Data pendukung berupa
Melakukan diperlukan untuk mendukung denah ruangan tiap lantai,
pengumpulan data perancangan denah evakuasi posisi emercency exit, posisi
terkait jalur b. Mengidentifikasi bentuk dan assembly point, sistem
2 evakuasi pada karakter ruang tiap lantai di Gedung proteksi kebakaran dan
gedung Direktorat Direktorat Jenderal Cipta Karya jumlah penghuni yang
Jenderal Cipta beraktivitas di dalam gedung
c. Konsultasi dengan mentor terkait
Karya Direktorat Jenderal Cipta
data yang telah diperoleh
Karya
a. Membuat konsep denah jalur
evakuasi
b. Konsultasi dengan atasan/mentor
Membuat konsep mengenai konsep denah jalur Rancangan Denah jalur
desain jalur evakuasi evakuasi keadaan darurat
evakuasi keadaan c. Perbaikan konsep denah jalur pada gedung Direktorat
3 darurat pada evakuasi Jenderal Cipta Karya yang
Gedung Direktorat komunikatif, mudah dipahami
d. Konsultasi dengan atasan/mentor
Jenderal Cipta dan diikuti penghuni dan
mengenai hasil perbaikan dari denah
Karya tamu
jalur evakuasi
e. Finalisasi desain denah jalur
evakuasi
a. Koordinasi ke pihak-pihak terkait
mengenai ijin pemasangan denah
jalur evakuasi
b. Pemasangan denah jalur evakuasi
di tiap lantai gedung Direktorat
Pemasangan dan Jenderal Cipta Karya
Seluruh penghuni di gedung
Sosialisasi c. Membuat bahan sosialisasi Direktorat Jenderal Cipta
mengenai denah
4 d. konsultasi dengan atasan/mentor Karya mengetahui mengenai
jalur evakuasi
mengenai konten video sosialisasi konsep denah jalur evakuasi
keadaan darurat
e. Koordinasi ke pihak-pihak terkait keadaan darurat
pada gedung DJCK
mengenai ijin pemasangan denah
jalur evakuasi
f. Melaksanakan sosialisasi denah
jalur evakuasi di tiap lantai gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya

Keterangan : : Libur ; Rencana; Realisasi 27


BAB IV

PELAKSANAAN AKTUALISASI

4.1 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi


Tujuan dari pelaksanaan aktualisasi ini adalah untuk menghabituasikan
nilai-nilai ANEKA kepada CPNS Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Adapun kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan pada tanggal 2 September
2019 sampai 11 Oktober 2019 pada Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Pelaksanaan Aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
4.1.1 Melaksanakan Persiapan Aktulisasi
Tahapan pelaksanaan kegiatan persiapan aktualisasi sebagai berikut :
1. Konsultasi Dengan Atasan/Mentor Terkait Issue Denah Jalur
Evakuasi Keadaan Darurat Pada Gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya.

Gambar 4.1 Proses Konsultasi dengan Atasan/Mentor

Dalam kegiatan ini, beberapa masukan dari hasil konsultasi


dengan mentor sebagai berikut:
a. Agar memperhatikan masukan yang diberikan oleh coach ataupun
penguji pada saat seminar 1.
b. Untuk segera menindaklanjuti dengan menggali data yang
dibutuhkan
c. Segera membuat konsep/skenario hasil aktualisasi (Lampiran 1)

28
2. Membuat Rencana Tahapan Kegiatan Aktualisasi

Gambar 4.2 Proses Pembuatan Rencana Tahapan Kegiaatan Aktualisasi

Pada pembuatan rencana tahapan kegiatan ini, dilakukan


pemutahiran setiap hari berdasarkan realisasi kegiatan.

3. Memperbaiki Rancangan Aktualisasi Berdasarkan Masukan pada


Seminar Rancangan Aktualisasi

Gambar 4.3 Proses Perbaikan Rancangan Aktualisasi

Pada kegiatan perbaikan rancangan aktualisasi ini, dilakukan


berdasarkan masukan pada saat seminar 1 seperti penanaman nilai
anti korupsi pada laporan aktualisasi serta menambahkan beberapa
data pendukung untuk menyelesaikan laporan aktualisasi ini.

29
4.1.2 Melakukan Pengumpulan Data Terkait Jalur Evakuasi Pada Gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahapan pelaksanaan kegiatan pengumpulan data terkait jalur evakuasi
pada gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya, sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data yang Diperlukan untuk Mendukung
Perancangan Denah Evakuasi.
Adapun data yang dibutuhkan melaksanakan aktualisasi ini
sebagai berikut:
a. Data jumlah penghuni dan tamu yang ada di Gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya

Gambar 4.4 Proses Mengumpulkan Data Tamu

Jumlah penghuni Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya terdiri dari


PNS, CPNS 2018, Non PNS, dan Non PNS Non NRP sebanyak
1.248 jiwa, sebagai berikut:
 Pada lantai 1, Pusat Pengembangan Sarana Prasarana
Pendidikan, Olahraga dan Pasar sebanyak 78 jiwa;
 Pada lantai 2 dan 3, sebanyak 217 jiwa;
 Pada lantai 4, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
sebanyak 180 jiwa;
 Pada lantai 5, Direktorat Bina Penataan Bangunan sebanyak 209
jiwa;
 Pada lantai 6, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman
sebanyak 197 jiwa;
 Pada lantai 7, Direktorat PPLP sebanyak 168 jiwa;
 Pada lantai 8, Direktorat PSPAM sebanyak 199 jiwa.

30
Jumlah tamu pada Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam
sebulan sebanyak 2196 orang, rata-rata jumlah tamu per hari
sebanyak 109 orang. (Lampiran 2)
b. Data Organisasi Tanggap Darura pada Direktorat Jenderal Cipta
Karya

Gambar 4.5 Proses Mengumpulkan Data Organisasi Tanggap Darurat

Tiap lantai pada Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya telah


memiliki manajemen keselamatan kebakaran gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya termuat pada Keputusan Direktur Jenderl Cipta
Karya No.39/KSTP/DC/2019 (Lampiran 3). Tim manajemen
keselamatan kebakaran ditiap lantai terdiri dari 17 orang, terbagi
menjadi 1 orang bertugas sebagai Kapten Lantai, 1 orang sebagai
Wakil Kapten Lantai, 7 orang bertugas sebagai Tim Pemadam, 4
orang bertugas sebagai Tim Evakuasi, dan 4 orang bertugas sebagai
TIM P3K.
c. Data denah ruangan tiap lantai gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya

Gambar 4.6 Proses Mengumpulkan Data Denah Ruangan Gedung DJCK

Melakukan koordinasi ke bagian utilitas gedung Direktorat


Jenderal Cipta Kerya serta ke Subbag Tata Usaha tiap Direkrorat
dalam rangka mendapatkan denah eksisting gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya. (Lampiran 4)

31
d. Mengidentifikasi bentuk dan karakter ruang tiap lantai gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kegiatan identifikasi bentuk dan karakter ruangan dikarenakan
perbedaan layout perabot dan bukaan pada beberapa ruang yang
ada di gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Gambar 4.7 Proses Identifikasi Ruangan Gedung DJCK

e. Konsultasi dengan mentor terkait data yang telah diperoleh

Gambar 4.8 Konsultasi dengan Atasan/Mentor

Dalam kegiatan ini, beberapa masukan dari hasil konsultasi


dengan mentor sebagai berikut:
 Melengkapi data yang diperlukan, menghubungi tiap Bagian Tata
Usaha pada tiap unit kerja.
 Membuat skenario dan konsep dalam pembuatan video maupun
animasi.
 Konsultasi pada Subbagian Hukum dan Publikasi. (Lampiran 5)

32
4.1.3 Membuat Konsep Desain Jalur Evakuasi Keadaan Darurat Pada
Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya
1. Membuat Konsep Denah Jalur Evakuasi

Hari
Hari- -11 Hari - 2

Hari - 3 Hari - 4

Hari - 5 Hari - 6
Gambar 4.9 Proses Pembuatan Denah Jalur Evakuasi

Pembuatan denah jalur evakuasi berdasarkan kondisi eksisting


tiap lantai gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan
memperhatikan layout perabot serta sekat pada tiap ruang kerja.
(Lampiran 6)

2. Konsultasi dengan Atasan/Mentor Mengenai Konsep Denah Jalur


Evakuasi.
Beberapa masukan pada saat konsultasi dengan mentor sebagai
berikut:
a. Secara umum sudah baik dan masih perlu peningkatan kualitas
untuk penentuan arah evakuasi;
b. Perlu dibuatkan simulasi waktu yang dibutuhkan sampai titik aman;

33
c. Perlu dijelaskan bahwa pembuatan jalur evakuasi ini merupakan
salah satu upaya peningkatan kapasitas organisasi pada sistem
keselamatan pegawai sebagai bagian dari kapasitas sarana dan
prasarana organisasi dalam rangka peningkatan kinerja organisasi
d. Perlu dibuat skenario untuk informasi dalam bentuk animasi.
(Lampiran 7)

Gambar 4.10 Konsultasi Dengan Mentor Terkait Denah Jalur Evakuasi

3. Perbaikan Konsep Denah Jalur Evakuasi.

Gambar 4.11 Proses Perbaikan Denah Jalur Evakuasi

4. Konsultasi dengan Atasan/Mentor Mengenai Hasil Perbaikan dari


Denah Jalur Evakuasi

Gambar 4.12 Konsultasi Hasil Perbaikan Denah Jalur Evakuasi

34
5. Finalisasi Desain Denah Jalur Evakuasi

Gambar 4.13 Finalisasi Denah Jalur Evakuasi

4.1.4 Pemasangan Dan Sosialisasi Mengenai Daerah Jalur Evakuasi


Keadaan Darurat Pada Gedung DJCK
1. Koordinasi ke Pihak-Pihak Terkait Mengenai Ijin Pemasangan
Denah Jalur Evakuasi.

Gambar 4.14 Proses Koordinasi Pemasangan Denah dan Penayangan Video


Tugas Aktualisasi

Melakukan koordinasi ke Sub.Bagian Umum Sekretariat Direktorat


Jenderal Cipta Karya perihal ijin pemasangan denah jalur evakuasi
pada gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya. Dalam pengurusan ijin
pemasangan denah jalur evakuasi pada gedung Direktorat Jenderal
Cipta Karya memerlukan waktu selama seminggu. (Lampiran 8)

35
2. Pemasangan Denah Jalur Evakuasi di Tiap Lantai Gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Pemasangan denah jalur evakuasi dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 08 Oktober 2019. Denah jalur evakuasi dipasang pada tiap
lantai gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya. Denah ini berisi
keterangan lokasi, layout prabot, jalur evakuasi, dan sistem proteksi
kebararan yang ada pada tiap lantai gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya.

Gambar 4.15 Proses Pemasagan Denah Jalur Evakuasi

3. Membuat Bahan Sosialisasi

Gambar 4.16 Proses Membuat Bahan Sosialisasi

36
Dalam pembuatan bahan sosialisasi, penulis membuat video
sebagai media sosialisasi yang ditayangkan pada info corner gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya.

4. Konsultasi dengan Atasan/Mentor Mengenai Konten Video


Sosialisasi

Gambar 4.17 Konsultasi bahan sosialisasi

Dalam kegiatan konsultasi bahan sosialisasi, beberapa masukan


dari mentor sebagai berikut:
a. Perlu perbaikan simbol dan narasi dibeberapa bagian.
b. Komunikasi dengan Bagian Hukum dan Komunikasi Publik
Direktorat Jenderal Cipta Karya agar dapat ditayangkan pada
monitor informasi publik di Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya.
c. Segera diselesaikan untuk hasil maksimal.(Lampiran 9)
5. Koordinasi ke Pihak-Pihak Terkait Mengenai Ijin Penayangan Video
Sosialisasi

Gambar 4.18 Koordinasi Ijin Penayangan Video Sosialisasi

Dalam proses permohonan ijin penayangan video sosialisasi


prosedur tanggap darurat pada gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya

37
dimulai dari pembuatan surat permohonan dari Subbag Tata Usaha
Direktorat Keterpaduan Infrastruktur dengan tanda tangan dari Direktur
Keterpaduan Infrastruktur Permukiman. Permohonan penayangan video
sosialisasi ditujukan ke Bagian Hukum dan Komunikasi Publik
Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya. (Lampiran 10)
6. Melaksanakan Sosialisasi Denah Jalur Evakuasi Di Tiap Lantai
Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya

Gambar 4.19 Sosialisasi Prosedut Tanggap Darurat pada Gedung DJCK

Pelaksanaan sosialisasi menggunakan media video dengan tema


prosedur tanggap darurat gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya yang
ditayangkan pada info corner gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Hal ini bertujuan agar kesiap siagaan atau tanggap darurat mampu
menjadi kebiasaan bagi penghuni maupun tamu yang berada di gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya.

4.2 Hasil Capaian Pelaksanaan Aktualisasi


Subbab ini berisi mengenai penjelasan rinci pelaksanaan aktualisasi
dalam mengaktualisasikan kegiatan dengan mengedepankan internalisasi
nilai-nilai dasar ASN yakni ANEKA dan analisa dampaknya terhadap
kegiatan yang dilakukan.

4.2.1 Uraian Teknik Aktualisasi


Tabel 4.1 Uraian Teknik Aktualisasi
No. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Kendala/Hambatan Solusi

Melaksanakan persiapan aktualisasi


1
Konsultasi dengan atasan/mentor
a Tidak ada Tidak ada
terkait issue denah jalur evakuasi

38
No. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Kendala/Hambatan Solusi
keadaan darurat pada gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Membuat rencana tahapan
b Tidak ada Tidak ada
kegiatan
Memperbaiki rancangan aktualisasi
c berdasarkan masukan pada Tidak ada Tidak ada
seminar rancangan aktualisasi
Melakukan pengumpulan data terkait jalur evakuasi pada gedung Direktorat Jenderal
Cipta Karya
Tiap lantai pada gedung 1. Melakukan
Direktorat Jenderal Cipta koordinasi pada
Karya telah merenovasi Kasubbag.Tata
Mengumpulkan data yang sendiri ruang kerjanya, Usaha pada tiap
a diperlukan untuk mendukung sehingga terdapat Direktorat
perancangan denah evakuasi beberapa perbedaan 2. Melakukan
2 antara denah yang ada di idenfitikasi bentuk
ruang utilitas dan dan karakter
eksisting ruangan tiap lantai
Mengidentifikasi bentuk dan
karakter ruang tiap lantai di
b Tidak ada Tidak ada
Gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya
Konsultasi dengan mentor terkait
c Tidak ada Tidak ada
data yang telah diperoleh
Membuat konsep desain jalur evakuasi keadaan darurat pada gedung Direktorat
Jenderal Cipta Karya
Ketersediaan data yang
ada yang memerlukan Segera melakukan
waktu berhari-hari identifikasi ruangan
Membuat konsep denah jalur
a sehingga waktu kerja tiap lantai untuk
evakuasi
pembuatan konsep mendapakan data yang
memakan waktu belum tersedia
seminggu
Konsultasi dengan atasan/mentor
3 b mengenai konsep denah jalur Tidak ada Tidak ada
evakuasi
Perbaikan konsep denah jalur
c Tidak ada Tidak ada
evakuasi
Konsultasi dengan atasan/mentor
d mengenai hasil perbaikan dari Tidak ada Tidak ada
denah jalur evakuasi

Finalisasi desain jalur evakuasi


e Tidak ada Tidak ada

Pemasangan dan Sosialisasi mengenai denah jalur evakuasi keadaan darurat pada
gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya
Terus berkoordinasi
dan melakukan
4 Koordinasi ke pihak-pihak terkait
Mengalami keterlambatan kegiatan lain terlebih
a mengenai ijin pemasangan denah
ijin pemasangan denah dahulu yang tidak
jalur evakuasi
mengganggu kegiatan
pemasangan denah

39
No. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Kendala/Hambatan Solusi

Pemasangan denah jalur evakuasi


b di tiap lantai gedung Direktorat Tidak ada Tidak ada
Jenderal Cipta Karya

c Membuat bahan sosialisais Tidak ada Tidak ada

Konsultasi dengan atasan/mentor


d Tidak ada. Tidak ada
mengenai konten video sosialisasi
Koordinasi ke pihak-pihak terkait
e mengenai ijin penayangan video Tidak ada Tidak ada
sosialisasi
Tetap meyangkan
Video sosialisasi tidak video sosialisasi di info
Melaksanakan sosialisasi denah dapat diputar dibeberapa corner yang ada, dan
f jalur evakuasi di tiap lantai gedung info corner dikarenakan diupload pada channel
Direktorat Jenderal Cipta Karya gangguan pada info
corner dilantai 3, 6 dan 7 youtube Direktorat
Jenderal Cipta Karya

4.2.2 Analisis Dampak


1. Dampak Bila Aktualisasi ini Dilaksanakan
Dampak yang diperoleh antara lain yaitu :
a. Denah jalur evakuasi ini mampu menjadi informasi awal bagi
penghuni dan tamu yang berada di gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya dalam kesiapsiagaan apabila terjadi keadaan darurat.
b. Video sosialisasi yang ditayangkan rutin pada info corner gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya mampu membentuk kebiasaan bagi
penghuni dan tamu mengenai prosedur tanggap darurat apabila
terjadi keadaan darurat di gedung DIrektorat Jenderal Cipta Karya.
c. Selama aktualisasi, CPNS dapat menerapkan nilai-nilai ANEKA
selama melakukan interaksi dengan pegawai dan pejabat di
lingkungan kerja.
2. Dampak Bila Aktualisasi ini Tidak Dilaksanakan
a. Apabila aktualisasi ini tidak dilaksanakan, maka tidak ada informasi
mengenai jalur evakuasi dan prosedur tanggap darurat pada
gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya.
b. Dampak yang dapat terjadi yaitu tidak terjadinya penerapan nilai-
nilai ANEKA dalam diri CPNS karena tidak ada praktik langsung
dalam kehidupan sehari-hari.

40
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan selama pelaksanaan kegiatan aktualiasi di Direktorat
Jenderal Cipta Karya yang berlangsung selama aktualiasi pada tanggal 02
September 2019 sampai dengan 11 Oktober 2019 adalah sebagai berikut :

1. Secara umum kegiatan aktualisasi ini membantu CPNS dalam


menerapkan nilai-nilai ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dan memperkuat nilai
organisasi Kementerian PUPR (IProve) serta CPNS memperoleh
pengetahuan baru yang berkaitan dengan unit kerja tempat
melaksanakan aktualisasi.
2. Denah jalur evakuasi dan video sosialisasi mampu menjadi informasi awal
bagi penghuni dan tamu yang berada di gedung Direktorat Jenderal Cipta
Karya dalam kesiapsiagaan dan juga sebagai media dalam membentuk
kebiasaan tanggap darurat apabila terjadi keadaan darurat pada gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya.

5.2 Saran
1. Ide aktualisasi ini diharapkan mampu memaksimalkan manajemen
tanggap darurat yang telah tersedia pada Direktorat Jenderal Cipta Karya.
2. Nilai-nilai ANEKA yang sudah diaktualisasikan hendaknya menjadi
kebiasaan(habit) bagi CPNS.

41
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017. Membangun Kesadaran Kewaspanaan dan Kesiapsiagaan dalam


Menghadapi Bencana. Badan Nasional Penaggulangan Bencana.
Jakarta

Anonim, 2019. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2018. Direktorat
Jenderal Cipta Karya.Jakarta

Fatimah, Elly, Erna Irawati. 2017. “Manajemen ASN” Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 tentang Ketentuan


Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan
Lingkungan.

Kumartomo,Wahyudi, Nana Rukmana, Amir Imbaruddin. 2015. “Etika Publik”


Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Kusumasari,Bevaola, Septiana Dwiputrianti, Enda Layuk Allo. 2015.


“Akuntabilitas” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Latief, Yudi, Adi Suryanto, Abdul Aziz. 2015. “Nasionalisme” Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan


Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Purwanto, Erwan Agus, dkk. 2017. “Pelayanan Publik” Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta: Lembaga Adminitrasi Negara.

SNI 03-1746-200 Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar
untuk Penyelamatan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

Sumardjito, 2010. "Emergency Exit” sebagai Sarana Penyelamatan Penghuni


Pada Bangunan-Bangunan Skala Besar. Inersia Vol. VI No.1, Mei
2010.

Surat Edaran Nomor 82/SE/DC/2016 tentang Pedoman Evaluasi Manfaat


Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan.

Suwarno, Yogi, Tri Atmojo. 2017. “Whole Of Government” Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. “Anti Korupsi” Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Yuniarsih, Tjutju, Muhammad Taufiq. 2015. Komitmen Mutu” Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

42
LAMPIRAN :

43
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 10
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya

Pembuatan Denah Jalur Evakuasi


Keadaan Darurat Gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya

Disampaikan oleh:
Ayu Regina,S.Ars
199307072019032013

Jakarta, 16 Oktober 2019

Ra n c a n ga n A k tu a l i sasi Pe l a ti h a n D a s a r
C a lo n Pegawa i N ege r i S ip il G o lo n ga n III
01 PENDAHULUAN

Outline Presentasi
Penampisan Isu, Latar Belakang, Tujuan Aktualisasi, Ruang Lingkup

02 GAMBARAN UNIT KERJA


Deskripsi Organisasi, Penanaman Aktualisasi pada Mata Pelajaran

03 DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI


Gagasan Pemecahan Issue

04 PELAKSANAAN AKTUALISASI
Persiapan, Pengumpulan Data, Pembuatan Konsep, Sosialisasi
Penampisan Isu, Latar belakang, Tujuan, dan Ruang Lingkup

Pendahuluan
Perubahan pola perilaku setiap
1 individu sehingga menimbulkan
budaya ramah hanya kepada
atasan yang dikenal maupun
orang-orang yang dikenal saja

1 Belum ada informasi sebagai


pemahaman awal bagi penghuni
dan tamu terkait jalur evakuasi
pada gedung Direktorat Jenderal

2 Cipta Karya

I S U YA N G Ruangan kerja Subdit-


Pemantauan dan Evaluasi
DITEMUKAN yang cukup padat sehingga
pada saat sirkulasi dalam

3 ruang
kesulitan
kerja mengalami

4
Penapisan isu
Metode USG
No Daftar Isu U S G Total
Perubahan pola perilaku setiap 1. Urgency dilihat dari kurun waktu yang
individu sehinga menimbulkan tersedia untuk menyelesaikan dan
1 budaya ramah hanya kepada 3 3 3 9 tingkat mendesaknya masalah.
atasan yang dikenal maupun 2. Seriousness dilihat dari tingkat dampak
masalah dimana dapat
orang-orang yang dikenal saja
mempengaruhi produktivitas dan
Belum ada informasi sebagai
dapat membahayakan sistem yang
pemahaman awal bagi penghuni ada atau tidak.
2 dan tamu terkait jalur evakuasi 4 4 3 11 3. Growth dilihat dari jika masalah tersebut
pada gedung Direktorat Jenderal tidak diselesaikan maka dapat
Cipta Karya berkembang menjadi masalah yang
lebih besar sehingga sulit diatasi.
Ruangan kerja Subdit-Pemantauan
dan Evaluasi yang cukup padat • U : Urgency, S : Seriousness, G : Growth
3 2 3 2 7
sehingga pada saat sirkulasi dalam • 5 : Sangat Sesuai, 4 : Sesuai, 3 : Netral, 2 : Tidak
ruang kerja mengalami kesulitan Sesuai, 1 : Sangat Tidak Sesuai
5
Gagasan Pemecahan Isu
“Belum ada informasi sebagai pemahaman awal bagi
ISU penghuni dan tamu terkait jalur evakuasi pada gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya”

Pembuatan Denah Jalur Evakuasi


Keadaan Darurat pada Gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya

01

Memberikan sosialisasi prosedur


tanggap darurat dalam upaya 02 03
memumbuhkan kebiasaan kesiap
siagaan apabila terjadi keadaan
darurat

6
Latar Antisipasi dalam

belakang
menghadapi keadaan
darurat

03
01 02

Keadaan darurat dalam bangunan Belum ada informasi awal


gedung Direktorat Jenderal Cipta mengenai jalur evakuasi apabila
Karya yang dapat terjadi kapan terjadi keadaan darurat
saja

7
Tujuan Aktualisasi
Denah jalur evakuasi
komunikatif dan mudah diikuti Penerapan nilai-nilai dasar ASN
oleh penghuni ataupun tamu pada aktualisasi
yang berada di dalam gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya
• 2 • 1
menuju ke titik berkumpul
(assembly point) yang telah
ditentukan dengan aman.

• 3
Membentuk kebiasaan
kesiapsiagaan apabila terjadi
keadaan darurat

8
Ruang lingkup
Lokasi Aktualisasi
Gedung Direktorat Jenderal Cipta Karya

Fokus Aktualisasi
Denah jalur evakuasi sebagai informasi dan navigasi guna
meminimalisir kecelakaan serta memberi informasi jalur
terdekat menuju titik berkumpul

9
Deskripsi Organisasi, Penanaman Aktualisasi pada Mata Pelajaran
Gambaran Unit Kerja
Jumlah Penghuni : 1.248 org
Jumlah Tamu : 109 org/hari

Denah jalur evakuasi ini


sebagai dukungan
dalam misi Direktorat
Lt.8 – Dit.PSPAM
Jenderal Cipta Karya
Lt.7 – Dit.PPLP dalam mewujudkan
organisasi yang efisien,
Lt.6 – Dit.PKP tata laksana yang efektif
dan SDM yang
Lt.5 – Dit.BPB profesional, serta
pengembangan NSPM,
dengan menerapkan
Lt.4 – Dit.KIP prinsip good
governance.
Lt.3 – Sesditjen Cipta Karya
Lt.2 – Dirjen & Sesditjen Cipta Karya
Lt.1 - PSPPOP
Penanaman Aktualisasi
pada Mata Pelajaran
Tanggung jawab dalam Bersikap hormat dan Dalam mengumpulkan data yang
menjalankan kegiatan yang sopan serta memberikan diperlukan, data harus jelas dan
akan diaktualisasikan informasi secara baik dan benar agar mampu melaporkan
dalam upaya mencapai benar sesuai dengan keadaan sebenarnya
hasil yang maksimal

Etika Komitmen Anti Korupsi


Akuntabilitas Nasionalisme publik mutu

Manfaat aktualisasi ini Tercapainya mutu dari


dalam perwujudan sikap rancangan denah jalur
saling mencintai sesama evakuasi sehingga mampu
manusia, menjunjung bermanfaat secara
tinggi nilai-nilai maksimal
kemanusiaan (Sila ke-2)
12
Gagasan Pemecahan Issue
Deskripsi Rancangan
ALUR RANCANGAN AKTUALISASI “DENAH JALUR EVAKUASI KEADAAN DARURAT
RANCANGAN AKTUALISASI “DENAH JALUR EVAKUASI KEADAAN DARURAT PADADALAM GEDUNG
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA”
GEDUNG KANTOR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA”
Koordinasi dengan mentor Tema:
mengenai tema yang Denah Jalur Evakuasi Keadaan Darurat
diangkat di gedung DJCK

Membuat konsep desain jalur Melakukan pengumpulan data


evakuasi keadaan darurat pada terkait jalur evakuasi dalam
gedung kantor DJCK gedung kantor DJCK

Sosialisasi mengenai denah jalur


evakuasi keadaan darurat pada
gedung DJCK
JALUR EVAKUASI APABILA TERJADI KEADAAN DARURAT DALAM GEDUNG
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Dengan adanya jalur evakuasi dapat memberikan informasi dan navigasi bagi penghuni
INFRASTRUKTUR
maupun PEKERJAAN
tamu pada UMUM
saat proses DAN sehingga
evakuasi PERUMAHAN YANG
sampai MAMPU
ke titik MENINGKATKAN
berkumpul DAYA
dengan aman
bahkan zero accident apabila terjadiSAING
keadaan darurat dalam gedung DJCK
BANGSA, MERATA DAN BERKELANJUTAN UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
MEMPERHITUNGKAN JARAK TEMPUH DARI
DALAM RUANGAN MENUJU EMERGENCY
EXIT, KEMUDIAN MENUJU ASSEMBLY POINT

PERENCANAAN JALUR EVAKUASI


MEMPERTIMBANGKAN DENAH,LEBAR KORIDOR,
PERLETAKAN PERABOT DAN DEKORASI SETIAP
LANTAI

DENAH JALUR EVAKUASI SEBAGAI INFORMASI


DAN NAVIGASI DIRANCANG DENGAN
TAMPILAN MENARIK, KOMUNIKATIF DAN
MUDAH DIIKUTI

SOSIALISASI PROSEDUR TANGGAP DARURAT


GUNA MENUMBUHKAN KEBIASAAN
KESIAPSIAGAAN BAGI PENGHUNI MAUPUN
TAMU APABILA TERJADI KEADAAN DARURAT

15
Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
September Oktober
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
a. Konsultasi dengan atasan/mentor
terkait issue denah jalur evakuasi
keadaan darurat pada Gedung
Gambaran umum mengenai
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Melakukan issue yang diangkat serta
b. Membuat rencana tahapan
1 Persiapan tahapan kegiatan yang akan
kegiatan aktualisasi
aktualisasi dilakukan dalam pelaksanaan
c. Memperbaiki rancangan aktualisasi
aktualisasi berdasarkan masukan
pada seminar rancangan aktualisasi
a. Mengumpulkan data yang Data pendukung berupa
Melakukan diperlukan untuk mendukung denah ruangan tiap lantai,
pengumpulan data perancangan denah evakuasi posisi emercency exit, posisi
terkait jalur b. Mengidentifikasi bentuk dan assembly point, sistem
2 evakuasi pada karakter ruang tiap lantai di Gedung proteksi kebakaran dan
gedung Direktorat Direktorat Jenderal Cipta Karya jumlah penghuni yang
Jenderal Cipta beraktivitas di dalam gedung
c. Konsultasi dengan mentor terkait
Karya Direktorat Jenderal Cipta
data yang telah diperoleh
Karya
a. Membuat konsep denah jalur
evakuasi
b. Konsultasi dengan atasan/mentor
Membuat konsep mengenai konsep denah jalur Rancangan Denah jalur
desain jalur evakuasi evakuasi keadaan darurat
evakuasi keadaan c. Perbaikan konsep denah jalur pada gedung Direktorat
3 darurat pada evakuasi Jenderal Cipta Karya yang
Gedung Direktorat komunikatif, mudah dipahami
d. Konsultasi dengan atasan/mentor
Jenderal Cipta dan diikuti penghuni dan
mengenai hasil perbaikan dari denah
Karya tamu
jalur evakuasi
e. Finalisasi desain denah jalur
evakuasi
a. Koordinasi ke pihak-pihak terkait
mengenai ijin pemasangan denah
jalur evakuasi
b. Pemasangan denah jalur evakuasi
di tiap lantai gedung Direktorat
Pemasangan dan Jenderal Cipta Karya
Seluruh penghuni di gedung
Sosialisasi c. Membuat bahan sosialisasi Direktorat Jenderal Cipta
mengenai denah
4 d. konsultasi dengan atasan/mentor Karya mengetahui mengenai
jalur evakuasi
mengenai konten video sosialisasi konsep denah jalur evakuasi
keadaan darurat
e. Koordinasi ke pihak-pihak terkait keadaan darurat
pada gedung DJCK
mengenai ijin pemasangan denah
jalur evakuasi
f. Melaksanakan sosialisasi denah
jalur evakuasi di tiap lantai gedung
Direktorat Jenderal Cipta Karya

16
Persiapan, Pengumpulan Data, Pembuatan Konsep, Sosialisasi
Pelaksanaan Aktualisasi
Melaksanakan Persiapan Aktualisasi

KONSULTASI DEGAN ETIKA PUBLIK


MENTOR Bersikap hormat dan sopan
OUTPUT
Rencana : 02 Sept 2019 pada saat konsultasi
Realisasi : 02 Sept 2019
Gambaran
umum
mengenai
issue yang
MEMBUAT RENCANA AKUNTABILITAS diangkat serta
TAHAPAN KEGIATAN Tahapan kegiatan mampu
tahapan
Rencana : 03 Sept 2019 memberi kontribusi
maksimal pada kelancaran kegiatan yang
Realisasi : 03 Sept 2019
aktualisasi akan
dilakukan
dalam
pelaksanaan
MEMPERBAIKI RANCANGAN KOMITMEN MUTU aktualisasi
AKTUALISASI Meningkatkan kualitas
Rencana : 04 Sept 2019 laporan rancangan
Realisasi : 04 Sept 2019 aktualisasi

18
Pengumpulan Data Terkait Jalur Evakuasi
MENGUMPULKAN DATA ANTI KORUPSI OUTPUT
PENDUKUNG Data harus jelas dan benar, Data
Rencana : 05-10 Sept 2019 sehingga melaporkan pendukung
Realisasi : 05-11 Sept 2019 sesuai dengan keadaan berupa denah
sebenarnya ruangan tiap
lantai, posisi
emercency
IDENTIFIKASI BENTUK KOMITMEN MUTU exit, posisi
DAN RUANG Dengan identifikasi ruangan assembly point,
Rencana : 12 Sept 2019 diharapkan mampu sistem proteksi
Realisasi : 12 Sept 2019 memberikan informasi dan
kebakaran dan
navigasi sesuai dengan
keadaan ruangan jumlah
penghuni yang
beraktivitas di
dalam gedung
KONSULTASI DENGAN ETIKA PUBLIK
Bersikap hormat dan sopan Direktorat
MENTOR
dalam proses konsultasi Jenderal Cipta
Rencana : 13 Sept 2019
Realisasi : 10 Sept 2019 Karya
19
Membuat Konsep Jalur Evakuasi Keadaan Darurat
OUTPUT
Rancangan
Denah jalur
evakuasi
MEMBUAT KONSEP KOMITMEN MUTU keadaan
DENAH JALUR EVAKUASI Ketelitian dalam membuat darurat pada
Rencana : 16-24 Sept 2019 konsep sehingga hasil gedung
Realisasi : 13-23 Sept 2019 mampu menjawab
masalah yang ada
Direktorat
Jenderal Cipta
Karya yang
komunikatif,
KONSULTASI DENGAN mudah
ETIKA PUBLIK
MENTOR Bersikap hormat dan sopan dipahami dan
Rencana : 24 Sept 2019 diikuti
dalam proses konsultasi
Realisasi : 24 Sept 2019 penghuni dan
tamu

20
Membuat Konsep Jalur Evakuasi Keadaan Darurat
PERBAIKAN DENAH AKUNTABILITAS
OUTPUT
JALUR EVAKUASI Perbaikan diharapkan
Rencana : 25 Sept 2019 mampu mencapai tujuan Rancangan
Realisasi : 25 Sept 2019 aktualisasi ini Denah jalur
evakuasi
keadaan
darurat pada
KONSULTASI DENGAN ETIKA PUBLIK gedung
MENTOR Bersikap hormat dan sopan Direktorat
Rencana : 26 Sept 2019 dalam proses konsultasi Jenderal Cipta
Realisasi : 01 Okt 2019 Karya yang
komunikatif,
mudah
dipahami dan
diikuti
FINALISASI DESAIN KOMITMEN MUTU penghuni dan
DENAH JALUR EVAKUASI Menjaga efektivitas dari
kegiatan dengan
tamu
Rencana : 27Sept-4Okt 2019
Realisasi : 01 Okt 2019 memperhatikan target
pencapaian kegiatan
21
Pemasangan dan Sosialisasi Jalur Evakuasi Keadaan Darurat
KOORDINASI IJIN ETIKA PUBLIK
PEMASANGAN DENAH Bersikap hormat dan sopan
Rencana : 30Sept-4Okt 2019 pada saat koordinasi OUTPUT
Realisasi : 01-07 Okt 2019 Seluruh
penghuni di
gedung
Direktorat
PEMASANGAN DENAH ETIKA PUBLIK Jenderal Cipta
JALUR EVAKUASI Bersikap hormat dan sopan Karya
Rencana : 30Sept-11Okt 2019 dalam proses pemasangan mengetahui
Realisasi : 08-11 Okt 2019 denah mengenai
konsep denah
jalur evakuasi
keadaan
darurat
MEMBUAT BAHAN KOMITMEN MUTU
SOSIALISASI Membuat bahan sosialisasi
Rencana : 30Sept-07Okt 2019 yang mudah untuk
Realisasi : 25-30 Sept 2019 dipahami

22
Pemasangan dan Sosialisasi Jalur Evakuasi Keadaan Darurat
KONSULTASI DENGAN ETIKA PUBLIK
MENTOR Bersikap hormat dan sopan
Rencana : 08 Okt 2019 pada saat konsultasi OUTPUT
Realisasi : 01 Okt 2019 Seluruh
penghuni di
gedung
Direktorat
KOORDINASI IJIN ETIKA PUBLIK Jenderal Cipta
PENAYANGAN VIDEO Bersikap hormat dan sopan Karya
SOSIALISASI dalam proses koordinasi mengetahui
Rencana : 7-11 Okt 2019 mengenai
Realisasi : 1-7 Okt 2019 konsep denah
jalur evakuasi
keadaan
darurat
SOSIALISASI NASIONALISME
Rencana : 8-11 Okt 2019 Merupakan implementasi
Realisasi : 7-11 Okt 2019 Pancasila Sila ke-2 dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan
23
Denah Jalur Evakuasi Keadaan Darurat

24
Sosialisasi pada Info Corner
Jalur Evakuasi Keadaan Darurat

Dapat di Akses pada Youtube Channel Ditjen Cipta Karya


Link. https://www.youtube.com/watch?v=4GHkNF3EtJo&t=80s

25
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai