OLEH :
ANA MAHING, SKM
NIP.19900510 202202 2 001
NDH : 15
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunianya kepada kita semua. Shalawat serta salam kita panjatkan
pada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai Nabi pembawa
Rahmatan lil alamin, sehingga penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dapat menyelesaikan rancangan pelaksanaan
aktualisasi ini dengan judul “Edukasi masyarakat tentang penyakit diabetes
mellitus dan penanggulangannya di UPT Puskesmas Pangkajene” dalam
rangka memenuhi salah satu persyaratan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.
Rancangan pelaksanaan aktualisasi ini dapat terwujud atas bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada :
1. Bapak Ir. H. Dollah Mando sebagai Bupati Sidenreng Rappang atas
izinnya untuk mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Daerah.
2. Bapak Drs. H. Asri Sahrun Said sebagai Kepala BPSDM Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Bapak Faizal Sehuddin,S.STP.,M.Adm.KP sebagai Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang.
4. Bapak Muhammad Yamin, S.Pd., M.Si sebagai Coach yang telah
senantiasa membimbing penulis selama proses rancangan aktualisasi
sehingga terselesaikan dengan baik.
5. Ibu dr. Hj. Mariana, M.Kes sebagai Kepala UPT Puskesmas Pangkajene
dan Mentor bagi penulis.
6. Seluruh tim pengajar dari Widyaiswara yang telah membimbing dan
mendidik selama Pelatihan Dasar CPNS Daerah Kabupaten Sidenreng
Rappang
7. Seluruh Panitia Pelatihan Dasar CPNS Daerah Kabupaten Sidenreng
Rappang yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya pelatihan ini.
vi
8. Bapak / Ibu Pegawai dan Staf BKPSDM Kabupaten Sidenreng Rappang
yang telah membantu penulis dalam proses administrasi saat akan
mengikuti Pelatihan Dasar
9. Kepada Kedua Orang Tua Bapak Mahing dan Ibu Hawadia yang selalu
memberikan motivasi dan doanya setiap saat.
10. Kepada suami Usman dan ananda Muh. Ikram Mahendra yang senantiasa
memberi dukungan kepada penulis.
11. Teman-teman seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS Daerah Kabupaten
Sidenreng Rappang Tahun 2022 terkhusus angkatan III untuk
kebersamaannya yang luar biasa.
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 3
1.3 Manfaat ......................................................................................................... 4.
1.4 Ruang Lingkup .............................................................................................. 4
1.5 Waktu Pelaksanaan ....................................................................................... 4
PENDAHULUAN
1
Dunia ( World Class Goverment ), pemerintah telah meluncurkan Core Values (
Nilai-nilai dasar ) ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif dan
Employer Branding ( Bangga Melayani Bangsa ).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No.43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) menjelaskan bahwa,
fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatitif yang dilakukan 2 pemerintah, pemerintah daerah dan/ atau
masyarakat. Upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas
dapat berjalan dengan baik jika dilakukan proses manajemen yang baik, proses
manajemen yang baik dapat tercipta salah satunyadengan menaati tugas pokok
dari puskesmas itu sendiri yaitu salah satunya upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular ( PTM ) diantaranya Diabetes Melitus.
Puskesmas Pangkajene sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis ( UPT )
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidrap merupakan unit pelaksana tingkat pertama,
dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan menyelenggarakannya melalui upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh yang terintegrasi
dari program-program wajib maupun program-program pengembangan. Oleh
karena itu Puskesmas Pangkajene merasa bertanggungjawab untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakatnya sehingga menjadi masyarakat yang mandiri
dalam bidang kesehatan dengan berusaha meningkatkan umur harapan hidup serta
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit endokrin yang paling banyak diderita
penduduk diseluruh Dunia. Diabetes mellitus didefinisikan sebagai suatu penyakit
atau gangguan metabolisme kronis dengan multi Etologi yang ditandai dengan
tingginya kadar glukosa darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Diabetes mellitus tidak
hanya menyebabkan kematian prematur di seluruh dunia penyakit ini juga
menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantung dan gagal ginjal.diabetes
diperkirakan meningkat seiring penambahan umur penduduk menjadi 19,9 % atau
2
111,2 juta orang pada umur 65-79 tahun. Angka diprediksi terus meningkat
hingga mencapai 578 juta ditahun 2030 dan 700 juta ditahun 2045 (Riskesdas
2018). Pengetahuan pasien merupakan informasi yang diperoleh pasien dari
tenaga medis, orang disekitarnya maupun berbagai media lainya untuk dapat
mengerti tentang penyakit yang dialaminya, obat yang dikonsumsinya maupun
pantangan yang harus dihindarinya, semua itu dilakukan untuk dapat mencapai
hasil terapi yang diharapkan. Pengetahuan pasien dipengaruhi oleh faktor internal
dan ekternal. Faktor pengetahuan internal berasal dari dalam diri pasien
sedangkan faktor eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar berupa tuntutan
untuk mengetahui tentang penyakit yang dideritanya. Pengetahuan pasien dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Pengalaman, tingkat pendidikan,
keyakinan, fasilitas, penghasilan, dan sosial budaya.
Data dari Dinas kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten
Sidenreng Rappang penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit yang masuk
dalam daftar 10 jenis penyakit terbesar selama tahun 2020 yaitu sebanyak 3. 172
kasus dan pada tahun 2021 sebanyak 2.374 kasus (Dinkes Kab.Sidrap 2020/2021.)
Sesuai data profil UPT Puskesmas Pangkajene penyakit diabetes mellitus
merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam daftar 10 besar jenis
penyakit yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Pangkajene. pada tahun 2021
jumlah kasus penyakit diabetes mellitus sebanyak 392 kasus (Profil Puskesmas
Pangkajene 2021).
Berdasarkan dari uraian diatas, penulis mengangkat isu minimnya edukasi
masyarakat tentang penyakit diabetes mellitus dan penanggulangannya di UPT
Puskesmas Pangkajene untuk dilakukan intervensi penyelesaiannya melalui
edukasi dan pembuatan banner serta menyebar brosur tentang penyakit diabetes
Mellitus di UPT Puskesmas Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Prefesi PNS yakni
BerAKHLAK ( Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif ) .
3
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentangpenyakit Diabetes
Mellitus dan penanggulangannya diUPT Puskesmas Pangkajene.
b. Mampu melakukan analisis dampak terhadap setiap kegiatan yang
dilaksanakan untuk meyelesaikan isu yang disertai dengan penerapan
nilai-nilai profesi PNS yaitu BerAKHLAK.
1.3 Manfaat
1. Manfaat untuk penulis
Manfaat yang diperoleh penulis yaitu penulis dapat
mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS. Yaitu BerAKHLAK (
Berorentasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif ).
2. Manfaat untuk organisasi
Membantu mewujudkan visi, misi, dan tata nilai UPT Puskesmas
Pangkajene.
3. Manfaat untuk masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus dan
cara penanggulangannya.
1.4 Ruang Lingkup
1. Konsultasi dengan Mentor.
2. Konsultasi dengan Coach.
3. Koordinasi dengan bagian penanganan penyakit tidak menular ( PTM )
khususnya penyakit diabetes mellitus.
4. Edukasi tentang penyakit diabetes mellitus dan penanggulangannya.
5. Pembuatan banner dan brosur sebagai media edukasi.
4
BAB II
Sawah : 5.373,98 Ha
Tambak : 4, 55 Ha
5
Tegal : 444,65 Ha
Lain-lain : 116,69 Ha
6
Berdasarkan karakteristik Wilayah, Puskesmas Pangkajene
merupakan Puskesmas kawasan perkotaan , sedangkan berdasarkan
kemampuan penyelenggaraan termasuk dalam kategori Puskesmas Non
Rawat Inap. UPT Puskesmas Pangkajene sesuai dengan peraturan Mentri
Kesehatan Republik Indoseia Nomor 43 Tahun 2019 mempunyai fungsi
sebagai :
a. Penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) tingkat pertama
di Wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) tingkat pertama
di Wilayah kerjanya.
1. Visi
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan terdepan menuju
Kecamatan Maritenggae sehat.
2. Misi
1) Memajukan dan meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, dan terjangkau.
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dan inovatif.
3. Motto
Kepuasan anda adalah tujuan kami.
4. Tata Nilai
1) Kedisiplinan
2) Kebersihan
3) Kebersamaan
5. Data penduduk
Jumlah penduduk pada akhir tahun 2021 sebesar 54.831 jiwa yang
terdiri dari laki-laki 26,898 jiwa dan perempuan 27,933 jiwa dengan
tingkat kepadatan penduduk 827,6 jiwa/km2, sedangkan rasio jenis
kelamin laki-laki terhadap wanita sebesar 96,33 dengan angka beban
tanggungan ( Dependency Ratio= 48 ).
7
Gambar 2.1 Wilayah kerja Puskesmas Pangkajene
8
Gambar 2.2 Struktur OrganisasiPuskesmasPangkajene
S KEPALA PUSKESMAS
dr.Hj.MARIANA, M.Kes
KEPALA TATA USAHA
KESEHATAN LINGKUNGAN KES. TRADISIONAL KOMP KES. GIGI & MULUT PUSKEL
IKBAL SYAMSUDDIN,SKM Ns YULIANA B, S.Kep drg. PARMITA dr. RISKA
RINI ASTRI, SKM HAYANI, SKM Ns HELMIYATI T, S.Kep, Dra. Naharia, Apt
Ns HAMDANA, S.Kep,
KESEHATAN INDERA/UKS PERSALINAN
PERKESMAS dr. RISKA NURSANTI NASIR, S.ST
PKPR LABORATORIUM
dr.Hj. ROSMIN
HJ. SABARIAH
HESEHATAN HAJI
ASMAWATI SKM
9
6. Tugas dan fungsi jabatan.
a. Menyusun rancangan epidemiologi manajerial wilayah terbatas
b. Menyusun bahan penyebarluasan hasil epidemiologi untuk advokasi dan
sosialisasi dan:
c. Melakukan penyebarluasan hasil epidemiologi pada pemangku
kepentingan tingkat kecamatan / puskesmas
d. Melakukan epidemiologi manajerial wilayah terbatas di bawah bimbingan
/supervise
e. Menyusun dokumentasi diskusi kelompok para ahli dalam rangka
epidemiologi manajerial
f. Merancang desain surveilans epidemiologi lingkup terbatas
g. Melaksanakan surveilans epidemiologi lingkup terbats di bawah
bimbingan /supervise
h. Melaksanakan penyempurnaan hasil surveilans epidemiologi lingkup
terbatas.
i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi mutu surveilans epidemiolohi
lingkup terbatas dan local
j. Melaksanakan evaluasi system surveilans epidemiologi
k. Menyusun materi pemberdayaan masyarakat dalam rangka deteksi dini
penyakit dan masalah Kesehatan tingkat kabupaten
l. Melaksanakan pemberdayaan kelompok masyarakat dalam rangka deteksi
dini penyakit dan masalah Kesehatan.
m. Melaksanakan pemberdayaan tokoh masyarakat tingkat kabupaten/kota
dalam rabgka deteksi dini penyakit dan masalah Kesehatan.
n. Melaksanakan identifikasi potensi kejadianluar biasa penyakit dalam
masalah kesehatn lingkup terbatas.
o. Menyusun materi pemberdayaan masyarakat dalam rangka kewaspadaan
dini kejadian luar biasa penyakit dan masalah Kesehatan tingkat kabupaten
p. Melaksanakan pemberdayaan tokoh masyarakat tingkat kabupaten / kota
dalam rangka kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan masalah
Kesehatan.
10
q. Melaksanakan pemberdayaan tokoh masyarakat tingkat kabupaten/ kota
dalam rangka kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan masalah
Kesehatan.
r. Melaksankan surveilans epidemiologi lingkup terbatas di bawah
bimbingan /supervise
s. Melaksanakan pemantauan mutu monitoring dan evaluasi program lingkup
terbatas dan local
t. Melaksanakan penyelidikan epidemiologi kejadian luar biasa dengan
metode epidemiologi analitik.
u. Melakukan penapisan factor risiko pada periode kejadian luar biasa
v. Menyusun materi pemberdayaan masyarakat pada periode kejadian lur
biasa
w. Melaksanakan pemberdayaan tokoh masyarakat pada periode kejadian luar
biasa
x. Melaksanakan penanggulangan wabah/kejadian luar biasa beresiko rendah
di bawah bimbingan /supervise
y. Menyusun rancangan pengumpulan dan pengolahan data kualitatif
penyakit dan determinan
z. Menyusun rancangan pengumpulan dan pengolahan data referensi
aa. Melakukan validasi dan referensi
bb. Melakukan validasi kuantitas dan kualitas data wawancara
cc. Melakukan validasi kuantitas dan kualitas data observasi
dd. Menyusun bahan laporan dan umpan balik tigkat kabupaten
ee. Melaksanakan kajian epidemiologi referensi di bawah bimbingan /
supervisi
ff. Melaksanakan kajian epidemiologi kualitatif dibawah bimbingan
/supervise
gg. Melaksanakan kajian epidemiologi referensi dibawah bimbingan
/supervise
hh. Mempersentasikan hasil kerja epidemiologi tingkat kesulitan
11
1.2 Diabetes mellitus ( DM )
1. Pengertian
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa
tingginya kadar gula ( glukosa ) darah. Glukosa merupakan sumber
energi utama bagi sel tubuh manusia. Glukosa yang menumpuk di
dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat
menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak
dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang
membahayakan nyawa penderita. Kadar gula dalam darah
dikendalikan oleh hormon insulin yang diprodukasi oleh pancreas,
yaitu organ yang terletak dibelakang lambung. Pada penderita diabetes
pancreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai glukosa kebutuhan
tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan
mengelola menjadi energi . ( https://www.alodokter.com/Diabetes )
2. Jenis-jenis diabetes
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita
menyerang dan menghancurkan sel-sel pancreas yang memproduksi
insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah,
sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1
dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan
autoimun ini masih diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah
disebabkan oleh factor genetic dari penderita yang dipengaruhi juga
oleh faktor lingkungan.
b. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi.
Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang
sensitif terhadap insulin. Sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat
dipergunakan dengan baik ( resistensi sel tubuh terhadapa insulin ).
12
Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus
pada ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada
kehamilan disebabkan oleh perubahan hormone dan gula darah akan
Kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
3. Gejala diabetes
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa
minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2
banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah
menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya
cenderung tidak spesifik, beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2
meliputi :
a. Sering merasa haus
b. Sering buang air kecil, terutama dimalam hari
c. Sering merasa sangat lapar
d. Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas
e. Berkurangnya massa otot
f. Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari
pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan
gula sebagai sumber energi
g. Lemas
h. Pandangan kabur
i. Luka yang sulit sembuh
j. Sering mengalamai infeksi misalnya gusi, kulit, vagina atau
saluran kemih
4. Faktor risiko diabetes
Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika
memiliki factor-faktor risiko seperti
a. Memiliki keluarga dengan Riwayat diabetes tipe 1
b. Menderita infeksi virus
13
c. Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14
tahun. Walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia
berapapun.
1. Pelayanan Publik
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
14
konstitusi maupun dokumen perencanaan pemerintah, baik
dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga,
mencapai tujuan strategis pemerintah, dan memenuhi komitmen
dunia internasional.
15
a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk
membangun pelayanan yang berkualitas;
16
Pasal 34 UU Pelayanan Publik juga secara jelas mengatur
mengenai bagaimana perilaku pelaksana pelayanan publik,
termasuk ASN, dalam menyelenggarakan pelayanan publik,
yaitu:
2) Cermat
5) Profesional
17
14) Tidak menyimpang dari prosedur.
a. Berorientasi Pelayanan
18
5) Dalam lingkungan pemerintahan sendiri, banyak faktor yang
mempengaruhi tumbuhdan berkembangnya inovasi, diantaranya
komitmen dari pimpinan, adanya budaya inovasi, dan dukungan
regulasi. Instansi pemerintah dituntut untuk lebih jeli mengamati
permasalahan dalam pelayanan publik sehingga inovasi yang
dilahirkan benar-benar sesuai kebutuhan dan tepat sasaran. Inovasi
juga tidak boleh monoton karena setiap daerah memiliki kebutuhan
yang berbeda-beda antara satu sama lain. Untuk itu, adanya
kolaborasi antara pemerintah, partisipasi masyarakat, dan
stakeholders terkait lainnya perlu dibangun sebagai strategi untuk
mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi.
b. Akuntabel
Responsibilitas adalah kewajiban bertanggung jawab
yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas
adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tíndak dan tanduknya sebagal pelayan publik kepada atasan,
lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza
dan 2onke, 2017).
19
bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi
c. Kompeten
20
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama,
suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika,
nilai-nilai, moral , emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi
setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja
sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017,
Pasal 210 sampai dengan pasal 212, Pengembangan kompetensi
dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang
bersangkutan.
2. Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki
akreditasi untuk melaksanakan pengembangan kompetensi
tertentu.
3. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang
independen.
21
2) Membangun komitmen dan motivasi yang lebih tinggi;
d. Harmonis
1) Pengertian Harmonis
22
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara
berbagai factor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai
contoh, seharusnya terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang
manusia, kalau tidak, maka belum tentu orang itu dapat disebut
sebagai satu pribadi.
Dapat dicontohkan, pada bidang musik, sejak abad pertengahan
pengertian harmoni tidak mengikut pengretian yang pernah ada
sebelumnya, harmoni tidak lagi menekankan pada urutan bunyi
dan nada yang serasi, tetapi keserasian nada secara bersamaan.
23
Hal ini diterapkan pada hubungan-hubungan sosial ekonoml
untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang Png
Sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan
permusyawaratan antara anggota masyarakat.Pola ini Juga disebut
sebagai pola integrasi.suasana harmoni dalam lingkungan bekerja
akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan
kondisi vane memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja
sama meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan
kepada pelanggan.
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah
peruahaan Brand) menyatakan beberapa hal tentang bagaimana
membangun kultur tempat kerja yang harmonis. Suasana tempat
kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai
bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif.
Ketiga hal tersebut adalah:
a) Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi
menghabiskan separuh hidupnya di tempat kerja.Untuk itu tempat
kerja harus dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan
nyaman saat bekerja.Tata ruang yang baik dan keberadaan ruang
terbuka sangat disarankan.Desain ruang terbuka dapat
meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan kepuasan
kerja, sekaligus optimal Mengurangi terjadinya kurangnya
komunikasi. Disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi
b) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan
Kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya
orang yang menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda sudah
“mentok", ada baiknya Anda mencari ide dari orang-orang yang
24
berada dalam tim.Hal tersebut mampu meningkatkan keterlibatan
dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis atau organisasi.
c) Berbagi kebahaglaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu
motivator terbaik di lingkungan kerja.Demikian juga rasa
memiliki.dengan membagi kebahaglaan dalam organisasi kepada
seluruh karyawan dapat meningkatkan kepemilikan dan
meningkatkan antusiasme para karyawan.
e. Loyal
25
maka kita harus dapat mempengaruhi sisi emosional orang
tersebut.
6) Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk
memiliki, mendukung, merasa aman, membangun keterikatan,
dan menciptakan keterikatan emosional.
7) Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari
pekerja untuk mengikuti pihak yang mempekerjakannva
26
benar, tidak hanya sekedar mengikuti paham/kepercayaan pribadi
dan tanpa peduli orang lain tahu atau tidak.
3) Tanggung Jawab pada Organisasi
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap organisasinya. Pegawai akan berhati-
hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani
untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan
organisasi.
4) Kemauan untuk Bekerja Sama
Pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas,
tidak segan untuk bekerja sama dengan anggota lain. Bekerja
sama dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan
seorang anggota mampu mewujudkan impian perusahaan untuk
dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seorang
anggota secara invidual.
5) Rasa Memiliki yang Tinggi
Adanya rasa ikut memiliki pegawai terhadap organisasi akan
membuat pegawai memiliki sikap untuk ikut menjaga dan
bertanggung jawab terhadap organisasi sehingga pada akhirnya
akan menimbulkan sikap sesuai dengan pengertian loyalitas demi
tercapainya tujuan organisasi.
6) Hubungan Antar Pribadi
Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan mempunyai
hubungan antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga
terhadap pemimpinnya. Sesuai dengan pengertian loyalitas,
hubungan antar pribadi ini meliputi hubungan sosial dalam
pergaulan sehari-hari, baik yang menyangkut hubungan kerja
maupun kehidupan pribadi.
27
7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Sebagai manusia, seorang pegawai pasti akan mengalami masa-
masa jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari.
Seorang pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas akan mampu menghadapi permasalahan ini dengan
bijaksana.
8) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Setiap organisasi yang besar dan ingin maju pasti menciptakan
suasana debat dalam internalnya. Debat dalam hal ini kondisi
dimana pegawai dapat mengutarakan opini mereka masing-
masing. Pemimpin yang hebat pasti ingin pegawainya aktif
bertanya, aktif beropini/berpendapat, dan berhati-hati dalam
bekerja. Bahkan tidak jarang mengijinkan pegawai untuk
mengutarakan ketidaksetujuan mereka terhadap hal apapun di
tempat kerja. "Sebuah ketidaksetujuan (dissagreement) adalah
baik untuk organisasi. Justru itu dapat membantu organisasi
dalam mengambil sebuah keputusan Pegawai yang loyal akan
berusaha untuk senatiasa men-Sharing-kan opini mereka, bahkan
saat mereka tahu bahwa pimpinan tidak mengapresiasi opini
mereka, untuk kemajuan organisasinya, Bahkan, terkadang
mereka "berani melawan" akan sebuah keputusan yang memang
dirasa kurang baik dengan Cara yang arit dan bijaksana.
9) Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah pegawai yang bisa
memberikan contoh bagi pegawai lain, karena mereka yang bisa
menjadi teladan biasanya akan selalu berpegang teguh pada nilai
organisasi, berorientasi pada target, kemampuan interpersonal
yang kuat, cepat adaptasi, selalu berinisiatif, dan memiliki
kemampuan memecahkan masalah dengan baik.
28
f. Adaptif
1) Purpose
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak
dicapai.Demikian pula aengan organisasi pemerintah, yang
mempunyai tujuan-tujuan penyelenggaraan fungsinya yang
sudah ditetapkan oleh peraturan perundangan. Penetapan tujuan
organisast menjadi elemen budaya adaptit pertama yang
diperlukan, di mana pencapaiannyaakan sangat dipengaruhi oleh
variabel lingkungan. Perubahan lingkungan tidak serta merta
mengubah tujuan organisasi, tetapi adaptasi akan menyesuaikan
cara organisasi bekerja agar pencapaian tetap dilakukan.
2) Cultural values
29
mempunyai nilai-nilaí yang tersemat dalam budaya kerjanya,
sehingga dituntut untuk mengaplikasikannya agar dapat
memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas.
3) Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam
Kerangka piker dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang
digunakan dalam organisasi.
4) Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, maka nilai-
nilai korporat juga menjadi fodasi penting dalam membangun
budaya adaptif dalam organisasi.
5) Coporate strategy
6) Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif
dapat diterapkan di organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan
sulit budaya adaptif dapat berkembang dan tumbuh di sebuah
organisasi.
7) Problem solving
8) Partnership working
30
adaptif
9) Rules
31
1.4 Kedudukan dan peran ASN menuju smart ASN
32
berkualitas, dan
33
Berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan bahwa Setiap
Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan Kompetensi , berdasarkan pasal 92 UU ASN
pemerintah juga wajib memberikan perlindungan.
34
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang
ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk
pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai
ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat
karier tertinggi.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini
sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah,
sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana
sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi
tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
35
a. Pelaksana kebijakan public
b. Pelayan public
c. Perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan
yang berorientasi pada kepentingan publik.
36
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan
kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan
dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya).
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
37
penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya
manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari
kurikulum digital skil, digital safety, digital culture, dan digital ethics.
38
mengkomunikasikan, mengevaluasi dan menciptakan informasi secara
aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan
yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara
beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi
informasi dan literasi media.
a. Kecakapan digital,
b. Budaya digital,
c. Etika digital dan
d. Keamanan digital.
39
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan perbaikan layanan di unit kerja. Pada
prinsipnya mengidentifikasi isu harus berdasarkan data berkaitan dengan
kondisi lingkungan. Berikut beberapa isu yang dianggap perlu untuk diangkat
berdasarkan hasil pengamatan dan informasi dari bagian surveilans penyakit
dan Pimpinan Puskesmas Pangkajene ( Kapus ).
1. Tingginya angka penyakit Hipertensi di Puskesmas Pangkajene
2. Minimnya edukasi masyarakat tentang penyebab penyakit Diabetes
Melitus dan penanggulangannya di Puskesmas Pangkajene
3. Kasus DBD Tiap Tahun selalu ada di Puskesmas Pangkajene
4. Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit infeksi saluran
pernafasan ( ISPA )
3.2 Teknik Analisis Isu
40
penyakit Diabetes
Melitus dan
penanggulangannya
diPuskesmas
Pangkajene
3. Kasus DBD Tiap
Tahun selalu ada di
4 2 3 3 12 IV
Puskesmas
Pangkajene
4. Masih kurangnya
pemahaman
masyarakat tentang
5 3 4 3 15 II
penyakit infeksi
saluran pernafasan (
ISPA )
Tabel 3.1 Analisis isu menggunakan APKL
Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL tersebut maka
muncullah peringkat isu :
1. Minimnya edukasi masyarakat tentang penyebab penyakit Diabetes Melitus dan
penanggulangannya diPuskesmas Pangkajene.
2.Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit infeksi saluran
pernafasan ( ISPA )
3. Tingginya agka penyakit Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pangkajene.
4. Kasus DBD Tiap Tahun selalu ada di Puskesmas Pangkajene
Dari kriteria isu yang mendapat rangking tiga besar tersebut kemudian
dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG.
41
U S G
NO ISU JUMLAH PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Minimnya edukasi
masyarakat tentang
penyebab penyakit
Diabetes Mellitus dan 5 5 5 15 I
penanggulangannya
diPuskesmas
Pangkajene
2. Masih kurangnya
pemahaman
masyarakat tentang
5 4 5 14 II
penyakit infeksi
saluran pernafasan (
ISPA )
3. Tingginya angka
penyakit Hipertensi
5 3 4 12 III
diwilayah kerja
puskesmas pangkajene
Tabel 3.2 Analisis isu dengan alat
analisis USG Keterangan :
Skala : 1-5 U: Urgency (seberapa mendesak
Angka 5: Sangat gawat/mendesak isus tersebut)
Angka 4: Gawat/Mendesak S : Seriousness (seberapa serius
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak suatu isu harus dibahas)
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak G : Growth (Seberapa besar
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani)
42
3.3 Core Isu
43
Gagasan 1. Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan
Pemecahan Isu mentor ( Kepala Puskesmas Pangkajene ) terkait
rencana kegiatan aktualisasi .
2. Membuat brosur sebagai media edukasi
3. Melakukan edukasi kepada pasien DM dan pasien
yang bukan DM
4. Membuat banner sebagai media edukasi
5. Penyusunan laporan aktualisasi dan pelaporan hasil
kegiatan kepada pimpinan.
44
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Pelatihan Agenda 2 dan 3 Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan Manajemen ASN Sejalan dengan visi Dengan
konsultasi dan Saat melaksanakan puskesmas : melakukan
meminta kegiatankonsultasi dan puskesmas sebagai konsultasi kepada
persetujuan meminta persetujuan mentor pusat pelayanan kepala puskesmas
pimpinan diperlukan sikap hormat, Kesehatan terdepan didapatkan nilai-
puskesmas sopan serta profesionalitas menuju kecamatan nilai Akuntabel
selaku mentor dan tanggung jawab maritenggae sehat. yaitu sebagai bukti
terkait rencana a. Menyiapkan bahan a. Catatan hasil Akuntabel Misi Puskesmas: pertanggung
kegiatan konsultasi seperti Pertemuan ( saran Sebelum saya memulai kegiatan Memajukan dan jawaban kegiatan
aktualisasi surat rekomendasi dan masukan aktualisasi terlebih dahulu saya meningkatkan yang akan
kegiatan untuk mentor ) meminta izin kepada pimpinan kinerja pelayanan dilakukan
disetujui dan ditanda dengan jujur, bertanggung kesehatan yang
tangani oleh mentor, jawab,ramah, sopan dan santun. bermutu, merata dan
format saran dan terjangkau .
masukan mentor dan
45
kartu bimbingan
mentor.
b. Melakukan b.Surat
konsultasi dengan rekomendasi Loyal Loyal yaitu
mentor ditandatangani Konsultasi sebelum melakukan komitmen
oleh pimpinan kegiatan akan menunjukkan menghormati
kesetiaan seorang ASN dalam pimpinan.
menjaga nama baik pimpinan
Bukti Kegiatan : sebagai pejabat tertinggi di unit
Dokumentasi foto kerja
Kolaboratif Kolaboratif
Pertemuan dengan pimpinan Bekerja sama
menggambarkan bentuk kerja dengan pimpinan
sama agar kegiatan aktualisasi
yang akan dilaksanakan dapat
berjalan lancar dan memberi .
manfaat terhadap organisasi
46
2. Membuat Smart ASN Sejalan dengan Misi Dengan membuat
brosur sebagai memanfaatkan teknologi yang Puskesmas: brosur sebagai
media edukasi ada berupa laptop / komputer memberikan media edukasi
untuk mencari materi-materi pelayanan Kesehatan didapatkan nilai-
edukasi terupdate tentang yang professional nilai :
penyakit DM dan inovatif. Adaptif yaitu
memanfaatkan
a. Mencari bahan a. Tersed Adaptif teknologi untuk
materi di ianya Mencari materi dari sumber mencari materi
internet bahan terupdate menjadi tanggung terupdate tentang
materi jawab dalam memberikan DM
edukasi
47
dengan lancar.
3. Melakukan Smart ASN Sejalan dengan Misi
edukasi kepada Dengan melakukan edukasi kita Puskesmas: Berorentasi
pasien diabetes menerapkan kode etik dan kode memberikan pelayanan
mellitus ( DM ) perilaku yang berAKHLAK. pelayanan Kesehatan Memberikan
dan pasien yang a. Konsultasi a. Adanya Berorentasi pelayanan yang professional pelayanan dengan
bukan DM dengan saran dan Memberikan pelayanan dengan dan inovatif. prima,ramah.
pimpinan dan masukan prima, ramah sopan dan santun. Sopan dan santun
meminta saran dari Kolaborasi : kepada pasien
dan masukan mentor Bekerja sama dengan pimpinan sehingga pasien
dan masyarakat ( pasien ) yang merasa dihargai.
b. Mencari datang berobat dipuskesmas. Kolaboratif
referensi di b. Tersedian Adaptif : Menjalin kerja
internet ya materi Beradaptasi dengan lingkungan sama dengan baik
tentang terupdate baru kepada pimpinan
penyakit DM tentang dan pasien agar
penyakit kegiatan berjalan
DM dengan baik dan
lancar.
48
c. Membuat c. Tersedian Adaptif
kuesioner ya Menyesuaikan diri
kuesioner dengan lingkungan
d. Membagikan d. Kuesioner baru di unit kerja.
kuesioner pre diisi dan
dan post dijawab
edukasi. oleh
pasien
e. Melakukan e. Masyarak
edukasi at
mendapat
kan
informasi
tentang
penyakit
DM
f. Memutar vidio f. Adanya
edukasi vidio
tentang DM edukasi
49
g. Membagikan g. Pasien
brosur mendapat
kan brosur
h. Daftar hadir h. Adanya
daftar
hadir
pasien
50
banner isi banner mencetak banner. Memajukan dan swasta untuk
meningkatkan mendapatkan hasil
kinerja pelayanan desain banner
kesehatan yang yang baik .
b. Mendesain b. Tersedian Adaptif bermutu, merata dan Adaptif yaitu
banner ya desain Terus berinovasi dan terjangkau . terus berinovasi
banner mengembangkan kreatifitas. dan
c. Mencetak c. Tersedian mengembangkan
banner ya banner kreatifitas yang
yang dengan memasang
sudah banner ditempat
dicetak strategis sehingga
d. Memasang d. Terpasang masyarakat
banner nya tertarik untuk
banner membaca isi
ditempat banner.
strategis
51
5. Penyusunan Managemen ASN : Sejalan dengan visi
laporan Setiap hasil evaluasi dari puskesmas :
aktualisasi kegiatan wajib dilaporkan puskesmas sebagai
kepada pimpinan pusat pelayanan
Kesehatan terdepan
menuju kecamatan
.
maritenggae sehat.
Misi Puskesmas:
Memajukan dan
meningkatkan
kinerja pelayanan
kesehatan yang
bermutu, merata dan
terjangkau .
52
a. Menyusun a.Tersedianya Akuntabel Akuntabel
laporan hasil Laporan Menyusun laporan aktualisasi Dengan menyusun
aktualisasi aktualisasi sesuai dengan kegiatan yang laporan sesuai
b. Melaporkan hasil b. Hasil kegiatan dilakukan sehingga dapat dengan kegiatan
kegiatan kepada aktualisasi dipertanggung jawabkan yang dilakukan
pimpinan diketahui oleh secara jujur kepada selama aktualisasi
pimpinan pimpinan. maka bisa
dipertanggung
jawabkan dengan
jujur kepada
pimpinan dengan
adanya bukti-bukti
dokumentasi
kegiatan yang
dilakukan.
Tabel 3.4 Rancangan aktualisasi
53
Tabel 3.5 Jadwal kegiatan aktualisasi
54
DAFTAR PUSTAKA
55