Anda di halaman 1dari 61

RANCANGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

EDUKASI MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DIABETES


MELLITUS DAN PENANGGULANGANNYA DI UPT
PUSKESMAS PANGKAJENE KABUPATEN
SIDENRENG RAPPANG

OLEH :
ANA MAHING, SKM
NIP.19900510 202202 2 001
NDH : 15

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Angkatan III

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIAPROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2022
iv
v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunianya kepada kita semua. Shalawat serta salam kita panjatkan
pada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai Nabi pembawa
Rahmatan lil alamin, sehingga penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dapat menyelesaikan rancangan pelaksanaan
aktualisasi ini dengan judul “Edukasi masyarakat tentang penyakit diabetes
mellitus dan penanggulangannya di UPT Puskesmas Pangkajene” dalam
rangka memenuhi salah satu persyaratan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.
Rancangan pelaksanaan aktualisasi ini dapat terwujud atas bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada :
1. Bapak Ir. H. Dollah Mando sebagai Bupati Sidenreng Rappang atas
izinnya untuk mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Daerah.
2. Bapak Drs. H. Asri Sahrun Said sebagai Kepala BPSDM Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Bapak Faizal Sehuddin,S.STP.,M.Adm.KP sebagai Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang.
4. Bapak Muhammad Yamin, S.Pd., M.Si sebagai Coach yang telah
senantiasa membimbing penulis selama proses rancangan aktualisasi
sehingga terselesaikan dengan baik.
5. Ibu dr. Hj. Mariana, M.Kes sebagai Kepala UPT Puskesmas Pangkajene
dan Mentor bagi penulis.
6. Seluruh tim pengajar dari Widyaiswara yang telah membimbing dan
mendidik selama Pelatihan Dasar CPNS Daerah Kabupaten Sidenreng
Rappang
7. Seluruh Panitia Pelatihan Dasar CPNS Daerah Kabupaten Sidenreng
Rappang yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya pelatihan ini.
vi
8. Bapak / Ibu Pegawai dan Staf BKPSDM Kabupaten Sidenreng Rappang
yang telah membantu penulis dalam proses administrasi saat akan
mengikuti Pelatihan Dasar
9. Kepada Kedua Orang Tua Bapak Mahing dan Ibu Hawadia yang selalu
memberikan motivasi dan doanya setiap saat.
10. Kepada suami Usman dan ananda Muh. Ikram Mahendra yang senantiasa
memberi dukungan kepada penulis.
11. Teman-teman seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS Daerah Kabupaten
Sidenreng Rappang Tahun 2022 terkhusus angkatan III untuk
kebersamaannya yang luar biasa.

Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini, tidak sedikit hambatan yang


dihadapi oleh penulis. Namun dengan penuh kesabaran, kerja keras, dan
pertolongan dari Allah SWT akhirnya rancangan aktualisasi ini dapat
diselesaikan.

Makassar, 25 Maret 2022


Penulis

Ana Mahing, SKM

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 3
1.3 Manfaat ......................................................................................................... 4.
1.4 Ruang Lingkup .............................................................................................. 4
1.5 Waktu Pelaksanaan ....................................................................................... 4

BAB II GAMBARAN UMUM ........................................................................ 5


2.1 Gambaran Umum Organisasi ........................................................................ 5
2.2 Diabetes Mellitus .......................................................................................... 12
2.3 Konsep nilai-nilai dasar. ............................................................................... 14
2.4 Kedudukan dan peran ASN menuju smart ASN ........................................... 32
2.5 Peran ASN menuju smart ASN ..................................................................... 34

BAB III PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI ............ 40


3.1 Identifikasi isu ............................................................................................... 40
3.2 Teknik analisis isu ......................................................................................... 40
3.3 Core isu ......................................................................................................... 43
3.4 Gagasan pemecahan isu. ............................................................................... 43
3.5 Matrix rencana kegiatan aktualisasi .............................................................. 43
3.6 Jadwal kegiatan aktualisasi ........................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 55


viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan instansi pemerintah untuk wajib memberikan pendidikan dan
pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS ) selama 1 ( satu )
tahun masa percobaan. Tujuan pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan ,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian Undang-undang ASN
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak
PNS. Selain itu dasar hukum pelatihan dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (
CPNS ) tertuang dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang perubahan atas Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil.

Menurut Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) nomor 1 tahun


2021, Masa Prajabatan adalah masa percobaan selama 1 (satu) tahun yang wajib
dijalani oleh CPNS melalui proses pendidikan dan pelatihan. Pelatihan Dasar
CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan
secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Setiap Instansi Pemerintah wajib memberikan Pelatihan Dasar CPNS selama
Masa Prajabatan (2).
Berdasarkan Surat Edaran Mentri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26
Agustus 2021 tentang implementasi Core Values dan Imployer Branding Aparatur
Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai
salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintah berkelas

1
Dunia ( World Class Goverment ), pemerintah telah meluncurkan Core Values (
Nilai-nilai dasar ) ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif dan
Employer Branding ( Bangga Melayani Bangsa ).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No.43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) menjelaskan bahwa,
fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatitif yang dilakukan 2 pemerintah, pemerintah daerah dan/ atau
masyarakat. Upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas
dapat berjalan dengan baik jika dilakukan proses manajemen yang baik, proses
manajemen yang baik dapat tercipta salah satunyadengan menaati tugas pokok
dari puskesmas itu sendiri yaitu salah satunya upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular ( PTM ) diantaranya Diabetes Melitus.
Puskesmas Pangkajene sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis ( UPT )
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidrap merupakan unit pelaksana tingkat pertama,
dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan menyelenggarakannya melalui upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh yang terintegrasi
dari program-program wajib maupun program-program pengembangan. Oleh
karena itu Puskesmas Pangkajene merasa bertanggungjawab untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakatnya sehingga menjadi masyarakat yang mandiri
dalam bidang kesehatan dengan berusaha meningkatkan umur harapan hidup serta
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit endokrin yang paling banyak diderita
penduduk diseluruh Dunia. Diabetes mellitus didefinisikan sebagai suatu penyakit
atau gangguan metabolisme kronis dengan multi Etologi yang ditandai dengan
tingginya kadar glukosa darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Diabetes mellitus tidak
hanya menyebabkan kematian prematur di seluruh dunia penyakit ini juga
menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantung dan gagal ginjal.diabetes
diperkirakan meningkat seiring penambahan umur penduduk menjadi 19,9 % atau
2
111,2 juta orang pada umur 65-79 tahun. Angka diprediksi terus meningkat
hingga mencapai 578 juta ditahun 2030 dan 700 juta ditahun 2045 (Riskesdas
2018). Pengetahuan pasien merupakan informasi yang diperoleh pasien dari
tenaga medis, orang disekitarnya maupun berbagai media lainya untuk dapat
mengerti tentang penyakit yang dialaminya, obat yang dikonsumsinya maupun
pantangan yang harus dihindarinya, semua itu dilakukan untuk dapat mencapai
hasil terapi yang diharapkan. Pengetahuan pasien dipengaruhi oleh faktor internal
dan ekternal. Faktor pengetahuan internal berasal dari dalam diri pasien
sedangkan faktor eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar berupa tuntutan
untuk mengetahui tentang penyakit yang dideritanya. Pengetahuan pasien dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Pengalaman, tingkat pendidikan,
keyakinan, fasilitas, penghasilan, dan sosial budaya.
Data dari Dinas kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten
Sidenreng Rappang penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit yang masuk
dalam daftar 10 jenis penyakit terbesar selama tahun 2020 yaitu sebanyak 3. 172
kasus dan pada tahun 2021 sebanyak 2.374 kasus (Dinkes Kab.Sidrap 2020/2021.)
Sesuai data profil UPT Puskesmas Pangkajene penyakit diabetes mellitus
merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam daftar 10 besar jenis
penyakit yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Pangkajene. pada tahun 2021
jumlah kasus penyakit diabetes mellitus sebanyak 392 kasus (Profil Puskesmas
Pangkajene 2021).
Berdasarkan dari uraian diatas, penulis mengangkat isu minimnya edukasi
masyarakat tentang penyakit diabetes mellitus dan penanggulangannya di UPT
Puskesmas Pangkajene untuk dilakukan intervensi penyelesaiannya melalui
edukasi dan pembuatan banner serta menyebar brosur tentang penyakit diabetes
Mellitus di UPT Puskesmas Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Prefesi PNS yakni
BerAKHLAK ( Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif ) .
3
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentangpenyakit Diabetes
Mellitus dan penanggulangannya diUPT Puskesmas Pangkajene.
b. Mampu melakukan analisis dampak terhadap setiap kegiatan yang
dilaksanakan untuk meyelesaikan isu yang disertai dengan penerapan
nilai-nilai profesi PNS yaitu BerAKHLAK.
1.3 Manfaat
1. Manfaat untuk penulis
Manfaat yang diperoleh penulis yaitu penulis dapat
mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS. Yaitu BerAKHLAK (
Berorentasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif ).
2. Manfaat untuk organisasi
Membantu mewujudkan visi, misi, dan tata nilai UPT Puskesmas
Pangkajene.
3. Manfaat untuk masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus dan
cara penanggulangannya.
1.4 Ruang Lingkup
1. Konsultasi dengan Mentor.
2. Konsultasi dengan Coach.
3. Koordinasi dengan bagian penanganan penyakit tidak menular ( PTM )
khususnya penyakit diabetes mellitus.
4. Edukasi tentang penyakit diabetes mellitus dan penanggulangannya.
5. Pembuatan banner dan brosur sebagai media edukasi.

1.5 Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan rancangan aktualisasi ini akan dilakukan pada


Tanggal 28 Maret – 25 April Tahun 2022

4
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEP NILAI-NILAI


DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN ASN

2.1 Gambaran Umum Organisasi


Unit pelaksanaan Teknis ( UPT ) Puskesmas Pangkajene merupakan satu-
satunya Puskesmas induk di Kecamatan Maritenggae dan UPT Puskesmas
Pangkajene berada di Wilayah Kelurahan Pangkajene. UPT Puskesmas
Pangkajene awalnya dibangun sesuai standar Puskesmas non rawat satu lantai
pada tahun 1971, kemudian pada tahun 2012 bertambah gedungnya dengan
menempati gedung lama Dinas Kesehatan, kemudian pada tahun 2016 mengalami
renovasi menjadi dua lantai non rawat inap. UPT Puskesmas Pangkajene
ditetapkan menjadi Puskesmas Non Rawat Inap berdasarkan keputusan Bupati
Sidenreng Rappang Nomor 164/I/2021 tentang penetapan pusat Kesehatan
Masyarakat berdasarkan kemampuan penyelenggaraan tingkat Kabupaten
Sidenreng Rappang dan izin operasional Keputusan Bupati Sidenreng Rappang
Nomor 517/XII/2018 tentang izin operasional Puskesmas Pangkajene.
Secara geografis, Wilayah kerja UPT Puskesmas Pangkajene berada di
Kecamatan Maritenggae Kabupaten Sidenreng Rappang, terletak di Daerah
Perkotaan. Adapun batas-batas Wilayahnya adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Panca Rijang

Sebelah Timur : Kecamatan Watang Sidenreng

Sebelah Selatan : Kecamatan Tellu Limpoe

Sebelah Barat : Kecamatan Watang Pulu

Adapun Luas Wilayahnya : 65,90 km2,yang terdiri dari :

Sawah : 5.373,98 Ha

Tambak : 4, 55 Ha

5
Tegal : 444,65 Ha

Tanah Pekarangan : 650,13 Ha

Lain-lain : 116,69 Ha

UPT Puskesmas Pangkajene secara administrasif meliputi 5


Desa dan 7 Kelurahan yaitu :

Desa Sereang : Jarak tempuh ke Puskesmas 3, 8 Km

Desa Kanie : Jarak tempuh ke Puskesmas 5,6 Km

Kelurahan Wala : Jarak tempuh ke Puskesmas 1,4 Km

Kelurahan Lautang Benteng : Jarak tempuh ke Puskesmas 1,3 Km

Kelurahan Pangkajene : Jarak tempuh ke Puskesmas 1,0 Km

Kelurahan Rijang Pittu : Jarak tempuh ke Puskesmas 1,3 Km

Kelurahan Lakessi : Jarak tempuh ke Puskesmas 5,0 Km

Kelurahan Majelling : Jarak tempuh ke Puskesmas 2,1 Km

Kelurahan Majelling Wattang : Jarak tempuh ke Puskesmas 5,0 Km

Desa Alakkuang : Jarak tempuh ke Puskesmas 5,0 Km

Desa Takkalasi : Jarak tempuh ke Puskesmas 7,0 Km

Desa Tanete : Jarak tempuh ke Puskesmas 4,0 Km

Jarak Puskesmas ke Kabupaten : 1 Km

UPT Puskesmas Pangkajene merupakan Unit Pelaksana Teknis


Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
penyelenggara upaya kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas
Pangkajene di Kecamatan Maritenggae Kabupaten Sidenreng Rappang.

6
Berdasarkan karakteristik Wilayah, Puskesmas Pangkajene
merupakan Puskesmas kawasan perkotaan , sedangkan berdasarkan
kemampuan penyelenggaraan termasuk dalam kategori Puskesmas Non
Rawat Inap. UPT Puskesmas Pangkajene sesuai dengan peraturan Mentri
Kesehatan Republik Indoseia Nomor 43 Tahun 2019 mempunyai fungsi
sebagai :
a. Penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) tingkat pertama
di Wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) tingkat pertama
di Wilayah kerjanya.
1. Visi
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan terdepan menuju
Kecamatan Maritenggae sehat.
2. Misi
1) Memajukan dan meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, dan terjangkau.
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dan inovatif.
3. Motto
Kepuasan anda adalah tujuan kami.
4. Tata Nilai
1) Kedisiplinan
2) Kebersihan
3) Kebersamaan
5. Data penduduk
Jumlah penduduk pada akhir tahun 2021 sebesar 54.831 jiwa yang
terdiri dari laki-laki 26,898 jiwa dan perempuan 27,933 jiwa dengan
tingkat kepadatan penduduk 827,6 jiwa/km2, sedangkan rasio jenis
kelamin laki-laki terhadap wanita sebesar 96,33 dengan angka beban
tanggungan ( Dependency Ratio= 48 ).

7
Gambar 2.1 Wilayah kerja Puskesmas Pangkajene

8
Gambar 2.2 Struktur OrganisasiPuskesmasPangkajene

S KEPALA PUSKESMAS

dr.Hj.MARIANA, M.Kes
KEPALA TATA USAHA

AHMAD TAUFIK AZIS, SKM.,


M.Epid
PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL & PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB UKP, PENANGGUNG JAWAB JARINGAN PELAYANAN PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG
KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT UKM PENGEMBANGAN KEFARMASIAN & LABORATORIUM PKM & JEJARING FASILITAS PEL. KES BANGUNAN, JAWAB MUTU
PRASARANA DAN
ASMAWATI, SKM drg.AGNITA JAMAL HALIM, S.Farm,Apt HERLINA, Amd.Keb PERALATAN PKM dr. HAFRINA

KES. GIGI PEMERIKSAAN UMUM PUSTU HJ. HARLINAH,


PROMOSI KESEHATAN
SKM
BAHTIAR, SKM drg. AGNITA SURIANI ISKANDAR,AMK NURJANNAH, AMK

KESEHATAN LINGKUNGAN KES. TRADISIONAL KOMP KES. GIGI & MULUT PUSKEL
IKBAL SYAMSUDDIN,SKM Ns YULIANA B, S.Kep drg. PARMITA dr. RISKA

KESEHATAN KELUARGA KESEHATAN OLAHRAGA KESEHATAN KELUARGA POSKESDES


Hj.HASMAWATI, S.Tr.Keb HJ. HARLINAH, SKM Hj.NURLENA, Amd.Keb JASNIA, S.ST

GIZI KESEHATAN KERJA GAWAT DARURAT JEJARING PUSKESMAS

RINI ASTRI, SKM HAYANI, SKM Ns HELMIYATI T, S.Kep, Dra. Naharia, Apt

PENC.& PENG.PENYAKIT KESEHATAN JIWA GIZI

SURIANI,ISKANDAR, AMK RIDAH HANDAYANI, Amd.GZ

Ns HAMDANA, S.Kep,
KESEHATAN INDERA/UKS PERSALINAN
PERKESMAS dr. RISKA NURSANTI NASIR, S.ST

Ns HELMIYATI TAHIR, S.Kep,


KESEHATAN LANSIA KEFARMASIAN

dr.HASNIWATI JAMAL HALIM, S.Farm,Apt

PKPR LABORATORIUM

dr.Hj. ROSMIN

HJ. SABARIAH
HESEHATAN HAJI
ASMAWATI SKM

9
6. Tugas dan fungsi jabatan.
a. Menyusun rancangan epidemiologi manajerial wilayah terbatas
b. Menyusun bahan penyebarluasan hasil epidemiologi untuk advokasi dan
sosialisasi dan:
c. Melakukan penyebarluasan hasil epidemiologi pada pemangku
kepentingan tingkat kecamatan / puskesmas
d. Melakukan epidemiologi manajerial wilayah terbatas di bawah bimbingan
/supervise
e. Menyusun dokumentasi diskusi kelompok para ahli dalam rangka
epidemiologi manajerial
f. Merancang desain surveilans epidemiologi lingkup terbatas
g. Melaksanakan surveilans epidemiologi lingkup terbats di bawah
bimbingan /supervise
h. Melaksanakan penyempurnaan hasil surveilans epidemiologi lingkup
terbatas.
i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi mutu surveilans epidemiolohi
lingkup terbatas dan local
j. Melaksanakan evaluasi system surveilans epidemiologi
k. Menyusun materi pemberdayaan masyarakat dalam rangka deteksi dini
penyakit dan masalah Kesehatan tingkat kabupaten
l. Melaksanakan pemberdayaan kelompok masyarakat dalam rangka deteksi
dini penyakit dan masalah Kesehatan.
m. Melaksanakan pemberdayaan tokoh masyarakat tingkat kabupaten/kota
dalam rabgka deteksi dini penyakit dan masalah Kesehatan.
n. Melaksanakan identifikasi potensi kejadianluar biasa penyakit dalam
masalah kesehatn lingkup terbatas.
o. Menyusun materi pemberdayaan masyarakat dalam rangka kewaspadaan
dini kejadian luar biasa penyakit dan masalah Kesehatan tingkat kabupaten
p. Melaksanakan pemberdayaan tokoh masyarakat tingkat kabupaten / kota
dalam rangka kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan masalah
Kesehatan.

10
q. Melaksanakan pemberdayaan tokoh masyarakat tingkat kabupaten/ kota
dalam rangka kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan masalah
Kesehatan.
r. Melaksankan surveilans epidemiologi lingkup terbatas di bawah
bimbingan /supervise
s. Melaksanakan pemantauan mutu monitoring dan evaluasi program lingkup
terbatas dan local
t. Melaksanakan penyelidikan epidemiologi kejadian luar biasa dengan
metode epidemiologi analitik.
u. Melakukan penapisan factor risiko pada periode kejadian luar biasa
v. Menyusun materi pemberdayaan masyarakat pada periode kejadian lur
biasa
w. Melaksanakan pemberdayaan tokoh masyarakat pada periode kejadian luar
biasa
x. Melaksanakan penanggulangan wabah/kejadian luar biasa beresiko rendah
di bawah bimbingan /supervise
y. Menyusun rancangan pengumpulan dan pengolahan data kualitatif
penyakit dan determinan
z. Menyusun rancangan pengumpulan dan pengolahan data referensi
aa. Melakukan validasi dan referensi
bb. Melakukan validasi kuantitas dan kualitas data wawancara
cc. Melakukan validasi kuantitas dan kualitas data observasi
dd. Menyusun bahan laporan dan umpan balik tigkat kabupaten
ee. Melaksanakan kajian epidemiologi referensi di bawah bimbingan /
supervisi
ff. Melaksanakan kajian epidemiologi kualitatif dibawah bimbingan
/supervise
gg. Melaksanakan kajian epidemiologi referensi dibawah bimbingan
/supervise
hh. Mempersentasikan hasil kerja epidemiologi tingkat kesulitan

11
1.2 Diabetes mellitus ( DM )
1. Pengertian
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa
tingginya kadar gula ( glukosa ) darah. Glukosa merupakan sumber
energi utama bagi sel tubuh manusia. Glukosa yang menumpuk di
dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat
menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak
dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang
membahayakan nyawa penderita. Kadar gula dalam darah
dikendalikan oleh hormon insulin yang diprodukasi oleh pancreas,
yaitu organ yang terletak dibelakang lambung. Pada penderita diabetes
pancreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai glukosa kebutuhan
tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan
mengelola menjadi energi . ( https://www.alodokter.com/Diabetes )
2. Jenis-jenis diabetes

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita
menyerang dan menghancurkan sel-sel pancreas yang memproduksi
insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah,
sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1
dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan
autoimun ini masih diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah
disebabkan oleh factor genetic dari penderita yang dipengaruhi juga
oleh faktor lingkungan.
b. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi.
Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang
sensitif terhadap insulin. Sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat
dipergunakan dengan baik ( resistensi sel tubuh terhadapa insulin ).

12
Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus
pada ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada
kehamilan disebabkan oleh perubahan hormone dan gula darah akan
Kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
3. Gejala diabetes
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa
minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2
banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah
menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya
cenderung tidak spesifik, beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2
meliputi :
a. Sering merasa haus
b. Sering buang air kecil, terutama dimalam hari
c. Sering merasa sangat lapar
d. Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas
e. Berkurangnya massa otot
f. Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari
pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan
gula sebagai sumber energi
g. Lemas
h. Pandangan kabur
i. Luka yang sulit sembuh
j. Sering mengalamai infeksi misalnya gusi, kulit, vagina atau
saluran kemih
4. Faktor risiko diabetes
Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika
memiliki factor-faktor risiko seperti
a. Memiliki keluarga dengan Riwayat diabetes tipe 1
b. Menderita infeksi virus

13
c. Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14
tahun. Walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia
berapapun.

Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2 seseorang akan lebih mudah


mengalami kondisi ini jika memiliki faktor-faktor risiko seperti :

a. Kelebihan berat badan


b. Memiliki keluarga dengan Riwayat diabetes tipe 2
c. Kurang aktif. Aktifitas fisik membantu mengontrol berat badan,
membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih
sensitive terhadap insulin. Kurang aktif beraktifitas fisik
menyebabkan seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2 ini.
d. Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring
bertambahnya usia
e. Menderita tekanan darah tinggi ( hipertensi ). Dan lain-lain.

1.3 Konsep Nilai-nilai Dasar

1. Pelayanan Publik
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Agus Dwiyanto (2010:21) menawarkan alternatif definisi


pelayanan publik sebagai semua jenis pelayanan untuk menyediakan
barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria
yaitu merupakan jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas
tinggi dan sangat diperlukan masyarakat serta penyediaannya terkait
dengan upaya mewujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam

14
konstitusi maupun dokumen perencanaan pemerintah, baik
dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga,
mencapai tujuan strategis pemerintah, dan memenuhi komitmen
dunia internasional.

Dwiyanto (2010:22) mengatakan bahwa dari segi


mekanisme penyediaannya, pelayanan publik tersebut tidak
harus dilakukan oleh pemerintah sendiri, akan tetapi dapat
dilakukan oleh sektor swasta (mekanisme pasar).

Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang


tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaltu:
a. Kepentingan umum;
b. Kepastian hukum;
c. Kesamaan hak;
d. Keseimbangan hak dan kewajiban;
e. Keprofesionalan;
f. Partisipatif; & persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
g. Keterbukaan;
h. Akuntabilitas;
i. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
j. Ketepatan waktu; dan
k. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-
prinsip yang digunakan untuk merespons berbagai kebutuhan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan
birokrasi. dan mengevaluasi hasilnya,

2. Membangun budaya dalam pelayanan prima

Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan


publik yang berkualitas yaitu:

15
a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk
membangun pelayanan yang berkualitas;

b. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan


masyarakat;

c. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam


penyelenggaraan pelayanan publik;

d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta


menindaklanjuti pengaduan masyarakat;

e. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan


keselamatan kerja, fleksibilitas kerja, penyediaan
infrastruktur teknologi informasi dan sarana prasarana; dan

f. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi


terhadap kinerja penyelenggara pelayanan publik.

3. ASN sebagai Pelayan Publik

Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai


ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:

1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat


Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan


berkualitas

3) Mempererat persatuan dan kesatuan negara Republik


Idonesia.

16
Pasal 34 UU Pelayanan Publik juga secara jelas mengatur
mengenai bagaimana perilaku pelaksana pelayanan publik,
termasuk ASN, dalam menyelenggarakan pelayanan publik,
yaitu:

1) Adil dan tidak diskriminatif

2) Cermat

3) Santun dan ramah

4) Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut

5) Profesional

6) Tidak mempersulit; & patuh pada perintah atasan yang sah


dan wajar

7) Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas


institusi penyelenggara

8) Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib


dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

9) Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk


menghindari benturan kepentingan

10) Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas


pelayanan public

11) Tidak memberikan informast yang salah atau menyesatkan


dalam menanggapi permintaan informasi serta proaktif
dalam memenuhi kepentingan masyarakat

12) Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau


kewenangan yang dimiliki

13) Sesuai dengan kepantasan dan

17
14) Tidak menyimpang dari prosedur.

a. Berorientasi Pelayanan

Penjabaran berikut ini akan mengulas mengenai panduan


perilaku/kode etik dari nilai berorientasi pelayanan sebagai pedoman
bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari yaitu :

1) Memahamidan memenuhi kebutuhan masyarakat.


Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
a) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
b) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
c) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
d) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

2) Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan. Adapun beberapa


Nilai dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
berorentasi pelayanan yang kedua ini diantaranya :
a) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;

b) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan


program pemerintah

c) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,


tepat, akurat, berdaya guna dan santun.
3) Melakukan perbaikan tiada henti

a. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada


publik; dan
b. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.

4) Tantangan aktualisasi nilai berorientasi pelayanan

18
5) Dalam lingkungan pemerintahan sendiri, banyak faktor yang
mempengaruhi tumbuhdan berkembangnya inovasi, diantaranya
komitmen dari pimpinan, adanya budaya inovasi, dan dukungan
regulasi. Instansi pemerintah dituntut untuk lebih jeli mengamati
permasalahan dalam pelayanan publik sehingga inovasi yang
dilahirkan benar-benar sesuai kebutuhan dan tepat sasaran. Inovasi
juga tidak boleh monoton karena setiap daerah memiliki kebutuhan
yang berbeda-beda antara satu sama lain. Untuk itu, adanya
kolaborasi antara pemerintah, partisipasi masyarakat, dan
stakeholders terkait lainnya perlu dibangun sebagai strategi untuk
mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi.

b. Akuntabel
Responsibilitas adalah kewajiban bertanggung jawab
yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas
adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tíndak dan tanduknya sebagal pelayan publik kepada atasan,
lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza
dan 2onke, 2017).

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setlap Individu,


kelompok atau institust untuk memenuhi tanggung jawab
kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya
perilaku yang sesual dengan Core Values ASN
BerAKHLAK.

Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:

1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur,

19
bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi

2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik


negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien

3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya


dengan berintegritas tinggi.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama


(bovens,2007), yaitu :

1) Untuk menyediakan kontrol demokrasi;

2) Untuk mencegah korupsi dan penyalagunaan kekuasaan


(peran konstitusional);

3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran


belajar).

c. Kompeten

Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun


2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi
meliputi:

1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan


sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis
jabatan;

2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan,


dan sikap / perilaku yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit
organisasi; dan

3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,

20
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama,
suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika,
nilai-nilai, moral , emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi
setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja
sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017,
Pasal 210 sampai dengan pasal 212, Pengembangan kompetensi
dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang
bersangkutan.
2. Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki
akreditasi untuk melaksanakan pengembangan kompetensi
tertentu.
3. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang
independen.

Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat


dimanfaatkan pegawal untuk meningkatkan kompetensinya,
yaltu klasikal dan non klasikal. Optimalisasi hak akses
pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pendekatan
pelatihan non klasikal, diantaranya e-learning, job enrichment
dan Job enlargement termasuk coaching dan mentoring.

Coaching dan Mentoring selain efesien karena dapat


dilakukan secara masif, dengan melibatkan antara lain atasan
peserta pelatihan sebagal mentor sekaligus sebagai coach.
Selain itu coaching dan mentoring juga penting terkait beberapa
hal, yaitu:

1) Meningkatan kinerja individu dan kinerja organisasi;

21
2) Membangun komitmen dan motivasi yang lebih tinggi;

3) Menumbuhkan kesadaran dan refleksi diri dalam


pengembangan potensi diri;

4) Menumbuhkan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik;

5) Membuat proses manajemen perubahan yang lebih baik;

6) Memperbaiki hubungan komunikasi dan hubungan antara


atasan –bawahan.

7) Mengimplementasikan keterampilan yang lebih baik ;dan

8) Menumbuhkan budaya kerja yang lebih terbuka dan


produktif.

d. Harmonis

1) Pengertian Harmonis

Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious)


diartikaan sebagai having a pleasing mixture of notes. Sinonim dari
kata harmonious antara lain canorous, euphonic euphonious,
harmonizing, melodious, musical, symphonic, symphonious,
tuneful. Sedangkan lawan kata dari harmonious adalah discordant,
disharmonious, dissonant, inharmonious, tuneless, unmelodious,
unmusical. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB),
makna dan tulisan kata 'harmonis' yang benar:
a) Har-mo-nis a bersangkut paut dengan (mengenai) harmoni;
seia sekata;
b) Menghar-mo-nis-kan menjadikan harmonis;
c) Meng-harmo-nis-ann proses, cara, perbuatan mengharmoniskan;
d) Ke-har-mo-nis-an-n perihal (keadaan) harmonis; keselarasan;
keserasian:

22
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara
berbagai factor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai
contoh, seharusnya terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang
manusia, kalau tidak, maka belum tentu orang itu dapat disebut
sebagai satu pribadi.
Dapat dicontohkan, pada bidang musik, sejak abad pertengahan
pengertian harmoni tidak mengikut pengretian yang pernah ada
sebelumnya, harmoni tidak lagi menekankan pada urutan bunyi
dan nada yang serasi, tetapi keserasian nada secara bersamaan.

2) Pentingnya suasana harmonis


Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari
suasana tempat kerja.Energi positif yang ada di tempat kerja bisa
memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya
memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal,
dan kinerja secara keseluruhan.
Memperhatikan aspek filosofis dari kata pengertian harmonis
diatas, maka jika diibaratkan suatu aliran dalam seni music yang
membicarakan tentang hubungan antara nada satu dengan nada
yang lain. Kaidah-kaidah yang dikemukakan oleh seorang
komponis dan ahli teori musik bernama Jean Philippe Rameau
(1683-1764) menjadi landasan dasar dalam seni musik sampai
akhir abad ke-19.Pada abad ke-20 tercipta efek efek harmoni baru
karena adanya penggunaan penadaan baru.
Dalam suatu orkestra, Orkes Harmoni adalah seperangkat orkes
yang secara khusus meliputi alat-alat musik tiup dari Kayu, logam,
dan alat musik pukul yang dapat dilengkapi dengan bas-kontra.
Analogi yang sama dapat diterapkan dalam kehidupan
Dermasyarakat, Pola Harmoni merupakan sebuah usaha untuk
mempertemukan berbagai pertentangan dalam masyarakat.

23
Hal ini diterapkan pada hubungan-hubungan sosial ekonoml
untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang Png
Sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan
permusyawaratan antara anggota masyarakat.Pola ini Juga disebut
sebagai pola integrasi.suasana harmoni dalam lingkungan bekerja
akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan
kondisi vane memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja
sama meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan
kepada pelanggan.
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah
peruahaan Brand) menyatakan beberapa hal tentang bagaimana
membangun kultur tempat kerja yang harmonis. Suasana tempat
kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai
bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif.
Ketiga hal tersebut adalah:
a) Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi
menghabiskan separuh hidupnya di tempat kerja.Untuk itu tempat
kerja harus dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan
nyaman saat bekerja.Tata ruang yang baik dan keberadaan ruang
terbuka sangat disarankan.Desain ruang terbuka dapat
meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan kepuasan
kerja, sekaligus optimal Mengurangi terjadinya kurangnya
komunikasi. Disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi
b) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan
Kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya
orang yang menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda sudah
“mentok", ada baiknya Anda mencari ide dari orang-orang yang

24
berada dalam tim.Hal tersebut mampu meningkatkan keterlibatan
dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis atau organisasi.
c) Berbagi kebahaglaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu
motivator terbaik di lingkungan kerja.Demikian juga rasa
memiliki.dengan membagi kebahaglaan dalam organisasi kepada
seluruh karyawan dapat meningkatkan kepemilikan dan
meningkatkan antusiasme para karyawan.

e. Loyal

Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis


yaitu "Loial yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal
berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya
paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam
Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai "giving or
showing firm and constant support or allegiance to a person or
institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan
kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)".
Sedangkan beberapa ahli mendefinisikan makna "loyalitas" sebagai
berikut:
1) Kepatuhan atau kesetiaan.
2) Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan
kepada organisasi tempatnya bekerja.
3) Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain
atau sesuatu (misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui
sikap dan tindakan orang tersebut.
4) Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang
ditunjukkan dengan memberikan dukungan dan kepatuhan yang
teguh dan konstan kepada seseorang atau sesuatu.
5) Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional
manusia, sehingga untuk mendapatkan kesetiaan seseorang

25
maka kita harus dapat mempengaruhi sisi emosional orang
tersebut.
6) Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk
memiliki, mendukung, merasa aman, membangun keterikatan,
dan menciptakan keterikatan emosional.
7) Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari
pekerja untuk mengikuti pihak yang mempekerjakannva

Loyalitas merupakan suatu hal yang bersitat emosional untuk


bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor
yang akan memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik
yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas
pegawainya, antara lain:

1) Taat pada Peraturan


Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan.
Sesuai dengan pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari
kesadaran amggota jika peraturan yang dibuat oleh organisasi
semata-mata disusun untuk memperlancar jalanhya pelaksanaan
kerja organisasi. Kesadaran ini membuat pegawai akan bersikap
taat tanpa merasa terpaksa atau takut terhadap sanksi yang akan
diterimanya apabila melanggar peraturan tersebut.
2) Bekerja dengan Integritas
Banyak asumsi menyebutkan bahwa kesetiaan seorang pegawal
dilihat dari seberapa besar ketaatan mereka di organisasi. Pegawai
yang taat dengan peraturan dan gaya kerja organisasi, punya rasa
lovalitas yang besar pula. Sesungguhnya seorang pegawai yang
loyal dapat dilihat dari seberapa dia menunjukkan integritas
mereka saat bekerja. Integritas yang sesungguhnya adalah
"melakukan hal yang benar, dengan mengetahui bahwa orang lain
tidak mengetahuinya apakah Anda melakukannya atau tidak".
Secara konsisten mereka bekerja dengan melakukan hal yang

26
benar, tidak hanya sekedar mengikuti paham/kepercayaan pribadi
dan tanpa peduli orang lain tahu atau tidak.
3) Tanggung Jawab pada Organisasi
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap organisasinya. Pegawai akan berhati-
hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani
untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan
organisasi.
4) Kemauan untuk Bekerja Sama
Pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas,
tidak segan untuk bekerja sama dengan anggota lain. Bekerja
sama dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan
seorang anggota mampu mewujudkan impian perusahaan untuk
dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seorang
anggota secara invidual.
5) Rasa Memiliki yang Tinggi
Adanya rasa ikut memiliki pegawai terhadap organisasi akan
membuat pegawai memiliki sikap untuk ikut menjaga dan
bertanggung jawab terhadap organisasi sehingga pada akhirnya
akan menimbulkan sikap sesuai dengan pengertian loyalitas demi
tercapainya tujuan organisasi.
6) Hubungan Antar Pribadi
Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan mempunyai
hubungan antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga
terhadap pemimpinnya. Sesuai dengan pengertian loyalitas,
hubungan antar pribadi ini meliputi hubungan sosial dalam
pergaulan sehari-hari, baik yang menyangkut hubungan kerja
maupun kehidupan pribadi.

27
7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Sebagai manusia, seorang pegawai pasti akan mengalami masa-
masa jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari.
Seorang pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas akan mampu menghadapi permasalahan ini dengan
bijaksana.
8) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Setiap organisasi yang besar dan ingin maju pasti menciptakan
suasana debat dalam internalnya. Debat dalam hal ini kondisi
dimana pegawai dapat mengutarakan opini mereka masing-
masing. Pemimpin yang hebat pasti ingin pegawainya aktif
bertanya, aktif beropini/berpendapat, dan berhati-hati dalam
bekerja. Bahkan tidak jarang mengijinkan pegawai untuk
mengutarakan ketidaksetujuan mereka terhadap hal apapun di
tempat kerja. "Sebuah ketidaksetujuan (dissagreement) adalah
baik untuk organisasi. Justru itu dapat membantu organisasi
dalam mengambil sebuah keputusan Pegawai yang loyal akan
berusaha untuk senatiasa men-Sharing-kan opini mereka, bahkan
saat mereka tahu bahwa pimpinan tidak mengapresiasi opini
mereka, untuk kemajuan organisasinya, Bahkan, terkadang
mereka "berani melawan" akan sebuah keputusan yang memang
dirasa kurang baik dengan Cara yang arit dan bijaksana.
9) Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah pegawai yang bisa
memberikan contoh bagi pegawai lain, karena mereka yang bisa
menjadi teladan biasanya akan selalu berpegang teguh pada nilai
organisasi, berorientasi pada target, kemampuan interpersonal
yang kuat, cepat adaptasi, selalu berinisiatif, dan memiliki
kemampuan memecahkan masalah dengan baik.

28
f. Adaptif

Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk


hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan
lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi
merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan
keadaan (keinginan din Sejatinya tanpa beradaptasi akan
menyebabkan makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan
musnah pada akhirnya olen perubahan lingkungan. Sehingga
kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya
keberlangsungan kehidupan.

Ada 9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory


Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi
akan mempraktekkannya, yaitu:

1) Purpose
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak
dicapai.Demikian pula aengan organisasi pemerintah, yang
mempunyai tujuan-tujuan penyelenggaraan fungsinya yang
sudah ditetapkan oleh peraturan perundangan. Penetapan tujuan
organisast menjadi elemen budaya adaptit pertama yang
diperlukan, di mana pencapaiannyaakan sangat dipengaruhi oleh
variabel lingkungan. Perubahan lingkungan tidak serta merta
mengubah tujuan organisasi, tetapi adaptasi akan menyesuaikan
cara organisasi bekerja agar pencapaian tetap dilakukan.

2) Cultural values

Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya


organisasional yang sesuai dengan karakteristik tugas dan
fungsinya.Demikian pula dengan ASN sebagai individu yang

29
mempunyai nilai-nilaí yang tersemat dalam budaya kerjanya,
sehingga dituntut untuk mengaplikasikannya agar dapat
memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas.

3) Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam
Kerangka piker dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang
digunakan dalam organisasi.

4) Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, maka nilai-
nilai korporat juga menjadi fodasi penting dalam membangun
budaya adaptif dalam organisasi.

5) Coporate strategy

Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya


strategl-strategi yang lebih operasional untuk menjalankan tugas
dan fungsi organisasi secara terstruktur, efisien dan efektif

6) Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif
dapat diterapkan di organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan
sulit budaya adaptif dapat berkembang dan tumbuh di sebuah
organisasi.

7) Problem solving

Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan


yang timbul dalam organisasi, bukan sekedar untuk
mengadaptasi perubahan. Penyelesaian masalah harus menjadi
tujuan besar dari proses adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.

8) Partnership working

Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif,


karena dengan partnership maka organisasi dapat belajar,
bermitra dan saling menguatkan dalam penerapan budaya

30
adaptif

9) Rules

Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif


yang penting dan tidak bisa dihindari.
g. Kolaboratif

Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai


beberapadefinisi kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and
Singh(1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa
kolaborasiadalah “value generated from an alliance between two or
more firmsaiming to become more competitive by developing shared
routines”.

Ansen dan Gash mengungkapkan beberapa proses yang harus


dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
1) Trust building : membangun kepercayaan dengan
stakeholdermitra kolaborasi.
2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik
danbersungguh-sungguh;
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling
ketergantungan;sharing ownership dalam proses; serta
keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi,
definisibersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi
nilaibersama; dan
5) Menetapkan outcome.

31
1.4 Kedudukan dan peran ASN menuju smart ASN

ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai


ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika prolesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman.

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi


selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang prolessional, Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi,
maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jslas,
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:


1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
1. Peran ASN
Peran ASN Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka
Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
a) Pelaksana kebijakan publik;
b) Pelayan publik; dan
c) Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

b) Memberikan pelayanan publik yang professional dan

32
berkualitas, dan

c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik


Indonesia Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan pelayanan publik yang professional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari dan praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.

d) ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan


kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawalan
sesuai dengan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan ketentuan peraturan.

2. Hak dan Kewajiban

Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan


oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik
pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesualu
yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN
sebagai berikut.

PNS berhak memperoleh:


a) Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b) Cuti;
c) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d) Perlindungan; dan
e) Pengembangan kompetensi

33
Berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan bahwa Setiap
Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan Kompetensi , berdasarkan pasal 92 UU ASN
pemerintah juga wajib memberikan perlindungan.

kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan.


Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
a) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan 1egelad pemerintah
yang berwenang;
d) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e) Melaksanakan tugas kedinasan dengan pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
f) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan;

1.5 Peran ASN menuju smart ASN


1. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilaidasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih daripraktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawaisehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras denganperkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang

34
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang
ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk
pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai
ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat
karier tertinggi.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini
sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah,
sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana
sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi
tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

35
a. Pelaksana kebijakan public
b. Pelayan public
c. Perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan
yang berorientasi pada kepentingan publik.

ASN berfungsi, bertugas, dan berperan untuk memberikan pelayanan


publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh
karena itu ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan


kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN

36
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan
kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan
dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya).

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik


dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya
maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

2. Smart Aparatur Sipil Negara (ASN)

Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta


profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin
responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi.

Materi Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh


masyarakat digital dapat menggunakan media digital secara
bertanggung jawab. Hal Ini termasuk dalam visi misi Prosiden Jokowi
untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Penilalannya
dapat ditinjau dari etis dalam mengakses media digital (digital ethics),
budaya menggunakan digital (digital culture), menggunakan media
digital dengan aman (digital safety), dan kecakapan menggunakan
media digital (digital skills).

Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan


persiapan kebutaham SDM talenta digital, literasi digital berperan

37
penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya
manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari
kurikulum digital skil, digital safety, digital culture, dan digital ethics.

Kerangka kurikulum literasi Egital ini digunakan sebagai metode


pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam
menguasai teknologi digital. Guna mendukung percepatan
transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:

a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.

b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor


strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial,
sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri,
sektor penyiaran.

c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah


dibicarakan.

d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan


pembiayaan transformasi digittal dilakukan secepat-cepatnya

Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar


bagaimana menggunakan komputer dan keyboard, atau cara
melakukan pencarian online. Literasi digital juga mengacu pada
mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu. kepentingan
produsennya, dan cara-cara di mana ia mewakili dunia; dan
memahami bagaimana perkembangan teknologi in terkait dengan
kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas.

Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk


mengakses, mengelolah, memahami, mengintegrasikan,

38
mengkomunikasikan, mengevaluasi dan menciptakan informasi secara
aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan
yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara
beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi
informasi dan literasi media.

Hasil survei indeksliterasi digital kominfo menunjukkan bahwa


rata-rata skor indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada
di kisaran 3,3. Sehingga literasi digital terkait Indonesia dari kajian,
laporan, dan survei harus diperkuat. Penguatan literasi digital ini
sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh


Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan
fundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan
transformasi digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga perlu
dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area
kompetensi yaitu:

a. Kecakapan digital,
b. Budaya digital,
c. Etika digital dan
d. Keamanan digital.

39
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Idetifikasi Isu

Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan perbaikan layanan di unit kerja. Pada
prinsipnya mengidentifikasi isu harus berdasarkan data berkaitan dengan
kondisi lingkungan. Berikut beberapa isu yang dianggap perlu untuk diangkat
berdasarkan hasil pengamatan dan informasi dari bagian surveilans penyakit
dan Pimpinan Puskesmas Pangkajene ( Kapus ).
1. Tingginya angka penyakit Hipertensi di Puskesmas Pangkajene
2. Minimnya edukasi masyarakat tentang penyebab penyakit Diabetes
Melitus dan penanggulangannya di Puskesmas Pangkajene
3. Kasus DBD Tiap Tahun selalu ada di Puskesmas Pangkajene
4. Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit infeksi saluran
pernafasan ( ISPA )
3.2 Teknik Analisis Isu

Alat Analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan


aktualisasi ini adalah alat analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Layak), sedangkan penentuan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan alat
analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
A P K L
NO ISU (1- (1- (1- (1- JUMLAH PERINGKAT
5) 5) 5) 5)
1. Tingginya angka
penyakit Hipertensi
4 3 3 3 13 III
di Puskesmas
Pangkajene
2. Minimnya edukasi
5 5 5 4 19 I
masyarakat tentang

40
penyakit Diabetes
Melitus dan
penanggulangannya
diPuskesmas
Pangkajene
3. Kasus DBD Tiap
Tahun selalu ada di
4 2 3 3 12 IV
Puskesmas
Pangkajene
4. Masih kurangnya
pemahaman
masyarakat tentang
5 3 4 3 15 II
penyakit infeksi
saluran pernafasan (
ISPA )
Tabel 3.1 Analisis isu menggunakan APKL
Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL tersebut maka
muncullah peringkat isu :
1. Minimnya edukasi masyarakat tentang penyebab penyakit Diabetes Melitus dan
penanggulangannya diPuskesmas Pangkajene.
2.Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit infeksi saluran
pernafasan ( ISPA )
3. Tingginya agka penyakit Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pangkajene.
4. Kasus DBD Tiap Tahun selalu ada di Puskesmas Pangkajene
Dari kriteria isu yang mendapat rangking tiga besar tersebut kemudian
dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG.

41
U S G
NO ISU JUMLAH PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Minimnya edukasi
masyarakat tentang
penyebab penyakit
Diabetes Mellitus dan 5 5 5 15 I
penanggulangannya
diPuskesmas
Pangkajene
2. Masih kurangnya
pemahaman
masyarakat tentang
5 4 5 14 II
penyakit infeksi
saluran pernafasan (
ISPA )
3. Tingginya angka
penyakit Hipertensi
5 3 4 12 III
diwilayah kerja
puskesmas pangkajene
Tabel 3.2 Analisis isu dengan alat
analisis USG Keterangan :
Skala : 1-5 U: Urgency (seberapa mendesak
Angka 5: Sangat gawat/mendesak isus tersebut)
Angka 4: Gawat/Mendesak S : Seriousness (seberapa serius
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak suatu isu harus dibahas)
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak G : Growth (Seberapa besar
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani)

42
3.3 Core Isu

Minimnya edukasi masyarakat tentang penyebab penyakit diabetes mellitus


dan penanggulangannya di UPT Puskesmas Pangkajene Kabuapten Sidenreng
Rappang.

3.4 Gagasan Pemecahan Isu

Edukasi masyarakat tentang penyebab penyakit diabetes mellitus dan


penanggulangannya di UPT Puskesmas Pangkajene Kabuapten Sidenreng
Rappang..

3.5 Matrix Rencana Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja Unit Pelayanan Terpadu Puskesmas Pangkajene Kabupaten


Sidenreng Rappang
Visi “Puskesmas Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Terdepan
Menuju Kecamatan Maritengngae Sehat.”
Misi 1. Memajukan dan meningkatkan kinerja pelayanan
kesehatan yang bermutu , merata, dan terjangkau
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional
dan Inovatif.
Motto KEPUASAN ANDA ADALAH TUJUAN KAMI
Identifikasi Isu 1. Minimnya edukasi masyarakat tentang penyebab
penyakit Diabetes Mellitus dan penanggulangannya di
Puskesmas Pangkajene.
2. Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang
penyakit infeksi saluran pernafasan ( ISPA )
3. Tingginya angka penyakit Hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Pangkajene
Isu yang Edukasi masyarakat tentang penyakit diabetes mellitus dan
diangkat penanggulangannya di UPT Puskesmas Pangkajene
Kabupaten Sidenreng Rappang.

43
Gagasan 1. Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan
Pemecahan Isu mentor ( Kepala Puskesmas Pangkajene ) terkait
rencana kegiatan aktualisasi .
2. Membuat brosur sebagai media edukasi
3. Melakukan edukasi kepada pasien DM dan pasien
yang bukan DM
4. Membuat banner sebagai media edukasi
5. Penyusunan laporan aktualisasi dan pelaporan hasil
kegiatan kepada pimpinan.

Tabel 3.3 Matrix rencana kegiatan aktualisasi

44
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Pelatihan Agenda 2 dan 3 Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan  Manajemen ASN Sejalan dengan visi Dengan
konsultasi dan Saat melaksanakan puskesmas : melakukan
meminta kegiatankonsultasi dan puskesmas sebagai konsultasi kepada
persetujuan meminta persetujuan mentor pusat pelayanan kepala puskesmas
pimpinan diperlukan sikap hormat, Kesehatan terdepan didapatkan nilai-
puskesmas sopan serta profesionalitas menuju kecamatan nilai Akuntabel
selaku mentor dan tanggung jawab maritenggae sehat. yaitu sebagai bukti
terkait rencana a. Menyiapkan bahan a. Catatan hasil  Akuntabel Misi Puskesmas: pertanggung
kegiatan konsultasi seperti Pertemuan ( saran Sebelum saya memulai kegiatan Memajukan dan jawaban kegiatan
aktualisasi surat rekomendasi dan masukan aktualisasi terlebih dahulu saya meningkatkan yang akan
kegiatan untuk mentor ) meminta izin kepada pimpinan kinerja pelayanan dilakukan
disetujui dan ditanda dengan jujur, bertanggung kesehatan yang
tangani oleh mentor, jawab,ramah, sopan dan santun. bermutu, merata dan
format saran dan terjangkau .
masukan mentor dan

45
kartu bimbingan
mentor.

b. Melakukan b.Surat
konsultasi dengan rekomendasi  Loyal Loyal yaitu
mentor ditandatangani Konsultasi sebelum melakukan komitmen
oleh pimpinan kegiatan akan menunjukkan menghormati
kesetiaan seorang ASN dalam pimpinan.
menjaga nama baik pimpinan
Bukti Kegiatan : sebagai pejabat tertinggi di unit
Dokumentasi foto kerja
 Kolaboratif Kolaboratif
Pertemuan dengan pimpinan Bekerja sama
menggambarkan bentuk kerja dengan pimpinan
sama agar kegiatan aktualisasi
yang akan dilaksanakan dapat
berjalan lancar dan memberi .
manfaat terhadap organisasi

46
2. Membuat Smart ASN Sejalan dengan Misi Dengan membuat
brosur sebagai memanfaatkan teknologi yang Puskesmas: brosur sebagai
media edukasi ada berupa laptop / komputer memberikan media edukasi
untuk mencari materi-materi pelayanan Kesehatan didapatkan nilai-
edukasi terupdate tentang yang professional nilai :
penyakit DM dan inovatif. Adaptif yaitu
memanfaatkan
a. Mencari bahan a. Tersed Adaptif teknologi untuk
materi di ianya Mencari materi dari sumber mencari materi
internet bahan terupdate menjadi tanggung terupdate tentang
materi jawab dalam memberikan DM
edukasi

b. Mencetak b. Tersedianya Kolaborasi : Kolaborasi


brosur brosur yang telah Bekerja sama dengan staf UPT Bekerja sama
dicetak . Puskesmas Pangkajene untuk dengan staf
mencetak brosur puskesmas
Bukti berupa foto pangkajene agar
kegiatan berjalan

47
dengan lancar.
3. Melakukan Smart ASN Sejalan dengan Misi
edukasi kepada Dengan melakukan edukasi kita Puskesmas: Berorentasi
pasien diabetes menerapkan kode etik dan kode memberikan pelayanan
mellitus ( DM ) perilaku yang berAKHLAK. pelayanan Kesehatan Memberikan
dan pasien yang a. Konsultasi a. Adanya Berorentasi pelayanan yang professional pelayanan dengan
bukan DM dengan saran dan Memberikan pelayanan dengan dan inovatif. prima,ramah.
pimpinan dan masukan prima, ramah sopan dan santun. Sopan dan santun
meminta saran dari Kolaborasi : kepada pasien
dan masukan mentor Bekerja sama dengan pimpinan sehingga pasien
dan masyarakat ( pasien ) yang merasa dihargai.
b. Mencari datang berobat dipuskesmas. Kolaboratif
referensi di b. Tersedian Adaptif : Menjalin kerja
internet ya materi Beradaptasi dengan lingkungan sama dengan baik
tentang terupdate baru kepada pimpinan
penyakit DM tentang dan pasien agar
penyakit kegiatan berjalan
DM dengan baik dan
lancar.

48
c. Membuat c. Tersedian Adaptif
kuesioner ya Menyesuaikan diri
kuesioner dengan lingkungan
d. Membagikan d. Kuesioner baru di unit kerja.
kuesioner pre diisi dan
dan post dijawab
edukasi. oleh
pasien
e. Melakukan e. Masyarak
edukasi at
mendapat
kan
informasi
tentang
penyakit
DM
f. Memutar vidio f. Adanya
edukasi vidio
tentang DM edukasi

49
g. Membagikan g. Pasien
brosur mendapat
kan brosur
h. Daftar hadir h. Adanya
daftar
hadir
pasien

4. Membuat Smart ASN Sejalan dengan visi Dengan membuat


banner sebagai Memanfaatkan teknologi yang puskesmas : banner sebagai
media edukasi ada berupa laptop / komputer puskesmas sebagai media edukasi
untuk mencari materi-materi pusat pelayanan didapatkan nilai-
terupdate tentang penyakit DM Kesehatan terdepan nilai :
a. Konsultasi a. Adanya saran Kolaborasi : menuju kecamatan Kolaborasi yaitu
dengan mentor dan masukan Bekerja sama dengan pihak maritenggae sehat. bekerja sama
terkait isi mentor tentang swasta untuk mendesain dan Misi Puskesmas: dengan pihak

50
banner isi banner mencetak banner. Memajukan dan swasta untuk
meningkatkan mendapatkan hasil
kinerja pelayanan desain banner
kesehatan yang yang baik .
b. Mendesain b. Tersedian Adaptif bermutu, merata dan Adaptif yaitu
banner ya desain Terus berinovasi dan terjangkau . terus berinovasi
banner mengembangkan kreatifitas. dan
c. Mencetak c. Tersedian mengembangkan
banner ya banner kreatifitas yang
yang dengan memasang
sudah banner ditempat
dicetak strategis sehingga
d. Memasang d. Terpasang masyarakat
banner nya tertarik untuk
banner membaca isi
ditempat banner.
strategis

51
5. Penyusunan Managemen ASN : Sejalan dengan visi
laporan Setiap hasil evaluasi dari puskesmas :
aktualisasi kegiatan wajib dilaporkan puskesmas sebagai
kepada pimpinan pusat pelayanan
Kesehatan terdepan
menuju kecamatan
.
maritenggae sehat.
Misi Puskesmas:
Memajukan dan
meningkatkan
kinerja pelayanan
kesehatan yang
bermutu, merata dan
terjangkau .

52
a. Menyusun a.Tersedianya Akuntabel Akuntabel
laporan hasil Laporan Menyusun laporan aktualisasi Dengan menyusun
aktualisasi aktualisasi sesuai dengan kegiatan yang laporan sesuai
b. Melaporkan hasil b. Hasil kegiatan dilakukan sehingga dapat dengan kegiatan
kegiatan kepada aktualisasi dipertanggung jawabkan yang dilakukan
pimpinan diketahui oleh secara jujur kepada selama aktualisasi
pimpinan pimpinan. maka bisa
dipertanggung
jawabkan dengan
jujur kepada
pimpinan dengan
adanya bukti-bukti
dokumentasi
kegiatan yang
dilakukan.
Tabel 3.4 Rancangan aktualisasi

53
Tabel 3.5 Jadwal kegiatan aktualisasi

Kegiatan Maret April


No.
M .4 M.1 M.2 M. 3
1. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait rencana kegiatan
2. Membuat brosur sebagai media edukasi
3. Melakukan edukasi kepada pasien diabetes mellitus ( DM ) dan pasien yang bukan
DM
4. Membuat banner sebagai media edukasi
5. Penyusunan laporan aktualisasi

54
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, P. N. R. (2014). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara.
Modul Adaptif. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negera Republik Indonesia.2021
Modul Akuntabel . Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negera Republik Indonesia.2021
Modul Berorientasi Pelayanan. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negera Republik Indonesia.2021
Modul Harmonis. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negera Republik Indonesia.2021
Modul Kolaboratif. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negera Republik Indonesia.2021
Modul Kompeten . Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negera Republik Indonesia.2021
Modul Loyal . Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negera Republik Indonesia.2021
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Manajemen Aparatur Sipil negara . Jakarta : Lembaga
Administrasi Negera Republik Indonesia.2021
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Wawasan Kebangsaan dan nilai bela negara . Jakarta :
Lembaga Administrasi Negera Republik Indonesia.2021
Modul Smart ASN . Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negera Republik Indonesia.2021
Profil Puskesmas Pangkajene 2021
Dinkes Kab. Sidrap 2021
PANRB Nomor 20 Tahun 2021
Permenkes No. 43 tahun 2019
www.google.com
https://www.alodokter.com/Diabetes

55

Anda mungkin juga menyukai